Top Banner
LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN MASUK MANDIRI MAHASISWA BARU INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER TAHUN AKADEMIK 2019/2020 Dr. Moh. Sahlan, M.Ag (Ketua) NIP. 196303111993031003 Luluk Mauli Diana, M. Pd (Anggota) NIDN. 201712180 INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER 2020
76

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

Mar 03, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

LAPORAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

ANALISIS BUTIR SOALUJIAN MASUK MANDIRI MAHASISWA BARUINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Dr. Moh. Sahlan, M.Ag (Ketua)NIP. 196303111993031003

Luluk Mauli Diana, M. Pd (Anggota)NIDN. 201712180

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

JEMBER

2020

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI
Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kea hadirat Allah SWT. karena dengan hidayah dan

pertolongan-Nya, laporan penelitian dengan judul “Analisis Butir Soal Ujian Masuk

Mandiri Mahasiswa Baru Institut Agama Islam Negeri Jember Tahun Akademik

2019/2020” ini dapat diselesaikan. Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk jawaban

akan pentingnya mengetahui kualitas soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember Tahun

Akademik 2019/2020 yang telah ditulis dosen.

Dengan selesainya laporan penelitian ini, peneliti berterima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada

1. Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Jember yang telah memberikan

kepercayaan dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini

2. Kepala LP2M IAIN Jember Sebagai Koordinator dan Pengelola Penelitian ini.

3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu proses

selesaianya penelitian ini.

Semoga semua amal baiknya mendapat pahala dari Allah SWT. Peneliti

menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan, karenanya kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat diharapkan dan semoga penelitian ini bermanfaat

bagi semua pihak pada umumnya dan bagi pengembangan civitas akademika yang ada

di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember khususnya.

Jember, 01 November 2020

Peneliti,

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………. iHALAMAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN ……………………………………... iiKATA PENGANTAR …………………………………………………………………... iiiDAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ivDAFTAR TABEL ………………………………………………………………………. vDAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… vi

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 6C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 6D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 6E. Definisi Istilah …………………………………………………………… 7

BAB II : Kajian Teori …………………………………………………………………. 9A. Konsep Penilaian Pembelajaran ………………………………………… 9

1. Pengertian Penilaian Pembelajaran………………………………….. 92. Prinsip Penilaian Pembelajaran……………………………………… 93. Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran………………………………. 11

B. Tinjauan Tes……………………………………………………………... 121. Pengertian Tes……………………………………………………….. 122. Kaidah Penulisan Soal……………………………………………….. 13

C. Tinjauan Analisis Butir Soal……………………………………………... 161. Pengertian Analisis Butir Soal………………………………………. 162. Analisis Tingkat Kesukaran…………………………………………. 173. Analisis Daya Pembeda……………………………………………… 204. Analisis Pengecoh (Distraktor)……………………………………… 23

D. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan……………………………… 24

BAB III : METODE PENELITIAN……………………………………………………. 26

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN………………………………. 29A. Penyajian Data…………………………………………………………… 29

1. Analisis Tingkat Kesukaran………………………………………… 292. Analisis Tingkat Daya Pembeda……………………………………. 363. Analisis Efektivitas Pengecoh………………………………………. 424. Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal………………………………. 54

B. Pembahasan……………………………………………………………… 581. Tingkat Kesukaran Soal……………………………………………... 582. Tingkat Daya Pembeda ……………………………………………... 613. Tingkat Efektivitas Distraktor (Pengecoh)………………………….. 62

BAB V : PENUTUP…………………………………………………………………… 64A. Kesimpulan………………………………………………………………. 64B. Rekomendasi…………………………………………………………….. 65

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………….

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, upaya dalam pembangunan pendidikan dilakukan di berbagai

jenjang, mulai dari pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Semua

jenjang ini diharapkan mampu meraih fungsi dan tujuan pendidikan nasional,

sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tinggi merupakan salah satu pilar

penting yang diharapkan dapat membawa perubahan suatu bangsa, karena dunia

pendidikan tinggi tidak hanya dapat menjadi sarana bagi peningkatan sumber daya

manusia saja, melainkan proses pembelajaran di kampus juga diharapkan sebagai

wahana yang sangat penting untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam

mewujudkan masyarakat sipil yang demokratis. Oleh karena itu, setiap orang tua

selalu menginginkan anak-anaknya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.

Sumber daya manusia yang terdidik di perguruan tinggi merupakan

investasi jangka panjang bagi orang tua tidak ternilai harganya, mahasiswa

merupakan label yang diberikan kepada seseorang yang menempuh pendidikan di

perguruan tinggi. Seseorang hanya dapat dikatakan sebagai mahasiswa manakala

seseorang tersebut tercatat sebagai mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi dan

sekaligus seseorang tersebut mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan-

kegiatan lainnya.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

2

Karena status mahasiswa dipersepsikan sebagai seseorang yang memiliki

kemampuan akademik dan kemampuan-kemampuan lain yang dapat membantu

seseorang menghadapi persaingan yang semakin ketat di zaman sekarang ini,

maka orang tua selalu menginginkan anak-anaknya diterima menjadi mahasiswa

yang di sebuah perguruan tinggi. Hal ini harapkankan dengan melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa memiliki kemampuan yang cukup

dalam menghadapi kerasnya persaingan. Namun untuk menjadi calon mahasiswa

di perguruan tinggi lebih-lebih perguruan negeri maka dibutuhkan perjuangan

yang tidak mudah karena calon mahasiswa harus memenuhi beberapa persyaratan

yang salah satunya harus mengikuti ujian masuk atau tes yang sudah ditentukan.

Seleksi masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

berdasar Peraturan Menteri Agama Nomor 17 tahun 2017 melalui tiga jalur.

Pertama melalui Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) atau sering disebut jalur undangan

adalah seleksi berdasarkan penelusuran prestasi akademik calon mahasiswa yang

dilakukan oleh masing-masing PTKIN dibawah koordinasi panitia nasional.

Kedua melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

(UM-PTKIN) adalah seleksi berdasarkan hasil ujian tertulis dalam bentuk cetak

(Peper Based Testing/PBT) atau mengunakan komputer (Computer Based

Testing/CBT) atau kombinasi hasil ujian tertulis dan juga kompetensi keagamaan

dilakukan secara bersama dibawah koordinasi panitia nasional. Ketiga melalui

jalur Seleksi Mandiri adalah seleksi yang dilakukan oleh masing-masing PTKIN

(PMA Nomor 17 tahun 2017).

Paling sedikit ada empat alasan utama mengapa pemerintah

menyelenggarakan ketiga jalur penerimaan (seleksi) calon mahasiswa baru

tersebut. Pertama, diperlukan untuk “memastikan” kesiapan calon mahasiswa

yang akan belajar di perguruan tinggi. Kedua, memberikan kesempatan kepada

calon mahasiswa potensial dan yang paling berhak mendapatkannya. Ketiga,untuk

menjaring calon-calon mahasiswa yang bertalenta tinggi. Keempat, kesempatan

(kelulusan)dan biaya kuliah di perguruan tinggi yang tidak murah dapat menjadi

1

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

3

motivasi bagi mahasiswa untuk belajar secara sungguh-sungguh sehingga dapat

meraih prestasi akademik yang optimal (Suryabrata, Sumadi. 2004).

Memasuki sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, seorang

calon mahasiswa harus berkompetisi untuk bisa diterima dengan menempuh tiga

jalur sebagaimana disebutkan di atas. Jika calon mahasiswa tidak terima melalui

jalur pertama dan kedua yaitu SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN, maka calon

mahasiswa masih memiliki kesempatan untuk mengikuti seleksi lewat jalur Ujian

Masuk Mandiri yang sistem pelaksanannya diatur sendiri perguruan tinggi

masing-masing,

Institut Agama Islam Negeri Jember dalam melaksanakan seleksi mandiri

untuk calon mahasiswa melalui tes tertulis dan tes wawancara. Ujian tulis

diadakan sesudah pelaksanaan ujian wawancara berupa tes baca tulis Al-Qurán,

dan praktik Ibadah serta Keagamaan. Setiap calon mahasiswa diharuskan

mengikuti ujian tersebut untuk menentukan apakah diterima sebagai

mahasiswa atau tidak.

Dalam pelaksanaan tes tertulis panitia menggunakan tes berbasis online

dengan istilah computer based test (CBT), peserta diberi soal-soal yang telah

disiapkan oleh panitia dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 87 buah soal,

yang di dalamnya terdapat Tes Potensi Akademik, Wawasan Keislaman, dan

Kebahasaan. Kepada peserta tes diberikan waktu selama 90 menit untuk

mengerjakan soal-soal tersebut, dengan harapan calon mahasiswa memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti perkuliahan di

IAIN Jember.

Bahwa tes seleksi biasanya berhubungan dengan keputusan-keputusan

pendidikan yang harus dilakukan untuk menerima atau menolak mereka yang

berminat memasuki suatu program studi. Tes seleksi adalah berupa soal tes yang

dibuat oleh dosen. Mengingat seleksi penerimaan mahasiswa baru di IAIN Jember

dilakukan setiap tahun, maka perlu adanya bank soal. Khususnya bank soal yang

dipergunakan untuk kepentingan seleksi penerimaan mahasiswa baru, hal ini

mempunyai keuntungan yang sangat besar bagi pengembangan tes terutama jika

tes tersebut dilakukan secara periodik.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

4

Milman & Arter (1984) mengungkapkan bahwa bank soal akan sangat

bermanfaat apabila salah satu dari kondisi berikut : (1) belum ada atau belum

tersedia tes yang siap pakai, (2) penyelenggaran tes memerlukan lebih dari satu

perangkat tes, (3) sistem bank soal memungkinkan orang yang relatif

berpengalaman dapat membuat tes berkualitas tinggi. Lebih lanjut, Soal yang

dimasukkan ke dalam bank soal adalah butir-butir soal yang bermutu tinggi, yaitu

butir-butir soal yang diterima (lulus) berdasarkan hasil analisis (Dit PMU Dirjen

Dikdasmen: 2000)

Dalam panduan analisis butir tes disebutkan bahwa manfaat analisis butir

tes adalah: (1) untuk menentukan tes-tes yang cacat atau tidak berfungsi

penggunaannya; (2) Untuk meningkatkan butir tes melalui tiga komponen analisis

yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh, serta meningkatkan

pembelajaran melalui ambiguitas tes dan keterampilan tertentu yang

menyebabkan peserta didik merasa sulit (Aiken, 1994 dalam Depdiknas, 2008: 2)

Analisis butir soal merupakan hubungan antara skor-skor dengan skor

keseluruhan, membandingkan jawaban siswa terhadap suatu butir soal dengan

jawaban keseluruhan tes. Tujuan analisi butir soal adalah membuat tiap butir soal

ini konsisten dengan keseluruhan tes, menilai tes sebagai alat pengukuran karena

suatu alat tes jika tidak diuji, efektivitas pengukuran tidak dapat ditentukan secara

memuaskan (Tuckman dalam Nurgiyantoro, 2001:136).

Analisis butir soal dilakukan untuk menguji tingkat kelayakan tiap butir soal

berdasarkan tingkat kesulitan dan daya pembeda soal, sebab belum tentu semua

butir soal patut dianggap layak untuk digunakan. Penentuan revisi suatu butir soal

tidak semata – mata berdasarkan besarnya indeks tingkat kesulitan dan daya beda

soal saja, melainkan juga sebaran distribusi frekuensi jawaban pada alternatif yang

disediakan, dengan kata lain perlu juga menganalisis efektivitas butir- butir

pengecoh (distraktor) untuk tiap butir soal.

Sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru di IAIN Jember dilakukan

karena banyaknya peminat yang mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru

setiap tahunnya. Dengan demikian diperlukan sistem seleksi yang selektif, dengan

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

5

cara meranking hasil tes akademik para peserta tes seleksi tersebut untuk

menentukan calon mahasiswa yang diterima. Untuk melakukan seleksi

penerimaan mahasiswa baru, IAIN Jember membentuk panitia penerimaan

mahasiswa baru (PMB) yang beranggotakan dosen dan karyawan. Panitia inilah

yang bertugas menyiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan, termasuk

dalam pembuatan soal tes akademik.

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau

salah yang tujuannya adalah untuk menaksir secara tepat besarnya tingkat

kemampuan seseorang. Oleh karena itu agar diperoleh informasi yang akurat dan

tepat maka dibutuhkan tes yang baik yaitu butir soalnya sudah diketahui tingkat

validitas, reliabilitas, kesukaran, daya pembeda termasuk distraktornya. Agar

menghasilkan alat tes yang baik perlu dilakukan uji coba dan dianalisis hasilnya

untuk melihat kriterianya. Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu

kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis.

Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya

sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan calon mahasiswa mana

yang dapat diterima dan yang ditolak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Faktanya soal-soal yang disusun dari tahun ke tahun yang digunakan untuk

menyeleksi calon mahasiswa baru IAIN Jember melalui jalur mandiri belum

pernah dilakukan analisis, sehingga kebanyakan belum bisa diidentifikasi soal-

soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Hal ini didukung oleh studi awal

yang telah dilakukan peneliti bahwa dari 1600 calon mahasiswa yang mengikuti

seleksi ujian masuk mandiri nilai tertinggi murni yang diperoleh adalah 50.00

itupun yang memperolehnya hanya 10 prosen dari jumlah yang mengikuti seleksi.

Jika umpama panitia menggunakan pendekatan acuan patokan (standar),

misalnya nilai standarnya ditetapkan minimal 60 maka dipastikan calon

mahasiswa tidak ada yang diterima. Pertanyaannya apakah soal yang disusun

oleh dosen kualitasnya baik, kurang baik atau kemampuan calon peserta yang

mengikuti seleksi kurang baik, maka di sinilah perlunya melakukan analisis butir

soal.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

6

Dengan melakukan analisis butir soal yang dipergunakan dalam seleksi

mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 maka akan diperoleh informasi

akurat tentang sejauhmana tingkat validitas, indeks kesukaran, daya pembeda dan

reliabilitas dari masing-masing butir/item soal tes tersebut. Dengan kata lain

apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria soal yang baik atau belum.

Dengan menjadikan hasil tes akademik sebagai unsur utama dalam penentuan

penerimaan calon mahasiswa baru tentu membawa dampak kepada penyediaan

soal yang berkualitas. Namun selama ini soal-soal yang telah dibuat hanya

dikumpulkan dan disimpan saja, belum pernah dilakukan analisis secara

komprehensif.

B. Rumusan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka penelitian ini difokuskan

pada analisis butir soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Jember. Dari fokus ini kemudian dijabarkan menjadi sub fokus

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesukaran soal soal ujian masuk mandiri mahasiswa

baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

2. Bagaimana tingkat daya beda soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

3. Bagaimana tingkat pengecoh soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

C. Tujuan Penelitian (50 kata)

Sesuai dengan fokus dan sub fokus penelitian, tujuan penelitian adalah

untuk mendeskripsikan sebagai berikut:

1. Tingkat kesukaran soal soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

2. Tingkat daya beda soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

7

3. Tingkat pengecoh soal ujian masuk mandiri mahasiswa baru Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan berbagai analisis butir soal sebagaimana dijelaskan di

atas, maka hasil penelitian ini akan memiliki beberapa manfaat praktis:

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

8

1. Bagi IAIN Jember

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan, terutama dalam hal seleksi penerimaan

mahasiswa baru, karena dengan melakukan analisis butir soal, maka akan

diketahui kualitas soal yang diujikan. Jika soal ujian masuk IAIN Jember

berkualitas, maka mahasiswa baru yang diterima sesuai dengan yang

diharapkan, yaitu mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan dapat

diprediksi dalam menyelesaikan studinya tepat waktu.

b. Soal-soal yang kurang berkualitas perlu dilakukan revisi jika soal tersebut

dijadikan sebagai bank soal dan dapat digunakan untuk seleksi penerimaan

mahasiswa baru tahun-tahun berikutnya.

2. Bagi peneliti,

Penelitian ini sebagai wujud dari tanggung jawab moral sebagai pengampu

mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di IAIN Jember untuk memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan perguruan dalam hal rekruitmen mahasiswa

baru.

3. Bagi penulis soal

Penelitian ini akan memberi manfaat bagi penulis soal tentang kualitas soal

yang disusunnya. Jika ada butir-butir soal yang kualitasnya kurang baik, maka

penulis berkewajiban melakukan revisi, baik dalam hal materi yang diujikan,

cara mengkonstruksinya maupun dalam aspek penggunaan bahasa.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk memberikan kejelasan serta

menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang ada dalam

judul penelitian.

1. Analisis butir soal merupakan proses melakukan uji kelayakan tiap butir soal

berdasarkan tingkat validitas, reliabilitas, kesulitan, daya pembeda, dan

distraktor. Adapun bentuk tes yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tes

pilihan ganda.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

9

2. Ujian Masuk Mandiri merupakan sistem penerimaan mahasiswa baru secara

mandiri yang pelaksanaannya dilakukan setelah pengumuman Ujian Masuk

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) yang cara dan

mekanisme diserahkan sepenuhya pada IAIN Jember.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Penilaian Pembelajaran

1. Pengertian Penilaian Pembelajaran.

Penilaian pembelajaran adalah proses mengidentifikasi , mengumpulkan,

mengolah dan mempersiapkan data beserta bukti-buktinya untuk mengukur

pencapaian hasil belajar mahasiswa. Pengumpulan informasi tersebut ditempuh

melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai instrumen, dan berasal

dari berbagai sumber. Penilaian harus dilakukan secara efektif. Oleh karena itu,

meskipun informasi dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan berbagai upaya,

tapi kumpulan informasi tersebut tidak hanya lengkap dalam memberikan

gambaran, tetapi juga harus akurat untuk menghasilkan keputusan.

Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua pihak,

baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan menggunakan hasil

penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila instrumen yang digunakan

untuk menilai, proses penilaian, analisis hasil penilaian, dan objektivitas penilai

dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu dirumuskan prinsip-prinsip

penilaian yang dapat menjaga agar orientasi penilaian tetap pada framework atau

rel yang telah ditetapkan.

2. Prinsip Penilaian Pembelajaran

Adapun prinsip-prinsip harus diperhatikan dalam melaksanakan penilaian

(Kemendikbud, 2017: 8-10): pertama, Sahih, agar sahih (valid), penilaian harus

dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

Untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan kemampuan yang diukur harus

digunakan instrumen yang sahih juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang

seharusnya diukur. Kedua, Objektif, penilaian tidak dipengaruhi oleh

subjektivitas penilai. Karena itu perlu dirumuskan pedoman penilaian (rubrik)

sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas,

apalagi dalam penilaian kinerja yang cakupan, otentisitas, dan kriteria

penilaiannya sangat kompleks. Untuk penilai lebih dari satu perlu dilihat

9

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

10

reliabilitas atau konsistensi antar penilai (interraterreliability) untuk menjamin

objektivitas setiap penilai.

Ketiga, Adil, Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata harus

disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik pada kompetensi yang

dinilai. Keempat, Terpadu, Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan

proses untuk mengetahui apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi

tersebut dicapai melalui serangkaian aktivitas pembelajaran. Karena itu penilaian

tidak boleh terlepas apalagi melenceng dari pembelajaran. Penilaian harus

mengacu pada proses pembelajaran yang dilakukan. Kelima, terbuka, prosedur

penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat diketahui oleh

siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang dinilai dan

pengguna hasil penilaian berhak tahu proses dan acuan yang digunakan dalam

penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima oleh siapa pun.

Keenam, Menyeluruh dan Berkesinambungan, Penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik

atau peserta didik. Instrumen penilaian yang digunakan, secara konstruk harus

merepresentasikan aspek yang dinilai secara utuh. Penilaian dilakukan dengan

berbagai teknik dan instrumen, diselenggarakan sepanjang proses pembelajaran,

dan menggunakan pendekatan assessment as learning, for learning, dan of

learning secara proporsional.

Ketujuh, Sistematis, Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkahlangkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan

pemetaan. Dilakukan identifikasi dan analisis KD, dan indikator ketercapaian KD.

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut dipetakan teknik penilaian,

bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai. Kedelapan, Beracuan

criteria, Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan

kriteria. Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

11

belum bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya,

melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta yang

sudah mencapai kriteria minimal disebut tuntas, dapat melanjutkan pembelajaran

untuk mencampai kompetensi berikutnya, sedangkan peserta didik yang belum

mencapai kriteria minimal wajib menempuh remedial.

Kesembilan, Akuntabel. Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari

segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi

bila penilaian dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana

telah diuraikan di atas. Bahkan perlu dipikirkan konsep meaningful assessment.

Selain dipertanggungjawabkan teknik, prosedur, dan hasilnya, penilaian juga

harus dipertanggungjawabkan kebermaknaannya bagi peserta didik dan proses

belajarnya.

Sementara itu, prinsip-prinsip penilaian sebagaimana disebutkan dalam

buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (2019: 50): pertama,

Edukatif, merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu: (a)

memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan (b) meraih capaian pembelajaran

lulusan, kedua, Otentik, merupakan penilaian yang berorientasi pada proses

belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan

mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Ketiga, Objektif, merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang

disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas

penilai dan yang dinilai. Keempat, Akuntabel, merupakan penilaian yang

dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal

kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa, dan kelima, Transparan, merupakan

penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua

pemangku kepentingan.

3. Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran

Secara umum penilaian memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu Pertama, sebagai grading, yaitu untuk menentukan atau

membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain

(rangking), sehingga lebih mengacu pada penilaian acuan norma, kedua, sebagai alat

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

12

seleksi; yaitu untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di lembaga pendidikan

tertentu, ketiga, tingkat penguasaan peserta didik, untuk menemukan apakah seorang

peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu atau belum,

Kempat, sebagai bimbingan, untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik

dalam rangka memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya yang

dapat dilakukan oleh peserta didik atau untuk penjurusan, kelima, sebagai alat prediksi,

yaitu untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta

didik pada pendidikan berikutnya atau pekerjaannya. Keenam, sebagai alat diagnosis,

untuk melihat dalam hal apa peserta didik mengalami kesulitan belajar atau dalam hal apa

peserta didik memiliki prestasi yang bagus, ini akan membantu guru menentukan apakah

peserta didik perlu remidiasi atau pengayaan.

B. Tinjauan Tes

1. Pengertian Tes

Tes dapat diartikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut

pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut

mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Demikian demikian, setiap tes menuntut keharusan adanya respon dari

subjek yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait yang dimiliki oleh subjek yang

sedang dicari informasinya. Jadi bila ada tugas atau pertanyaan yang harus

dikerjakan oleh seseorang tetapi tidak ada jawaban atau cara mengerjakan yang

benar atau salah, atau suatu usaha pengukuran yang tidak mengharuskan subjek

untuk menjawab atau mengerjakan suatu tugas, maka itu bukan tes (Zainul &

Nasoetion, 2001: 3) atau sering dikenal dengan istilah angket. Jawaban yang

diharapkan dalam tes berupa tertulis, lisan atau perbuatan.

Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis

untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes

tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai

representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa

soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

13

(1) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,

atau sumatif. (2) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai

acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang

akan ditulis, meliputi Kompetensi Dasar yang akan diukur, materi, indikator soal,

bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah

sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur

lebih tepat. (3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal. (4)

Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada

soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci

jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal

uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan rubrik

dengan rentang skor. (5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal

diujikan (Kemendikbud, 2015: 15)

Di antara tahapan yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun soal

adalah menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan

menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan

ditulis, meliputi Kompetensi Dasar (KD) yang akan diukur, materi, indikator

soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih

terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang

hendak diukur lebih tepat. Kemudian dilanjutkan menulis soal berdasar kisi-kisi

dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal penulisan soal.

2. Kaidah Penulisan Soal

Dalam kajian teori ini hanya dijelaskan kaidah penulisan soal bentuk

pilihan ganda. Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Dirjen Pendis Nomor

3751 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah

Aliyah adalah sebagai berikut.

Pertama, Substansi/ materi meliputi: Soal sesuai dengan indikator

(menuntut tes bentuk PG), materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK:

urgensi, keberlanjutan, relevansi, dan keterpakaian), pilihan jawaban homogen

dan logis, hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

14

Kedua, Konstruksi, meliputi: pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas, rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan

yang diperlukan saja, pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban, pokok

soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda, gambar/grafik/tabel/diagram

dan sebagainya jelas dan berfungsi. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif

sama, pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar”

atau “semua jawaban salah”, pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu

disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian, butir soal

tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketiga, Bahasa meliputi: menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah

Bahasa Indonesia, menggunakan bahasa yang komunikatif, pilihan jawaban tidak

mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan

pengertian, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Tes merupakan alat ukur yang paling sering digunakan pendidik untuk

mengukur keberhasilan belajar peserta didik, sehingga dapat diketahui

sejauhmana tujuan pembelajaran dapat dicapai. Tes adalah cara dalam mengukur

dan menilai di bidang pendidikan dalam bentuk pemberian tugas atau serangkaian

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, sehingga dapat diketahui nilai

prestasi peserta didik. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai

yang dicapai oleh siswa lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Tes memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran,

pertama, yaitu sebagai alat mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang

telah dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran dilakukan, kedua, sebagai

alat pengukur keberhasilan program pengajaran, maka tes harus dirancang sesuai

dengan kegunaannya. Karena masing-masing tes memiliki karakteristik tertentu,

baik dari segi bentuk soal, tingkat kesukaran maupun cara pengolahan dan

pendekatannya (Purwanto, 2014: 82) dan tes tulis yang biasa digunakan untuk

mengukur keberhasilan belajar peserta didik di antaranya adalah soal esai dan

soal pilihan ganda.

Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak

digunakan. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian, pertama,

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

15

pernyataan atau sering disebut stem. Stem mungkin berbentuk pernyataan atau

dapat berupa pertanyaan. Apabila dalam bentuk pernyataan, mungkin pernyataan

yang lengkap atau pernyataan yang tidak lengkap. Bahkan mungkin dapat berupa

pernyataan dan pertanyaan sekaligus. Pokok soal dapat dibuat dalam dua bentuk,

yaitu dalam pernyataan tidak selesai atau dalam bentuk kalimat tanya Dalam

perspektif penyusunan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi dikenal dengan

istilah HOTS (Higher Order Thinking Skills) maka pernyataan di sini bisa berupa

stimulus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun stimulus soal

HOTS adalah (1) pilihlah beberapa inormasi dapat berupa gambar, graik, table,

wacana dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus; (2) stimulus

hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan,

menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan; (3) pilihlah kasus/permasalahan

kontekstual dan menarik (terkini) yang memotivasi siswa untuk membaca

(pengecualian untuk mata pelajaran Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual); dan

terkait dengan pertanyaan (pokok soal) dan berungsi (Mustahdi, 2019:12).

Kedua, alternatif jawaban, satu di antara alternatif jawaban tersebut

adalah jawaban yang benar atau yang paling benar sebagai kunci jawaban,

sedangkan alternatif jawaban yang lain berfungsi sebagai pengecoh (distraktor).

Jumlah alternatif jawaban yang dibuat terdiri atas empat atau lima opsi jawaban.

Kekuatan dari soal pilihan ganda yaitu mengukur berbagai jenjang kognitif,

penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup

bahan/materi/kompetensi dasar yang luas, bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang

pesertanya sangat banyak. Kelemahannya yaitu memerlukan waktu yang relatif

lama untuk membuat soalnya, sulit membuat pengecoh yang homogen dan

berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (Sahlan, 2013: 72-76)

Soal pilihan ganda sangat efektif untuk mengukur kemampuan seperti

kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman dan penggunaan konsep. Selain itu,

soal pilihan ganda juga dapat mengukur kemampuan mengenal istilah, fakta,

prinsip, menginterpretasi hubungan sebab akibat, serta menilai metode dan

prosedur (Mania, 2012: 49). Tes bentuk objektif berupa pilihan ganda juga dapat

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

16

mengukur hasil belajar secara kompleks serta yang berhubungan dengan aspek

ingatan, definisi, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan uraian

tersebut soal pilihan ganda mampu mengukur beberapa kemampuan peserta tes.

B. Tinjauan Analisis Butir Soal

1. Pengertian Analisis Butir Soal

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahapan kegiatan yang harus

dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan

maupun butir soal yang menjadi bagian tes. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan

apakah tes sebagai suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak dan

seharusnya diukur? Sampai mana tes tersebut dapat diandalkan dan berguna?

Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik,

kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi

tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan

soal yang telah disusun.

Pada umumnya analisis butir soal dilakukan melalui dua teknik, yaitu

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilaksanakan

berdasarkan kaidah penulisan soal. Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum

soal digunakan dan aspek perlu diperhatikan dalam analisis kualitatif ini meliputi

aspek materi, aspek konstruksi, bahasa atau budaya dan kunci jawaban. Sementara

analisis kuantitatif berdasarkan bukti secara empirik.

Linn & Gronlund (1995:315) berpendapat bahwa kegiatan analisis butir

soal adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apakah

fungsi soal sudah tepat? (2) apakah soal telah memiliki tingkat kesukaran yang

tepat (3) apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan? (4) Apakah pilihan

jawabannya efektif? Menurut Anastasi & Urbina (1997: 172) analisis butir soal

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) analisis kualitatif mencakup

pertimbangan validitas isi dan konstruk (2) analisis kuantitatif mencakup

pengukuran validitas dan reliabilitas butir soal, kesulitan butir soal serta

diskriminasi soal.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

17

Sebagaimana dikatakan Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 161), ada empat

macam model teori respon butir, mulai dari model satu parameter, dua parameter,

tiga parameter, empat parameter. Model satu parameter untuk menganalisis data

pada tingkat kesukaran. Model dua parameter untuk menganalisis data pada

tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Model tiga parameter untuk

menganalisis data pada tingkat kesukaran. daya pembeda, dan menebak

(guessing). Model empat parameter yaitu untuk menganalisis tingkat kesukaran,

daya pembeda, menebak, dan penyebab lainnya.

Dalam analisis butir soal pada umumnya ada empat aspek yang

dilihat, yakni: analisis tingkat kesulitan, analisis daya pembeda, analisis validitas

dan analisis reliabilitas serta distraktor. Berikut ini akan dijelaskan tentang

keempat aspek analisis tersebut secara singkat.

Analisis butir soal dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Soal dikatakan

baik apabila memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas untuk analisis butir soal

secara kuantitatif, serta tingkat kesukaran, daya pembeda, dan keefektifan pilihan

untuk analisis butir soal secara kuantitatif.

2. Analisis tingkat kesukaran (difficulty index)

Analisis tingkat kesukaran sebagai dikatakan Arifin (2009: 272) mengukur

seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Menganalisis tingkat kesukaran soal

artinya mengkaji soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Untuk

menyusun soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkatan kesukarannya

berimbang. Dengan kata lain jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang,

maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah dengan komposisi sukar 25%, sedang 50%,

dan sukar 25% (Arifin, 2009: 278).

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi

karena di luar kemampuannya (Sahlan, 2013: 208). Menganalisis tingkat

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

18

kesukaran butir soal berarti mengkaji soal-soal tersebut termasuk kategori sukar,

sedang atau mudah. Butir soal hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir soal

yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar atau tidak terlalu

mudah dengan kata lain derajat kesukaran butir soal itu termasuk kategori sedang

atau cukup. Jadi, soal yang baik haruslah tidak sukar dan tidak terlalu mudah.

Tingkat kesukaran diperoleh dari menghitung presentase siswa yang dapat

menjawab benar soal tersebut. Semakin banyak siswa yang dapat menjawab benar

suatu soal semakin mudah soal itu. Sebaliknya, semakin banyak siswa yang tidak

dapat menjawab suatu soal maka semakin sukar soal itu. Tingkat kesukaran

dihitung melalui indeks kesukaran (difficulty index) yaitu angka yang

menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin tinggi

angka indeks kesukaran maka semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya semakin

kecil angka indeks kesukaran maka semakin sukar soal tersebut. Indeks kesukaran

disingkat P. Indeks tingkat kesukaran diperoleh dari jumlah skor benar

dibandingkan dengan jumlah peserta didik. Semakin sedikit jumlah skor benar

menunjukkan semakin kecil peserta didik yang mampu menjawab dengan benar

butir soal tersebut. Inilah yang menunjukkan bahwa butir soal tersebut sukar.

Semakin kecil jumlah skor benar, semakin kecil indeks kesukaran yang diperoleh.

Taraf kesukaran butir ditentukan berdasarkan proporsi jawaban benar dengan

jumlah peserta tes, sehingga semakin banyak peserta yang menjawab benar maka

proporsi itu juga besar. Hal ini berarti butir soal semakin mudah. Indeks

kesukaran dapat berada pada rentang 0,0 - 1,0.

Prosedur mencari indeks kesukaran dimulai setelah lembar jawaban siswa

diperiksa dan diberi skor. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Susunlah lembar jawaban mulai dari yang mendapat skor paling tinggi

sampai dengan paling rendah.

b. Buatlah dua kelompok dari lembar jawaban yang telah disusun yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas adalah siswa yang

memiliki nilai tertinggi, sedangkan kelompok bawah adalah kelompok

siswa yang memiliki nilai terendah. Jika jumlah lembar jawaban tidak

lebih dari 100, maka kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

19

dengan membagi dua jumlah lembar jawaban tersebut. Jika jumlah lembar

jawaban lebih dari 100, maka kelompok atas dan kelompok bawah

berjumlah masing-masing 27% atau 33% dari seluruh lembar jawaban

yang ada. Lembar jawaban yang tidak termasuk kelompok atas dan

kelompok bawah tetap digunakan.

c. Untuk tiap butir soal, hitunglah jumlah siswa yang menjawab benar.

d. Hitunglah indeks kesukaran (P) dengan menggunakan salah satu rumus

sebagai berikut:

1) =Keterangan:P = tingkat kesukaranB = Banyaknya peserta yang menjawab benarJS= Jumlah seluruh peserta tes.

2) =Keterangan:P = tingkat kesukaran yang ingin dicariBa = Banyaknya peserta yang menjawab benar dari kelompok pandaiBb = Banyaknya peserta yang menjawab benar dari kelompok rendah2n = Jumlah dari sampel pandai dan sampai rendah.

e. Untuk memberikan penafsiran terhadap angka indeks kesukaran (P)

menurut ketentuan yang sering diikuti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Indeks Kesukaran

No. Besarnya P Interpretasi

1 0,00-0,30 Sukar

2 0,31-0,70 Sedang

3 0,71-1 Mudah

(Sahlan: 2015: 211)

Item soal yang baik adalah item soal yang tingkat kesukarannya dapat

diketahui tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Sebab tingkat kesukaran item

itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item soal memiliki

tingkat kesukaran tinggi, maka daya pembedanya akan rendah, demikian

pula, bila item itu terlalu mudah juga tidak akan memiliki daya pembeda.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

20

3. Analisis Daya Pembeda (discriminating power)Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang telah mampu atau pandai/menguasai materi yang

ditanyakan dan peserta didik yang belum menguasai (Kusairi & Suprananto,

2012:175). Daya diskriminasi suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk

membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan

rendah (Saifuddin, 2010: 137).

Menurut Daryanto (2012: 183) “Daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah)”.

Mengetahui daya pembeda item tes itu penting, sebab salah satu dasar

yang dipegangi untuk menyusun butir item tes adalah adanya anggapan bahwa

kemampuan antara peserta didik satu dengan lainnya itu berbeda-beda, dan bahwa

butir-butir item tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang

mencerminkan adanya perbedaan antara peserta didik satu dengan lainnya.

Tujuan analisis daya pembeda adalah untuk menjawab pertanyaan: “

apakah peserta didik yang dianggap berkemampuan tinggi jawabannya pada

umumnya betul, atau sebaliknya apakah peserta didik yang dianggap

berkemampuan rendah jawabannya pada umumnya salah? Jika “ya” maka butir

item yang bersangkutan dapat diakatakan sebagai butir item yang baik. Artinya

butir item tersebut dapat membedakan antara peserta didik yang kemampuan

tinggi dan berkemampuan rendah, begitu juga sebaliknya.

Besarnya daya pembeda ditunjukkan dengan indeks diskriminasi atau daya

pembeda dengan menggunakan simbol D. Kisaran indeks daya pembeda sama

dengan indeks kesukaran soal yaitu 0,00 sampai 1,00. Semakin tinggi indeks

pembeda soal, maka soal tersebut mampu membedakan antara peserta didik yang

pintar dengan peserta didik yang kurang pintar. Tanda negatif yang dijumpai pada

perhitungan indeks diskriminasi soal menunjukkan bahwa soal menggambarkan

kualitas peserta tes secara terbalik, dimana peserta didik pandai disebut bodoh dan

peserta didik bodoh disebut pandai. Untuk menghitung indeks daya pembeda soal,

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

21

peserta harus diranking sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok

yaitu kelompok pandai-bodoh atau kelompok atas-bawah.

Agar butir soal dapat membedakan kemampuan siswa yang pintar dan

kurang pintar setelah diadakannya tes maka soal tersebut perlu dianalisis indeks

daya pembedanya. Penyusunan butir soal seperti tes sebaiknya ada sifat yang

menunjukkan kualitasnya sehingga :

a) Soal tidak dapat dijawab benar baik oleh siswa kelompok atas maupun

kelompok bawah.

b) Soal dapat dijawab benar oleh siswa kelompok atas tetapi tidak dapat

dijawab oleh siswa kelompok bawah.

c) Soal dapat dijawab benar oleh siswa kelompok atas maupun siswa

kelompok bawah.

Apabila nomor 2 terjadi, maka dapat dikatakan soal mempunyai daya

pembeda. Artinya butir soal itu dapat membedakan antara siswa yang pandai

dengan siswa yang kurang pandai. Konsep daya pembeda mengharuskan ada

siswa yang menjawab salah soal tersebut. Konsekuensinya soal-soal yang mudah

dinilai sebagai soal-soal yang tidak baik. Kita ketahui soal yang dijawab benar

oleh siswa belum tentu soal yang tidak baik malah justru sebaliknya yang sering

terjadi.

Karena materi untuk soal-soal seperti itu dinilai esensial dan guru

mengajarkan sedemikian sampai semua siswa mengerti. Penguasaan materi

membuat semua siswa dapat menjawab soal tersebut, sehingga menjadi dasar

penilaian soal itu mempunyai tingkat kesukaran yang sangat rendah dan tidak

memiliki daya pembeda. Namun demikian, butir soal semacam itu tidak boleh

dibuang. Apabila ada butir soal yang dijawab tidak benar oleh siswa maka dibuat

analisis butir soal untuk menetapkan daya pembedanya. Jadi, soal tersebut harus

dianalisis dengan melakukan perhitungan daya pembeda dan nilaiyang diperoleh

dari perhitungan dapat diinterpretasikan untuk mengetahui daya pembeda soal.

Daya pembeda instrumen seperti tes adalah kemampuan dari tes tersebut

dalam memisahkan antara subjek peserta tes dalam hal inidaya beda soal dengan

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

22

menggunakan rumus. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda

setiap butir tes adalah

Rumus Indeks Daya Beda butir soal, yaitu:

DP=

Keterangan:

DP = Daya PembedaWL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawahWH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok tinggin = 27% x N (Arifin, 2009: 280)

Sebelum melakukan perhitungan indeks daya beda, buat dua kelompok

dari seluruh peserta tes menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Pembagian

kelompok ini didasarkan atas hasil jawaban benar oleh peserta tes terhadap

keseluruhan tes. Peserta tes diurutkan dari yang jumlah jawaban benar tertinggi

hingga jumlah jawaban benar terendah. Apabila jumlah seluruh tes kurang dari

atau sama dengan 100, pembagian kelompok dapat dilakukan dengan membagi

seluruh peserta tes menjadi dua (masing-masing kelompok 50% dari jumlah

peserta), sedangkan jika peserta tes bejumlah lebih dari 100, maka

pengelompokan dibagi menjadi masing-masing 27% atau 33% dari jumlah peserta

untuk kelompok atas dan kelompok bawah. Misalnya, jumlah peserta tes sebanyak

40 orang maka kelompok atas sebanyak 20 orang dan kelompok bawah sebanyak

20 orang, sedangkan jika peserta tes sebanyak 200 orang maka kelompok atas

sebanyak 54 (27% dari 200) atau 66 (33% dari 200) dan kelompok bawah 54 atau

66. Setelah dua kelompok terbentuk, hitunglah jumlah benar dari tiap kelompok

untuk tiap butir soal yang dianalisis. Kemudian, gunakan rumus di atas untuk

mencari daya pembeda soal.

Untuk memberikan penafsiran terhadap angka indeks daya pembeda (D)

dapat dilihat pada tabel berikut, yaitu:

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

23

Tabel 2.2: Kriteria Indeks Daya PembedaNo. Besarnya D Interpretasi

1 0,00 - 0,20 jelek

2 0,21- 0,40 cukup

3 0,41- 0,70 baik

4 0,70 -0,1,00 sangat baik

5 tanda negative (-) Sangat tidak baik

(Suharsimi : 2013: 232)

4. Analisis Pengecoh (distractor)

Sebagaimana dijelaskan dalam penyusunan soal jenis pilihan ganda, setiap

butir soal terdiri atas dua hal, yaitu pokok soal (stem) dan alternatif jawaban.

Sedangkan alternatif jawaban ada dua, yaitu jawaban yang tepat dan jawaban

yang salah sebagai penyesat (distractor). Menurut Sahlan (2013: 213) tujuan

utama pemakaian distractor adalah untuk mengecohkan mereka yang kurang

mampu. Oleh karena itu distractor yang baik adalah jawaban yang dihindari oleh

peserta tes yang pandai dan dipilih oleh peserta yang kurang pandai (lemah). Atau

dengan kata lain, butir soal yang baik adalah alternatif jawaban pengecoh yang

dipilih peserta tes secara merata. Sebaliknya, butir soal yang buruk pengecohnya

tidak dipilih secara merata. Distractor berfungsi dengan baik apabila distractor

paling tidak dipilih 0leh 5% peserta tes atau lebih banyak dipilih oleh kelompok

bawah (Daryanto, 2012: 193).

B. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Nur Hidayati Indra Rukmana (2013) dengan

judul “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran

Teori Kejuruan Kelas IX Akuntansi di SMK YPKK 1 Gamping, Sleman

Tahun Ajaran 2012/2013”. Peneliti ini menggunakan program Microsoft

Office Excel dengan hasil penelitian sebagai berikut: (1) soal valid 27

butir (67,5%) dan tidak valid 13 butir (32,5%). (2) Reliabilitas butir soal

tergolong tinggi dengan indeks 0,775. (3) Soal memiliki daya pembeda

jelek 5 butir (12,5%), cukup 11 butir (27,5%), baik 18 butir (45%) dan

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

24

baik sekali 6 butir soal (15%). (4) Tingkat kesukaran soal dalam kategori

sukar berjumlah 5 butir (12,5%), sedang 22 butir (55%) dan mudah 13

butir (12,5%). (5) Pengecoh soal berfungsi sangat baik berjumlah 8 butir

(20%), berfungsi baik 4 butir (10%) dan tidak berfungsi berjumlah 2 butir

(5%). Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti terdapat kesimpulan

bahwa 23 butir soal memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya beda,

tingkat kesukaran dan pola sebaran jawaban sedangkan 17 butir soal

(42,5%) tidak memenuhi. Persamaannya terdapat pada jenis penelitian

yaitu sama-sama analisis butir soal. Perbedaannya terdapat pada waktu,

tempat, dan program komputer. Nur Hidayati Indra Rukmana

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel untuk menganalisis soal

sedangkan penelitian ini menggunakan program Anates.

2. Penelitian yang dilakukan Johan Andriesgo (2017) dengan judul “Analisis

Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan

Singing Menggunakan Rasch Model Measurement”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) 17 butir (17,00%) soal kategori sangat sulit, 38

butir (38,00%) soal kategori sulit, 30 butir soal (30,00%) kategori mudah,

dan 15 butir (15,00%) kategori sangat mudah; (2) 8 butir (8,00%) soal

yang tingkat kesesuaiannya rendah atau dengan kata lain tidak fit yang

pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti dan selebihnya

92butir (92,00%) soal yang tingkat kesesuaiannya tinggi atau soal yang fit;

(3) 1 butir (1,00%) soal yang bias. Hal ini dilihat dari segi latar belakang

pendidikan/jurusan peserta tes pada tingkat SLTA. Berdasarkan hasil

analisis butir soal terhadap kualitas butir soal menunjukkan bahwa Soal

Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi

(UNIKS) memiliki kualitas yang baik sebesar 64%, kualitas yang kurang

baik sebesar 31% dan kualitas yang tidak baik sebesar 5%.

Persamaannya terdapat pada jenis penelitian yaitu sama-sama analisis butir

soal. Perbedaannya terdapat pada waktu, tempat, dan program komputer.

Johan Andriesgo menggunakan bantuan Microsoft Office Excel untuk

menganalisis soal sedangkan penelitian ini menggunakan program Anates.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

25

3. Penelitian yang dilakukan Andi Surahma Halik (2016) dengan judul

“Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) Mata Pelajaran

Matematika pada Tahun 2016 SMP Negeri 36 Makasar”. Hasil penelitian

menggunakan aplikasi Anates versi 4.09 menunjukkan bahwa: (1)

Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran soal diperoleh soal sangat mudah 2

butir (5%), sedang 24 butir (60%), sukar 12 butir (30%), dan sangat sukar

2 butir (5%). (2) Berdasarkan kriteria daya beda soal diperoleh soal

dengan daya beda sangat jelek 3 butir (7,5%), jelek 12 butir (30%), cukup

14 butir (35%), dan baik 11 butir (27,5%). (3) Berdasarkan keefektifan

pengecoh diperoleh 28 butir (70%) dalam kategori sangat baik, 9 butir

(22,5%) dalam kategori baik, dan 3 butir (7,5%) dalam kategori buruk.

Persamaannya terdapat pada jenis penelitian yaitu sama-sama analisis

butir soal. Perbedaannya terdapat pada waktu, tempat, jejang pendidikan.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka pada penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah “penelitian

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menggunakan daftar

pertanyaan berstruktur yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel

yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif (Amirudin, 2010:1).

Dengan penelitian kuantitatif akan lebih mudah dimengerti karena dalam data

kuantitatif biasanya dijelaskan dengan angka-angka (Bungin, 2005: 120)

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Artinya

penelitian ini dilakukan secara kuantitatif tetapi tidak untuk menerima atau

menolak hipotesis, melainkan untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya atau

apa adanya sesuai dengan keadaan objek yang diteliti. Penelitian ini berusaha

melaporkan atau mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti secara apa adanya,

dalam hal ini kriteria soal ujian masuk mandiri IAIN Jember berkualitas baik

atau kurang baik sehingga yang dianalisis secara kuantitatif meliputi tingkat

kesukara, daya pembeda, kefektifan distraktor.

Desain penelitian ini bersifat evaluatif, di mana desain dan prosedur

evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data dilakukan secara sistematik

untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan. Evaluasi

dalam penelitian ini dilakukan terhadap butir soal ujian masuk mandiri calon

mahasiswa satu IAIN Jember tahun 2019/2020 dengan mengambil sampel 300

jawaban dari seluruh peserta (populasi) yang berjumlah 1500 orang, sekaligus

dijadikan sebagai data primer.

Data yang terkumpul dilakukan analisis terhadap butir soal dengan teknik

analisis kuantitatif, di mana peneliti dalam menganalisis data dalam rangka

mencari tingkat kesukaran, daya pembeda, dan keefektifan pengecoh. Ketiga hal

tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi anates versi 4.0.9. Sasaran

penelitian adalah jawaban peserta Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember tahun

akademik 2019/2020. Jumlah jawaban peserta yang dianalisis sebanyak 370

26

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

27

lembar jawaban. Dari masing-masing paket diambil 27% dari kelompok atas dan

kelompok bawah setelah dilakukan ranking (Sahlan, 2015: 2120), sehingga

jumlah subjek yang dianalisis adalah 100 lembar jawaban paket 1, dan 100 lembar

jawaban paket 2,

Anates adalah program aplikasi yang khusus digunakan untuk menganalisa

tes pilihan ganda dan uraian yang dikembangkan oleh Karnoto, dan Yudi

Wibisono. Anates versi 4.0.9 memiliki kemampuan untuk menganalisis soal tes

seperti: (a) menghitung skor; (b) mengelompokkan subjek ke dalam kelompok

atas dan kelompok bawah; (c) menghitung daya pembeda; (d) menghitung tingkat

kesukaran soal; (e) menentukan kualitas pengecoh disktraktor.

Anates versi 4.0.9 digunakan untuk mengetahui dan menganalisis kualitas

butir soal yang telah diujikan. Langkah-langkah penggunaan anates sebagai

berikut:

a. Setelah aplikasi anates diinstall, buka aplikasi.

b. Pilih analisis tes pilihan ganda atau uraian. Kemudian muncul kotak dialog

seperti pada gambar.

Gambar 3.1 kotak dialog aplikasi anates 4

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

28

c. Pilih buat file baru. Pada langkah ini, muncul perintah untuk memasukkan

jumlah subyek, jumlah butir soal, dan jumlah pilihan jawaban. Setelah

diisi pilih oke.

Gambar 3.2 Informasi Jawaban Subjek pada Aplikasi Anates versi 4.0.9

d. Isi data pada kotak dialog yang disediakan dengan data yang akan

dianalisis. Mulai dari kunci jawaban, nama peserta, hingga jawaban

peserta tiap butir soal kemudian simpan.

Gambar 3.3 Kotak Dialog Pengisian Data pada Aplikasi Anates Versi 4.

0.9.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

29

e. Kembali ke menu utama dan pilih penyekoran data, selanjutnya olah datasesuai dengan yang diinginkan.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

29

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

1. Analisis Tingkat Kesukaran Tes

a. Paket 1

Berdasarkan hasil analisis soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember dengan

menggunakan aplikasi Anates versi 4 dari soal pilihan ganda sebanyak 87 butir

soal terdapat 76 butir soal (87%) dengan tingkat kesukaran soal dalam kategori

sukar, 11 butir soal (13%) dalam kategori sedang, 0 (0%) dalam kategori

mudah. Distribusi dari 87 soal tersebut berdasarkan tingkat kesukaran soal

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel 4.1Tingkat Kesukaran Tiap Nomor Soal Paket 1

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No Presentase Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi1 0,20 Sukar2 0,22 Sukar3 0,29 Sukar4 0,23 Sukar5 0,29 Sukar6 0,28 Sukar7 0,31 Sedang8 0,29 Sukar9 0,26 Sukar10 0,26 Sukar11 0,14 Sukar12 0,27 Sukar13 0,21 Sukar14 0,35 Sedang15 0,27 Sukar16 0,25 Sukar17 0,22 Sukar18 0,20 Sukar19 0,25 Sukar20 0,41 Sedang21 0,29 Sukar22 0,24 Sukar23 0,26 Sukar

29

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

30

1 2 324 0,21 Sukarh25 0,21 Sukar26 0,24 Sukar27 0,28 Sukar28 0,20 Sukar29 0,27 Sukar30 0,28 Sukar31 0,33 Sedang32 0,28 Sukar33 0,28 Sukar34 0,26 Sukar35 0,28 Sukar36 0,28 Sukar37 0,24 Sukar38 0,25 Sukar39 0,22 Sukar40 0,27 Sukar41 0,24 Sukar42 0,25 Sukar43 0,20 Sukar44 0,32 Sedang45 0,21 Sukar46 0,29 Sukar47 0,19 Sukar48 0,24 Sukar49 0,30 Sukar50 0,30 Sukar51 0,31 Sedang52 0,27 Sukar53 0,36 Sedang54 0,31 Sedang55 0,22 Sukar56 0,26 Sukar57 0,27 Sukar58 0,30 Sukar59 0,24 Sukar60 0,28 Sukar61 0,30 Sukar62 0,21 Sukar63 0,23 Sukar64 0,28 Sukar65 0,33 Sedang66 0,25 Sukar67 0,29 Sukar

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

31

1 2 368 0,29 Sukar69 0,19 Sukar70 0,22 Sukar71 0,27 Sukar72 0,21 Sukar73 0,33 Sedang74 0,30 Sukar75 0,15 Sukar76 0,77 Sukar77 0,20 Sukar78 0,19 Sukar79 0,23 Sukar80 0,25 Sukar81 0,30 Sukar82 0,33 Sedang83 0,26 Sukar84 0,30 Sukar85 0,21 Sukar86 0,28 Sukar87 0,28 Sukar

Tabel 4.2Tingkat Kesukaran

Soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase1 Sukar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15,

16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26,27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37,38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48,49, 50, 52, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61,62, 63, 64, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72,73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83,84, 85, 86, 87

76 87%

2 Sedang 7, 14,20, 31, 44, 51, 53, 54, 65, 73, 82 11 13%3 Mudah - - 0%

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

32

Gambar: 4.1 Tingkat Kesukaran Soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

Berdasarkan penyajian data di atas, baik distribusi tingkat kesukaran tiap

soal maupun presentase tingkat kesukaran paket soal 1 Ujian Masuk Mandiri

IAIN Jember tahun akademik 2019/2020 maka dapat dikatakan bahwa dari 87

soal pilihan ganda terdapat 76 butir soal (87%) dengan tingkat kesukaran soal

dalam kategori sukar, 11 butir soal (13%) dalam kategori sedang, 0 (0%)

dalam kategori mudah.

b. Paket 2

Berdasarkan hasil analisis soal ujian masuk mandiri IAIN Jember dengan

menggunakan aplikasi Anates versi 4 dari soal pilihan ganda sebanyak 87 butir

soal terdapat 73 butir soal (84%) dengan tingkat kesukaran soal dalam kategori

sukar, 14 butir soal (16%) dalam kategori sedang, 0 (0%) dalam kategori

mudah. Distribusi dari 87 soal tersebut berdasarkan tingkat kesukaran soal

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

[VALUE]%

13%

0

Presentase Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Soal Sukar Sedang Mudah

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

33

Tabel 4.3Tingkat Kesukaran Tiap Nomor Soal Paket 2

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No Presentase Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi1 2 31 0,20 Sukar2 0,32 Sukar3 0,32 Sukar4 0,25 Sukar5 0,23 Sukar6 0,30 Sukar7 0,26 Sukar8 0,34 Sedang9 0,27 Sukar10 0,20 Sukar11 0,20 Sukar12 0,29 Sukar13 0,19 Sukar14 0,15 Sukar15 0,23 Sukar16 0,27 Sukar17 0,21 Sukar18 0,16 Sukar19 0,26 Sukar20 0,16 Sukar21 0,25 Sukar22 0,25 Sukar23 0,32 Sedang24 0,26 Sukar25 0,25 Sukar26 0,19 Sukar27 0,11 Sukar28 0,23 Sukar29 0,33 Sedang30 0,15 Sukar31 0,27 Sukar32 0,11 Sukar33 0,27 Sukar34 0,23 Sukar35 0,19 Sukar36 0,28 Sukar37 0,29 Sukar38 0,35 Sedang39 0,27 Sukar

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

34

1 2 340 0,29 Sukar41 0,23 Sukar42 0,27 Sukar43 0,21 Sukar44 0,23 Sukar45 0,24 Sukar46 0,21 Sukar47 0,23 Sukar48 0,32 Sedang49 0,26 Sukar50 0,39 Sedang51 0,29 Sukar52 0,22 Sukar53 0,18 Sukar54 0,21 Sukar55 0,23 Sukar56 0,20 Sukar57 0,32 Sedang58 0,29 Sukar59 0,16 Sukar60 0,18 Sukar61 0,23 Sukar62 0,32 Sedang63 0,30 Sukar64 0,16 Sukar65 0,15 Sukar66 0,19 Sukar67 0,28 Sukar68 0,17 Sukar69 0,19 Sukar70 0,16 Sukar71 0,16 Sukar72 0,26 Sukar73 0,11 Sukar74 0,33 Sedang75 0,25 Sukar76 0,38 Sedang77 0,30 Sukar78 0,20 Sukar79 0,35 Sedang80 0,22 Sukar81 0,21 Sukar

Page 41: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

35

1 2 382 0,23 Sukar83 0,21 Sukar84 0,19 Sukar85 0,41 Sedang86 0,25 Sukar87 0,31 Sedang

Tabel 4.4Persentase Tingkat Kesukaran Soal Paket 2

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase1 Sukar 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34,35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44,45, 46, 47, , 49, 51, 52, 53, 54, 55,56, 58, 59, 60, 61, 63, 64, 65, 66,67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 75, 77,78, 80, 81, 82, 83, 8486,

73 84

2 Sedang 2, 8, 23, 29, 38, 48, 50, 57, 62, 74,76, 79, 85, 87

14 16

3 Mudah - 0%

Gambar: 4.2 Distribusi Soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

84%

16%

0%

Presentase Tingkat Kesukaran Paket 2

Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah

Page 42: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

36

Berdasarkan penyajian data di atas, baik distribusi tingkat kesukaran tiap

soal maupun presentase tingkat kesukaran paket soal 2 Ujian Masuk Mandiri

IAIN Jember tahun akademik 2019/2020 maka dapat dikatakan bahwa dari 87

soal pilihan ganda terdapat 73 butir soal (84%) dengan tingkat kesukaran soal

dalam kategori sukar, 14 butir soal (16%) dalam kategori sedang, 0 (0%)

dalam kategori mudah.

2. Analisis Tingkat Daya Pembeda

a. Paket 1

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan calon

mahasiswa dengan kemampuan tinggi dan calon mahasiswa dengan

kemampuan rendah. Kategori interpretasi hasil perhitungan berdasarkan daya

pembeda yaitu kurang dari 0,20 termasuk kategori jelek, 0,20-0,40 termasuk

kategori cukup, 0,40-0,70 termasuk kategori baik, 0,70-0,1,00 termasuk

kategori baik sekali, dan bertanda negatif (-) kategori jelek sekali.

Berdasarkan hasil analisis butir soal Ujian Masuk IAIN Jember dengan

menggunakan aplikasi Anates versi 4.09 dari 87 soal pilihan ganda, maka

kualitas tingkat daya pembeda dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel 4.5Tingkat Daya Beda Tiap Nomor Soal Paket 1

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No Tingkat Daya Beda Interpretasi1 2 31 22,22 Cukup2 11,11 Jelek3 7,41 Jelek4 14,81 Jelek5 0,00 Jelek6 11,11 Jelek7 3,70 Jelek8 11,11 Jelek9 37,04 Cukup10 18,52 Jelek11 0,00 Jelek

Page 43: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

37

1 2 312 11,11 Jelek13 7,41 Jelek14 18,52 Jelek15 18,52 Jelek16 18,52 Jelek17 7,41 Jelek18 11,11 Jelek19 14,81 Jelek20 18,52 Jelek21 0,00 Jelek22 22,22 Cukup23 14,81 Jelek24 22,22 Cukup25 25,93 Cukup26 22,22 Cukup27 14,81 Jelek28 3,70 Jelek29 7,41 Jelek30 0,00 Jelek31 25,93 Cukup32 33,33 Cukup33 0,00 Jelek34 22,22 Cukup35 11,11 Jelek36 -3,70 Jelek Sekali37 25,93 Cukup38 11,11 Jelek39 18,52 Jelek40 25,93 Cukup41 25,93 Cukup42 7,41 Jelek43 7,41 Jelek44 0,00 Jelek45 11,11 Jelek46 14,81 Jelek47 18,52 Jelek48 22,22 Cukup49 25,93 Cukup50 3,70 Jelek51 7,41 Jelek52 18,52 Jelek53 25,93 Cukup54 22,22 Cukup

Page 44: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

38

1 2 355 -7,41 Jelek Sekali56 -7,41 Jelek Sekali57 14,81 Jelek58 7,41 Jelek59 7,41 Cukup60 40,74 Cukup61 33,33 Cukup62 33,33 Cukup63 18,52 Jelek64 25,93 Cukup65 7,41 Jelek66 -7,41 Jelek Sekali67 22,22 Cukup68 11,11 Jelek69 14,81 Jelek70 25,93 Cukup71 7,41 Jelek72 18,52 Jelek73 -29,63 Jelek Sekali74 14,81 Jelek75 -7,41 Jelek Sekali76 0,00 Jelek77 7,41 Jelek78 18,52 Jelek79 29,63 Cukup80 7,41 Jelek81 22,22 Cukup82 22,22 Cukup83 18,52 Jelek84 0,00 Jelek85 7,41 Jelek86 29,63 Cukup87 0,00 Jelek

Page 45: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

39

Tabel 4.6Daya Pembeda Butir Soal Paket 1

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase1 Sangat Baik 0 0%2 Baik 0 0%3 Cukup 27 31%4 Jelek 54 62%5 Sangat Jelek 6 7%

Berdasarkan penyajian data di atas, baik distribusi tingkat daya pembeda

tiap soal maupun presentase tingkat daya pembeda soal paket soal 1 Ujian

Masuk Mandiri IAIN Jember tahun akademik 2019/2020 maka dapat dikatakan

bahwa dari 87 soal pilihan ganda terdapat 6 butir soal (7%) dengan tingkat

daya pembeda sangat jelek, 54 butir soal (62%) daya pembeda jelek; 27 butir

soal (31%) daya pembedanya cukup, sementara yang baik dan sangat baik 0

butir soal (0%). Sehingga secara umum tingkat daya pembeda soal berkategori

jelek.

b. Paket 2

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan calon

mahasiswa dengan kemampuan tinggi dan calon mahasiswa dengan

kemampuan rendah. Kategori interpretasi hasil perhitungan berdasarkan daya

pembeda yaitu kurang dari 0,20 termasuk kategori jelek, 0,20-0,40 termasuk

kategori cukup, 0,40-0,70 termasuk kategori baik, 0,70-0,1,00 termasuk

kategori baik sekali, dan bertanda negatif (-) kategori jelek sekali.

Berdasarkan hasil analisis butir soal Ujian Masuk IAIN Jember dengan

menggunakan aplikasi Anates versi 4.09 dari 87 soal pilihan ganda, maka

kualitas tingkat daya pembeda dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

40

Tabel 4.7Tingkat Kesukaran Tiap Nomor Soal Paket 2

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No Tingkat Daya Beda Interpretasi1 2 31 14,81 Jelek2 14,81 Jelek3 18,52 Jelek4 -3,70 Jelek Sekali5 7,41 Jelek6 18,52 Jelek7 7,41 Jelek8 14,81 Jelek9 3,70 Jelek10 7,41 Jelek11 11,11 Jelek12 0,00 Jelek13 0,00 Jelek14 -3,70 Jelek Sekali15 25,93 Cukup16 0,00 Jelek17 14,81 Jelek18 14,81 Jelek19 11,11 Jelek20 -7,41 Jelek Sekali21 18,52 Jelek22 22,22 Cukup23 18,52 Jelek24 7,41 Jelek25 -11,11 Jelek Sekali26 11,11 Jelek27 11,11 Jelek28 7,41 Jelek29 18,52 Jelek30 11,11 Jelek31 7,41 Jelek32 3,70 Jelek33 18,52 Jelek34 11,11 Jelek35 11,11 Jelek36 -3,70 Jelek Sekali37 -3,70 Jelek Sekali38 11,11 Jelek

Page 47: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

41

1 2 339 7,41 Jelek40 18,52 Jelek41 18,52 Jelek42 22,22 Cukup43 18,52 Jelek44 7,41 Jelek45 -14,81 Jelek Sekali46 -7,41 Jelek Sekali47 11,11 Jelek48 18,52 Jelek49 3,70 Jelek50 11,11 Jelek51 11,11 Jelek52 22,22 Cukup53 3,70 Jelek54 18,52 Jelek55 7,41 Jelek56 22,22 Cukup57 29,63 Cukup58 37,04 Cukup59 -7,41 Jelek Sekali60 3,70 Jelek61 18,52 Jelek62 22,22 Cukup63 33,33 Cukup64 18,52 Jelek65 7,41 Jelek66 -3,70 Jelek Sekali67 3,70 Jelek68 -3,70 Jelek Sekali69 0,00 Jelek70 -7,41 Jelek Sekali71 3,70 Jelek72 14,81 Jelek73 -7,41 Jelek Sekali74 11,11 Jelek75 33,33 Cukup76 -7,41 Jelek Sekali77 11,11 Jelek78 22,22 Cukup79 -11,11 Jelek Sekali80 25,93 Cukup

Page 48: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

42

1 2 381 18,52 Jelek82 29,63 Cukup83 14,81 Jelek84 11,11 Jelek85 33,33 Cukup86 -3,70 Jelek Sekali87 25,93 Cukup

Tabel 4.8Persentase Daya Pembeda Butir Soal Paket 2

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase1 Sangat Baik 0 0%2 Baik 0 0%3 Cukup 15 17%4 Jelek 56 64%5 Sangat Jelek 16 18%

Berdasarkan penyajian data di atas, baik distribusi tingkat daya pembeda

tiap soal maupun presentase tingkat daya pembeda paket soal 1 Ujian Masuk

Mandiri IAIN Jember tahun akademik 2019/2020 maka dapat dikatakan bahwa

dari 87 soal pilihan ganda terdapat 16 butir soal (18%) dengan tingkat daya

pembeda sangat jelek, 56 butir soal (64%) daya pembeda jelek; 15 butir soal

(17%) daya pembedanya cukup, sementara yang baik dan sangat baik 0 butir

soal (0%). Sehingga secara umum tingkat daya pembeda soal berkategori jelek.

3. Analisis Efektivitas Pengecoh

a. Paket 1

Berdasarkan hasil analisis butir soal Ujian Masuk Mandiri dengan

menggunakan aplikasi Anates 4.0 dari soal sebanyak 87 butir soal tingkat

pengecoh dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

43

Tabel 4.9Tingkat Pengecoh (Distraktor) Soal Paket 1

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No.Soal

Kualitas Pengecoh KeteranganA B C D

1 2 3 4 5 61 32++ 30++ 18+ 20** Semua pengecoh berfungsi2 31++ 20++ 22** 27++ Semua pengecoh berfungsi3 20++ 29** 28++ 23++ Semua pengecoh berfungsi4 22++ 27++ 23** 28++ Semua pengecoh berfungsi5 25++ 24++ 22++ 29** Semua pengecoh berfungsi6 28** 22++ 26++ 24++ Semua pengecoh berfungsi7 31** 29+ 20++ 20++ Semua pengecoh berfungsi8 29** 20++ 21++ 30+ Semua pengecoh berfungsi9 24++ 29++ 26** 21++ Semua pengecoh berfungsi10 26** 27++ 31+ 16+ Semua pengecoh berfungsi11 28++ 29++ 29++ 14** Semua pengecoh berfungsi12 37- 27** 20++ 16+ Pengecoh A tidak berfungsi13 28++ 29++ 21** 22++ Semua pengecoh berfungsi14 35** 28+ 22++ 15+ Semua pengecoh berfungsi15 33+ 20++ 27** 20++ Semua pengecoh berfungsi16 29++ 27++ 19++ 25** Semua pengecoh berfungsi17 28++ 24++ 26++ 22** Semua pengecoh berfungsi18 33++ 26++ 21++ 20** Semua pengecoh berfungsi19 30++ 23++ 22++ 25** Semua pengecoh berfungsi20 41** 25+ 18++ 16++ Semua pengecoh berfungsi21 29** 25++ 25++ 21++ Semua pengecoh berfungsi22 30++ 24** 26++ 20++ Semua pengecoh berfungsi23 24++ 31+ 19++ 26** Semua pengecoh berfungsi24 38+ 20++ 21** 21++ Semua pengecoh berfungsi25 29++ 31++ 19+ 21** Semua pengecoh berfungsi26 27++ 28++ 24** 21++ Semua pengecoh berfungsi27 30++ 23++ 19++ 28** Semua pengecoh berfungsi28 29++ 26++ 25++ 20** Semua pengecoh berfungsi29 31+ 17+ 27** 25++ Semua pengecoh berfungsi30 31+ 27++ 14+ 28** Semua pengecoh berfungsi31 31+ 33** 14+ 22++ Semua pengecoh berfungsi32 24++ 24++ 24++ 28** Semua pengecoh berfungsi33 25++ 28** 23++ 24++ Semua pengecoh berfungsi34 26** 25++ 26++ 23++ Semua pengecoh berfungsi35 28** 25++ 25++ 22++ Semua pengecoh berfungsi36 25++ 28** 31+ 16+ Semua pengecoh berfungsi37 23++ 33+ 20++ 24** Semua pengecoh berfungsi38 23++ 22++ 30++ 25** Semua pengecoh berfungsi

Page 50: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

44

1 2 3 4 539 35+ 20++ 22** 23++ Semua pengecoh berfungsi40 22++ 27** 24++ 27++ Semua pengecoh berfungsi41 35+ 19+ 24** 22++ Semua pengecoh berfungsi42 25++ 25** 24++ 26++ Semua pengecoh berfungsi43 34+ 22++ 20** 24++ Semua pengecoh berfungsi44 32** 22++ 24++ 22++ Semua pengecoh berfungsi45 26++ 21** 22++ 31++ Semua pengecoh berfungsi46 25++ 29** 24++ 22++ Semua pengecoh berfungsi47 19** 25++ 22++ 34+ Semua pengecoh berfungsi48 24** 26++ 30++ 20++ Semua pengecoh berfungsi49 30+ 30** 21++ 19++ Semua pengecoh berfungsi50 30** 27++ 26++ 17+ Semua pengecoh berfungsi51 22++ 31** 29+ 18++ Semua pengecoh berfungsi52 26++ 29++ 27** 18+ Semua pengecoh berfungsi53 36** 30+ 16+ 18++ Semua pengecoh berfungsi54 32+ 21++ 31** 16+ Semua pengecoh berfungsi55 27++ 33+ 22** 18+ Semua pengecoh berfungsi56 26** 33+ 20++ 21++ Semua pengecoh berfungsi57 23++ 27** 27++ 23++ Semua pengecoh berfungsi58 30** 30+ 21++ 19++ Semua pengecoh berfungsi59 23++ 27++ 26++ 24** Semua pengecoh berfungsi60 21++ 28** 27++ 24++ Semua pengecoh berfungsi61 21++ 30** 27++ 22++ Semua pengecoh berfungsi62 34+ 23++ 21** 22++ Semua pengecoh berfungsi63 29++ 28++ 23** 20++ Semua pengecoh berfungsi64 28** 23++ 21++ 28++ Semua pengecoh berfungsi65 33** 21++ 24++ 22++ Semua pengecoh berfungsi66 29++ 27++ 19++ 25** Semua pengecoh berfungsi67 29** 22++ 28++ 21++ Semua pengecoh berfungsi68 29** 24++ 31+ 16+ Semua pengecoh berfungsi69 30++ 21++ 19** 30++ Semua pengecoh berfungsi70 30++ 27++ 22** 21++ Semua pengecoh berfungsi71 23++ 28++ 22++ 27** Semua pengecoh berfungsi72 33+ 25++ 21++ 21** Semua pengecoh berfungsi73 33** 29+ 20++ 18++ Semua pengecoh berfungsi74 26++ 27++ 17+ 30** Semua pengecoh berfungsi75 29++ 28++ 28++ 15** Semua pengecoh berfungsi76 30++ 24++ 27** 19++ Semua pengecoh berfungsi77 32++ 20** 21++ 27++ Semua pengecoh berfungsi78 43- 19+ 19** 19+ Pengecoh A tidak berfungsi79 36+ 18+ 23** 23++ Semua pengecoh berfungsi80 31++ 32+ 25** 12- Pengecoh D tidak berfungsi

Page 51: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

45

1 2 3 4 5 681 30** 33+ 23++ 14+ Semua pengecoh berfungsi82 33** 25++ 22++ 20++ Semua pengecoh berfungsi83 30++ 25++ 26** 19++ Semua pengecoh berfungsi84 25++ 27++ 30** 18++ Semua pengecoh berfungsi85 19+ 40- 21** 20++ Pengecoh B tidak berfungsi86 26++ 29++ 17+ 28** Semua pengecoh berfungsi87 28** 24++ 23++ 25++ Semua pengecoh berfungsi

Keterangan:** : kunci jawaban,++ : sangat baik,+ : baik,- : kurang baik,-- : buruk,--- : sangat buruk

Tabel 4.10Kriteria Tingkat Pengecoh (Distraktor) Paket 1 Soal

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No.Soal

Kualitas PengecohA B C D

1 2 3 4 51 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban2 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik3 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik4 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik5 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban6 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik7 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik8 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik9 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik10 Kunci Jawaban Sangat Baik Baik Baik11 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban12 Kurang Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik13 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik14 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Baik15 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik16 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban17 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban18 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban19 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban20 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik

Page 52: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

46

1 2 3 4 521 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik22 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik23 Sangat Baik Baik Sangat Baik Kunci Jawaban24 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik25 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban26 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik27 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban28 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban29 Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik30 Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban31 Baik Kunci Jawaban Baik Sangat Baik32 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban33 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik34 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik35 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik36 Sangat Baik Kunci Jawaban Baik Baik37 Sangat Baik Baik Sangat Baik Kunci Jawaban38 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban39 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik40 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik41 Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik42 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik43 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik44 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik45 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik46 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik47 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik48 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik49 Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik50 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik51 Sangat Baik Kunci Jawaban Baik Sangat Baik52 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Baik53 Kunci Jawaban Baik Baik Sangat Baik54 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Baik55 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Baik56 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik57 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik58 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik59 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban60 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik61 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik62 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik

Page 53: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

47

1 2 3 4 563 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik64 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik65 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik66 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban67 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik68 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik69 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik70 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik71 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban72 Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban73 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik74 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban75 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban76 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik77 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik78 Kurang Baik Baik Kunci Jawaban Baik79 Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik80 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Kurang Baik81 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Baik82 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik83 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik84 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik85 Baik Kurang Baik Kunci Jawaban Sangat Baik86 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban87 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Tabel 4.11Distribusi Soal Paket 1 Berdasar Alternatif Pengecoh

Pengecoh Soal Jumlah %Sangat Baik 3 alternatif 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 13, 15, 16,

17, 18, 19, 21, 22, 26, 27, 28,32, 33, 34, 35, 38, 40, 42, 44,45, 46, 48, 57, 59, 60, 61, 63,64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 75,76, 77, 82, 83, 84, 87

49 56,32

Baik 1 alternatif 7, 8, 15, 20, 23, 24, 25, 37, 39,43, 47, 49, 50, 51, 52, 56, 58,62, 68, 72, 74,

22 25,29

2 alternatif 10, 14, 29, 30, 32, 36, 41, 53,54, 55, 79,81

12 13,79

Kurang Baik 1 alternatif 12, 78, 80, 85 4 4,60Tidak Baik - - - -

Page 54: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

48

Pola sebaran jawaban diperoleh dengan menghitung banyaknya calon

mahasiswa yang memilih pilihan jawaban A, B, C, D, atau yang tidak memilih

pilihan apapun yang biasa disebut omit. Hasil yang diperoleh dari sistem aplikasi

CBT lembar jawaban calon mahasiswa diketahui bahwa tidak semua calon

mahasiswa menjawab semua soal yang ada (omit). Dari pola sebaran jawaban

dapat ditentukan apakah pengecoh (distraktor) dapat berfungsi atau tidak.

Pengecoh yang berfungsi dengan baik sekurangnya dipilih 5% dari seluruh peserta

tes. Seluruh calon mahasiswa yang mengikuti ujian masuk mandiri sebanyak 100

calon mahasiswa sebagai sampel.

Hasil penelitian soal paket 1 menunjukkan bahwa 49 butir (56,32%) tiga

alternatif pengecoh yang berfungsi sangat baik, 22 butir (25,29%) memiliki satu

alternatif pengecoh baik dan dua aternatif pengecoh baik 12 butir (13,79%), dan

satu alternatif yang kurang baik 4 butir (4,60%), sedang yang memiliki pengecoh

yang tidak baik tidak ada (0%). Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas

alternatif pengecoh (distraktor) adalah sangat baik.

b. Paket 2

Berdasarkan hasil analisis butir soal Ujian Masuk Mandiri dengan

menggunakan aplikasi Anates 4.0 dari soal sebanyak 87 butir soal tingkat

pengecoh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13Tingkat Pengecoh (Distraktor) Soal Paket 2

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No.Soal

Kualitas PengecohKeterangan

A B C D1 2 3 4 51 43- 16+ 20** 21++ Pengecoh A tidak berfungsi2 31** 21++ 23++ 25++ Semua pengecoh berfungsi3 18++ 32** 33+ 17+ Semua pengecoh berfungsi4 29++ 25** 25++ 21++ Semua pengecoh berfungsi5 32++ 23** 27++ 18+ Semua pengecoh berfungsi6 30** 18++ 18++ 34+ Semua pengecoh berfungsi7 23++ 28++ 26** 23++ Semua pengecoh berfungsi8 34** 23++ 20++ 23++ Semua pengecoh berfungsi

Page 55: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

49

1 2 3 4 5 69 22++ 27** 29++ 22++ Semua pengecoh berfungsi10 26++ 20** 23++ 31++ Semua pengecoh berfungsi11 34+ 22++ 20** 24++ Semua pengecoh berfungsi12 29++ 29** 21++ 21++ Semua pengecoh berfungsi13 33++ 29++ 19** 19+ Semua pengecoh berfungsi14 36+ 26++ 15** 23++ Semua pengecoh berfungsi15 25++ 33+ 23** 19+ Semua pengecoh berfungsi16 26++ 27** 24++ 23++ Semua pengecoh berfungsi17 31++ 25++ 23++ 21** Semua pengecoh berfungsi18 25++ 32++ 27++ 16** Semua pengecoh berfungsi19 31+ 21++ 26** 22++ Semua pengecoh berfungsi20 31++ 16** 27++ 26++ Semua pengecoh berfungsi21 26++ 32+ 17+ 25** Semua pengecoh berfungsi22 25** 30++ 31++ 14+ Semua pengecoh berfungsi23 26++ 32** 24++ 18++ Semua pengecoh berfungsi24 29++ 29++ 26** 16+ Semua pengecoh berfungsi25 22++ 32+ 25** 21++ Semua pengecoh berfungsi26 32++ 31++ 18+ 19** Semua pengecoh berfungsi27 34++ 22+ 33++ 11** Semua pengecoh berfungsi28 36+ 26++ 23** 15+ Semua pengecoh berfungsi29 33** 30+ 23++ 14+ Semua pengecoh berfungsi30 25++ 32++ 28++ 15** Semua pengecoh berfungsi31 30++ 20++ 23++ 27** Semua pengecoh berfungsi32 31++ 27++ 11** 31++ Semua pengecoh berfungsi33 23++ 27** 23++ 27++ Semua pengecoh berfungsi34 24++ 17+ 23** 36+ Semua pengecoh berfungsi35 27++ 29++ 19** 25++ Semua pengecoh berfungsi36 28** 15+ 30++ 27++ Semua pengecoh berfungsi37 29** 25++ 25++ 21++ Semua pengecoh berfungsi38 35** 24++ 20++ 21++ Semua pengecoh berfungsi39 20++ 32+ 27** 21++ Semua pengecoh berfungsi40 31+ 19++ 29** 21++ Semua pengecoh berfungsi41 25++ 25++ 27++ 23** Semua pengecoh berfungsi42 30++ 25++ 27** 18+ Semua pengecoh berfungsi43 32++ 21** 23++ 24++ Semua pengecoh berfungsi44 26++ 23++ 28++ 23** Semua pengecoh berfungsi45 27++ 21++ 24** 28++ Semua pengecoh berfungsi46 25++ 29++ 21** 25++ Semua pengecoh berfungsi47 30++ 23** 29++ 18+ Semua pengecoh berfungsi48 23++ 22++ 32** 23++ Semua pengecoh berfungsi49 26** 22++ 22++ 30++ Semua pengecoh berfungsi50 39** 20++ 19++ 22++ Semua pengecoh berfungsi51 29** 20++ 24++ 27++ Semua pengecoh berfungsi

Page 56: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

50

1 2 3 4 5 652 22** 34+ 20++ 24++ Semua pengecoh berfungsi53 32++ 26++ 24++ 18** Semua pengecoh berfungsi54 33+ 21** 27++ 19+ Semua pengecoh berfungsi55 30++ 20++ 27++ 23** Semua pengecoh berfungsi56 20+ 31++ 29++ 20** Semua pengecoh berfungsi57 26++ 22++ 32** 20++ Semua pengecoh berfungsi58 29++ 29** 28++ 14+ Semua pengecoh berfungsi59 26++ 26++ 32++ 16** Semua pengecoh berfungsi60 33++ 28++ 18** 21++ Semua pengecoh berfungsi61 32++ 21++ 24++ 23** Semua pengecoh berfungsi62 28++ 32** 24++ 16+ Semua pengecoh berfungsi63 30** 24++ 20++ 26++ Semua pengecoh berfungsi64 34++ 16** 30++ 20+ Semua pengecoh berfungsi65 28++ 26++ 31++ 15** Semua pengecoh berfungsi66 30++ 31++ 20+ 19** Semua pengecoh berfungsi67 28** 30++ 27++ 15+ Semua pengecoh berfungsi68 36+ 25++ 22++ 17** Semua pengecoh berfungsi69 33++ 19** 24++ 24++ Semua pengecoh berfungsi70 32++ 30++ 16** 22++ Semua pengecoh berfungsi71 32++ 16** 25++ 27++ Semua pengecoh berfungsi72 27++ 27++ 20++ 26** Semua pengecoh berfungsi73 31++ 30++ 28++ 11** Semua pengecoh berfungsi74 33** 30+ 23++ 14+ Semua pengecoh berfungsi75 25** 27++ 21++ 27++ Semua pengecoh berfungsi76 38** 14+ 28+ 20++ Semua pengecoh berfungsi77 30** 25++ 21++ 24++ Semua pengecoh berfungsi78 20** 28++ 26++ 26++ Semua pengecoh berfungsi79 35** 25++ 18++ 22++ Semua pengecoh berfungsi80 30++ 22++ 22** 26++ Semua pengecoh berfungsi81 31++ 21++ 21** 27++ Semua pengecoh berfungsi82 27++ 24++ 23** 26++ Semua pengecoh berfungsi83 33+ 21++ 25++ 21** Semua pengecoh berfungsi84 33++ 28++ 19** 20+ Semua pengecoh berfungsi85 23++ 41** 12+ 24++ Semua pengecoh berfungsi86 25** 40- 20++ 15+ Pengecoh B tidak berfungsi87 31** 24++ 26++ 18++ Semua pengecoh berfungsi

Keterangan:** : kunci jawaban,++ : sangat baik,+ : baik,- : kurang baik,-- : buruk,--- : sangat buruk

Page 57: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

51

Tabel 4.14Kriteria Tingkat Pengecoh (Distraktor) Paket 2

Soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember

No.Soal

Kualitas PengecohA B C D

1 2 3 4 51 Kurang Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik2 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik3 Sangat Baik Kunci Jawaban Baik Baik4 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik5 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik6 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik7 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik8 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik9 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik10 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik11 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik12 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik13 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Baik14 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik15 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Baik16 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik17 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban18 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban19 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik20 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik21 Sangat Baik Baik Baik Kunci Jawaban22 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik23 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik24 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Baik25 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik26 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban27 Sangat Baik Baik Sangat Baik Kunci Jawaban28 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Baik29 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Baik30 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban31 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban32 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik33 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik34 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Baik35 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik36 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Sangat Baik37 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik38 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Page 58: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

52

1 2 3 4 539 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Sangat Baik40 Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik41 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban42 Sangat Baik Baik Kunci Jawaban Baik43 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik44 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban45 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik46 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik47 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik48 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik49 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik50 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik51 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik52 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik53 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban54 Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik55 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban56 Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban57 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik58 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik59 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban60 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik61 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban62 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik63 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik64 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Baik65 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban66 Sangat Baik Sangat Baik Baik Kunci Jawaban67 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Baik68 Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban69 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik70 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik71 Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik72 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban73 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban74 Kunci Jawaban Baik Sangat Baik Baik75 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik76 Kunci Jawaban Baik Baik Sangat Baik77 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik78 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik79 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik80 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik81 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik

Page 59: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

53

1 2 3 4 582 Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban Sangat Baik83 Baik Sangat Baik Sangat Baik Kunci Jawaban84 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik85 Sangat Baik Kunci Jawaban Baik Sangat Baik86 Kunci Jawaban Kurang Baik Sangat Baik Baik87 Kunci Jawaban Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Tabel 4.15Distribusi Soal Paket 1 Berdasarkan Alternatif Pengecoh

Pengecoh Soal Jumlah %Sangat Baik 3 alternatif 2, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 17, 18, 20,

23, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 41,43, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 53,55, 57, 59, 60, 61, 65, 69, 70, 71,72, 73, 75, 77, 78, 79, 80, 81, 87

49 56,32

Baik 1 alternatif 5, 6, 11, 13, 144, 19, 22, 24, 25,26, 27, 36, 39, 40, 47, 56, 58, 62,63, 64, 66, 67, 68

22 25,29

2 alternatif 3, 15, 21, 28, 29, 34, 42, 54, 74,76, 83

4 4,60

Kurang Baik 1 alternatif 1, 86 2 2, 30Tidak Baik - - - -

Pola sebaran jawaban diperoleh dengan menghitung banyaknya calon

mahasiswa yang memilih pilihan jawaban A, B, C, D, atau yang tidak memilih

pilihan apapun yang biasa disebut omit. Hasil yang diperoleh dari sistem aplikasi

CBT lembar jawaban calon mahasiswa diketahui bahwa tidak semua calon

mahasiswa menjawab semua soal yang ada (omit). Dari pola sebaran jawaban

dapat ditentukan apakah pengecoh (distraktor) dapat berfungsi atau tidak.

Pengecoh yang berfungsi dengan baik sekurangnya dipilih 5% dari seluruh peserta

tes. Seluruh calon mahasiswa yang mengikuti ujian masuk mandiri sebanyak 100

calon mahasiswa sebagai sampel.

Hasil analisis soal paket 2 menunjukkan bahwa 49 butir (56,32%) tiga

alternatif pengecoh yang berfungsi sangat baik, 23 butir (26,44%) memiliki satu

alternatif pengecoh baik dan dua aternatif baik 13 butir (14,94%), dan satu

alternatif yang kurang baik 2 butir (2,30%), sedang yang memiliki pengecoh yang

Page 60: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

54

tidak baik 0 butir (0%). Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas alternatif

pengecoh (distraktor) soal ujian masuk IAIN Jember adalah sangat baik.

4. Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal

Tabel 4. 16Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Paket 1

Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektifitas Pengecoh

No Tk Kesukaran Tingkat Daya Pembeda Alternatif Pengecoh1 2 3 41 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi2 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi3 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi4 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi5 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi6 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi7 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi8 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi9 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi10 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi11 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi12 Sukar Jelek Pengecoh A tidak berfungsi13 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi14 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi15 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi16 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi17 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi18 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi19 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi20 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi21 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi22 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi23 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi24 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi25 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi26 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi27 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi28 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi29 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi30 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi31 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi32 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi33 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi

Page 61: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

55

1 2 3 434 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi35 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi36 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi37 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi38 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi39 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi40 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi41 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi42 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi43 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi44 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi45 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi46 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi47 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi48 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi49 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi50 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi51 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi52 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi53 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi54 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi55 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi56 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi57 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi58 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi59 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi60 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi61 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi62 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi63 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi64 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi65 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi66 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi67 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi68 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi69 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi70 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi71 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi72 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi73 Sedang Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi74 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi75 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi76 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi

Page 62: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

56

1 2 3 477 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi78 Sukar Jelek Pengecoh A tidak berfungsi79 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi80 Sukar Jelek Pengecoh D tidak berfungsi81 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi82 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi83 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi84 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi85 Sukar Jelek Pengecoh B tidak berfungsi86 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi87 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi

Paket 2Tabel 4.17

Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Paket 2Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektifitas Pengecoh

No TkKesukaran

Tingkat DayaPembeda

Pengecoh

1 2 3 41 Sukar Jelek Pengecoh A tidak berfungsi2 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi3 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi4 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi5 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi6 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi7 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi8 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi9 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi10 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi11 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi12 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi13 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi14 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi15 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi16 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi17 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi18 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi19 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi20 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi21 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi22 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi23 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi

Page 63: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

57

1 2 3 424 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi25 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi26 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi27 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi28 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi29 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi30 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi31 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi32 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi33 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi34 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi35 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi36 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi37 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi38 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi39 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi40 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi41 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi42 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi43 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi44 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi45 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi46 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi47 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi48 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi49 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi50 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi51 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi52 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi53 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi54 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi55 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi56 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi57 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi58 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi59 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi60 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi61 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi62 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi63 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi64 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi65 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi66 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi67 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi

Page 64: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

58

1 2 3 468 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi69 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi70 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi71 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi72 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi73 Sukar Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi74 Sedang Jelek Semua pengecoh berfungsi75 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi76 Sedang Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi77 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi78 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi79 Sedang Jelek Sekali Semua pengecoh berfungsi80 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi81 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi82 Sukar Cukup Semua pengecoh berfungsi83 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi84 Sukar Jelek Semua pengecoh berfungsi85 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi86 Sukar Jelek Sekali Pengecoh B tidak berfungsi87 Sedang Cukup Semua pengecoh berfungsi

B. Pembahasan

1. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran butir soal didefinisikan sebagai proporsi calon

mahasiswa yang mengikuti ujian masuk yang menjawab benar. Besarnya indeks

kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,00

menunjukkan bahwa soal tersebut sukar, sebaliknya indeks kesukaran 1,0

menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Menganalisis tingkat kesukaran soal

artinya mengkaji soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Untuk

menyusun soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkatan kesukarannya

berimbang. Dengan kata lain jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang,

maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang kemampuan calon mahasiswa

untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya jika soal terlalu sukar

maka akan menyebabkan calon mahasiswa menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar kemampuannya (Sahlan,

Page 65: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

59

2013: 208). Menganalisis tingkat kesukaran butir soal berarti mengkaji soal-soal

tersebut termasuk kategori sukar, sedang atau mudah. Butir soal hasil belajar

dapat dinyatakan sebagai butir soal yang baik, apabila butir-butir item tersebut

tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran

butir soal itu termasuk kategori sedang atau cukup. Jadi, soal yang baik haruslah

tidak sukar dan tidak terlalu mudah sehingga dapat memancing atau bisa menjadi

stimulus atas kemampuan mahasiswa calon peserta tes, yang mempunyai indeks

kesukaran 0,31 sampai dengan 0,70.

Berdasarkan hasil analisis soal ujian masuk mandiri IAIN Jember dengan

menggunakan aplikasi Anates versi 4 diperoleh informasi bahwa dari 87 soal

pilihan ganda terdapat 76 butir soal (87%) dengan tingkat kesukaran soal

berkategori sukar (0,00 – 0,30) , 11 butir soal (13%) dalam kategori sedang (0,31

– 70), 0 (0%) dalam kategori mudah (0,71 – 1,00).

Menurut peneliti, dalam soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember baik

paket 1 maupun paket 2 mayoritas soal tergolong sukar. Hal ini dibuktikan untuk

paket 1 dari 87 butir soal terdapat 76 butir soal dari yaitu 87% kategori sukar.

Untuk soal kategori sedang ada 11 butir soal yaitu 13%, sementara soal yang

kategori mudah adalah 0%. Begitu juga paket 2 terdapat 73 butir soal (84%)

dengan tingkat kesukaran soal dalam kategori sukar, 14 butir soal (16%) dalam

kategori sedang, 0 (0%) dalam kategori mudah. Sehingga jika diambil rata-rata

paket 1 dan 2 terdapat 85,5% kategori sukar dan 13,5% kategori sedang,

sementara kategori mudah 0%.

Berdasarkan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa soal

Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember yang disusun dosen kualitas tingkat

kesukarannya kurang baik, sebab untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya

proporsi antara tingkat kesukaran tersebar secara normal. Sebagaimana dikatakan

Arifin (2009: 278), Perhitungan proporsi tersebut dapat diatur: pertama, soal

sukar 25%, soal sedang 50%, dan soal mudah 25%, atau kedua, soal sukar 20%,

soal sedang 60%, dan soal mudah 20%; atau Ketiga, soal sukar 15%, soal sedang

70%, dan soal mudah 15%. Hal ini tergantung hasil keputusan rapat tim pembuat

soal.

Page 66: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

60

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab bahwa soal yang

disusun dosen tingkat kualitas tingkat kesukarannya kurang baik, jika dilihat dari

proporsi penyebaran tingkat kesukaran sukar, sedang, dan mudah: Pertama,

penetapan materi yang diujikan tidak diambil dari kurikulum Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah

Kejuruan), tetapi diserahkan sepenuhnya pada dosen pengampu matakuliah

sehingga dimungkinkan standar materi yang dipakai mata kuliah di perguruan

tinggi, dan kedua, dosen penyusun soal belum memahami proporsi sebaran tingkat

kesukaran soal sebagaimana disebutkan di atas.

Perlu diketahui bahwa soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah,

bukan berarti tidak boleh digunakan. Hal ini tergantung penggunaannya. Jika

digunakan untuk seleksi ujian masuk yang pesertanya banyak, sementara kuota

yang diambil sedikit, maka proporsi soal sukar lebih banyak yang diambil.

Sebaliknya, jika kekurangan peserta ujian, kita pilih soal-soal yang mudah. Selain

itu soal yang sukar akan menambah motivasi belajar bagi peserta yang pandai,

sedangkan soal-soal yang terlalu mudah akan membangkitkan semangat kepada

yang berkemampuan lemah (Arikunto, 2005: 210).

Sehubungan dengan tingkat kesukaran ini, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan penyusun soal, yaitu: (a) soal yang termasuk ekstrem sukar atau

mudah tidak memberikan informasi yang berguna bagi sebagian besar peserta

didik. Oleh sebab itu, soal seperti ini kemungkinan distribusi jawaban pada

alternatif jawaban ada yang tidak memenuhi syarat; (b) jika soal yang termasuk

ekstrim sukar atau ekstrim mudah, tetapi setiap pengecoh (distribusi jawaban)

pada soal tersebut menunjukkan jawaban yang merata, logis dan daya bedanya

negatif (kecuali kunci), maka soal-soal tersebut masih memenuhi syarat untuk

diterima; (c) jika soal yang termasuk ekstrim sukar atau ekstrim mudah, tetapi

memiliki daya pembeda dan statistik pengecoh memenuhi kriteria, maka soal

tersebut dapat dipilih dan diterima sebagai salah satu alternatif untuk disimpan

dalam bank soal; (d) jika soal yang termasuk ekstrim sukar atau ekstrim mudah,

daya pembeda dan dan statistik pengecohnya belum memenuhi kriteria, maka soal

Page 67: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

61

tersebut perlu direvisi dan diuji coba lagi (Arifin, 2009: 279), sehingga soal

tersebut bisa dimasukkan ke dalam bank soal.

2. Tingkat Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara calon

mahasiswa yang berkemampuan tinggi (menguasai materi ujian) dan calon

mahasiswa yang berkemampuan rendah (kurang menguasai materi ujian). Daya

pembeda butir soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks

diskriminasi yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Meskipun demikian terdapat

tanda negatif (-) pada indeks diskriminasi jika suatu soal terbalik menunjukkan

kualitas peserta tes yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut

pandai.

Kategori interpretasi hasil perhitungan berdasarkan daya pembeda yaitu

kurang dari 0,20 termasuk kategori jelek, 0,21-0,40 termasuk kategori cukup,

0,41-0,70 termasuk kategori baik, 0,71-0,1,00 termasuk kategori sangat baik, dan

bertanda negatif (-) kategori sangat tidak baik atau jelek sekali (Suharsimi, 2013:

232)

Menurut Sudijono (2012), bahwa mengetahui daya pembeda item butir

soal sangat penting, karena salah satu dasar pegangan untuk menyusun butir soal

adalah adanya anggapan bahwa kemampuan antara peserta didik adalah berbeda.

Maka salah satu analisis yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal

dapat dikatakan baik sebagai alat evaluasi adalah analisis terhadap daya pembeda.

Berdasarkan penyajian data di atas, baik distribusi tingkat daya pembeda

tiap soal maupun presentase tingkat daya pembeda soal, baik paket soal 1

maupun paket 2 Soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember tahun akademik

2019/2020, maka secara rata-rata dapat dikatakan bahwa dari 87 soal pilihan

ganda terdapat 12,5% dengan tingkat daya pembeda sangat jelek, 63% soal

berdaya pembeda jelek; 21% butir soal berdaya pembeda cukup, sementara yang

baik dan sangat baik dari 87 soal butir soal 0 (0%). Sehingga secara umum dapat

disimpulkan bahwa tingkat daya pembeda soal 19,3% berkategori jelek (0-20).

Page 68: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

62

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan kajian teori yang menyebutkan bahwa

salah satu analisis yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas butir soal yang

baik adalah dari tingkat daya pembeda soal. Suharsimi (2002: 211) menjelaskan

bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

calon mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan calon mahasiswa yang

berkemampuan rendah. Soal yang dapat dijawab benar oleh semua calon

mahasiswa baik calon mahasiswa berkemampuan rendah maupun yang

berkemampuan tinggi, maka soal tersebut tidak baik karena tidak memiliki daya

pembeda. Sebaliknya soal yang tidak bisa dijawab oleh calon mahasiswa

berkemampuan tinggi mampun rendah juga tidak baik karena soal tersebut juga

tidak memiliki daya pembeda, sedangkan soal yang baik adalah soal yang dapat

dijawab benar oleh calon mahasiswa yang berkemampuan tinggi saja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa soal Ujian Masuk Mandiri IAIN

Jember tahun akademik 2019/2020 adalah soal yang kurang berkualitas. Artinya

soal tersebut belum mampu membedakan antara calon mahasiswa yang

berkemampuan tinggi dengan calon mahasiswa yang berkemampuan rendah,

karena secara rata-rata 19,3% tergolong jelek. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember ini belum dapat

dikatakan sebagai alat ukur yang baik karena soal ini belum dapat mampu

menjalankan fungsinya sebagai daya pembeda. Oleh karena itu soal ini perlu

dilakukan perbaikan dengan cara meningkatkan daya pembedanya. Soal dengan

daya pembeda jelek dan jelek sekali sebaiknya dibuang saja atau direvisi dan soal

yang yang daya pembedanya cukup dapat dimasukkan ke dalam bank soal.

3. Efektivitas Distraktor (Pengecoh)

Sebagaimana dijelaskan analisis efektivitas pengecoh adalah dengan

menghitung banyaknya peserta ujian yang memilih alternatif jawaban A, B, C, D

(selain kunci) atau yag tidak memilih alternatif apapun. Dari pola sebaran jawaban

dapat ditentukan apakah pengecoh dapat berfungsi atau tidak. Pengecoh dikatakan

berfungsi apabila minimal dipilih 5% dari jumlah peserta ujian.

Page 69: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

63

Kriteria butir soal berdasarkan efektivitas pengecoh adalah sebagi berikut :

(a) Sangat Baik jika tiga pengecoh berfungsi dengan baik, (b) Baik jika pengecoh

berfungsi dengan baik (c) Kurang Baik jika dua pengecoh berfungsi dengan baik.

(d) Tidak Baik jika 1 pengecoh berfungsi dengan baik (e) Sangat tidak baik jika

tidak ada pengecoh yang berfungsi dengan baik.

Hasil penelitian soal paket 1 menunjukkan bahwa 49 butir (56,32%) tiga

alternatif pengecoh yang berfungsi sangat baik, 22 butir (25,29%) memiliki satu

alternatif pengecoh baik dan dua aternatif pengecoh baik 12 butir (13,79%), dan

satu alternatif yang kurang baik 4 butir (4,60%), sedang yang memiliki pengecoh

yang tidak baik tidak ada (0%). Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas

alternatif pengecoh (distraktor) adalah sangat baik.

Hasil analisis soal paket 2 menunjukkan bahwa 49 butir (56,32%) tiga

alternatif pengecoh yang berfungsi sangat baik, 23 butir (26,44%) memiliki satu

alternatif pengecoh baik dan dua aternatif baik 13 butir (14,94%), dan satu

alternatif yang kurang baik 2 butir (2,30%), sedang yang memiliki pengecoh yang

tidak baik 0 butir (0%). Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas alternatif

pengecoh (distraktor) soal ujian masuk IAIN Jember adalah sangat baik.

Suatu pengecoh dikatakan efektif (berfungsi dengan baik) apabila paling

sedikit dipilih 5% peserta tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijono (2012)

bahwa pengecoh telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila

pengecoh tersebut telah dipilih minimal 5% dari seluruh peserta tes. Pengecoh

yang telah menjalankan fungsinya dengan baik dapat digunakan kembali pada tes

yang akan datang.

Pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik paket soal 1 berjumlah 4

pilihan jawaban yaitu butir 12, 78, 80, dan 85. Sementara paket 2 berjumlah 2

pilihan jawaban yaitu butir 1 dan butir 86. Ini berarti bahwa pengecoh pada butir

soal tersebut tidak memiliki daya tarik yang tinggi bagi peserta ujian masuk yang

kurang memahami konsep atau kurang menguasai materi ujian sehingga mereka

memilih jawaban yang benar. Menurut Purwanto (2009), pengecoh diadakan

untuk menyesatkan peserta tes agar tidak memilih kunci jawaban. Pengecoh

menarik perhatian peserta tes yang kurang memahami materi pelajaran untuk

Page 70: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

64

memilihnya. Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh

harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh yang tidak dapat

menjalankan fungsinya karena terlalu menyolok dan dimengerti oleh semua

peserta tes sebagai pengecoh soal. Pengecoh yang tidak berfungsi

direkomendasikan untuk direvisi.

Page 71: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

64

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana dijelaskan, maka

dapat disimpulkan:

1. Tingkat kesukaran soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember tahun

2019/2020 adalah sukar. Hal ini dibuktikan untuk paket 1 dari 87 butir

soal terdapat 76 butir soal dari yaitu 87% kategori sukar. Untuk soal

kategori sedang ada 11 butir soal yaitu 13%, sementara soal yang kategori

mudah adalah 0%. Begitu juga paket 2 terdapat 73 butir soal (84%)

dengan tingkat kesukaran soal dalam kategori sukar, 14 butir soal (16%)

dalam kategori sedang, 0 (0%) dalam kategori mudah. Sehingga jika

diambil rata-rata paket 1 dan 2 terdapat 85,5% kategori sukar dan 13,5%

kategori sedang, sementara kategori mudah 0%.

2. Tingkat daya pembeda soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember tahun

2019/2020 adalah jelek. Hal ini dapat dibuktikan baik paket soal 1

maupun paket 2, secara rata-rata dapat dikatakan bahwa dari 87 soal

pilihan ganda terdapat 12,5% dengan tingkat daya pembeda sangat jelek,

63% soal berdaya pembeda jelek; 21% butir soal berdaya pembeda cukup,

sementara yang baik dan sangat baik dari 87 soal butir soal 0 (0%).

3. Pengecoh alternatif jawaban soal Ujian Masuk Mandiri IAIN Jember tahun

2019/2020 telah berfungsi dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

melihat pola sebaran alternatif jawaban peserta ujian masuk; hanya 6 butir

soal yang distraktornya kurang berfungsi dengan baik.

Page 72: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

65

65

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini saran-saran yang dapat

direkomendasikan sebagai berikut.

1. Pimpinan IAIN Jember perlu membentuk tim penyusun soal yang kredibel dan

yang mampu memahami tata cara menulis soal sesuai dengan kaidah-kaidah

penulisannya. Oleh karena itu, sebelum tim menulis perlu dilakukan

workshop/bimtek penulisan soal termasuk menulis soal berbasis Higher Order

Thinking Skill (HOTS).

2. Soal yang disusun dosen hendaknya memperhatikan rambu-rambu penulisan

soal yang antara lain: (a) proporsi tingkat kesukaran butir soal harus seimbang

yaitu 30% mudah, 60% Cukup, dan sukar 30%. Dengan memperhatikan

materi/bahan ujian mengacu pada kurikulum yang berlaku di Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). (b) Daya pembeda soal yang kurang baik

sebaiknya direvisi.

3. Dosen penulis soal perlu meningkatkan keterampilan dan kemampuannya

dalam menganalisis butir soal karena hal ini dapat membantu dalam

mengetahui kualitas butir soal sehingga soal yang diujikan memenuhi syarat

tingkat kesukaran, daya pembeda dan dan sekaligus pola sebaran jawaban.

Page 73: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

66

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A & Urbina, S. 1997. Psichologicsl Testing and Measurement, Boston:Allyn and Bacon.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Jakarta:Departemen Agama RI.

Burhan Nurgiyantoro, 2001, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra,Yogyakarta: BPPE)

Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.)

Depdiknas. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat PembinaanSMP.

Dirjen Belmawa, 2019, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi DiEra Industri 4.0, Jakarta: Dirjen Belmawa Kemenristek Dikti.

Gronlund, N.E & Waugh C.K. 1995, Assessment of Student Achievement. NewJersey:

Haryati, Mimin, 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

Kemendikbud, 2015, Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas, Jakarta:Dirjen Dikdasmen.

Kemendikbud, 2017, Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan PendidikanUntuk Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Kemenristekdikti, 2018. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia. 2018. SNMPTNSBMPTN 2018 Diikuti 85 PTN.https://ristekdikti.go.id/snmptnsbmptn-2018-diikuti-85ptn/#DiaksesTanggal 1 Maret 2018.

Keputusan Dirjen Pendis Nomor 3751 Tahun 2018 tentang Petunjuk TeknisPenilaian Hasil Belajar pada Madrasah Aliyah, Jakarta: KementerianAgama.

Kusairi & Suprananto, 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Lembaran Negara, Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2017 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 74 Tahun 2015 tentangPenerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Pada Perguruan TinggiKeagamaan Islam Negeri.

Page 74: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

67

Linn, R.L & Gronlund, N.E, 1995, Measurement and Assessment Teaching,Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Mania, S. 2012, Pengantar Evaluasi Pengajaran, Makassar: Alauddin UniversityPress.

Mardapi, Djemari 2008, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogjakarta: MItra Cendikia.

Mustahdi, 2019, Modul Penyusunan Soal HOTS PAI, Jakarta: DirektoratPembinaan Sekolah Menengah Atas.

Panduan Pengembangan dan Manajamen Sistem Bank Soal, Dit PMU DirjenDikdasmen: 2000)

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto.(2005). Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar. Jakarta: Jurnal TeknodikDepdiknas.

Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Belajar. Bandung: CV PustakaSetia.

Safari, 2008: Analisis Butir Soal, Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia,Depdiknas, Jakarta: CV: CV Purnama.

Sahlan, Moh, 2013, Evaluasi Pembelajaran, Jember: STAIN Press

Suharsimi, A, 2011, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sukardi, 2010. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: BumiAksara

Surapranata, S. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes:Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajagrafindoPersada)

Witte, Raymond, H. 2012. Classroom Assessment for Teachers. New York:McGraw Hill.

Zainul, A. dan Nasution, N. 2001, Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: PAU-PPAIUT.

Amirudin, 2010, Statistik Pendidikan, Yogyakarta: Teras.

Bungin, B., 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Persada Media.

Page 75: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

68

Purwanto. 2009. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 76: LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

69

Laporan Biaya Penelitian

No. Jenis Kegiatan Volume FrekuensiSatuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)A. Pra Kegiatan

Penyempurnaan Proposal:Diskusi Tim Peneliti 2 1 keg 100000 200000FGD dengan Sejawat dan Pakar: 0a. Konsumsi 2 1 O/Keg 30000 60000b. Hr Pakar 2 1 O/Keg 200000 400000c. Tim penyusun soal 2 1 O/Keg 175000 350000c. Transportasi Pakar 2 1 O/Keg 300000 600000Rapat Penyusunan Instrumen 0a. Konsumsi 2 1 O/Keg 20000 40000b. Transportasi 2 1 O/Keg 200000 400000

0B. Pelaksanaan 0

Pengumpulan data 0a. Uang harian 1 2 O/Keg 150000 300000b. Transportasi 1 2 O/Keg 100000 200000FGD 0a. Konsumsi peserta 5 1 O/Keg 30000 150000b. uang transport peserta 5 1 O/Keg 200000 1000000Pengolahan Data 1 1 Penelitian 2000000 2000000Penyusunan Laporan 1 1 keg 500000 500000a. Konsumsi 2 2 O/Keg 30000 120000

C. Pasca Pelaksanaan 0Seminar (ekspose) hasil penelitian 0a. Honor Nara sumber 1 1 O/Keg 200000 200000b. Transportasi Nara Sumber 1 1 O/Keg 200000 200000c. Konsumsi peserta 10 1 O/Keg 30000 300000

E Bahan 0a. ATK 1 1 Paket 65.000 65000b. Kertas 1 1 rim 40000 40000c. Penggandaan makalah seminar hasil 10 1 Eks/Keg 25000 250000d. Penggandaan laporan akademik 5 1 Eks 90000 450000e. Copy literatur 10 1 Buku 100000 1000000f. Tinta printer 1 1 Paket 75000 75000d. Dokumentasi 1 1 Paket 100000 100000

G. Anggaran Publikasi 1 1 paket 1000000 100000010000000Jumlah Total