BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu yang lain. Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas (tidak memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan risiko kematian, kesahatan dan distabilitas. Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian Waham? 2. Apa saja jenis-jenis waham? 3. Apa penyebap waham? 4. Bagaimana tanda dan gejala waham? 5. Bagaiamana proses terjadinya waham? 6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi)? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yangmemungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik,intelektual, dan emosional individu secara optimal,sejauh perkembangan tersebut sesuai denganperkembangan optimal individu-individu yang lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaandengan adanya gejala klinis yang bermakna, serupasindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitandengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentramdan rasa nyeri), distabilitas (tidak memapumengerjakan pekerjaan sehari-hari), ataumeningkatkan risiko kematian, kesahatan dandistabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasukdiantaranya adalah waham atau delusi. Waham ataudelusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yangkokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidakcoco dengan intelegensia dan latar belakang budaya,selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihanbiarpun telah dibuktikan kemustahilannya ataukesalahannya atau tidak benar secara umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Waham?2. Apa saja jenis-jenis waham?3. Apa penyebap waham?4. Bagaimana tanda dan gejala waham?5. Bagaiamana proses terjadinya waham?6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham
1. Tujuan UmumMemenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajarmengenai Konsep dan Asuhan keperawatan pada pasiendengan Waham pada blok Jiwa ini.
2. Tujuan Khususa. Menjelaskan pengertian wahamb. Menyebutkan jenis-jenis wahamc. Menyebutkan penyebap wahamd. Menyebutkan tanda gejala wahame. Mengetahui proses terjadinya wahamf. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Waham
(Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan,Implementasi, dan Evaluasi)
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yangdipertahankan secara kuat/ terus menerus namun tidaksesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 :hal. 165).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokohdipertahankan walaupun tidak diyakini oleh oranglain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuartdan Sunden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuaidengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidakdapat dirubah secara logis oleh oranglain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klienyang sudah kehilangan kontrol
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dantidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebutmungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yangdapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak anehhanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikutisaya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelasuntuk mengoreksinya .Waham sering ditemui padagangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yangspesifik sering ditemukan pada skizophrenia.Semakinakut psikosis semakin sering ditemui wahamdisorganisasi dan waham tidak sistematis .
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidakdapat divalidasi atau dibuktikan denganrealitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebuttidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latarbelakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapatdigoyahkan atau diubah dengan alasan yang
3
logis (Cook and Fontain 1987)serta keyakinantersebut diucapkan berulang -ulang.
B. Jenis-jenis Waham
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini:
1. Waham KebesaranYaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran ataukekuasaan khusus, diucapkan berulang kali, tetapitidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya iniadalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth diInggris lho. “ atau.”saya pernah menjabat sebagaipresiden Amerika Serikat sebelum Barak Obama”
2. Waham curigaYaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompokyang berusaha merugikan/mencederai dirinya,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuaikenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuhsaya karena iri dengan keberhasilan saya.”
3. Waham agamaYaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agamasecara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapitidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau saya maumasuk surga saya harus menggunakan pakaian serbaputih setiap hari.”
4. Waham somatikYaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnyaterganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya terkena penyakit Kanker.” Setelah dilakukanpemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tandakanker namun pasien tetap mengatakan ia terserangkanker.
5. Waham nihilistikYaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal, diucapkan berulang kali, tetapi
4
tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan alamkubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”
C. Penyebap Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir :waham yaitu Gangguan konsep diri : harga dirirendah. Harga diri adalah penilaian individu tentangpencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauhperilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan hargadiri dapat digambarkan sebagai perasaan negatifterhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, danmerasa gagal mencapai keinginan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengansehat2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasakesepian3. Hubungan yang tidak harmonis dengan oranglain4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya5. Kegagalan yang sering dialami6. Keturunan, paling sering pada kembar satutelur7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yangtidak sehat, misalnya menyalahkan orang lain
Waham adalah anggapan tentang orang yanghypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksiformasi dan penyangkalan. Klien dengan wahammenggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi,penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi,digunakan sebagai pertahanan melawan agresi,kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta.Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikanmejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaranakan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksidigunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls
5
yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telahdihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi danproyeksi waham dan suporioritas.Waham juga dapat muncul dari hasil pengembanganpikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagaicara untuk meningkatkan harga diri mereka yangterluka. (kalpan dan Sadock 1997)
D. Tanda dan gejala Waham1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyatab. Individu sangat percaya pada keyakinannyac. Sulit berfikir realitad. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektifa. Situasi tidak sesuai dengan kenyataanb. Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosiala. Hipersensitifb. Hubungan interpersonal dengan orang lain
dangkalc. Depresid. Ragu-rague. Mengancam secara verbalf. Aktifitas tidak tepatg. Streotifh. Impulsivei. Curiga
4. Fisika. Higiene kurangb. Muka pucatc. Sering menguapd. BB menurun
6
E. Proses terjadinya Waham1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan –
kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis.
Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada
orang –orang dengan status social dan ekonomi sangat
terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi
yang salah. Ada juga klien yang secara social dan
ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan
self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang
sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai
seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya.
Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan
bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga
oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life
span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dan self reality
(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan
sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat
lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
7
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan
tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang
tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan
tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari
aspek pendidikan klien, materi, pengalaman,
pengaruh, support system semuanya sangat rendah
3. Fase control internal – eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia
yakini atau apa – apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi
klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap
penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan
sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dinyatakan klien itu tidak benar,
tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan,
lingkungan hanya menjadi pendengar fasif tetapi
tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan
pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung,
8
lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang – ulang. Dari siniah mulai
terjadilah kerusakan control diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan
tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
4. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan
kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang
sama yaitu akan memercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi
social (isolasi social).
5. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya
koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada
klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan
– kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai yang
hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri
dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang
9
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsekuensi social.
6. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa
dijelaskan dalam pohon masalah sebagai berikut :
Kerusakan komunikasi verbal
risiko tinggi mencederai
diri sendiri, orang
lan, lingkungan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN WAHAM
A. Pengkajian
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan
memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh
pasien tengang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan
menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien
dengan waham :
10
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran
yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu,
atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang
tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda
disekitarnya aneh dan tidak nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada
diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau
dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau
tindakannya dikontrol oleh orag lain atau
ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki
kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin
bahwa orang lain membaca pikirannya
B. Diagnosa keperawatan Jiwa
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa
keperawatan yaitu :
1. Gangguan proses pikir : Waham
Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji
antara lain :
1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
2. Kerusakan komunikasi verbal11
3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Rencana tindakan
N
O
DIAGNOS
A
PERENCANAAN
TUJUANKRITERIA
EVALUASIINTERVENSI
1 Ganggua
n
proses
pikir :
waham
TUM :
Klien
dapat
mengontro
l
wahamnya
TUK :
1. Klie
n
dapa
t
memb
ina
hubu
ngan
sali
ng
perc
aya
deng
an
pera
wat
1.1 Set
elah ...
X
interaks
i
klien :
a. Mau
menerima
kehadira
n
perawat
disampin
gnya
b. Mengatak
an mau
menerima
bantuan
perawat
c. Tidak
menunjuk
kan
tanda-
tanda
1.1 Bina
hubungan
saling
percaya
dengan klien
a. Beri salam
b. Perkenalkan
diri, Tanyakan
nama, serta
nama panggilan
yang disukai
c. Jelaskan tujuan
interaksi
d. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
perawat siap
menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan
klien akan
tetap terjaga
12
curiga
d. Mengijin
kan
duduk
disampin
g
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan
jujur
g. Perhatikan
kebutuhan dasar
dan bantu
pasien
memenuhinyaTUK :
Klien
dapat
mengident
ifikasi
perasaan
yang
muncul
secara
berulang
dalam
pikiran
klien
1.2 Set
elah ...
X
interaks
i
Klien :
a. Klien
mencerit
akan
ide-ide
dan
perasaan
yang
muncul
secara
berulang
dalam
pikirann
ya
1.2 Bantu
klien untuk
mengungkapkan
perasaan dan
pikirannya
a. Diskusikan
dengan klien
pengalaman yang
dialami selama
ini termasuk
hubungan dengan
orang yang
berarti,
lingkungan
kerja, sekolah,
dsb
b. Dengarkan
pernyataan
klien dengan
empati tanpa
13
mendukung atau
menentang
pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat
dapat memahami
apa yang
diceritakan
klienTUK :
Klien
dapat
mengident
ifikasi
stresor
atau
pencetus
wahamnya
1.3 Set
elah ...
X
interaks
i klien
a. Dapat
menyebut
kan
kejadian
sesuai
dengan
urutan
waktu
serta
harapan
atau
kebutuha
n dasar
yang
1.3 Bantu
klien
mengidentifik
asi kebutuhan
yang tidak
terpenuhi
serta
kejadian yang
menjadi
faktor
pencetus
wahamnya
a. Diskusikan
dengan klien
tentang
kejadian-
kejadian
traumatik yang
menimbulkan
14
tidak
terpenuh
i
seperti
harga
diri,
rasa
aman,
dsb
b. Dapat
menyebut
kan
hubungan
antara
kejadian
traumati
k
kebutuha
n tidak
terpenuh
i dengan
wahamnya
rasa takut,
ansietas maupun
perasaan tidak
dihargai
b. Diskusikan
kebutuhan atau
harapan yang
belum terpenuhi
c. Diskusikan
cara-cara
mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dan kejadian
traumatik
d. Diskusikan
dengan klien
antara
kejadian-
kejadian
tersebut dengan
wahamnyaTUK
Klien
dapat
mengident
ifikasi
wahamnya
1.4 Set
elah ...
X
interaks
i klien
menyebut
1.4 Bantu
klien
mengidentifik
asi keyakinan
yang salam
tentan
15
kan
perbedaa
n
pengalam
an nyata
dengan
pengalam
an
wahamnya
situasi yang
nyata (bila
klien sudah
siap)
a. Diskusikan
dengan klien
pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada
klien akan
keraguan
perawat tehadap
pernyataan
klien
c. Diskusikan
dengan klien
respon perasaan
terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi,
intensitas dan
durasi
terjadinya
waham
e. Bantu klien
membedakan
16
situasi nyata
dengan situasi
yang
dipersepsikan
salah oleh
klienTUK
Klien
dapat
mengident
ifikasi
konsekuen
si dari
wahamnya
1.5 Set
elah ...
X
interaks
i klien
menjelas
kan
gangguan
fungsi
hidup
sehari-
hari
yang
diakibat
kan ide-
ide atau
pikirann
ya yang
tidak
sesuai
dengan
kenyataa
1.5 Diskusikan
tentang
pengalaman-
pengalaman
yang tidak
menguntungkan
sebagai
akibat dari
wahamnya
seperti :Ham
batan dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
Hambatan
dalam
interaksi
dengan orang
lain dalam
melakukan
aktivitas
sehari-hari
17
n
seperti
:
a. Hubungan
dengan
keluarga
b. Hubungan
dengan
orang
lain
c. Aktivita
s
sehari-
hari
d. Pekerjaa
n
e. Sekolah
f. Prestasi
, dsb
1.6 Ajak klien
melihat bahwa
waham
tersebut
adalah
masalah yang
membutuhkan
bantuan dari
orang lain
1.7 Diskusikan
dengan klien
tentang orang
atau tempat
ia dapat
meminta
bantuan
apabila
wahamnya
timbul atau
sulit di
kendalikan
TUK
Klien
dapat
melakukan
teknik
distraksi
1.6 Set
elah ...
X
interaks
i klien
melakuka
1.8 Diskusikan
hobi atau
aktivitas
yang
disukainya
1.9 Anjurkan
18
sebagai
cara
menghenti
kan
pikiran
yang
terpusat
pada
wahamnya
n
aktivita
s yang
konstruk
tif
sesuai
dengan
minatnya
yang
dapat
menglihk
an fokus
klien
dari
wahamnya
klien memilih
dan melakukan
aktivitas
yang
membutuhkan
perhatian dan
keterampilan
1.10 Ikut
sertakan
klien dalam
aktivitas
fisik yang
membutuhkan
perhatian
sebagai
pengisi waktu
luang
1.11 Libatkan
klien pada
topik-topik
yang nyata
1.12 Anjurkan
klien untuk
bertanggung
jawab secara
personal
dalam
mempertahanka
19
n atau
meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
1.13 Beri
penghargaan
bagi setiap
upaya klien
yang positifTUK
Klien
mendapat
dukungan
keluarga
1.7 Set
elah ...
X
interaks
i
keluarga
dapat
menjelas
kan
tentang
cara
memprakt
ekkan
cara
merawat
klien
waham
1.14 Diskusikan
pentingnya
peran
keluarga
sebagai
pendukung
untuk
mengatasi
waham
1.15 Diskusikan
potensi
keluarga
untuk
membantu
klien
mengatasi
waham
1.16 Jelaskan
pada keluarga
20
tentang
a. Pengertian
waham
b. Tanda
gejala
waham
c. Penyebap
dan akibat
waham
d. Cara
merawat
klien
waham
1.17 Latih
keluarga cara
merawat waham
1.18 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang dilatih
1.19 Beri
pujian pada
keluarga atas
keterlibatann
ya merawat
klien di
21
rumahTUK
Klien
dapat
memanfaat
kan obat
dengan
baik
1.8 Set
elah ...
X
interaks
i dengan
klien,
dapat
mendemon
strasika
n
pengguna
an obat
dengan
baik
1.9 Set
elah ...
X
interaks
i klien
menyebut
kan
akibat
berhenti
minum
obat
tanpa
konsulta
1.20 Diskusikan
dengan klien
tentang
manfaat dan
kerugian
tidak minum
obat
1.21 Pantau
klien saat
penggunaan
obat, beri
pujian jika
klien
menggunakan
obat dengan
benar
1.22 Diskusikan
akibat klien
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
dengan dokter
1.23 Anjurakan
klien untuk
konsultasi
kepada
22
si
dengan
dokter
perawat atau
dokter jika
terjadi hal-
hal yang
tidak
diinginkan.
23
STRATEGI PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAMSP 1 PASIEN
1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi2. Bicarakan konteks realita3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 PASIEN1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien
SP 3 PASIEN1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang
dimiliki4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGASP 1 KELUARGA
1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawatpasien
2. Jelaskan proses terjadinya waham3. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham4. Latih (simulasi) cara merawat5. RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien
SP 2 KELUARGA1. Evaluasi kemampuan Sp 12. Latih keluarga cara merawat (langsung ke
pasien)
24
3. Susun RTL keluarga
SP 3 KELUARGA1. Evaluasi kemampuan keluarga2. Evaluasi kemampuan pasien3. RTL keluarga : follow up dan rujukan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikandengan rencana keperawatan dan strategi pelaksanaanyang telah disusun.
E. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi.Contoh lembar evaluasi sebagai berikut :
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
NAMA PASIEN :RUANGAN :NAMA PERAWAT :NO KEMAMPUAN TANGGALA Pasien
1 Berkomunikasi sesuaidengan kemampuan
2Menyebutkan caramemenuhi kebutuhanyang tidak terpenuhi
3Mempraktikkan caramemenuhi kebutuhanyang tidak terpenuhi
4 Menyebutkan kemampuanpositif yang dimilik
5 Mempraktikkankemampuan positif yang
25
dimiliki
6Menyebutkan jenisjadwal dan waktu minumobat
7Melakukan jadwalaktivitas dan minumobat sehari-hari
B Keluarga
1Menyebutkan pengertianwaham dan prosesterjadinya waham
2 Menyebutkan caramerawat pasien waham
3 Mempraktikkan caramerawat pasien waham
4Membuat jadwalaktivitas dan minumobat untuk klien
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah anggapan tentang orang yang
hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi
formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham
menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi,
penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi,
digunakan sebagai pertahanan melawan agresi,
kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta.
Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan
mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari
kesadaran akan kenyataan yang
menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi
diri dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima
dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan
inferioritas telah dihipotesiskan telah menyebabkan
reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan
pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai
cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka. (kalpan dan Sadock 1997).
Tindakan keperawatan jiwa yang diberikan antara
lain BHSP, tidak mendukung atapun menyangkal Waham
pasien, mempertahankan pasien untuk tetap pada
realita, mengajarkan cara minum obat dan
27
mempertahankan pengobatan, serta dapat juga
diberikan tindakan keperawatan untuk keluarga.
A. Saran
Sebagai tenaga kesehatan jiwa, kita hendaknya
memperhatikan setiap aspek yang mungkin dapat
mempengaruhi Waham seseorang, seperti lingkungan,
keluarga dan faktor-faktor lain yang mungkin
mendukung waham yang dialami. Sehingga dengan
mengidentifikasi setiap aspek yang mungkin
berpengaruh, diharapakan tindakan keperawatan yang
diberikan sesuai dan dapat menghasilakan hasil yang