LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL I. Kasus Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008). Isolasi sosial adalah dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mau membuat kontrak (Carpenito, 2006). Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang mal adaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan (Dalami, 2009). II. Proses terjadinya masalah a. Faktor predisposisi Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah: 1) Faktor Perkembangan Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL
I. KasusIsolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mau
membuat kontrak (Carpenito, 2006).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang mal adaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan (Dalami, 2009).
II. Proses terjadinya masalah
a. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
1) Faktor Perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan
sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan
menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat pertama
yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari
ibu/pengasuh pada bayi bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di
kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak
tidak mersaa diperlakukan sebagai objek.
Menurut Purba, dkk. (2008) tahap-tahap perkembangan individu dalam
berhubungan terdiri dari:
a) Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
biologis maupun psikologisnya. Konsistensi hubungan antara ibu dan anak,
akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang mendasar. Hal ini sangat
penting karena akan mempengaruhi hubungannya dengan lingkungan di
kemudian hari. Bayi yang mengalami hambatan dalam mengembangkan rasa
percaya pada masa ini akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan
orang lain pada masa berikutnya.
b) Masa Kanak-Kanak
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri, mulai
mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai membina hubungan dengan
teman-temannya. Konflik terjadi apabila tingkah lakunya dibatasi atau terlalu
dikontrol, hal ini dapat membuat anak frustasi. Kasih sayang yang tulus,
aturan yang konsisten dan adanya komunikasi terbuka dalam keluarga dapat
menstimulus anak tumbuh menjadi individu yang interdependen, Orang tua
harus dapat memberikan pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari
dirinya, maupun sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada
saat ini anak mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara berhubungan,
berkompetensi dan berkompromi dengan orang lain.
c) Masa Praremaja dan Remaja
Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim dengan teman
sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi individu untuk
mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Selanjutnya hubungan intim dengan teman sejenis akan berkembang menjadi
hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini hubungan individu dengan
kelompok maupun teman lebih berarti daripada hubungannya dengan orang
tua. Konflik akan terjadi apabila remaja tidak dapat mempertahankan
keseimbangan hubungan tersebut, yang seringkali menimbulkan perasaan
tertekan maupun tergantung pada remaja.
d) Masa Dewasa Muda
Individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan hubungan
interdependen antara teman sebaya maupun orang tua. Kematangan ditandai
dengan kemampuan mengekspresikan perasaan pada orang lain dan menerim
perasaan orang lain serta peka terhadap kebutuhan orang lain. Individu siap
untuk membentuk suatu kehidupan baru dengan menikah dan mempunyai
pekerjaan. Karakteristik hubungan interpersonal pada dewasa muda adalah
saling memberi dan menerima (mutuality).
e) Masa Dewasa Tengah
Individu mulai terpisah dengan anak-anaknya, ketergantungan anak-anak
terhadap dirinya menurun. Kesempatan ini dapat digunakan individu untuk
mengembangkan aktivitas baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan diri.
Kebahagiaan akan dapat diperoleh dengan tetap mempertahankan hubungan
yang interdependen antara orang tua dengan anak.
f) Masa Dewasa Akhir
Individu akan mengalami berbagai kehilangan baik kehilangan keadaan fisik,
kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun pekerjaan atau peran.
Dengan adanya kehilangan tersebut ketergantungan pada orang lain akan
meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki harus dapat
dipertahankan.
2) Faktor biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respons sosial maladptive menurut
(Stuart, 2006). Terjadinya penyakit jiwa pada individu juga dipengaruih oleh
keluarganya disbanding dengan individu yang tidak mempunyai riwayat penyakit
terkait.
3) Faktor sosiokultural
Menurut (Stuart, 2006), isolasi sosial merupakan faktor utama dalam
gangguan hubungan. Hal ini akibat dari transiensi norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
kurang produktif seperti lanjut usia (lansia), orang cacat, penderita kronis. Isolasi
dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda
dari yang dimiliki budaya mayoritas.
4) Faktor dalam keluarga
Menurut (Stuart, 2006) pola komunikasi dalam keluarga dapat mengantar
seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan
hal-hal yang negative akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah.
Adanya dua esan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,
menyebabkan anak menjadi traumatic dan enggan berkomunikasi dengan orang
lain.
b. Faktor presipitasi
Menurut (Stuart, 2006) faktor presipitasi terdiri dari:
1) Stressor sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unti keluarga dan berpisah
dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit
2) Stressor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat
atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
c. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladaptive, menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan
dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Stuart, 2006). Koping yang berhubungan
dengan gangguan kepribadian anti sosial antara lain: proyeksi, merendahkan orang
lain.koping ini berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang: farmasi reaksi,
idealisasi orang lain dan merendahkan orang lain.
d. Rentang respon
Rentang respon sosial
Respons adaptif Respons maladaptif
Menyendiri Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan
III. Pohon masalah
Resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1) Isolasi sosial: menarik diri
2) Perubahan sensori persepsi: halusinasi
3) Kekerasan, resiko tinggi
4) Gangguan konsep diri: harga diri rendah
5) Motivasi perawatan diri kurang
6) Defisit perawatan diri
7) Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan keluarga untuk merawat klien di