Top Banner
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA STRUKTUR GARIS MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020
38

Laporan Petrologi_batuan Metamorf

Feb 03, 2016

Download

Documents

IZMPDhea

format
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 2: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa bagian luar bumi ini  tertutupi oleh

daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan.

Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati

langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan

cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh

beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan

tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku

(igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan

metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda

materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan terluar

kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri dari lapisan

Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).

Batuan metamorf  muncul sebagai hasil metamorfisme  batuan batuan yang

telah ada sebelumnya. Agen utama penyebab terjadinya proses metamorfisme dalam

kerak bumi adalah Tekanan, tegangan geser, peningkatan suhu, efek cairan kimia

aktif dan gas.Berat dari sedimen-sedimen overburden akan berpengaruh kecil pada

transformasi, selain pemadatan dan litifikasi yang termassuk cairan pelarut yang

mengankut material-material dan sekaligus berperan sebagai pengikat butiran di

batuan sedimen.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum ini yaitu agar kami dapat mengetahui karakteristik pada

batuan metamorf dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kita tentang

batuan metamorf.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 3: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

1.2.2 Tujuan

1. Praktikan dapat memahami definisi batuan metamorf.

2. Praktikan dapat memahami tekstur serta struktur pada batuan metamorf.

3. Praktikan dapat mengklarifikasikan batuan metamorf.

1.3. ALAT DAN BAHAN

1.3.1. Alat

1. Loupe 10x pembesaran

2. Alat Pembanding

3. Alat tulis menulis

4. Kamera (HP)

1.3.2. Bahan

1. Batuan Piroklastik

2. Air

3. Skala Wentworth

4. Skala Fisher

5. Problem Set

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 4: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama

batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang

telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang

berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150

°Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang

besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf

lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu

marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan

pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan

tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

2.2 Analisis Batuan Metamorf

Batuan asal atau batuan induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen

maupun batuan metamorf dan telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur serta

struktur sebagai akibat adanya perubahan temperatur (di atas proses diagenesa dan di

bawah titik lebur; 200-350oC < T < 650-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P <

10.000 atm) disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme tersebut terjadi di dalam MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH

09320130020

Page 5: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km – 20 km. Winkler (1989) menyatakan

bahwasannya proses-proses metamorfisme itu mengubah mineral-mineral suatu

batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan

kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses

tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.

2.3 Pengertian Metamorfisme

Metamorfisme merupakan proses yang menyebabkan perubahan teksture,

mineralogi atau kedua-duanya yang terjadi pada batuan dengan limit bawahnya

diagenesis dan pelapukan dan limit atasnya adalah melting (peleburan). Proses

perubahan teksture yang tidak diiringi oleh perubahan mineraloginya ada 2 macam,

yaitu : Cataclastic dan rekristalisasi. Cataclastic adalah proses penghancuran pada

batuan, sedangkan rekristalisasi adalah proses penyusunan kembali kristal lattice dan

hubungan dalam butir melalui migrasi ion dan deformasi lattice, tanpa disertai

penghancuran butiran. Neocristalisasi adalah proses pembentukan mineral baru yang

tidak terdapat pada batuan metamorf sebelumnya. Proses serupa terjadi juga selama

proses diagenesis. Jadi metamorfisme boleh dikatakan sama dengan diagenesis,

tetapi hanya meliputi proses yang terjadi pada permukaan bumi (p dan t rendah).

Batuan metamorf adalah batuan dengan teksture dan mineral yang

menggambarkan cataclastik, rekristalisasi atau neokristalisasi sebagai respon

terhadap kondisi yang berbeda dari pembentukan batuan tersebut dan proses diantara

diagenesis dan anatexis. Batua asal dari metamorf ini biasa berasal dari batuan beku,

batuan sedimen, maupun batuan metamorf itu sendiri tapi dengan derajat yang lebih

rendah. Metamofisme, dapat juga terjadi pada temperature and pressures yang lebih

tinggi dari 200oC and 300 MPa. Batuan yang terkena proses metamorfisme bisa saja

berada pada kedalaman jauh dari permukaan bumi seperti yang terjadi pada zona

subduksi atau collision. Batas atas dari metamorfisme terjadi pada pressure and

temperature dimana batuan tidak mengalami fasa melting atau peleburan. Jika telah

mengalami melting maka tidak dapat lagi disebut sebagai metamorfisme.

2.4 Pengenalan Batuan Metamorf

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 6: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

Pengenalan batuan metamorf dapat dilakukan melalui kenampakan-

kenampakan yang jelas pada singkapan dari batuan metamorf yang merupakan akibat

dari tekanan-tekanan yang tidak sama. Batuan-batuan tersebut mungkin mengalami

aliran plastis, peretakan dan pembutiran atau rekristalisasi. Beberapa tekstur dan

struktur di dalam batuan metamorf mungkin diturunkan dari batuan pre-metamorfik

(seperti: cross bedding), tetapi kebanyakan hal ini terhapus selama metamorfisme.

Penerapan dari tekanan yang tidak sama, khususnya jika disertai oleh pembentukan

mineral baru, sering menyebabkan kenampakan penjajaran dari tekstur dan struktur.

Jika planar disebut foliasi. Seandainya struktur planar tersebut disusun oleh lapisan-

lapisan yang menyebar atau melensa dari mineral-mineral yang berbeda tekstur,

misal: lapisan yang kaya akan mineral granular (seperti: felspar dan kuarsa)

berselang-seling dengan lapisan-lapisan kaya mineral-mineral tabular atau prismatik

(seperti: feromagnesium), tekstur tersebut menunjukkan sebagai gneis. Seandainya

foliasi tersebut disebabkan oleh penyusunan yang sejajar dari mineral-mineral pipih

berbutir sedang-kasar (umumnya mika atau klorit) disebut skistosity. Pecahan batuan

ini biasanya sejajar dengan skistosity menghasilkan belahan batuan yang

berkembang kurang baik.

Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain yaitu

didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk batuan

metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-tama

dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran mineral)

atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral) (Tabel 3.12). Pada metamorfisme tingkat

tinggi akan berkembang struktur migmatit (Gambar 3.12). Setelah penentuan struktur

diketahui, maka penamaan batuan metamorf baik yang berstruktur foliasi maupun

berstruktur non foliasi dapat dilakukan. Misal: struktur skistose nama batuannya

sekis; gneisik untuk genis; slatycleavage untuk slate/ sabak. Sedangkan non foliasi,

misal: struktur hornfelsik nama batuannya hornfels; liniasi untuk asbes.

Variasi yang luas dari tekstur, struktur dan komposisi dalam batuan metamorf,

membuatnya sulit untuk mendaftar satu atau lebih dari beberapa kenampakkan yang

diduga hasil dari proses metamorfisme. Oleh sebab itu hal terbaik untuk

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 7: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

mempertimbangkan secara menerus seperti kemungkinan banyaknya perbedaan

kenampakan-kenampakan yang ada.

2.5 Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada

sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur

dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan

temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).

Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses

metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan

akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau

variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia,

dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami

metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair

(Diktat Praktikum Petrologi, 2006).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah perubahan

temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang, 1962).

Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain

oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal.

Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama

terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya

metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C +  500C yang ditandai dengan

munculnya mineral-mineral Mg – carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite,

Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum

terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya

(Bucher & Frey, 1994).

Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya.

Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaan

yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 8: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey,

1994).

Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan,

mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak

berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik.

Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat

membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).

2.6 Tipe-Tipe Metamorfosa

Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan

geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Metamorfosa regional / dinamothermal

Metamorfosa  regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang

terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang

sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa orogenik,

burial, dan dasar samudera (ocean-floor).

a. Metamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses

deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang

dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk

yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini

memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.

b. Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada

daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat.

Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.

c. Metamorfosa Dasar dan Samudera

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di

sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 9: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya

pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan

dan air laut tersebut.

2. Metamorfosa Lokal

Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara

beberapa meter sampai kilometer saja.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

3.1.1. Data 01

No. Urut : 01

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Putih

Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Granoblastik )

Struktur Batuan : Non Foliasi (Granulose )

Komposisi Mineral :

Nama

Mineral

Warna

Mineral

Bentuk

mineral

persentase

% % % Rata 2

Kalsit Putih tulang Prismatik 90 90 90 90%

Kuarsa Putih bening Prisma segi enam 10 10 10 10%

Nama Batuan : MARMER

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 10: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.1.2. Data 02

No. Urut : 02

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Warna Lapuk : Abu- Abu

Warna Segar : Putih

Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Nematoblastik)

Struktur Batuan : Foliasi( Monolitik )

Komposisi Mineral :

Nama

Mineral

Warna

Mineral

Bentuk

mineral

persentase

% % % Rata 2

Kuarsa Putih bening

atau susu

Prisma segi enam 100 100 100 100 %

Nama Batuan : KUARSIT

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 11: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.1.3. Data 03

No. Urut : 03

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Hitam Keabu-abuan

Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Nematoblastik)

Struktur Batuan : Foliasi( Gneistosa )

Komposisi Mineral :

Nama

Mineral

Warna

Mineral

Bentuk

mineral

persentase

% % % Rata 2

Amphibol Hitam/hijau Memanjang 70 70 70 70%

Mika Coklat Memipih 20 20 20 20%

Plagioklas Putih pucat Prismatik 10 10 10 10%

Nama Batuan : GNEISS

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 12: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.1.4. Data 04

No. Urut : 04

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Hijau

Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Grano Nematoblastik)

Struktur Batuan : Non Foliasi( Hornferlsik)

Komposisi Mineral :

Nama

Mineral

Warna

Mineral

Bentuk

mineral

persentase

% % % Rata 2

Garnet Hijau Tabular 55 55

%

55% 55%

Kuarsa Putih bening Prisma segi enam 30 30

%

30% 30 %

Biotit Hitam kehijauan Memipih 15 15 15 15 %

Nama Batuan : HORNFLESS

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 13: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.1.5. Data 05

No. Urut : 05

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Hijau Muda

Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Lepidoblastik)

Struktur Batuan : Foliasi( Phylitik)

Komposisi Mineral :

Nama

Mineral

Warna

Mineral

Bentuk

mineral

persentase

% % % Rata 2

Epidot Hijau muda 60 60 60 60%

Plagioklas Putih susu prismatik 30 30 30 30%

Klorite Hijau 10 10 10 10%

Nama Batuan : FILIT ( PHYLLITE )

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 14: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.2 Pembahasan

3.2.1 Data 01

Gambar 3.2.1. Marmer

Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 01 ini, dapat kita lihat

jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 15: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu

yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi

dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah putih yaitu

warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan

ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi

dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan

komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk

batuan ini keristiblastiknya adalah granoblastik (kristal atau mineral mempunyai

bentuk equigranular atau bentuk kristalnya seragam). Strukturnya adalah non

foliasi(tidak ada penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah granulose yaitu

struktur dari minerlnya equigranular tanpa terjadi penjajaran pipih.

Batuan ini memiliki komposisi mineral kalsit dengan warna putih tulang,

bentuknya adalah prismatik dengan persentase 90. Kuarsa warna putih, bentuk

umumnya prisma segi enam serta persentasenya adalah 10%. Nama batuan ini adalah

MARMER.

Marmer atau biasa disebut batu pualam merupakan batuan hasil proses

metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur. Pengaruh dari

temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya

kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk foliasi ataupun non foliasi.

Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur batukapur dan

membentuk struktur dan tekstur baru. Dari hasil metamorfisme inilah yang

membentuk batukapur menjadi marmer. Marmer banyak ditemukan dipangkep,

sulawesi selatan.

Marmer digunakan sebagai bahan ornamen, bahan utama pembuatan tehel dan

sebagai objek untuk seni pahat dan patung. Sistem pertambangannya dapat

digunakan open pit (tambang terbuka). Dimana marmer dipotong secaea blokdan

dipindahkan ketahap selanjutnya.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 16: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.2.2 Data 02

Gambar 3.2.2. Kuarsit

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 17: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 02 ini, dapat kita lihat

jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu

yang tinggi. Warna lapuknya adalah abu-abu yaitu warna yang telah terkontaminasi

dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah putih yaitu

warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan

ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi

dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan

komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk

batuan ini keristiblastiknya adalah nematoblastik (tekstur yang tersusun oleh mineral-

mineral prismatik yang tersusun searah dan teratur). Strukturnya adalah non foliasi

(tidak ada penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah granulose yaitu struktur dari

minerlnya equigranular tanpa terjadi penjajaran pipih.

Batuan ini memiliki komposisi mineral kuarsa warna putih, bentuk umumnya

prisma segi enam dengan kekerasan 7 skala mohs serta persentasenya adalah 100%.

Nama batuan ini adalah KUARSIT.

Kuarsit termasuk salah satu jenis batuan metamorf yang kelas dan kaya akan

mineral-mineral kuarsa. Terbentuk karena batu pasir kuasra atau batu pasir dari urat-

urat kuarsa yang tersemenkan dengan silika menglami proses metamorfisme atau

mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangks waktu lama atau

tertentu. Panas yang intens dan tekanan dar metamorfosis menyebabkan butir kuarsa

untuk kompak dan menjadi erat, sehingga membentuk kuarsit sangat keras dan padat.

Kuarsit terbentuk oleh panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis reginal dari

batupasir.Keterdapatan batuan ini terutama diiindonesia terdapat disepanjang pantai

barat sumatra, jawa bagian selatan dan utara juga disulawesi tengah poso.

Kuarsit digunakan di berbagai sektor namun paling berguna adalah insutr.

Sebagai batu hias dan juga kontruksi jalan. Sistem penambangannya digunakan

peralatan secara sederhana antara lain gancu dan linggis.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 18: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.2.3 Data 03

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 19: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

Gambar 3.2.3. GNEISS

Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 03 ini, dapat kita lihat

jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu

yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi

dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hitam keabu-

abuan yaitu warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli

batuan. Batuan ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari

proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya

perubahan bentuk dan komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa

bagian namun untuk batuan ini keristiblastiknya adalah nematoblastik (tekstur yang

tersusun oleh mineral-mineral prismatik yang tersusun searah dan teratur).

Strukturnya adalah foliasi (adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah

gneistosa yaitu struktur foliasi idak menerus dengan ukuran butir sedang himhha

kasar.

Batuan ini memiliki komposisi mineral diantaranya adalah

hornblenda/amphibole berwarna hitam hingga hijau,bentuk umumnya dalah

memanjang dengan persentase 70%, mika berwarna coklat dengan bentuk memipih

dengan persentase 20% serta plagioklas dengan warna puti bentuk prismatik dan

persentase 20%. Nama batuan ini adalah GNEISS.

Gneiss terbentuk pada saatbatuan beku yang berada didalam permukaan bumi

mengalami proses metamorfisme dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Paa

batuan kurang dari 50% dan mineral-mineral menjadi mempunyai bentu penjajaran

yang tipis dan terlipast pada lapisan-lapisan kita dapat melihat bahwasannya tidak

seperti pada batuan schist yang mempunyai penjajaran mineral yang sangat kuat,

batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral

tersebut.

Kegunaan dan manfaat batuan gneiss banyak digunakan untuk membuat

kerajinan seperti asbak, patung dan dapat digunakan juga sebagai agregat atau

sebagai batu untuk bangunan.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 20: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.2.4 Data 04

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 21: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

Gambar 3.2.4. Hornfels

Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 04 ini, dapat kita lihat

jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu

yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi

dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hijau yaitu

warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan

ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi

dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan

komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk

batuan ini keristiblastiknya adalah grano nematoblastik (gabungan dari tekstur

granoblastik dan nematoblastik yaitu teksturnya tersusun atas material-material

berbentuk prismatik dan tabular yang terarah). Strukturnya adalah non foliasi (tidak

adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah honfelsik atau kenampakan

dari struktur atau agregasi mineral-mineral equidimencional, tanpa terjadi penjajaran

mineral pipih.

Batuan ini memiliki komposisi mineral diantaranya adalah garnet yang

berwarna hijau, bentuk umumnya tabular (pipih), dan prersentase rata-ratanya 55%.

Kuarsa berwarna putih berbentuk prisma segi enam dengan persentase 30%. Dan

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 22: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

biotit dengan warna hitam dan bentuk umumnya adalah tabular (pipih) dengan

persentase 15%. Nama batuan ini adalah HORNFELS.

Hornfels terbentukketika shale dan clay stone mengalami metamorfosis oleh

temperatur dan intrusi batuan beku. Ketika megma bergerakkeatas dan pada saat

melewati batuan yang ada disekitarnya terutama batuan asal dari hornfels, akan

membuat tekstur dan struktur batuan asalnya beruah total. Membentukbatuan baru

yaitu hornfels. Hrnfels terbentuk dikdekat sumber panas seperti dapur magma.

Hornfels dapat ditemuan di sekitar gunung api. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Hornfels dapat digunakan sebagai bahan pndasi bangunan karena

sifatnyayang padat. Tidak ada suatu penambangan secara khusus untuk menambang

hornfels.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 23: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

3.2.5 Data 05

Gambar 3.2.5. Filit (Phylite)

Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 05 ini, dapat kita lihat

jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu

yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi

dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hijau yaitu

warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan

ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi

dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan

komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk

batuan ini keristiblastiknya adalah lepidoblastik (tekstur yangmaterial-materialnya

berbentuk tabular atau pipih yang tersusun sejajar dan terarah). Strukturnya adalah

foliasi (adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah philitic yaitu

rekristalisasi lebih kasar dari slatycleavage, lebih mengkilap dari batuan sabak dan

mineralnya lebih banyak.

Batuan ini memiliki komposisi mineral diantaranya adalah epidot berwarna

hijau muda bentuk pipih (tabular) dengan persentase rata-ratanya adaah 60%. MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH

09320130020

Page 24: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

Plagioklas berwarna putih berbentuk prismatik dengan persentase 30% dan juga

klorit berwarna hijau bentuk tabular (pipih) dan persentasenya 10%. Nama batuan ini

adalah FILIT (PHYLITE).

Filit merupakan batuan metamorf yang mengalami proses metamorfisme.

Batuan asal filit adalah batuan metamorf sebdiri yaitu slate. Slate mengalami proses

metamorfisme dimana slate terjadi rekristalisasi kembali mengubah tekstur dan

struktur slate. Perubahan inilah yang membentuk batuan filit. Dengan kata lain filit

adalah lanjutan dari slate, tekstur dan struktur slate dan filit hampir sama, namun

yang memebedakan filit lebih kasar dari slate dan lebih mngkilap. Filit dihasilkan

oleh metamorfisme regional rendah.

Filit digunakan sebagai bahan isoator yang tahan api, bahan interior untuk

laintai dan dinding. Dan juga sebagai bahan kontruksi bangunan. Sistem

penammbangannya yaitu open pit.

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 25: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,

batuan metamorf merupakan batuan hasil ubahan dari batuan asalnya (batuan beku,

batuan sedimen dan batuan metamorf) yang mengalami proses metamorfisme, proses

metamorfisme dibagi menjadi 3 yaitu metamorfisme kontak (dipengaruhi oleh suhu),

dan metamorfisme dinamik (dipengaruhi oleh tekanan) dan metamorfisme regional

(dipengaruhi oleh suhu dan tekanan).

Dalam pembentukan batuan metamorf, pasti akan memiliki mineral penyusun,

mineral-mineral penyusunnya terbagi menjadi dua yaitu mineral stress atau mineral

stabil contoh mika, kuarsa, epidot dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress atau

mineral tahan tekanan contoh mika, zeolit, tremolit, aktinolit, glaukofan,

hornblenblende, serpentin dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress yaitu mieral

yang terbentuk bukan dalam kodisi tekanan, umumnya berbentuk equidimensional

contohnya kuarsa, garnet, kalsit, stroulit, feldpar, kordierit, epidot dll.

Tekstur batuan metamrf dibagi menjadi dua yaitu kristoblastik dan tektur yang

berasal dari proses rekristalisasi dan juga tekstur sisa. Struktur batuan metamorf

terbagi menjadi dua yaitu foliasi (adanya) dan non foliasi atau tidak ada pensejajaran

mineral.

4.1 Saran

Saya harap agar asisten memberi respon praktikan pada saat asistensi, dan

sebelum menyetujui laporan praktikan (ACC) sebaiknya praktikan direspon lagi,

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan praktikan dalam memahami mata acara

dari laporan tersebut dan jika ada praktikan yang kurang paham, tolong dibimbing

sampai praktikan paham (setidaknya harus ada yang praktikan tahu dari mata acara

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020

Page 26: Laporan Petrologi_batuan Metamorf

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR GARIS

tersebut meskipun sedikit), sehingga pada saat seminar nanti, praktikan dapat

mempertanggungjawabkan isi laporannya.

DAFTAR PUSTAKA

Graha Setia Doddy, 1987. “Batuan dan Mineral”, Nova : Bandung

Marwadi, Ir. 2007. “Modul Deskripsi Batuan”, SMK NEGRI 2 Depok : Sleman

Yogyakarta

Tim Penuntun, 2015.”Buku Panduan Praktikum Petrologi”, Universitas Muslim

Indonesia: Makassar

https://Dunia-atas-blogspot.com/2012/10/mineralmarmer.html diakses pada hari

rabu, tanggal 27 Mei pukul 22.00

http://lupustm.blogspot.com/2014/10/tugas-pendahuluan-batuan-metamorf.html

diakses pada hari rabu, 27 Mei 2015 pukul 21.45

MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH 09320130020