BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemicu Bapak Tono 60 tahun seorang petani dengan koreng yang tidak sembuh di pipi kanan sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya tumbuh benjolan tidak nyeri, datar berwarna hitam sebesar biji jagung yang makin lama makin besar sejak 2 tahun yang lalu. Gambaran makroskopik di pipi kanan tampak benjolan biru kehitaman dengan diameter 2cm, diatasnya terdapat ulkus dengan diameter 1 cm, tepi tidak rata dan meninggi, bergaung, dengan krusta hitam. Kulit disekitar terlihat normal. Selain itu di leher pak Tono, di temukan beberapa benjolan kecil hiperkeratotik dan papul berwarna coklat multipel, tersebar diskret. 1.2 Klarifikasi dan Definisi Masalah 1.Ulkus : Luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir 2.Koreng : Infeksi pada kulit yang dapat menimbulkan luka dan biasanya meninggalkan bekas 3.Papul : Suatu massa padat, sirkumskrip, menonjol diatas permukaan kulit 4.Krusta : Cairan badan yang mengering dan dapat bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing 5.Diskret : Terpisah satu dengan yang lain 6.Hiperkeratotik : Suatu lesi dengan skuama yang lebih 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Bapak Tono 60 tahun seorang petani dengan koreng yang tidak sembuh di pipi
kanan sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya tumbuh benjolan tidak nyeri, datar berwarna
hitam sebesar biji jagung yang makin lama makin besar sejak 2 tahun yang lalu.
Gambaran makroskopik di pipi kanan tampak benjolan biru kehitaman dengan
diameter 2cm, diatasnya terdapat ulkus dengan diameter 1 cm, tepi tidak rata dan
meninggi, bergaung, dengan krusta hitam. Kulit disekitar terlihat normal. Selain itu di
leher pak Tono, di temukan beberapa benjolan kecil hiperkeratotik dan papul
berwarna coklat multipel, tersebar diskret.
1.2 Klarifikasi dan Definisi Masalah
1. Ulkus : Luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
2. Koreng : Infeksi pada kulit yang dapat menimbulkan luka dan biasanya
meninggalkan bekas
3. Papul : Suatu massa padat, sirkumskrip, menonjol diatas permukaan kulit
4. Krusta : Cairan badan yang mengering dan dapat bercampur dengan jaringan
nekrotik, maupun benda asing
5. Diskret : Terpisah satu dengan yang lain
6. Hiperkeratotik : Suatu lesi dengan skuama yang lebih
1.3 Kata Kunci
1. Petani, laki-laki 60 tahun
2. Pipi
Awal
Benjolan tidak nyeri
Lesi datar hitam
Gatal, nyeri
Sebesar biji jagung
Koreng yang tidak sembuh
1
Sekarang
Benjolan biru kehitaman
Diameter 2 cm
Ulkus
Membesar dalam 2 tahun
3. Leher
Benjolan kecil hiperkeratotik
Papul berwarna coklat multipel
Tersebar diskret
1.4 Rumusan Masalah
Bapak Tono, (petani) 60 tahun memiliki koreng di pipi kanan yang tidak sembuh
sejak 4 tahun yang lalu, yang awalnya berupa benjolan datar semakin lama semakin
besar sejak 2 tahun yang lalu, serta ditemukan benjolan kecil hiperkeratotik dan papul
berwarna coklat multipel dan tersebar diskret pada leher.
2
1.5 Analisis Masalah
1.6 Hipotesis
Bapak Tono (petani) 60 tahun pada wajah mengalami karsinoma sel basal dan di
leher mengalami keratosis senilis.
1.7 Pertanyaan Diskusi
1. Karsinoma sel basal
a) Definisi
b) Etiologi
c) Epidemiologi
d) Patofisiologi
e) Gejala klinis
f) Prognosis
g) Gambaran histopatologi
h) Tata laksana
3
Laki-laki 60 tahun, petani
Pipi kanan
- Benjolan datar tak nyeri - Warna hitam sebesar biji
jagung (2 tahun lalu)
Kulit terpajan matahari
- Benjolan membesar- Koreng tidak sembuh (sejak 4 bulan)- Benjolan biru kehitaman Ø 2cm- Ulkus pada puncak Ø 1cm- Tepi tidak rata, meninggi- Krusta hitam - Sekitaran normal
- Benjolan kecil hiperkeratotik- Papul berwarna multipel- Tersebar diskret
Usia tua, profesi terpajan matahari
DD: - Veruka vulgaris?- Keratosis seboroik?
Curiga keganasan
LeherKulit terpajan matahari
DD: - Karsinoma sel basal?- Karsinoma sel skuamosa?- Lainnya?
Pemeriksaan penunjang:
- Biopsi?- Lainnya?
Dari sebesar
biji jagung
menjadi 2 cm
dalam 2
Pertumbuhan cepat?
i) Pencegahan
2. Karsinoma sel skuamosa
a) Definisi
b) Etiologi
c) Epidemiologi
d) Patofisiologi
e) Gejala klinis
f) Prognosis
g) Gambaran histopatologi
h) Tata laksana
i) Pencegahan
3. Keratosis seboroik
a) Definisi
b) Etiologi
c) Epidemiologi
d) Patofisiologi
e) Gejala klinis
f) Prognosis
g) Gambaran histopatologi
h) Tata laksana
i) Pencegahan
4. Keratosis senilis
a) Definisi
b) Etiologi
c) Patofisiologi
d) Gejala klinis
e) Prognosis
f) Tata laksana
g) Pencegahan
5. Tumor
a) Definisi
b) Klasifikasi
c) Etiologi
6. Jelaskan tentang tumor jinak?
4
7. Jelaskan tentang tumor ganas?
8. Penyebab koreng tidak sembuh?
9. Bagaimana perubahan tumor jinak menjadi tumor ganas?
10. Sistem pertahanan tubuh terhadap sinar UV?
11. Pemeriksaan penunjang untuk tumor?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karsinoma Sel Basal
2.1.1 Definisi
Karsinoma sel basal adalah kanker superfisial sel-sel epitel imatur.
Tumor ini biasanya tumbuh lambat dan jarang bermetastasis walaupun dapat
menyebabkan kerusakan jaringan lokal.1
2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari
beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor predisposisi yang memegang
peranan penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang
diduga sebagai penyebab yaitu2:
a. Faktor internal : umur, ras, genetik, dan jenis kelamin.
b. Faktor eksternal : radiasi UV (UV B 290-320 nm), radiasi ionisasi,
bahan-bahan karsinogenik seperti arsen inorganik, zat-zat kimia,
hidrokarbon polisiklik, dan trauma mekanis kulit, seperti bekas vaksin,
bekas luka bakar, iritasi kronis, dll.2
2.1.3 Epidemiologi
Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari
pada kulit berwarna dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan
dalam perkembangannya. Lebih sering dijumpai pada pria dan wanita dan
biasanya timbul setelah usia lebih dari 40 tahun. Karsinoma sel basal dapat
juga dijumpai pada anak-anak dan remaja walaupun jarang.3
Predileksi kanker ini adalah di daerah muka yang terpajan sinar
matahari (sinar UV). Daerah muka yang paling sering terkena ialah daerah
antara dahi dan sudut bibir, dari daerah ini 2/3 atas yang paling sering
terkena. Dari penyelidikan yang dilakukan di Indonesia ternyata terdapat
predileksi sebagai berikut: pipi dan dahi 50%; hidung dan lipatan hidung
28%; mata dan sekitarnya 17%; bibir 5%.3
6
2.1.4 Patofisiologi
Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa stuktur (folikel
rambut, kelenjar ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari
kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmennya dan sering
mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis terganggu
dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi
sebagai energi dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang
dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan
mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.3
Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal
merupakan gabungan pengaruh sinar matahri, tipe kulit, warna kulit dan
faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi UV dapat menginduksi
terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek
karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi UV diperkirakan
berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya
photo product yang disebut dimer primidin yang diduga berperan pada
pembentukan tumor. Reaksi sinar UV menyebabkan efek terhadap proses
karsinogenik pada kulit antara lain: induksi timbulnya menjadi sel kanker,
menghambat immunosurveillance dengan menginduksi limfosit T yang
spesifik untuk tumor tertentu.3
2.1.5 Gejala Klinis
Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam
dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti
lilin, semitransulen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung dan
bisa mengalami ulserasi dan pendarahan, sedangkan bagian tepi meninggi
seperti mutiara yang merupakan tanda khas pada pinggiran tumor ini. Pada
kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telangektasi dan atropi.
Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan
suatu proses kronik yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
dan ulkus ini secara perlahan-lahan dapat bertambah besar.3
7
Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3
sindroma klinik, yaitu3:
1. Tipe nodular-ulseratif (ulkus rodens)
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, transulen, warna pucat
seperti lilin. Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan
pembuluh darah superficial melebar (telangektasi). Permukaan nodil
mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya
dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara. Nodus mudah
berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang
kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.3
2. Tipe pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, adanya pada jenis ini
berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogen kadang-kadang
menyerupai melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelap
yang tinggal pada daerah tropis.3
3. Tipe morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang
berwarna kekuningan dengan tepi tidak jelas, kadang-kadang tepinya
meninggi. Pada permukaanya tampak beberapa folikel rambut yang
mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks. Kadang-
kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mengalami ulserasi.
Tepi ini cendrung invasif ke arah dalam. Tepi ini menyerupai morphea
atau skleroderma.3
4. Tipe superfisial
Berupa bersak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi.
Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya
multipel, terutama pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.3
5. Tipe fibroepitelial
8
Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai
pendek, permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai
dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.3
2.1.6 Prognosis
Prognosisnya cukup baik, bila diobati sesuai dengan cara yang ditekuni
oleh masing-masing bagian.4
2.1.7 Gambaran Histopatologi
Sifat – sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun
pada umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan
sedikit sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada
stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar
atau tidak tampak adanya jembatan antara sel. Inti dari sel karsinoma sel
basal lebih seragam (tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas
pewarnaan) dan tidak tampak gambaran anaplastik.3
Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma
yang sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblas muda. Hal ini
disebabkan parenkim tumor berasal dari sel epitelial dan stroma berasal dari
mesoderm yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit.3
Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi
karsinoma sel basal dalam dua golongan3:
A. Berdiferensiasi
- Jenis Keratotik
- Jenis diferensiasi sebasea
- Jenis adenoid
B. Tidak Berdiferensiasi
- Jenis solid
Bentuk solid ini juga dibagi menjadi dua sub kelompok :
1. Sirkumskrip
2. Infiltratif
Berdasarkan sifat pertumbuhan antara lain bentuk :
9
1. Noduler
2. Noduler infiltratif,
3. Infiltratif
4. Multifokal
2.1.8 Tata Laksana
Penanganan karsinoma sel basal termasuk kuretase dengan
elektrodesikasi, skalpel bedah, iradiasi, bedah kimia, dan bedah beku. Kanker
sel basal kecil dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan
eksisi skalpel atau elektrodesikasi dan kuretase setelah dilakukan biopsi
untuk memastikan diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%. Terapi
sinar roentgen boleh diberikan pada pasien yang telah berusia 60-70 tahun
dengan tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata, daun telinga, atau
bibir. Bedah kimia mohs berguna untuk mengobati kanker besar yang
berinfiltrasi serta sering kambuh, terutama di sekitar telinga, lipat nasolabial,
dan mata. Pada bedah kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan
dengan memisahkan tumor selapis demi selapis dengan skalpel; dibuat
preparat irisan beku, dan dibentuk peta dari tumor tersebut; kemudian lapisan
bawah masing-masing irisan beku yang telah diangkat tadi selanjutnya
diperiksa untuk menemukan bukti adanya kanker sel basal. Tekhnik ini
adalah yang paling melelahkan, efektif, dan mahal, tetapi angka
kesembuhannya melebihi 97%. Bedah beku memakai nitrogen cair, dan
angka kesembuhannya sama dengan kuretase dan elektrodesikasi.2
2.1.9 Pencegahan
Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker
kulit maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari,
terutama bagi orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah
dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar
matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah di perlukan
tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30). Adanya hubungan antara
terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada
beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan
dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi
10
dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan
dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala klinik atau
penyakit yang cukup serius. Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA
menimbulkan mutasi yang akhirnya menyebabkan kanker. Diantara
antioksidan tersebut adalah ; betakaroten, vitamin E, dan vitamin.3
2.2 Karsinoma sel skuamosa
2.2.1 Definisi
Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit
epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan
merupakan salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah
basalioma.5 Diagnosis banding dari KSS adalah keratoankatoma, aktinik
keratosis, pseudoepitelomatosa hiperplasia, karsinoma sel basal, dan
granuloma kutaneus.5,6
2.2.2 Etiologi
a. Iritasi
Iritasi kronik dan minar matahari (2900 Å- 3000 Å) masih merupakan
faktor yang paling menonjol sebagai penyebab karsinoma sel skuamosa.
Pada daerah-daerah terpapar lebih banyak ditemukan kasus keganasan
ini.7
b. Ras/Bangsa.
Orang kulit putih lebih banyak daripada orang kulit berwarna. 7
c. Keturunan
Kasus paling menonjol tampak pada xeroderma pigmentosum (X.P.).
Pada X.P. ditemukan defek pembentukan DNA oleh karena pengaruh
sinar ultraviolet. 7
d. Bahan kimia
Arsen inorganik yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang
dipakai sebagai obat. Keganasan umumnya timbul di bagian badan.