BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu organisasi sosio-ekonomi, seperti organisasi ekonomi lainnya,memerlukan pembiayaan untuk dapat menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatannya. Mengacu kepada hal tersebut maka dapat dipahami di sini bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan sebetulnya adalah pendanaan (financing) untuk kegiatan. Secara umum, di rumah sakit hal ini biasanya dikaitkan dengan pembiayaan dua kegiatan pokok yaitu: investasi dan operasional. Dari kedua kegiatan pokok tersebut, pembiayaan kegiatan operasional umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang berasal dari kegiatan layanan penderita. Tetapi tidak jarang pula terjadi hal di mana kegiatan operasional rumah sakit memerlukan pendanaan yang relatif tidak sedikit. Dalam hal ini,pembiayaan kegiatan biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber di luar rumah sakit. Di lain pihak, kegiatan investasi umumnya memerlukan pembiayaan yang relatif besar dan tidak selalu dapat ditunjang dari penghasilan operasional. Untuk hal ini jelas dibutuhkan sumber pendanaan dari luar rumah sakit. Dari bahasan di atas dapat dipahami bahwa pembicaraan mengenai struktur pembiayaan rumah sakit, baik untuk kegiatan investasi dan operasional, harus dikaitkan dengan jenis sumber pembiayaan yang ada di dalam dan di luar rumah sakit. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai suatu organisasi sosio-ekonomi, seperti organisasi ekonomi
lainnya,memerlukan pembiayaan untuk dapat menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatannya.
Mengacu kepada hal tersebut maka dapat dipahami di sini bahwa yang dimaksud dengan
pembiayaan sebetulnya adalah pendanaan (financing) untuk kegiatan. Secara umum, di
rumah sakit hal ini biasanya dikaitkan dengan pembiayaan dua kegiatan pokok yaitu:
investasi dan operasional. Dari kedua kegiatan pokok tersebut, pembiayaan kegiatan
operasional umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang berasal dari kegiatan
layanan penderita. Tetapi tidak jarang pula terjadi hal di mana kegiatan operasional rumah
sakit memerlukan pendanaan yang relatif tidak sedikit. Dalam hal ini,pembiayaan kegiatan
biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber di luar rumah sakit. Di lain pihak, kegiatan
investasi umumnya memerlukan pembiayaan yang relatif besar dan tidak selalu dapat
ditunjang dari penghasilan operasional. Untuk hal ini jelas dibutuhkan sumber pendanaan dari
luar rumah sakit. Dari bahasan di atas dapat dipahami bahwa pembicaraan mengenai struktur
pembiayaan rumah sakit, baik untuk kegiatan investasi dan operasional, harus dikaitkan
dengan jenis sumber pembiayaan yang ada di dalam dan di luar rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat pembiayaan kesehatan?
2. Apa saja hambatan dan solusi dari pembiayaan kesehatan?
3. Bagaimana kegiatan investasi di Rumah sakit?
4. a.Bagaimana pola pembiayaan kesehatan secara umum?
b.Bagaimana pola pembiayaan di Rumah Sakit?
1
1.3 Tujuan
1. Mampu Mengetahui dan memahami syarat pembiayaan kesehatan.
2. Mampu Mengetahui dan memahami hambatan dan solusi dari pembiayaan kesehatan.
3. Mampu Mengetahui dan memahami kegiatan investasi di Rumah sakit.
4. Mampu Mengetahui dan memahami pola pembiayaan kesehatan secara umum dan
pola pembiayaan di Rumah Sakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996).
Dari pengertian tersebut tampak ada dua sudut pandang ditinjau dari:
a. Penyelenggara pelayanan kesehatan (provider) yaitu besarnya dana untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa dana investasi serta dana
operasional.
b. Pemakai jasa pelayanan yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat suatu
upaya kesehatan.
Tujuan sistem pembiayaan kesehatan adalah :
1. Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi.
2. Teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
3. Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Adanya sektor pemerintah dan sektor swasta dalam penyelenggaraan kesehatan sangat
mempengaruhi perhitungan total biaya kesehatan suatu negara.Total biaya dari sektor
pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemakai jasa (income
pemerintah), tapi dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expence) untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Total biaya kesehatan adalah penjumlahan biaya dari
sektor pemerintah dengan besarnya dana yang dikeluarkan pemakai jasa pelayanan untuk
sektor swasta.
Dalam membicarakan pembiayaan kesehatan yang penting adalah bagaimana
memanfaatkan biaya tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau dari aspek ekonomi
maupun sosial dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Dengan demikian suatu pembiayaan kesehatan dikatakan baik,bila jumlahnya mencukupi
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan penyebaran dana
3
sesuai kebutuhan serta pemanfaatan yang diatur secara seksama, sehingga tidak terjadi
peningkatan biaya yang berlebihan.
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan atas:
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke arah pengobatan dan
pemulihan dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat,tujuan utamanya lebih ke arah
peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana terutama dari sektor
pemerintah.
Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu:
a. Pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten/kota) dengan dana berasal dari pajak(umum dan penjualan), deficit
financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosal.
b. Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,sumbangan
sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Syarat pembiayaan kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yaitu:
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat – syarat pokok tersebut perlu dilakukan beberapa hal,
antara lain :
1. Peningkatan efektifitasnya. Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah
penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang
dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar,misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
2. Peningkatan efisiensi. Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan
berbagai mekanisme pengawasan dan pengendalian.
5
Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada
dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
i. standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
ii. standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial. Dengan adanya standard minimal
pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian
akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
i. Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan
pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula
dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga
akan meningkat.
ii. Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan