Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR MIKOLOGI PERTANIAN ACARA 2 DASAR-DASAR TEKNIK PENELITIAN JAMUR Disusun oleh: LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TUMBUHAN KLINIK JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN Nama : Rio Budi Anggrean NIM : 12640 Asisten : Riska Awalia Putri Rezki Ayu Dian Herowati
13

Laporan Pengantar Mikologi

Apr 24, 2023

Download

Documents

Ibda Muflihah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pengantar Mikologi

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR MIKOLOGI PERTANIAN

ACARA 2

DASAR-DASAR TEKNIK PENELITIAN JAMUR

Disusun oleh:

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TUMBUHAN KLINIK

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Nama : Rio Budi Anggrean

NIM : 12640

Asisten : Riska Awalia Putri

Rezki Ayu Dian

Herowati

Page 2: Laporan Pengantar Mikologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

ACARA 2

DASAR-DASAR TEKNIK PENELITIAN JAMUR

I. TUJUAN1. Memahami dan mempelajari dasar-dasar teknik penelitian

jamur.

2. Mengetahui kenampakan spora jamur dengan teknik

spore print.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai

tumbuhan karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak,

berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunyai

klorofil. Jamur tidak mempunyai akar, batang, daun dan

sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.

Umumnya jamur berbentuk benang, bersel banyak, dan semua

bagian jamur tersebut memiliki potensi untuk tumbuh. Setiap

lembar benang disebut hifa, dan kumpulan hifa dinamakan

miselium. Diameter hifa berkisar antara 0,5 –100 mikron atau

lebih (Rukmana 1997).

Page 3: Laporan Pengantar Mikologi

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan

mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh

kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur

yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu

sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

metode cawan tuang dan metode cawan gores. Ada berbagai cara

untuk mengisolasi jamur dalam biakan murni yaitu, cara

pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau

penggoresan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan (Waluyo, 2007).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Tanah

juga merupakan medium tempat mikroorganisme tanah tinggal.

Berdasarkan sumber karbon maka mikrobia dapat dibedakan atas

mikrobia yang dapat mensintensis semua komponen sel dari

karbondioksida yang disebut dengan autotrof. Sedangkan

mikrobia yang memerlukan satu atau lebih senyawa organik

sebagai sumber karbon disebut heterotrof. Akar tanaman

merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan

mikroorganisme tanah untuk menyerang tanaman. Kelembapan

juga dapat merangsang bagi jamur dan bakteri untuk tumbuh

(Lakitan, Benyamin, 2007).

Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai

filamen, dan pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat

karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.

Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora

Page 4: Laporan Pengantar Mikologi

telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari

jenis kapang (Ali 2005).

Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari

filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa

membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Setiap hifa

memiliki lebar 5-10 µm (Pelczar 1986).

Menurut Fardiaz (1992), dan Waluyo (2004), kapang dapat

dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan struktur hifa,

yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat

atau septat. Septat akan membagi hifa menjadi bagian-bagian,

dimana setiap bagian tersebut memiliki inti (nukleus) satu

atau lebih. Kapang yang tidak memiliki septat maka inti sel

tersebar di sepanjang hifa. Dinding penyekat pada kapang

disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga

sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang ke

ruang lainnya. Kapang yang bersekat antara lain kelas

Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.  Sedangkan kapang

yang tidak bersekat yaitu kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan

Oomycetes).

Secara alamiah kapang berkembang biak dengan berbagai

cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau

pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan

peleburan nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan,

suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang

serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari

penonjolan kecil pada sel inangnya (Waluyo 2007). Nutrisi

Page 5: Laporan Pengantar Mikologi

sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan pertumbuhannya,

yakni sebagai sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi,

dan faktor pertumbuhan (mineral dan vitamin). Nutrien

tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun

komponen-komponen sel.

Spora jamur bermacam-macam, ada yang disebut zoospora,

oospora, zygospora, basidiospora, pikniospora, aeciospora,

uredospora dan telispora. Salah satu terkecualinya yaitu

kloamidospora. sebab meskipun termasuk spora tetapi

terjadinya tanpa perkawinan dan digunakan untuk

mempertahankan diri (Martoredjo, 1984).

III. METODOLOGI

Praktikum Pengantar Mikologi Pertanina Acara 2 yang

berjudul “Dasar-Dasar Teknik Penelitian Jamur” dilaksanakan

pada hari Senin 30 Maret 2015 di Laboratorium Ilmu Penyakit

Tumbuhan Klini, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas

Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang

digunakan dalam praktikum ini adalah isolate jamur dari

kentang, daun salak, dan sampel jamur yang masih segar atau

tubuh buah janur kelompok Basidiomycota, alcohol, lactofenol

cotton blue, medium agar cair, air steril. Alat yang

digunakna dalam praktikum ini adalah kertas putih, kertas

Page 6: Laporan Pengantar Mikologi

hitam, cawan petri, seperangkat alat isolasi, mikroskop,

pipet tetes, gelas benda, gelas penutup.

Cara kerja untuk teknik pengamatan jamur ada beberapa

metode yang pertama adalah teknik pengamatan langsung dimana

koloni jamur diamati secara langsung dengan cara gelas benda

disterilkan dengan cara direndam menggunakan alkoho 70%

kemudian ditetesi dengan larutan lactofenol, biakan jamur

diambil secara aseptis menggunakan jarum ose. Lalu ditutup

secara hati-hati dengan deck gelas dan diamati dibawah

mikroskop. Untuk metode yang kedua diambil koloni jamur

beserta PDA menggunakan scalpel dan diletakkan diatas gelas

benda yang telah disterilkan sebelumnya, kemudian ditetesi

dengan lactofenol, diberi deck glass lalu dibakar hati

diatas lampu bunsen, kemudian diamati dibawah mikroskop.

Untuk metode yang ketiga gelas benda yang telah disterilkan

menggunakan alkohol 70% ditetesi dengan PDA cair,setelah PDA

tersebut keras jamur diambil secara aseptis menggunakan

jarum ose lalu diinkubasikan selama 2-3 hari, setelah

diinkubasi gelas benda tersebut ditetesi dengan larutan

lactofenol, ditutup dengan deck glass dan diamati dibawah

mikroskop. Untuk metode spore print, Tangkai tubuh buah

jamur dipotong. Disiapkan dua kertas berwarna hitam dan

putih dan diketakkan secara berdampingan. Potongan tudung

jamur diletakkan pada kertas dengan permukaan penghasil

basidiospora berada di bawah. Sebagian tudung jamur

diletakkan di atas kertas putih dan sebagian lagi pada

Page 7: Laporan Pengantar Mikologi

kertas hitam. Kemudian diamati warna spora yang tertangkap

dan diamati morfologi spora dengan menggunakna mikroskop.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum acara kedua yaitu dasar-dasar teknik

pengamatan jamur dilakukan dengan berbagai metode.

Diantaranya metode pengamatan koloni jamur secara langsung,

metode pembakaran media dalam hal ini PDA, metode inkubasi

dan juga metode spore print. Pada metode pengamatan langsung

dilakukan pengamatan koloni jamur diamati secara langsung

dengan cara gelas benda disterilkan dengan cara direndam

menggunakan alkoho 70% kemudian ditetesi dengan larutan

lactofenol, biakan jamur diambil secara aseptis menggunakan

jarum ose. Lalu ditutup secara hati-hati dengan deck gelas

dan diamati dibawah mikroskop. Dalam metode ini digunakan

jamur Phytophtora infestans yang berasal dari isolat kentang.

Pada metode ini didapatkan hasil sebagai berikut:

Untuk metode yang kedua adalah metode pembakaran media

dalam hal ini PDA, dengan cara diambil koloni jamur beserta

PDA menggunakan scalpel dan diletakkan diatas gelas benda

yang telah disterilkan menggunakan alkohol 70% sebelumnya,

kemudian ditetesi dengan lactofenol, diberi deck glass lalu

dipanaskan secara hati-hati diatas lampu bunsen, kemudian

diamati dibawah mikroskop. Dari metode pengamatan ini

didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 8: Laporan Pengantar Mikologi

Sumber : Dokumentasi pribadi

Untuk metode yang ketiga adalah metode inkubasi, metode

ini dilakukan dengan cara gelas benda yang telah disterilkan

menggunakan alkohol 70% ditetesi dengan PDA cair,setelah PDA

tersebut keras jamur diambil secara aseptis menggunakan

jarum ose lalu diinkubasikan selama 2-3 hari, setelah

diinkubasi gelas benda tersebut ditetesi dengan larutan

lactofenol, ditutup dengan deck glass dan diamati dibawah

mikroskop. Dalam metode ini terdapat 3 ulangan. Berdasarkan

metode ini didapatkan hasil sebagai berikut :

Sumber : dokumentasi pribadi (Ulangan 1, 2 dan 3)

Untuk metode yang terakhir adalah metode spore print,

dilakukan dengan cara Tangkai tubuh buah jamur dipotong.

Page 9: Laporan Pengantar Mikologi

Disiapkan dua kertas berwarna hitam dan putih dan diketakkan

secara berdampingan. Potongan tudung jamur diletakkan pada

kertas dengan permukaan penghasil basidiospora berada di

bawah. Sebagian tudung jamur diletakkan di atas kertas putih

dan sebagian lagi pada kertas hitam. Kemudian diamati warna

spora yang tertangkap dan diamati morfologi spora dengan

menggunakna mikroskop. Dan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Sumber : Dokumentasi pribadi

Dari hasil pengamatan beberapa metode yang digunakan

didapatkan hasil pengamatan yang paling jelas terdapat pada

metode ketiga yaitu pada metode inkubasi selama 2-3 hari,

dan pada ulangan kedua, dimana pada ulangan kedua hasil

pengamatan secara mikroskopik terlihat cukup jelas bagian

sporangia dari jamur jika dibandingkan dengan hasil

pengamatan mikroskopik pada metode yang lain. Pada metode

yang lain hasil pengamatan mikroskopik dari spora jamur

hanya terlihat seperti untaian benang. Hasil pengamatan pada

metode inkubasi lebih jelas jika dibandingkan dengan yang

lain kemungkinan karena metode ini diberi perlakuan inkubasi

Page 10: Laporan Pengantar Mikologi

selama 2-3 hari, sehingga spora jamur dapat berkecambah

lebih optimal.

Sedangkan untuk pengamatan jamur dengan spore print

jamur yang digunakan bermacam-macam seperti ganoderma dan

jamur puff ball. Pada pengamatan spora metode ini tidak

ditemukan spora jamur yang jelas, justru yang terlihat pada

kertas adalah warna dari jamur itu sendiri. Tidak terdapat

spora yang jatuh pada tempat yang diinginkan baik pada

kertas putih maupun kertas hitam. Hal ini mungkin karena

peletakan jamur yang tidak tepat sehingga spora jamur tidak

jatuh. Dan justru warna jamur yang menempel pada kertas

tersebut.

Page 11: Laporan Pengantar Mikologi

V. KESIMPULAN

1. Isolasi jamur dilaksanakan dengan menggunakan media PDA

dan DG18. Dalam penelitian jamur terdapat beberapa

metode dalam pengamatan spora jamur, diantaranya metode

pengamatan langsung, metode pembakaran media, metode

inkubasi dan spore print.

2. Pada teknik spore print tidak ditemukan spora yang

jatuh, mungkin dikarenakan peletakan jamur yang tidak

tepat. Teknik isolasi jamur harus dilakukan secara

aseptik agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain.

Page 12: Laporan Pengantar Mikologi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I. State University of

Makassar Press. Makassar.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Page 13: Laporan Pengantar Mikologi

Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari

Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta. 51 p.

Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1986.  Dasar-dasar Mikrobiologi I.

Diterjemahkan oleh Hadioetomo, dkk. Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

Rukmana, H.R. 1997. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.