FORMULIR PRAKTIKUM ORTODONSIA III
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PERAWATANORTODONTIK
NOMOR MODEL 30015922 NAMA PASIEN: Azka Surya Satria Putra
OPERATOR: Dicky Fajar Primavera Nugraha NIM: 12/335600/KG/09300
PEMBIMBING : drg. J.C.P. Heryumani Sulandjari, M.S., Sp.Ort
(K).
BAGIAN ORTODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH
MADAYOGYAKARTA2015
UNIVERSITAS GADJAH MADAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIBAGIAN
ORTODONSIA
I. IDENTITASOperator: Dicky Fajar Primavera NugrahaNo. Mhs:
12/335600/KG/09300Pembimbing: drg. J.C.P. Heryumani Sulandjari,
M.S., Sp.Ort (K).Nomor Model: 30015922Nama Pasien: Azka Surya
Satria PutraSuku: JawaUmur: 22 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat:
Sendowo A4, Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa YogyakartaKode
Pos: 55284Telepon: 087774708835Pekerjaan: MahasiswaNama Ayah: Ir.
SurotoSuku: JawaUmur : 54 tahunPekerjaan: WiraswastaNama Ibu:
WiluyowatiSuku: JawaUmur : 50 tahunPekerjaan: Ibu Rumah
TanggaAlamat orang tua: Jalan Wirotaman 7, Kutoarjo, Purworejo,
Jawa TengahTelepon : 085228458011
II. WAKTU PERAWATANPendaftaran: 18 Februari 2015Pencetakan: 18
Februari 2015Pemasangan Alat:
III. PEMERIKSAAN KLINISA. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
Keluhan utama : Pasien datang atas kemauan sendiri untuk
memperbaiki gigi depan rahang pasien yang gingsul, pasien merasa
posisi gigi tersebut tidak sama dengan gigi lainnya sehingga pasien
ingin memperbaikinya. Pasien merasa kurang percaya diri dengan
rahang bawah yang sedikit maju ke depan. Pasien merasakan gigi
belakang antar rahang tidak saling bertemu. Riwayat Kesehatan
:Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit karena penyakit Tifus Riwayat
Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi : Gigi Desidui : Pada
periode gigi desidui pasien bercerita giginya gigis, giginya
gingsul dan pernah melakukan pencabutan gigi susu (desidui). Gigi
Bercampur : Pada periode gigi bercampur pasien bercerita ada gigi
yang gingsul, pernah suatu ketika terdapat gigi goyah dan dicabut
sendiri dengan benang. Pasien mulai merasakan rahang bawahnya maju.
Gigi Permanen : Pada periode gigi permanen rahang bawah pasien
maju, terdapat gigi yang gingsul, terdapat gigi belakang yang
dicabut, dan ditambal. Pasien bercerita pernah menggunakan alat
ortodonsi lepasan. Pasien merasakan gigi belakang antar rahang
tidak saling bertemu.
Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :Kebiasaan
BurukDurasiFrekuensiIntensitas
Bertopang daguSD kelas III sampai sekarangSeringTinggi
Menggigit pensilSD kelas III sampai SMP kelas
VIISeringSedang
MembungkukAnak-anak sampai sekarangSeringTinggi
Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien : AdaAyah:
Susunan gigi rapiIbu: Susunan gigi tidak rapiAnak 1: Pasien Adik
perempuan: Susunan gigi rapi
B. Pemeriksaan Objektif1. UmumKeterangan : Jasmani: Sehat, tidak
mengalami cacat fisik Mental: Kooperatif, dapat memahami dan
mengikuti instruksi operator Status Gizi:Tinggi Badan (TB) : 1,66
mBerat Badan (BB) : 62 kg Indeks Massa Tubuh : BB (kg) = 60 = 22,5
kg/m2 TB(m) (1,72) Status Gizi : Normal Kategori : Normal
2. Lokala. Ekstra oral Kepala:Lebar kepala : 140 mmPanjang
Kepala : 180 mm Indeks Kepala : Lebar kepala x 100 = 77,8 Panjang
kepala Bentuk kepala : Mesosefali Muka:Jarak Nasion Gnation : 102,6
mmLebar Bizygomatic : 117,9 mm Indeks muka :Jarak N Gn x 100 =
87,02 Lebar Bizygomatik Bentuk muka : Mesoprosop, Simetris
Profil Muka : Cembung normal Garis Simon (Bidang Orbital) :RA :
Labial CaninusRB : Interdental gigi Caninus dan Premolar Posisi
rahang terhadap bidang Orbital / garis Simon:Maksila:
NormalMandibula: Normal Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
Tonus Otot Mastikasi : NormalKeterangan : Otot mastikasi tidak
terasa terlalu tegang atau kendor saat pasien diminta melakukan
gerakan menguyah Tonus Otot Bibir : NormalKeterangan : Bibir bawah
maupun bibir atas tidak tegang saat kaca mulut diletakkan diatasnya
Bibir Posisi Istirahat : Normal, tertutup, kompeten Free Way Space
: 2,6 mm
b. Intra oral Hygiene MulutKategori : Baik Pola atrisi: Normal
Lingua: Besar Palatum Vertikal: Sedang Lateral: SedangKeterangan :
Tidak ada kelainan maupun lesi pada palatum pasien. Gingiva: Normal
Mukosa: Normal Frenulum Fren. Labii Superior: Normal, pada
pemeriksaan blanch test normal. Fren. Labii Inferior: Normal
Frenulum lingualis: Normal Tonsila: Normal
Pemeriksaan Gigi-gigi
VIVIIIIIIIIIIIIIVV
8765432112345678
XX
TTXXKK
8765432112345678
VIVIIIIIIIIIIIIIVV
Keterangan :X: Telah dicabutO: Belum erupsiAg: Agenese T:
Tumpatan
3. Analisis Foto Muka
GlabellaUpper LipGnation
Tampak DepanTampak SampingBentuk muka : MesoprosopProfil muka:
Cembung normalKeterangan : Simetris
4. Analisis Model Studi
Bentuk lengkung gigi RA :Parabola, simetris RB :Setengah Elips,
asimetris
Malposisi gigi individual Rahang Atas14 :
mesiopalatotorsiversi13 : distolabiotorsiversi11 : labioversi21 :
labioversi23 : mesiolabioversi24 : mesiopalatotorsiversi
Rahang Bawah37 : linguoversi36 : bukoversi35 :
mesiolinguotorsiversi43 : distoversi45 : mesiolinguotorsiversi
Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik AnteriorOver jet: 1,80 mmOver
bite: 1,70 mm (Shallow bite) Palatal bite: Tidak adaDeep bite:
Tidak adaOpen bite : Tidak adaCross bite: Tidak adaEdge to edge
bite: Tidak ada PosteriorCross bite: Ada26
36
Open bite: Ada, pada region 131416232426
4546333536
Scissor bite: Tidak adaCup to cup bite : Tidak ada Relasi Molar
pertama kanan: - Relasi Molar pertama kiri: - Relasi Kaninus Kanan
: Kelas I Relasi Kaninus kiri: Kelas I
Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Tidak
SegarisGasis inter insisivi sentral terhadap garis tengah rahang :
Tidak Segaris
Rahang Atasbergeser ke: -Rahang Bawah bergeser ke: kiri, 0,2
mm
Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm )GigiRahangAtasRahangBawah
KananKiriNomalKetKananKiriNomalKet
19,129,108,15-9,03>/>6,005,905,20-5,81>/>
27,487,006,51-7,49N/N6,346,005,77-6,43N/N
38,508,507,73-8,57N/N8,007,706,75-7,49>/>
48,308,007,33-8,07>/>--7,16-7,92-
5--6,84-7,56-8,208,207,19-7,93>/>
611,411,410,52-11,44N/N11,911,911,34-12,38N/N
710,810,99,83-10,85N/>10,510,710,12-11,3N/N
Keterangan: N = Normal. > = Lebih dari normal< = Kurang
dari normalPada gigi rahang atas terdapat gigi yang berukuran lebih
dari normal yaitu gigi 11, 21, 14, 24, dan 27. Sementara pada gigi
rahang bawah terdapat gigi yang berukuran lebih dari normal yaitu
gigi 31, 41, 33, 43, 35,dan 45.
5. Skema Gigi-Gigi dari Oklusal
Rahang Atas Rahang Bawah
6. Perhitungan-perhitungan Metode PontJumlah mesiodistal 21 I
12: 32,7 mmJarak P1 P1 pengukuran: 41,5 mmJarak P1 P1 perhitungan:
I x 100 = 40,9 mm 80Diskrepasi: Distraksi Ringan (0,6 mm)Jarak M1
M1 pengukuran: 48,8 mmJarak M1 M1 perhitungan: I x 100 = 51,1 mm
64Diskrepasi: Kontraksi Ringan ( - 2,2 mm)Keterangan:Pertumbuhan
dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter P1 mengalami
distraksi yaitu sebesar 0,6 mm dan pada regiointer M1 mengalami
kontraksi yaitu sebesar -2,2 mm .kontraksi yang dialami pasien
masih termasuk ringan. Metode KorkhausTable Korkhaus: 18,8 mmJarak
I (P1-P1) pengukuran: 18,5 mmDiskrepansi : Normal (0,3
mm)Keterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
anterior mengalami protraksi sebesar 0,3 mm. Determinasi Lengkung
GigiHasil penampakan :
Keterangan:
Overjet Awal : 1,8 mmRetraksi RA : 0,0 mmRetraksi RB : 0,7
mmOverjet Akhir : 2,5 mm
Rahang Atas :Panjang lengkung ideal (P1-P1) : 66,02 mmJumlah
lebar mesiodistal (P1-P1) :66,00 mm
Diskrepansi : 0,02 mm
Rahang Bawah :Panjang lengkung ideal (C-C) :40,00 mmJumlah lebar
mesiodistal (C-C) :39,94 mm
Diskrepansi : 0,06 mm
IV. DIAGNOSIS SEMENTARAKasus maloklusi menyangkut masalah :
Estetika Fungsi pengunyahan Dental Spacing Malposisi
individual
Solusi masalahRA: Koreksi Malposisi IndividualRB: Retraksi
V. DIAGNOSIS FINALMaloklusi Kelas I Angle Relasi Kaninus Tipe
Dental dengan open bite posterior antara 13, 14, 16 terhadap 45,
46, open bite posterior antara gigi 23, 24 terhadap 33, 35, 36,
cross bite posterior antara gigi 26 terhadap 36 dan spacing antara
16 dan 14, spacing 24 dan 26, spacing 35 dan 33, spacing 33 dan 32,
spacing 32 dan 31, spacing 42 dan 43, spacing 43 dan 45.
Terdapat malposisi gigi individual pada Rahang Atas14 :
mesiopalatotorsiversi13 : distolabiotorsiversi11 : labioversi21 :
labioversi23 : mesiolabioversi24 : mesiopalatotorsiversi
Rahang Bawah37 : Linguoversi36 : bukoversi35 :
mesiolinguotorsiversi43 : distoversi45 : mesiolinguotorsiversi
VI. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSIEtiologi dari pasien ini adalah
kebiasaan buruk. Rahang yang abnormal tersebut distimulasi melalui
kebiasaan buruk pasien yaitu bertopang dagu dengan frekuensi sering
sehingga rahang bawah pasien menjadi maju.
Rahang AtasEtiologiRahang BawahEtiologi
14 MesiopalatotorsiversiTidak terdapat kontak
interproksimal37LinguoversiKontraksi Regio Molar
13DistolabiotorsiversiTidak terdapat kontak
interproksimal36BukoversiTidak berkontak dengan gigi antagonis
11LabioversiRiwayat Maloklusi Angle Kelas
III35MesiolinguotorsiversiTidak terdapat kontak interproksimal
21LabioversiRiwayat Maloklusi Angle Kelas III43DistoversiTidak
terdapat kontak interproksimal
23MesiolabiotorsiversiTidak terdapat kontak
interproksimal45MesiolinguotorsiversiTidak terdapat kontak
interproksimal
24MesiopalatotorsiversiTidak terdapat kontak interproksimal
VII. PROSEDUR PERAWATAN Analisis Ruang Rahang Atas Metode
PontPertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter
P1 mengalami distraksi yaitu sebesar 0,6 mm dan pada regiointer M1
mengalami kontraksi yaitu sebesar -2,2 mm .kontraksi yang dialami
pasien masih termasuk ringan.
Metode KorkhausPertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke
arah anterior mengalami protraksi sebesar 0,3 mm. Protraksi yang
dialami pasien termasuk kategori normal. Determinasi lengkungPada
rahang atas terdapat kelebihan ruang sebesar 0,02 mm. Pada rahang
bawah terdapat kelebihan ruang sebesar 0,06 mm. Target Perawatan1.
Koreksi malposisi gigi2. Menutup spacing yang terdapat pada gigi
anterior dan posterior rahang atas dan rahang bawah3. Mengoreksi
open bite pada regio posterior Rencana Perawatan1. Inform concent
dan penjelasan mengenai perawatan ortodontik yang akan dilakukan2.
Analisis Ruang3. Koreksi malposisi gigi individual4. Penyesuaian
oklusi5. Pemakaian retainer Jalannya Perawatan1. Penjelasan tentang
perawatan ortodontik (Edukasi pasien)Pasien dijelaskan mengenai
perawatan ortodontik yang akan dilakukan, meliputi prosedur
perawatan ortodontik yang akan dilakukan, meliputi prosedur
perawatan, cara pemakaian alat, cara merawat alat, lama pemakaian
alat,serta pemberian motivasi kepada pasien. Dan diberikan juga
inform consent setelah penjelasan rencana perawatan.2. Koreksi
malposisi gigia. Rahang AtasMembuat plat aktif yang terdiri dari
:1. Plat resin akrilik sampai dengan setengah M2 yang dipoles
hingga halus 2. Adam klamer dengan diameter 0,7 mm diletakkan pada
M1 kiri dan kanan yang berfungsi sebagai retensi3. Labial arch
dengan diameter 0,7 mm, pundak diletakkan antara P1 dan M1 kanan
dan kiri4. Simple spring dengan diameter 0,6 mm pada gigi C kanan
dan kirib. Rahang BawahMembuat plat aktif yang terdiri dari :1.
Plat resin akrilik sampai dengan setengah M2 yang dipoles hingga
halus 2. Adam klamer dengan diameter 0,7 mm diletakkan pada M1 kiri
dan kanan yang berfungsi sebagai retensi3. Labial arch dengan
diameter 0,7mm, pundak diletakkan antara C dan P2 kanan dan kiri4.
T spring dengan diameter 0,6 mm pada gigi P2 kanan dan kiri
3. Penyesuaian oklusiDengan menggunakan articulating paper,
pasien diinstruksikan menggigit-gigit dalam keadaan sentrik dan
dalam keadaan berfungsi. Bekas articulating paper yang warnanya
lebih mencolok merupakan tempat terjadinya kontak prematur.
4. Pemakaian retainerDigunakanplat lepasan Hawley retainer,
menggunakan base plate dari akrilik sampai gigi M2. Retensi plat
digunakan adam klamer pada gigi M1 dengan menggunakan kawat
berdiameter 0,7mm. Digunakan labial arch untuk menjaga posisi gigi
agar tidak relaps dengan short labial arch yang menggunakan kawat
berdiameter 0,8 mm.Pemakaian retainer: Retainer dipakai dalam
keadaan pasif selama 3 bulan dan kontrol setiap 1 bulan sekali
untuk mengetahui pengurangan kegoyahan gigi yang telah digerakkan.
Alat hanya dilepas saat menyikat gigi dan setelah makan untuk
dibersihkan. Jika dalam 3 bulan tidak ada perubahan (dengan
indikasi tidak sesak selama pemakaian) maka pemakaian retainer
tetap diteruskan dan hanya dipakai di rumah saja selama 3 bulan dan
kontrol tiap 3 bulan sekali. Jika dalam 3 bulan tidak ada
perubahan, retainer cukup dipakai malam hari saja dan dicek sendiri
oleh pasien apakah terasa sesak atau tidak selama pemakaian. Jika
tidak terasa sesak, dapat dihentikan & kontrol 3 bulan
berikutnya, jika ada perubahan maka pemakaian diperpanjang sampai 3
bulan berikutnya dan kontrol 1 bulan sekali.
VIII. GAMBAR/ DESAIN ALATRahang atas
Rahang bawah
IX. PROGNOSISBaikKeterangan :a. Pasien sehat, tidak memiliki
penyakit atau kelainan yang menghambat jalannya perawatan
ortodontikb. Pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk merawat
giginyac. Pasien diharapkan kooperatif
X. INFORMED CONSENTIndikasi Perawatan: KuratifYogyakarta, Maret
2014
Menyetujui Pembimbing,
drg. J.C.P. Heryumani S., M.S., Sp.Ort (K).NIP. 19550412 198403
2 002Operator
Dicky Fajar Primavera NugrahaNIM. 12/335600/KG/09300
XI. PROGNOSISBaikKeterangan :d. Pasien sehat, tidak memiliki
penyakit atau kelainan yang menghambat jalannya perawatan
ortodontike. Pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk merawat
giginyaf. Pasien diharapkan kooperatif
XII. INFORMED CONSENTIndikasi Perawatan: KuratifYogyakarta,
Maret 2014
Menyetujui Pembimbing,
drg. J.C.P. Heryumani S., M.S., Sp.Ort (K).NIP. 19550412 198403
2 002Operator
Dicky Fajar Primavera NugrahaNIM. 12/335600/KG/09300
3