BAB IPENDAHULAN1.1 Latar BelakangPetrologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang
mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan
tersebut dan hubungannya dengan proses proses geologi dan sejarah
geologinya. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan
fase padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal kristal
mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat
berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal. Dalam
makalah ini menyajikan contoh contoh batuan beku,sedimen,dan
metamorf yang dilengkapi dengan deskripsi batuan batuan tersebut
mulai dari tekstur,struktur,sampai dengan kandungan mineral yang
ada dalam batuan tersebut sehingga kita bisa mengetahui nama batuan
tersebut melalui deskripsi batuan.
1.2 Maksud dan TujuanMaksud dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai konsep untuk menentukan jenis batuan beku,batuan
sedimen,dan batuan metamorf yang tersebar merata di permukaan bumi
ini dengan tujuan untuk mengetahui jenis batuan dengan cara
mengidentifikasinya melalui tekstur batuan, struktur batuan, maupun
mineral yang terkandung dalam batuan tersebut.
1.3 Manfaat Bagi PenulisDapat menambah wawasan penulis mengenai
identifikasi batuan sehingga penulis bisa mengetahui jenis batuan
tersebut apa dan termasuk ke dalam batuan beku,sedimen,atau
metamorf. Bagi PembacaSebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan
sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan khususnya mengenai
identifikasi batuan
BAB IIDASAR TEORI
BATUAN BEKU
I. BATUAN BEKU NON FRAGMENTALPada umumnya batuan beku non
fragmental berupa batuan beku instrusif ataupun aliran lava yang
tersusun atas kristal-kristal mineral. Dalam pengamatan batuan beku
ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah :A. Warna batuanWarna
batuan beku berkatan erat dengan kompoisi mineral penyusunnya,
mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi
magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma
pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan.Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kwarsa,
potas feldsfar, muskovit.Batuan beku yang berwarna gelap sampai
hitam umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral
felsik dan mafiknya hampir sama banyak.Batuan beku yang berwarna
hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral
penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.Batuan beku berwarna
hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut batuan beku
ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.
B. Struktur batuan.Struktur adalah kenampakan hubungan antar
bagian-bagian batuan yang berbeda.Pada batuan beku struktur yang
sering ditemukan adalah :1. Masif.Bila batuan pejal tanpa retakan
ataupun lubang-lubang gas.2. Jointing.Bila batuan tampak mempunyai
retakan-retakan, kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan
di lapangan.
3. Vesikuler.Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas dengan
arah teratur,lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu
pembekuan berlangsung. Struktur ini dibagi lagi menjadi yaitu :a.
Skoriaan ; bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.b.
Pumisan ; bila lubang-lubang gas saling berhubunganc. Aliran ; bila
adanya kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubanglubang
gas.d. Amigdaloidal ; bila lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral skunder.e. Xenolit ; struktur yang memperlihatkan
adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan
beku.
C. Tekstur batuan bekuTekstur dalam batuan beku dapat
diterangkan sebagai hubungan atau keadaan yang erat antara
unsur-unsur mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang
merata dari batuan. Tekstur dalam batuan beku di bagi menjadi
beberapa faktor, antara lain ; tingkat kristalisasi, ukuran butir,
bentuk butir, granulitas dan hubungan antar butir (fabric).1.
Tingkat Kristalisasi.Tingkat kristalisasi pada batuan beku
tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma
berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan
kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat
sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila
penurunan suhu relative cepat maka kristal yang di hasilkan
kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi
sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada
energi yang cukup untuk penggantian dan pertumbuhan kristal
sehingga akan dihasilkan gelas.Tingkat kristalisasi batuan beku
dapat di bagi menjadi :a. Holokristalin .Bila seluruh batuan
tersusun atas kristal-kristal mineral.b.
Hypokristalin/Hypohyalin/Merokristalin.Bila batuan beku terdiri
dari sebagian kristal dan gelas.c. Holohyalin.Bila seluruh batuan
tersusun oleh gelas.
2. Ukuran Kristal.
3. Granulitas.Dalam batuan beku granulitas menyangkut derajat
kesamaan ukran butir dari kristal penyusun batuan.Granulitas pada
batuan beku non fragmental dapat di bagi menjadi beberapa macam
yaitu:a. Equigranular.Disebut equigranular apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Teksturequigranular di bagi menjadi :1)
Fanerik granularBila kristal mineral dapat dibedakan dengan mata
telanjang dan berukuran seragam.Kristal fanerik dapat dibedakan
menjadi ukuran-ukuran :- Halus, apabila ukuran diameter rata-rata
kristal individu @ 1 mm.- Sedang, apabila ukuran
diameterkristal-kristal antara 1 mm 5 mm.- Kasar, apabila ukurannya
berkisar antara 5 mm 30 mm.- Sangat kasar apabila ukurannya A 30
mm. Gambar 3 : Tekstur Fanerik Granular2) Afanitik.Apabila ukuran
kristal-kristal mineral sangat halus, sehingga tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang. Batuan yang bertekstur afanitik
dapat tersusun atas kristal, gelas atau keduanya. Selain itu
dikenal pula istilah Mikrokristalin dan Kriptokristalin. Disebut
mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenal/dilihat
dengan menggunakan mikroskop, sedangkan Kriptokristalin apabila
tidak dapat dikenal dengan mikroskop. Gambar 4 : Tekstur
Afanitik
b. Inequigranular.Disebut memiliki tekstur inequigranular
apabila ukuran kristal pembentuknya tidak seragam. Tekstur ini
dibagi menjadi :1) faneroporfiritik.Bila kristal mineral yang besar
(fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa
dasar) dan dapat dikenal dengan mata telanjang. Gambar 5 : Tekstur
Faneroporfiritik2) PirfiroafanitikBila fenokris dikelilingi oleh
massa dasar yang afanitik.
Gambar 6 : Tekstur Porfiroafanitik.3) gelasan (glassy)Batuan
beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun
atas gelas.4. Bentuk Butir.Untuk kristal kristal yang mempunyai
ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya.
Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi
mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi
:a. Euhedral ; yaitu apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi
oleh bidang bidang kristal yang jelas.b. Subhedral ; yaitu apabila
bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi
bidang-bidang kristal.c. Anhedral ; yaitu apabila bidang batas
kristal tidak jelas.5. Komposisi Mineral.Berdasarkan mineral
penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 (empat)yaitu:a.
kelompok Granit Riolit: berasal dari magma yang bersifat asam,
terutama tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na,
kadang terdapat hornblende biotit muskovit dalam jumlah kecil.b.
Kelompok Diorit andesit; berasal dari magma yang bersifat
intermediet, terutama tersusun atas mineral-mineral plagioklas,
hornblende, piroksen dan kuarsa biotit ortoklas dalam jumlah
kecil.b. kelompok Gabro Basalt; tersusun dari magma asal yang
bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine plagioklas
Ca, piroksen dan hornblende.c. kelompok Ultra basa; terutama
tersusun oleh olivine, piroksen. Mineral lain yang mungkin adalah
plagioklas Ca dalam jumlah sangat kecil.
II. BATUAN BEKU FRAGMENTALBatuan beku fragmental sering juga
disebut dengan piroklastik (pyro = api, klastika = butiran /
pecahan). Secara defenitif batuan piroklastik adalah batuan yang
dihasilkan oleh proses litifikasi bahan-bahan lepas yang
dilemparkan dari pusat volkanik selama erupsi yang bersifat
eksplosif. Bahan-bahan tersebut mengalami litifikasi sebelum atau
sesudah mengalami reworking oleh air ataupun es.Bahan bahan
piroklastik secara genesa dapat dikelompokkan menjadi 6 yaitu :1.
bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat volkanik langsung
jatuh ke darat melalui medium udara. Jika bahan tersebut jatuh pada
lereng vulkan yang curam maka dapat terjadi gerakan yang disebabkan
gravitasi. Tumpukan jatuhan piroklastik (tepra) tersebut bila
mengalami litifikasi akan menjadi batuan beku fragmental.2. bahan
bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi diangkut ke
tempat pengendapan dalam mediu gas yang keluar bersama dengan
mekanisme glowing avalance. Bahan yang terendapkan mengalami
litifikaso menjadi batuan beku fragmental. Pada jenis ini sering
ditemukan struktur mirip dengan struktur yang ada pada batuan
sediment misalnya silang siur, laminasi atau gradasi.3. bahan bahan
piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi yang berada di darat
ataupun di bawah permukaan laut kemudian diendapkan pada kondisi
air yang tenang. Bahan piroklastik tersebut tidak mengalami
reworking dan tidak tercampur dengan bahan piroklastik. Pada jenis
ini tidak didapatkan struktur struktur sediment internal dan
komposisi seluruhnya adalah bahan piroklastik. Bila dilihat dari
paleoenvirontment maka jenis ini termasuk batuan sedimen dengan
provenance piroklastik.4. bahan bahan piroklastik setelah
dikeluarkan dari pusat erupsi jatuh pada air yang aktif ( mengalir
atau bergelombang ). Sebelum mengalami litifikasi bahan bahan
tersebut mengalami reworking dan bias juga bercampur dengan bahan
bahan yangbukan piroklastik. Bahan bahan tersebut kemudian
terendapkan pada suatu tempat dan mengalami litifikasi. Pada jenis
ini batuan menunjukkan adanya strukturstruktur sediment. Apabila
klasifikasi bersifat genetic maka batuan sediment dengan provenance
piroklastik.5. Bahan bahan piroklastik setelah jatuh, sebelum
mengalami litifikasi terangkut oleh media air atau es dan
diendapkan di suatu cekungan pengendapan. Pada jenis ini dapat
ditemukan adanya struktur-struktur sedimen. Apabila klasifikasi
bersifat genetic maka batuan ini termasuk batuan sediment yang
memiliki provenance piroklastik.6. Bahan bahan piroklastik yang
jatuh ke bawah mengalami litifikasi, kemudian mengalami pelapukan,
tererosi dan tertansport kemudian diendapkan di tempat lain.Jenis
ini termasuk batuan sediment yang memiliki provenance
piroklastik.Istilah istilah yang sering di jumpai :1. Ash flow
(tufls) fragmental flow.a. breksi aliran piroklastik adalah bahan
piroklastik yang tersusun atas fragmen runcing runcing hasil
endapan piroklastik ( Fisher, 1960 ).b. Ignimbrite adalah suatu
batuan yang terbentuk dari aliran abu panas (MacDonald, 1972).c.
Welded tuff adalah endapan aliran abu panas yang terelaskan akibat
deposisi pada saat masih panas.
2. Ash fall yaitu primary piroklastik atau bahan yang belum
mengalami pergerakan dari tempat semula diendapkan oleh proses
jatuhan selama belum mengalami pembatuan/litifikasi ( Fisher, 1960
).a. Agglomerate diartikan sebagai batuan yang terbentukdari hasil
konsolidasi material yang mengandung bomb (tuff agglomerate
merupakan batuan yang kandungan bomb sabending atau lebih banyak
dari abu vulkanik ) ( widiasmoro dkk,1977 ).b. Agglutinate
merupakan hasil akumulasi fragmen fragmen pipih yang terelaskan,
berasal dari erupsi basaltic yang sangat encer ( tryrell, 1931 ).c.
Breksi piroklastik adalah batuan yang mengandung block lebih dari
50%(macDonald,1972 dan Fisher 1958).d. Tuff pyroclastic brecia
adalah batuan yang mengandung block sebanding dengan abu volkanik
atau bias juga lebih dominant abu volkanik ( Norton 1917 dan
MacDonald, 1972 ).e. Lapilistone adalah batuan yang penyusun
utamanya berukuran lapili yaitu 2 64 mm ( fisher, 1961 ).f. Lapili
tuff batuan yang kandungan lapili dan abu volkanik sebanding atau
lebihdominant abu volkanik ( Fisher, 1961 dan MacDonald, 1972 ).g.
Tuff adalah batuan yang tersusun atas abu volkanik.3. Nama batuan
tidak berkaitan dengan genesanya, misalnya breksi volkanik adalah
batuan yang terdiri dari penyusun utama fragmen volkanik yang
runcing runcing, dengan matriks berukuran sekitar 2 mm dengan
bermacam macam komposisi dan tekstur (bisa berupa endapan
piroklastik, autoklastik,alloklastik dll), ( Fisher, i958 ).4.
Breksi volkanik autoklastik terbentuk sebagai akibat letusan gas
yang terkandung di dalam lava atau akibat pergerakan lava sebelum
mengalami pembatuan.a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi
lava aliran akibat pemadatan pada tepi kerak dan gerakan mengalir
setelah pendinginan ( Fisher 1960, Wright & owes, 1963,
MacDonald, 1972 ).b. Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas
yang terkandung didlam lava sehingga terjadi fragmentasi pada kerak
bagian luar lava yang mulai membeku.5. Breksi volkanik aloklastik
adalah breksi yang terbentuk dari hasil fragmentasi, batuan yang
telah ada sebelum mengalami pengerjaan oleh proses volkanisme.a.
Breksi intrusi yaitu breksi yang mengandung fragmen batuan yang
diterobos magma dalam matriks batuan beku ( Harker, 1908 dan Bowes,
1960 ).b. Explosion brecia terbentuk dari hancuran batuan karena
adanya ledakan volkanik yang terjadi dibawah permukaan ( Wright
& bowes, 1960 ).c. Tuffisite merupakan material klastik yang
dihasilkan dari pelarutan material tufaan oleh gas didalam pipa
volkanik ( Fisher, 1961 ).d. Tuffisite brecia merupakan breksi yang
tersusun atas fragmen batuan yang diintrusi magma dengan tuff
sebagai matriks dan mengandung bekas aliran gas didalamnya (Wright
& Bowes, 1960).6. Breksi volkanik epiklastik.a. Breksi laharik
merupakan breksi yang dihasilkan dari aliran Lumpur pekat, berupa
percampuran antara batuan volkanik berukurn beragam dengan bahan
non volkanik (Fisher, 1960 ).b. Batupasir tufaan/konglomerat tufaan
merupakan batuan sedimen epiklastik yang terangkut juga didalamnya
komponen piroklastik misalnya pumis atau shard.c.
Batupasir/konglomerat volkanik merupakan batuan epiklastik yang
tersusun atas fragmen fragmen berupa batuan volkanik yang telah
mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian terendapkan.
Identifikasi batuan beku.Untuk melakukan identifikasi batuan
beku ada beberapa perbedaan antara identifikasi yang dilakukan pada
contoh setangan dengan identifikasi singkapan di lapangan. Pada
umumnya pengamatan singkapan di lapangan diikuti pengamatan contoh
setangan. Selain itu ada juga perbedaan antara identifikasi batuan
beku fragmental dengan batuan beku non fragmental. Pada batuan beku
fragmental identifikasi dititik beratkan pada struktur dan hubungan
antar komponen pembentuk batuan ( bahan bahan piroklastik )
sedangkan pada identifikasi batuan beku non fragmental lebih
dititik beratkan pada hubungan unit unit pembentuk batuan yaitu
kristal kristal mineral.a. Deskripsi singkapan batuan beku.Dalam
melakukan deskripsi singkapan di lapangan ada beberapa hal yang
harusdiamati dan dicatat dalam buku catatan lapangan :1.Menentukan
lokasi pengamatan dengan tepat, memberi nomor lokasi pengamatan dan
membuat deskripsi menyeluruh kenampakan yang teramati di lapangan
dan membuat sketsa singkapan atau membuat foto singkapan.2.
Mengamati dan mencatat orientasi vein, kelompok kelompok kekar yang
ada.3. Jika singkapan menunjukan kenampakan vein, apatit pegmatite,
dykes atau kontak kontak sederhana antara beberapa tipe batuan yang
berbeda terutama di daerah dekat kontak dilakukan pengamatan
orientasi baik linier atau krnampakan bidang serta kedudukannya.4.
Jika pada singkapan menunjukkan kenampakan banding atau laminasi
batuan beku maka harus diamati dan diukur orientasi alami banding
dan laminasi tersebut serta pengamatan batas antara keduanya.5.
Membuat catatan detail dari pengamatan struktur, tekstur dan
mineralogy serta penamaan batuan ( Brown, 1985 ).b. Deskripsi
Contoh Setangan.Dari hasil determinasi contoh setangan dapat
dihubungkan dengan data pengamatan singkapan untuk mendapatkan data
yang lebih detail.Data-data tersebut akan saling melengkapi seperti
berikut :1. Pengamatan kenampakan lapuk dan warna segar batuan,
kekerasan mineral relative baik yang telah mengalami pelapukan
ataupun belum. Mengidentifikasi mineral yang mengalami pelapukan
dari warna hasil lapukan-nya.2. Untuk contoh yang menyimpan data
yang penting dapat dilakukan analisa petrografi dengan membuat
sayatan tipis pada bagian yang segar.3. Mengamati warna permukaan
segar dan apabila mungkin membuat estimasi mengenai color index.4.
Pengamatan butiran pada contoh setangan bila batuan afanitik, catat
tekstur lain dan dilakukan pengamatan apakah batuan tersebut felsik
atau mafik.- Amati hubungan antar mineral pada batuan yang memiliki
kristal kasar sampai medium.- Amati dan catat hubungan fenokris dan
nama dasar pada batuan yang bertekstur porfiritik.5. Amati dan
catat derajat homogenitas, layering, laminasi aliran, banding,
lubang gas, tekstur, dan inklusi.6. Amati dan catat proporsi
mineral mineral yang berbeda dan deskripsi mineral seperti warna,
kilap pecahan, belahan, kekerasan, cirri khas dll.7. Gunakan hasil
pengamatan untuk menentukan nama mengunakan klasifikasi
tertentu.
Klasifikasi dan penamaan batuan.Berbagai klasifikasi telah
dikemukakan oleh beberapa ahli, sehingga kadang kadang satu batuan
pada klasifikasi yang lain namanya bisa berlainan pula. Dengan
demikian seorang petrologi harus benar benar mengerti akan dasar
penamaan yang diberikan pada suatu batuan beku.Klasifikasi
berdasarkan cara terjadinya. Dengan dasar ini ROSENBUSH (1877-1967)
membagi tiga macam batuan beku yaitu :1. Effusive Rock ; untuk
batuan beku yang terbentuk dipermukaan.2. Diko Rock ; untuk batuan
beku yang terbentuk dekat dengan permukaan.3. Deep seated rock ;
untuk batuan beku yang jauh didalam bumi.oleh W.T Huang 1962, jenis
batuan ini disebut batuan plutonik, sedangkan batuan effusive rock
disebut batuan volkanik.
Tahapan penentuan jenis batuan.Tahapan pertama untuk pemerian
nama batuan beku disini adalah dengan mengamati kehadiran kuarsa
bebas serta menghitung proporsi secara relative dalam batuan. Jika
kuarsa hadir dan mencapai 10% atau lebih maka jenis batuannya
adalah batu beku asam, sebaliknya jika kuarsanya kurang dari 10%
maka jenis batuannya adalah kalau tidak intermediate kemungkinan
lain adalah basa. Pada jenis intermediate dicirikan dengan
melimpahnya ortoklas dan plagioklas asam (sodic plagioklas).
Sedangkan pada jenis basa dicirikan dengan melimpahnya plagioklas
basa (calcic plagioklas), plagioklas asam relative lebih cerah
disbanding plagioklas basa.Tetapi pada kenyataannya secara
megaskopis kita sulit untuk membedakan. Untuk membedakannya kita
lihat prosentasi kandungan mineral mafik (yang utama).Bowen
berpendapat bahwa batuan basa mengandung mineral olivine dan
piroksin lebih banyak dibanding mineral hornblende. Sebaliknya
batuan menengah cenderung lebih banyak mengandung hornblende
disbanding olivine dan piroksen. Namun keadaan ini tidak dapat
selamanya dipakai, terutama pada batuan beku vulkanik.Pada batuan
beku menengah sering ditemukan piroksen, seperti pada andesit
dimana kehadiran piroksen melimpah sehingga sulit dibedakan dengan
basalt. Untuk ini praktikan kembali pada prinsip W.T Huang 1962,
dimana untuk batuan beku menengah banyak mengandung plagioklas asam
(lebih cerah) sedang batuan beku asam banyak mengandung plagioklas
basa (lebih gelap).Tahapan menentukan nama batuan.Setelah jenis
batuan diketahui,untuk menentukan nama batuan lebih dahulu harus
menentukan kelompok batuannya. Kalau kelompoknya sudah diketahui,
untuk mengetahui nama batuannya tinggal mengetahui relasinya.
Sedangkan untuk mengetahui kelompoknya kita mesti membandingkan
kehadiran dan proporsi antara alkali feldsfar dengan plagioklas,
serta mineral utama yang lain.Sebagai contoh : Dari hasil pemerian
diketahui kandungan kuarsa 25%, Plagioklas 10% dan Ortoklas 40%.
Relasinya panidiomorfik granular.Karena kuarsa lebih dari 10% maka
jenis batuannya adalah asam, sedangkelompoknya adalah granit granit
porfir riolit. Setelah mengetahui relasinya adalah panidiomorfik
granular maka dapat ditentukan nama batuannya adalah Granit. Jika
relasinya porfiro afanitik maka nama batuannya adalah Riolit.
Pengenalan Batuan Beku1. kelompok Gabro Basalt.Kelompok gabro
termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45% - 56% dengan
indeks warna 40 70. Umumnya plagioklas atau lebih, yang termasuk
didalamnya adalah:1.1.Gabro atau Gabro Normal.Komposisi mineral
:Gabro mineral utamanya adalah piroksen dan plagioklas basa,
mineral yang lain berupa olivin, felspatoid dengan mineral tambahan
biasanya limenit dan apatit. Kisaran jumlah masing masing mineral
dalam % :Piroksen, Olivin, Hornblenda 25% - 50%Plagioklas basa
..45% - 70%Tekstur :Termasuk batuan beku instrusif, plutonik dengan
derajat kristalisasi holokristalin, fanerik kasar dan jarang
dijumpai porfiritik, olivine hadir biasanya menampakkan bentuk yang
baik. Sering sekali terdapat produkdekomposisi seperti sepertin
(dari olivine) dan klorit (dari piroksen) sering menunjukkan
tekstur khusus sub afanitik afanitik.Varietas :Namanya bisa
diberikan menurut mineral mafik yang ada selain augit, misalnya
gabro olivine, apabila olivine hadir dalam jumlah yang banyak.Nama
dan sebutan untuk varietas gabro :- Gabro kuarsa : bila mengandung
kuarsa 10% atau lebih.- Norit : apabila kaya hipersten dengan
plagioklas utama bitonit.- Troctolite : apabila kaya olivine,
plagioklas basa (labradorit atau bitonit) dijumpai piroksen dengan
jumlah sedikit.- Pseudoleusit : apabila kaya akan leusit, aegirin
dan augit.
1.2.Dolerit atau Diabas.Komposisi seperti pada gabro tetapi
berbeda dalam nilai komposisinya. Untuk Diabas memiliki prosentasi
sejumlah :Piroksen 25% - 65%.Plagioklas . 30% - 70%.Untuk
Teschenite memiliki prosentasi sejumlah :Piroksen 45% -
75%.Plagioklas (labradorit) .. 10% - 30%.Felspatoid .. 10% -
15%.
Tekstur :Bila plagioklas yang terbentuk membilah dilingkupi
augit sebagian atau seluruhnya membentuk tekstur intergranular,
pada umumnya bertekstur khusus diabasik.Varietas :Diantaranya
dikenal sebagai dolorit kuarsa, dolorit olivin dan
diabas.1.3.Basalt.Komposisi mineral utamanya adalah plagioklas basa
dan augit, magnetit dan limenit biasanya dijumpai sebagai mineral
tambahan, olivin bisa juga melimpah. Pada umumnyaserimh didapatkan
mineral mineral yang mengisi lubang vesikuler, antara lain adalah
kalsit, klorit dan kalsedon.Kisaran jumlah nilai prosentase mineral
penyusunnya :- Plagioklas (labradorit) ... 40 % - 60 %.- Piroksen .
35 % - 55 %.Tekstur :Terdapat sebagai lelehan vulkanik, kadangkala
ada juga yang didapatkan dengan massa dasar afanitik. tekstur
khusus biasanya intergranular atau intersertal, sulit mengamati
mineral dalam contoh, kecuali yang porfiritik dan sering
berstruktur amigdaloidal.Varietas :Yang umum adalah Basalt Olivin
atau Normal Basalt.Untuk gelas basalt kuarsa, basalt leusit,
spilit, melaphyro. Sedangkan yang dimaksud foidal basalt adalah
basalt kaya felspatoid, ada 2 kelompok :- Banyak plagioklas asam,
disebut : Basanit, apabila banyak mengandung olivin ,Teprit,apabila
memiloki sedikit olivin.- Sedikit atau tidak mengandung plagioklas
asam : Basalt foidal, apabila olivinnya banyak : Nefelinit, apabila
olivinnya sedikit.2. Kelompok Diorit Andesit.Termasuk batuan beku
menengah, dengan indeks warna 40.2.1.Diorit.Komposisi mineral
:Komposisi utamanya plagioklas dan hornblenda, kadang kadang ada
yang mengandung biotit dan kuarsa.Prosentasi mineral penyusunnya :-
Plagioklas . 55 % - 70 %.- Hornblenda, Biotit . 25 % 40 %.Tekstur
:Holokristalin, berbutir menengah sampai kasar, jarang yang
forfiritik dan bila dibandingkan dengan granit ukuran butirnya
lebih kecil.Varietas :Diorit biotita, diorit kuarasa dan diorit
mikro untuk diorit porfir, bilamana mafik mineral selain hornblenda
dan sebagai kristal sulung namanya ditambahkan, misalnya : Augit
diorit porfir, mika diorit porfir, diorit kuarsa dicirikan dengan
kandungan kuarsa mencapai 20 % ( H.Williams, 1982).2.2
Andesit.Didapat sebagai aliran lava dan instrusi hiabisal : nama
batuan ini diambil dari pegunungan Andas, Amerika Selatan.Komposisi
mineral :Penyusun utamanya adalh plagioklas dan mineral mafik, yang
terdapat sebagai kristal sulung, kadang mineral oksida besi hadir
sebagai mineral tambahan.Tekstur : Hipokristalin, holokristalin,
porfiritik, vitroferik dengan massa dasar afanitik atau massa
gelas. Tekstur khusus Pilotaksitik.Varietas :Andesit Hornblenda,
andesit augit, andesit biotit, andesit kuarsa. Batuan yang berasal
dari andesit, yang telah terubah oleh aktifitas air vulkanik dengan
produksi mineral skunder disebut propilit. Andesit augit secara
contoh hand Specimen sulit dibedakan dengan basalt. Tetapi pada
basalt, plagioklasnya lebih keruh (basa) atau dapat dengan refleksi
mineraloginya.
3. Kelompok Granit Riolit.Termasuk batuan beku asam dengan
kandungan silika lebih dari 66 %. Indeks warna 10 40 %, kaya kuarsa
bebas dan ortoklas lebih besar dari palgioklas.
3.1.Granit.Komposisi mineral :Mineral utamanya kuarsa dan
ortoklas dengan mineral lain adalah biotit, muskovit dan
plagioklas. Mineral tambahan zircon atau garnet.Kisaran prosentase
mineral penyusunnya :- Kuarsa . 10 % - 40 %.- Alkali Felspar . 30 %
- 60 %.- Plagioklas asam .. 0 % - 35 %.- Biotit, Nornblenda .. 10 %
- 35 %.Tekstur :Terdapat sebagai instrusi hypabisal maupun
plutonik, holokristalin, fanerik kasar dengan mineral dapat dikenal
dengan mata biasa. bisa dijumpai dengan tekstur porfiritik namun
pada ummnya bertekstur grafik, yaitui pertumbuhan bersama antara
kuarsa dan ortoklas.Varietas :Nama-namanya tergantung pada mineral
utama yang ada selain kuarsa dari felspar, sebagai contoh : granit
muskovit : granit biotit : granit hornblenda.3.2.Riolit.Serupa
dengan granit tetapi terdapat massa gelas, dan dengan fenokris
kuarsa terkorosi (Coroded bipyramidal fenocrist).Tekstur :Bisa
menampakkan gejala perofiritik, hipokristalin, kriptokrista;in
dengan kristal sulung kuarsa dan ortoklas, matriks afanitik, serimh
menunjukkan struktur aliran dan terdapat sebagai batuan lelehan
maupun instrusi hypabisal dengan tekstur grafik.Varietas :Terdapat
beberapa sebutan yang merupakan variasi, yaitu :- Riolit sodik,
khas dengan fenokris sanidin anortoklas dan albit.- Riolit potas,
kaya akan sanidin andesin atau oligoklas sering disebut struktur
Zoning.
4. Kelompok Granodiorit dasit.Ciri umum juga mirip dengan
granit, Cuma plagioklasnya lebih banyak dibanding ortoklasnya.4.1
Granodiorit.Komposisi mineral :terutama plagioklas asam, kuarsa,
biotit dan hornblenda.Tekstur : sama dengan granit.Varietas :
Granodiorit dan granodiorit porfir.4.2 DasitKomposisi sama dengan
granodiorit. Tekstur porfiro afanitik.Ciri umum sama dengan
granodiorit, Cuma indeks warna lebih besar dibanding granodiorit
(20 40 %) dan alkali felsparnya kurang dari 10 % dari total
felspar. Mineral mafik utama hornblenda dan biotit. Dasit pada
kelompok ini punya komposisi sama dengan tenalit, sedang teksturnya
merupakan tekstur batuan vulkanik.5. Kelompok Gelas.Tersusun oleh
massa gelas, tekstur holohialin.Varietas :- obsidian, seluruhnya
terdiri dari massa gelas.- Pitchstone, mengandung kristalit yang
pecahannya merata, dan sifat konkoidalnya berkurang.- Speolitik
pitchstone, merupakan hasil devitrifikasi pichstone dengan
menampakkan kristal radier atau sperulit.- Felsite, bila proses
devitrifikasi telah berlangsung lanjut, maka akan membentuk kristal
kristal yang halus.- Pumica, sangat banyak dijumpai lubang vesica
serta ringan.
BATUAN SEDIMENDefenisi Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang
sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia organisme, yang
diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan.Komposisi Dalam batuan sedimen dapat dijumpai
fragmen batuan maupun mineral. Mineral-mineral yang umum dan banyak
dijumpai dalam batuan sedimen adalah: Kwarsa Mika Kalsit
Feldsfar Dolomit Mineral lempung
Tekstur Berdasarkan kejadiannya, batuan sedimen dibedakan
menjadi batuan sedimen klastik dan nonnkalstik. Batuan sedimen
klastik adalah batuan sedimen terbetuk dari material-material hasil
perombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen
nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
material-material hasil aktivitas kimia (termasuk biokimia). Dari
kedua macam batuan sedimen tersebut dikenal tekstur klastik dan
nonklastik.1. Tekstur klastikSemua batuan sedimen klastik mempunyai
tekstur klastik. Yang perlu diperhatikan pada batuan tersebut
adalah ukuran butir dan bentuk butir. Untuk ukuran butir dipakai
klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai berikut :Nama
Ukuran butir (mm)
BoulderCobblePebbleGranuleSandSiltClay
(bongkah)(berangkal)(kerakal)(kerikil)(pasir)(lanau)(lempung)Lebih
besar dari 25664 2564 642 41/16 21/256 1/16Lebih kecil dari
1/256
2. Tekstur nonklastikSemua batuan nonklastik mempunyai tekstur
nonklastik. Ciri khas dari tekstur nonklastik adalah adanya
kristal-kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori-pori
antar butir dan umumnya monomineralik.Berbutir kasar Sedang Halus
Berukuran lebih besar dari 5 mm 1 5 mmBerukuran lebih kecil dari 1
mm
Klasifikasi butiran kristal dalam tektur nonklastikBeberapa
tekstur nonklastik yang penting adalah :a. Amorf. Partikel-partikel
umumnya berukuran lempung atau koloid, nonkristalin. Misal : rijang
masifb. Oolistik. Tersusun oleh kristal-kristal kecil berbentuk
bulat atau elipsoid, terkumpul seperti telur ikan, butir-butiran
berukuran 0,25 0,2 mm. Misal : batugamping oolit.c. Pisolitik.
Seperti oolitik, tetapi butiran berukuran lebih besar dari 2 mm.
Misal : batugamping pisolitik.d. Sakaroidal. Partikel-pertikel
berbutir halus, sama besar (equigranular). Misal batugamping
sakaroidal.e. Kristalin. Bila tersusun oleh kristal-kristal
besar.
StrukturStruktur dari batuan sedimen lebih tergantung pada
hubungan antara kelompok-kelompok sedimenter dari pada hubungan
antar butir yang menentukan dan mengontrol tekstur. Struktur batuan
sedimen yang benar-benar lebih baik dipelajari di lapangan dari
pada dari contoh genggaman.Struktur batuan sedimen dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :1. Struktur fisika (mekanik), terbentuk
karena proses-proses fisika. Beberapa macam teksturnya adalah :a.
Berlapis, terlihat di lapangan sebagai susunan yang berlapis-lapis.
Bila ketebalan individu lapisan lebih besar dari 1 cm dinamakan
lapisan, sedangkan bila lebih kecil dari 1 cm dinamakan laminasi.b.
Bergradasi, bila butir-butiran dalam tubuh batuan dari bawah ke
atas makin halus.c. Silang siur, yaitu satu seri perlapisan yang
saling potong memotong dalam tubuh batuan sedimen.d. Masif, bila
dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sedimen.
.
Simpang siurBerlapisBergradasi
2. Struktur kimia, terbentuk karena proses-proses
kimia.Macam-macamnya antara lain :a. Konkreasi, bila berbentuk
bulatb. Nodul, bila berbentuk tidak teratur3. Struktur organik,
terbetuk karena aktivitas organisme.Contoh : struktur reef pada
batugampingPenamaan batuan Penamaan batuan sedimen klastik
ditentukan terutama oleh ukuran butir (tekstur), selain itu juga
dibantu dengan komposisi atau struktur. Ukuran butir dalam batua
sedimen klastik bisa seragam dan bisa tidak seragam, pada tidak
seragam dikenal :a. Fragmen, yaitu butiran berukuran lebih besar
dai pasir.b. Matrik, yaitu butiran-butiran yang berukuran lebih
kecil dari fragmen dan terdapat disela-sela fragmen.c. Semen, yaitu
material yang sanagt halus (hanya dapat dilihat dengan mikroskop)
yang berfungsi sebagai pengikat. Semen umumnya terdiri dari silika,
kalsit, oksida besi atau lempung.Penamaan batuan sedimen nonklastik
lebih ditentukan oleh komposisi mineralnya atau kimianya.1. Batuan
sedimen klastikContoh penamaan berdasarkan ;a. Ukuran butir 1) batu
pasir : bila butiran berukuran pasir2) batu pasir krikilan :
butiran dominan berukuran pasir tetapi ada juga ukuran kerikil yang
cukup banyak.b. Ukuran dan bentuk1) konglomerat : bila fragmen
dominan dan membulat2) breksi : bila fragmen dominan dan
meruncingc. Ukuran butir dan komposisi1) batupasir kwarsa: batupsir
yang banyak mengandung kwarsa2) batulempung gampingan; batulempung
yang mengandung mineral karbonard. Ukuran butir dan strukturSerpih
(shale); batulempung berlaminasiUntuk penamaan batu gamping
klastik, diberi nama: Kalsirudit : bila berukuran butir lebih besar
dari pasir Kalkarenit : bila butiran berukuran pasir Kalsilutit :
bila butiran berukuran lempung.2. Batuan sedimen nonklastikContoh
penamaan berdasarkan komposisi : Batugamping kristalin : bila
tersusun oleh kristal-kristal kalsit Batugamping koral : bila
tersusun oleh koral Dolomit : bila tersusun oleh dolomit Rijang :
bila tersusun oleh silikaLangkah-langkah penentuan nama batuan
sedimenAmati contoh batuan baik-baik :a. Tentukan teksturnya:
klastik atau nonklastik. Bila klastik tentukan ukuran butirannya
(bila tidak seragam tentukan ukuran fragmen dan matrik), bila
nonklastik tentukan macam teksturnya.b. Tentukan strukturnya.c.
Tentukan komposisinya. Untuk mengetahui kandungan karbonat, contoh
batuan ditetesi dengan HCl, bila bereaksi berarti mengandung
karbonat.d. Tentukan nama batuan berdasarkan kenampakan yang
dominan. Misal : bila yang tampak dominan adalah ukuran
butir-butirannya maka penamaannya berdasarkan ukuran butirnya.
BATUAN METAMORFDefenisiProses metamorfosisme adalah proses yang
menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur pada
batuan karena panas dan tekanan tinggi, serta larutan kimia yang
aktif. Hasil akhir dari proses metamorfisme adalah batuan metamorf.
Jadi batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses
metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan asalnya
(yang telah ada sebelumnya) dapat berupa batuan beku, sedimen
maupun metamorf.Komposisi mineralMineral-mineral penyusun batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi mineral-mineral yang :1. Mineral
yang berbentuk kubus: kuarsa, feldsfar,kalsit, garnet dan
piroksin.2. Berbentuk bukan kubus : mika, klorit, amfibol
(hornblende), hematit, grafit dan talk.Susunan mineral (fabrik)Dari
kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi :1.
Isotropik : susunan butir ke segala arah tampak sama.2. Anisotropik
: kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala
arah.Tekstur Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan
menjadi :1. Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal
dengan mata telanjang.2. Afanitik : butiran terlalu kecil untuk
dapat dikenal dengan mata telanjang.Struktur Struktur dalam batuan
metamorf dikenal ada tiga :1. Granular : bila butir-butiran minerla
yang berhubungan saling mengunci (inter locking).2. Foliasi : bila
mineral-mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel.3.
Lineasi : bila mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan
penjajaran pada batuan, seperti genggaman pensil.Di alam, batuan
yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan sebagian
besar selain berlineasi juga berfoliasi. Foliasi mungkin tidak
teratur, melengkung atau terlipat bila terdeformasi.
KlasifikasiKlasifikasi yang paling sering digunakan adalah
berdasarkan keadaan foliasi yang berkembang, dengan komposisi
mineral berperan sebagai tambahan. Berdasarkan foliasi, batuan
metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan yang :1. Berfoliasi
sangat kuat; yaitu yang mudah pecah melalui bidang foliasi,
biasanya karena melimpahnya mika yang terorientasi. Batuannya
adalah :a. Slate (batusabak). Bersifat afanitik, mempunyai kilap
suram pada bidang foliasi. Berkomposisi utama mineral lempung.
Batusabak tampak merah bila banyak mengandung hematit, hijau bila
klorit, dan umumnya abu-abu sampai hitam bila banyak grafit.b.
Phyllite (fillit). Bersifat afanitik, berbutir lebih kasar dari
pada batusabak, dan bidang foliasinya mengkilat karena mika dan
klorit yang sudah lebih banyak dari pada batusabak. Batu ini
merupakan peralihan dari batusabk ke skis.c. Schist (skis).
Bersifat faneritik, banyak mengandung mineral pipih yang
terorientasi seperti : mika, klorit, grafit, talk.2. Berfoliasi
rendah : yaitu yang berfoliasi tetapi tidak mudah/tidak dapat pecah
melalui bidang foliasi. Orientasi mineral-mineral pipih berselingan
dengan mineral-mineral yang tidak pipih yang berbutir sama besar.
Batuannya antara lain :a. Gneiss (gneis). Bersifat faneritik.
Berbutir sedang sampai kasar. Komposisinya yang utama : kwarsa,
feldsfar, mika dan kadang-kadang hornblede.3. Berfoliasi sangat
lemah sampai non foliasi: batuan didominasi oleh mineral-mineral
berbentuk kubus, mineral-mineral pipih bila ada orientasinya acak.
Batuan ada yang granular atau berlineasi. Batuannya antara lain :a.
Qurtzite (kwarsit). Komposisinya yang sangat utama adalah kwarsa;
bila pecah tak rata dan tidak mengelilingi butiran. Non foliasi.b.
Marble (marmer). Berkomposisi utama kalsit; warnaabu-abu (biasanya)
karena grafit (bereaksi positif dengan HCl).c. Hornfels. Bersifat
afanitik sampai faneritik halus, berkomposisi kwarsa, feldsfar,
mika (diketahui melalui pengamatan lapangan).d. Granofels. Bersifat
faneritik kasar, non foliasi, berkomposisi kwarsa dan feldsfar
(yang berbentuk kubus).e. Granulit. Bersifat faneritik kasar, non
foliasi, berkomposisi piroksin dan garnet disamping kwarsa dan
feldsfar.f. Serpentinite. Non foliasi sampai lineasi, berwarna
hitam, hijau sampai kuning pucat. Komposisi utamanya
serpentin.Selain penamaan-penamaan dasr diatas, penamaan batuan
dapat diberi awalan pada nama-nama dasar tersebut seperti :
Kloritik skis : artinya skis yang banyak mngandung klorit. Skis
kwarsa : artinya skis yang banyak mengadung kwarsa.Disamping itu
ada beberapa awalan atau akhiran yang perlu diperhatikan (hanya
sekedar dikatahui).1. Blasto- sebagai awalan, menunjukkan adanya
tekstur sisa dari batuan asal, seperti:Blastoporfiritik;
menunjukkan adanya tekstur sisa yang porfiritik dalam batuan
metamorf.2. -blastik sebagai akhiran, menunjukkan akhir
kristalisasi dalam kondisi padat.3. Meta- sebagai awalan yang
diikuti oleh nama batuan asal, menunjukkan kenampakan sisa dari
tekstur dan komposisi meneralogi yang masih bertahan, misal:
Metaandesit, artinya masih ada kenampakan sisa andesit pada batuan
metamorf. Metasedimen, artinya masih ada kenampakan sisa batuan
sedimen pada batuan metamorf.Penamaan batuanPenamaan batuan
metamorf dapat didasarkan pada foliasi dan komposisi.a. Penamaan
berdasarkan komposisi, misal : Kwarsit Serpentinit Granofel
Marmer Granulit
b. Penamaan berdasarkan foliasi, misal : Skis Slat
Filit Gneis
Penamaan dengan foliasi dapat diikuti dengan nama mineral, bila
mineral tersebut cukup bnayak, misal : Skis mika : skis yang banyak
mika Gneis hornblende : gneis yang banyak mengandung
hornblende.Langkah-langkah penamaan batuan metamorf Amati contoh
dengan baik, kemudian :a. Tentukan teksturnyab. Tentukan
strukturnya, berfoliasi atau nonfoliasi. Bila berfoliasi tentukan
foliasinya apac. Tentukan komposisinyad. Tentukan nama batuan
berdasarkan kenampakan yang dominan. Bila berfoliasi biasanya
penamaan berdasarkan komposisi.