Top Banner
LAPORAN PENDAHULUAN ASuhan KEPerawatan KLIEN DENGAN Penyakit Paru Obstruktif kronik 1. Pengertian a. PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J. 1993). b. Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996). Bronkhitis Kronis Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut. Emphysema Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar Asthma Bronkiale Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas. Asthma dibedakan menjadi 2 : 1. Asthma Bronkiale Alergenik 2. Asthma Bronkiale Non Alergenik
28

Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Oct 24, 2015

Download

Documents

mbemdududh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

LAPORAN PENDAHULUANASuhan KEPerawatan KLIEN DENGANPenyakit Paru Obstruktif kronik

1.         Pengertiana.         PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan

keluar Paru. Gangguan yang penting adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J. 1993).

b.         Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).

Bronkhitis KronisGangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut.

EmphysemaPerubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar

Asthma BronkialeSuatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas.

Asthma dibedakan menjadi 2  :1.         Asthma Bronkiale Alergenik2.         Asthma Bronkiale Non Alergenik

Asthma tidak dibahas disini karena gejala dan tanda lebih spesifik dan ada pembahasan khusus mengenai penyakit asma

3.              Penyebab PPOKa.         Bronkitis Kronis

Page 2: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

1)        Faktor tak diketahui2)        Merokok3)        Polusi Udara4)        Iklim

b.         Emphysema1)        Faktor tak diketahui2)        Predisposisi genetic3)        Merokok4)        Polusi udara

c.         Asthma BronkialeFaktor Prediasposisi nya adalah :

1.         Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)2.         Infeksi saluran nafas3.         Stress4.         Olahraga (kegiatan jasmani berat )5.         obat-obatan6.         Polusi udara7.         lingkungan kerja8.         Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)

4.         Gambaran Klinisa.         Asthma Bronkiale

Selama serangan klien mengalami dispnea dan tanda kesulitan bernafas. Permulaan tanda serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa berat), Whezing, batuk non produktif, takhi kardi dan takipnea.

b.         Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronisGambaran Emphysema BronkhitisMulai timbul Usia 30 – 40 tahun 20 – 30 tahun batuk akibat

merokok (cacat pada usia pertengahan)

Sputum Minimal Banyak sekaliDispne Dispnea relatif dini LambatRasio V/Q Ketidakseimbangan minimal Ketidakseimbangan nyataBnetuk Tubuh Kurus dan ramping Gizi cukupDiameter AP dada Dada seperti tong Tidak membesar

Page 3: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Gambaran respirasi Hyperventilasi hypoventilasiVolume Paru FEV 1 rendah

TLC dan RV meningkatFEV 1 rendahTLC normal RV meningkat moderat

Pa O2Sa O 2

Norml/rendahNormal

MeningkatDesaturasi

Polisitemia Normal Hb dan Hematokrit meningkat

Sianosis Jarang sering

Managemen MedisIntervensi medis bertujuan untuk :

1)        Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus dan membersihkan secret yang berlebihan

2)        Memelihara keefektifan pertukaran gas3)        Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan4)        Meningkatkan toleransi latihan.5)        Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)6)        Mencegah allergen/iritasi jalan nafas7)        Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai adanya obstruksi

jalan nafas kronis.

Managemen medis yang diberikan berupa1)        Pharmacologic managementa)         Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)b)        BronkodilatorAdrenergik                           : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektifNon adrenergik        : aminophilin, tefilin

c)         Antihistamind)        Steroide)         Antibioticf)         Ekspektoran

Oksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.2)        Hygiene Paru.

Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi.Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase

3)        ExerciseBertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektif.Dilaksanakan dengan jalan sehat.

Page 4: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

4)        Menghindari bahan iritansPenyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergen yang masuk tubuh.

5)        DietKlien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan langsung banyak.

Management KeperawatanPengkajian :

1.         Riwayat atau faktor penunjang :-            Merokok merupakan faktor penyebab utama.-            Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.-            Riwayat alergi pada keluarga-            Riwayat Asthma pada anak-anak.

2.         Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :-            Alergen.-            Stress emosional.-            Aktivitas fisik yang berlebihan.-            Polusi udara.-            Infeksi saluran nafas.

3.         Pemeriksaan fisik :a.         Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :·           Peningkatan dispnea.·           Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu

saat inspirasi, nafas cuping hidung).·           Penurunan bunyi nafas.·           Takipnea.b.         Gejala yang menetap pada penyakit dasarØ  Asthmav  Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat.v  Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop.v  Pernafasan cuping hidung.v  Ketakutan dan diaforesis.

Page 5: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Ø  Bronkhitisv  Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari.v  Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.v  Sesak nafas

Ø  Bronkhitis (tahap lanjut)v  Penampilan sianosisv  Pembengkakan umum atau “blue bloaters” (disebabkan oleh edema asistemik yang terjadi sebagai

akibat dari kor pulmunal).

Ø  Emphysemav  Penampilan fisik kurus dengan dada “barrel chest” (diameter thoraks anterior posterior meningkat

sebagai akibat hiperinflasi paru-paru).v  Fase ekspirasi memanjang.

Ø  Emphysema (tahap lanjut)v  Hipoksemia dan hiperkapnia.v  Penampilan sebagai “pink puffers”v  Jari-jari tabuh.

4.         Pemeriksaan diagnostik§   Test faal paru1)        Kapasitas inspirasi menurun2)        Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma3)        FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru Obstruktif Kronik4)        FVC awal normal ® menurun pada bronchitis dan astma.5)        TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema).

§   Transfer gas (kapasitas difusi).Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.Pada emphysema : area permukaan gas menurun.¯Transfer gas (kapasitas difusi).menurun

§   Darah :Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.

Page 6: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Jumlah darah merah meningkatEo dan total IgE serum meningkat.Analisa Gas Darah ® gagal nafas kronis.Pulse oksimetri ® SaO2 oksigenasi menurun.Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale.

§   Analisa Gas DarahPaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.

§   Sputum :Pemeriksaan gram     kuman/kultur adanya infeksi campuran.Kuman patogen >> :Streptococcus pneumoniae.Hemophylus influenzae.Moraxella catarrhalis.

§   Radiologi :Thorax foto (AP dan lateral).Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.

Pada emphysema paru :Ø  Distensi >Ø  Diafragma letak rendah dan mendatar.Ø  Ruang udara retrosternal > (foto lateral).Ø  Jantung tampak memanjang dan menyempit.§   Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi kuat.

§   EKG.Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P- pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.

5.         Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.

Aktivitas dan IstirahatGejala Keletihan, kelelahan, malaise

Page 7: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan

Tanda Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot

SirkulasiGejala Pembengkakan pada ekstremitas bawahTanda Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung

Distensi vena leher, sianosis periferIntegritas egoGejala/tanda Ansietas, ketakutan dan peka rangsangMakanan/cairanGejala Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan

karena distress pernafasanPenurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BB karena edema (Bronkitis)

Tanda Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan massa otot

HygieneGejala Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan

melakukan aktivitas tubuhTanda Kebersihan buruk, bau badanPernafasanGejala Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode

serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun. Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis)Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema),Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin

Tanda Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (empisema)Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan diafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redupPerkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapat juga redup/pekak karena adanya cairan).Kesulitan bicara 94 – 5 kalimat 0Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.

Seksualitas Libido menurunInteraksi sosialGejala Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukungtanda Keterbatasan mobilitas fisik

Kelalaian hubungan antar keluarga

Page 8: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Diagnosa keperawatan1.         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot

pernafasan, peningkatan produksi mukus atau spasme bronkus.2.         Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan

produksi mukus/peningkatan sekresi lendir3.         Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan atau kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia.

4.         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

PerencanaanPerencanaan meliputi penyusunan prioritas, tujuan dan kriteria hasil dari masing-masing masalah yang ditemukan.

Tujuan Penatalaksanaan·           Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.·           Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan panjang.·           Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.·           Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.

Kriteria Keberhasilan :·           Berkurangnya gejala sesak nafas.·           Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.·           Membaiknya faal paru.·           Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).·           Memperbaiki kualitas hidup.·           Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional         Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot pernafasan, peningkatan produksi mukus atau spasme bronkus.

Klien mampu menunjukkan perbaikan oksigenasi.Kriteria hasil

         Gas arteri dalam batas normal         Warna kulit perifer membaik

(tidak cianosis)         RR : 12 – 24 x /menit         Bunyi nafas bersih         Batuk (-)         Ketidaknyamanan dada (–)         Nadi 60 – 100 x/menit         Dyspnea (–)

         Observasi status pernafasan, hasil gas darah arteri, nadi dan nilai oksimetri

         Awasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna)

         Observasi tanda vital dan status kesdaran.

         Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien

         Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan

         Pertahankan posisi fowler dengan

         Memantau perkembangan kegawatan pernafasan

         Gangguan Oksigenasi perifer tampak cianosis

         Menentukan status pernafasan dan kesadaran

         Mengurangi penggunaan energi berlebihan yang membutuhkan banyak Okigen

         Memenuhi kebutuhan oksiegen

         Meningkatkan kebebasan suplay

Page 9: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

tangan abduksi dan disokong dengan bantal atau duduk condong ke depan dengan ditahan meja.

         Kolaborasi untuk         Berikan obat yang telah diresepkan         Berikan obat depresan saraf dengan

hati-hati (sedatif/narkotik).

oksiegn

         Obat depresan akan mendepresi system pernafasan dan menyebabkan gagal nafas

         Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan produksi mukus/peningkatan sekresi lendir

Klien dapat mening-katkan bersihan jalan nafasKriteria hasil

         Mampu mendemonstrasikan batuk terkontrol

         Intake cairan adekuat

         Kaji kemampuan klien untuk memobilisasi sekresi, jika tidak mampu :

         Ajarkan metode batuk terkontrol         Gunakan suction (jika perlu untuk

mengeluarkan sekret)         Lakukan fisioterapi dada         Secara rutin tiap 8 jam lakukan

auskultasi dada untuk mengetahui kualitas suara nafas dan kemajuannya.

         Berikan obat sesuai dengan resep; mukolitik, ekspektorans

         Anjurkan minum kurang lebih 2 liter per hari bila tidak ada kontra indikasi

         Anjurkan klien mencegah infeksi / stressor

         Cegah ruangan yang ramai pengunjung atau kontak dengan individu yang menderita influenza

         Mencegah iritasi : asap rokok         Imunisasi : vaksinasi Influensa.

         Memantau tingkat kepatenan jalan nafas dan meningkatkan kemampuan klien merawat diri / membersihkan/membebaskan jalan nafas

         Memantau kemajuan bersihan jalan nafas

         Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan

         mengencerkan sekert

         Menghindarkan bahan iritan yang menyebabkan kerusakan jalan nafas

         Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan, kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia

Klien akan menunjukkan kemajuan/peningkatan status nutrisiKriteria hasil

         Klien tidak mengalami kehilangan BB lebih lanjut

         Masukan makanan dan cairan meningkat

         Urine tidak pekat        Output urine meningkat.         Membran mukosa lembab          Kulit tidak kering         Tonus otot membaik

         Kaji kebiasaan diit. Catat derajat kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB

         Berikan perawaatan oral

         Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbont

         Sajikan menu dalam keadaan hangat

         Pasien distress pernafasan sering anoreksia. Dan juga sering mempunyai pola makan yang buruk. Sehingga cenderung Bb menurun

         kebersihan oral menhilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan eningkatkan rangsangan /nafsu makan

         menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea

         Menu hangat mempenga-ruhi relaksasi spingkter / saluran pencrnaan shg respon mual/muntah berkurang

         menegah perut penuh dan menurunkan resiko mual

         Menentukan diit yang tepat sesuai

Page 10: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

         Anjurkan makan sedikit tapi sering         Kolaborasi tim nutrisi untuk

menentukan diit

perhitungan ahli gizi

         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.Kriteria Hasil :

         Klien mengungkapkan bahwa ia tidak cemas.

         Ekspresi wajah rileks.         RR : 12 – 24 X / menit.         N : 60 - 100 X / menit

         Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.

         Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

         Lakukan pendekatan kepada klien dengan tenang dan meyakinkan dan hindari pemberian informasi atau instruksi yang bertele-tele dan terus menerus.

         Berikan penjelasan yang sederhana dan singkat tentang tujuan intervensi dan pemeriksaan diagnostik serta anjurkan kepada klien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

         Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

         Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.

         Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

         Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

         Dapat meringankan beban pikiran pasien.

         Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

         Penjelasan yang sederhana dan singkat tentang tujuan intervensi dan pemeriksaan diagnostik serta anjurkan kepada klien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan dapat mengurangi beban pikiran pasien.

         Sikap positif dari tim kesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

         Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.

         Lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.

Page 11: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

daftar pustaka

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.

Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.

Page 12: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “Q” DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

DI RUANG KEPERAWATAN IRNA III RSUD KOTA MATARAM

Tanggal MRS              : 31 januari 2013Ruang                                      :RM                                          :Pengkajian                   : 6 februari 2013I.               Pengkajian

1.                  Identitas klienNama                                                   :Umur                                                   :Jenis Kelamin              :Suku/Bangsa                           :Agama                                     :Status Marietal                        :Pekerjaan                                             :Pendidikan                              : -Alamat                                                :

2.                  Identitas penanggung jawabNama                                                   :Hub. Dengan klien       :Alamat                                     :Pekerjaan                                             :Pendidikan                               : -Jenis kelamin                            :

3.                  Riwayat kesehatana.                   Keluhan utama

sesakb.                  Riwayat penyakit sekarang

klien masuk melalui IGD dengan keluhan sesak, sering kambuh, nyeri uluh hati, tidur harus ½ duduk.

c.                   Riwayat penyakit dahuluklien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat asma sejak kecil.

d.                  Riwayat penyakit keluargaOrang tua dan saudarah dari klien ada juga yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini.

Page 13: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

4.                  Genogram 

Keterangan :

                           : laki-laki / perempuan

                                                   : meninggal

                                       : garis pernikahan   

                                       : garis keturunan  

                           : pasien

5.                  Pola aktivitas sehari-hari(1)               Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan

Pada klien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

Page 14: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

(2)               Pola Nutrisi dan MetabolismeAkibat mual/muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena distress pernafasan maka berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.

(3)               Pola EliminasiJumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari.

(4)               Pola tidur dan IstirahatPerlu tidur dalam posisi duduk cukup tinggi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.Tanda : gelisah, insomnia.

(5)               Pola Aktivitas dan latihanKeletihan, kelelahan, malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Kelelahan, kelemahan umum/kehilangan masa otot.

(6)               Pola Hubungan dan PeranHubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.

            Keterbatasan mobilitas fisik.            Kelalaian hubungan antar keluarga.

(7)               Pola Sensori dan Kognitif            Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.

(8)               Pola Persepsi Dan Konsep Diri            Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan

pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem). Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

(9)               Pola Seksual dan Reproduksi            Libido menurun, gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi

dampak pada proses ejakulasi serta orgasme. Selama dirawat di rumah sakir klien tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.

Page 15: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

(10)           Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping            Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena

ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa kecemasan (Ansietas), ketakutan dan peka rangsang, mudah tersinggung dan marah, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

(11)           Pola Tata Nilai dan Kepercayaan            Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh berupa PPOM tidak

menghambat klien dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah klien.

Personal Higiene            Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas

tubuh ® Kebersihan buruk, bau badan.

Ketergantungan            Klien tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman yang mengandung alkohol.

Aspek Psikologis            Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi tindakan

yang diprogramkan.

Aspek Sosial/Interaksi            Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.            Keterbatasan mobilitas fisik. Kelalaian hubungan antar keluarga.

Aspek Spiritual            Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan

setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.

            Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya

6.                  Pemeriksaan fisk1)                 Keadaan Umum        : baik2)                 Kesadaran                  : composmetis

3)                 Tanda-tanda vital

Page 16: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

Suhu                   : 36,5 0CNadi                   : 94 x/menitTekanan darah    : 110/70 mmHg.Respirasi             : 28 x/menit

4)                 Body Systems(1)               Pernafasan (B 1 : Breathing)            Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 28 x/menit. Nafas pendek, khususnya pada saat kerja atau

pada saat sesak nafas kambuh, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas.

(2)               Cardiovascular (B 2 : Bleeding)            Nadi 94 x/menit kuat dan teratur, tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu 36,5 0C.

(3)               Persyarafan (B 3 : Brain)            Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)            Verbal : Orientasi baik (5)            Motorik                                   : Menurut perintah (6)            Compos Mentis : Pasien sadar baik.            Persepsi Sensori          : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Pendengaran               : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Penciuman                   : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Pengecapan                 : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Penglihatan                 : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Perabaan                                  : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

(4)               Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)            Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.

(5)               Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)            Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, tidak

terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air besar 1 x/hari.

(6)               Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)            Kemampuan pergerakan sendi           bebas/terbatas            Ekstrimitas                              : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Atas                                                     : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Bawah                                     : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Tulang Belakang         : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Warna kulit                             : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

Page 17: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

            Akral                                                   : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Turgor                                     : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.            Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.

7.                  Terapi(1)               Furosemid 3 x 1 amp(2)               Cefotaxim 3 x 1 g(3)               Ciprofloxacin 2 x 200 mg(4)               Ranitidine 2 x 1 amp(5)               Metyl 2 x 62,5(6)               Infuse RL 1 flash/hari(7)               Nebu combivent /8jam(8)               Ambroxol 3 x 1

8.                  Pemeriksaan penunjangHasil Laboratorium

Tanggal Jam PLT Result Limit31 januari 2013 11:08 31 10³/µL 150 - 4001 februari 2013 07:23 48 10³/µL 150 - 4001 februari 2013 11:11 49 10³/µL 150 - 400

Page 18: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

ANALISA DAN SINTESA DATANO D A T A ETIOLOGI MASALAH1. DS :

Klien mengatalakn sesak nafas. rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas.DO :

         Warna kulit perifer cianosis.

         RR : 32 x /menit.         Nafas pendek.         Pengguanaan otot

bantu pernafasan         Sianosis bibir dan

dasar kuku, jari tabuh.

peningkatan produksi mukus.

Gangguan pertukaran gas

3. DO :Klien hanya makan beberapa sendok dari makanan yang disajikan.DS :

Klien mengeluh sesak

nafas pada waktu makan

Intake makanan yang kurang.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. DO :DS :Klien mengatalakn cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).

Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Cemas

4. DO :DS :Klien mengatakan kurang mengetahui tentang proses penyakit,

Kurangnya informasi. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

Page 19: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

perawatan maupun pengobatan serta kurangnya pengetahuan tentang diet.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1.         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.2.         Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake

makanan yang kurang.3.         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.4.         Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/TANGGAL TINDAKAN KEPERAWATAN

         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.

Rabu, 6 Februari 2013

    Mengobservasi status pernafasan, nadi dan tekanan darah.    Mengawasi perkembangan membran mukosa / kulit

(warna).    Mengobservasi tanda vital dan status kesadaran.    Mengevaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas

klien.    Memberikan oksigenasi yang telah dilembabkan.    Mempertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi

dan disokong dengan bantal atau duduk condong ke depan dengan ditahan meja.

    Mengkolaborasikan untuk pemberian obat yang telah diresepkan.

         Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.

Rabu, 6 Februari 2013

    Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan.    Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah

diprogramkan.    Menimbang berat badan setiap seminggu sekali.    Mengidentifikasi perubahan pola makan.    Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian

diet Tinggi Kalori Tinggi Protein.

         Cemas Kamis,7 Februari     Mengkaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.

Page 20: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

2013     Memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

    Menggunakan komunikasi terapeutik.    Memberi informasi yang akurat tentang proses penyakit

dan menganjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

    Memberikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

    Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.

    Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

         Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kamis, 7 Februari 2013

    Mengkaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit PPOM.

    Mengkaji latar belakang pendidikan pasien.    Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

    Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi klien dan libatkan klien didalamnya.

Page 21: Laporan Pendahuluan Dan Askep Ppok

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/TANGGAL EVALUASI (SOAP)

         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.

Rabu, 6 Februari 2013

S1.      Warna kulit perifer membaik (tidak cianosis)2.      RR : 26 x /menit3.      Ketidaknyamanan dada (–)4.      Nadi 95 x/menit.

A : Masalah belum  teratasiP : Intervensi dilanjutkan

         Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.

Rabu, 6 Februari 2013

S :O : Pasien mematuhi dietnya.

A : Masalah  teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan

         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Kamis, 7 Februari 2013

S :O :

1.      Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.

2.      Emosi stabil., pasien tenang.3.      Istirahat cukup.

A : masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

         Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kamis, 7 Februari 2013

S :O :

1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.

2. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.A : masalah teratasiP : Intervensi dihentikan