BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGGastritis merupakan penyakit
yang sering kita jumpai dalam masyarakat maupun dalam bangsa
penyakit dalam. Kurang tahunya dan cara penanganan yang tepat
merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi
pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Pada orang awam
sering menyebutnya dengan penyakit maag. Gastritis merupakan salah
satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik umum.
Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal ini
akan semakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan mukosa
akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah. Penyakit gastritis
sering terjadi pada remaja, orang-orang yang stress, karena stres
dapat meningkatkan produksi asam lambung.Gejala yang timbul pada
penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada perut, perut
kembung, sakit kepala, mual, lidah berlapis. Penyakit gastritis
sangat menganggu aktifitas sehari-hari, karena penderita akan
merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut. Selain dapat
menyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran
cerna atas, ulkus, anemia kerena gangguan absorbsi vitamin B12.Ada
berbagai cara untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis
dan untuk menyembuhkan gastritis agar tidak menjadi parah yaitu
dengan banyak minum air + 8 gelas/hari, istirahat cukup, kurangi
kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan panas dan hindari stres.
Untuk pencegahan itu peran pelaksanaan kesehatan sangat penting
yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga
masyarakat tentang gastritis, baik cara mencegahnya maupun cara
menanganinya. Peran keluarga dan lingkungan juga mendorong
penurunan terjadinya gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat.1.2
TUJUAN PENULISAN
2. Tujuan umum Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan gastritis.3. Tujuan khusus Mahasiswa mampu
meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan
gastritis. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gastritis. Mahasiswa mampu menerapkan teori pada mata kuliah
keperawatan khususnya penyakit dalam.
BAB IITINJAUAN TEORITIS2.1 PengertianGastritis adalah inflamasi
dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal: 492)Gastritis adalah
inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 181).Gastritis adalah peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri
(Charlene. J, 2001, hal : 138).Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :1.
Gastritis akutSalah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai
di klinik ialah gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang
terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.2. Gastritis
kronisGastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101).Gastritis
kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart,
2000, hal : 188).Dari ketiga definisi, penulis dapat menyimpulkan
gastritis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding lambung
terutama pada mukosa lambung dapat bersifat akut dan kronik.
2.2 EtiologiPenyebab gastritis adalah obat analgetik anti
inflamasi terutama aspirin; bahan kimia, misalnya lisol; merokok;
alkohol; stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan
susunan saraf pusat; refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal :
58).Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama
aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat
disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti
trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal :
492).
2.3 Manifestasi klinikSindrom dispepsia berupa nyeri
epigastrium, mual, kembung dan muntah merupakan salah satu keluhan
yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesa lebih dalam,
terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia
tertentu.Pasien dengan gastritis juga disertai dengan pusing,
kelemahan dan rasa tidak nyaman pada abdomen (Mansjoer, Arif, 1999,
hal : 492-493).
2.4 Tanda dan gejala1. Gastritis Akutea) Gastritis Akute Eksogen
Simple : Nyeri epigastrik mendadak. Nausia yang di susul dengan
vomitus. Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut,
dan kadang disertai panas serta tachicardi. Biasanya dalam 1-2 hari
sembuh kembali.b) Gastritis Akute Eksogen Korosiva : Pasien kulaps
dengan kulit yang dingin. Tachicardi dan siansis. Perasaan seperti
terbakar, pada epigastrium. Nyeri hebat / kolik. c) Gastritis
Infeksiosa Akute : Anoreksia Perasaan tertekan pada epigastrium.
Vumitus. Hematemisis.d) Gastritis Hegmonos Akute : Nyeri hebat
mendadak di epigastrium. ~ Neusia. Rasa tegang pada epigastrium. ~
Vumitus. Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu. Lidah kering sedikit
ekterik. ~ Tachicardi Sianosis pada ektremitas. ~ Diare. Abdomen
lembek. ~ terjadi leukositosis 2. Gastritis KronisTerdiri dari :a)
Gastritis Superfisialis. Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
~ Penurunan BB. Kembung / rasa penuh pada epigastrium. ~ Nousea.
Rasa perih sebelun dan sesudah makan. ~ Terasa pusing. Vumitus.b)
Gastritis Atropikan. Rasa tertekan pada epigastrium. ~ Anorexia.
Rasa penuh pada perut. ~ Nousea. Keluar angin pada mulut. ~
Vumitus. Mudah tersinggung. ~ Gelisah. Mulut dan tenggorokan terasa
kering. c) Gastritis Hypertropikan Kronika. Nyeri pada epigastrium
yang tidak selalu berkurang setelah minum susu. Nyeri biasanya
timbul pada malam hari. Kadang disertai melena.
2.5 Patofisiologi1. Gastritis AkutGastritis akut dapat
disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang
mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus
vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam
lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan
rasa mual, muntah dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi
untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus
itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus
bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan
mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah
fundus) dan pembuluh darah.Vasodilatasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena
kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan).
Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel
mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,
namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,
sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah
perdarahan.2. Gastritis KronisHelicobacter pylori merupakan bakteri
gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster,
memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang
kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan
metaplasia.Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel
desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat
mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi
karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan
yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga
menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga
akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.(Price, Sylvia dan
Wilson, Lorraine, 1999 : 162)(www.google,penyakit
gastritis.com)
2.6 Pemeriksaan diagnostik / penunjang1. Endoskopi, khususnya
gastroduodenoskopi.Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa
sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan,
erosi mukosa yang bervariasi2. Histopatologi.3. Radiologi dengan
kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu
memberikan hasil yang memuaskan.
2.7 Pengobatan1. Cara Perawatan Gastritis Ketika sedang sakit,
makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan tidak
merangsang asam lambung Hindari makanan yang merangsang pengeluaran
asam lambung, seperti makanan pedas, makanan yang asam, tinggi
serat, zat tepung Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam
lambung seperti teh kopi, alkohol Makan secara teratur Minum obat
secara teratur Hindari stress fisik dan psikologis2. Cara minum
obat yang benar Obat maag diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam
sesudah makan untuk penyerapan obat yang baik.1. Minum obat secara
teratur dan sesuai dosis3. Pengobatan tradisional untuk Gastritis
Siapkan kunir, parut kemudian peras airnya. Campur air Kunir dengan
madu kemudian minum setiap hari selama gejala maag masih ada.
BAB IIITINJAUAN KASUS Klien Tn.Z berusia 55 tahun datang ke
poliklinik penyakit dalam RSUD Kepanjen, bahwa 3 hari yang lalu
klien mengeluh mual, muntah, dan tidak nafsu makan, suhu badan 38
derajat celcius. Nyeri di bagian perut seperti di seperti
diremas-remas. Nyeri menyebar ke daerah ulu hati. Dirasakan secara
continue dan bertambah ketika beraktivitas, dan merasakan berkurang
ketika klien istirahat tidur. Sehingga dengan penyakitnya tersebut,
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien berkurang. Sehingga keadaan
pasien tampak lemas.Data lain didapatkan pada pemeriksaan : GDS:128
Mg/dl() HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl) Leukosit: 7.400/mm3
Trombosit:418.000/mm3 Klien tampak gelisah Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit Tekanan darah : 130/90 mmHG Berat badan
sebelum : 49 Kg Berat badan sesudah : 46 Kg
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRITIS3.1 PENGKAJIANI.
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. ZUmur : 55 thnPendidikan: SDPekerjaan:
PetaniAgama: IslamStatus Perkawinan: KawinAlamat: Jl. Pasar Usang
KepanjenGol. Darah: ADiagnosa Medis: GastritisII. Riwayat Kesehatan
SekarangKeluhan utama klien yakni perut (ulu hati) terasa perih dan
panas.P : klien terlihat meringis saat epigastrium ditekan,Q :
nyeri seperti diremas-remas,R : di ulu hati / epigastrium,S : skala
4 (skala nyeri 0 10),T : nyeri hilang timbul.
III. Riwayat Kesehatan Yang LaluKlien mengatakan bahwa klien
belum pernah mengalami penyakit semacam ini sebelumnya. Klien tidak
mempunyai penyakit keturunan (DM, Hipertensi), maupun penyakit
menular.
IV. Riwayat Kesehatan KeluargaKlien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien dan
tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan (DM,
Hipertensi).
V. Pola Kegiatan Sehari-Hari1. NutrisiSebelum sakit : Klien
mengatakan makan 3X sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur.
Makan selalu habis dalam 1 porsi. Klien mengatakan tidak mempunyai
pantangan terhadap makanan. Selama sakit : Klien mengatakan setiap
pagi makan bubur habis 1 porsi (tidak makanan nasi, sayur dan lauk
pauk). 2. CairanSebelum sakit : Klien minum 6-7 gelas jenis air
putih setiap hari.Selama sakit : Klien minum air putih habis 5-6
gelas / hari.3. Eliminasi (BAB dan BAK)Sebelum sakit : Klien
mengatakan BAB 1 X sehari pada waktu pagi dengan konsistensi
lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB.
Klien BAK 2-6 X sehari dengan warna kuning, bau khas, dan klien
tidak ada kesulitan dalam BAK.Selama sakit : Klien mengatakan
selama sakit klien BAB dengan frekuensi 1 X sehari, konsistensi
keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas dan
klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi BAK nya, klien
mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna kekuningan, bau
khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.4. Istirahat / TidurSebelum
sakit : Klien mengatakan tidur malam mulai pukul 22.00 dan bangun
pukul 05.00 WIB. Klien jarang tidur siang.
Selama sakit : Klien mengatakan tidur malam mulai pukul 21.00,
kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas dan rasa
tidak nyaman pada abdomen, klien bangun pukul 06.00 WIB.5. Personal
HygieneSebelum sakit : Klien tidak mengalami kesulitan dalam
melakukan personal hygiene.Selama sakit : Klien mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat
bergerak. 6. Aktifitas/Mobilitasisebelum sakit :Klien dapat
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun
alat bantu. Saat sakit :Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai kemampuan.7. SpiritualSebelum sakit :Klien rajin
beribadah seperti sholat berjamaah di masjid.Saat sakit :Klien
belum dapat melakukan sholat berjamaah di masjid.8. Olahraga dan
RekreasiSebelum sakit :Klien sering melakukan jalan pagi setiap
harinya,serta setiap akhir pekan klien bersama keluarga meluangkan
waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata yg ada di
Gorontalo.Saat sakit :Klien tidak dapat melakukan aktivitas
olahraga seperti biasanya, begitu pula dengan rekreasi.
VI. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan UmumKesadaran composmentis.2.
Tanda-Tanda VitalSuhu badan : 37oCNadi : 80 x/menitRespirasi : 22
x/menitTekanan darah : 120/80 mmHGBerat badan sebelum : 49 KgBerat
badan sesudah :46 Kg3. Kepala : bentuk mesocepal, bersih tidak ada
lesi. 4. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi
penglihatan baik. 5. Hidung : bentuk simetris tidak ada polip,
tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung. 6. Telinga : bentuk
simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran. 7. Leher :
tidak terdapat pembesaran tiroid. 8. Mulut : bibir tampak kering
dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi. 9.
Abdomen : 1 : simetris, datar, Au : peristaltik 4 x/mnt, Pa :
adanya nyeri tekan pada abdomen (ulu hati), Pe : tympani. 10. Paru
: 1 : simetris Pa : teraba gerakan takstil premitus sama, Pe :
sonor, Au : vesikuler. 11. Jantung : 1 : ictus cordis tidak tampak,
Pa : ictus cordis teraba, ICS 5 Pe : pekak, Au : terdengar suara
murni 1, 2. 12. Muskuloskeletal : ekstremitas atas, tidak terdapat
oedem, ekstremitas bawah : tidak terdapat oedem.
VII. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang GDS:128 Mg/dl() HB:11,9
Gr/dl(14-18 g/dl) leukosit: 7.400/mm3 trombosit:418.000/mm3VII.
Pengobatan / Therapy yg di berikanObat oral : Ranitidine 2 x 1 mg,
antasid 3 x 500 mg.
ANALISA DATA NODATA FOCUS(SUJEKTIF DAN
OBJEKTIF)MASALAHPENYEBAB
1.
2.
3.DS :-Ps mengeluh nyeri pada ulu hatinya.DO :-Ps terlihat
meringis menahan nyeri.-Ps tampak memegangi bagian bawah perutnya-
Ps tampak gelisah-Ambang nyeri 4Suhu badan : 37oCNadi : 80
x/menitRespirasi : 22 x/menitTekanan darah : 120/80 mmHg
DS : - Ps mengatakan tidak nafsu makan- ps mengatakan kadang
mual dan -ps mengatakan sulit untuk menghabiskan diit yang
diberikanDo : - diit ps tidak habis-BB menurun dari 49 menjadi 46
kg
DS :-ps mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakit,
penyebab, dan terapi diet yang harus dilakukanDO : - ps tampak
bingung--Ps sering bertanya tentang penyakitnya Nyeri akut
Perubahan nutrisikurang darikebutuhan tubuh
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (faktor penyebab dan
terapi diet)
Iritasi mukosaa lambung
Menurunnya nafsu makan,mual, muntah
Kurang terpaparnya dengan informasi
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATANNODAFTAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH)TANDA TANGAN
1.2.
3.
Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambungPerubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu makan,mual, muntahKurang
pengetahuan tentang gastritis berhubungan dengan kurang
informasi.
3.3 RENCANA KEPERAWATANNOTANGGAL/JAMMASALAH KEPERAWATANTUJUAN
& KRITERIA HASILRENCANA TINDAKANRASIONAL
1.
2.
3.19-Juni-2014 10: 00WIB
19-Juni-201410.30 WIB
19-Juni-2014Jam 11.00 WIBNyeri Akut b.d iritasi mukosa
lambung
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya
nafsu makan
kurang pengetahuan tentang gastritis berhubungan dengan kurang
informasi.Tujuan-setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
hilang atau terkontrolKriteria Hasil -Ambang nyeri 2/ hilang-Klien
tampak rileks
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi
terpenuhi secara adekuat KH: Klien akan menunjukkan intake makanan
melalui keeimbangan diet, ps menunjukkan perilaku mempertahankan
pola nutrisi
Kurangnya pengetahuan klien akan teratasi.-Evaluasi derajat
nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat
perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
-Ajarkan relaksasi otot progresif dan nafas dalam.
-Lakukan pengalihan dengan teknik distraksi.
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan
-buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-anjurkan makan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang
disukai
-kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya.
-Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.
-motivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan
kesehatan.
-Beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya.
-Merupakan intervensi monitoring yang efektif. Tingkat
kegelisahan mempengaruhi persepsi reaksi nyeri -nafas dalam dapat
menghirup oksigen secara adequate sehingga dapat mengurangi rasa
nyeri.-meningkatkan kemampuan kooping
-karena makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-macam
-perbaikan nutrisi meningkatkan kemampuan berfikir-pengawasan
kehilangan dan alat pengkajian kebutuhn nutrisi-makanan berlebihan
menyebabkan mual muntah
-dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa
berpartisipasi
-dengan mengkaji tingkat pengetahuan klien dapat diketahui
sejauhmana klien mengenal masalah penyakitnya.-untuk menambah dan
memperjelas informasi yang sudah klien dapatkan.-dengan mematuhi
anjuran dalam penkes akan mempercepat kesembuhan klien.-dengan
memberi kesempatan bertanya dapat memberi pengetahuan dasar dimana
klien dapat membuat pilihan informasi atau keputusan tentang masa
depan dan kontrol masalah kesehatan.
3.4 CATATAN PERKEMBANGANTANGGAL/JAMTINDAKAN
KEPERAWATANIMPLEMENTASIEVALUASI
19-Juni-2014
19-Juni-2014
19-Juni-2014
-Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi,karakteristik dan
intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.-Ajarkan
relaksasi otot progresif dan nafas dalam.-Lakukan pengalihan dengan
teknik distraksi.
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan -buat jadwal masukan tiap jam-timbang BB tiap
hari-anjurkan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi-berikan
diet makanan dengan tambahan makanan yang disukai-Kaji tingkat
pengetahuan tentang penyakitnya.- Berikan pendidikan
kesehatantentang penyakitnya.- motivasi klien untuk melakukan
anjuran dalam pendidikan kesehatan.- Beri kesempatan untuk klien
bertanya tentang penyakitnya.
-Mengevaluasi derajat nyeri, mencatat lokasi, Karakteristik dan
Intensitasnya, mencatat perubahan tanda-tanda vital dan
emosi.-Mengajarkan relaksasi otot progresif dan nafas
dalam.-Melakukan pengalihan dengan teknik distraksi.
-Menidentifikasi dan membatasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan.-Membuat jadwal Masukan tiap jam.-Timbang BB tiap
hari.-Menganjurkan makan Sedikit tapi sering sesuai
indikasi.-Memberikan diet Makanan dengan Tambahan makanan yang
disukai.-Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang
penyakitnya.-Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya.-Memotivasi klien untuk melakukan anjuran dalam
pendidikan kesehatan.-Memberikan kesempatan untuk klien bertanya
tentang penyakitnya.
S : S: -ps mengatakan Nyerinya pada ulu hatinya sudah Berkurang-
Ambang nyeri 2O : - Klien tampak sedikit rileks-Klien Tampak tidak
meringis lagiTD: 120/70 mmHg N : 80x/iRR: 20x/iSuhu : 37 CA :
Masalah teratasi sebagianP : Tindakan dilanjutkan
S: S:-ps mengatakan sudah bisa menghabiskan diit. -Ps mengatakan
tidak mual muntah lagi. O:-diit ps habis setengah, ps menunjukkan
prilaku mempertahankan pola nutrisi-BB ps meningkat dari 46 menjadi
48 kgA : Masalah teratasi sebagianP : Tindakan dilanjutkan
S:klienmengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan
kepada klien.O :klien terlihat tidak bingung lagi.A : Masalah
teratasiP : Hentikan Intervensi
BAB IVPEMBAHASAN
4.1 PENGKAJIANData yang di dapat setelah pengkajian yang
dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai dengan pengkajian
berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah
menunjang untuk melakukan asuhan keperawatan selanjutnya, karena
semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.4.2 DIAGNOSA
KEPERAWATANDiagnosa pada yang muncul menurut (Doenges, 2006) :a.
Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
menurunnya nafsu makan,mual, muntah.c. Nyeri Akut berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung.d. Keterbatasan aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik.e. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi.Diagnosa yang diangkat pada
Klien Tn. Z adalah:a. Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambungb.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu
makan,mual, muntahc. Kurang pengetahuan tentang gastritis
berhubungan dengan kurang informasi.Diagnosa yang diangkat sudah
sesuai dengan tinjauan teoritis, meskipun hanya sebagian diagnosa
saja yang muncul namun sudah cukup mewakili dan disusun sesuai
dengan prioritas masalah.
4.3 INTERVENSI KEPERAWATANIntervensi keperawatan yang disusun
berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien Tn. Z adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi karakteristik dan
intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.-Ajarkan
relaksasi otot progresif dan nafas dalam.-Lakukan pengalihan dengan
teknik distraksi.Dx 2:-identifikasi dan batasi makanan yang
menimbulkan ketidaknyamanan -buat jadwal masukan tiap jam-timbang
BB tiap hari-anjurkan makan sedikit tapi sering sesuai
indikasi-berikan diet makanan dengan tambahan makanan yang
disukaiDx 3:-Kajitingkat pengetahuan tentang penyakitnya.- Berikan
pendidikan kesehatantentang penyakitnya.- motivasi klien untuk
melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan.- Beri kesempatan
untuk klien bertanya tentang penyakitnya.Intervensi yang disusun
telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes,
2006.
4.4 IMPLEMENTASIImplementasi merupakan aplikasidari intervensi
yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua intervensi yang telah
disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap
yang ada.
4.5 EVALUASIEvaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang
didapat pada Klien Tn. Z jam cukup memuaskan, karena masalah sudah
teratasi meskipun hanya sebagian. Sehingga masih perlu melanjutkan
intervensi-intervensi.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan Gastritis merupakan penyakit yang sering kita
jumpai dalam masyarakat maupun dalam bangsa penyakit dalam. Kurang
tahunya dan cara penanganan yang tepat merupakan salah satu
penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa
dan sub mukosa pada lambung.5.2 Saran a. Obat maag diminum 1 jam
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan untuk penyerapan obat yang
baik.b. Minum obat secara teratur dan sesuai dosisc. Makan secara
teratur
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan, edisi I, Salemba Medika. Doengoes, Marilyn E.
dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Grace, Pierce &
Borley Neil. 2007. At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta :
Erlangga. Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna:
Gastritis (Dyspepsia atau maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulser
Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
21