Top Banner
i LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 Dr.Yessy Yanita Sari, M.Pd Dr.Yusnidar Yusuf, M.Si. Prof. Mulyono Abdurahman Meliya, S.Pd. SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
66

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

Oct 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

i

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran Jarak Jauh

pada Masa Pandemi Covid-19

Dr.Yessy Yanita Sari, M.Pd

Dr.Yusnidar Yusuf, M.Si.

Prof. Mulyono Abdurahman

Meliya, S.Pd.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

i

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua

melalui Pembelajaran Jarak Jauh pada

Masa Pandemi Covid-19

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap Dr. Yessy Yanita Sari, M.Pd

b. NPD/NIDN 0330017601

c. Jabatan Fungsional Lektor

d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/MAP

e. H.P/Telepon 08179863540

f. Alamat Surel (Email) [email protected] .id

Anggota Peneliti 1

a. Nama Lengkap Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si.

b. NPD/NIDN 0003085601

c. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/Pendidikan Dasar

e. H.P/Telepon 08129334318

f. Alamat Surel (Email) [email protected]

Anggota Peneliti 2

a. Nama Lengkap Prof. Mulyono Abdurahman

b. NPD/NIDN -

c. Jabatan Fungsional Guru Besar

d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/Pendidikan Dasar

e. H.P/Telepon 08121335761

f. Alamat Surel (Email) -

Anggota Peneliti 3

a. Nama Lengkap Meliya, S.Pd.

b. NPD/NIDN -

c. Jabatan Fungsional Mahasiswa Pascasarjana

d. Fakultas/Program Studi Pendidikan Dasar

e. H.P/Telepon 082298632927

f. Alamat Surel (Email) [email protected]

Lama Penelitian 6 bulan

Luaran Penelitian Artikel di jurnal ilmiah

Biaya Penelitian Rp. 10.000.000,-

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

ii

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dasar

Prof. Dr. Anah Suhaenah Suparno, M.Pd

NIK. D.07.0673

Menyetujui,

Direktur Pascasarjana UHAMKA

Prof. Dr. Ade Hikmat, M.Pd

NIDN.0019066301

Jakarta, 5 Desember 2020

Ketua Peneliti

Dr. Yessy Yanita Sari,M.Pd

NIDN.033001760

Ka.Lemlitbang UHAMKA

Prof.Dr.Suswandari,M.Pd

NIDN. 0020116601

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………....………………………………………………............ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

IDENTITAS USULAN PENELITIAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................................... vi

BAB 1 ........................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1

1.2.Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 3

1.3.Perumusan Masalah ............................................................................................................ 3

1.4. Signifkansi Penelitian ........................................................................................................ 3

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................ 4

2.1. Pembelajaran Jarak Jauh .................................................................................................... 4

2.2. Interkasi Sosial ................................................................................................................. 12

2.3. Peta Jalan Penelitian ........................................................................................................ 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 16

3.1. Desain Penelitian ............................................................................................................. 16

3.2. Tempat dan Partisipan Penelitian..................................................................................... 16

3.3. Alur Penelitian ................................................................................................................. 17

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................................. 18

BAB 5 KESIMPULAN ……………………………………………………………..............…34

BAB 6 LUARAN………………………………………………………………………………36

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................................................................. 388

1.1. Anggaran Biaya ....................................................................................................... 528

1.2. Jadwal Penelitian ..................................................................................................... 529

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 53

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………... 43

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

iv

IDENTITAS USULAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran Jarak

Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus di Sekolah Pascasarjana

UHAMKA)

2. Tim Peneliti

No Nama Jabatan Bidang Alokasi Waktu

(jam/minggu)

1 Dr. Yessy Yanita Sari,

M.Pd

Ketua Management/

Administrasi

Pendidikan

10

2 Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si. Anggota Kimia 5

3 Prof.Mulyono Abdurahman Anggota PLB 5

4 Meliya, S.Pd. Anggota PGSD 5

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Pasca sarjana

UHAMKA program studi Pendidikan Dasar yang berstatus guru sekolah.

4. Masa Pelaksanaan

Mulai: 30 April 2020

Berakhir: 30 Juli 2020

5. Usulan Biaya yang disetujui ke Lemlitbang UHAMKA: Rp 20.000.000;

6. Lokasi Penelitian di Sekolah Pascasarjana UHAMKA

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya): Sekolah

Pascasarjana UHAMKA

8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, atau antisipasi

yang dikontribusikan pada bidang ilmu).

Studi kasus mengenai Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran

Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 Mahasiswa Pasca Sarjana UHAMKA.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

v

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,

tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung

pengembangan iptek)

Penelitian ini akan menghasilkan model interaksi sosial antara guru dan orang tua dalam

pelaksanaan PJJ di masa pandemi covid-19

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah

internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan

tahun rencana publikasi)

- Sasaran terbitan ilmiah dari hasil penelitian ini adalah jurnal internasional

11. Rencana luaran HAKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun

rencana perolehan atau penyelesaiannya. Rencana luaran tambahan yakni model iptek

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan berbagai masalah interaksi sosial antara

guru dan orang tua dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19 maupun

sesudahnya. Metode yang digunakan adalah studi kasus di 21 sekolah dasar di wilayah

Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 21 guru, penyebaran

angket ke 241 orang tua murid dan Focus Group Discussion (FGD) dengan guru-guru dan

ahli pendidikan. Dari olah data tersebut diketahui berbagai masalah yang ada saat PJJ

khususnya terkait interaksi sosial. Rumusan model interaksi sosial daring yang

direkomendasikan meliputi hal yang terkait dengan kepercayaan, keterbukaan, saling

mengenal, rasa positif, ketrampilan komunikasi daring, motivasi, kerjasama, SOP dan

fleksibilitas.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kondisi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada bulan Maret 2020 sudah

berstastus sebagai pandemi global karena sudah menyebar ke lebih dari 100 negara (WHO,

2020). WHO mendefinisikan pandemi sebagai situasi di mana populasi seluruh dunia memiliki

kemungkinan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit (Irawan,

2020). Kondisi pandemi COVID-19 sedang melelahkan sistem kesehatan di seluruh dunia

karena meningkatnya permintaan yang cepat terhadap fasilitas kesehatan dan petugas layanan

kesehatan, di mana kedua hal ini mengamcam sistem kesehatan sehingga menjadi kewalahan

dan tidak dapat beroperasi secara efektif (WHO, 2020).

Selain berdampak kepada sistem kesehatan, kondisi pandemi juga berdampak kepada

sektor lainnya seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Organisasi pendidikan, keilmuan, dan

kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO (2020), mengatakan bahwa COVID-

19 berdampak pada sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya

di seluruh dunia dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan di masa depan (Irawan,

2020).

Pada sektor pendidikan diberlakukan kebijakan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh

yaitu dengan menggunakan berbagai media online yang ada. Berdasarkan pada Permendikbud

tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan

Menengah. BAB I Pasal 1 bahwa Pendidikan Jarak Jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah

pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan

berbagai sumber belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran.

Ketika penerapan belajar di rumah resmi diumumkan oleh beberapa pemerintah daerah

terkait pandemi COVID-19 ini, membuat orang tua dan guru harus berpikir bagaimana

melakukan kegiatan belajar dengan jarak jauh. Orang tua perlu mengetahui teknologi

pembelajaran jarak jauh yang bisa mengoptimalkan kegiatan belajar anak di rumah, selain

memahami cara mengajar. Tak hanya orangtua, metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga

memberi tantangan sendiri bagi para guru. Guru dituntut kreatif dalam memberikan materi PJJ,

sehingga murid tak hanya mengerjakan tugas akademis, melainkan juga melakukan kegiatan

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

2

menyenangkan agar keinginan belajar para murid tetap tinggi. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengimbau para pendidik agar dapat menghadirkan belajar

yang menyenangkan dari rumah bagi siswa dan mahasiswa.

Perubahan aktivitas yang seperti adanya mekanisme work from home (WFH) bagi

pekerja dan pembelajaran jarah jauh (PJJ) bagi siswa/mahasiswa juga menimbulkan masalah

kesehatan mental pada anggota keluarga yang juga akan berpengaruh pada ketahanan keluarga.

Stress yang dirasakan orang tua mulai dari WFH sembari mengurus anak yang masih bayi

(cnnindonesia.com, 2020), WFH sambil menggantikan tugas guru di sekolah bagi anak karena

PJJ (edukasi.kompas.com, 2020), orang tua yang kurang paham penggunaan teknologi

pembelajaran anak saat PJJ (Projo, 2020). Wabah pandemic COVID-19 membuat sejumlah

kalangan termasuk orangtua stress. Hal ini disebabkan orang tua memikirkan banyak hal seperti

keselamatan dan kesehatan keluarga dan juga memastikan pembelajaran anak di rumah tetap

berjalan (edukasi.kompas.com, 2020).

Sisi lain dari kebijakan PJJ ini adalah, interaksi antar guru dan orang tua siswa menjadi

lebih sering walau melalui dunia maya. Guru dan orang tua secara rutin setiap hari

berkomunikasi melalui WA Group. Guru menyampaikan berbagai kegiatan yang harus

diberikan orangtua melalui group ini, orang tua pun melaporkan kegiatan secara rutin. Hal yang

tak biasa terjadi di masa sebelumnya, di mana komunikasi antar guru dan oranngua hanya jika

ada keperluan tertentu atau kegiatan khusus seperti terima rapot atau rapat orang tua. Fenomena

ini menarik untuk dikaji, mengingat hal positif perlu diangkat dalam situasi ini. Diskusi yang

berlangsung di kelas Psikologi Perkembangan pada Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah

Pascasarjana UHAMKA terkait kondisi interaksi antar mereka sebagai guru di sekolah

denganorang tua murid, menunjukkan adanya peningkatan interaksi social yang baik dari segi

kuantitas maupun kualitas. Ada orang tua yang awalnya tak kenal dengan guru menjadi kenal.

Ada yang secara personal berkonsultasi, di saat sebelumnya tak pernah ada kontak.

Berdasarkan fenomena tersebut, akan dilakukan penelitian tentang interkasi sosial antara

guru dan orang tua murid melalui Pendidikan Jarak Jauh yang dilakukan di masa pandemic

Covid-19 ini, pada mahasiswa Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana UHAMKA yang

berprofesi sebagai guru di sekolah.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

3

1.2.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan interaksi sosial yang terjadi

antara guru dan orang tua murid selama pendidikan jarak jauh pada masa pandem Covid-19

dan merumuskan model interaksi sosial pada PJJ.

1.3.Perumusan Masalah

Secara khusus penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian berikut:

1. Apa saja permasalahan dalam PJJ?

2. Apa upaya guru dalam mengatasi PJJ agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan orang

tua?

3. Model interaksi sosial seperti apa yang dapat menjawab permasalahan yang dihadapi guru

dalam PJJ di masa pandemi Covid-19?

1.4. Signifkansi Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengungkap konsep interaksi sosia pada PJJ di sekolah.

Urgensi dari penelitian ini adalah menjawab kebutuhan para guru khususnya dan orang tua

murid pada masa pandemi ini dengan adanya kebijakan PJJ yang mendadak dan belum

disiapkan secara komperhensif. Secara luaran, penelitian ini akan menghasilkan model PJJ

yang ditulis dalam artikel ilmiah.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

4

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan pelatihan yang diberikan kepada peserta atau

siswa yang tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran

secara langsung dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus

dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas

yang akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur dan

peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun juga waktu.

Beberapa orang ahli mengungkapkan pengertian pembelajaran jarak jauh, di antaranya

G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby, O. Peter, M. Moore, B. Holmeberg

(Aristorahadi, 2008). Menurut Dogmen ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya

organisasi yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui

media, dan tidak ada kontak langsung antara penngajar dengan pembelajar. Mackenzie,

Christensen, dan Rigby mengatakan pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran

yang menggu-nakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar

dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan jarak jauh adalah sekolah korespondensi.

Menurut Dogmen pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara

belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis dalam

menyajikan materi pembelajaran, pemberian bimbingan kepada pembelajar, dan pengawasan

untuk keberhasilan belajar pembelajar. Holmeberg memberikan batasan bahwa dalam

pembelajaran jarak jauh pembelajar belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara

terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan tempat

belajarnya. Namun pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari

lembaga yang mengelola pendidikan jarak jauh itu. Holmberg adalah bahwa pembelajar dan

pengajar bekerja secara terpisah, dan adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh

sesuatu lembaga pendidikan yang mengatur pendidikan jarak jauh itu. Mason berpendapat

bahwa pendidikan pada masa yang akan datang lebih diten-tukan oleh jaringan informasi yang

memungkinkan berinteraksi dan kolabora-si, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

5

Tony Bates menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila

digunakan secara bijak untuk pendidikan (Munir, 2009).

Keegan menganalisis baragam definisi dan praktek PJJ dan memformulasikan enam

karakteristik PJJ, yaitu (1) terpisahnya pengajar dan peserta ajar yang membedakan PJJ dengan

pendidikan tata muka; (2) ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya

dengan belajar sendiri di rumah (home-schooling); (3) penggunaan beragam mediauntuk

menyatukan pengajar dan peserta ajar; (4) penyediaan komunikasi dua arah dimana peserta ajar

dapat menarik manfaat dari sarana komunikasi ini termasuk mengambil inisiatif dialog; (5)

kemungkinan pertemuan untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi; serta (6) proses

pendidikan memiliki bentuk hampir sama dengan proses industri (Andriani, Noviyanti, &

Pangaribuan, 2008).

Pengertian pembelajaran online Menurut Maswan adalah pembelajaran yang

berasaskan penggunaan internet. Sedangkan Jamaludin dalam Maswan menyatakan

pembelajaran online adalah satu corak memperolehi ilmu atau pendidikan menggunakan sistem

pendekatan penyampaian pengajaran bagi membolehkan perubahan kekal dalam diri seseorang

individu dari segi mental, pemikiran, konsep, sikap dan perlakuan melalui pengalamanyang

tertentu yang diuruskan melalui suatu sistem daring (online) yang menguruskanpembelajaran,

membekalkan makanisme penghantaran pengetahuan/maklumat,pemantauan prestasi pelajar,

penilaian dan capaian kepada sumber pengajaran dan pembelajaran yang segera.

Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapan pun dan

di manapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya

dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini

juga memberi kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat belajar karena

keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Dan juga memungkinkan subyek-subyek

yang dianggap tidak begitu umum diajarkan tersedia bagi lebih banyak peserta.

Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih

dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan

melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket pembelajaran

jarak jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap

muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta

didik.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

6

Dari laporan yang ada (ADB, 1986,Unesco, 1989), PJJ bahkan sudah lama diterapkan

di negara yang terbilang maju. Australia misalnya sudah mulai dengan PJJ sejak awal abad ke

19 Selandia Baru dan sudah memulainya dari tahun 1922. Inggris salah satu Negara industri

termaju di dunia mulai menerapkan PJJ pada tahun 1966. Inggris pulalah yang dianggap

sebagai suri-teladan oleh negara-negara lain di dunia . ini, sebagai negara yang paling berhasil

menerapkan PJJ (Jalil, 1994).

Pada dasarnya ada dua konsep yang mendasari PJJ. Pertama adalah niat yang kuat untuk

memberikan kesempatan pendidikan dan pengajaran seluas-luasnya kepada siapa saja dengan

biaya yang terjangkau (Atwi, 1992) tanpa rnengenal umur, jenis kelamin, domisili, dan latar

belakang pendidikan. Kedua adalah adanya niat untuk menjadikan pendidikan dan pengajaran

tidak hanya sebagai "social and moral imperative," tetapi juga sebagai "economic necessity"

(Sharma, 1987) (Jalil, 1994).

Dalam perkembangan selanjutnya banyak pihak yang bergabung dalam kubu PJJ serta

menggunakan istilah seperti "open education, open school, dan independent learning" sebaga

altematif untuk "distance education." Apapun nama yang digelarkan namun mereka tidak

ingkar dari esensi PJJ yaitu pendidikan yang disampaikan melalui media kepada peserta didik

yang berjauhan tempatnya dari penyelenggara pendidikan (Jalil, 1994).

Sebuah laporan baru-baru ini yang didanai oleh Konsorsium Pembelajaran Online (Allen &

Seaman, 2013) menemukan bahwa 6,7 juta siswa (sekitar 32% dari semua mahasiswa)

mengambil setidaknya satu kursus online. Memang, dalam analisis 2.820 institusi (potensi

4.527 institusi pemberi gelar aktif pendidikan tinggi di Amerika Serikat), lebih dari 69% kepala

staf akademik merasa bahwa pembelajaran online penting untuk masa depan institusi mereka.

Sebagian besar dari mereka percaya bahwa (77%) pembelajaran online sama baiknya atau

lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Dalam Jurnal (Marcia, 2015) tentu saja,

penelitian yang membandingkan kursus tatap muka dan online telah menunjukkan bahwa

kursus online dapat sama efektifnya dengan kursus tatap muka tradisional (Maki & Maki, 2007;

Robertson, Grant, & Jackson, 2005; Zhao, Lei, Lai , & Tan, 2005).

Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21,

merupakan sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan

sosioekonomi. Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja,

dan kapan saja. Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu

SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010,

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

7

sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan

menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk

pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan,

terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.

Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat besar dari

perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan akan

pendidikan secara massal dan luas. Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model

pendidikan jarak jauh yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa

saja melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.

Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan

meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan

relevansi pendidikan (Sailah, 2011). Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar

mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau

menggunakan teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses

terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan

tidak kehilangan kesempatan berkarir. Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan

kualitas pendidikan bagi setiap orang. Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan

pendidikan berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian

pembelajaran (learning outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan

evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan

lintas ruang dan waktu.

E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran

jarak jauh, E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan

memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik

untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi), ada

beberapa program e-learning yang dapat digunakan dalan pembelajaran jarak jauh.

Secara teoritik pembelajaran elektronik (online instruction, e-learning, atau web-based

learning)memiliki tiga fungsi utama, Sudirman Siahaan (2001 : 10) menjelaskan pembelajaran

elektronik ini berfungsi sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/optional, pelengkap

(complement), atau pengganti (substitution)pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas

(classroom instruction) (Fathoni & Sukirman).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

8

Pendidikan Guru berbasis ICT menggunakan sistem pendidikan jarak jauh (distance

lerning) atau disingkat PJJ. Pada program ini pembelajaran berbasis pada teknologi informasi

dan komunikasi dengan menggunakan internet sebagai media utama, tatap muka dilakukan

hanya beberapa kali pada program residensial, selebihnya menggunakan program e-learning.

Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh yang menggunakan e-learning sebagai

alat belajar utama, sanagat ditentukan oleh model learning management system (LMS) yang

dikembangkan, dan pemerintah bersama pihak terkait masih mencari-cari model LMS yang

handal yang mampu mewujudkan profil guru profesional, yang memiliki kompetensi

kependidikan dan keguruan yang setara bahkan melebihi guru dengan sistem pembelajaran

reguler.

Prinsip penyelengaraan PJJ secara umum meliputi : akses, pemerataan, dan kualitas.

Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan program PJJ diharapkan

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurikulum,

materi ajar, proses pembelajaran, instrumen dan sistem evaluasi.

b. Berbasis TIK.

c. Memanfaatkan sistem penyampaian pembelajaran yang inovatif dan kreatif,

d. Menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasis TIK dengan

memungkinkan kesempatan tatap muka.

e. Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian dan softskills peserta

didik.

f. Menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik, bantuan

belajar peserta didik, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan peserta

didik, akses dan infrastruktur).

Sesuai konsep Distance Learning dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 15 yang menyebutkan bahwa Distance

Learning merupakan pendidikan yang siswanya terpisah dari guru dan pembelajarannya

menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi,informasi, dan media

lain. Pihak sekolah dan orangtua siswa harus menyediakan beberapa perangkat elektronik,

jaringan, dan sumber belajar yang digunakan untuk akses belajar. Beberapa kebutuhan yang

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

9

disiapkan sebelum melaksanakan Distance Learning adalah sumber belajar, perangkat

elektronik, dan perangkat jaringan yang mendukung kelancaran Distance Learning.

Pelaksanaan Distance Learning membutuhkan komunikasi yang baik antara siswa,

orangtua, dan sekolah dikarenakan jarak yang jauh dan tidak memungkinkan antara siswa,

orangtua, dengan sekolah bisa bertatap muka secara terus menerus. Komunikasi antara siswa

dengan sekolah dilakukan secara virtual atau dunia maya. Media yang digunakan adalah

beberapa media sosial yaitu: Facebook, WhatsApp, dan Skype. Sedangkan antara orangtua

dengan sekolah lebih banyak kepada konsultasi, diskusi, maupun sharing mengenai

perkembangan belajar anak selama mengikuti Distance Learning dan kelanjutan pendidikan

siswa setelah lulus na nti juga dikonsultasikan kepada sekolah. Komunikasi antara orangtua

dan sekolah dilakukan melalui telepon, media sosial, maupun tatap muka secara langsung.

Komunikasi ini harus terjalin dengan baik antara sekolah, orang tua, dan siswa guna

menyelaraskan keinginan antara sekolah dengan siswa dan orangtua sebagai pelaksana agar

tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai rencana yang telahdirancang bersama-sama. Menurut

(Izzatin Ni'mah, 2016) melalui komunikasi yang baik antara ketiga pihak, yaitu: sekolah,

siswa,dan orangtua, maka perkembangan belajar siswa dapat dilihat sehingga mengetahui

sejauh mana tujuan pendidikan yang sudah tercapai (Asmani, 2012:161)

Peran orangtua dalam Distance Learning ini sangat penting karena pembelajarannya

dilakukan sendiri di rumah, sehingga orangtua juga mendukung proses pembelajaran agar tetap

kondusif dan mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan orangtua

merupakan penanggungjawab yang harusselalu mengawasi kegiatan belajar anak selama

dirumah.

Masalah jaringan internet yang buruk bisa diatasi langsung oleh sekolah maupun

orangtua dengan cara mengganti paket jaringan yang sesuai dengan kondisi wilayah sekolah

atau rumah siswa. Masalah komitmen orangtua diatasi dengan upaya dari sekolah dengan

melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan orangtua siswa. Anak yang lambat belajar

bisa diatasi dengan cara memberikan guru/tutor pendamping untuk menjelaskan beberapa

materi pelajaran. Sedangkan anak yang tidak konsisten dengan jadwal belajarnya diatasi

dengan cara orangtua maupun guru/tutor melakukan pendekatan kepada siswa dan memberikan

penegasan atau konsekuensi yang harus diterima siswa jika tetap tidak mau belajar.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

10

Soekarwati memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari PPJ yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses belajar siswa

selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan

waktu atau kombinas dari ketiganya.

2. Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu

dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media

elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, computer).

3. Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource

learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran). Dengan

demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam

proses pembelajaran.

4. Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah

(two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya tele-conferencing,

video-conferencing, e-moderation).

5. Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka

(tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan.

6. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun

sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan memudahkan siswa

belajar.

7. Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai partisipan

(Yusdan, 2018).

Sementara itu, dari aspek biaya, Belawati dan Andriani menemukan bahwa

penyelenggaraan PJJ, dengan asumsi jumlah peserta ajar tertentu, lebih murah dari pada

penyelenggaraan sistem pendidikan tatap muka. Hasil yang sama juga ditemukan pada

penelitian yang dilakukan Nielsen, Tatto, Djalil, dan Kularatne (2007) (Andriani, Noviyanti, &

Pangaribuan, 2008). Mereka menemukan bahwa Program Pendidikan Guru melalui sistem PJJ

di Sri Lanka dan Indonesia secara signifikan lebih murah daripada pada sistem tatap muka

dimana total biaya tahunan untuk pendidikan per kapita pada sistem PJJ 1/6 – 3/5 dari sistem

pendidikan tatap muka.Selain itu, cost to sponsor per mahasiswa di Indonesia untuk sistem PJJ

¼ dari biaya pada sistem pendidikan tatap muka. Penelitian Nielsen et al (2007) juga

menyatakan bahwa economy of scale sistem PJJ adalah di atas 5000 mahasiswa. Meskipun

demikian, opportunity cost dalam sistem PJJ perlu diperhatikan karena hal ini berpengaruh

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

11

secara signifikan terhadap mereka yang mengikuti PJJ. Waktu belajar sering kali berkorelasi

langsung dengan waktu yang dapat digunakan untuk mendapatkan tambahan

penghasilan.Dalam kata lain, waktu yang digunakan untuk belajar sebenarnya dapat

dipergunakan untuk mendapatkan penghasilan. Temuan penelitian Nielsen dkk ini

mengindikasikan bahwa sistem PJJ merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dengan biaya yang relatif tidak

mahal.Peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru akan sangat berpengaruh terhadap capaian

sasaran pertama MDGs, ”Pencapaian pendidikan dasar secara universal”

Menurut pengalaman sejumlah negara yang menyelenggarakan PJJ, biaya (capital

cost) pendirian PJJ tidak kalah mahalnya, bahkan bila mcnggunakan multi-media yang

berteknologi tinggi, biaya itu akan jauh lebih mahal daripada pendidikan konvensional.

Namun, setelah beroperasi beberapa tahun lamanya dan sejalan dengan semakin bertambahnya

jumlah peserta didiknya, maka biaya satuannya akan menurun secara progresif. Menurut (Jalil,

1994) pada umurnnya, mereka sepakat untuk memperkirakan bahwa 50.000 peserta didik

sebagai "breakeven point" untuk PJJ dapat beroperasi lebih ekonomis dari pada pendidikan

konvensional (ADB,1987).

Pada tahun 1986, Allama lqbal, Open University (AIOU) Pakistan melaporkan bahwa

biaya satuan per peserta didik di AIOU hanya berkisar di antara 38% sampai 45% dari biaya

satuan dilembaga pendidikan konvensional. Perlu dicatat bahwa perhitungan ini telah

menggunakan amortisasi "capital cost, salaries, and recurrent expenditure" sebagai dasar.

Sukhothai Thammathirat Open University (STOU) Thailand bahkan melaporkan perbedaan

yang mencengangkan. Biaya operasi per peserta didik (tanpa memperhiturigkan biaya tahunan

in~estasi seperti bangunan, peralatan, dan infrastruktur lainnya) hanya berkisar di antara 2%

sampai 11% dari biaya satuan di universitas konvensional (Wichit Srisa-an,1987). Hiromitsu

Muta (1985) melaporkan bahwa biaya operasional per mahasiswa (undergraduate) di

University of the of Japan (setelah memperhitungkan recurrent expenditure, annual cost tuk

fasilitas,dan peralatan, serta penerimaan dari mahasiswa) hanya 1/3 dari "public university" di

Jepang.

Kehadiran PJJ tanpa diragukan sangat meringankan beban pemerintah dalam

membiayai pendidikan tinggi. Mengambil kembali contoh di STQU, pemerintah Thailand

hanya mengeluarkan di antara 0,5% sampai 7% (1980-1985) dari seluruh anggaran untuk

pendidikan tinggi di negara itu. Untuk UT, pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan 2,5

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

12

sampai 2,9% . dari seluruh anggaran pendidikan tinggi di Indonesia, rutin ditambah

pembangunan yakni kira-kira separoh dari anggaran IKIP Bandung , atau 1/6 dari anggaran

IPB atau UGM (12 sampai 17%). Di UT, biaya satuanper peserta didik yang ditanggung

pemerintah hanya sekitar Rp 42.000yakni hanya 1/34 dari biaya di IKIP Bandung (Rp

1.440.000), atau 1/37 dari biaya di UGM Rp. 1.535.480), atau 1/115 dari biaya di IPB (Rp

4.862780) (Djalil, dkk,1993).

2.2. Interkasi Sosial

Interaksi sosial merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat. Tak ada manusia yang

bisa hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Menurut Gillin dan Gillin,

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

orang- orang perorangan, antara kelompok kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengankelompok manusia (Soerjono Soekanto, 2005). Sedangkan menurut H.

Bonner, interaksi sosial adalah suatau hubungan antara dua atau lebih individu manusia,

dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain atau sebaliknya ( Gerungan, 2004).

Sebuah interaksi sosial bisa terjadi harus memenuhi beberapa syarat yang harus

terpenuhi. Syarat itu ialah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi

(communication). Pada interaksi sosial terdapat faktor-faktornya, yakni proses meniru, skala

sikap, dan dorongan untuk berubah Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik, saling

mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan, serta tidak terlepas dari suatu hubungan yang

terjadi antar individu, sosial, dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan untuk

berinteraksi dengan orang lain akan dimiliki oleh individu sampai akhir hayat.Individu dapat

diungkap berdasarkan pada aspek-aspek interaksi sosial yaitu komunikasi, sikap tingkah laku

kelompok, dan kontak sosial. Sehingga dari beberapa aspek tersebut dapat ditarik beberapa

indikator yang meliputi proses pengiriman berita atau informasi, perasaan dalam suatu situasi,

tigkah laku secara bersama-sama, berkumpul dengan orang lebih dari satu orang disuatu

tempat, hubungan dengan pihak lain secara langsung maupun tidak langsung.Terjadinya

interaksi sosial seseorang didasarkan dari faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan

faktor simpati.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

13

Interaksi sosial melalui PJJ

Interaksi sosial yang terjadi pada saat pandemi ini dilakukan melalui media Online.

Pada hakikatnya interaksi sosial akan meningkatkan kesehatan ( Hous, dkk, 1988). Hal ini akan

membantu peningkatan imunitas tubuh yang dibutuhkan menghadapi virus Corona. Lebih

khusus, interaksi sosial antar orang tua dan guru sangat penting dalam proses pendidikan anak

karena akan meningkatkan kemampuan akademik dan perkembangan psikologis dan sosial

anak ( Pirchio, dkk 2013). Di era pandemik ini platform digital memungkinkan pertukaran

informasi lebih cepat, luas dan personal (Kuusumaki, dkk 2019). Orang tua pada dasarnya

menyambut baik komunikasi melalu daring (De Jong, Palts and Kalmus, 2015). Penggunaan

alat komunikasi digital membuat komunikasi antara guru dan orangtua menjadi efesien dan

efektif. (Ellis dkk, 2015)

Kelebihan dari menggunakan media daring di antaranya tak adanya kontak mata, tak

ada suara yang terkesan instruktif , lebih efektif dan efesien khususnya bagi orang tua

(Patrikakao, 2014). Orang tua secara konstan mendapat berbagai informasi dari guru dan guru

dapat memantau pendampingan orang tua pada anaknya ( Pirchio,dkk; 2015)

Kendala dalam menjalin interaksi sosial melalui media daring tentu ditemui.

Perundungan di dunia maya, tanpa tatap mata kadang memunculkan konflik, ketidaksiapan

pendidik dan ortu, (Patrikakao, 2014). Sisi lain kendala dihadapi orang tua yang masih harus

bekerja di saat tak ada dukungan dari keluarga lain, butuh kehati hatian menulis pesan digital

sehingga menghabisakn waktu, trauma penggunanan digital, ketrampilan yang kurang

memadai( Pirchio, 2015). Kendala akses, masalah privasi dan terbatasnya alat, guru menemui

kesulitan saat mendelegasikan tugas ke orang tua dengan anak yang memiliki kekhususan atau

penanganan khusus (De Jong dkk, 2017).

Interaksi yang terjalin dipengaruhi kualitas hubungan ortu dan guru. Hal ini dapat

diukur dari saling percaya, menghormati, kemauann yang kuat dan kemudahan akses dan

kerjasama. Ia juga mengatakan relasi antar mereka juga dipengaruhi faktor geografis, adanya

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan budaya (Kusuumaki dkk, 2019)

Berdasarkan riset sebelumnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guru saat

melaksanakan komunikasi daring, yakni; bedakan info penting dan tidak, menyepakati media

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

14

yang akan dipakai, (Kuusumaki dkk, 2019, De Jong, dkk 2017 ). Selain itu perlu dilakukan

pelatihan bagi guru dan orang tua (Kuusumaki dkk, 2019, Pirchio 2015). 3 kategori saat

melakukan umpan balik juga penting, dengan memperhatikan; rasa saling hormat dan percaya

( De Jong dkk 2017). Pada saat memberi respon, seimbang antara koreksi dan dorongan,

penekanan empati pada masalah atau kelemahan anak. Kuusumaki menjabarkan hasil risetnya

bahwa guru juga perlu memastikan informasi yang diberikan kejelasan, keterbacaan, frekeunsi,

kualitas, efektifitas, informatif. Ia juga memaparkan 4 aspek yang perlu dipertimbangkan juga

yakitu; komunikasi postif, proaktif, personal dan kolaborasi . Selain itu, dorongan umpan balik

harus merata ke semua anak, agar anak termotivasi (Kuusumaki dkk, 2019). Orang tua butuh

komunikasi hal positif, umpan balik yang intens pada tiap perform tugas (De Jong dkk, 2017)

Kondisi mendadak ini memang membuat semua orang harus berusaha cepat berubah.

Sisis lain interaksi sosial melalui media daring membutuhkan proses, waktu, dan komitmen

semua pihak (Pirchio, 2015). Orang tua yang mengalami hal positif dari pengalaman

menggunakan komunikasi digital, 94% menyatakan anak mereka mendapatkan manfaat dari

media tersebut. (Bosch, 2017)

2.3. Peta Jalan Penelitian

Penelitian ini dikembangkan berdasarkan peta jalan penelitian (roadmap)

UHAMKA yang dipaparkan dalam dalam buku pedoman penelitian Lemlitbang (2016),

yaitu (1). Inovasi pendidikan berkarakter dan berbasis nilai–nilai lokal, (2).

Pengembangan sains dan tekhnologi ramah lingkungan, terbarukan serta terintegrasi, (3).

Penggalian nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan untuk meningkatkan dan

menguatkan kualitas kehidupan berkemajuan serta menggembirakan, (4). Kajian sosial

dan humaniora untuk pengembangan ilmu dan perdamaian (Lemlitbang, 2016).

Berdasarkan RIP UHAMKA, penelitian internal Lemlitbang yang diusulkan ini beruntuk

menjawab tantangan untuk “meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi

penyelenggaraan pendidikan dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas”

dengan fokus, yang diantaranya adalah aspek pengembangan kompetensi dan

profesionalisme guru (Lemlitbang, 2016). Sedangkan dalam terkait dengan peta jalan

penelitian UHAMKA maka penelitian ini disusun untuk mengembangkan cakupan kajian

penelitian dibidang social dan humaniora.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

15

Selain itu, penelitian ini dikembangkan berdasarkan peta jalan penelitian Prodi

Pendidikan Dasar serta tim peneliti. Peneliti utama, Dr. Yessy Yanita Sari tahun 2015 telah

menyusun Buku Standar Mutu Sekolah bersama tim JSIT Indonesia yang telah 4x kali naik

cetak. Selanjutnya bersama para pendidik dari berbagai daerah menuangkan pemikiran

tentang pendidikan Indonesia yang dituangkan dalam buku Bunga Rampai Pemikiran

Pendidik, Pada tahun 2017 melakukan riset yang terkait dengan sekolah ramah dan

nyaman yakni Friendly School bekerja sama dengan Pemda Kota Depok dan di tahun yang

sama menyusun Buku Parenting yang berjudul : Membidik Karakter Hebat. Berikutnya

melakukan penelitian masih seputar persekolahan yakni Riset Model Capacity Building

Kepemimpinan Sekolah Berbasis Kompetensi Dalam Mewujudkan Sekolah Berbasis

Karakter di Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 2019 membuat inovasi dari riset yaitu

berupa Aplikasi Pendidikan Karakter bagi orangtua. Dan pada 2020 ini, bersama tim

sinergitas ketahanan keluarga Pemerintah Kota Depok merumuskan program yang terkait

edukasi, psikologi, kesehatan dan ekonomi keluarga.

2015

Menyusun Buku Standar Mutu Sekolah

2016

Meyusun Buku Bunga Rampai Pemikiran Pendidik

2017

Riset tentang Friendly School

dan Menulis Buku Parenting : Membidik Karakter Hebat

2018

Riset Model Capacity Building Kepemimpinan Sekolah Berbasis Kompetensi Dalam Mewujudkan Sekolah Berbasis Karakter di Sekolah Dasar Jakarta

2019

Pembuatan Aplikasi Pendidikan untuk Orangtua

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

16

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang tercantum dalam bab 1, penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Desain penelitian kualititatif

dianggap tepat digunakan karena pengumpulan data kualitatif dengan sample partisipan yang

berfokus pada pemahaman terhadap masalah-masalah yang diteliti dengan menggali secara

detil persepsi dari partisipan (Creswell, 1998).

3.2. Tempat dan Partisipan Penelitian

Penelitian ini mencakup satu kelas dari prodi pendas yang terdiri dari 19 mahasiswa

yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Partisipan lainnya adalah orang tua murid dari 19

mahasiswa tersebut. Sekolah Dasar tempat mahasiswa mengajar berada di wilayah

Jabodetabek.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

17

3.3. Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan alur penelitian dan dibagi kedalam beberapa tahapan:

Tahap Aktivitas Indikator

Tahap 1:

Perencanaan

1. Pemilihan lokasi dan sample

Didapat 19 mahasiswa yang

berprofesi sebagai guru

Tahap 2:

Pengumpulan data

1. Membentuk WA Group

2. Membagikan angket dalam

bentuk google form

3. FGD

4. Dokumen WAG sekolah atau

Zoom meeting

Data dari partisipan

Tahap 3:

Pengolahan data

Pengolahan data Didapatkan hasil penelitian

Tahap 4:

Penyusunan Model

Interaksi sosial

Menuliskan hasil temuan Konsep interaksi sosial pada

PJJ

Tahap 5:

Penulisan laporan

Penulisan laporan Laporan hasil riset

Catatan:

Referensi pengumpulan dan pengolahan (analisa data) menggunakan prosedur yang disarankan

dalam literatur seperti Creswell, 2007 dan Cohen, Manion, Morrison, & Bell, 2011.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

18

BAB 4

PEMBAHASAN

Program Pembelajaran Jarak Jauh yang tiba-tiba ditetapkan di masa pandemi covid-19,

sebagai model pembelajaran pengganti tatap muka di sekolah, memunculkan berbagai

permasalahan. Bukan saja peserta didik, orang tua dan guru pun mengalaminya. Berdasarkan

data yang didapat melalui wawancara guru dan angket ke orang tua murid, maka dapat

diklasifikasikan permasalahan yang ada, mengacu pada prinsip-prinsip dalam interaksi sosial.

Hasil wawancara yang dilakukan ke 21 guru yang bertugas di berbagai sekolah dasar di

Jabodetabek mengungkapkan permasalahan PJJ yang mempengaruhi interaksi sosial melalui

daring yakni;

1. Belum ada panduan yang jelas mengenai pelaksanaan PJJ dari sekolah, maupun

pemerintah.

2. Media digital yang digunakan belum dikuasasi sehingga orang tua merasa kesulitan,

selain menyedot banyak kuota internet seperti youtube dan zoom.

3. Materi pengajaran Matematika yang paling sulit diajarkan, karena dalam menjelaskan

materi Matematika memerlukan konsep yang harus dipahami oleh peserta didik

sedangkan tidak semua orangtua berlatar pendidikan yang cukup adapula yang belum

mengerti untuk mengajarkan materi kepada anaknya. Selain itu untuk kelas rendah

matematika memerlukan benda konkrit dan penjelasan secara langsung yang dilakukan

oleh gurunya. Untuk kelas tinggi orang tua banyak yang merasa kesulitan mengajarkan

anaknya Matematika karena materinya yang dianggap sulit. Kendala dalam pengajaran

ini, mencetus konflik antar guru dan orang tua, juga orang tua dengan anak.

4. Kondisi psikologis orang tua mempengaruhi interaksi selama PJJ contoh : ketika orang

tua stress dengan tugas dan kurangnya pemahaman penggunaan media dan teknologi

selama PJJ orang tua cenderung emosional dalam menanggapi hal ini dan akhirnya

interaksi menjadi terganggu dan sebagai guru tentunya harus berupaya meredam emosi

orangtua dengan kondisi tersebut. Contoh lain ketika orangtua juga bekerja di rumah.

Artinya ada dua kepentingan yang berbenturan. Terkadang ini memengaruhi kondisi

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

19

psikologis orangtua. Kondisi orang tua mempengaruhi PJJ anak karena kecenderungan

orang tua yang panikan membuat hubungan PJJ berjalan tidak efektif. Orang tua merasa

sulit untuk membuat anak mengerjakan tugas tepat waktu, dan merasa terbebani krn

anaknya sering lebih senang main hp dari pada mengerjakan tugas dari sekolah selama

PJJ.

Konsidi psikologi terkait dengan interaksi sosial dengan guru sedikit tergangu, biasanya

jika ada permasalahan di kelas guru sharing bersama di ruang guru setelah selesai

mengajar dan bersama-sama mengerjakan adminsitrasi sekolah. Sekarang komunikasi

hanya di WA group sekolah yang terkadang menimbulkan miskomunikasi antara rekan

guru serta kepala sekolah.

5. Sebagian besar interaksi guru dan orang tua selama ini tidak ada masalah kecuali

kondisi dan karakteristik orangtua tertentu yang bermasalah. Dalam tiap kelas, ada

sebagian kecil orang tua yang kurang bisa berinteraksi baik dengan guru-guru. Hal ini

terjadi bahkan sebelum pandemi, sehingga disimpulkan, lebih karena karakter orang

tersebut.

6. Adapun tingkat kepercayaan orangtua kepada sekolah selama ini sudah cukup percaya

pada guru dan sekolah. Sebagian besar sekolah yang diteliti adalah sedkolah dasar

negeri, di mana orang tua tidak dibebani biaya sekolah, dan orang tua sudah mengetahui

konsekuensi sebagai orang tua muris sekolad dasara negeri. Sekolah swasta yang

diteliti, sedari awal berusaha memberikan layanan pendidikan yang terbaik, agar

sekolah tersebut tetap diminati oleh masyarakat. Di masa pandemi ini, kepercayaan

yang sudah dibangun sebelumnya menjadi modal di situasi yang rentan memicu

konflik.

7. Keterlibatan orangtua di kelas dalam mendampingi anak di kelas dalam mendampingi

anak dalam Pembelajaran Jarak Jauh cukup tinggi, karena orang tualah yang saat ini

paling diandalkan dalam mendidik anaknya.Sisi lain, tingginya keterlibatan orang tua,

juga berkorelasi dengan intensitas interaksi yang terjalin dengan guru. Sebelum

pandemi, keterlibatan orang tua tidak teralu tinggi, interaksi juga terbatas saat ada

kegiatan khusus atau info di WAG.

8. Orang tua banyak yang mengeluh mengenai penggunaan kuota yang boros. Banyak

orangtua yang merasa kebingungan ketika memiliki anak yang sama-sama PJJ namun

hanya memiliki 1 Hp saja. Beberapa orang tua sudah mampu menggunakan media

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

20

belajar yang digunakan guru dengan cara bertanya kepada guru langkah-langkah

penggunaan media yang digunakan. Ada beberapa guru yg memang belum menguasai

IT namun di back up oleh TIM IT yang dibentuk sekolah.

9. Kepala sekolah hanya memerintahkan kepada gurunya untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan online. Untuk pelatihan khusus yang dibuat di sekolah masih jarang sekali

dilakukan di beberapa sekolah. Beberapa orangtua sudah mampu menggunakan

aplikasi yang diberikan oleh guru dengan memberikan bantuan berupa penjelasan dan

panduan dalam menggunakan aplikasi tersebut oleh gurunya masing-masing. Namun

orangtua tetap lebih suka menggunakan media WA karena tidak boros kuota seperti

youtube dan zoom. Adapun media yang digunakan selama ini yaitu WA, google form,

zoom, quiziz, google classroom, dan youtube.

10. Latar belakang agama, sosial, ekonomi atau jam kerja orangtua sangat mempengaruhi

interaksi sosial selama Pembelajaran Jarak Jauh karena berkaitan dengan waktu yang

digunakan orang tua dalam mendampingi anaknya apalagi jika kondisi orang tua yang

masih WFH atau WFO. Kondisi ekonomi juga sangat mempengaruhi apalagi untuk

masyarakat menengah ke bawah yang memang untuk membeli kuota dirasa sangat berat

dengan kondisi perekonomian saat ini.

11. Jika ada orang tua yang bertanya karena belum paham biasanya guru menjelaskan ulang

sampai orang tua tersebut paham dengan menggunakan jaringan pribadi bahkan melalui

telpon. Selain itu meminta bantuan Korlas untuk membantu mengkoordinir orangtua

yang belum paham dengan tugas yang diberikan. Di sini guru harus fleksibel.

12. Beberapa guru mengalokasikan waktu khusus untuk khusus berinteraksi melalui

jaringan pribadi hanya untuk siswa yang memiliki masalah dalam PJJ. Biasanya guru

menghubungi langsung kepada orangtua yang bersangkutan dan jika tidak ada kabar

maka mendatanginya ke rumah untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan

orangtua tersebut tak aktif dalam mengikuti pelaksanaan PJJ. Biasanya guru

menghubungi secara japri jika tidak juga ada perubahan maka mendatanginya ke

rumah. Selain itu meminta bantuan orangtua lain untuk mencari tahu penyebab hal

tersebut.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

21

Data yang didapatkan dari angket yang disebar ke 241 orang tua murid dari 21 sekolah dasar

yang menjadi objek penelitian, didapatkan informasi sebagai berikut; (tambahkan rincian

berapa laki/pr, rentang usia)

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

22

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

23

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

24

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

25

Indikator N

o

S

o

a

l

Hasil Kesimpulan

Percakapan 1

2

,

1

9

,

2

7

,

2

8

,

2

9

➢ Sebesar 33,1%(80 orang) orangtua

secara personal ke guru anak saya

jika tak paham dengan tugas PJJ

➢ Sebesar 78,8%(189 orang) di WA

grup hanya dibagikan info penting

saja sesuai pembelajaran sekolah.

➢ Sebesar 79,5%(190 orang) Bahasa

guru secara tulisan selama PJJ bisa

dipahami.

➢ Sebesar 80%(192 orang) Guru

memastikan orangtua paham

dengan informasi yang diberikan

➢ Sebesar 70,4%(169 orang) Guru

memberikan umpan balik atau

respon dengan cepat

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

percakapan yang dilakukan

antara guru dan orang tua

selama PJJ dilakukan

dengan baik dalam hal

penyampaian dan

penerimaan informasi

terkait pembelajaran dan

adanya umpan balik antara

guru dan orang tua yang

cukup baik selama PJJ

berlangsung.

Saling

Pengertian

1

1

,

1

3

➢ Sebesar 73,4% (177 orang)

orangtua tidak mempunyai

masalah dalam interaksi dengan

guru anak saya.

➢ Sebesar 75,2%(182 orang) orang

tua nyaman diingatkan di group

kelas

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

antara guru dan orang tua

sudah terjalin rasa

pengertian dalam

berinteraksi.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

26

Bekerjasama 4

,

1

5

,

3

0

➢ Sebesar 66% (159 orang) orangtua

berkomunikasi dengan baik

dengan guru anak saya selama PJJ.

➢ Sebesar 41,7%(100 orang)

orangtua berkolaborasi dengan

guru untuk memotivasi anak

melaksanakan PJJ

➢ Sebesar 89,6%(216 orang) Selama

ini (sebelum Pandemi) hubungan

saya dan pihak sekolah berjalan

dengan baik.

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

selama PJJ berlangsung

guru dan orangtua

menunjukkan adanya

hubungan dan komunikasi

yang sudah baik. Namun

dalam kolaborasi dan

kerjasama masih belum

dilakukan Sebagian besar

responden.

Keterbukaan 1

4

➢ Sebesar 37,3%(90 orang) orangtua

tidak pernah mengingatkan guru

jika ada yang kurang pas menurut

nya melalui jaringan pribadi

(japri) bukan WA Group

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

orang cenderung belum

terbuka jika ada hal yang

kurang pas melalui jaringan

pribadi (japri).

Memberi

dukungan

dan motivasi

1

,

8

,

9

,

1

0

,

2

2

,

2

3

➢ Sebesar 72,8% (172 orang)

orangtua membantu anak dalam

melaksanakan PJJ dari sekolah

➢ Sebesar 52,9%(128 orang)

orangtua membantu anak

membuat prioritas dan rencana

kedepan untuk mengerjakan PJJ

➢ Sebesar 71,9%(174 orang)

orangtua berusaha memotivasi

anak ketika dia menemukan tugas

PJJ yang sulit

➢ Sebesar 70,2%(170 orang)

orangtua memuji/memberikan

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

guru dan orang tua sama-

sama memberikan

dukungan dan motivasi

selama PJJ dengan cara

memberikan apresiasi

kepada anak atas usaha

yang dilakukan untuk

mengerjakan tugas

Pembelajaran Jarak Jauh.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

27

,

2

4

,

2

6

apresiasi ke anak atas usaha yang

dilakukan untuk mengerjakan

tugas PJJ

➢ Sebesar 80,8%(194 orang) Guru

cepat merespon pertanyaan

orangtua.

➢ Sebesar 41,3%(99 orang) Guru

mengapresiasi hasil kerja anak

➢ Sebesar 76,3%(183 orang) Guru

menghubungi secara personal

melalui jaringan pribadi untuk

sekedar menyapa anak

➢ Sebesar 82%(196 orang) bahasa

guru secara tulisan selama PJJ bisa

dipahami

Rasa Positif 1

6

,

1

7

➢ Sebesar 96,7%(232 orang)

orangtua menghormati guru-guru

anak saya

➢ Sebesar 91,7%(220 orang)

orangtua percaya guru anak kami

bekerja profesional bahkan dalam

kondisi pandemi.

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

adanya kepercayaan dan

harapan yang besar orang

tua kepada gurunya selama

PJJ pada masa pandemi ini.

Adanya

kesamaan

dengan orang

lain

(menghargai)

2

0

,

2

1

➢ Sebesar 53,3%(128 orang) orang

tua merasa komunikasi antar guru

dan orangtua terjalin dua arah

➢ Sebesar 54,8%(131 orang) orang

tua merasa komunikasi antar siswa

dan guru terjalin dua arah

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa,

komunikasi dua arah baru

dilakukan separuh

responden.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

28

Sarana dan

Media

Teknologi

2

,

3

,

1

8

➢ Sebesar 67,8 % (164 orang) di

rumah ada tempat yang tenang dan

nyaman saat menyelesaikan tugas

PJJ

➢ Sebesar 54 % (132 orang) di

rumah ada fasilitas (internet,

media belajar, dll) yang memadai

untuk membantu anak

melaksanakan PJJ

➢ Sebesar 66,3%(159 orang) selama

PJJ media online yang digunakan

kami kuasai dengan baik.

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

sarana dan media teknologi

yang digunakan selama PJJ

masih membutuhkan

dukungan dari pemerintah

atau pihak lain yang

berkaitan, begitu pula

dengan penguasaan

teknologi.

Kendala PJJ 5

,

6

,

7

➢ Sebesar 38,8 % (93 orang)

orangtua cenderung merasa tugas

Pembelajaran Jarak Jauh dari

sekolah terlalu banyak

➢ Sebesar 30% (72 orang) orangtua

merasa kesulitan mengatur waktu

antara pendampingan anak saat

Pembelajaran Jarak Jauh dengan

tugas lain di rumah

➢ Sebesar 36,3 % (87 orang) orang

tua merasa setelah 3 bulan

berjalan, anaknya mulai bosan

mengerjakan tugas Pembelajaran

Jarak Jauh

Dari data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa

orang tua masih merasa

kesulitan dalam mengatur

waktunya untuk

mendampingi anak saat PJJ

ditambah dengan tugas

yang dirasa menyulitkan,

selain itu orang tua merasa

anak mulai bosan dengan

PJJ. Dapat disimpulkan

bahwa orangtua dan anak

anak cenderung

menginginkan untuk belajar

dengan tatap muka.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

29

Setelah mendapatkan informasi dari guru dan orangtua, dilakukanlah Focus

Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan 21 guru, tim peneliti dan pakar

pedagogi yakni Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman. Diskusi yang dilakukan intensif ini,

selain mengkonfirmasi temuan yang sudah ada juga mendiskusikan berbagai alternatif

solusi dalam interaksi sosial yang telah dan akan dilakukan berikutnya. Para guru bukan

saja menyampaikan berbagai permasalahan yang ada, namun satu sama lain berbagi

tentang apa yang sudah coba dilakukan dalam PJJ ini, khususnya yang terkait dengan

interaksi sosial.

Selama PJJ interaksi yang dibangun antara guru , peserta didik dan orang tua

melalui berbagai media, seperti whatsapp (WA), zoom meeting, google classroom,

GSE dan telegram. Platform digital WA dipakai semua sekolah sebagai media

komunikasi maupun pengajaran. WA dianggap paling mudah, murah dan sudah biasa

dipakai siapa saja. Melalui WA, bisa berinteraksi secara bersama dengan WA Group,

atau personal melalui jaringan pribadi. Video pembelajaran juga bisa dibagikan via WA

baik secara langsung dengan merekam terlebih dahulu maupun melalui link you tube.

Komunikasi lisan maupun tulisan bisa dilakukan. Secara lisan bisa melalui fitur voice

note maupun video call yang bisa dilakukan untuk 8 orang bahkan yang terbaru sudah

mencapai 50 orang. Biaya untuk pembelian kuota relatif terjangkau, paket untuk

sebulan jika hanya digunakan untuk WA saja, tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Aplikasi

telegram, sebenarnya mirip denga WA, bahkan kelebihannya bisa menempung lebih

dari 200 orang. Namun demikia, telegram belum terlalu familiar dipakai masyarakat

Indonesia, disbanding WA. Aplikasi Zoom, lebih banyak dipakai sekolah swasta yang

orang tuanya mampu. Ada yang setiap hari ada yang sepekan sekali atau dua kali.

Sekolah dasar negeri, hampir tidak menggunakan fasilitas ini, karena menyedot kuota

internet yang cukup besar, dan membebani guru maupun orang tua. Ada yang

menggunakan zoom hanya sebulan sekali saja. Pengajaran dilengkapi dengan meminta

peserta didik menyaksikan tayangan pendidikan sesuai kelasnya di TVRI.

Kendala terkait media interaksi daring yang digunakan, seperti masalah hp yang

hanya 1 sedang dipakai banyak anak di rumah, kesanggupan membeli kuota internet,

ketidakpahaman menggunakan platform yang dipakai, ditangani para guru dengan

berbagai cara di antaranya; sekolah mengupayakan pulsa internet bagi guru dan ortu

yang kurang mampu, baik menggunakan dana sekolah atau bekerja smaa dengan

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

30

komite sekolah. Berbagi antar orang tua murid, yang mampu ke tidak mampu. Yang

tidak memiliki hp yang didukung dengan aplikasi tersebut, dilakukan home visit atau

kunjungan ke rumah peserta didik atau sebaliknya, peserta didik dating ke sekolah atau

rumah guru dengan tetap menjaga protokol Kesehatan selama pandemi. Solusi lain

dilakukan dengan melibatkan kordinator atau pengurus kelas yang notabene juga

orangtua murid, untuk menyampaikan pesan ke orang tua lain yang berdekatan

rumahnya, atau dikirimkan foto copy materi atau informasi dari sekolah. Penggunaan

hp yang bergantian antara satu anak dengan anak lain di rumah, diberi solusi dengan

fleksibelitas waktu komunikasi. Konsekuensinya, komunikasi orang tua ke guru bisa

dilakukan bahkan dari pagi sekali hingga larut malam, disesuaikan dengan kelapangan

waktu orang tua yang bekerja atau yang terkendala fasilitas gawai.

Interaksi antara guru dan orang tua dilakukan melalui group dan pribadi. Jika

bentuknya informasi umum, maka dilakukan di WAG. Guru membuat SOP interaksi di

WAG, hal ini mengantisipasi munculnya konflik. SOP yang dibuat terkait, waktu

komunikasi, materi atau informasi yang boleh dan tidak dishare. Saat menggunakan

zoom meeting, juga diberikan SOP tata cara dan etikanya. SOP ini sangat dibutuhkan

agar interaksi yang terjalin melalui media daring dapat berjalan dengan baik, di saat

intensitasnya pada saat ini meningkat, sisi lain orang tua maupun guru juga baru

menggunakan fasilitas ini saat pandemi.

Terkait hal yang personal. Komunikasi dilakukan dengan jaringan pribadi, melalui

WA, sms, atau telpon langsung. Ada hal-hal yang lebih efektif dilakukan melalui jaringan

pribadi dibandingkan di group. Memberi apresiasi misalnya, bisa dilakukan sesekali di group

agar memotivasi yang lain, namun tidak selalu karena bisa mengakibatkan demotivasi bagi

yang lain. Secara personal bisa dilakukan dengan pesan di jaringan pribadi. Bisa dengan kasih

ucapan di voice note utk hasil pekerjaan mereka. Atau kirim respon segera setelah mereka

mengirim hasil PJJ di WA membuatkan video rangkuman dari foto-foto kegiatan mereka dan

di berikan rangkaian kata-kata pujian serta semangat. Selain itu dengan memberikan ucapan

terima kasih kepada orangtua dan anak-anak yang sudah melaksanakan tugas PJJ dengan baik

dan tepat waktu. Memberikan emotion berupa bintang dan lain-lainnya. Juga memberikan

ucapan apresiasi secara verbal. Begitu pula mengingatkan atau menegur. Ada pengingatan

yang bisa dilakukan di group, contoh informasi yang sudah mengumpulkan tugas. Namun,

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

31

ada yang sebaiknya melalui jaringan pribadi agar tidak menimbulkan ketersinggungan orang

yang ditegur.

Bahasa tulisan dalam interaksi daring lebih banyak dimanfaatkan. Untuk itu, perlu

adanya kemampuan menulis yang baik, agar tidak terjadi kesalah pahaman akibat pemilihan

kata yang tidak tepat atau penggunaan tanda baca bahkan emoticon yang memancing konflik.

Pelatihan penggunaan teknologi media daring walau tidak intensif diberikan pada guru,

namun mereka bisa mendapatkan ilmunya melalui youtube atau google, sehingga relatif tidak

ada masalah yang berarti, kecuali guru yang sudah usia lanjut dan enggan belajar. Biasanya

mereka dibantu guru muda. Pelatihan komunikasi lisan dan tulisan yang belum banyak

dilakukan sekolah. Beberapa seklah saja yang membantu guru dengan membuat panduan

komunikasi melalui media daring, selebihnya diserahkan pada kemampuan masing-masing

guru. Hal ini berakibat, baik buruknya interaksi yang terjalin di satu sekolah, antar guru dan

orang tua, tergantung dengan gurunya. Ada kelas yang bagus interaksinya ada yang sering

sekali menemui konflik. Pelatihan seputar interaksi sosial, komunikasi efektif, ketrampilan

menulis pesan dibutuhkan guru bahkan orang tua.

Gambar 1. FGD yang dilakukan melalui zoom meeting

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

32

Rekomendasi yang dihasilkan dari data wawancara, angket dan FGD, sebagai berikut:

1. Percaya

Percaya menjadi modal dasar dalam menjalin interaksi sosial. Orang tua dan guru saling

percaya bahwa masing-masing mempunyai tujuan yang sama yaitu memberi layanan

pendidikan yang terbaik bagi anak.

2. Terbuka

Terbuka menginformasikan kondisi masing-masing, kendala kuota misalnya,

menyebabkan anak tak bisa mengikuti kegiatan hari ini. Guru juga terbuka untuk memberitahu,

jika jam tertentu tak dapat cepat merespon jawaban karena harus mendampingi anak sendiri

belajar di rumah. Melalui keterbukaan, satu sama lain akan tahu dan bisa memahami dan

mengerti.

3. Saling kenal

Data base orang tua dan anak perlu diketahui guru untuk bisa menjalin interaksi dengan

baik. Informasi dari data saat PPDB (penerimaan peserta didik baru) dan informasi penting dari

guru kelas sebelumnya sangat dibutuhkan. Guru akan bisa memilih pendekatan yang lebih tepat

jika mengenal anak dan orang tua dengan baik. Begitu pun sebaliknya, orang tua mencoba

mencari tahu tentang karakter atau kondisi umum guru anaknya.

Interaksi Sosial Daring

Percaya

Terbuka

Saling kenal

Rasa positif

Ketrampilan komunikasi

Motivasi

Bekerjasama

SOP

Lentur

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

33

4. Rasa Positif

Interaksi sosial melalui tatap muka saja acapkali menimbulkan konflik, apalagi hany

amelalui daring. Informasi yang terbatas, tanpa terlihatnya ekspresi, terkadang menimbulkan

perbedaan persepsi bahkan melukai. Dibutuhkan sara positif satu sama lain, agar bisa menahan

rasa sensitive yang berlebih. Rasa positif juga membuat optimis dan meminimalisasi keluh

kesah, misal merasa mendampingi anak sebagai beban. Rasa positif memunculkan berbagai

hikmah dalam musibah.

5. Ketrampilan komunikasi

Sekolah mengupayakan pelatihan penggunaan media daring ke guru dan orang tua

untuk meminimalisasi konflik akibat ketidakpahaman dalam penggunaan media. Guru perlu

diberikan pelatihan komunikasi lisan maupun tulisan, agar tidak terjadi mis komunikasi. Buat

juklak dan juknis pelaksanaan PJJ, khususnya terkait dengan komunikasi melalui media

daring. Hal ini bisa mencakup, etika komunikasi, waktu berkomunikasi, cara penulisan, dan

lainnya. Bahasa tulisan dalam interaksi daring lebih banyak dimanfaatkan. Untuk itu, perlu

adanya kemampuan menulis yang baik, agar tidak terjadi kesalah pahaman akibat pemilihan

kata yang tidak tepat atau penggunaan tanda baca bahkan emoticon yang memancing konflik.

Pelatihan penggunaan teknologi media daring walau tidak intensif diberikan pada guru,

namun mereka bisa mendapatkan ilmunya melalui youtube atau google, sehingga relatif tidak

ada masalah yang berarti, kecuali guru yang sudah usia lanjut dan enggan belajar. Biasanya

mereka dibantu guru muda. Pelatihan komunikasi lisan dan tulisan yang belum banyak

dilakukan sekolah. Beberapa seklah saja yang membantu guru dengan membuat panduan

komunikasi melalui media daring, selebihnya diserahkan pada kemampuan masing-masing

guru. Hal ini berakibat, baik buruknya interaksi yang terjalin di satu sekolah, antar guru dan

orang tua, tergantung dengan gurunya. Ada kelas yang bagus interaksinya ada yang sering

sekali menemui konflik. Pelatihan seputar interaksi sosial, komunikasi efektif, ketrampilan

menulis pesan dibutuhkan guru bahkan orang tua.

6. Motivasi

Terkait hal yang personal. Komunikasi dilakukan dengan jaringan pribadi, melalui WA,

sms, atau telpon langsung. Ada hal-hal yang lebih efektif dilakukan melalui jaringan pribadi

dibandingkan di group. Memberi apresiasi misalnya, bisa dilakukan sesekali di group agar

memotivasi yang lain, namun tidak selalu karena bisa mengakibatkan demotivasi bagi yang

Page 41: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

34

lain. Secara personal bisa dilakukan dengan pesan di jaringan pribadi. Bisa dengan kasih

ucapan di voice note utk hasil pekerjaan mereka. Atau kirim respon segera setelah mereka

mengirim hasil PJJ di WA membuatkan video rangkuman dari foto-foto kegiatan mereka dan

di berikan rangkaian kata-kata pujian serta semangat. Selain itu dengan memberikan ucapan

terima kasih kepada orangtua dan anak-anak yang sudah melaksanakan tugas PJJ dengan baik

dan tepat waktu. Memberikan emotion berupa bintang dan lain-lainnya. Juga memberikan

ucapan apresiasi secara verbal. Begitu pula mengingatkan atau menegur. Ada pengingatan yang

bisa dilakukan di group, contoh informasi yang sudah mengumpulkan tugas. Namun, ada yang

sebaiknya melalui jaringan pribadi agar tidak menimbulkan ketersinggungan orang yang

ditegur.

7. Bekerjasama

Kerjasama yang dibangun yang utama adalah guru dan orang tua. Kemudian kerjasama

di sekolah, yakni antara pimpinan dan antar guru dengan staf lainnya. Kerjasana antara

lembaga juga dijalin, seperti dengan satgas covid-19 setempat. Melalui kerjasama ini, berbagai

kendala dapat diatasi bersama.

8. Lentur

Jika ada orang tua yang bertanya karena belum paham biasanya guru menjelaskan ulang

sampai orang tua tersebut paham dengan menggunakan jaringan pribadi bahkan melalui telpon.

Selain itu meminta bantuan Korlas untuk membantu mengkoordinir orangtua yang belum

paham dengan tugas yang diberikan. Di sini guru harus fleksibel.

Beberapa guru mengalokasikan waktu khusus untuk khusus berinteraksi melalui jaringan

pribadi hanya untuk siswa yang memiliki masalah dalam PJJ. Biasanya guru menghubungi

langsung kepada orangtua yang bersangkutan dan jika tidak ada kabar maka mendatanginya ke

rumah untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan orangtua tersebut tak aktif dalam

mengikuti pelaksanaan PJJ. Biasanya guru menghubungi secara japri jika tidak juga ada

perubahan maka mendatanginya ke rumah. Selain itu meminta bantuan orangtua lain untuk

mencari tahu penyebab hal tersebut.

9. SOP

Interaksi antara guru dan orang tua dilakukan melalui group dan pribadi. Jika bentuknya

informasi umum, maka dilakukan di WAG. Guru membuat SOP interaksi di WAG, hal ini

mengantisipasi munculnya konflik. SOP yang dibuat terkait, waktu komunikasi, materi atau

Page 42: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

35

informasi yang boleh dan tidak dishare. Saat menggunakan zoom meeting, juga diberikan SOP

tata cara dan etikanya. SOP ini sangat dibutuhkan agar interaksi yang terjalin melalui media

daring dapat berjalan dengan baik, di saat intensitasnya pada saat ini meningkat, sisi lain orang

tua maupun guru juga baru menggunakan fasilitas ini saat pandemi.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

36

BAB 5

KESIMPULAN

Penelitian ini diusulkan untuk mengetahui interaksi sosial antara guru dan

orang tua murid pada pelaksanaan pendidikan jarak jauh di masa pandemi Covid-

19. Sejak wabah corona melanda di tanah air pada bulan februari, pemerintah

mengeluarkan kebijakan PJJ di seluruh sekolah di Indonesia untuk memutus mata

rantai penyebaran virus mematikan tersebut. Kebijakan yang mendadak karena

kondisi darurat ini menimbulkan berbagai macam masalah saat implementasinya.

Guru dan orang tua belum siap, namun harus tetap dapat menjalankannya dengan

optimal. Satu sisi, interaksi yang terjadi antara guru dan orang tua terjalin lebih

intensif, karena kondisi PJJ. Secara khusus penelitian ini menjawab 3 pertanyaan

yakni (1) Apa saja permasalahan dalam PJJ? (2) Apa upaya guru dalam mengatasi

permasalahan PJJ agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan orang tua? (3)

Model interaksi sosial seperti apa yang dapat menjawab permasalahan yang

dihadapi guru dalam PJJ di masa pandemi Covid-19? Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data

dilakukan melalui kuisioner, wawancara, dan studi dokumen yang relevan serta

FGD dengan para guru yang sedang melanjutkan studi magister di Sekolah

pascasarjana UHAMKA .

Page 44: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

37

BAB. 6

LUARAN

Page 45: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

38

Page 46: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

39

Page 47: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

40

Page 48: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

41

Page 49: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

42

Page 50: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

43

Page 51: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

44

Page 52: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

45

Page 53: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

46

Page 54: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

47

Page 55: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

48

Page 56: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

49

Page 57: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

50

Page 58: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

51

Page 59: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

52

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

1.1 Anggaran Biaya

Total dana yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Rp. 10.000.000,- (tujuh belas juta rupiah) dengan rincian setiap tahapnya sebagai

berikut.

No Jenis Pengeluaran Jumlah

1.

2.

3.

4.

Bahan Habis Pakai

Perjalanan

Sewa

Publikasi

J u m l a h ,-

1.2 Jadwal Penelitian

Penelitiann ini dilakukan dengan prosedur dan rencana waktu penelitian sebagai

berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7

Observasi awal

Wawancara

Observasi dan pengumpulan dokumen…

Analisa data

Pembuatan Panduan Orang Tua

Pembuatan Laporan

Bulan

K

e

g

i

a

t

a

n

Jadwal Penelitian

Page 60: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

53

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Lia. Makalah:” Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)”, (Pekan

Baru: Program Studi PAI.STAI Al-Azhar). hlm. 3

Andriani, Durri, Rinda Noviyanti, Nurmala Pangaribuan. 2008. “Peran Pendidikan

Jarak Jauh Dalam Pencapaian Mdgs” (Universitas Terbuka:). Jurnal

Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 9, Nomor 2, September 2008,

61-67. Hlm. 65.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru, Ini Panduan Mengajar

Jarak Jauh dari Sekolah Lawan Corona",

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/23/175105071/guru-ini-panduan-

mengajar-jarak-jauh-dari-sekolah-lawan-corona?page=2.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru, Ini Panduan

Mengajar Jarak Jauh dari Sekolah Lawan Corona",

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/23/175105071/guru-ini-panduan-

mengajar-jarak-jauh-dari-sekolah-lawan-corona?page=2.

Bosch , NaTeal (2017).”The Effects of Parent-Teacher Communication using

Digital Tools in Early Elementary and Middle School Classrooms”.

Retrieved from Sophia, the St. Catherine University repository

website:https://sophia.stkate.edu/maed/231.

Bosch, NaTeal, et all. 2017. “The Effects of Parent-Teacher Communication using

Digital Tools in Early Elementary and Middle School Classrooms”. Master

of Arts in Education.

D. Dixson ,Marcia. 2015. “Measuring Student Engagement in the Online

Course:The Online Student Engagement Scale (OSE)” (Indiana University –

Purdue University Fort Wayne) Online Learning – Volume 19 Issue 4 –

September 2015

Page 61: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

54

De Jong, Johan, et all. 2019. “Building strong parent teacher relationships in

primary education. The challenge of two-way communication”. St. Catherine

University SOPHIA

Fathoni, Toto, Dadang Sukirman,Cepi Riyana “Program Pendidikan Jarak Jauh

Berbasi ICT dan Penguasaan Kompetensi Guru” (Dosen Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia ) hlm. 184.

Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm

Heryansyah, Tedy Rizkha. 2020 “5 Teknologi Pembelajaran Jarak Jauh untuk

Anak Belajar di Rumah” https://blog.ruangguru.com/teknologi-pembelajaran-

jarak-jauh-untuk-anak-belajar-di-rumah. Diakses pada bulan Maret 2020. “Dasar Hukum Pendidikan Jarak Jauh”. https://pjj.pens.ac.id/index.php/dasar-

hukum/. diakses pada bulan Maret 2020.

Hadi, abdul. 2020. https://tirto.id/tips-belajar-online-jarak-jauh-selama-

penyebaran-corona-covid-19-eFJL . Diakses apada bulan Maret 2020.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2020. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/bantu-

guru-selenggarakan-pembelajaran-jarak-jauh-kemendikbud-luncurkan-guru-

berbagi . Daikses pada bulan Aril 2020.

Seftiawan, Dhita. 2019. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-

01318804/perkuliahan-jarak-jauh-harus-utamakan-mut

Jalil, Aria. 1994. Jurnal : “Pendidikan Jarak Jauh”( Universitas Terbuka:Ilmu

Pendidikan Februari 1994) Jilid 1, Nomor 1, hlm 23.

Kuusumaki, Anne-Mari, at all. 2019. The Role of Digital School-Home

Communication in Teacher Well-Being. Volume 10 article 2257.

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Kominukasi

2009, Penerbit Alfabeta, Bandung

Ni’mah, Faiqotul Izzatin. 2016 “Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh(Distance

Learning) Pada Homeschooling“Sekolah Dolan” (Jurusan Administrasi

Page 62: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

55

Pendidikan Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Malang )

Manajemen Pendidikan Volume 25, Nomor 1, Maret 2016: 112-119.

Nugroho, Atmoko. 2012. “Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Web (Model Development Of Web-Based Distance Learning)”(

Universitas Semarang :Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi )Jurnal

Transformatika, Volume 9, No. 2, Januari 2012 : 72 – 78

Olmstead, C. (2013). Using Technology to Increase Parent Involvement in Schools.

Techtrends: Linking Research & Practice To Improve Learning. Volume 57,

Number 6. 57, 28-37. Volume 57, Number 6.

Palts, Karmen and Kalmus, Veronika, 2019.”Digital channels in teacher-parent

communication: The case of Estonia”. Front. Psychol., 14 November 2019

Retrieved from website:https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.02257.

Patrikakau, Eva. “Relationships among parents, students, and teachers: The

technology wild card , DePaul University, Department of Counseling and

Special Education”. 2247 N. Halsted Str., Chicago, IL 60614, U.S.A. 2014

Patrikakou, Eva N. 2015. “Relationships among Parents, Students, and Teachers:

The Technology Wild Card”. Procedia - Social and Behavioral Sciences

174:2253-2258.

Pirchio, Sabine, et all. 2013. “International Journal about Parents in Education

Copyright 2013 by European Research Network about Parents in Education

2013”. Vol. 7, No. 2, 145-155 ISSN: 1973 - 3518

Pirchio, Sabine,at all. 2015. “The Role of the Relationship between Parents and

Educators for Child Behaviour and Wellbeing , International Journal of

Education and Development using Information and Communication

Technology (IJEDICT)”, Vol. 11, Issue 3, pp. 65-81

Sailah, Illah , “Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan

Tinggi” (https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PanduanPJJ-2011.pdf, diakses pada

tanggal 20 April 2020).

Santrock, J W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Page 63: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

56

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Yusdan,Muhammad,“Pembelajaran Jarak jauh”

(https://www.slideshare.net/muhammadyusdann/makalah-pembelajaran-

jarak-jauh-2, diakses pada tanggal 20 April 2020).

Page 64: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

57

LAMPIRAN

Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian

RINCIAN KEUANGAN RINCIAN KEUANGAN

1. KEGIATAN SEWA

Item Sewa

Ruang IT

Volume Satuan Honor (Rp) Total (Rp)

1. Ruang IT via STEPA

1 buah 500.000 500.000

Sub Total (Rp) 500.000

2. BELANJA BAHAN HABIS PAKAI

Item Bahan

habis pakai

Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)

1. Pembelian Tinta Warna 4 botol 150.000 600.000

2. ATK 3 paket 250.000 750.000

3. Pembelian Kertas A4 5 rim 50.000 250.000

4. Akses Internet 8 bulan 250.000 1.000.000

5. Jilid Laporan 4 buah 50.000 200.000

6. Pembelian Hardware Penyimpan Data

(Server) dan media lainnya

1 unit 1.700.000

700.000

Sub Total (Rp) 3.500.000

3 PERJALANAN

Item Bahan Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)

1. Observasi/Kunjungan ke sekolah 8 kali 500.000 2.000.000

2. Pembuatan buku dan ISBN 1 unit 2.000.000 1.000.000

Page 65: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

58

3. HAKI 1 unit 500.000 500.000

4. Konsultasi 3 kali 500.000 500.000

5. Analisis Data 40 Jam 92.500 500.000

Sub Total (Rp) 4.500.000

4. PUBLIKASI

Item Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)

1. Publikasi Jurnal Internasional 1 kali 1.500.000 1.500.000

Sub Total (Rp)

Total Keseluruhan Rp. 10.000.000

Page 66: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

59

Lampiran 2 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti

No Nama

NIDN AlokasiWaktu

(Jam / Minggu) Job Desk

1 YessyYanita Sari 0330017601 10 jam Ketua Peneliti

2 Yusnidar Yusuf 5 jam Anggota Peneliti

3 Mulyono Abdurrahman 5 jam Anggota Peneliti

4 Meliya 5 jam Aggota Peneliti

No Nama DeskripsiTugas Job Desk

1 Yessy Yanita Sari

• Melakukan survei pendahuluan

• Supply data awal

• Studi literatur

• Penulisan laporan

Ketua Peneliti

2

Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si.

• Studi literature

• Analisis data bersama

• Pembuatan draft artikel

Anggota Peneliti

3

Prof.Mulyono Abdurahman

• Studi literature

• Analisa data bersama

• Pembuatan draft jurnal untuk

publikasi

Anggota Peneliti

4 Meliya

• Studi literature

• Merancang proposal penelitian

• Perapihan laporan penelitian

Anggota Peneliti