LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN DANASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
Disusun oleh:
Lutfy Nooraini
4.0.11.1060
PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
(FIKES)UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN (UNSIQ)JATENG DI WONOSOBO2012
KATA PENGANTAR...Segala Puji bagi Sang Kholik yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas KMB I, tanpa nikmat sehat yang diberikan
oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan
makalah ini.Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga atas ijin Allah SWT penulis dan
teman-teman semua akan mendapatkan syafaatnya nanti.Tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan kerabat
semua yang turut serta dalam penulisan makalah ini, baik dari segi
ide, kreatifitas, dan usaha. Tanpa ada bantuan dari teman-teman
semua, mungkin penulis akan mengalami hambatan dalam penulisan
makalah ini.Menjamurnya masalah kesehatan di lingkungan kita saat
ini tidak dapat dipandang sebagai hal yang ringan dan hanya
dipandang sebelah mata, kesehatan baik dari segi jasmani dan rohani
begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia.Pada makalah ini,
penulis mencoba mengulas salah satu dari masalah kesehatan yang ada
saat ini, dengan pertimbangan bahwa topik yang diangkat merupakan
sebuah topik yang menarik dan perlu dipelajari, yaitu dengan judul
ANEMIA. Makalah tersusun dengan sistematis yang mencakup dari
pengertian ANEMIA, penyebab ANEMIA, insiden kasus ANEMIA,
patofisiologi ANEMIA, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostic
spesifik ANEMIA, penatalaksanaan, serta konsep asuhan keperawatan
dari ANEMIA.Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan
makalah agar menjadi lebih bermanfaat untuk kita semua. Wonosobo,
21 November 2012
Penulis,BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGAnemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.Tingkat normal dari
hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita.Untuk
laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin
yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai
hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml.Hemoglobin adalah
pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-sel
darah merah dan pada darah.Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa
kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.Oksigen
adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan
terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.Sumsum tulang sebagai
pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga
tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah
yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan
oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain. Anemia pada
dasarnya disebabkan oleh :1. Pengurangan produksi sel darah merah
atau hemoglobin, atau2. Kehilangan atau penghancuran darah. Selain
itu, bermacam-macam penyakit-penyakit sumsum tulang yang luas juga
dapat menyebabkan anemia. Pada pasien dengan gagal ginjal mungkin
kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel
darah merah oleh sumsum tulang (bone marrow).
B. TUJUAN1.Tujuan umumMahasiswa mampu mengetahui konsep dasar
dan asuhan keperawatan anemia.2.Tujuan khusus- Mahasiswa mengetahui
definisi anemia- Mahasiswa mengetahui etiologi anemia- Mahasiswa
mengetahui patofisiologi anemia- Mahasiswa mengetahui klasifikasi
anemia- Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia-
Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia- Mahasiswa mengetahui asuhan
keperawatan anemia
BAB IIKONSEP DASAR
A. Pengertian Anemia Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit
serta jumlah hemoglobin dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997).Anemia
adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebakan
makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi atau suatu
keadaan terganggunya sistem pencernaan sehingga mengakibatkan
terjadinya gangguan penyerapan makanan yang di konsumsi
(Supandiman.1997). Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun
sehingga tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan
kapasitas pengangkutan oksigen berkurang.Sedangkan menurut Arif
mansoer et al, (2000) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan
yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.
B. Etiologi Anemia Anemia disebabkan oleh berbagai jenis
penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara signifikan akan
mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut
Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara umum
antara lain :a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau
penghancuran sel darah merah yang berlebihan.c. Produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi.d. Faktor lain meliputi kehilangan
darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan
kekurangan zat besi.
C. Tanda dan Gejala Anemia1. Pusing2. Mudah berkunang-kunang3.
Lesu4. Aktivitas kurang5. Rasa mengantuk6. Susah konsentrasi7.
Cepat lelah8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun9. Konjungtiva
pucat 10. Telapak tangan pucat 11. AnoreksiaGejala khas
masing-masing anemia:1. Perdarahan berulang/kronik pada anemia
pasca perdarahan, anemia defisioensi besi2. Ikterus, urin berwarna
kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada anemia
hemolitik3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena
keganasan.
D. PATOFISIOLOGITimbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila
sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai
apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. Klasifikasi Anemia Klasifikasi berdasarkan pendekatan
fisiologis:1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi
jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah
merah, meliputi:a. Anemia aplastikPenyebab:- agen
neoplastik/sitoplastik- terapi radiasi, antibiotic tertentu- obat
antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason- infeksi virus
(khususnya hepatitis)
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum
tulangKelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi,
deferensiasi)Hambatan humoral/selulerGangguan sel induk di sumsum
tulangJumlah sel darah merah yang dihasilkan tak
memadaiPansitopeniaAnemia aplastik
Gejala-gejala:- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah,
dll)-Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf
pusat
b. Anemia pada penyakit ginjalGejala-gejala:- Nitrogen urea
darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl- Hematokrit turun 20-30% Sel darah
merah tampak normal pada apusan darah tepiPenyebabnya adalah
menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitinc. Anemia pada penyakit kronisBerbagai penyakit
inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal).
Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasand. Anemia defisiensi
besiPenyebab:- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat
selama hamil, menstruasi- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)-
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesisAbsorbsi besi dari usus kurangsel darah
merah sedikit (jumlah kurang) sel darah merah miskin
hemoglobinAnemia defisiensi besiGejala-gejalanya:- Atropi papilla
lidah - Lidah pucat, merah, meradang- Stomatitis angularis, sakit
di sudut mulue. Anemia megaloblastik Penyebab:- Defisiensi
defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat- Malnutrisi,
malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.
Sintesis DNA tergangguGangguan maturasi inti sel darah
merahMegaloblas (eritroblas yang besar)Eritrosit immatur dan
hipofungsi
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:- Pengaruh
obat-obatan tertentu- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma
multiple, leukemia limfositik kronik- Defisiensi glukosa 6 fosfat
dihidrigenase- Proses autoimun- Reaksi transfusi- Malaria
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrositAntigesn pada
eritrosit berubahDianggap benda asing oleh tubuhsel darah merah
dihancurkan oleh limpositAnemia hemolisis
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANGa. Kadar porfirin eritrosit
bebas ---- meningkatb. Konsentrasi besi serum ------- menurunc.
Saturasi transferin ------ menurund. Konsentrasi feritin serum ----
menurune. Hemoglobin menurunf. Rasio hemoglobin porfirin eritrosit
---- lebih dari 2,8 ug/g adalah diagnostic untuk defisiensi besig.
Mean cospuscle volume ( MCV) dan mean cospuscle hemoglobin
concentration ( MCHC ) ---- menurun menyebabkan anemia hipokrom
mikrositik atau sel-sel darah merah yang kecil-kecil dan pucat.h.
Selama pengobatan jumlah retikulosit ---- meningkat dalam 3 sampai
5 hari sesuadh dimulainya terapi besi mengindikasikan respons
terapeutik yang positif.i. Dengan pengobatan, hemoglobin-------
kembali normal dalam 4 sampai 8 minggu mengindikasikan tambahan
besi dan nutrisi yang adekuat.
G. PENATALAKSANAAN ANEMIAPenatalaksanaan anemia ditujukan untuk
mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. Penatalaksanaan
anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :1. Anemia aplastik:Dengan
transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur
sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum
tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi
RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas &
Lehman, 1995 ).2. Anemia pada penyakit ginjal Pada paien dialisis
harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat Ketersediaan
eritropoetin rekombinan3. Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan
pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.4. Anemia pada defisiensi besiDengan
pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar
Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat diberikan asam
folat 3 x 5 mg/hari.5. Anemia megaloblastik Defisiensi vitamin B12
ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. Untuk mencegah kekambuhan
anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang
menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.6. Anemia pasca perdarahan ;Dengan memberikan
transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.7. Anemia
hemolitik ;Dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang
hemolisis.
H. KOMPLIKASI ANEMIA1. Gagal jantung2. Kejang dan parestesia
(perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar , Kesemutan )3.
Gagal ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN1) Aktivitas / istirahatGejala :keletihan,
kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas; penurunan
semangat untuk bekerja.Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan
untuk tidur dan istirahat lebih banyak.Tanda : takikardia/ takipnae
; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot,
dan penurunan kekuatan.Tubuh tidak tegak.Bahu menurun, postur
lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
2) SirkulasiTanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik
stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia :
abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit
seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang
(AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian
kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis,
tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas egoGejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi
pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.Tanda :
Depresi.4) EleminasiGejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah
segar, melena. Diare atau konstipasi.Penurunan haluaran urine.Tanda
: distensi abdomen.
5) Makanan/cairanGejala : penurunan masukan diet, masukan diet
protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri
mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya penurunan berat
badan.Tidak pernah puas mengunyah.Tanda : lidah tampak merah
daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane
mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status
defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut
mulut pecah. (DB).
6) NeurosensoriGejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing,
vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia,
penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.Tanda : Peka rangsang, gelisah,
depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons,
lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP).
Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan
koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamananGejala : sakit kepala8) PernapasanGejala :
riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.9) KeamananGejala
: riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau
kecelekaan.Riwayat kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap
dingin dan panas.Transfusi darah sebelumnya.Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.Tanda : demam rendah,
menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).
B. MASALAH KEPERAWATANa. Inefektif perfusi jaringan b.
Intoleransi Aktifitas c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuhd. Kelelahan/ fatigue
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSINoDiagnosaTujuanIntervensiRasional
1Perfusi jaringan in efektif b/d.penurunan konsentrasi HB dan
DarahPerfusi jaringan terpenuhi setelah dilakukan tindakan
perawatan.Kriteria Hasil :Kulit tidak pucat,tanda vital dalam batas
normal, nilai Hb dan eritrosit dalam rentang normal 1. Monitor
tenda-tanda vital2. Atur posisi dengan kepala datar atau tubuh
lebih rendah3. Hindari pergerakan yang berlebihan4. Awasi kesadaran
dan tanda-tanda terhadap penurunan kesadaran5. Manajemen terapi
tranfusi sesuai terapi6. Pemberian O2 pernasal sesuai program7.
Monitoring keefektifan suplai O2
1. Data dasar mengetahui perkembangan pasien2. Meningkatkan
pernafasan3. Mempertahankan pasokan oksigen4. Mengetahui status
kesadaran pasien5. Meningkatkan sel darah6. Meningkatkan perfusi7.
Menjaga keefektifan oksigen
2Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplay
oksigen ke susunan saraf pusat.
Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 3x24 jam klien
dapat meningkatkan toleransi aktivitas dengan kriteria :- Bebas
dari kelelahan setelah beraktivitas- Keseimbangan kebutuhan
aktivitas dan istirahat- Adanya peningkatan toleransi aktivitas 1.
Ukur vital sign2. Kaji penyebab intoleransi aktivitas klien3. Latih
ROM bila keadaan klien memungkinka4. Ajarkan klien teknik
penghematan energi untuk beraktivitas5. Tingkatkan aktivitas klien
sesuai dengan kemampuan
1. Data dasar mengetahui perkembangan pasien2. Merencanakan
intervensi secara tepat3. Imobilisasi yang lama akan menyebabkan
dekubitus4. Menghemat energi5. Tidak kelelehan
3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual; muntah; anoreksia.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria hasil :- Intake
nutrisi adekuat.- Mual, muntah, anoreksi hilang- Bebas dari
tanda-tanda malnutrisi.- Tidak terjadi penurunan BB1. Kaji status
nutrisi pasien2. Kaji masukan selama perawatan per shif3. Kaji
terhadap ketidaknyamanan (mual,muntah)4. Beri makanan dalam kondisi
hangat,porsi kecil tapi sering5. Motivasi anak untuk menghabiskan
makanan dengan melibatkan orang tua.6. Lakukan oral hygene7.
Kolaborasi dengan ahli gizi akan kebutuhan kalori, protein dan
cairan sesuai ndengan penyakit, usia dan kebutuhan metabolism1.
Merencanakan intervensi yang tepat2. Observasi kebutuhan nutrisi3.
Merencanakan makanan yang tepat4. Meningkatkan serlera makan dan
intake makanan5. Meningkatkan kepercayaan tentang kebutuhan
nutrisi6. Oral yang bersih meningkatkan nafsu makan7. Menentukan
makanan yang sesuai dengan klien
4Kelelahan/ Keletihan berhubungan dengan kondisi fisik
kurang
Konservasi energi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam , kelelahan dapat teratasi dengan keriteria hasil :-
klien menunjukkan peningkatan aktivitas bertahap- klien tidak
tampak lelah.- TTV dbn.- Aktivitas klien berjalan normal.1. Monitor
intake nutrisi adekuat2. Monitor tanda vital dan respon klien
(wajah pucat, konjunctiva).3. Tentukan aktivitas yang mampu
dilakukan klien sesuai dengan petunjuk dokter.4. Ajarkan mobilisasi
bertahap dan peningkatan aktivitas fisik yang sesuai5. Dorong
kemandirian klien.1. Observasi kebutuhan nutrisi2. Data dasar
mengetahui keadaan pasien3. Membatasi aktifitas klien4. Membantu
mengembalikan energi5. Meningkatkan kemandirian klien
D. EVALUASIEvaluasi pada pasien dengan anemia adalah :1)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.2) Pasien dapat
mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.3) Peningkatan
perfusi jaringan.4) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit,
prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanAnemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun
sehingga tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan
kapasitas pengangkutan oksigen berkurang. Secara fisiologis, anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami
hipoksia.B. SaranSetelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan
dan komplikasi yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta: EGCEngram,Barbara. 1998 .Rencana Asuhan
Keperawatan Medical Bedah.jakarta.EGC BrunBrunner, suddarth. 1997.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC