1 Laporan Penguat Non-Inverting PENGUAT NON INVERTING I. Tujuan Percobaan Setelah selesai melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat : 1. Dapat mempelajari dan menggambarkan bentuk sinyal yang dihasilkan oleh penguat non-inverting. 2. Dapat memahami fungsi dari IC Op-Amp 741. 3. Mengetahui prinsip kerja penguat non-inverting. II. Pendahuluan 2.1 Penguat Operasional (Op-amp) Penguat operasional (op-amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op-amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit). Pengemasan Op-amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op-amp (contoh : 741), dua op-amp (4558, LF356), empat op-amp (contoh = LM324, TL084), dll. Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terkopel DC langsung yang dilengkapi dengan umpan. Oleh karena itu, penguat operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup dari pada dalam lingkar terbuka. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 op-amp memiliki masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah op -amp biasanya memerlukan catu daya ± 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Laporan Penguat Non-Inverting
PENGUAT NON INVERTING
I. Tujuan Percobaan
Setelah selesai melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat :
1. Dapat mempelajari dan menggambarkan bentuk sinyal yang dihasilkan
oleh penguat non-inverting.
2. Dapat memahami fungsi dari IC Op-Amp 741.
3. Mengetahui prinsip kerja penguat non-inverting.
II. Pendahuluan
2.1 Penguat Operasional (Op-amp)
Penguat operasional (op-amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa
langsung dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op-amp
biasanya berupa IC (Integrated Circuit). Pengemasan Op-amp dalam IC
bermacam-macam, ada yang berisi satu op-amp (contoh : 741), dua op-amp
(4558, LF356), empat op-amp (contoh = LM324, TL084), dll.
Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu
penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terkopel DC langsung
yang dilengkapi dengan umpan. Oleh karena itu, penguat operasional lebih
banyak digunakan dengan loop tertutup dari pada dalam lingkar terbuka.
Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 op-amp memiliki
masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan membalik v-
(inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan isyarat
masukan). Sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan
tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah op-amp
biasanya memerlukan catu daya ± 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian
hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan.
2 Laporan Penguat Non-Inverting
2.2 Karakteristik Op-amp
Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini adalah
karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian
yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena penguat ini
bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya
secara teoritis. Dari sudut sinyal sebuah penguat operasional mempunyai
tiga terminal, yaitu dua terminal masukan dan satu terminal keluaran.
Gambar 2.1 IC OP-AMP LM741
Terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan dan terminal 3 adalah
terminal keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu
daya DC dengan dua polaritas untuk dapat beroperasi. Terminal 4
disambungkan ke tegangan positif (+V) dan terminal 5 disambungkan ke
tegangan negatif (-V).
Karakteristik utama sebuah penguat operasional yang ideal adalah:
a. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang ideal diharapkan tidak
menarik arus masukan, artinya tidak ada arus yang masuk kedalam
terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0).
b. Impedansi keluaran sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran
penguat operasional, idealnya diharapkan bertindak sebagai terminal
keluaran sebuah sumber sumber tegangan ideal. Tegangan antara
terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A, dimana A adalah
faktor penguatan sebuah penguat operasional.
c. Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop
terbuka (tidak ada umpan balik dari keluaran ke masukan), maka
3 Laporan Penguat Non-Inverting
sebuah penguat opersaional ideal mempunyai gain (penguatan) yang
besarnya tak terhingga.
Pada percobaan ini akan dipelajari fungsi dari penguat non-inverting
yaitu rangkaian yang dapat memperkuat sinyal input dimana sinyal
outputnya tidak terbalik dengan sinyal inputnya. Dalam rangkaian ini input
sinyal yang masuk ke terminal positif IC OP-AMP sedangkan terminal
negatif dari IC dihubungkan dengan ground dan juga mempelajari
bagaimana sinyal outputnya dari rangkaian tersebut. Sinyal output yang
dihasilkan oleh penguat non-inverting adalah berbanding lurus dengan
sinyal inputnya atau dengan kata lain sinyal output sefasa dengan sinyal
inputnya. Pada rangkaian ini akan dilakukan variasi R2 (nilainya), agar
dapat mengetahui pengaruh dari nilai resistansi terhadap sinyal output.
VinRin
Rf
Vout
-15 vVee
Vee
+15 v+
-
Gambar 1.1
Skema Penguat Non - Inverting
Iin
Dari rangkaian diatas dapat kita cari besarnya arus rangkaian :
I = 𝑉𝑖𝑛
𝑅1 RfIVRf .
1.
R
RfVinVout
1.
R
RfVin Atau :
Av = 𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛 Vout =Vin.
[𝑅2+ 1]
𝑅3
4 Laporan Penguat Non-Inverting
III. Alat dan Bahan
1. Multimeter 1 buah
2. Osiloskop 1 buah
3. Pascal 1 buah
4. Function Generator 1 buah
5. IC Op-Amp 741 1 buah
6. Resistor
- 1 KΩ 2 buah
- 1 MΩ 1 buah
- 2,2 KΩ 1 buah
- 3,3 KΩ 1 buah
- 4,7 KΩ 1 buah
7. Protoboard 1 buat
8. Jumper 1 set
9. Kabel Penghubung secukupnya
IV. Rangkaian Percobaan
Gambar 2.3 Rangkaian Penguat Non-Inverting
5 Laporan Penguat Non-Inverting
V. Langkah Percobaan
1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 2.3,
2. Vcc = +15 V, Vce = -15 V,
3. R1 = 1 MΩ, R2 = 1 kΩ dan R3 = 1 kΩ,
4. Input sinyal DC = 1 V, catat pada tabel sinyal DC tegangan input
dengan osiloskop,
5. Ganti R2 dengan 2K2 Ω, 3K3 Ω dan 4K7 Ω. Ulangi langkah 4 dan catat
pada tabel 1,
6. Ganti input sinyal DC dengan input sinyal AC sinus, Frekuensi 1 KHz,
ulangi langkah 3 dan catat pada tabel 2, ukur Vo dengan osiloskop dan
gambar pada kertas grafik.
7. Ganti harga resistor R2 dengan 2K2 Ω, 3K3 Ω dan 4K7 Ω lalu ulangi
langkah 6.
VI. Keselamatan Kerja
1. Sebelum melakukan percobaan, periksalah semua alat yang digunakan
dan pastikan semua alat dalam keadaan baik dan benar.
2. Sebelum memasukkan tegangan input kedalam rangkaian, ukurlah
terlebih dahulu tegangan input tersebut dengan menggunakan
multimeter atau osiloskop.
3. Sebelum menggunakan osiloskop sebaiknya dilakukan kalibrasi terlebih
dahulu agar pada saat pengukuran tidak terjadi kesalahan dan kerusakan
pada alat tersebut.
4. Pergunakan semua alat-alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya
dan sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah digunakan
dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap dalam keadaan