Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan. Untuk membuat larutan pada umumnya digunakan pelarut air. Ada beberapa larutan yang menggunakan pelarut lain. Sebenarnya larutan terjadi jika atom, molekul, atau ion dari suatu zat semuanya terdispersi (larut). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solute) dan pelarut (solven). Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zat terlarut dan pelarutnya adalah air. Untuk larutan alcohol dalam air, tergantung dari banyaknya zat yang paling dominant. Karena itu dapat dikatakan larutan air dalam alkohol atau larutan alkohol dalam air. Larutan hendaknya dibuat secukupnya saja, misalkan untuk keperluan satu semester. Tetapi harus diingat bahwa ada larutan yang tidak tahan disimpan lama, misal larutan kanji, larutan kalium heksasianoferat (III) dan lain-lain. Larutan-larutan semacam ini hendaknya dibuat seandainya akan digunakan. Jenis serta banyaknya larutan yang dibuat bergantung pada jumlah percobaan yang akan dilakukan serta jumlah praktikan yang akan melakukan percobaan itu. 1
29

Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Jun 27, 2015

Download

Documents

Aswar

kimia dasar 1 universitas mulawarman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan.

Untuk membuat larutan pada umumnya digunakan pelarut air. Ada beberapa

larutan yang menggunakan pelarut lain.

Sebenarnya larutan terjadi jika atom, molekul, atau ion dari suatu zat

semuanya terdispersi (larut). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solute)

dan pelarut (solven). Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zat terlarut

dan pelarutnya adalah air. Untuk larutan alcohol dalam air, tergantung dari

banyaknya zat yang paling dominant. Karena itu dapat dikatakan larutan air

dalam alkohol atau larutan alkohol dalam air.

Larutan hendaknya dibuat secukupnya saja, misalkan untuk keperluan satu

semester. Tetapi harus diingat bahwa ada larutan yang tidak tahan disimpan

lama, misal larutan kanji, larutan kalium heksasianoferat (III) dan lain-lain.

Larutan-larutan semacam ini hendaknya dibuat seandainya akan digunakan.

Jenis serta banyaknya larutan yang dibuat bergantung pada jumlah percobaan

yang akan dilakukan serta jumlah praktikan yang akan melakukan percobaan

itu.

Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan

dimana praktikan diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang

konsentrasi suatu larutan yang ada atau yang akan dibuat. Dalam hal ini akan

diketahui apakah larutan tersebut akan terlarut sempurna atau tidak.

Dalam percobaan ini pula, kita dapat mengetahui cara-cara ataupun

prosedur ketika mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah

ditentukan terlebih dahulu. Percobaan ini akan membahas mengenai

konsentrasi larutan yang dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain :

molaritas, molalitas, normalitas, persen berat dan volum, ppm dan lain

sebagainya.

1

Page 2: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

1.2 Tujuan

− Mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dan padat dengan

konsentrasi tertentu.

− Mengetahui perbedaan larutan jenuh dengen larutan tidak jenuh.

− Mengetahui perbedaan larutan homogen dengan larutan heterogen.

2

Page 3: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat

yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya

dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer

adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah

pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian

besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah

medium dalam mana solute terlarut. Faktor yang mempengruhi kelarutan

suatu zat antara lain adalah tekanan, sifat zat, suhu, dan luas permukaan.

Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel).

Karena itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran

fase gas jarak pisah antaranya molekul relative jauh, sehingga tidak dapat

saling tarik-menarik secara efektif. Larutan dapat berfase padat, dalam larutan

pada pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat

sering terdapat pada logam dan larutan tertentu dimana atom terlarut

mengerahkan beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain. Atom terlarut

dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi pelarut. Pembentukan larutan padat

ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil utnuk memasuki lubang-lubang

dan diantara atom pelarut.

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air

yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,

minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak

disebutkan pelarutmya.

2.2 Konsentrasi Larutan

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan

konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah

3

Page 4: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam

sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-

satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm

serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.

Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan

kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian,

setiap sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebgai berikut :

a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut

b. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan

c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:

1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.

Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.

2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang

diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat

terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi

persamaan :

M1V1 = M2V1

M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan

M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan

V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Molaritas

Molaritas ialah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi

molaritas ialah mol/L atau mol L-1 , disingkat M dan diucapkan molar.

Larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1

molar dan ditulis 1 M.

4

Page 5: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Rumus Molaritas

Ket Ket : M = Molarits

n = mol

V = volume dalam larutan

atau

Ket : g = massa zat terlarut

Mr = massa relatif zat terlarut

V = volum dalam ml

Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi

larutan encer. Untuk pengukur yang cermat cara ini kurang

menguntungkan karena sedikit ketergantungan pada suhu. Jika larutan

dipanaskan atau didinginkan, volume berubah sedangkam mol akan tetap

sehingga molaritas akan berubah.

2. Molalitas

Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam

molalitas tidak ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada

suhu.

Rumus molalitas

Ket : m = molalitas

n = mol

P = massa pelarut (Kg)

atau

Ket : g = massa terlarut

Mr = massa relatif terlarut

P = massa pelarut (Kg)

5

nM = V

g 1000M = X Mr V

m = n P

g 1000 m = X Mr P

Page 6: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

3. Persen Massa

Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b),

menyatakan jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan

Rumus persen massa :

massa zat terlarut

massa larutan

4. Persen Volume

Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah

zat terlarut dalam 100 bagian volume larutan.

Rumus persen volume

Volume zat terlarut

Volume larutan

5. ppm

ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta

bagian campuran.

Rumus ppm :

massa zat terlarut (komponen)

massa larutan (campuran)

massa zat terlarut (komponen)

massa larutan (campuran)

6. Fraksi Mol

Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol

seluruh larutan (mol terlarut + mol pelarut).

Rumus Fraksi mol :

larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam larutan.

6

x 100 %% massa =

% volume = x 100 %

x 100 %

x 100 %

ppm massa =

ppm volume =

Page 7: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

nA Ket : XA = fraksi mol pelarut

nA + nB nA = mol zat terlarut

nB = mol zat pelarut

7. Normalitas

Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter

larutan. Satuannya dilambangkan dengan N dan disebut Normal.

Rumus Normalitas :

N = grek atau N = 1000 x gr x valensi

V V MrValensi menyatakan banyaknya ion H+ atau OH- (dalam larutan asam danbasa) yang dilepaskan.

2.3 Komponen Larutan

Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah

satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut

pelarut (solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat

terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia. Kemudian, komponen

lainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit disebut zat terlarut (solute).

Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung

komposisinya. Larutan di bagi menjadi tiga jenis yitu:

1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang

diperlukan untuk membuat larutan jenuh.

2. larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang

larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.

3. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute

yang diperlukan dari pada solvent.

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Larutan pekat merupakan larutan yang mengandung relatif lebih banyak

solute.

2. Larutan encer merupakan larutan yang relatif sedikit mengandung solute.

7

XA =

Page 8: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

2.4 Pembuatan Larutan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih

besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan

aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh

sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang

dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih

dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya,

percikan asam sulfat ini merusak kulit.

2.5 Prinsip Kelarutan

Dua senyawa dapat bercampur (micible) lebih mudah bila gaya tarik antar

molekul terlarut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tairk ini ditentukan

oleh jenis ikatan pada masing- masing molekul. Bila gaya tari antara

molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya air dan etanol),

maka keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik

antara molekulnya berbeda jenis (misalnya air dan heksana), maka tidak akan

saling melarutkan.

Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan ”Like Dissolves Like,” yaitu

jika molekul terlarut dalam pelarut mirip, maka akan mudah bercampur.

Secara umum, terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa non polar, dan

senyawa kovalen polar atau senyawa ion larut ke dalam pelarut polar. Dengan

kata lain ”sejenis melarutakan sejenis,” dimana sejenis di sini menunjukkan

persamaan dalam hal kekuatan gaya tarik antara molekulnya.

8

Page 9: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

− Batang pengaduk

− Corong kaca

− Enlemeyer

− Gelas kimia 100 mL

− Labu takar 100 mL

− Neraca analitik

− Pipet tetes

− Pipet ukur 10 mL

− Sendok

3.1.2 Bahan

− Alumunium foil

− Aquadest

− BaCl2

− H2SO4

− Tissu

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pembuatan Larutan BaCl2

− Ditimbang BaCl2 sebanyak 5,20 gram menggunakan alumunium foil.

− Pindahkan secara kuantitatif ke dalam gelas kimia 100 mL yang berisi

dan telah dibilas dengan aquades

− Tambahkan aquades dan aduk hingga larut sempurna

− Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 ml dengan

menggunakan corong kaca, dimana hasil bilasannya dimasukkan ke

dalam labu takar 100 mL

9

Page 10: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

− Ditambahkan akuades ke dalam labu takar 100 mL hingga tanda batas

dengan menggunakan pipet tetes

− Ditutup labu takar dan dibolak-balikkan labu takar sambil dipegang

tutupnya selama beberapa kali.

3.2.2 Pembuatan Larutan H2SO4

− Dipipet 5,6 ml H2SO4 pekat dan dimasukkan ke dalam labu takar

100 ml yang telah diisi dengan akuades sebanyak 50 ml.

− Dibiarkan hingga labu takar terasa dingin, kemudian ditambahkan

akuades hingga tinggi permukaan larutan 0,5 cm hingga 1 cm

− Keringkan aquades yang menempel pada leher labu takar dengan

menggunakan tiisu

− Dengan menggunakan pipet tetes tambahkan aquades hingga tanda

batas

− Ditutup labu takar dan dibolak-balikkan labu takar sambil dipegang

− tutupnya selama beberapa kali.

10

Page 11: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penganmatan

No. Percobaan Pengamatan

1

2

Larutan BaCl2

- Dihitung berapa gram BaCl2

yang dibutuhkan

- Ditimbang

- Dilarutkan dengan aquades

sampai 250 mL dalam labu

takar

- Dihomogenkan

Larutan H2SO4

- Dihitung volume H2SO4

pekat sesuai konsentrasi

yang diinginkan

- Diambil H2SO4 pekat

dengan pipet ukur

- Dilarutkan dengan aquades

sampai 100 mL dalam labu

takar

- Diamati

- Dik ; M = 0,1 M ; Mr

BaCl2 = 208 ; Vair = 250

mL

Dit = gram…..?

Penyelesaian

M = (gr/Mr)x(1000/ Vair)

0,1 = (gr/208)x(1000/250)

20,8 = 4 x gr

Gr = 20,8/4

Gr = 5,2 gram

- BaCl2 ditmbang sebanyak

5,20 gram

- BaCl2 larut dalam aquades

- Larutan berwarna bening

- Dik ; M1 = 1 M , M2 = 18

M

V1 = 100 mL

Dit = V2=....mL?

Penyelsaian

V1 x M1= V2 M2

100 (1) = V2 x M2

100 = V2 x 18

V2 = 100/18

V2 = 5,6 mL

11

Page 12: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

- H2SO4 berwarna coklat

bening dan berbau tajam

- Setelah di larutkan labu

takar terasa panas

- Larutan H2SO4 pekat

bening dan baunya

bekurang (tidak berbau

tajam)

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan Pembuatan Larutan BaCl2

Dik : M = 0,1 M

Mr BaCl2 = 208

Vair = 250 mL

Dit : gr = ……. Gram

Penyelesaian:

M = (gr/Mr)x(1000/ Vair)

0,1 = (gr/208)x(1000/250)

20,8 = 4 x gr

Gr = 20,8/4

Gr = 5,2 gram

4.2.2 Perhitungan Pembuatan Larutan H2SO4

Dik ; M1 = 1 M , M2 = 18 M

V1 = 100 mL

Dit = V2=....mL?

Penyelsaian:

V1 x M1= V2 M2

100 (1) = V2 x M2

100 = V2 x 18

V2 = 100/18

V2 = 5,6 mL

12

Page 13: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

4.3 Pembahasan

Larutan merupakan campuran homogen dari molekul atom ion dari dua zat

atau lebih, karena susunannya dapat berubah-ubah larutan sering disebut juga

sebagai campuran. Larutan terdiri dari zat yang terlarut(solute) dan

pelarut(solvent). Solute disebut sebagai fase dalam (fase terdispersi) karena

berada dalam jumlah sedikit sedangkan solvent di sebut sebagai fase luar (fase

pendispersi) karena memiliki jumlah lebih banyak di bandingkan solute.

Dalam percobaan yang dilakukan adalah pembuatan larutan BaCl2 yang

dilarutkan dalam air dan pembuatan H2SO4 yang diencerkan dengan air,

dimana BaCl2 dan H2SO4 pekat adalah solute dan air adalah solvent.

Campuran adalah penggabungan dia atau lebih zat dimana dalam

penggabungan ini, zat-zat tersebut mempertahankan identitas masing-masing.

Berdasarkan sifatnya, campuran dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Campuran homogen, merupakan campuran yang tidak bisa dibedakan

antara zat-zat yang bercampur didalamnya. Seluruh bagian dalam

campuran homogenmempunyai sifat yang sama.

2. Campuran heterogen, merupakan campuran yang mengandung zat-zat

yang tidak dapat bercampur satu dengan yang lain secara sehingga dapat

dibedakan partikel sifat dari zat yang tercampur tersebut, seperti bentuk

dan warna.

Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya terlebih

dahulu. Dalam menghitung knsentrasi dapat dinyatakan dengan molaritas,

molalitas, normalitas, fraksi mol (x), persen beratppm dan mg persen.

Konsentrasi merupakan perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total

zat dalam larutan, atau perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah

pelarut.

1. Molaritas

13

Page 14: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Molaritas ialah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi

molaritas ialah mol/L atau mol L-1 , disingkat M dan diucapkan molar.

Larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1

molar dan ditulis 1 M.

Rumus Molaritas

Ket Ket : M = Molarits

n = mol

V = volume dalam larutan

atau

Ket : g = massa zat terlarut

Mr = massa relatif zat terlarut

V = volum dalam ml

Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi

larutan encer. Untuk pengukur yang cermat cara ini kurang

menguntungkan karena sedikit ketergantungan pada suhu. Jika larutan

dipanaskan atau didinginkan, volume berubah sedangkam mol akan tetap

sehingga molaritas akan berubah.

2. Molalitas

Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam

molalitas tidak ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada

suhu.

Rumus molalitas

Ket : m = molalitas

n = mol

P = massa pelarut (Kg)

atau

14

nM = V

g 1000M = X Mr V

m = n P

Page 15: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Ket : g = massa terlarut

Mr = massa relatif terlarut

P = massa pelarut (Kg)

3. Persen Massa

Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b),

menyatakan jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan

Rumus persen massa :

massa zat terlarut

massa larutan

4. Persen Volume

Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah

zat terlarut dalam 100 bagian volume larutan.

Rumus persen volume

Volume zat terlarut

Volume larutan

5. ppm

ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta

bagian campuran.

Rumus ppm :

massa zat terlarut (komponen)

massa larutan (campuran)

massa zat terlarut (komponen)

massa larutan (campuran)

6. Fraksi Mol

Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol

seluruh larutan (mol terlarut + mol pelarut).

Rumus Fraksi mol :

15

g 1000 m = X Mr P

x 100 %% massa =

% volume = x 100 %

x 100 %

x 100 %

ppm massa =

ppm volume =

Page 16: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam larutan.

nA Ket : XA = fraksi mol pelarut

nA + nB nA = mol zat terlarut

nB = mol zat pelarut

7. Normalitas

Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter

larutan. Satuannya dilambangkan dengan N dan disebut Normal.

Rumus Normalitas :

N = grek atau N = 1000 x gr x valensi

V V MrValensi menyatakan banyaknya ion H+ atau OH- (dalam larutan asam dan

basa) yang dilepaskan.

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih

besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan

aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh

sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang

dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih

dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus ditambahkan sedikit

demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda batas labu takar. Saat

pembuatanlarutan H2SO4 terjadi reaksi eksoterm yaitu melepaskan panas dari

sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi

potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun. Sedangkan untuk

reaksi endoterm yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur

dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat-zat imia tersebut

akan naik.

Proses pembuatan larutan di awali dengan menghitung berapa massa

larutan BaCl2 yang dibutuhkan, setelah itu ditimbang agar massa yang

16

XA =

Page 17: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

dibutuhkan tepat, kemudian dilarutkan dengan aquades dengan tujuan agar

larutan BaCl2 larut dengan aquades, dan dimasukkan kedalam labu takar

kemudian dihomogenkan berfungsi untuk membuat larutan tercampur dengan

sempurna.

Adanya adhesi dan kohesi partikel-partikel atau molekul-molekul zat

mengakibatkan adanya sifat-sifat khusus zat cair yang ditempatkan kedalam

labu takar yaitu meniskus cekung dan meniskus cembung. Meniskus cekung

merupakan tanda batas bawah dimana air dalam labu takar permukaannya

cekung, hal ini disebabkan karena kohesi air lebih kecil daripada adhesi air

dengan kaca. Meniskus cembung merupakan tanda batas atas dimana air

dalam labu takar permukaannya cembung, hal ini disebabkan karena kohesi

raksa lebih besar dari adhesi raksa dengan kaca.

Prinsip percobaan pembuatan larutan di dasarkan pada konsentrsi suatu zat

yang akan dibuat, serta menggunakan ketelitian tinggi, karena jika terjadi

kesalahan yang kecil, maka larutannya tidak akan menjadi larutan yang

diinginkan.

Larutan standar primer adalah larutan yang dapat digunakan untuk

menghasilkan larutan yang stabil dan konsentrasinya dapat diukur. Larutan ini

normalitasnya dapat diketahui dari hasil penimbangan dan pelarutan volume

tertentu. Contohnya asam oksalat, boraks, NaCl, seng sulfat.

Larutan standar sekunder adalah larutan yang stabil atau konsentrasinya

tidak dapat dipastikan, normalitsnya baru akan diketahui setelah dilakukan

pembakaran dengan larutan standar primer. Contohnya NaOH, H2SO4 dan

HCl.

Dalam melakukan percobaan pembuatan larutan terdapat beberapa

kesalahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

− Kurang teliti dalam menakar dan menambahkan quades, sehingga melebihi

batas ukuran yang telah ditentukan.

− Alat-alat yang telah digunakan,

17

Page 18: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Pembuatan larutan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

contohnya:

− Pembuatan larutan cuka

− Pembuatan kaldu ayam

− Pembuatan sirup dan jus

18

Page 19: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

− Untuk membuat larutan dari bahan cair dan padat dilakukan dengan cara

mencampurkan bahan cair dan padat kedalam gelas kimia, kemudian

diaduk.

− Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang

diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Sedangkan larutan jenuh yaitu

suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan

mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.

− Larutan homogen adalah suatu keadaan larutan dimana dua zat menjadi

sama sifatnya karena bergabung, sedangkan larutan heterogen adalah suatu

keadaan larutan dimana dua zat bercampur, namau masih dapat dibedakan

unsur-unsurnya.

5.2 Saran

Diharapkan sebelum melakukan praktikum, praktikan terlebih dahulu

mengetahui proses pembuatan larutan agar tidak terjadi kesalahan dalam

pembuatan larutan

19

Page 20: Laporan Pembuatan Larutan Aswar

DAFTAR PUSTAKA

Anshary, Irfan. 1999. Kimia Dasar 1. Jakarta: erlangga

Baroroh, Uni, L. U. 2004. Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas Lambung

Mangkurat.

Gunawan, Adi dan Roewati. 2004. Konsep Dasr Kimia Analitik. Jakarta:

Universitas Indonesia

Petrucci, Ralph, H. 1996. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Bogor:

Erlangga

20