Page 1
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metodologi penelitian
eksperimental, membandingkan pengaruh peningkatan kadar ekstrak bunga
marigold sebagai masker peel off dalam basis PVA dan PEG 1500.
4.2 Variabel Penelitian
4.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan kadar bahan aktif
ekstrak bunga marigold sebanyak 3%, 4%, dan 6%.
4.2.2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah karakteristik fisik dan kimia
(organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, waktu mongering, dan pH) dan
stabilitas sediaan masker peel off.
1.3 Tempat dan Waktu Penelitian
4.3.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasetika
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Laboratorium Kimia
Universitas Muhammadiyah Malang.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan bulan
Juni 2018.
4.4 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu bunga marigold segar (diperoleh dari Bali),
PVA, PEG 1500, Nipagin, Nipasol, PG, Gliserin, aquadest, DPPH, dan metanol.
4.5 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi spektrofotometer
(Shimadzu), pH meter Basic 20+ (Crison), neraca analitik digital, peralatan uji
viskositas (Rion Viscotester vT-o45F), peralatan uji daya sebar, Steroglass hot plate
(DAIHAN LABTECH CO.,LTD), rotari evaporator, waterbath, oven, cawan petri,
mortir, stamper dan alat – alat gelas.
Page 2
40
4.6 Metode Kerja
4.6.1. Pembuatan Ekstrak Bunga Marigold
Bunga marigold kering diblender untuk meningkatkan luas permukaan
simplisia. Setelah itu, dimasukkan satu bagian simplisia kering kedalam maserator,
lalu tambahkan 10 bagian pelarut etanol 90%. Simplisia direndam selama 6 jam
pertama sambil diaduk sesekali, kemudian didiamkan selama 18 jam. Maserat
dipisahkan dengan cara filtrasi. Proses penyarian diulangi sebanyak 3 kali dengan
jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan, kemudian
diuapkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental (Farmakope Herbal,
2008).
4.6.2. Uji Antioksidan
Pembuatan Larutan DPPH 200 ppm
Larutan DPPH konsentrasi 200 ppm dibuat dengan cara menimbang DPPH
sebanyak 10 mg. Kemudian dilarutkan dengan metanol P.A ad 50,0 mL dan
ditempatkan pada botol gelap (Brand Williams, 1995). Cara pembuatan larutan
DPPH 200 ppm dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4. 1 Cara Pembuatan Larutan DPPH
Timbang DPPH 10 mg + metanol ad 50 mL
Larutkan ad homogen
Botol gelap
Page 3
41
Pembuatan Larutan Blanko
Dipipet 2 mL larutan DPPH (200 ppm) dimasukkan kedalam labu ukur 10,0
mL, ditambahkan metanol ad 10,0 mL, kemudian dikocok ad homogen. Cara
pembuatan larutan blanko dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4. 2 Cara Pembuatan Larutan Blanko
Pembuatan Larutan Uji
a. Pembuatan Baku Induk (BI)
Dibuat larutan baku induk konsentrasi 110 ppm dengan cara ekstrak bunga
marigold ditimbang sebanyak 11 mg, kemudian dilarutkan dalam metanol ad 100,0
mL pada labu ukur, kocok ad homogen.
b. Pembuatan Baku Kerja
Pembuatan larutan baku kerja adalah sebagai berikut :
BK 1 : 0,5 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A (5,5 ppm)
BK 2 : 1,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A (11 ppm)
BK 3 : 2,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A (22 ppm)
BK 4 : 4,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A (44 ppm)
BK 5 : 8,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A (86 ppm)
2 mL larutan DPPH (200 ppm) + metanol ad 10,0 mL
↓
(Konsentrasi DPPH 40 ppm)
Labu ukur 10,0 mL
Kocok ad homogen
Page 4
42
Gambar 4. 3 Cara Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Bunga Marigold
Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)
a. Pembuatan Baku Induk (BI)
Dibuat larutan baku induk kontrol positif konsentrasi 200 ppm dengan cara
serbuk vitamin C ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan dalam metanol P.A ad
50,0 mL pada labu ukur, kocok ad homogen, kemudian dipipet sebanyak 5,0 mL
dan ditambahkan metanol P.A hingga 50,0 mL (Larutan BI).
b. Pembuatan Baku Kerja
Pembuatan larutan baku kerja adalah sebagai berikut :
BK 1 : 1,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A → 2 ppm
BK 2 : 2,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A → 4 ppm
BK 3 : 3,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A → 6 ppm
11 mg ekstrak bunga marigold + metanol
p.a ad 100,0 mL
Labu ukur 100,0 mL → kocok ad homogen
Larutan baku induk 110 ppm (LBI)
LBI 0,5 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0
mL
LBI 1,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0
mL
LBI 2,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0
mL
LBI 4,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0
mL
LBI 8,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0
mL
LU BK 1
(5,5 ppm) LU BK 2
(11 ppm)
LU BK 3
(22 ppm)
LU BK 4
(44 ppm) LU BK 5
(86 ppm)
Page 5
43
BK 4 : 4,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A → 8 ppm
BK 5 : 5,0 mL BI + 2 mL DPPH ad 10,0 mL metanol P.A → 10 ppm
Cara pembuatan larutan kontrol positif dapat dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4. 4 Cara Pembuatan Larutan Kontrol Positif
Proses Inkubasi
Setelah selesai pembuatan larutan blanko, larutan uji dan larutan baku kerja
kontrol positif, larutan tersebut diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit.
10,0 mg vitamin c + metanol p.a ad 50,0 mL (200 ppm)
↓
Dipipet 5,0 mL BI 1 + metanol p.a ad 10,0 mL (20 ppm)
Labu ukur 50,0 mL → kocok ad homogen
Larutan kontrol positif 20 ppm (LKP2)
LKP 1,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0 mL
LKP 2,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0 mL
LKP 3,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0 mL
LKP 4,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0 mL
LKP 5,0 mL +
2,0 mL DPPH
+ metanol
p.a ad 10,0 mL
LU BK 1
(2 ppm) LU BK 2
(4 ppm)
LU BK 3
(6 ppm)
LU BK 4
(8 ppm) LU BK 5
(10 ppm)
Page 6
44
Pengukuran Absorbansi
Setelah selesai diinkubasi, larutan tersebut diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang 517 nm.
4.6.3. Pembuatan Masker Peel Off Ekstrak Bunga Marigold
Pada penelitian ini di awali dengan pembuatan sediaan masker peel off dari
ekstrak bunga marigold dengan berbagai kadar dalam basis PVA dan PEG 1500.
Terdapat 4 formula sediaan masker peel off yang akan dievaluasi karakteristik fisik
dan kimianya (organoleptis, homogenitas, pH sediaan, viskositas, daya sebar,
waktu mengering dan stabilitas sediaan). Formula I mengandung ekstrak bunga
marigold (3%), formula II mengandung ekstrak bunga marigold (4%) dan formula
III mengandung ekstrak bunga marigold (6%). Selain itu, dibuat juga formula
kontrol negatif (-) yaitu formula tanpa ekstrak sebagai pembanding. Semua evaluasi
dilakukan replikasi 3 kali dengan bobot sediaan 100 g. Skema kerja dapat dilihat
pada gambar 4.5.
Page 7
45
Gambar 4. 5 Skema Kerja
Kontrol (-) tanpa
ekstrak
Pembuatan masker peel off dari ekstrak bunga marigold
(Tagetes erecta L.) dengan basis PVA (Polivinil alkohol) dan
PEG (Polietilen glikol) 1500.
Uji karakteristik fisik dan
kimia sediaan :
Organoleptis (warna, bau, tekstur)
Homogenitas
pH sediaan
Viskositas
Daya sebar
Waktu mengering
Formula III dengan
kadar ekstrak bunga
Marigold (6%)
Formula II dengan
kadar ekstrak bunga
Marigold (4%)
Formula I dengan
kadar ekstrak bunga
Marigold (3%)
Evaluasi Sediaan
Uji Stabilitas sediaan:
Jangka panjang
Jangka pendek (Freeze
Thaw)
Analisis Data
Page 8
46
4.7 Rancangan Formula
Dalam penelitian ini terdapat 3 formula masker peel off dari ekstrak bunga
marigold dan formula kontrol negatif tanpa ekstrak. Formula masker ekstrak bunga
marigold dapat dilihat pada tabel IV.1
4.7.1. Formula Masker Peel Off
Bahan dan jumlah yang diambil dalam formulasi sediaan masker peel off
dapat dilihat pada tabel IV.1
Tabel IV. 1 Formulasi Masker Peel Off
Bahan Fungsi
Formula
Kontrol
(–) I II III
% % % %
Ekstrak bunga
marigod
Bahan aktif - 3 4 6
Polivinil alkohol Gelling agent +
Film former +
Viscosity agent
15 15 15 15
Polietilen glikol
1500
Plasticizers 2 2 2 2
Propilen glikol Humektan 4 4 4 4
Gliserin Emolien 2 2 2 2
Nipagin Pengawet 0,02 0,02 0,02 0,02
Nipasol Pengawet 0,18 0,18 0,18 0,18
Aquadest Pelarut ad 100 ad 100 ad 100 ad 100
Page 9
47
Cara Pembuatan Masker Peel Off
Pembuatan sediaan masker peel off dimulai dengan membuat basisnya
dahulu yaitu mengembangkan PVA dengan melarutkan dalam aquades di atas
hotplate (wadah A). Selanjutnya, PEG 1500 dilarutkan dalam air (wadah B).
Nipagin dan nipasol dilarutkan dalam propilen glikol kemudian diaduk hingga larut
dan homogen, ditambahkan gliserin, lalu dicampur hingga homogen (wadah C).
Selanjutnya wadah B dicampurkan ke wadah C lalu diaduk hingga homogen.
Setelah homogen, masukkan terlebih dahulu campuran wadah A ke mortir
kemudian campuran BC dimasukkan lalu digerus hingga homogen dan terbentuk
basis gel.
Proses selanjutnya yaitu ditimbang ekstrak bunga marigold sesuai kadar
masing-masing formula, formula I 3%, formula II 4%, dan formula III 6%. Setelah
itu, masing-masing ekstrak dimasukkan kedalam basis masker yang telah dibuat
sebelumnya, diaduk ad homogen dan menjadi sediaan masker peel off. Dibuat
sediaan untuk scale up sebanyak 100 g, skema pembuatan dilihat pada Gambar 4.6
Page 10
48
Gambar 4. 6 Skema Pembuatan Sediaan Masker Peel Off
Nipagin + nipasol
dilarutkan dalam propilen
glikol sampai larut
Campur sampai homogen
dan terbentuk massa
gel basis masker
PEG 1500 dilarutkan
dalam air sampai larut
PVA + aquadest diatas
hotplate ad larut, lalu
dikembangkan
Dicampur
+ gliserin, lalu
diaduk sampai
homegen
Formula I, II, III
ditimbang kadar ekstrak
bunga marigold 3%, 4%,
6%
Masing-masing formula
dimasukkan ke basis
masker
Aduk ad homogen dan
terbentuk sediaan masker
peel off
Page 11
49
4.8 Spesifikasi Sediaan
Tabel IV. 2 Spesifikasi Sediaan
Organoleptis
Bau: Khas
Warna: Jernih
Tekstur: Gel
Homogenitas Homogen
Viskositas 3.000-50.000 cPs
Daya sebar 5-7 cm
Waktu mengering <30 menit
pH 4,5-8,0
Stabilitas sediaan Stabil
4.9 Evaluasi Sediaan
4.9.1. Evaluasi Karakteristis Fisik Sediaan
1. Organoleptis
Pengamatan organoleptis yang dilakukan meliputi bentuk/tekstur, warna
dan aroma (Tranggono, 2007).
2. Homogenitas
Gel yang telah dibuat diambil sebanyak 0,1 gram, kemudian dioleskan pada
kaca objek. Setelah itu, dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya dan dilihat
apakah basis tersebut homogen dan permukaannya halus merata, dengan syarat
homogen tidak boleh mengandung bahan kasar yang bisa diraba (Tranggono,
2007).
3. Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas
sediaan. Pengukuran viskositas cuatu cairan dilakukan dengan menggunakan
viscometer, viskometer yang digunakan untuk menentukan sistem non Newton
adalah viskometer yang memiliki kontrol shearing stress yang bervariasi, yaitu
Viskometer Brookfield DV-E (Martin et al.., 1993). Viskometer Brookfield DV-E
dapat menentukan tahanan yang dialami oleh suatu silinder berputar yang
dicelupkan dalam bahan kental. Menurut Badan Standar Nasional Indonesia yaitu
pada SNI 16-4380-1996 nilai viskositas sediaan gel pembersih kulit yaitu 3.000-
50.000 cPs (Pertiwi dkk., 2016).
Page 12
50
4. Daya sebar
Ditimbang 1 gram sediaan gel, kemudian diletakkan dengan hati-hati di atas
kaca yang pada bagian sisi lainnya telah ditempel millimeter blok. Selanjutnya
diatas kaca ditambahkan pemberat sebanyak total 135 gram dan ditunggu 1 menit
pada setiap penambahan untuk dilihat penambahan diameter dari gel (Zhelsiana et
al., 2016). Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5-7 cm (Garg et al., 2002).
5. Waktu mengering
Evaluasi waktu mengering dilakukan dengan gel sebanyak 1 gram dioleskan
secara merata dengan area pengolesan 7,5x7,5 cm di lengan tangan, kemudian
diamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, dari saat mulai
dioleskannya masker hingga terbentuk lapisan yang kering dan elastis yang dapat
dikelupas dari permukaan kulit tanpa meninggalkan massa gel. Ketentuan waktu
sediaan mengering tidak lebih dari 30 menit (Vieira et al., 2009).
4.9.2. Evaluasi Karakteristis Kimia Sediaan (pH)
Terlebih dahulu pH meter distandarisasi, kemudian ditimbang 10 gram
sediaan dan dilarutkan dalam 20 mL aquadest dalam beaker glass, ditambahkan
aquadest hingga 100 mL lalu aduk hingga rata. Selanjutnya diukur dengan pH
meter. Persyaratan pH dalam kosmetik berkisar antara 4,5-8,0 berdasarkan SNI 16-
4399-1996 (Sutriningsih&Irna, 2017).
4.9.3. Evaluasi Stabilitas Sediaan
Uji stabilitas dilakukan dengan ditimbang beberapa bagian sediaan
kemudian dimasukkan dalam vial gelap dan disimpan pada penyimpanan suhu
rendah (5ᵒC±1,0ᵒC), oven (45ᵒC±2,0ᵒC), dan suhu ruangan dengan paparan sinar
matahari (27±2,0ᵒC), suhu ruangan yang terlindung dari sinar matahari (27±2,0ᵒC).
Setiap sampel dianalisis setiap minggu selama 28 hari dianalisis karakteristik dan
pH dari sediaan (Beringhs, 2013).
4.9.4. Evaluasi Stabilitas Sediaan Metode Freeze Thaw
Evaluasi stabilitas dengan metode freeze thaw ditentukan dengan cara
sediaan disimpan selama 2 hari pada suhu 4ᵒC kemudian disimpan pada suhu 40ᵒC
selama 2 hari. Pengujian dilakukan selama 4 siklus (Mita, dkk., 2015).
Page 13
51
4.10 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan beberapa cara yaitu untuk analisis
pengamatan organoleptis dilakukan secara visual dengan mengamati sediaan gel
secara langsung meliputi bentuk, warna, dan aroma yang dilakukan satu hari setelah
pembuatan, juga pada uji homogenitas dilakukan secara visual. Selanjutnya, untuk
analisa uji karakteristik fisik (viskositas, daya sebar dan waktu mengering),
karakteristik kimia (pH) dan uji keamanan (stabilitas) sediaan menggunakan uji
Oneway Anova. Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan analisa statistik dengan
derajat kepercayaan α = 0,05. Setelah itu, untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan diantara berbagai formula dilakukan analisis dari formula I, II, dan III
dengan pembanding yaitu kontrol negatif tanpa mengandung ekstrak dengan
melihat hasil p, lalu dibandingkan dengan derajat kepercayaan. Jika hasil yang
diperoleh p < 0,05 maka menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (Swastika
dkk., 2013).