2 DAFTAR ISI A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan c. Peralatan d. Cara Kerja e. Pertanyaan Dan Jawaban B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan c. Peralatan d. Cara Kerja e. Pertanyaan Dan Jawaban C. PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
C. PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
D. HALF DAN FULL CARDIGAN
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
E. PEMBUATAN KAIN RAJUT DENGAN EFEK PERGESERAN TEMPAT JARUM
(VERSET)
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
2
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
F. PEMBUATAN KAIN RAJUT CORAK DENGAN PEMINDAHAN JERATAN
a. Pendahuluan
b. Teori Pendekatan
c. Peralatan
d. Cara Kerja
e. Pertanyaan Dan Jawaban
2
A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR
I. PENDAHULUAN
Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan
akan memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan mekanisme kerja mesin rajut datar secara keseluruhan.
2. Menjelaskan bagian-bagian fungsi dan cara kerja bagian-bagian mesin rajut
datar.
3. Membedakan antara mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi.
Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk mengenal
mesin rajut datar dengan mempelajari cara kerja mesin secara keseluruhan,
memahami bagian-bagian, cara kerja dan fungsinya masing-masing. Selain itu
anda pun diajak untuk mempelajari perbedaan yang mendasar antara mesin
rajut datar 2 posisi dan 3 posisi.
Bab ini sangat penting dikuasai oleh karena pengenalan dan pemahaman
mengenai bagian-bagian, cara kerja dan fungsi mesin merupakan pondasi awal
untuk menjalankan mesin dengan baik. Walaupun mesin yang digunakan untuk
praktikum ini merupakan mesin rajut datar manual, akan tetapi ini diharapkan
dapat menjadi jalan yang baik untuk memahami mesin-mesin rajut datar yang
lebih modern di dunia kerja nanti.
II. TEORI PENDEKATAN
Mesin rajut datar tergolong ke dalam mesin rajut pakan dimana
pembentukan jeratan terjadi ke arah lebar kain. Mesin rajut datar manual
meskipun memiliki keterbatasan dalam pembuatan corak dan kecepatan
produksi akan tetapi mesin rajut datar manual dapat menjadi dasar yang sangat
baik untuk mempelajari prinsip teknologi dasar mesin rajut pakan.
Secara umum mekanisme kerja mesin rajut datar yaitu benang setelah
diletakkan pada meja mesin, lalu dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan
pengatur tegangan benang. Benang kemudian dimasukkan pada penyuap
2
benang (feeder) yang ada pada penyeret, penyeret lalu digerakkan sebanyak satu
kali (1 course) untuk membuat pancingan awal kain. Penyeret digerakkan secara
manual dengan tangan sampai benang tersebut terjerat oleh jarum, kemudian
sisir pancing dimasukkan diantara celah-celah jeratan yang terbentuk, kawat
kemudian dimasukkan pada sisir pancing tersebut. Cam kemudian diseting untuk
rajutan plain tubular, lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 tour. Setelah selesai
pancingan awal kain ini, maka seterusnya pembuatan kain dapat dilakukan.
Sedangkan bagian-bagian beserta fungsi dan mekanismenya pada mesin
adalah sebagai berikut:
1. Needle Bed (tempat dudukan jarum)
Merupakan lempengan besi yang memiliki alur-alur kecil berjejer sebagai
tempat jarum-jarum bekerja. Supaya jarum-jarum tidak lepas pada saar
bekerja maka pada tempat dudukan jarum tersebut diberi mistar penjaga
jarum yang bentuknya seperti penggaris. Pada mesin rajut datar ada dua
Needle bed yang seolah-olah membentuk huruf V, sehingga kadang disebut
juga mesin rajut V bed. Needle bed pada bagian belakang dipasang mati
sedangkan pada bagian depan dipasang sedemikian rupa sehingga Needle
bed bagian depan tersebut dapat digeser-geser (verzet). Hal ini berguna
untuk membuat kain dengan efek pergeseran jeratan. Tingkat kerapatan
alur-alur pada Needle bed menentukan tingkat kehalusan mesin rajut
(gauge). Kehalusan mesin (gauge machine) didefinisikan sebagai jumlah
jarum pada Needle bed per 1 inch.
2. Penyeret (Camage)
Penyeret beserta peralatan di dalamnya merupakan bagian yang sangat
penting, oleh karena penyeret yang membuat jarum dapat bekerja dan
sekaligus mengaturnya. Pada penyeret terdapat dua jenis cam, yaitu raising
cam dan stitch cam. Raising cam (RC) berfungsi untuk menaikkan jarum, RC
sendiri dapat diatur dalam posisi kerja atau tidak kerja. Sementara Stitch
cam (SC) berfungsi untuk menurunkan jarum, seberapa tinggi atau
2
rendahnya posisi turunnya jarum akan berpengaruh terhadap besar kecilnya
tinggi jeratan. Pada mesin rajut datar 2 posisi, posisi cam hanya dapat
membentuk satu jenis jeratan pada seluruh jarum setiap kali penyeret
digerakkan, tetapi pada mesin rajut datar 3 posisi dalam satu course pada
satu deretan jarum dapat dibuat dua jenis jeratan. Pada penyeret terdapat
alat penyuapan benang (feeder) yang berfungsi untuk membawa dan
sekaligus menyuapkan benang pada jarum-jarum. Selain itu terdapat juga
alat pembuka lidah jarum yang berbentuk sikat yang bergerak seiring
dengan bergeraknya penyeret.
3. Pengatur Tegangan Benang
Benang rajut yang biasanya berbentuk bobbin atau cones diletakkan pada
meja mesin untuk kemudian dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan
pengatur tegangan benang. pengatur tegangan benang berfungsi untuk
mengatur tegangan benang yang terjadi pada saat penyuapan benang.
4. Penarik Kain
Pada mesin rajut datar manual, penarikkan kain dilakukan oleh sisir pancing
yang dipasang bandul sebagai pembeban sehingga kain tersebut akan dapat
ditarik kebawah. Sedangkan pada mesin-mesin yang lebih modern penarikan
kain biasanya dilakukan oleh rol-rol penarik.
III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan adalah:
1. Kunci pas
2. Obeng
3. Mistar
IV. CARA KERJA
1. Pasang benang pada mesin rajut datar 2 posisi dan jalankan mesin rajut
sampai terbentuk kain (dilakukan oleh asisten).
2
2. Pasang benang pada mesin rajut datar 3 posisi dan jalankan mesin rajut
sampai terbentuk kain (dilakukan oleh asisten).
3. Amati cara kerja mesin secara keseluruhan ketika membentuk kain.
4. Gambarlah mesin rajut datar secara umum dan bagian-bagiannya.
5. Catatlah nama-nama bagian mesin secara lebih terinci beserta cara kerja dan
fungsinya.
6. Bukalah bagian penyeret pada mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi dan
gambar keduanya.
7. Amati dan analisis perbedaan diantara mesin rajut datar 2 posisi dan 3
posisi.
2
V. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Gambar dan mekanisme kerja mesin datar secara umum!
2
2. Gambar bagian-bagian mesin, fungsi dan mekanismenya!
2
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara mesin rajut datar 2 posisi dan 3
posisi!
Jawab :
Pada rajut 2 posisi hanya terdapat satu jenis jarum, yaitu jarum lidah
sedangkan pada 3 posisi ada 2 jenis jarum yaitu yang berkaki panjang dan
berkaki pendek
Pada rajut 2 posisi tuck yang terjadi bukan tuck yang sebenarnya, pada 3
posisi bias terjadi tuck yang sebenarnya
Pada rajut 2 posisi hanya ada 4 cam sedangkan pada rajut 3 posisi ada 5 cam
tapi ada juga yang bilang 6 cam
4. Mengapa pada mesin rajut datar diperlukan dua jenis cam (RC dan SC)?
Jawab :
Karena pada prinsip dasarnya harus ada 2 hal tersebut karena yang RC
digunakan untuk menaikkan jarum dan dan SC itu menurunkan jarum agar
jeratan terbentuk
5. Mengapa pada mesin rajut datar 3 posisi dimungkinkan untuk membentuk 2
jenis jeratan untuk setiap coursenya?
Jawab :
Karena pada rajut datar 3 posisi ada 2 jenis jarum yaitu jarum yang kaki
pendek dan jarum yang kaki panjang, juga pada rajut 3 posisi ada
penambahan cam yang bias diatur
2
B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN
I. PENDAHULUAN
Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan
akan memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan dan menggambar diagram proses serta diagram cam kain rajut
plain.
2. Membuat kain rajut dengan rajutan plain.
Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk memahami
dan menggambar diagram proses dan diagram cam jeratan kain rajut plain.
Selain itu, anda akan membuat kain rajut dengan rajutan plain.
Bab ini sangat penting dikuasai oleh karena rajutan plain merupakan
salah satu rajutan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan kain rajut
pakan. Pemahaman yang baik akan diagram proses dan diagram cam kain rajut
plain menjadi dasar yang baik dalam merencanakan pembuatan kain rajut plain.
Dan hal ini akan semakin lengkap apabila di topang dengan kemampuan
membuat kain tersebut di atas mesin.
II. TEORI PENDEKATAN
Setidaknya ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan, yaitu rajutan
plain dan rib. Rajutan plain yaitu struktur rajutan yang dihasilkan oleh jarum-
jarum pada hanya satu needle bed, baik itu hanya pada needle bed bagian
belakang atau depan.
Adapun mengenai diagram proses dan diagram block cam untuk masing-
masing jenis rajutan tersebut yaitu sebagai berikut:
Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian belakang:
2
Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian belakang:
Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian depan:
Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian depan:
Diagram proses rajutan plain bundar:
Diagram block cam rajutan plain bundar:
2
III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan adalah:
1. Kunci pas
2. Obeng
3. Benang rajut
IV. CARA KERJA
Membuat kain rajut plain pada salah satu needle bed dan plain bundar
masing-masing sebanyak 40 wales × 40 course dengan cara kerja sebagai berikut:
1. Pasang benang yang akan dirajut pada mesin rajut datar yang telah
ditentukan.
2. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder.
3. Buatlah pancingan awal kain rajut dengan cara sebagai berikut:
Raising cam (RC) dalam posisi seluruhnya aktif dengan nilai skala Stitch
cam (SC) 10 (setelan rib). Pada beberapa mesin nilai skala SC tidak harus
selalu 10, bergantung pada kelancaran proses di mesin.
Jalankan penyeret sebanyak 1 course, yaitu 1 kali geseran penyeret
kearah kanan atau kiri.
Masukkan sisir pancing diantara kedua celah jeratan yang sudah
terbentuk.
Masukkan kawat pada sisir pancing.
Pasang beban pada sisir pancing secukupnya. Pada pemasangan beban,
apabila terlalu ringan maka jeratan awal akan ikut naik terbawa oleh
2
jarum, tetapi apabila terlalu berat, jarum sewaktu naik akan terasa berat
pada penyeretnya dan kemungkinan benang pada jeratan awal akan
putus.
Rubah raising cam dalam posisi plain bundar.
Jalankan penyeret sebanyak 1 tour, yaitu 2 kali geseran penyeret kearah
kanan atau kiri.
4. Jalankan penyeret dengan setelan cam masih sesuai dengan diagram block
cam untuk rajutan plain bundar sebanyak 40 wales × 40 course.
5. Rubah block cam sesuai dengan diagram block cam untuk rajutan plain.
6. Lepaskan jeratan dari salah satu tempat jarum dengan cara menaikkan
jarum-jarum sampai posisi kepala jeratan ada di batang, lalu turunkan lagi
sampai jeratan-jeratan tersebut lepas dari jarum.
7. Jalankan penyeret untuk rajutan plain pada salah satu needle bed sebanyak
40 wales × 40 course.
2
V. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Diagram proses dan diagram cam kain rajut plain pada salah satu needle bed
dan plain bundar?
2. Mengapa kain rajut plain pada salah satu needle bed lebih panjang
disbanding kain rajut plain bundar?
Karena pada plain biasa needle bed yang digunakan Cuma 1 sehingga
jeratan antar needle bed tidak saling berhubungan sehingga mengkeretnya