Page 1
i
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS
Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran Jarak Jauh
pada Masa Pandemi Covid-19
Dr.Yessy Yanita Sari, M.Pd
Dr.Yusnidar Yusuf, M.Si.
Prof. Mulyono Abdurahman
Meliya, S.Pd.
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Page 2
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua
melalui Pembelajaran Jarak Jauh pada
Masa Pandemi Covid-19
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap Dr. Yessy Yanita Sari, M.Pd
b. NPD/NIDN 0330017601
c. Jabatan Fungsional Lektor
d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/MAP
e. H.P/Telepon 08179863540
f. Alamat Surel (Email) [email protected] .id
Anggota Peneliti 1
a. Nama Lengkap Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si.
b. NPD/NIDN 0003085601
c. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/Pendidikan Dasar
e. H.P/Telepon 08129334318
f. Alamat Surel (Email) [email protected]
Anggota Peneliti 2
a. Nama Lengkap Prof. Mulyono Abdurahman
b. NPD/NIDN -
c. Jabatan Fungsional Guru Besar
d. Fakultas/Program Studi SPS Uhamka/Pendidikan Dasar
e. H.P/Telepon 08121335761
f. Alamat Surel (Email) -
Anggota Peneliti 3
a. Nama Lengkap Meliya, S.Pd.
b. NPD/NIDN -
c. Jabatan Fungsional Mahasiswa Pascasarjana
d. Fakultas/Program Studi Pendidikan Dasar
e. H.P/Telepon 082298632927
f. Alamat Surel (Email) [email protected]
Lama Penelitian 6 bulan
Luaran Penelitian Artikel di jurnal ilmiah
Biaya Penelitian Rp. 10.000.000,-
Page 3
ii
Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Dasar
Prof. Dr. Anah Suhaenah Suparno, M.Pd
NIK. D.07.0673
Menyetujui,
Direktur Pascasarjana UHAMKA
Prof. Dr. Ade Hikmat, M.Pd
NIDN.0019066301
Jakarta, 5 Desember 2020
Ketua Peneliti
Dr. Yessy Yanita Sari,M.Pd
NIDN.033001760
Ka.Lemlitbang UHAMKA
Prof.Dr.Suswandari,M.Pd
NIDN. 0020116601
Page 4
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ………....………………………………………………............ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
IDENTITAS USULAN PENELITIAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................................... vi
BAB 1 ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
1.2.Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 3
1.3.Perumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.4. Signifkansi Penelitian ........................................................................................................ 3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................ 4
2.1. Pembelajaran Jarak Jauh .................................................................................................... 4
2.2. Interkasi Sosial ................................................................................................................. 12
2.3. Peta Jalan Penelitian ........................................................................................................ 14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 16
3.1. Desain Penelitian ............................................................................................................. 16
3.2. Tempat dan Partisipan Penelitian..................................................................................... 16
3.3. Alur Penelitian ................................................................................................................. 17
BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................................. 18
BAB 5 KESIMPULAN ……………………………………………………………..............…34
BAB 6 LUARAN………………………………………………………………………………36
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................................................................. 388
1.1. Anggaran Biaya ....................................................................................................... 528
1.2. Jadwal Penelitian ..................................................................................................... 529
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 53
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………... 43
Page 5
iv
IDENTITAS USULAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran Jarak
Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus di Sekolah Pascasarjana
UHAMKA)
2. Tim Peneliti
No Nama Jabatan Bidang Alokasi Waktu
(jam/minggu)
1 Dr. Yessy Yanita Sari,
M.Pd
Ketua Management/
Administrasi
Pendidikan
10
2 Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si. Anggota Kimia 5
3 Prof.Mulyono Abdurahman Anggota PLB 5
4 Meliya, S.Pd. Anggota PGSD 5
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Pasca sarjana
UHAMKA program studi Pendidikan Dasar yang berstatus guru sekolah.
4. Masa Pelaksanaan
Mulai: 30 April 2020
Berakhir: 30 Juli 2020
5. Usulan Biaya yang disetujui ke Lemlitbang UHAMKA: Rp 20.000.000;
6. Lokasi Penelitian di Sekolah Pascasarjana UHAMKA
7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya): Sekolah
Pascasarjana UHAMKA
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, atau antisipasi
yang dikontribusikan pada bidang ilmu).
Studi kasus mengenai Interaksi Sosial Guru dan Orang Tua melalui Pembelajaran
Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 Mahasiswa Pasca Sarjana UHAMKA.
Page 6
v
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung
pengembangan iptek)
Penelitian ini akan menghasilkan model interaksi sosial antara guru dan orang tua dalam
pelaksanaan PJJ di masa pandemi covid-19
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan
tahun rencana publikasi)
- Sasaran terbitan ilmiah dari hasil penelitian ini adalah jurnal internasional
11. Rencana luaran HAKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya. Rencana luaran tambahan yakni model iptek
Page 7
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan berbagai masalah interaksi sosial antara
guru dan orang tua dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19 maupun
sesudahnya. Metode yang digunakan adalah studi kasus di 21 sekolah dasar di wilayah
Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 21 guru, penyebaran
angket ke 241 orang tua murid dan Focus Group Discussion (FGD) dengan guru-guru dan
ahli pendidikan. Dari olah data tersebut diketahui berbagai masalah yang ada saat PJJ
khususnya terkait interaksi sosial. Rumusan model interaksi sosial daring yang
direkomendasikan meliputi hal yang terkait dengan kepercayaan, keterbukaan, saling
mengenal, rasa positif, ketrampilan komunikasi daring, motivasi, kerjasama, SOP dan
fleksibilitas.
Page 8
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kondisi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada bulan Maret 2020 sudah
berstastus sebagai pandemi global karena sudah menyebar ke lebih dari 100 negara (WHO,
2020). WHO mendefinisikan pandemi sebagai situasi di mana populasi seluruh dunia memiliki
kemungkinan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit (Irawan,
2020). Kondisi pandemi COVID-19 sedang melelahkan sistem kesehatan di seluruh dunia
karena meningkatnya permintaan yang cepat terhadap fasilitas kesehatan dan petugas layanan
kesehatan, di mana kedua hal ini mengamcam sistem kesehatan sehingga menjadi kewalahan
dan tidak dapat beroperasi secara efektif (WHO, 2020).
Selain berdampak kepada sistem kesehatan, kondisi pandemi juga berdampak kepada
sektor lainnya seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Organisasi pendidikan, keilmuan, dan
kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO (2020), mengatakan bahwa COVID-
19 berdampak pada sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya
di seluruh dunia dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan di masa depan (Irawan,
2020).
Pada sektor pendidikan diberlakukan kebijakan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh
yaitu dengan menggunakan berbagai media online yang ada. Berdasarkan pada Permendikbud
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan
Menengah. BAB I Pasal 1 bahwa Pendidikan Jarak Jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah
pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran.
Ketika penerapan belajar di rumah resmi diumumkan oleh beberapa pemerintah daerah
terkait pandemi COVID-19 ini, membuat orang tua dan guru harus berpikir bagaimana
melakukan kegiatan belajar dengan jarak jauh. Orang tua perlu mengetahui teknologi
pembelajaran jarak jauh yang bisa mengoptimalkan kegiatan belajar anak di rumah, selain
memahami cara mengajar. Tak hanya orangtua, metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga
memberi tantangan sendiri bagi para guru. Guru dituntut kreatif dalam memberikan materi PJJ,
sehingga murid tak hanya mengerjakan tugas akademis, melainkan juga melakukan kegiatan
Page 9
2
menyenangkan agar keinginan belajar para murid tetap tinggi. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengimbau para pendidik agar dapat menghadirkan belajar
yang menyenangkan dari rumah bagi siswa dan mahasiswa.
Perubahan aktivitas yang seperti adanya mekanisme work from home (WFH) bagi
pekerja dan pembelajaran jarah jauh (PJJ) bagi siswa/mahasiswa juga menimbulkan masalah
kesehatan mental pada anggota keluarga yang juga akan berpengaruh pada ketahanan keluarga.
Stress yang dirasakan orang tua mulai dari WFH sembari mengurus anak yang masih bayi
(cnnindonesia.com, 2020), WFH sambil menggantikan tugas guru di sekolah bagi anak karena
PJJ (edukasi.kompas.com, 2020), orang tua yang kurang paham penggunaan teknologi
pembelajaran anak saat PJJ (Projo, 2020). Wabah pandemic COVID-19 membuat sejumlah
kalangan termasuk orangtua stress. Hal ini disebabkan orang tua memikirkan banyak hal seperti
keselamatan dan kesehatan keluarga dan juga memastikan pembelajaran anak di rumah tetap
berjalan (edukasi.kompas.com, 2020).
Sisi lain dari kebijakan PJJ ini adalah, interaksi antar guru dan orang tua siswa menjadi
lebih sering walau melalui dunia maya. Guru dan orang tua secara rutin setiap hari
berkomunikasi melalui WA Group. Guru menyampaikan berbagai kegiatan yang harus
diberikan orangtua melalui group ini, orang tua pun melaporkan kegiatan secara rutin. Hal yang
tak biasa terjadi di masa sebelumnya, di mana komunikasi antar guru dan oranngua hanya jika
ada keperluan tertentu atau kegiatan khusus seperti terima rapot atau rapat orang tua. Fenomena
ini menarik untuk dikaji, mengingat hal positif perlu diangkat dalam situasi ini. Diskusi yang
berlangsung di kelas Psikologi Perkembangan pada Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah
Pascasarjana UHAMKA terkait kondisi interaksi antar mereka sebagai guru di sekolah
denganorang tua murid, menunjukkan adanya peningkatan interaksi social yang baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Ada orang tua yang awalnya tak kenal dengan guru menjadi kenal.
Ada yang secara personal berkonsultasi, di saat sebelumnya tak pernah ada kontak.
Berdasarkan fenomena tersebut, akan dilakukan penelitian tentang interkasi sosial antara
guru dan orang tua murid melalui Pendidikan Jarak Jauh yang dilakukan di masa pandemic
Covid-19 ini, pada mahasiswa Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana UHAMKA yang
berprofesi sebagai guru di sekolah.
Page 10
3
1.2.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan interaksi sosial yang terjadi
antara guru dan orang tua murid selama pendidikan jarak jauh pada masa pandem Covid-19
dan merumuskan model interaksi sosial pada PJJ.
1.3.Perumusan Masalah
Secara khusus penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian berikut:
1. Apa saja permasalahan dalam PJJ?
2. Apa upaya guru dalam mengatasi PJJ agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan orang
tua?
3. Model interaksi sosial seperti apa yang dapat menjawab permasalahan yang dihadapi guru
dalam PJJ di masa pandemi Covid-19?
1.4. Signifkansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengungkap konsep interaksi sosia pada PJJ di sekolah.
Urgensi dari penelitian ini adalah menjawab kebutuhan para guru khususnya dan orang tua
murid pada masa pandemi ini dengan adanya kebijakan PJJ yang mendadak dan belum
disiapkan secara komperhensif. Secara luaran, penelitian ini akan menghasilkan model PJJ
yang ditulis dalam artikel ilmiah.
Page 11
4
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan pelatihan yang diberikan kepada peserta atau
siswa yang tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran
secara langsung dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus
dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas
yang akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur dan
peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun juga waktu.
Beberapa orang ahli mengungkapkan pengertian pembelajaran jarak jauh, di antaranya
G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby, O. Peter, M. Moore, B. Holmeberg
(Aristorahadi, 2008). Menurut Dogmen ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya
organisasi yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui
media, dan tidak ada kontak langsung antara penngajar dengan pembelajar. Mackenzie,
Christensen, dan Rigby mengatakan pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran
yang menggu-nakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar
dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan jarak jauh adalah sekolah korespondensi.
Menurut Dogmen pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara
belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis dalam
menyajikan materi pembelajaran, pemberian bimbingan kepada pembelajar, dan pengawasan
untuk keberhasilan belajar pembelajar. Holmeberg memberikan batasan bahwa dalam
pembelajaran jarak jauh pembelajar belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara
terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan tempat
belajarnya. Namun pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari
lembaga yang mengelola pendidikan jarak jauh itu. Holmberg adalah bahwa pembelajar dan
pengajar bekerja secara terpisah, dan adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
sesuatu lembaga pendidikan yang mengatur pendidikan jarak jauh itu. Mason berpendapat
bahwa pendidikan pada masa yang akan datang lebih diten-tukan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolabora-si, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan
Page 12
5
Tony Bates menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan (Munir, 2009).
Keegan menganalisis baragam definisi dan praktek PJJ dan memformulasikan enam
karakteristik PJJ, yaitu (1) terpisahnya pengajar dan peserta ajar yang membedakan PJJ dengan
pendidikan tata muka; (2) ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya
dengan belajar sendiri di rumah (home-schooling); (3) penggunaan beragam mediauntuk
menyatukan pengajar dan peserta ajar; (4) penyediaan komunikasi dua arah dimana peserta ajar
dapat menarik manfaat dari sarana komunikasi ini termasuk mengambil inisiatif dialog; (5)
kemungkinan pertemuan untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi; serta (6) proses
pendidikan memiliki bentuk hampir sama dengan proses industri (Andriani, Noviyanti, &
Pangaribuan, 2008).
Pengertian pembelajaran online Menurut Maswan adalah pembelajaran yang
berasaskan penggunaan internet. Sedangkan Jamaludin dalam Maswan menyatakan
pembelajaran online adalah satu corak memperolehi ilmu atau pendidikan menggunakan sistem
pendekatan penyampaian pengajaran bagi membolehkan perubahan kekal dalam diri seseorang
individu dari segi mental, pemikiran, konsep, sikap dan perlakuan melalui pengalamanyang
tertentu yang diuruskan melalui suatu sistem daring (online) yang menguruskanpembelajaran,
membekalkan makanisme penghantaran pengetahuan/maklumat,pemantauan prestasi pelajar,
penilaian dan capaian kepada sumber pengajaran dan pembelajaran yang segera.
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapan pun dan
di manapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya
dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini
juga memberi kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat belajar karena
keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Dan juga memungkinkan subyek-subyek
yang dianggap tidak begitu umum diajarkan tersedia bagi lebih banyak peserta.
Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih
dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan
melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket pembelajaran
jarak jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap
muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta
didik.
Page 13
6
Dari laporan yang ada (ADB, 1986,Unesco, 1989), PJJ bahkan sudah lama diterapkan
di negara yang terbilang maju. Australia misalnya sudah mulai dengan PJJ sejak awal abad ke
19 Selandia Baru dan sudah memulainya dari tahun 1922. Inggris salah satu Negara industri
termaju di dunia mulai menerapkan PJJ pada tahun 1966. Inggris pulalah yang dianggap
sebagai suri-teladan oleh negara-negara lain di dunia . ini, sebagai negara yang paling berhasil
menerapkan PJJ (Jalil, 1994).
Pada dasarnya ada dua konsep yang mendasari PJJ. Pertama adalah niat yang kuat untuk
memberikan kesempatan pendidikan dan pengajaran seluas-luasnya kepada siapa saja dengan
biaya yang terjangkau (Atwi, 1992) tanpa rnengenal umur, jenis kelamin, domisili, dan latar
belakang pendidikan. Kedua adalah adanya niat untuk menjadikan pendidikan dan pengajaran
tidak hanya sebagai "social and moral imperative," tetapi juga sebagai "economic necessity"
(Sharma, 1987) (Jalil, 1994).
Dalam perkembangan selanjutnya banyak pihak yang bergabung dalam kubu PJJ serta
menggunakan istilah seperti "open education, open school, dan independent learning" sebaga
altematif untuk "distance education." Apapun nama yang digelarkan namun mereka tidak
ingkar dari esensi PJJ yaitu pendidikan yang disampaikan melalui media kepada peserta didik
yang berjauhan tempatnya dari penyelenggara pendidikan (Jalil, 1994).
Sebuah laporan baru-baru ini yang didanai oleh Konsorsium Pembelajaran Online (Allen &
Seaman, 2013) menemukan bahwa 6,7 juta siswa (sekitar 32% dari semua mahasiswa)
mengambil setidaknya satu kursus online. Memang, dalam analisis 2.820 institusi (potensi
4.527 institusi pemberi gelar aktif pendidikan tinggi di Amerika Serikat), lebih dari 69% kepala
staf akademik merasa bahwa pembelajaran online penting untuk masa depan institusi mereka.
Sebagian besar dari mereka percaya bahwa (77%) pembelajaran online sama baiknya atau
lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Dalam Jurnal (Marcia, 2015) tentu saja,
penelitian yang membandingkan kursus tatap muka dan online telah menunjukkan bahwa
kursus online dapat sama efektifnya dengan kursus tatap muka tradisional (Maki & Maki, 2007;
Robertson, Grant, & Jackson, 2005; Zhao, Lei, Lai , & Tan, 2005).
Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21,
merupakan sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan
sosioekonomi. Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja,
dan kapan saja. Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu
SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010,
Page 14
7
sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk
pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan,
terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat besar dari
perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan akan
pendidikan secara massal dan luas. Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model
pendidikan jarak jauh yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa
saja melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.
Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan (Sailah, 2011). Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar
mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau
menggunakan teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses
terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan
tidak kehilangan kesempatan berkarir. Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan
kualitas pendidikan bagi setiap orang. Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan
pendidikan berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian
pembelajaran (learning outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan
evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan
lintas ruang dan waktu.
E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran
jarak jauh, E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik
untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi), ada
beberapa program e-learning yang dapat digunakan dalan pembelajaran jarak jauh.
Secara teoritik pembelajaran elektronik (online instruction, e-learning, atau web-based
learning)memiliki tiga fungsi utama, Sudirman Siahaan (2001 : 10) menjelaskan pembelajaran
elektronik ini berfungsi sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/optional, pelengkap
(complement), atau pengganti (substitution)pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction) (Fathoni & Sukirman).
Page 15
8
Pendidikan Guru berbasis ICT menggunakan sistem pendidikan jarak jauh (distance
lerning) atau disingkat PJJ. Pada program ini pembelajaran berbasis pada teknologi informasi
dan komunikasi dengan menggunakan internet sebagai media utama, tatap muka dilakukan
hanya beberapa kali pada program residensial, selebihnya menggunakan program e-learning.
Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh yang menggunakan e-learning sebagai
alat belajar utama, sanagat ditentukan oleh model learning management system (LMS) yang
dikembangkan, dan pemerintah bersama pihak terkait masih mencari-cari model LMS yang
handal yang mampu mewujudkan profil guru profesional, yang memiliki kompetensi
kependidikan dan keguruan yang setara bahkan melebihi guru dengan sistem pembelajaran
reguler.
Prinsip penyelengaraan PJJ secara umum meliputi : akses, pemerataan, dan kualitas.
Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan program PJJ diharapkan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurikulum,
materi ajar, proses pembelajaran, instrumen dan sistem evaluasi.
b. Berbasis TIK.
c. Memanfaatkan sistem penyampaian pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
d. Menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasis TIK dengan
memungkinkan kesempatan tatap muka.
e. Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian dan softskills peserta
didik.
f. Menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik, bantuan
belajar peserta didik, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan peserta
didik, akses dan infrastruktur).
Sesuai konsep Distance Learning dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 15 yang menyebutkan bahwa Distance
Learning merupakan pendidikan yang siswanya terpisah dari guru dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi,informasi, dan media
lain. Pihak sekolah dan orangtua siswa harus menyediakan beberapa perangkat elektronik,
jaringan, dan sumber belajar yang digunakan untuk akses belajar. Beberapa kebutuhan yang
Page 16
9
disiapkan sebelum melaksanakan Distance Learning adalah sumber belajar, perangkat
elektronik, dan perangkat jaringan yang mendukung kelancaran Distance Learning.
Pelaksanaan Distance Learning membutuhkan komunikasi yang baik antara siswa,
orangtua, dan sekolah dikarenakan jarak yang jauh dan tidak memungkinkan antara siswa,
orangtua, dengan sekolah bisa bertatap muka secara terus menerus. Komunikasi antara siswa
dengan sekolah dilakukan secara virtual atau dunia maya. Media yang digunakan adalah
beberapa media sosial yaitu: Facebook, WhatsApp, dan Skype. Sedangkan antara orangtua
dengan sekolah lebih banyak kepada konsultasi, diskusi, maupun sharing mengenai
perkembangan belajar anak selama mengikuti Distance Learning dan kelanjutan pendidikan
siswa setelah lulus na nti juga dikonsultasikan kepada sekolah. Komunikasi antara orangtua
dan sekolah dilakukan melalui telepon, media sosial, maupun tatap muka secara langsung.
Komunikasi ini harus terjalin dengan baik antara sekolah, orang tua, dan siswa guna
menyelaraskan keinginan antara sekolah dengan siswa dan orangtua sebagai pelaksana agar
tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai rencana yang telahdirancang bersama-sama. Menurut
(Izzatin Ni'mah, 2016) melalui komunikasi yang baik antara ketiga pihak, yaitu: sekolah,
siswa,dan orangtua, maka perkembangan belajar siswa dapat dilihat sehingga mengetahui
sejauh mana tujuan pendidikan yang sudah tercapai (Asmani, 2012:161)
Peran orangtua dalam Distance Learning ini sangat penting karena pembelajarannya
dilakukan sendiri di rumah, sehingga orangtua juga mendukung proses pembelajaran agar tetap
kondusif dan mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan orangtua
merupakan penanggungjawab yang harusselalu mengawasi kegiatan belajar anak selama
dirumah.
Masalah jaringan internet yang buruk bisa diatasi langsung oleh sekolah maupun
orangtua dengan cara mengganti paket jaringan yang sesuai dengan kondisi wilayah sekolah
atau rumah siswa. Masalah komitmen orangtua diatasi dengan upaya dari sekolah dengan
melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan orangtua siswa. Anak yang lambat belajar
bisa diatasi dengan cara memberikan guru/tutor pendamping untuk menjelaskan beberapa
materi pelajaran. Sedangkan anak yang tidak konsisten dengan jadwal belajarnya diatasi
dengan cara orangtua maupun guru/tutor melakukan pendekatan kepada siswa dan memberikan
penegasan atau konsekuensi yang harus diterima siswa jika tetap tidak mau belajar.
Page 17
10
Soekarwati memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari PPJ yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses belajar siswa
selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan
waktu atau kombinas dari ketiganya.
2. Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu
dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media
elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, computer).
3. Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource
learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran). Dengan
demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam
proses pembelajaran.
4. Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah
(two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya tele-conferencing,
video-conferencing, e-moderation).
5. Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka
(tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan.
6. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun
sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan memudahkan siswa
belajar.
7. Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai partisipan
(Yusdan, 2018).
Sementara itu, dari aspek biaya, Belawati dan Andriani menemukan bahwa
penyelenggaraan PJJ, dengan asumsi jumlah peserta ajar tertentu, lebih murah dari pada
penyelenggaraan sistem pendidikan tatap muka. Hasil yang sama juga ditemukan pada
penelitian yang dilakukan Nielsen, Tatto, Djalil, dan Kularatne (2007) (Andriani, Noviyanti, &
Pangaribuan, 2008). Mereka menemukan bahwa Program Pendidikan Guru melalui sistem PJJ
di Sri Lanka dan Indonesia secara signifikan lebih murah daripada pada sistem tatap muka
dimana total biaya tahunan untuk pendidikan per kapita pada sistem PJJ 1/6 – 3/5 dari sistem
pendidikan tatap muka.Selain itu, cost to sponsor per mahasiswa di Indonesia untuk sistem PJJ
¼ dari biaya pada sistem pendidikan tatap muka. Penelitian Nielsen et al (2007) juga
menyatakan bahwa economy of scale sistem PJJ adalah di atas 5000 mahasiswa. Meskipun
demikian, opportunity cost dalam sistem PJJ perlu diperhatikan karena hal ini berpengaruh
Page 18
11
secara signifikan terhadap mereka yang mengikuti PJJ. Waktu belajar sering kali berkorelasi
langsung dengan waktu yang dapat digunakan untuk mendapatkan tambahan
penghasilan.Dalam kata lain, waktu yang digunakan untuk belajar sebenarnya dapat
dipergunakan untuk mendapatkan penghasilan. Temuan penelitian Nielsen dkk ini
mengindikasikan bahwa sistem PJJ merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dengan biaya yang relatif tidak
mahal.Peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru akan sangat berpengaruh terhadap capaian
sasaran pertama MDGs, ”Pencapaian pendidikan dasar secara universal”
Menurut pengalaman sejumlah negara yang menyelenggarakan PJJ, biaya (capital
cost) pendirian PJJ tidak kalah mahalnya, bahkan bila mcnggunakan multi-media yang
berteknologi tinggi, biaya itu akan jauh lebih mahal daripada pendidikan konvensional.
Namun, setelah beroperasi beberapa tahun lamanya dan sejalan dengan semakin bertambahnya
jumlah peserta didiknya, maka biaya satuannya akan menurun secara progresif. Menurut (Jalil,
1994) pada umurnnya, mereka sepakat untuk memperkirakan bahwa 50.000 peserta didik
sebagai "breakeven point" untuk PJJ dapat beroperasi lebih ekonomis dari pada pendidikan
konvensional (ADB,1987).
Pada tahun 1986, Allama lqbal, Open University (AIOU) Pakistan melaporkan bahwa
biaya satuan per peserta didik di AIOU hanya berkisar di antara 38% sampai 45% dari biaya
satuan dilembaga pendidikan konvensional. Perlu dicatat bahwa perhitungan ini telah
menggunakan amortisasi "capital cost, salaries, and recurrent expenditure" sebagai dasar.
Sukhothai Thammathirat Open University (STOU) Thailand bahkan melaporkan perbedaan
yang mencengangkan. Biaya operasi per peserta didik (tanpa memperhiturigkan biaya tahunan
in~estasi seperti bangunan, peralatan, dan infrastruktur lainnya) hanya berkisar di antara 2%
sampai 11% dari biaya satuan di universitas konvensional (Wichit Srisa-an,1987). Hiromitsu
Muta (1985) melaporkan bahwa biaya operasional per mahasiswa (undergraduate) di
University of the of Japan (setelah memperhitungkan recurrent expenditure, annual cost tuk
fasilitas,dan peralatan, serta penerimaan dari mahasiswa) hanya 1/3 dari "public university" di
Jepang.
Kehadiran PJJ tanpa diragukan sangat meringankan beban pemerintah dalam
membiayai pendidikan tinggi. Mengambil kembali contoh di STQU, pemerintah Thailand
hanya mengeluarkan di antara 0,5% sampai 7% (1980-1985) dari seluruh anggaran untuk
pendidikan tinggi di negara itu. Untuk UT, pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan 2,5
Page 19
12
sampai 2,9% . dari seluruh anggaran pendidikan tinggi di Indonesia, rutin ditambah
pembangunan yakni kira-kira separoh dari anggaran IKIP Bandung , atau 1/6 dari anggaran
IPB atau UGM (12 sampai 17%). Di UT, biaya satuanper peserta didik yang ditanggung
pemerintah hanya sekitar Rp 42.000yakni hanya 1/34 dari biaya di IKIP Bandung (Rp
1.440.000), atau 1/37 dari biaya di UGM Rp. 1.535.480), atau 1/115 dari biaya di IPB (Rp
4.862780) (Djalil, dkk,1993).
2.2. Interkasi Sosial
Interaksi sosial merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat. Tak ada manusia yang
bisa hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Menurut Gillin dan Gillin,
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang- orang perorangan, antara kelompok kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengankelompok manusia (Soerjono Soekanto, 2005). Sedangkan menurut H.
Bonner, interaksi sosial adalah suatau hubungan antara dua atau lebih individu manusia,
dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya ( Gerungan, 2004).
Sebuah interaksi sosial bisa terjadi harus memenuhi beberapa syarat yang harus
terpenuhi. Syarat itu ialah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi
(communication). Pada interaksi sosial terdapat faktor-faktornya, yakni proses meniru, skala
sikap, dan dorongan untuk berubah Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik, saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan, serta tidak terlepas dari suatu hubungan yang
terjadi antar individu, sosial, dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain akan dimiliki oleh individu sampai akhir hayat.Individu dapat
diungkap berdasarkan pada aspek-aspek interaksi sosial yaitu komunikasi, sikap tingkah laku
kelompok, dan kontak sosial. Sehingga dari beberapa aspek tersebut dapat ditarik beberapa
indikator yang meliputi proses pengiriman berita atau informasi, perasaan dalam suatu situasi,
tigkah laku secara bersama-sama, berkumpul dengan orang lebih dari satu orang disuatu
tempat, hubungan dengan pihak lain secara langsung maupun tidak langsung.Terjadinya
interaksi sosial seseorang didasarkan dari faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan
faktor simpati.
Page 20
13
Interaksi sosial melalui PJJ
Interaksi sosial yang terjadi pada saat pandemi ini dilakukan melalui media Online.
Pada hakikatnya interaksi sosial akan meningkatkan kesehatan ( Hous, dkk, 1988). Hal ini akan
membantu peningkatan imunitas tubuh yang dibutuhkan menghadapi virus Corona. Lebih
khusus, interaksi sosial antar orang tua dan guru sangat penting dalam proses pendidikan anak
karena akan meningkatkan kemampuan akademik dan perkembangan psikologis dan sosial
anak ( Pirchio, dkk 2013). Di era pandemik ini platform digital memungkinkan pertukaran
informasi lebih cepat, luas dan personal (Kuusumaki, dkk 2019). Orang tua pada dasarnya
menyambut baik komunikasi melalu daring (De Jong, Palts and Kalmus, 2015). Penggunaan
alat komunikasi digital membuat komunikasi antara guru dan orangtua menjadi efesien dan
efektif. (Ellis dkk, 2015)
Kelebihan dari menggunakan media daring di antaranya tak adanya kontak mata, tak
ada suara yang terkesan instruktif , lebih efektif dan efesien khususnya bagi orang tua
(Patrikakao, 2014). Orang tua secara konstan mendapat berbagai informasi dari guru dan guru
dapat memantau pendampingan orang tua pada anaknya ( Pirchio,dkk; 2015)
Kendala dalam menjalin interaksi sosial melalui media daring tentu ditemui.
Perundungan di dunia maya, tanpa tatap mata kadang memunculkan konflik, ketidaksiapan
pendidik dan ortu, (Patrikakao, 2014). Sisi lain kendala dihadapi orang tua yang masih harus
bekerja di saat tak ada dukungan dari keluarga lain, butuh kehati hatian menulis pesan digital
sehingga menghabisakn waktu, trauma penggunanan digital, ketrampilan yang kurang
memadai( Pirchio, 2015). Kendala akses, masalah privasi dan terbatasnya alat, guru menemui
kesulitan saat mendelegasikan tugas ke orang tua dengan anak yang memiliki kekhususan atau
penanganan khusus (De Jong dkk, 2017).
Interaksi yang terjalin dipengaruhi kualitas hubungan ortu dan guru. Hal ini dapat
diukur dari saling percaya, menghormati, kemauann yang kuat dan kemudahan akses dan
kerjasama. Ia juga mengatakan relasi antar mereka juga dipengaruhi faktor geografis, adanya
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan budaya (Kusuumaki dkk, 2019)
Berdasarkan riset sebelumnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guru saat
melaksanakan komunikasi daring, yakni; bedakan info penting dan tidak, menyepakati media
Page 21
14
yang akan dipakai, (Kuusumaki dkk, 2019, De Jong, dkk 2017 ). Selain itu perlu dilakukan
pelatihan bagi guru dan orang tua (Kuusumaki dkk, 2019, Pirchio 2015). 3 kategori saat
melakukan umpan balik juga penting, dengan memperhatikan; rasa saling hormat dan percaya
( De Jong dkk 2017). Pada saat memberi respon, seimbang antara koreksi dan dorongan,
penekanan empati pada masalah atau kelemahan anak. Kuusumaki menjabarkan hasil risetnya
bahwa guru juga perlu memastikan informasi yang diberikan kejelasan, keterbacaan, frekeunsi,
kualitas, efektifitas, informatif. Ia juga memaparkan 4 aspek yang perlu dipertimbangkan juga
yakitu; komunikasi postif, proaktif, personal dan kolaborasi . Selain itu, dorongan umpan balik
harus merata ke semua anak, agar anak termotivasi (Kuusumaki dkk, 2019). Orang tua butuh
komunikasi hal positif, umpan balik yang intens pada tiap perform tugas (De Jong dkk, 2017)
Kondisi mendadak ini memang membuat semua orang harus berusaha cepat berubah.
Sisis lain interaksi sosial melalui media daring membutuhkan proses, waktu, dan komitmen
semua pihak (Pirchio, 2015). Orang tua yang mengalami hal positif dari pengalaman
menggunakan komunikasi digital, 94% menyatakan anak mereka mendapatkan manfaat dari
media tersebut. (Bosch, 2017)
2.3. Peta Jalan Penelitian
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan peta jalan penelitian (roadmap)
UHAMKA yang dipaparkan dalam dalam buku pedoman penelitian Lemlitbang (2016),
yaitu (1). Inovasi pendidikan berkarakter dan berbasis nilai–nilai lokal, (2).
Pengembangan sains dan tekhnologi ramah lingkungan, terbarukan serta terintegrasi, (3).
Penggalian nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan untuk meningkatkan dan
menguatkan kualitas kehidupan berkemajuan serta menggembirakan, (4). Kajian sosial
dan humaniora untuk pengembangan ilmu dan perdamaian (Lemlitbang, 2016).
Berdasarkan RIP UHAMKA, penelitian internal Lemlitbang yang diusulkan ini beruntuk
menjawab tantangan untuk “meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas”
dengan fokus, yang diantaranya adalah aspek pengembangan kompetensi dan
profesionalisme guru (Lemlitbang, 2016). Sedangkan dalam terkait dengan peta jalan
penelitian UHAMKA maka penelitian ini disusun untuk mengembangkan cakupan kajian
penelitian dibidang social dan humaniora.
Page 22
15
Selain itu, penelitian ini dikembangkan berdasarkan peta jalan penelitian Prodi
Pendidikan Dasar serta tim peneliti. Peneliti utama, Dr. Yessy Yanita Sari tahun 2015 telah
menyusun Buku Standar Mutu Sekolah bersama tim JSIT Indonesia yang telah 4x kali naik
cetak. Selanjutnya bersama para pendidik dari berbagai daerah menuangkan pemikiran
tentang pendidikan Indonesia yang dituangkan dalam buku Bunga Rampai Pemikiran
Pendidik, Pada tahun 2017 melakukan riset yang terkait dengan sekolah ramah dan
nyaman yakni Friendly School bekerja sama dengan Pemda Kota Depok dan di tahun yang
sama menyusun Buku Parenting yang berjudul : Membidik Karakter Hebat. Berikutnya
melakukan penelitian masih seputar persekolahan yakni Riset Model Capacity Building
Kepemimpinan Sekolah Berbasis Kompetensi Dalam Mewujudkan Sekolah Berbasis
Karakter di Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 2019 membuat inovasi dari riset yaitu
berupa Aplikasi Pendidikan Karakter bagi orangtua. Dan pada 2020 ini, bersama tim
sinergitas ketahanan keluarga Pemerintah Kota Depok merumuskan program yang terkait
edukasi, psikologi, kesehatan dan ekonomi keluarga.
2015
Menyusun Buku Standar Mutu Sekolah
2016
Meyusun Buku Bunga Rampai Pemikiran Pendidik
2017
Riset tentang Friendly School
dan Menulis Buku Parenting : Membidik Karakter Hebat
2018
Riset Model Capacity Building Kepemimpinan Sekolah Berbasis Kompetensi Dalam Mewujudkan Sekolah Berbasis Karakter di Sekolah Dasar Jakarta
2019
Pembuatan Aplikasi Pendidikan untuk Orangtua
Page 23
16
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang tercantum dalam bab 1, penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Desain penelitian kualititatif
dianggap tepat digunakan karena pengumpulan data kualitatif dengan sample partisipan yang
berfokus pada pemahaman terhadap masalah-masalah yang diteliti dengan menggali secara
detil persepsi dari partisipan (Creswell, 1998).
3.2. Tempat dan Partisipan Penelitian
Penelitian ini mencakup satu kelas dari prodi pendas yang terdiri dari 19 mahasiswa
yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Partisipan lainnya adalah orang tua murid dari 19
mahasiswa tersebut. Sekolah Dasar tempat mahasiswa mengajar berada di wilayah
Jabodetabek.
Page 24
17
3.3. Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan alur penelitian dan dibagi kedalam beberapa tahapan:
Tahap Aktivitas Indikator
Tahap 1:
Perencanaan
1. Pemilihan lokasi dan sample
Didapat 19 mahasiswa yang
berprofesi sebagai guru
Tahap 2:
Pengumpulan data
1. Membentuk WA Group
2. Membagikan angket dalam
bentuk google form
3. FGD
4. Dokumen WAG sekolah atau
Zoom meeting
Data dari partisipan
Tahap 3:
Pengolahan data
Pengolahan data Didapatkan hasil penelitian
Tahap 4:
Penyusunan Model
Interaksi sosial
Menuliskan hasil temuan Konsep interaksi sosial pada
PJJ
Tahap 5:
Penulisan laporan
Penulisan laporan Laporan hasil riset
Catatan:
Referensi pengumpulan dan pengolahan (analisa data) menggunakan prosedur yang disarankan
dalam literatur seperti Creswell, 2007 dan Cohen, Manion, Morrison, & Bell, 2011.
Page 25
18
BAB 4
PEMBAHASAN
Program Pembelajaran Jarak Jauh yang tiba-tiba ditetapkan di masa pandemi covid-19,
sebagai model pembelajaran pengganti tatap muka di sekolah, memunculkan berbagai
permasalahan. Bukan saja peserta didik, orang tua dan guru pun mengalaminya. Berdasarkan
data yang didapat melalui wawancara guru dan angket ke orang tua murid, maka dapat
diklasifikasikan permasalahan yang ada, mengacu pada prinsip-prinsip dalam interaksi sosial.
Hasil wawancara yang dilakukan ke 21 guru yang bertugas di berbagai sekolah dasar di
Jabodetabek mengungkapkan permasalahan PJJ yang mempengaruhi interaksi sosial melalui
daring yakni;
1. Belum ada panduan yang jelas mengenai pelaksanaan PJJ dari sekolah, maupun
pemerintah.
2. Media digital yang digunakan belum dikuasasi sehingga orang tua merasa kesulitan,
selain menyedot banyak kuota internet seperti youtube dan zoom.
3. Materi pengajaran Matematika yang paling sulit diajarkan, karena dalam menjelaskan
materi Matematika memerlukan konsep yang harus dipahami oleh peserta didik
sedangkan tidak semua orangtua berlatar pendidikan yang cukup adapula yang belum
mengerti untuk mengajarkan materi kepada anaknya. Selain itu untuk kelas rendah
matematika memerlukan benda konkrit dan penjelasan secara langsung yang dilakukan
oleh gurunya. Untuk kelas tinggi orang tua banyak yang merasa kesulitan mengajarkan
anaknya Matematika karena materinya yang dianggap sulit. Kendala dalam pengajaran
ini, mencetus konflik antar guru dan orang tua, juga orang tua dengan anak.
4. Kondisi psikologis orang tua mempengaruhi interaksi selama PJJ contoh : ketika orang
tua stress dengan tugas dan kurangnya pemahaman penggunaan media dan teknologi
selama PJJ orang tua cenderung emosional dalam menanggapi hal ini dan akhirnya
interaksi menjadi terganggu dan sebagai guru tentunya harus berupaya meredam emosi
orangtua dengan kondisi tersebut. Contoh lain ketika orangtua juga bekerja di rumah.
Artinya ada dua kepentingan yang berbenturan. Terkadang ini memengaruhi kondisi
Page 26
19
psikologis orangtua. Kondisi orang tua mempengaruhi PJJ anak karena kecenderungan
orang tua yang panikan membuat hubungan PJJ berjalan tidak efektif. Orang tua merasa
sulit untuk membuat anak mengerjakan tugas tepat waktu, dan merasa terbebani krn
anaknya sering lebih senang main hp dari pada mengerjakan tugas dari sekolah selama
PJJ.
Konsidi psikologi terkait dengan interaksi sosial dengan guru sedikit tergangu, biasanya
jika ada permasalahan di kelas guru sharing bersama di ruang guru setelah selesai
mengajar dan bersama-sama mengerjakan adminsitrasi sekolah. Sekarang komunikasi
hanya di WA group sekolah yang terkadang menimbulkan miskomunikasi antara rekan
guru serta kepala sekolah.
5. Sebagian besar interaksi guru dan orang tua selama ini tidak ada masalah kecuali
kondisi dan karakteristik orangtua tertentu yang bermasalah. Dalam tiap kelas, ada
sebagian kecil orang tua yang kurang bisa berinteraksi baik dengan guru-guru. Hal ini
terjadi bahkan sebelum pandemi, sehingga disimpulkan, lebih karena karakter orang
tersebut.
6. Adapun tingkat kepercayaan orangtua kepada sekolah selama ini sudah cukup percaya
pada guru dan sekolah. Sebagian besar sekolah yang diteliti adalah sedkolah dasar
negeri, di mana orang tua tidak dibebani biaya sekolah, dan orang tua sudah mengetahui
konsekuensi sebagai orang tua muris sekolad dasara negeri. Sekolah swasta yang
diteliti, sedari awal berusaha memberikan layanan pendidikan yang terbaik, agar
sekolah tersebut tetap diminati oleh masyarakat. Di masa pandemi ini, kepercayaan
yang sudah dibangun sebelumnya menjadi modal di situasi yang rentan memicu
konflik.
7. Keterlibatan orangtua di kelas dalam mendampingi anak di kelas dalam mendampingi
anak dalam Pembelajaran Jarak Jauh cukup tinggi, karena orang tualah yang saat ini
paling diandalkan dalam mendidik anaknya.Sisi lain, tingginya keterlibatan orang tua,
juga berkorelasi dengan intensitas interaksi yang terjalin dengan guru. Sebelum
pandemi, keterlibatan orang tua tidak teralu tinggi, interaksi juga terbatas saat ada
kegiatan khusus atau info di WAG.
8. Orang tua banyak yang mengeluh mengenai penggunaan kuota yang boros. Banyak
orangtua yang merasa kebingungan ketika memiliki anak yang sama-sama PJJ namun
hanya memiliki 1 Hp saja. Beberapa orang tua sudah mampu menggunakan media
Page 27
20
belajar yang digunakan guru dengan cara bertanya kepada guru langkah-langkah
penggunaan media yang digunakan. Ada beberapa guru yg memang belum menguasai
IT namun di back up oleh TIM IT yang dibentuk sekolah.
9. Kepala sekolah hanya memerintahkan kepada gurunya untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan online. Untuk pelatihan khusus yang dibuat di sekolah masih jarang sekali
dilakukan di beberapa sekolah. Beberapa orangtua sudah mampu menggunakan
aplikasi yang diberikan oleh guru dengan memberikan bantuan berupa penjelasan dan
panduan dalam menggunakan aplikasi tersebut oleh gurunya masing-masing. Namun
orangtua tetap lebih suka menggunakan media WA karena tidak boros kuota seperti
youtube dan zoom. Adapun media yang digunakan selama ini yaitu WA, google form,
zoom, quiziz, google classroom, dan youtube.
10. Latar belakang agama, sosial, ekonomi atau jam kerja orangtua sangat mempengaruhi
interaksi sosial selama Pembelajaran Jarak Jauh karena berkaitan dengan waktu yang
digunakan orang tua dalam mendampingi anaknya apalagi jika kondisi orang tua yang
masih WFH atau WFO. Kondisi ekonomi juga sangat mempengaruhi apalagi untuk
masyarakat menengah ke bawah yang memang untuk membeli kuota dirasa sangat berat
dengan kondisi perekonomian saat ini.
11. Jika ada orang tua yang bertanya karena belum paham biasanya guru menjelaskan ulang
sampai orang tua tersebut paham dengan menggunakan jaringan pribadi bahkan melalui
telpon. Selain itu meminta bantuan Korlas untuk membantu mengkoordinir orangtua
yang belum paham dengan tugas yang diberikan. Di sini guru harus fleksibel.
12. Beberapa guru mengalokasikan waktu khusus untuk khusus berinteraksi melalui
jaringan pribadi hanya untuk siswa yang memiliki masalah dalam PJJ. Biasanya guru
menghubungi langsung kepada orangtua yang bersangkutan dan jika tidak ada kabar
maka mendatanginya ke rumah untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan
orangtua tersebut tak aktif dalam mengikuti pelaksanaan PJJ. Biasanya guru
menghubungi secara japri jika tidak juga ada perubahan maka mendatanginya ke
rumah. Selain itu meminta bantuan orangtua lain untuk mencari tahu penyebab hal
tersebut.
Page 28
21
Data yang didapatkan dari angket yang disebar ke 241 orang tua murid dari 21 sekolah dasar
yang menjadi objek penelitian, didapatkan informasi sebagai berikut; (tambahkan rincian
berapa laki/pr, rentang usia)
Page 32
25
Indikator N
o
S
o
a
l
Hasil Kesimpulan
Percakapan 1
2
,
1
9
,
2
7
,
2
8
,
2
9
➢ Sebesar 33,1%(80 orang) orangtua
secara personal ke guru anak saya
jika tak paham dengan tugas PJJ
➢ Sebesar 78,8%(189 orang) di WA
grup hanya dibagikan info penting
saja sesuai pembelajaran sekolah.
➢ Sebesar 79,5%(190 orang) Bahasa
guru secara tulisan selama PJJ bisa
dipahami.
➢ Sebesar 80%(192 orang) Guru
memastikan orangtua paham
dengan informasi yang diberikan
➢ Sebesar 70,4%(169 orang) Guru
memberikan umpan balik atau
respon dengan cepat
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
percakapan yang dilakukan
antara guru dan orang tua
selama PJJ dilakukan
dengan baik dalam hal
penyampaian dan
penerimaan informasi
terkait pembelajaran dan
adanya umpan balik antara
guru dan orang tua yang
cukup baik selama PJJ
berlangsung.
Saling
Pengertian
1
1
,
1
3
➢ Sebesar 73,4% (177 orang)
orangtua tidak mempunyai
masalah dalam interaksi dengan
guru anak saya.
➢ Sebesar 75,2%(182 orang) orang
tua nyaman diingatkan di group
kelas
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
antara guru dan orang tua
sudah terjalin rasa
pengertian dalam
berinteraksi.
Page 33
26
Bekerjasama 4
,
1
5
,
3
0
➢ Sebesar 66% (159 orang) orangtua
berkomunikasi dengan baik
dengan guru anak saya selama PJJ.
➢ Sebesar 41,7%(100 orang)
orangtua berkolaborasi dengan
guru untuk memotivasi anak
melaksanakan PJJ
➢ Sebesar 89,6%(216 orang) Selama
ini (sebelum Pandemi) hubungan
saya dan pihak sekolah berjalan
dengan baik.
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
selama PJJ berlangsung
guru dan orangtua
menunjukkan adanya
hubungan dan komunikasi
yang sudah baik. Namun
dalam kolaborasi dan
kerjasama masih belum
dilakukan Sebagian besar
responden.
Keterbukaan 1
4
➢ Sebesar 37,3%(90 orang) orangtua
tidak pernah mengingatkan guru
jika ada yang kurang pas menurut
nya melalui jaringan pribadi
(japri) bukan WA Group
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
orang cenderung belum
terbuka jika ada hal yang
kurang pas melalui jaringan
pribadi (japri).
Memberi
dukungan
dan motivasi
1
,
8
,
9
,
1
0
,
2
2
,
2
3
➢ Sebesar 72,8% (172 orang)
orangtua membantu anak dalam
melaksanakan PJJ dari sekolah
➢ Sebesar 52,9%(128 orang)
orangtua membantu anak
membuat prioritas dan rencana
kedepan untuk mengerjakan PJJ
➢ Sebesar 71,9%(174 orang)
orangtua berusaha memotivasi
anak ketika dia menemukan tugas
PJJ yang sulit
➢ Sebesar 70,2%(170 orang)
orangtua memuji/memberikan
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
guru dan orang tua sama-
sama memberikan
dukungan dan motivasi
selama PJJ dengan cara
memberikan apresiasi
kepada anak atas usaha
yang dilakukan untuk
mengerjakan tugas
Pembelajaran Jarak Jauh.
Page 34
27
,
2
4
,
2
6
apresiasi ke anak atas usaha yang
dilakukan untuk mengerjakan
tugas PJJ
➢ Sebesar 80,8%(194 orang) Guru
cepat merespon pertanyaan
orangtua.
➢ Sebesar 41,3%(99 orang) Guru
mengapresiasi hasil kerja anak
➢ Sebesar 76,3%(183 orang) Guru
menghubungi secara personal
melalui jaringan pribadi untuk
sekedar menyapa anak
➢ Sebesar 82%(196 orang) bahasa
guru secara tulisan selama PJJ bisa
dipahami
Rasa Positif 1
6
,
1
7
➢ Sebesar 96,7%(232 orang)
orangtua menghormati guru-guru
anak saya
➢ Sebesar 91,7%(220 orang)
orangtua percaya guru anak kami
bekerja profesional bahkan dalam
kondisi pandemi.
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
adanya kepercayaan dan
harapan yang besar orang
tua kepada gurunya selama
PJJ pada masa pandemi ini.
Adanya
kesamaan
dengan orang
lain
(menghargai)
2
0
,
2
1
➢ Sebesar 53,3%(128 orang) orang
tua merasa komunikasi antar guru
dan orangtua terjalin dua arah
➢ Sebesar 54,8%(131 orang) orang
tua merasa komunikasi antar siswa
dan guru terjalin dua arah
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa,
komunikasi dua arah baru
dilakukan separuh
responden.
Page 35
28
Sarana dan
Media
Teknologi
2
,
3
,
1
8
➢ Sebesar 67,8 % (164 orang) di
rumah ada tempat yang tenang dan
nyaman saat menyelesaikan tugas
PJJ
➢ Sebesar 54 % (132 orang) di
rumah ada fasilitas (internet,
media belajar, dll) yang memadai
untuk membantu anak
melaksanakan PJJ
➢ Sebesar 66,3%(159 orang) selama
PJJ media online yang digunakan
kami kuasai dengan baik.
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
sarana dan media teknologi
yang digunakan selama PJJ
masih membutuhkan
dukungan dari pemerintah
atau pihak lain yang
berkaitan, begitu pula
dengan penguasaan
teknologi.
Kendala PJJ 5
,
6
,
7
➢ Sebesar 38,8 % (93 orang)
orangtua cenderung merasa tugas
Pembelajaran Jarak Jauh dari
sekolah terlalu banyak
➢ Sebesar 30% (72 orang) orangtua
merasa kesulitan mengatur waktu
antara pendampingan anak saat
Pembelajaran Jarak Jauh dengan
tugas lain di rumah
➢ Sebesar 36,3 % (87 orang) orang
tua merasa setelah 3 bulan
berjalan, anaknya mulai bosan
mengerjakan tugas Pembelajaran
Jarak Jauh
Dari data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa
orang tua masih merasa
kesulitan dalam mengatur
waktunya untuk
mendampingi anak saat PJJ
ditambah dengan tugas
yang dirasa menyulitkan,
selain itu orang tua merasa
anak mulai bosan dengan
PJJ. Dapat disimpulkan
bahwa orangtua dan anak
anak cenderung
menginginkan untuk belajar
dengan tatap muka.
Page 36
29
Setelah mendapatkan informasi dari guru dan orangtua, dilakukanlah Focus
Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan 21 guru, tim peneliti dan pakar
pedagogi yakni Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman. Diskusi yang dilakukan intensif ini,
selain mengkonfirmasi temuan yang sudah ada juga mendiskusikan berbagai alternatif
solusi dalam interaksi sosial yang telah dan akan dilakukan berikutnya. Para guru bukan
saja menyampaikan berbagai permasalahan yang ada, namun satu sama lain berbagi
tentang apa yang sudah coba dilakukan dalam PJJ ini, khususnya yang terkait dengan
interaksi sosial.
Selama PJJ interaksi yang dibangun antara guru , peserta didik dan orang tua
melalui berbagai media, seperti whatsapp (WA), zoom meeting, google classroom,
GSE dan telegram. Platform digital WA dipakai semua sekolah sebagai media
komunikasi maupun pengajaran. WA dianggap paling mudah, murah dan sudah biasa
dipakai siapa saja. Melalui WA, bisa berinteraksi secara bersama dengan WA Group,
atau personal melalui jaringan pribadi. Video pembelajaran juga bisa dibagikan via WA
baik secara langsung dengan merekam terlebih dahulu maupun melalui link you tube.
Komunikasi lisan maupun tulisan bisa dilakukan. Secara lisan bisa melalui fitur voice
note maupun video call yang bisa dilakukan untuk 8 orang bahkan yang terbaru sudah
mencapai 50 orang. Biaya untuk pembelian kuota relatif terjangkau, paket untuk
sebulan jika hanya digunakan untuk WA saja, tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Aplikasi
telegram, sebenarnya mirip denga WA, bahkan kelebihannya bisa menempung lebih
dari 200 orang. Namun demikia, telegram belum terlalu familiar dipakai masyarakat
Indonesia, disbanding WA. Aplikasi Zoom, lebih banyak dipakai sekolah swasta yang
orang tuanya mampu. Ada yang setiap hari ada yang sepekan sekali atau dua kali.
Sekolah dasar negeri, hampir tidak menggunakan fasilitas ini, karena menyedot kuota
internet yang cukup besar, dan membebani guru maupun orang tua. Ada yang
menggunakan zoom hanya sebulan sekali saja. Pengajaran dilengkapi dengan meminta
peserta didik menyaksikan tayangan pendidikan sesuai kelasnya di TVRI.
Kendala terkait media interaksi daring yang digunakan, seperti masalah hp yang
hanya 1 sedang dipakai banyak anak di rumah, kesanggupan membeli kuota internet,
ketidakpahaman menggunakan platform yang dipakai, ditangani para guru dengan
berbagai cara di antaranya; sekolah mengupayakan pulsa internet bagi guru dan ortu
yang kurang mampu, baik menggunakan dana sekolah atau bekerja smaa dengan
Page 37
30
komite sekolah. Berbagi antar orang tua murid, yang mampu ke tidak mampu. Yang
tidak memiliki hp yang didukung dengan aplikasi tersebut, dilakukan home visit atau
kunjungan ke rumah peserta didik atau sebaliknya, peserta didik dating ke sekolah atau
rumah guru dengan tetap menjaga protokol Kesehatan selama pandemi. Solusi lain
dilakukan dengan melibatkan kordinator atau pengurus kelas yang notabene juga
orangtua murid, untuk menyampaikan pesan ke orang tua lain yang berdekatan
rumahnya, atau dikirimkan foto copy materi atau informasi dari sekolah. Penggunaan
hp yang bergantian antara satu anak dengan anak lain di rumah, diberi solusi dengan
fleksibelitas waktu komunikasi. Konsekuensinya, komunikasi orang tua ke guru bisa
dilakukan bahkan dari pagi sekali hingga larut malam, disesuaikan dengan kelapangan
waktu orang tua yang bekerja atau yang terkendala fasilitas gawai.
Interaksi antara guru dan orang tua dilakukan melalui group dan pribadi. Jika
bentuknya informasi umum, maka dilakukan di WAG. Guru membuat SOP interaksi di
WAG, hal ini mengantisipasi munculnya konflik. SOP yang dibuat terkait, waktu
komunikasi, materi atau informasi yang boleh dan tidak dishare. Saat menggunakan
zoom meeting, juga diberikan SOP tata cara dan etikanya. SOP ini sangat dibutuhkan
agar interaksi yang terjalin melalui media daring dapat berjalan dengan baik, di saat
intensitasnya pada saat ini meningkat, sisi lain orang tua maupun guru juga baru
menggunakan fasilitas ini saat pandemi.
Terkait hal yang personal. Komunikasi dilakukan dengan jaringan pribadi, melalui
WA, sms, atau telpon langsung. Ada hal-hal yang lebih efektif dilakukan melalui jaringan
pribadi dibandingkan di group. Memberi apresiasi misalnya, bisa dilakukan sesekali di group
agar memotivasi yang lain, namun tidak selalu karena bisa mengakibatkan demotivasi bagi
yang lain. Secara personal bisa dilakukan dengan pesan di jaringan pribadi. Bisa dengan kasih
ucapan di voice note utk hasil pekerjaan mereka. Atau kirim respon segera setelah mereka
mengirim hasil PJJ di WA membuatkan video rangkuman dari foto-foto kegiatan mereka dan
di berikan rangkaian kata-kata pujian serta semangat. Selain itu dengan memberikan ucapan
terima kasih kepada orangtua dan anak-anak yang sudah melaksanakan tugas PJJ dengan baik
dan tepat waktu. Memberikan emotion berupa bintang dan lain-lainnya. Juga memberikan
ucapan apresiasi secara verbal. Begitu pula mengingatkan atau menegur. Ada pengingatan
yang bisa dilakukan di group, contoh informasi yang sudah mengumpulkan tugas. Namun,
Page 38
31
ada yang sebaiknya melalui jaringan pribadi agar tidak menimbulkan ketersinggungan orang
yang ditegur.
Bahasa tulisan dalam interaksi daring lebih banyak dimanfaatkan. Untuk itu, perlu
adanya kemampuan menulis yang baik, agar tidak terjadi kesalah pahaman akibat pemilihan
kata yang tidak tepat atau penggunaan tanda baca bahkan emoticon yang memancing konflik.
Pelatihan penggunaan teknologi media daring walau tidak intensif diberikan pada guru,
namun mereka bisa mendapatkan ilmunya melalui youtube atau google, sehingga relatif tidak
ada masalah yang berarti, kecuali guru yang sudah usia lanjut dan enggan belajar. Biasanya
mereka dibantu guru muda. Pelatihan komunikasi lisan dan tulisan yang belum banyak
dilakukan sekolah. Beberapa seklah saja yang membantu guru dengan membuat panduan
komunikasi melalui media daring, selebihnya diserahkan pada kemampuan masing-masing
guru. Hal ini berakibat, baik buruknya interaksi yang terjalin di satu sekolah, antar guru dan
orang tua, tergantung dengan gurunya. Ada kelas yang bagus interaksinya ada yang sering
sekali menemui konflik. Pelatihan seputar interaksi sosial, komunikasi efektif, ketrampilan
menulis pesan dibutuhkan guru bahkan orang tua.
Gambar 1. FGD yang dilakukan melalui zoom meeting
Page 39
32
Rekomendasi yang dihasilkan dari data wawancara, angket dan FGD, sebagai berikut:
1. Percaya
Percaya menjadi modal dasar dalam menjalin interaksi sosial. Orang tua dan guru saling
percaya bahwa masing-masing mempunyai tujuan yang sama yaitu memberi layanan
pendidikan yang terbaik bagi anak.
2. Terbuka
Terbuka menginformasikan kondisi masing-masing, kendala kuota misalnya,
menyebabkan anak tak bisa mengikuti kegiatan hari ini. Guru juga terbuka untuk memberitahu,
jika jam tertentu tak dapat cepat merespon jawaban karena harus mendampingi anak sendiri
belajar di rumah. Melalui keterbukaan, satu sama lain akan tahu dan bisa memahami dan
mengerti.
3. Saling kenal
Data base orang tua dan anak perlu diketahui guru untuk bisa menjalin interaksi dengan
baik. Informasi dari data saat PPDB (penerimaan peserta didik baru) dan informasi penting dari
guru kelas sebelumnya sangat dibutuhkan. Guru akan bisa memilih pendekatan yang lebih tepat
jika mengenal anak dan orang tua dengan baik. Begitu pun sebaliknya, orang tua mencoba
mencari tahu tentang karakter atau kondisi umum guru anaknya.
Interaksi Sosial Daring
Percaya
Terbuka
Saling kenal
Rasa positif
Ketrampilan komunikasi
Motivasi
Bekerjasama
SOP
Lentur
Page 40
33
4. Rasa Positif
Interaksi sosial melalui tatap muka saja acapkali menimbulkan konflik, apalagi hany
amelalui daring. Informasi yang terbatas, tanpa terlihatnya ekspresi, terkadang menimbulkan
perbedaan persepsi bahkan melukai. Dibutuhkan sara positif satu sama lain, agar bisa menahan
rasa sensitive yang berlebih. Rasa positif juga membuat optimis dan meminimalisasi keluh
kesah, misal merasa mendampingi anak sebagai beban. Rasa positif memunculkan berbagai
hikmah dalam musibah.
5. Ketrampilan komunikasi
Sekolah mengupayakan pelatihan penggunaan media daring ke guru dan orang tua
untuk meminimalisasi konflik akibat ketidakpahaman dalam penggunaan media. Guru perlu
diberikan pelatihan komunikasi lisan maupun tulisan, agar tidak terjadi mis komunikasi. Buat
juklak dan juknis pelaksanaan PJJ, khususnya terkait dengan komunikasi melalui media
daring. Hal ini bisa mencakup, etika komunikasi, waktu berkomunikasi, cara penulisan, dan
lainnya. Bahasa tulisan dalam interaksi daring lebih banyak dimanfaatkan. Untuk itu, perlu
adanya kemampuan menulis yang baik, agar tidak terjadi kesalah pahaman akibat pemilihan
kata yang tidak tepat atau penggunaan tanda baca bahkan emoticon yang memancing konflik.
Pelatihan penggunaan teknologi media daring walau tidak intensif diberikan pada guru,
namun mereka bisa mendapatkan ilmunya melalui youtube atau google, sehingga relatif tidak
ada masalah yang berarti, kecuali guru yang sudah usia lanjut dan enggan belajar. Biasanya
mereka dibantu guru muda. Pelatihan komunikasi lisan dan tulisan yang belum banyak
dilakukan sekolah. Beberapa seklah saja yang membantu guru dengan membuat panduan
komunikasi melalui media daring, selebihnya diserahkan pada kemampuan masing-masing
guru. Hal ini berakibat, baik buruknya interaksi yang terjalin di satu sekolah, antar guru dan
orang tua, tergantung dengan gurunya. Ada kelas yang bagus interaksinya ada yang sering
sekali menemui konflik. Pelatihan seputar interaksi sosial, komunikasi efektif, ketrampilan
menulis pesan dibutuhkan guru bahkan orang tua.
6. Motivasi
Terkait hal yang personal. Komunikasi dilakukan dengan jaringan pribadi, melalui WA,
sms, atau telpon langsung. Ada hal-hal yang lebih efektif dilakukan melalui jaringan pribadi
dibandingkan di group. Memberi apresiasi misalnya, bisa dilakukan sesekali di group agar
memotivasi yang lain, namun tidak selalu karena bisa mengakibatkan demotivasi bagi yang
Page 41
34
lain. Secara personal bisa dilakukan dengan pesan di jaringan pribadi. Bisa dengan kasih
ucapan di voice note utk hasil pekerjaan mereka. Atau kirim respon segera setelah mereka
mengirim hasil PJJ di WA membuatkan video rangkuman dari foto-foto kegiatan mereka dan
di berikan rangkaian kata-kata pujian serta semangat. Selain itu dengan memberikan ucapan
terima kasih kepada orangtua dan anak-anak yang sudah melaksanakan tugas PJJ dengan baik
dan tepat waktu. Memberikan emotion berupa bintang dan lain-lainnya. Juga memberikan
ucapan apresiasi secara verbal. Begitu pula mengingatkan atau menegur. Ada pengingatan yang
bisa dilakukan di group, contoh informasi yang sudah mengumpulkan tugas. Namun, ada yang
sebaiknya melalui jaringan pribadi agar tidak menimbulkan ketersinggungan orang yang
ditegur.
7. Bekerjasama
Kerjasama yang dibangun yang utama adalah guru dan orang tua. Kemudian kerjasama
di sekolah, yakni antara pimpinan dan antar guru dengan staf lainnya. Kerjasana antara
lembaga juga dijalin, seperti dengan satgas covid-19 setempat. Melalui kerjasama ini, berbagai
kendala dapat diatasi bersama.
8. Lentur
Jika ada orang tua yang bertanya karena belum paham biasanya guru menjelaskan ulang
sampai orang tua tersebut paham dengan menggunakan jaringan pribadi bahkan melalui telpon.
Selain itu meminta bantuan Korlas untuk membantu mengkoordinir orangtua yang belum
paham dengan tugas yang diberikan. Di sini guru harus fleksibel.
Beberapa guru mengalokasikan waktu khusus untuk khusus berinteraksi melalui jaringan
pribadi hanya untuk siswa yang memiliki masalah dalam PJJ. Biasanya guru menghubungi
langsung kepada orangtua yang bersangkutan dan jika tidak ada kabar maka mendatanginya ke
rumah untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan orangtua tersebut tak aktif dalam
mengikuti pelaksanaan PJJ. Biasanya guru menghubungi secara japri jika tidak juga ada
perubahan maka mendatanginya ke rumah. Selain itu meminta bantuan orangtua lain untuk
mencari tahu penyebab hal tersebut.
9. SOP
Interaksi antara guru dan orang tua dilakukan melalui group dan pribadi. Jika bentuknya
informasi umum, maka dilakukan di WAG. Guru membuat SOP interaksi di WAG, hal ini
mengantisipasi munculnya konflik. SOP yang dibuat terkait, waktu komunikasi, materi atau
Page 42
35
informasi yang boleh dan tidak dishare. Saat menggunakan zoom meeting, juga diberikan SOP
tata cara dan etikanya. SOP ini sangat dibutuhkan agar interaksi yang terjalin melalui media
daring dapat berjalan dengan baik, di saat intensitasnya pada saat ini meningkat, sisi lain orang
tua maupun guru juga baru menggunakan fasilitas ini saat pandemi.
Page 43
36
BAB 5
KESIMPULAN
Penelitian ini diusulkan untuk mengetahui interaksi sosial antara guru dan
orang tua murid pada pelaksanaan pendidikan jarak jauh di masa pandemi Covid-
19. Sejak wabah corona melanda di tanah air pada bulan februari, pemerintah
mengeluarkan kebijakan PJJ di seluruh sekolah di Indonesia untuk memutus mata
rantai penyebaran virus mematikan tersebut. Kebijakan yang mendadak karena
kondisi darurat ini menimbulkan berbagai macam masalah saat implementasinya.
Guru dan orang tua belum siap, namun harus tetap dapat menjalankannya dengan
optimal. Satu sisi, interaksi yang terjadi antara guru dan orang tua terjalin lebih
intensif, karena kondisi PJJ. Secara khusus penelitian ini menjawab 3 pertanyaan
yakni (1) Apa saja permasalahan dalam PJJ? (2) Apa upaya guru dalam mengatasi
permasalahan PJJ agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan orang tua? (3)
Model interaksi sosial seperti apa yang dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi guru dalam PJJ di masa pandemi Covid-19? Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan melalui kuisioner, wawancara, dan studi dokumen yang relevan serta
FGD dengan para guru yang sedang melanjutkan studi magister di Sekolah
pascasarjana UHAMKA .
Page 59
52
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1.1 Anggaran Biaya
Total dana yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
Rp. 10.000.000,- (tujuh belas juta rupiah) dengan rincian setiap tahapnya sebagai
berikut.
No Jenis Pengeluaran Jumlah
1.
2.
3.
4.
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Sewa
Publikasi
J u m l a h ,-
1.2 Jadwal Penelitian
Penelitiann ini dilakukan dengan prosedur dan rencana waktu penelitian sebagai
berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7
Observasi awal
Wawancara
Observasi dan pengumpulan dokumen…
Analisa data
Pembuatan Panduan Orang Tua
Pembuatan Laporan
Bulan
K
e
g
i
a
t
a
n
Jadwal Penelitian
Page 60
53
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Lia. Makalah:” Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)”, (Pekan
Baru: Program Studi PAI.STAI Al-Azhar). hlm. 3
Andriani, Durri, Rinda Noviyanti, Nurmala Pangaribuan. 2008. “Peran Pendidikan
Jarak Jauh Dalam Pencapaian Mdgs” (Universitas Terbuka:). Jurnal
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 9, Nomor 2, September 2008,
61-67. Hlm. 65.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru, Ini Panduan Mengajar
Jarak Jauh dari Sekolah Lawan Corona",
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/23/175105071/guru-ini-panduan-
mengajar-jarak-jauh-dari-sekolah-lawan-corona?page=2.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru, Ini Panduan
Mengajar Jarak Jauh dari Sekolah Lawan Corona",
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/23/175105071/guru-ini-panduan-
mengajar-jarak-jauh-dari-sekolah-lawan-corona?page=2.
Bosch , NaTeal (2017).”The Effects of Parent-Teacher Communication using
Digital Tools in Early Elementary and Middle School Classrooms”.
Retrieved from Sophia, the St. Catherine University repository
website:https://sophia.stkate.edu/maed/231.
Bosch, NaTeal, et all. 2017. “The Effects of Parent-Teacher Communication using
Digital Tools in Early Elementary and Middle School Classrooms”. Master
of Arts in Education.
D. Dixson ,Marcia. 2015. “Measuring Student Engagement in the Online
Course:The Online Student Engagement Scale (OSE)” (Indiana University –
Purdue University Fort Wayne) Online Learning – Volume 19 Issue 4 –
September 2015
Page 61
54
De Jong, Johan, et all. 2019. “Building strong parent teacher relationships in
primary education. The challenge of two-way communication”. St. Catherine
University SOPHIA
Fathoni, Toto, Dadang Sukirman,Cepi Riyana “Program Pendidikan Jarak Jauh
Berbasi ICT dan Penguasaan Kompetensi Guru” (Dosen Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia ) hlm. 184.
Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm
Heryansyah, Tedy Rizkha. 2020 “5 Teknologi Pembelajaran Jarak Jauh untuk
Anak Belajar di Rumah” https://blog.ruangguru.com/teknologi-pembelajaran-
jarak-jauh-untuk-anak-belajar-di-rumah. Diakses pada bulan Maret 2020. “Dasar Hukum Pendidikan Jarak Jauh”. https://pjj.pens.ac.id/index.php/dasar-
hukum/. diakses pada bulan Maret 2020.
Hadi, abdul. 2020. https://tirto.id/tips-belajar-online-jarak-jauh-selama-
penyebaran-corona-covid-19-eFJL . Diakses apada bulan Maret 2020.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2020. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/bantu-
guru-selenggarakan-pembelajaran-jarak-jauh-kemendikbud-luncurkan-guru-
berbagi . Daikses pada bulan Aril 2020.
Seftiawan, Dhita. 2019. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-
01318804/perkuliahan-jarak-jauh-harus-utamakan-mut
Jalil, Aria. 1994. Jurnal : “Pendidikan Jarak Jauh”( Universitas Terbuka:Ilmu
Pendidikan Februari 1994) Jilid 1, Nomor 1, hlm 23.
Kuusumaki, Anne-Mari, at all. 2019. The Role of Digital School-Home
Communication in Teacher Well-Being. Volume 10 article 2257.
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Kominukasi
2009, Penerbit Alfabeta, Bandung
Ni’mah, Faiqotul Izzatin. 2016 “Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh(Distance
Learning) Pada Homeschooling“Sekolah Dolan” (Jurusan Administrasi
Page 62
55
Pendidikan Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Malang )
Manajemen Pendidikan Volume 25, Nomor 1, Maret 2016: 112-119.
Nugroho, Atmoko. 2012. “Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh
Berbasis Web (Model Development Of Web-Based Distance Learning)”(
Universitas Semarang :Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi )Jurnal
Transformatika, Volume 9, No. 2, Januari 2012 : 72 – 78
Olmstead, C. (2013). Using Technology to Increase Parent Involvement in Schools.
Techtrends: Linking Research & Practice To Improve Learning. Volume 57,
Number 6. 57, 28-37. Volume 57, Number 6.
Palts, Karmen and Kalmus, Veronika, 2019.”Digital channels in teacher-parent
communication: The case of Estonia”. Front. Psychol., 14 November 2019
Retrieved from website:https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.02257.
Patrikakau, Eva. “Relationships among parents, students, and teachers: The
technology wild card , DePaul University, Department of Counseling and
Special Education”. 2247 N. Halsted Str., Chicago, IL 60614, U.S.A. 2014
Patrikakou, Eva N. 2015. “Relationships among Parents, Students, and Teachers:
The Technology Wild Card”. Procedia - Social and Behavioral Sciences
174:2253-2258.
Pirchio, Sabine, et all. 2013. “International Journal about Parents in Education
Copyright 2013 by European Research Network about Parents in Education
2013”. Vol. 7, No. 2, 145-155 ISSN: 1973 - 3518
Pirchio, Sabine,at all. 2015. “The Role of the Relationship between Parents and
Educators for Child Behaviour and Wellbeing , International Journal of
Education and Development using Information and Communication
Technology (IJEDICT)”, Vol. 11, Issue 3, pp. 65-81
Sailah, Illah , “Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan
Tinggi” (https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PanduanPJJ-2011.pdf, diakses pada
tanggal 20 April 2020).
Santrock, J W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Page 63
56
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Yusdan,Muhammad,“Pembelajaran Jarak jauh”
(https://www.slideshare.net/muhammadyusdann/makalah-pembelajaran-
jarak-jauh-2, diakses pada tanggal 20 April 2020).
Page 64
57
LAMPIRAN
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian
RINCIAN KEUANGAN RINCIAN KEUANGAN
1. KEGIATAN SEWA
Item Sewa
Ruang IT
Volume Satuan Honor (Rp) Total (Rp)
1. Ruang IT via STEPA
1 buah 500.000 500.000
Sub Total (Rp) 500.000
2. BELANJA BAHAN HABIS PAKAI
Item Bahan
habis pakai
Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)
1. Pembelian Tinta Warna 4 botol 150.000 600.000
2. ATK 3 paket 250.000 750.000
3. Pembelian Kertas A4 5 rim 50.000 250.000
4. Akses Internet 8 bulan 250.000 1.000.000
5. Jilid Laporan 4 buah 50.000 200.000
6. Pembelian Hardware Penyimpan Data
(Server) dan media lainnya
1 unit 1.700.000
700.000
Sub Total (Rp) 3.500.000
3 PERJALANAN
Item Bahan Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)
1. Observasi/Kunjungan ke sekolah 8 kali 500.000 2.000.000
2. Pembuatan buku dan ISBN 1 unit 2.000.000 1.000.000
Page 65
58
3. HAKI 1 unit 500.000 500.000
4. Konsultasi 3 kali 500.000 500.000
5. Analisis Data 40 Jam 92.500 500.000
Sub Total (Rp) 4.500.000
4. PUBLIKASI
Item Volume Satuan Harga (Rp) Total (Rp)
1. Publikasi Jurnal Internasional 1 kali 1.500.000 1.500.000
Sub Total (Rp)
Total Keseluruhan Rp. 10.000.000
Page 66
59
Lampiran 2 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti
No Nama
NIDN AlokasiWaktu
(Jam / Minggu) Job Desk
1 YessyYanita Sari 0330017601 10 jam Ketua Peneliti
2 Yusnidar Yusuf 5 jam Anggota Peneliti
3 Mulyono Abdurrahman 5 jam Anggota Peneliti
4 Meliya 5 jam Aggota Peneliti
No Nama DeskripsiTugas Job Desk
1 Yessy Yanita Sari
• Melakukan survei pendahuluan
• Supply data awal
• Studi literatur
• Penulisan laporan
Ketua Peneliti
2
Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si.
• Studi literature
• Analisis data bersama
• Pembuatan draft artikel
Anggota Peneliti
3
Prof.Mulyono Abdurahman
• Studi literature
• Analisa data bersama
• Pembuatan draft jurnal untuk
publikasi
Anggota Peneliti
4 Meliya
• Studi literature
• Merancang proposal penelitian
• Perapihan laporan penelitian
Anggota Peneliti