A. Prinsip pemeriksaan metode finger prick test Prinsip pemeriksaan finger prick test adalah melakukan pembacaan glukosa darah kapiler dengan alat glukometer. Tetes darah diambil dari bagian ventral ujung jari tangan. Alat glukometer ini seiring dengan berjalannya waktu semakin beragam, semakin kecil, canggih, bahkan diatur dengan komputer sehingga pembacaan secara langsung dapat dilakukan dari angka yang didapat dari layar digital glukometer (Tandra, 2008).
B. Prinsip pemeriksaan metode benedict Pemeriksaan metode benedict menggunakan prinsip pemanasan pada suasana alkalis dapat menyebabkan glukosa bisa merubah cupri sulfat yang terdapat dalam larutan benedict menjadi cupri hidroksida dengan bermacam-macam warna sehingga dapat diamati kadar glukosanya di urin secara semi-kuantitatif. Pemeriksaan metode ini mirip dengan metode Fehling, akan tetapi metode Benedict lebih baik dalam segi pembacaan. Hal ini disebabkan karena pada metode benedict, bisa didapatkan hasil positif dalam beberapa derajat berbeda dengan warna yang berbeda, yaitu positif satu (+), positif dua (++), dan seterusnya. Dalam metode Fehling, tidak ada kadar positif dalam berbagai derajat. Jika menggunakan metode fehling, saat warna tetap biru, diinterpretasikan sebagai hasil negatif (-). Jika warna berubah menjadi hijau, kuning atau jingga, diinterpretasikan sebagai positif (+) tanpa adanya penderajatan (Nigam, 2008).
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIKBLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN URIN
Oleh :
Kelompok D.4
1. Rizka Putri Pratiwi G1A012011
2. Dzicky Rifqi Fuady G1A012040
3. S. Liyaturrihana Putri G1A012124
4. Mutia Radella G1A012148
5. Jelita Numa Nadiya G1A012152
6. Agung Maulana Rahman G1A012027
7. Bayu Aji Pamungkas G1A011071
8. Agustin Nurul Fahmawati G1A012022
9. Gilang Ananda G1A011082
Asisten
Yefta
G1A011066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN
2013
1
LEMBAR PENGESAHANPRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISMEPEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN URIN
Oleh :
Kelompok D.4
1. Rizka Putri Pratiwi G1A012011
2. Dzicky Rifqi Fuady G1A012040
3. S. Liyaturrihana Putri G1A012124
4. Mutia Radella G1A012148
5. Jelita Numa Nadiya G1A012152
6. Agung Maulana Rahman G1A012027
7. Bayu Aji Pamungkas G1A011071
8. Agustin Nurul Fahmawati G1A012022
9. Gilang Ananda G1A011082
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Patologi Klinik
blok Endokrin dan Metabolisme pada Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Diterima dan disahkan
Purwokerto, 12 Oktober 2012
Asisten,
YeftaNIM G1A011066
2
BAB I
DASAR TEORI
A. Prinsip pemeriksaan metode finger prick test
Prinsip pemeriksaan finger prick test adalah melakukan pembacaan
glukosa darah kapiler dengan alat glukometer. Tetes darah diambil dari bagian
ventral ujung jari tangan. Alat glukometer ini seiring dengan berjalannya
waktu semakin beragam, semakin kecil, canggih, bahkan diatur dengan
komputer sehingga pembacaan secara langsung dapat dilakukan dari angka
yang didapat dari layar digital glukometer (Tandra, 2008).
B. Prinsip pemeriksaan metode benedict
Pemeriksaan metode benedict menggunakan prinsip pemanasan pada
suasana alkalis dapat menyebabkan glukosa bisa merubah cupri sulfat yang
terdapat dalam larutan benedict menjadi cupri hidroksida dengan bermacam-
macam warna sehingga dapat diamati kadar glukosanya di urin secara semi-
kuantitatif. Pemeriksaan metode ini mirip dengan metode Fehling, akan tetapi
metode Benedict lebih baik dalam segi pembacaan. Hal ini disebabkan karena
pada metode benedict, bisa didapatkan hasil positif dalam beberapa derajat
berbeda dengan warna yang berbeda, yaitu positif satu (+), positif dua (++),
dan seterusnya. Dalam metode Fehling, tidak ada kadar positif dalam berbagai
derajat. Jika menggunakan metode fehling, saat warna tetap biru,
diinterpretasikan sebagai hasil negatif (-). Jika warna berubah menjadi hijau,
kuning atau jingga, diinterpretasikan sebagai positif (+) tanpa adanya
penderajatan (Nigam, 2008).
C. Definisi Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.
Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam
3
tubuh seperti glikogen, ribosa dan deoxiribosa dalam asam nukleat, galaktosa
dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan
(Murray et al., 2009).
Glukosa merupakan produk akhir metabolisme karbohidrat dan
merupakan sumber energi utama pada organisme hidup, penggunaannya
dikendalikan oleh insulin. Kelebihan glukosa disimpan dalam hati menjadi
glikogen serta disimpan dalam otot untuk digunakan bila diperlukan dan di
samping itu diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa
(Dorland, 2011).
D. Jalur Oksidasi Karbohidrat
Jalur utama oksidasi karbohidrat adalah glikolisis, oksidasi asam lemak,
oksidasi benda keton, siklus asam sitrat (siklus trikarboksilat), jalur pentosa
fosfat, dan jalur masing-masing untuk setiap asam amino. Dalam semua jalur
tersebut oksidasi glukosa terjadi melalui pemberian elektron kepada NAD+,
NADP+, dan FAD. Sintesis ATP dari jalur-jalur ini bergantung pada energi
yang dibebaskan oleh pemindahan elektron pembawa yang tereduksi ke O2
dan pada fosforilisasi oksidatif. Seluruh jalur tersebut adalah jalur aerobik
sehingga jalur-jalur tersebut menggunakan hampir seluruh oksigen yang kita
hirup (Dawn, Allan & Colleen, 2012).
E. Glikolisis
Glikolisis adalah suatu urutan reaksi-reaksi yang mengkonversi glukosa
menjadi piruvat bersamaan dengan produksi sejumlah ATP yang relatif kecil.
Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan siklus asam sitrat dan
rantai transport elektron yang bersama-sama membebaskan sebagian energi
yang tersimpan dalam mitokondria, tempat piruvat dioksidasi lengkap menjadi
CO2 dan H2O (Stryer, 2000).
Sepuluh reaksi glikolisis terjadi dalam sitosol, pada tahap pertama
glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6 bisfosfat melalui reaksi fosforilasi,
4
isomerisasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul
glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 bisfosfat
dipecah oleh aldolase membentuk dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida
3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonversi. Gliseraldehida 3-
fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fosforilasi membentuk 1,3
bisfosfogliserat, suatu asil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi.
3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Pada tahap akhir
glikolisis, fosfoenolpiruvat dikonversi menjadi piruvat. Terdapat keuntungan
bersih dari dua molekul ATP pada pembentukan dua molekul piruvat dari satu
molekul glukosa (Stryer, 2000).
Pada keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana dari dua jalur
(aerob dan anaerob) yang diikuti. Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapat
direoksidasi melalui rantai respiratorik menjadi oksigen. Piruvat direduksi
oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat dehidrogenase.
Terdapat berbagai isoenzim laktat dehidrogenase spesifik-jaringan yang
penting secara klinis. Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat
memungkinkan glikolisis berlangsung tanpa oksigen dengan menghasilkan
cukup NAD+ untuk siklus berikutnya dari reaksi yang dikatalisis oleh
gliseraldehida 3 - fosfat dehidrogenase (Murray et al., 2009).
F. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum,
diatur dengan ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan
pada batas-batas yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi
hari, sebelum orang makan (Henrikson et al., 2009).
Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan gula darah
puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8 jam.
Pemeriksaan gula darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa darah
5
tepat selepas 2 jam makan. Pemeriksaan gula darah ad random mengukur
kadar glukosa darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir (Henrikson
et al., 2009).
G. Mekanisme Keseimbangan Glukosa dalam darah
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan
endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan enzim-enzim pencernaan sedangkan
bagian endokrin mengeluarkan hormon-hormon yang dihasilkan oleh sel-sel
pada pulau Langerhans (Islets Langerhans). Bagian ini tersusun dari sel-sel
endokrin yaitu, sel α yang menghasilkan glukagon yang berfungsi untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis dan
glikoneogenesis sehingga mengakibatkan glukosa dalam darah naik. Selain sel
α ada juga sel β yang menghasilkan insulin dan berfungsi untuk menurunkan
kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan proses glikogenesis sehingga
glukosa dalam darah diubah menjadi glikogen yang nantinya disimpan di
hepar dan otot. Walaupun jarang, adapula sel δ yang menghasilkan
somatostatin dan juga sel F yang menghasilkan polypeptide pankreas
(Sherwood, 2011).
6
Gambar 1. Keseimbangan Pengaturan kadar glukosa dalam darah (www.forumsains.com)
Insulin dan glukagon memainkan peran yang sangat penting dalam
regulasi kadar glukosa dalam darah agar tetap homeostasis. Apabila kadar
glukosa dalam darah turun, misalnya saat berpuasa, maka sel α akan
menyekresikan produknya yaitu glukagon yang berefek pada peningkatan
glikogenolisis dan glikoneogenesis yang terjadi pada hepar, dan otot skelet
serta jaringan adiposa sehingga mengakibatkan kadar gula dalam darah
kembali normal, keadaan normal glukosa darah ini mengakibatkan pelepasan
glukagon mulai berkurang sampai akhirnya berhenti. Sebaliknya, jika kadar
gula darah tinggi misalnya setelah makan makanan berkarbohidrat tinggi,
maka disinilah peran sel β yang mensekresikan insulin dan mengakibatkan
efek pada peningkatan proses glikogenesis dan pemakaian glukosa oleh sel-sel
tubuh dipercepat sehingga kadar glukosa darah kembali normal, dan sekresi