Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DISUSUN OLEH: 1. AMANDA PUSPITA (07.01.20.0002) 2. BILLY INDRA RAHARJO (07.01.20.0008) 3. MEGA KRISTIANA SUSANTI (07.01.20.0028) DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
28

LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

Jun 18, 2015

Download

Documents

amanda shady
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

DISUSUN OLEH:

1. AMANDA PUSPITA

(07.01.20.0002)

2. BILLY INDRA RAHARJO

(07.01.20.0008)

3. MEGA KRISTIANA SUSANTI

(07.01.20.0028)

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LAWANG

2010

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

LAPORAN PENDAHULUANKONSEP DASAR LANSIA

A. PENGERTIAN

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas

(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara

perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang

mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk

masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham

& Brookbank, 1988).

Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari ,

membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja

mengenai kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman,

lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya

( Yosaputra, 1987).

Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang berarti

orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu

kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti

lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai

ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti proses menua dan segala macam

penyakit jasmani dan rohani yang mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai

cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun

terapeutik bagi klien lanjut usia.

Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena

biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar

manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga

tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis

Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,

diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).

Seorang perawat yang sedang menangani atau memberikan asuhan keperawatan

lansia setidaknya harus memperhati kan hal-hal berikut :

1. Mampu membina hubungan yang terapeutik pada lansia

2. Menghargai keunikan kelompok lanjut usia

3. Mempunyai kompetensi klinis sebagai basis tindakan keperawatan

4. Mampu berkomunikasi dengan baik

5. Memahami perubahan degeneratif secara fisik dan psikososial pada lansia

6. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lain.

B. BATASAN-BATASAN LANSIA

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :

1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun

2. Elderly, antara 60-74 tahun

3. Old, antara 75-90 tahun

4. Very old, lebih dari 90 tahun

Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :

1. Young old: 60-75 tahun

2. Middle old: 75-84 tahun

3. Old-old: >85 tahun

(Wold: Basic Gerontology nursing)

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari usia

dewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Fase iuventus, antara 25 -40 tahun

2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun

3. Fase prasenium, antara 55 – 65 tahun

4. Fase senium, lebih dari 65 tahun

Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan

bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang

bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya

mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah

dari orang lain.

C. MITOS TERHADAP LANSIA

1. Kedamaian dan Ketenangan

Mitos:

Santai, menikmati hasil kerja

Kenyataan :

Sering stress karena kesulitan biayandan keluhan-keluhan lain karena menderita

penyakit misal; depresi, kekhawatiran, paranoid, masalah psikotik.

2. Konservatif dan kemunduran

Mitos:

Pandangan bahwa lansia pada umumnya;

a. Konservatif

b. Tidak kreatif

c. Menolak inovasi

d. Berorientasi ke masa silam

e. Merindukan masa lalu

f. Kembali ke masa kanak-kanak

g. Susah untuk berubah

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

h. Keras kepala

i. Cerewet

Kenyataan:

Tidak semua lansia bersikap dan berpikir demikian

3. Berpenyakitan

Mitos:

Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-penderitaan

akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.

Kenyataan:

Proses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada jaman sekarang

penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.

4. Penurunan daya ingat

Mitos:

Masa pikun karena kerusakan bagian otak

Kenyataan:

Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami penurunan daya

ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat

5. Tidak ada cinta lagi

Mitos:

Tidak lagi merasa jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis

Kenyataan:

Perasaan dan emosi orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak akan

berhenti hanya karena menjadi lansia.

6. Aseksualitas

Mitos:

Hubungan seks menurun karena tidak adanya gairah, dorongan, dan daya seks.

Kenyataan:

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

Kehidupan seks lansia bisa saja berjalan dengan normal tergantung dari tiap

individu. Frekuensi bisa saja menurun sejalan dengan meningkatnya usia tetapi

masih bisa dipertahankan tergantung dari keinginan masing-masing individu.

7. Ketidakproduktifan

Mitos:

Dipandang sebagai usia yang tidak produktif

Kenyataan:

Banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktifitas, mental sert material.

D. TIPE-TIPE LANSIA

1. Arif dan bijaksana

Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman serta

mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,

memenuhi undangan dan seringkali menjadi panutan.

2. Mandiri

Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam mencari

pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.

3. Tidak puas

Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari

kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang

disayangi dll.

4. Bingung

Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, acuh.

Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya,

tipe lansia dikelompokkan sebagai berikut:

1. Optimis, santai, dan riang

2. Konstruktif

3. Ketergantungan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

4. Defensif

5. Militan dan serius

6. Marah dan frustasi

7. Putus asa (benci pada diri sendiri)

Tiga jenis usia menurut Birren and Jenner (1997) adalah sebagai berikut:

1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada

dalam keadaan hidup tidak mati.

2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan

penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.

3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan

masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

Stereotip Psikologis lansia

Biasanya sifat-sifat stereotip para lansia sesuai dengan pembawaanya pada waktu

muda berikut adalah beberapa tipe yang dikenal:

1. Tipe Konstruktif

a. integritas baik

b. dapat menikmati hidup

c. toleransi tinggi

d. humoris

e. fleksibel dan thu diri

f. dapat menikmati proses menua

g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang

h. menghadapi masa akhir dengan tenang

2. Tipe Ketergantungan (dependent)

a. masih dapat diterima ditengah masyarakat

b. selalu pasif

c. tidak berambisi

d. masih tahu diri

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

e. tidak mempunyai inisiatif

f. bertibdak tidak praktis

g. biasanya dikuasai istri

h. senang mengalami masa pensiun

i. banyak makan dan minum

j. tidak suka bekerja

k. senang berlibur

3. Tipe Defensive

a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil

b. selalu menolak bantuan

c. emosi sering tidak dapat dikontrol

d. memegang teguh kebiasaan

e. takut menjadi tua

f. tidak menyenangi masa pensiun

4. Tipe Bermusuhan

a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya

b. selalu mengeluh

c. bersikap agresif, curiga

d. pekerjaannya dulu tidak stabil

e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya

f. takut mati

g. iri hati pada orang muda

5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Self Hater)

a. kritis dan menyalahkan diri sendiri

b. tidak punya ambisi

c. perkawinan tidak bahagia

d. sealu merasa menjadi “korban” keadaan

e. menerima fakta dan proses menua

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

f. tidak iri pada orang muda

g. merasa cukup dengan apa yang ada

h. anggap kematian sebagai penyembuh penderitaan

Ciri-ciri mental sehat adalah sebagai berikut:

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan, walaupun realitas

buruk

2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya

3. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima

4. Relatif bebas dari rasa tegang dan cemas

5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dn saling memuskan

6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk hari esok

7. Mnjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif

8. Mempunyai daya kasih sayang yang besar

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN

KELOMPOK/KOMUNITAS

1. LANGKAH PERSIAPAN

2. LANGKAH PENGENALAN WILAYAH

3. LANGKAH PENGENALAN MASALAH KESEHATAN

a. mengumpulkan data-data sekunder tentang Program Kesehatan yang sedang

atau akan dijalankan oleh Puskesmas setempat di wilayah kerjanya dengan

cara:

1) menanyakan tentang program kesehatan pada kelompok khusus yang saat

ini sedang dijalankan oleh Puskesmas di wilayak kerja setempat meliputi;

kebijaksanaan program, tujuan program, kegiatan-kegiatan program, target

dan pencapaian program.

2) Pengkajian terhadap kader-kader kesehatan setempat tentang program

kegiatan pelayanan kesehatan yang telah dijalankan, termasuk faktor-

faktor pendukung dan penghambat kegiatan

3) Tetapkan sasaran yang akan dikaji/dilakukan pendataan kesehatan sesuai

dengan pengkajian pada poin 1) dan 2)

b. membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data sesuai dengan sasaran yang

telah ditetapkan, berdasarkan aspek-aspek pendataan yang harus dikaji

c. melakukan proses pendataan dengan berbagai maca mode; survey, angket

wawancara, dan observasi

d. melakukan tabulasi data hasil survey dengan menghitung frekwensi distribusi

dan dilanjutkan dengan membuat tabel distribusi frekwensi/grafik/diagram

e. membuat deskripsi hasil pendataan yang telah dilakukan dengan wawancara

dan observasi

f. melakukan analisa data dan identifikasi masalah dari poin d dan e dengan

cara:

- kelompokkan data-data kesehatan yang bermakna (memungkinkan

masalah kesehatan) adakah kaitan erat antara masalah satu dan lainnya

- rumuskan masalah kesehatan yang muncul (masalah kesehatan yang

paling banyak muncul, perilaku yang tidak sehat, target kegiatan yang

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

belum tercapai atau pelayanan kesehatan di masyarakat yang kurang

efektif)

- identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah (faktor-faktor

penyebab/etiologi) berdasarkan kelompok data tersebut (kurangnya

pengethuan, kurangnya kesadaran, kurangnya sumber daya tenaga kader,

fasilitas yang kurang mendukung, kurangnya sumber dukungan di

masyarakat, dll)

ASPEK-ASPEK PENGKAJIAN KELOMPOK/KOMUNITAS

1. Data Inti

a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di

komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.

b. Data demografi

Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status

perkawinan, suku dan agama.

c. Vital statistik

- Angka kematian

- Penyebab kematian

- Angka pertambahan anggota

- Angka kematian

d. Status kesehatan komunitas

- Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)

- Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri,

kelompok penderita penyakit kronis, menular)

1) Keluhan yang dirasakan saat ini

- pusing

- nyeri sendi

- demam

- diare

- batuk sulit tidur

- cemas/stress

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

- nyeri lambung

- nyeri pinggang

- sesak nafas

- mual dan muntah

- kurang nafsu makan

- cepat lelah

- jantung berdebar-debar, dll

2) Tanda-tanda vital

- tekanan darah

- nadi, respiratory rate

3) Kejadian penyakit saat ini

- ISPA

- Hipertensi

- Diabetes melitus

- Stroke

- Penyakit ginjal

- Penyakit asthma

- TB Paru

- Penyakit kulit

- Penyakit mata

- Penyakit rheumatik

- Penyakit jantung

- Ganguan jiwa

- Kelumpuhan

- Penyakit menahun lainnya, dll

4) Riwayat penyakit keluarga

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

- pola pemenuhan nutrisi

- pola pemenuhan cairan

- pola istirahat tidur

- pola eliminasi

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

- pola aktifitas gerak

- pola pemenuhan kebersihan diri

6) Status psikososial

- komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan

- hubungan dengan orang lain

- peran di masyarakat

- kesedihan yang dirasakan

- stabilitas emosi

- penelantaran anak/lansia

- perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan

7) Status pertumbuhan dan perkembangan

8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

10) Pola perilaku tidak sehat

- merokok

- minum kopi

- minum alkohol

- penyalahgunaan obat tanpa resep

- penyalahgunaan obat terlarang

- pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin

2. Data Lingkungan Fisik

a. Pemukiman

1) luas bangunan

2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)

3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen

4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes

5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan

6) lantai : semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya

sebutkan

7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

8) pencahayaan : baik, kurang

9) penerangan : baik, kurang

10) kebersihan : baik, kurang

11) pengaturan ruangan dan perabot : baik, kurang

12) kelengkapan alat rumah tangga : lengkap, tidak

b. Sanitasi

1) penyediaan air bersih (MCK)

2) penyediaan air minum

3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air

4) sarana pembuangan limbah (SPAL)

5) pengelolaan sampah

6) polusi udara, air, tanah, suara

7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan

c. Fasilitas

1) peternakan, perikanan, dll

2) pekarangan

3) sarana olahraga

4) taman, lapangan

5) ruang pertemuan

6) sarana hiburan

7) sarana ibadah

d. Batas-batas wilayah

e. Kondisi geografis

3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

a. pelayanan kesehatan

1) lokasi sarana kesehatan

2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader)

3) jumlah kunjungan

4) sistem rujukan

b. fasilitas sosial (pasar, toko, dll)

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

1) lokasi

2) kepemilikan

3) kecukupan

4. Ekonomi

a. jenis pekerjaan

b. jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut

5. Kemanan dan Transportasi

a. kemanan

1) sistem keamanan lingkungan

2) penanggulangan kebakaran

3) penanggulangan bencana

4) penanggulangan polusi udara, air, tanah

b. transportasi

1) kondisi jalan

2) jenis transportasi yang dimiliki

6. Politik dan Pemerintahan

a. sistem pengorganisasian

b. struktur organisasi

c. kelompok organisasi dalam komunitas

d. peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7. Sistem Komunikasi

a. sarana umum komunikasi

b. jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

c. cara penyebaran informasi

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

8. Pendidikan

a. tingkat pendidikan komunitas

b. fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)

1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

2) sumber daya yang tersedia

c. jenis bahasa yang digunakan

9. Rekreasi

a. kebiasaan rekreasi

b. fasilitas tempat rekreasi

- Pastikan bahwa data-data yang mendukung timbulnya masalah dan

etiologi tersebut benar-benar ada dan valid

4. LANGKAH PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

a. susunlah Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah) dari masing-

masing masalah yang ditemukan dengan cara:

- menuliskan rumusan masalah kesehatan

- menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus

contoh tujuan umum:

terbentuknya pelayanan Posyandu Lansia di RW A dalam waktu 3 minggu

contoh tujuan khusus:

1) terbentuknya kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu

2) terlaksananya pelatihan kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu

2 minggu

3) tersosialisasinya pelayanan posyandu lansia di RW A dalam waktu 2

minggu

4) terlaksananya uji coba posyandu lansia di RW A dalam jangka waktu

2 minggu

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

- tetapkan sasaran kegiatan berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus

tersebut

- tetapkan indikator pencapaian tujuan berdasarkan tujuan khusus

contoh : indikator pencapaian tujuan 1) 7 orang kader kesehatan lansia

contoh : indikator pencapaian tujuan 2) seluruh kader kesehatan lansia

mengikuti pelatihan

contoh : indikator pencapaian 3) seluruh RT di RW A tersosialisasi

posyandu lansia

- buat rencana kegiatan sesuai dengan tujuan khusus:

contoh : 1) kejasama dengan tokoh masyarakat merekrut calon kader

kesehatan lansia di masing-masing RT

contoh : 2) laksanakan pelatihan kader-kader kesehatan lansia tingkat desa

dengan melibatkan petugas Puskesmas

contoh : 3) sosialisasikan Posyandu lansia ke seluruh masyarakat melalui

kegiatan penyuluhan di kelompok-kelompok masyarakat

- tetapkan metode dan media yang akan digunakan (ceramah, simulasi,

demonstrasi, diskusi. Media; LCD proyektor, leaflet, poster, model, buku

panduan kader, KMS, lansia, dll)

- tetapkan penanggung jawab masing-masing

- buat perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan (hari/tanggal/jam)

- tetapkan perkiraan tempat pelaksanaan kegiatan (balai RW, rumah kepala

dusun, mushola, RW, dll)

- susunlah rencana biaya masing-masing kegiatan (pembelian bahan, alat,

foto kopi, konsumsi, dll)

b. adakan musyawarah terbatas dengan tokoh-tokoh masyarakat/kader

(lokakarya mini terbatas) untuk membahas hasil pendataan, rumusan masalah

dan Plan of Action yang telah disusun:

- undang tokoh masyarakat dan kader setempat (kepala dusun, ketua

RT/RW, kader, tokoh masyarakat yang berpengaruh)

- paparkan hasil pendataan, rumusan masalah, dan faktor penyebab

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

- paparkan Plan of Action yang telah disusun, kemudian tawarkan pada

forum musyawarah tersebut

- diskusikan dengan forum musyawarah, adakah masukan-masukan yang

terkait dengan rencana kegiatan, indikator pencapaian, jadwal kegiatan,

tempat kegiatan, biaya yang dibutuhkan

- buat kesepakatan terhadap hasil musyawarah, minta forum untuk

bekerjasama dan mendukung kegiatan-kegiatan yang kan dilaksanakan

c. susunlah hasil musyawarah yang telah dilaksanakan dala bentuk matrik

kegiatan (nama kegiatan, penanggung jawab tiap tim, hari/tanggal/jam

kegiatan, tempat kegiatan) perbanyak matrik kegiatan tersebut, berikan kepada

masing-masing ketua kelompok, dosen pembimbing, kepala dusun/ketua RW

dan Puskesmas

d. menyusun prioritas masalah dengan menggunakan metode skoring dengan

kriteria:

- perhatian masyarakat yang meliputi; pengetahuan, sikap, keterlibatan

emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk segera ditanggulangi

- prevalensi, yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang ditemkan

pada saat tertentu

- beratnya masalah, adaah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

- kemungkinan masalah untuk dikelola

- masing-masing kriteria tersebut diberi skor 1-4

skor 4 bila masalah tersebut menjadi perhatia utama masyarakat,

jumlah kejadiannya paling banyak, masalah tersebut dapat berdampak

secara serius bila tidak ditanggulangi, dan sangat mudah untuk dikelola

skor 3 bila masalah tersebut menjadi perhatian di masyarakat tapi tidak

utama, jumlah kejadianya pada urutan kedua, masalah tersebut dapat

berdampak serius bila tidak ditanggulangi, dan mudah untuk dikelola

skor 2 bila masalah tersebut kurang menjadi perhatian masyarakat,

jumlah kejadiannya tidak banyak, masalah tersebut kurang dapat

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

berdampak serius di masyarakat bila tidak ditanggulangi, dan bisa

dikelola tapi tidak mudah

skor 1 bila masalah tersebut tidak terjadi di masyarakat, mudah untuk

dikelola

> cara perhitungannya:

nilai total didapat dengan cara mengalikan semua nilai dari masing-

masing kriteria. Contoh; masalah gizi kurang = 3x3x4x3 = 108. Nilai

tertinggi menjadi prioritas pertama dalam mengatasi masalah

e. buatlah kerangka acuan kegiatan pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan,

meliputi:

- Judul kegiatan

- Tujuan kegiatan

- Waktu

- Tempat kegiatan

- Langkah-langkah kegiatan

- Pelaksanaan kegiatan

- Metode

- Media

- Lampiran materi

- Daftar hadir peserta (sasaran/masyarakat)

5. LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN

a. pastikan kerangka acuan kegiatan telah dibuat sebagai panduan anda

melaksanakan kegiatan

b. pastikan sasaran kegiatan telah mengetahui jadwal yang telah ditetapkan

c. laksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan

d. catat evaluasi hasil kegiatan sesuai dengan tujuan kegiatan, dengan mencatat:

jumlah kehadiran dari sasaran, ketepatan jadwal kegiatan, kelancaran

kegiatan, respon dari peserta/sasaran.

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA

e. Buat laporan hasil kegiatan dengan menuliskan evaluasi hasil kegiatan

tersebut, dengan menambahkan poin hasil kegiatan pada kerangka acuan

kegiatan saudara setelah poin 8)

6. LANGKAH EVALUASI KEGIATAN

a. evaluasi kegiatan merupakan penilaian perkembangan/kemajuan/keberhasilan

tujuan dan indikator yang telah ditetapkan pada kerangka acuan kegiatan, dan

merupakan rangkuman evaluasi hasil tiap-tiap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

b. Buat evaluasi secara narasi dengan menguraikan tiap-tiap kegiatan

c. Buat rencana tindak lanjut (RTL). Hasil kegiatan yang ditujukan pada

berbagai pihak; Puskesmas, Desa/Kelurahan, Kader Posyandu, Institusi, RTL

merupakan rencana pelimpahan/operan untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak

yang terkait tersebut. Susunan RTL meliputi:

1) sasaran RTL

2) rumusan masalah

3) tujuan RTL

4) rencana tindak lanjut