Laporan Penelitian PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIK LAPANGAN DALAM PEMBELAJARAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP PADA MATA PELAJARAN IPA DIBANDINGKAN DENGAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB PADA KELAS V SD NEGERI 1 SUKABUMI Disusun oleh : ……………….. NIP. …………
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Penelitian
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIK LAPANGAN DALAM PEMBELAJARAN KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP PADA MATA PELAJARAN IPA DIBANDINGKAN DENGAN METODE CERAMAH DAN
TANYA JAWAB PADA KELAS V SD NEGERI 1 SUKABUMI
Disusun oleh :
………………..NIP. …………
SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI I SUKABUMI2007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kesulitan paling besar yang dialami para siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA pada topik ¡°Klasifikasi
Makhluk Hidup¡± adalah kemauan dan kemampuan mereka
dalam mengingat klasifikasi spesies makluk hidup yang sangat
beraneka ragam. Kesulitan ini muncul karena kompetensi dasar
yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran topik
ini adalah siswa mampu menyusun klasifikasi keanekaragaman
hayati (makhluk hidup) yang terdapat pada lingkungan sekitar
mereka. Kemampuan ini harus dimiliki siswa baik menyangkut
klasifikasi tumbuhan maupun hewan.
Kemampuan menyusun klasifikasi makhluk hidup diawali
dengan pemahaman siswa tentang dasar dan macam klasifikasi
dan macam klasifikasi beserta kunci determinasi untuk
mengklasifikasikan keanekaragaman hayati tersebut.
Selanjutnya, para siswa perlu mendapatkan contoh nyata
klasifikasi makhluk hidup yang sudah tersusun. Berdasarkan
pemahaman dan contoh nyata tentang klasifikasi, para siswa
mengikuti praktik lapangan untuk menyusun sendiri klasifikasi
makhluk hidup yang mereka temui di lapangan berdasarkan
kunci determinasi sederhana.
Pelaksanaan praktik lapangan, di samping memberikan
pengalaman nyata dalam menyusun klasifikasi makhluk hidup,
juga dapat menghilangkan kejenuhan yang terjadi pada
pembelajaran yang hanya bertumpu pada metode ceramah atau
praktik di laboratorium. Melalui pelaksanaan praktik lapangan,
para siswa diperkenalkan pada keragaman hayati yang
sesungguhnya yang terdapat dalam suatu habitat makhluk
hidup. Pemahaman tentang klasifikasi makhluk hidup yang
didapatkan dari teori secara langsung dapat diterapkan untk
menyusun klasifikasi keragaman hayati yang ditemui para siswa
ketika mereka melakukan praktik lapangan. Dengan demikian,
kemauan dan kemampuan mengingat para siswa tentang
klasifikasi makhluk hidup dapat ditingkatkan melalui
pelaksanaan praktik lapangan ini.
B. Perumusan Masalah
Selama ini, pembelajaran mata pelajaran IPA memang
telah mengkombinasikan beberapa metode pengajaran,
misalnya: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan praktik di
laboratorium. Namun demikian, beberapa topik pelajaran
tertentu dirasakan kurang memadai bila hanya menggunakan
kombinasi metode-metode pengajaran tersebut. Salah satu topik
yang membutuhkan metode di samping metode-metode
pengajaran yang secara konvensional telah digunakan adalah
topik klasifikasi makhluk hidup. Di samping ceramahm, tanya
jawab, dan praktik di laboratorium, pembelajaran topik klasifikasi
makhluk hidup membutuhkan metode tambahan, yaitu praktik
lapangan.
Rumusan masalah yang dihadapi dalam penggunaan
metode ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan praktik lapangan
terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
dengan pelaksanaan simulasi di kelas”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian eksperimen dengan menggunakan
metode praktik lapangan adalah untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar antara pembelajaran dengan menggunakan praktek
lapangan dibanding dengan pelaksanaan simulasi di kelas.
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam mendesain,
merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran yang
menarik serta mengevaluasi dan menganalis hasil belajar
yang diraih siswa.
2. Meningkatnya kemampuan siswa dalam pencapaian
kompetensi dasar dalam topik Klasifikasi Makhluk Hidup.
3. Menambah khasanah desain, perencanaan, dan
pelaksanaan metode pengajaran, khususnya untu pengajaran
mata pelajaran IPA.
D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai ruang lingkup
pada pembelajaran mata pelajaran IPA yang meliputi
perencanaan, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
analisis hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada
pembelajaran satu topik mata pelajaran IPA yang diajarkan pada
Kelas V, yaitu: topik Klasifikasi Makhluk Hidup. Kompetensi dasar
yang diharapkan dicapai oleh siswa juga dibatasi pada
penyusunan klasifikasi makhluk hidup yang terdapat pada
lingkungan sekitar.
BAB IIKAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pengajaran
Pengajaran adalah suatu aktivitas atau proses belajar-
mengajar. Pengajaran berkaitan erat dengan pengembangan
potensi manusia (peserta didik), perubahan, dan pembinaan
dimensi-dimensi kepribadian peserta didik. Karena itu,
melaksanakan pengajaran tidak seperti menyuapi makanan kepada
seorang bayi. Pengajaran merupakan aktivitas yang sistematis dan
sistemik yang terdiri dari banyak komponen yang berjalan secara
teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, dalam pengajaran dibutuhkan suatu pengelolaan
yang disebut pengelolaan pengajaran. Pengelolaan pengajaran
merupakan aktivitas untuk mengatur, melaksanakan, dan
mengendalikan aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan
pengajaran agar tercapai dengan cara yang lebih efektif, efisien,
dan produktif.
Rohani mengemukakan bahwa pengajaran merupakan
perpaduan dua aktivitas, yaitu mengajar dan belajar. Aktivitas
belajar telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Aktivitas
mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam mengupayakan
terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar dan
peserta didik. Agar lalu lintas pengajaran dapat berjalan lancar,
teratur, dan terhindar dari beberapa hambatan yang berakibat pada
stagnasi pengajaran maka seorang guru harus mengerti,
memahami, dan menghayati prinsip-prinsip pengajaran, serta
menerapkannya dalam proses pengajaran. Prinsip-prinsip
pengajaran tersebut adalah:
a. Prinsip Aktivitas.
Risk, sebagaimana dikutip Rohani, mengemukakan bahwa mengajar
adalah membimbing pengalaman belajar. Pengalaman akan
diperoleh apabila terdapat keaktifan peserta didik dalam bereaksi
dengan lingkungannya. Guru dapat membantu peserta didik belajar
tetapi tidak dapat belajar untuk peserta didik. Dalam hal ini, guru
hanyalah merangsang keaktifan siswa dengan jalan menyajikan
bahan pelajaran dengan cara memberikan pertanyaan,
membimbing diskusi, memberikan tugas untuk memecahkan
masalah, menyelenggarakan berbagai percobaan,
menyelenggarakan praktek, karyawisata, dan sebagainya.
b. Prinsip Motivasi
Pengajaran sangat erat berhubungan dengan pemberian motivasi.
Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam pengajaran adalah
bagaimana menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara
efektif. Padahal, motif siswa belajar adalah karena terdorong untuk
mengetahui atau ingin mendapatkan nilai yang baik dalam mata
pelajaran tertentu.
c. Prinsip Individualitas
Sama halnya dengan prinsip belajar, pengajar harus menyadari
bahwa sebagai manusia, tidak dua peserta didik yang sama persis.
Pengajar harus memahami bahwa setiap peserta didik mempunyai:
(a) sifat, bakat, dan kemampuan yang berbeda; (b) cara belajar
yang berbeda; (c) minat khusus yang berbeda; (d) latar belakang
(keluarga) yang berbeda; (e) membutuhkan bimbingan khusus
dalam menerima pelajaran; dan (f) irama pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda.
d. Prinsip Lingkungan
Lingkungan pengajaran adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
individu yang dapat mendukung pengajaran dan dapat difungsikan
sebagai sumber pengajaran dan sumber belajar. Pengajaran yang
tidak memperhatikan prinsip lingkungan akan mengakibatkan
peserta didik tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan tempat ia
hidup. Cara menggunakan lingkungan sebagai sumber pengajaran
adalah: (a) membawa peserta didik dalam lingkungan dan
masyarakat untuk keperluan pelajaran, misalnya melalui
karyawisata atau survei; dan (b) membawa sumber-sumber dari
masyarakat ke dalam kelas pengajaran, misalnya mengundang
praktisi atau mengadakan pameran.
e. Prinsip Konsentrasi
Pada saat proses pengajaran berlangsung, guru harus berupaya
agar peserta didik memusatkan perhatian pada bahan pelajaran. Ini
berarti bahwa guru harus dapat: (a) membuat bahan pelajaran agar
mengandung masalah yang menarik peserta didik; (b)
menghubungkan bahan pelajaran dengan masalah dan tugas nyata
yang dapat dikerjakan peserta didik; dan (c) menghubungkan
bahan pelajaran dengan bidang kegiatan tertentu dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Prinsip Kebebasan
Kebebasan di sini bukanlah kebebasan anarkis atau
totalitarianisme, melainkan kebebasan yang demokratis. Kebebasan
ini menurut Linskie, sebagaimana dikutip Rohani, mempunyai tiga
dimensi, yaitu self directedness, self discipline, dan self control.
Pengajar harus menyadari bahwa tanggungjawabnya dalam
pengajaran adalah mengantarkan perkembangan dan perubahan
lebih maju pada peserta didik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
menerapkan metode pengajaran yang dapat mengembangkan
dimensi-dimensi kebebasan tersebut.
g. Prinsip Peragaan
Menurut Ghazali, sebagaimana dikutip Rohani, agar peserta didik
mudah mengingat, menceritakan, dan melaksanakan materi
pelajaran yang pernah diterima di kelas maka harus didukung
dengan peragaan-peragaan (media pengajaran) yang nyata. Melalui
peragaan, peserta didik dapat mengamati bahan pelajaran dengan
teliti dan penuh perhatian. Terdapat dua macam peragaan yang
dapat digunakan pengajar, yaitu: (a) peragaan langsung, pengajar
memperlihatkan obyek yang sesungguhnya dan (b) peragaan tidak
langsung, pengajar menunjukkan benda atau obyek tiruan seperti:
gambar, foto, film, dan sebagainya.
h. Prinsip Kerjasama dan Persaingan
Baik kerjasama maupun persaingan sama pentingnya dalam
pengajaran yang demokratis. Kerjasama dalam kelompok yang
demokratis memungkin setiap individu berperan secara aktif yang
di dalamnya terdapat baik proses kerjasama maupun persaingan
yang sehat. Kerjasama dapat dilakukan untuk memecahkan suatu
masalah atau proyek tertentu yang melibatkan seluruh individu
dalam kelompok.
i. Prinsip Apersepsi
Apersepsi adalah penafsiran terhadap suatu pendapat, yaitu
menyatupadukan dan mengasimilasi sesuatu pengamatan dan
pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi merupakan batu
loncatan sebelum pengajaran dimulai untuk menyajikan bahan
pelajaran baru. Dalam hal ini guru harus dapat menghubungkan
terlebih dahulu peserta didik dengan bahan pelajaran yang
sebelumnya yang dianggap telah dikuasai siswa. Apersepsi dapat
disajikan melalui pertanyaan untuk mengetahui apakah peserta
didik masih ingat atau sudah menguasai bahan pelajaran yang
sudah berlalu.
j. Prinsip Korelasi
Korelasi akan melahirkan asosiasi dan apersepsi sehingga akan
tumbuh minat peserta didik terhadap pelajaran. Pengajaran yang
dihubungkan dengan masalah-masalah kehidupan keseharian
individu maupun dihubungkan dengan bidang-bidang lain yang
memang berkaitan akan menghasilkan sesuatu yang baru dan
bermanfaat dari peserta didik. Oleh karena itu, selain
menghubungkan bahan pengajaran dengan kegidupan keseharian
peserta didik, guru juga harus dapat menghubungkannya bahan
pelajaran lain.
k. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang menggunakan waktu
yang cukup dan sekaligus dapat mencapai tujuan pengajaran
secara lebih tepat dan cermat. Waktu pengajaran yang sudah
ditentukan berdasarkan bobot materi pelajaran maupun target
pencapaian tujuan instruksional diharapkan dapat memberikan
sesuatu yang berharga dan berhasil guna bagi peserta didik. Dalam
hal ini, metode dan media pengajaran mempunyai peranan yang
penting.
l. Prinsip Globalitas
Menurut prinsip ini, keseluruhan adalah menjadi titik awal
pengajaran. Pesrta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dulu
baru bagian-bagiannya. Dalam hal ini diperlukan pendekatan
deduktif, yaitu: mengenalkan kepada peserta didik dari pengertian
yang umum kepada yang khusus, dari kaidah-kaidah umum kepada
kaidah-kaidah khusus, dari yang global kepada yang spesifik, dan
dari pengenalan sistem kepada elemen-elemennya.
m. Permainan dan Hiburan
Pada dasarnya setiap individu, termasuk peserta didik, sangat
membutuhkan permainan dan hiburan setelah selesai belajar. Kelas
pengajaran yang diliputi suasana hening, serius, dan penuh
konsentrasi terhadap mata pelajaran akan menghasilkan efek
samping, yaitu peserta didik yang merasa kelelahan dan
Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedurMelakukan suatu ketrampilan dengan standar prosedur tertentuMelakukan suatu ketrampilanMenganalisis/memecahkan masalahMenjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/mengeva-luasi/melakukan/melakukan sesuatu baik yang bersifat kognitif maupun psikomotorikMenjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
Melakukan suatu ketrampilanMenjelaskan, menerapkan, dan menganalisis konsep/prinsipMenjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentuMenganalisis/memecahkan masalahMenjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/mengeva-luasi sesuatuMenganalisis/memecahkan masalahMelakukan suatu ketrampilanMelakukan sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatanMenerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedurMenganalisis/memecahkan masalahMenganalisis masalahMenjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip, atau prosedurMenjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip, atau prosedurMensintesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku
Hal yang perlu diperhatikan guru dalam pemilihan metode
pengajaran adalah bahwa tidak setiap metode pengajaran sesuai
untuk digunakan dalam mencapai tujuan instruksional tertentu.
Setiap metode mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
mencapai tujuan instruksional khusus (TIK) pada proses pengajaran.
Tabel 1 mencantumkan kemampuan masing-masing metode
pengajaran dalam mencapai TIK. Dalam Tabel 1 dapat dilihat
dengan jelas bahwa setiap metode mempunyai kemampuan yang
spesifik dalam mencapai TIK. Ini berarti bahwa tidak sembarang
metode dapat dipilih oleh pengajar untuk digunakan dalam
menyampaikan seluruh materi pelajaran.
b. Hakekat Media Pengajaran
Setelah metode pengajaran, hal lain yang turut
mempengaruhi keberhasilan pengajaran adalah media pengajaran.
Media pengajaran adalah alat atau wahana yang digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan, yaitu materi pengajaran,
dari pengajar kepada peserta didik. Media pengajaran dapat berupa
alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya yang secara
umum dikelompokkan menjadi media audio, visual, atau audio-
visual. Suparman menyebutkan keunggulan media pengajaran yang
merupakan alasan penggunaannya dalam proses pengajaran, yaitu:
1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata menjadi lebih besar, misalnya pada penggunaan film
tentang perkembangan sel.
2) Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari
peserta didik ke hadapan mereka, misalnya melalui
penggunaan gambar atau video tentang salju, bintang, atau
perut bumi.
3) Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung
dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi lebih
sistematis dan sederhana, misalnya pada penggunaan film atau
video tentang bekerjanya suatu mesin atau terjadinya gol dalam
pertandingan sepak bola.
4) Menampung sejumlah besar peserta didik untuk mempelajari
materi pelajaran dalam waktu yang SD, misalnya melalui
penggunaan siaran televisi, radio, buku, atau modul.
5) Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan
peserta didik, misalnya penggunaan film bingkai (slide) tentang
gelombang tsunami.
6) Meningkatkan daya tarik pelajaran, misalnya melalui
penggunaan gambar berwarna tentang keindahan alam atau
pemutaran kaset audio tentang musik klasik.
7) Meningkatkan sistematika pengajaran, misalnya pada
penggunaan transparansi, kaset audio, atau grafik.
Tabel 2. Kemampuan Setiap Jenis Media Pengajaran dalam Mempengaruhi Berbagai Macam Belajar
Jenis MediaMacam Belajar
1 2 3 4 5 6Gambar diam Sedan
gTinggi Sedan
gSedang
Rendah
Rendah
Gambar hidup Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang
Sedang
Televisi Sedang
Sedang
Tinggi Sedang
Rendah
Sedang
Obyek tiga dimensi
Rendah
Tinggi Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rekaman audio Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Programmed instruction
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi Rendah
Sedang
Demonstrasi Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi Sedang
Sedang
Buku teks tercetak
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sajian oral (lisan)
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Keterangan Macam Belajar:
1. Belajar informasi faktual2. Belajar pengenalan visual3. Belajar konsep, prinsip, dan aturan4. Belajar prosedur5. Belajar menyajikan keterampilan persepsi gerak6. Belajar mengembangkan sikap, opini, dan motivasi
Sumber: Suparman, 2001
Terdapat banyak ragam media pengajaran yang dapat
digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran. Namun demikian,
sama halnya dengan metode pengajaran, masing-masing media
pengajaran hanya sesuai digunakan untuk mencapai tujuan belajar
tertentu. Tabel 2 menyajikan kemampuan setiap jenis media
pengajaran dalam mencapai tujuan atau macam belajar.
3. Hakekat Prestasi belajar
Arti prestasi yaitu suatu hasil yang di capai atau hasil yang
sebenarnya dicapai. Dengan demikian, prestasi belajar peserta
didik adalah hasil konkrit yang telah diperoleh dalam usaha
mencapai kecakapan jaSDniah atau kecakapan rohaniah dengan
jalan menggunakan pengalaman yang diperoleh maupun yang telah
dipelajari sehingga menjadi miliknya. Dalam menjalani proses
belajar, maka peserta didik akan menjadi pandai atau bodoh itu
hanyalah ditentukan prestasi belajar yang diperoleh.
Untuk dapat mempertahankan atau membina prestasi belajar
yang efisien dan dapat meningkatkan daya pikir peserta didik yang
lebih baik maka ada beberapa pedoman antara lain:
a. Keteraturan dalam belajar. Pengetahuan cara belajar yang
efisien pada umumnya berupa rumus-rumus untuk belajar harus
diatur dengan waktu secara tepat seperti mengikuti pelajaran,
membaca buku pelajaran catatan, dan alat-alat perlengkapan
belajar yang harus pula di simpan dan di pelihara secara teratur
sehingga dapat benar-benar dihayati kebiasan belajar.
b. Pengertian belajar. Melalui disiplin untuk melakukan pedoman
yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang peserta didik
dapat mempunyai cara belajar yang baik. Segala sifat bermalas-
malasan, seperti keinginan untuk mencari mudahnya
keengganan untuk bersusah payah, memutuskan pikiran,
kebiasaan untuk melamun, dan gangguan-gangguan lain dapat
diatasi kalau seorang pelajar itu mempunyai disiplin yang tinggi.
c. Konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran kepada
suatu hal dengan mengesampingkan hal-hal lainya yang tidak
berhubungan dengan konsentrasi dalam belajar. Konsentrasi
berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
dengan membuang jauh segala hal yang tidak ada hubungan.
d. Pemakaian perpustakaan. Selain keteraturan serta disiplin
konsentrasi, masih ada satu hal yang perlu dijadikan pedoman
oleh setiap penyampaian mata pelajaran yaitu belajar dengan
menggunakan perpustakaan. Dengan seringnya membaca di
perpustakaan akan lebih banyak menambah pengalaman
ataupun ilmu-ilmu pengetahuan yang banyak. Ini karena pada
dasarnya membaca adalah merupakan kunci kesuksesan.
Demikian juga perpustakaan adalah merupakan gudang bacaan
yang dapat membantu sukses para pelajar maupun mahasiswa
yang mau memanfaatkan.
Sebagai seorang pendidik senantiasa ingin mengetahui
sampai di manakah tujuan yang telah ditetapkan telah dapat
dicapai. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa
yang hendak akan dinilai, misalnya keterampilan pengetahuan,
budi pekerti, kecakapan kerja ketelitian, dan lain sebagainya.
Penilaian prestasi belajar dapat ditempuh dengan jalan evaluasi
sebagai berikut:
a. Evaluasi Formatif
Adalah evaluasi yang dilakspeserta didikan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan murid dalam suatu sub bidang
pekerjaan.
b. Uangan harian, mid semester, dan semester.
c. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakspeserta didikan
untuk mengetahui prestasi dalam bidang studi tertentu. Dalam hal
ini biasanya untuk mengetahui prestasi belajar tahap akhir misal
suatu: Ujian Nasional (UN). Hasil-hasil tes ini kemudian dicerminkan
ke dalam nilai rapor semester. Di dalam pelaksanaan penilaian
untuk dapat mengetahui prestasi belajar peserta didik, maka setiap
akhir bidang studi diadakan evaluasi.
4. Hakekat Belajar
Istilah belajar sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Belajar
proses yang dialami setiap orang dalam perkembangannya menuju
perubahan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan. Belajar
dapat berlangsung secara otodidak atau melalui proses pendidikan.
Belajar otodidak adalah proses perubahan pengetahuan, sikap
mental, dan keterampilan yang dicapai seseorang secara alamiah
atau upaya mandiri. Sementara, menurut Undang-undang RI Nomor
20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Selanjutnya
beberapa pengertian belajar menurut para ahli adalah:
a. Belajar adalah perubahan sistem urat saraf dengan maksud
untuk pembentukan hasil respon terhadap stimulus atau hasil
reaksi terhadap aksi sebagian urat saraf.
b. Belajar adalah penambahan pengalaman. Belajar sering
disamakan dengan menghafalkan, karena peserta didik belajar
ternyata dari hal-hal yang telah diajarkan, seorang peserta
didik menghapal ilmu-ilmunya yang dikumpulkan kepadanya.
c. Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat pengalaman
latihan.
Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan dan
berbeda dari kondisi yang sebelumnya. Bagi peserta didik yang
sudah belajar akan tampak adanya perubahan misalnya dapat
menyesuaikan diri dengan pribadi seseorang, bertingkah laku baik,
dan lain sebagainya. Surahmad mengemukakan bahwa belajar
adalah proses tingkah laku yang terjadi karena reaksi terhadap
situasi yang dialami. Berdasarkan batasan-batasan belajar dapat
dikemukakan bahwa belajar adalah perubahan pribadi seorang
peserta didik berkat pengalaman dan latihan serta bertambahnya
pengetahuan dari luar atau dari orang lain. Oleh kerana itu, belajar
dianggap sangat penting bagi kehidupan, suatu misal, belajar ilmu
alam, ilmu ekonomi, ilmu kimia, ilmu sosial, ilmu agama, ilmu
kependidikan, dan ilmu-ilmu yang lain. Melalui belajar berbagai ilmu
itulah akan dapat dipergunakan sebagai bekal kehidupan di dunia.
Lebih penting lagi, seperti ilmu agama, merupakan ilmu yang
benar-benar bermanfaat dan menjamin keselamatan di dunia dan
akhirat kelak bagi yang mematuhi dan melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
Belajar sebagai proses psikologi yang terjadi pada diri
seseorang dan sukar diketahui dengan pasti. Ada beberapa teori
belajar, yaitu:
a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya.
Teori ini mengatakan bahwa manusia mempunyai otak dan
berbagai daya. Masing-masing berfungsi dengan baik apabila
dilatih dan makin sering mengadakan latihan atau menghapal
maka akan semakin tajamlah daya ingatan seseorang.
b. Teori belajar menurut ilmu jiwa assosiasi (The Liang Gie).
Bahwa semua ini terjadi atas penjumlahan-penjumlahan bagian
atau unsur dasarnya. Dalam lapangan pengetahuan aliran ini
ada dua macam teori yang terkenal yaitu teori connectionisme
(Torndike) dan conditioning (Pavlov). Menurut teori ini belajar
merupakan pembutuhan atau pembentukan atau pengetahuan
hubungan antara stimulasi dan respons. Kedua hal ini terjadi
suatu hubungan erat bila dilatih.
Adanya bermacam-macam teori itu menunjukkan bahwa
proses belajar itu sangat erat dan komplek sekali. Mungkin tidak
ada teori yang dapat dipertanggungjawabkan atas kebenaran
seluruhnya, tetapi pada umumnya ada perbedaan antara teori ini
dan banyak pula persamaanya. Di antara persamaan tersebut ialah:
a. Di dalam segala kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor
yang penting.
b. Tiap-tiap peserta didik belajar selalu ada suatu halangan serta
kesulitan.
c. Belajar memerlukan kegiatan atau aktivitas pada pihak peserta
didik yang belajar.
d. Dalam menghadapi beberapa kesulitan sering terdapat adanya
beberapa respon.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam belajar
adalah:
a. Syarat Belajar
Agar segala usaha dapat berhasil dengan baik termasuk
dalam usaha belajar peserta didik, terdapat beberapa prinsip yang
harus ditaati agar belajarnya dapat berhasil dengan baik. Prinsip-
prinsip itu antara lain:
1) Pedoman untuk belajar
2) Cara mengatur waktu belajar
3) Cara mengikuti pelajaran
4) Cara membaca dan memahami buku
5) Cara membuatkan ringkasan
6) Cara menghapal pelajaran
b. Motivasi belajar
Maksud motivasi belajar yaitu uapaya-upaya untuk
menyediakan dan mengadakan kondisi agar peserta didik mau
melakukan apa saja yang dapat dilakukan bila peserta didik itu
suka. Memberi motivasi bukanlah pekerjaan yang mudah.
Kemungkinan memberi motivasi pada seseorang peserta didik yang
pertama berhasil, tetapi yang kedua dan seterusnya belum tentu
berhasil. Oleh karena itu, memberi motivasi kepada peserta didik
itu adalah sukar karena kemauan setiap peserta didik berbeda-
beda. Motivasi berfungsi antara lain sebagai berikut:
1) Setiap motivasi bertalian erat dengan satu tujuan.
2) Makin tepat memberi motivasi pada peserta didik semakin
berhasilah pelajaran yang diberikan kepada mereka.
3) Motivasi sebagai dorongan pada peserta didik untuk
melakukan sesuatu, misalnya peserta didik lebih giat
melakukan latihan sepak bola. Dengan giatnya latihan tersebut
peserta didik bertujuan untuk memenangkan pertandingan.
Jadi, dapatlah dikemukakan bahwa motivasi sebagai hasrat
atau dorongan atau kehendak atau untuk suatu yang akan
diperbuat guna mencapai tujuan ataupun cita-cita.
c. Tujuan belajar
Peserta didik mencari pengetahuan itu sebenarnya tidak
terbatas pada lingkup sekolah saja, tetapi selama manusia masih
hidup dan bergaul dengan keluarga atau dengan masyarakat, tentu
masih memerlukan pengetahuan. Sekolah adalah merupakan
lembaga pendidikan yang menjadi tumpuhan harapan pemuda dan
orang tua untuk menaikan jenjang karir dalam kehidupan
kemasyarakatan.[4][4] Sekolah adalah tempat peserta didik
menerima pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan
pribadi peserta didik, karena di sekolah merupakan kumpulan
peserta didik yang beraneka ragam tata cara kehidupanya,
pergaulanya, perkembanganya pribadi peserta didik dan lain
sebagainya.
Kita menyadari bahwa pendidikan dalam arti luas adalah
wahana yang paling ampuh dalam membina disiplin masyarakat,