Top Banner
LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL) Disusun Sebagai Laporan Akhir Kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah Kota Probolinggo Provinsi Jawa Timur Periode: 17 Febuari s.d 7 Mei 2015 Nama : Dra. ERNI PRASETYAWATI, M.Pd Unit Kerja : SMK NEGERI 2 PROBOLINGGO Nip : 196710281995122006 i
116

Laporan OJL Erni Prasetyawati

Apr 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan OJL Erni Prasetyawati

LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

Disusun Sebagai Laporan Akhir Kegiatan On The JobLearning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala

Sekolah Kota Probolinggo Provinsi Jawa TimurPeriode: 17 Febuari s.d 7 Mei 2015

Nama : Dra. ERNI PRASETYAWATI, M.PdUnit Kerja : SMK NEGERI 2 PROBOLINGGONip : 196710281995122006

i

Page 2: Laporan OJL Erni Prasetyawati

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAHDINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR2015

ii

Page 3: Laporan OJL Erni Prasetyawati

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN ON THE JOB LEARNING

Laporan On The Job Learning Disusun oleh Dra.Erni Prasetyawati, M.Pd, Sebagai Laporan Akhir Kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah Kota Probolinggo Provinsi Jawa Timur Periode: 17 Febuari s.d 7 Mei 2015, Disahkan Sejak Tanggal Ditetapkan.

Di tetapkan di : ProbolinggoTanggal : Mei 2015

Oleh

Kepala SMK Negeri 1 Kepala SMK Negeri 2 Kota Probolinggo Kota Probolinggo

Drs. DIDIK PURWANDI, M.M Drs.SUNARDI,M.M NIP.196001091985031009 NIP.196402171989031009

MengetahuiKepala Dinas Pendidikan

Kota Probolinggo

ii

Page 4: Laporan OJL Erni Prasetyawati

Drs.ZAINULLAH,M.M NIP.196308111987011002

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semesta alam dan segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas

junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat

dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir

kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan

Calon Kepala Sekolah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan

ini, merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat

berharga bagi calon kepala sekolah. Walau diakui terasa

sangat melelahkan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan

dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu

pendamping diklat akhirnya laporan kegiatan On The Job Learning

iii

Page 5: Laporan OJL Erni Prasetyawati

di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 Kota Probolinggo ini

selesai juga. Oleh karena itu, calon kepala sekolah merasa

berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus kepada

1. Walikota Probolinggo, Hj Rukmini, S.H,M.Si

2. Direktur LP2KS Indonesia Prof. Dr. Siswandari, M. Stats

3. Kepala BKD Kota Probolinggo, Drs.H. Paeni, M.H

4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Probolinggo, Drs. Zainullah,

M.M

5. Master Trainer LP2KS Dra. Yusnaini Agustina, M.Pd, Drs.

Gatot Dwi Atmadji, M.Pd dan Aris Dwi Cahyono,S.Pd,M.Pd.

6. Kepala SMK Negeri 2, Drs.Sunardi,M.M

7. Kepala SMK Negeri 1, Drs. Didik Purwandi,M.M atas

bimbingan dan arahannya.

Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga

calon kepala sekolah haturkan kepada Bapak Drs. Hartono,

M.Pd selaku Kepala Bidang ketenagaan Dinas Pendidikan kota

Probolinggo yang telah banyak membantu sejak seleksi sampai

pelaksanaan diklat selesai.

Ucapan terima kasih calon kepala sekolah sampaikan

pula kepada Bapak Andri Purwanto, S.Sos, M.M selaku Kepala

iv

Page 6: Laporan OJL Erni Prasetyawati

Bidang Diklat Kota Probolinggo yang menjadi ketua pelaksana

diklat. Beliau telah banyak membantu dan melayani peserta

diklat sejak awal seleksi sampai kegiatan diklat calon

kepala sekolah selesai dilaksanakan.

Ucapan terima kasih calon kepala sekolah haturkan

kepada Saudara Widya Paramita,S.Pd. dan Dwi Nurhidayati,

S.Pd. sebagai guru yunior SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

yang bersedia diobservasi pada kegiatan supervisi akademik

peserta diklat calon kepala sekolah.

Tak terlupakan, ucapan terima kasih calon kepala

sekolah sampaikan pula kepada guru-guru dan pegawai SMK

Negeri 2 Probolinggo dan SMK Negeri 1 Probolinggo yang telah

banyak membantu memberikan data dan informasi kepada calon

kepala sekolah dalam melakukan kajian-kajian dan pelaksanaan

rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah dan semua

teman peserta diklat calon kepala sekolah Kota Probolinggo

tahun 2015 atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai

dari awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir.

Ucapan terima kasih secara khusus calon kepala

sekolah haturkan kepada suami, Drs. H Paeni, M.H yang telah

mengizinkan untuk mengikuti seleksi calon kepala sekolah,

v

Page 7: Laporan OJL Erni Prasetyawati

anakku Nendy Rizka Halandevi dan menantuku Rastra Randy

Rakasiwi yang telah mensuport, cucuku Sholahuddin Ayyubi El

Fatih yang menjadi pelipur disaat penyelesaian tugas akhir,

dan yang tak kalah pentingnya doa dan restu dari ibunda

Hj.Sumandiyah yang telah memberi ridhonya untuk mengikuti

kegiatan seleksi calon kepala sekolah ini.

Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat,

dan semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang

diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dan pahala

dari Allah SWT, Amin.

Calon kepala

sekolah,

vi

Page 8: Laporan OJL Erni Prasetyawati

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul ............................................ i

Lembar Pengesahan ........................................

........................................................ii

Kata Pengantar ...........................................

.......................................................iii

Daftar Lampiran...........................................

........................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................... 1

A. Latar Belakang...................................... 1

B. Tujuan ............................................5

C. Hasil yan g diharapkan.............................. 5

BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ..................... 7

A. Profil SMK Negeri 2 Probolinggo.................... 7

B. Profil SMK Negeri 1 Probolinggo...................

..........................................14

BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN .....................

........................................................23

A. Pelaksanaan Rencana Tindak kepemimpinan............

23

B. Supervisi Guru Junior..............................

32

Page 9: Laporan OJL Erni Prasetyawati

C. Penyusunan Perangkat pembelajaran..................

44

D. Pengkajian Aspek Managerial .......................

49

E. Pengkajian Kompetensi Berdasarkan AKPK yang

Kurang di Sekolah .................................

59

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .............................

69

A. Kesimpulan .........................................

69

B. Saran - Saran ......................................

70

Daftar Lampiran

1. Jadwal OJL dan Jurnal2. Profil SMK Negeri 2 Kota Probolinggo3. Profil SMK Negeri 1 Kota Probolinggo4. EDS5. Instrumen RTK6. Dokumen RTK7. Instrumen Supervisi Akademik Guru Yunior8. Dokumen Perangkat Pembelajaran

Page 10: Laporan OJL Erni Prasetyawati

9. Matrik Kajian Manajerial10. Dokumen AKPK11. Jurnal Kegiatan OJL12. Daftar Hadir Kegiatan OJL13. Foto Kegiatan

Page 11: Laporan OJL Erni Prasetyawati

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun

2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala

Sekolah/Madrasah, menyatakan bahwa sistem penyiapan calon

kepala sekolah/madrasah, proses pengangkatan kepala

sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB), Penilaian kinerja kepala

sekolah/madrasah. Dalam pasal 7 dinyatakan bahwa :

1. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah

merupakan kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran

teoritik maupun prakik yang bertujuan untuk

menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

2. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah

dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun

waktu minimal 100 jam dan praktik pengalaman lapangan

dalam kurun waktu minimal 3 bulan

Page 12: Laporan OJL Erni Prasetyawati

3. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah

dikoordinasikan dan difasilitasi pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota sesuai kewenangannya.

4. Pendidikan dan pelatihan diakhiri dengan penilaian

untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon kepala

sekolah/madrasah.

5. Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus

penilaian diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah

oleh lembaga penyelenggara.

Page 13: Laporan OJL Erni Prasetyawati

3

6. Sertifikat kepala sekolah/madrasah dicatat dalam

database nasional dan diberi nomor unik oleh menteri

atau lembaga yang ditunjuk.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 35

tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional

Guru dan Angka Kreditnya bahwa efektivitas kepala

sekolah dinilai angka kreditnya dalam kompetensi :

1) Kepribadian dan sosial

2) Kepemimpinan pembelajaran

3) Pengembangan sekolah dan madrasah

4) Manajemen sumber daya

5) Kewirausahaan sekolah/madrasah

6) Supervisi pembelajaran

Dimensi yang harus dikembangkan calon kepala

sekolah/madrasah antara lain dimensi keribadian.

Sebagai pemimpin maka calon kepala sekolah/madrasah

harus belajar bagaimana menjadi pemimpin spiritual

yang berbasis nilai, sehingga dalam mengartikulasi

visi masa depan dan kinerja mendasarkan atas nilai-

nilai bawahan. Dengan mengembangkan pola kepemimpinan

Page 14: Laporan OJL Erni Prasetyawati

4

yang bernilai maka akan memberikan energi dan motivasi

tinggi, komitmen, rasa percaya diri kepada tem kerja.

Selain itu calon kepala sekolah/madrasah juga harus

mengembangkan pola kepemimpinan yang melayani (servan

leadership). Pemimpin yang melayani juga menggambarkan

tujuh kebiasaan positif meliputi berfokus pada prinsip

terus belajar, berorientasi pada layanan, percaya pada

orang lain, memancarkan energi positif, melihat

kehidupan sebagai sebuah petualangan, kehidupan yang

seimbang, dan melakukan pembaruan diri .

Salah satu implementasi dari kepemimpinan spiritual

adalah pemimpin yang visioner. Calon kepala

sekolah/madrasah yang memiliki jiwa kepemimpinan

visioner akan lebih mudah menentukan visi dalam

hidupmnya, mengembangkan model cinta altruistik dengan

memberi perlindungan dan kepedulian terhadap orang

lain dalam memberi dan menerima tanpa syarat. Di

samping itu juga dibutuhkan hope/faith yang didasarkan

pada nilai-nilai kepercayaan bahwa sesuatu yang

diharapkan pasti akan terjadi atau terwujud.

Page 15: Laporan OJL Erni Prasetyawati

5

Dimensi kepemimpinan pembelajaran sebagi upaya

memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada

gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar

siswanya. Untuk lebih efektif maka kepala sekolah

dapat melibatkan para pemangku kepentingan dalam

mengelola sekolah dan memberikan dukungan terhadap

pembelajaran, dan melakukan pemantauan terhadap proses

pembelajaran sehingga dapat mengetahui kesulitan

pembelajaran

Dimensi kompetensi kewirausahaan berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun

2007 tentang sandar kepala sekolah/madrasah

menyebutkan bahwa kepala sekolah/madrasah dituntut

agar menciptakan inovasi yangg beguna bagi

pengembangan sekolah, bekerja keras untuk mencapai

keberhasilan sekolah sebagai oganisasi pembelajar yang

efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai

pemimpin, pantang menyerah dan selalu mencari solusi

terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi,

memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan

Page 16: Laporan OJL Erni Prasetyawati

6

produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta

didik. Hal ini didasari oleh Inpres No 4 tahun 1995

tanggal 30 Juni 1995 yang menyatakan bahwa

kewirausahaan diartikan sebagai semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan

produksi baru dengan mengingkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik.

Out put dari kegiatan on the job learning adalah

terwujudnya calon kepala sekolah yang memiliki

kemampuan naluri kewirausahaan dalam mengelola

kegiatan produksi dan jasa sekolah sebagai sumber

belajar peserta didik. Kondisi nyata Keadaan sekolah

sendiri yang sesuai AKPK adalah pelaksanaan dan

pengelolaan unit produksi dan jasa dilakukan oleh

tenaga kontrak atau mitra kerja yang tidak melibatkan

peserta didik. Sedangkan di sekolah magang 2

pelaksanaan dan pengelolaan unit produksi dan jasa

melibatkan peserta didik untuk belajar langsung

Page 17: Laporan OJL Erni Prasetyawati

7

berwirausaha sehingga situasi belajar mendekati

kondisi yang sesungguhnya seperti di dunia usaha.

Dimensi kompetensi yang harus dikembangkan oleh

calon kepala sekolah selain ketiga di atas adalah

supervisi. Tugas pengawasan pembelajaran oleh kepala

sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan pemantauan,

supervisi, evaluasi dan laporan, sebagaimana

dinyatakan dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013,

tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan

Menengah. Supervisi akademik adalah serangkaian

kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses belajar-mengajar demi pencapaian

tujuan pengajaran. Kondisi nyata di sekolah sendiri

adalah supervisi diserahkan kepada guru senior,

sehingga hasil dari rekaman supervisi tidak

ditindaklanjuti oleh sekolah. Demikian juga dengan

penerapan Kurikulum 2013 yang dalam penilaian masih

dirasakan oleh sebagian besar guru. Terkait dengan hal

tersebut, maka calon kepala sekolah akan mengangkat

tema tulisan yang terkait dengan dimensi manajerial

kepala sekolah. Dengan judul “Upaya Meningkatkan

Page 18: Laporan OJL Erni Prasetyawati

8

Kepemimpinan Calon Kepala Sekolah dan Mengembangkan Kemampuan

Guru dalam Membuat Instrumen Penilaian Outentik Melalui Kegiatan

MGMP”

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang

diangkat dalam laporan ini adalah :

1. Meningktakan kompetensi calon kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas kepemimpinan.

2. Meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran

melalui program supervisi akademik.

3. Mengkatkan kompetensi guru dalam menyusun instrumen

penilaian.

4. Meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah sebagai guru

dalam menyusun perangkat pembelajaran.

5. Meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah dalam

menyusun dan melaksanakan sembilan aspek manajerial.

6. Meningkatkan kompetensi akademik calon kepala sekolah

melalui Analisis Kebutuhan Pengembangan Kepemimpinan

(AKPK)

C. Hasil yang Diharapkan

Page 19: Laporan OJL Erni Prasetyawati

9

Berdasarkan hasil analisis AKPK dimensi kekurangan

terletak pada kewirausahaan sehingga hasil yang

diharapkan setelah on the job learning ini adalah :

1. Peningktan kompetensi calon kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas kepemimpinan khususnya kewirausahaan.

2. Peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dalam proses

pembelajaran melalui program supervisi akademik dan dalam

pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

terhadap guru junior.

3. Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun instrumen

penilaian.

4. Peningkatan kompetensi calon kepala sekolah sebagai guru

dalam menyusun perangkat pembelajaran.

5. Peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dalam

menyusun dan melaksanakan sembilan aspek manajerial.

6. Peningkatan kompetensi akademik calon kepala sekolah

melalui Analisis Kebutuhan Pengembangan Kepemimpinan

(AKPK)

Page 20: Laporan OJL Erni Prasetyawati

10

Page 21: Laporan OJL Erni Prasetyawati

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Profil SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

SMK Negeri 2 Kota Probolinggo terletak di Jalan Mastrip

153 Kecamatan Kanigaran Kota Proboinggo. SMK Negeri 2 Kota

Probolinggo didirikan tanggal 4 April 1967 yang waktu itu

bernama Sekolah Teknik Menengah (STM) Probolinggo. Dua tahun

lalu SMK Negeri 2 Kota Probolinggo merupakan Rintisan

Sekolah Berstandar Internasional, sehingga sarana dan

prasarana lengkap hal ini merupakan daya dukung pengembangan

sekolah sebagaimana tuntutan Standar Nasional Pendidikan

(SNP). Lahan yang dimiliki sekolah 3,4Ha dengan 40 ruang

teori, tujuh bengkel praktik lengkap beserta peralatannya.

Terdapat tujuh program keahlian yaitu Program Keahlian

Teknik Otomotif, Teknik Pemesinan, Teknik Gambar Bangunan,

Teknik Instalasi Listrik, Teknik Elektronika Industri,

Teknik Komputer Jaringan. Dan Teknik Ototronik. Rombongan

belajar di SMK Negeri 2 berjumlah 48 kelas dengan jumlah

siswa 1500 siswa dengan guru pengajar 121 orang dan didukung

tenaga administrasi 34 orang.

11

Page 22: Laporan OJL Erni Prasetyawati

12

Sementara itu, untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya

saing dan pelayanan prima, SMK Negeri 2 Probolinggo telah

bersertifikasi ISO 9001 : 2008 yang merupakan salah satu

cara mengendalikan mutu sumberdaya manusia di sekolah,

sehingga akan terbiasa pada segala aktivitasnya terkendali

dengan suatu standar mutu dan bekerja taat azas.

Dengan upaya peningkatan penguasaan teknologi di SMK

Negeri 2 Probolinggo, maka standarisasi sarana dan prasarana

dalam bentuk penambahan peralatan penunjang berupa

pengembangan ruang perkantoran yang sangat penting sebagai

modal untuk bersaing dan pengakuan kepemilikan standar mutu

yang dituntut Institusi Nasional/Internasional.

SMK Negeri 2 merupakan sekolah yang peduli terhadap

lingkungan sehingga pada tahun 2011 mendapatkan predikat

sekolah Adiwiyata, tahun 2014 mendapatkan pengahargaan

Adiwiyata Mandiri. Dengan demikian penataan lingkungan di

SMK Negeri 2 dipertahankan sebagaimana tuntutan sekolah

adiwiyata.

Page 23: Laporan OJL Erni Prasetyawati

13

Berdasarkan angket yang telah disebar, kinerja SMK

Negeri 2 dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Standar Isi

SMK Negeri 2 telah menggunakan dua kurikulum yaitu

kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan

panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter

daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia

peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran (atau KTSP) dan

Kurikulum 2013. Mata pelajaran bahasa Jawa dan Pendidikan

Lingkungan Hidup adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah

yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat yang ingin

melestrasikan bahasa ibu dan sebagai pendukung utama sekolah

adiwiyata.

Kurikulum sekolah memuat 9 mata pelajaran muatan

nasional wajib A dan B, tiga mata pelajaran C (peminatan)

dua mata pelajaran muatan lokal dan tujuh mata pelajaran

kompetensi jurusan. Jumlah jam yang ada di struktur

kurikulum 50 jam pelajaran/minggu dengan alokasi waktu mata

pelajaran Pendidikan Agama dan budi pekerti 3 jam,

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 jam, Bahasa

Page 24: Laporan OJL Erni Prasetyawati

14

Indonesia 4 jam, Matematika 4 jam, Sejarah Indonesia 2 jam,

Bahasa Inggris 2 jam, Seni Budaya 2 jam, Prakarya dan

Kewirausahaan 2 jam, Pendidikan Jasmani ,Olahraga dan

Kesehatan 3 jam, Fisika 2 jam, Kimia 2 jam, Gambar Teknik 2

jam, muatan lokal Bahasa Daerah 2 jam, Pnedidikan Lingkungan

Hidup 2 jam dan mata pelajaran kompetensi kejuruan 18 jam.

Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan

2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 45 menit. Jumlah

jam pelajaran perminggu 50 jam.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu

kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program

kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya

pembinaan kepramukaan (ekstra wajib), dan sepak bola, volly

ball, pencak silat, teater dan seni, PMR, pecinta alam, KIR,

basket, panjat tebing, band, tari.

2. Standar Proses

SMK Negeri 2 menerapkan dua kurikulum, kelas X, XI

menggunakan kurikulum 2013 dan kelas XII menggunakan KTSP.

Untuk kelas XII silabus yang dikembangkan oleh guru-guru

berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan

Page 25: Laporan OJL Erni Prasetyawati

15

pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri atau

berkelompok oleh guru-guru di  sekolah sendiri. Diakui bahwa

silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya

berasal dari hasil pemikiran sendiri namun masih ada

sebagian yang mencontoh silabus dari pusat dan sekolah-

sekolah lain yang serumpun dengan beberapa perbaikan-

perbaikan dan penyesuaian dengan tuntutan dunia kerja.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus kemudian

dibagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan

terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

(KMTT).

Sedangkan yang kelas X dan XI menggunakan silabus

yang sudah ditetapkan berdasarkan Permendiknas nomor 60

tahun 2013. Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-

prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan

nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal berdasarkan

Permendiknas no 103 tahun 2014. Seperti halnya dengan

silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-

guru secara mandiri berdasarkan hasil pemikiran sendiri

Page 26: Laporan OJL Erni Prasetyawati

16

ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah

atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam

silabus dan RPP sebagian sudah menggunakan metode yang

aktif, inspiratif, kreatif, menyenangkan,   menantang dan

memotivasi siswa. Untuk kelas X dan XI sebagian besar sudah

menggunakan metode saintifk.

Ketersediaan buku paket yang dibutuhkan siswa

(kurikulum 2013) sebagian besar sudah terpenuhi untuk mata

pelajaran wajib A dan B, kecuali mata pelajaran Kimia,

Fisika yang belum ada buku paketnya, sehingga sebagian besar

guru dan siswa merasa kurang nyaman dalam belajar. Sedangkan

buku paket mata pelajaran kejuruan sebagian besar tidak

tersedia dalam bentuk hard copy sehingga siswa dan guru

harus mencari sumber belajar dari internet.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMK Negeri 2, 

melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya

saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan. Supervisi biasanya didelegasikan kepada guru

senior untuk melakukan supervisi, setelah itu belum ada

Page 27: Laporan OJL Erni Prasetyawati

17

tindak lanjut dari hasil supervisi kelas. Sepervisi yang

dilakukan oleh pengawas sekolah biasanya dilakukan menjelang

pencairan TPP, karena dari hasil supervisi tersebut

dijadikan bahan pertimbangan pencairan dana TPP. Supervisi

oleh pengawas di Probolinggo dikenal dengan istilah MONEV

Pengawas.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun

pelajaran 2012/2013 dan tahun 2013/2014 untuk masing-masing

mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,03 dan 7,44

matematika,4.45 dan 5,00 serta Bahasa Inggris 6,00 dan 6,09,

mata pelajaran kompetensi produktif 8,00 dan 8,31. Dapat

dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan

pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah

memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai

target yang ditetapkan SKL.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang mencapai 121 orang dengan ijazah S1

sebanyak 102 dan 19 orang guru berijazah S2. Yang sudah

bersertifikasi pendidik sebanyak 94 orang guru dan yang

sudah memiliki sertifikat assesor kompetensi produktif dari

Page 28: Laporan OJL Erni Prasetyawati

18

LSP sebanyak 4 orang guru. Jumlah tenaga administrasi

sebanyak 34 orang terdiri dari 25 orang berijazah SLTA, 1

orang berijazah D1, 2 orang berijazah D3 dan 6 orang

berijazah S1.

5.Standar Sarana dan Prasarana

SMK Negeri 2 Kota Probolinggo memiliki lahan sendiri

seluas 35.390M2, dengan 40 ruang kelas teori dan 6 ruang

teori yang sedang dibangun, Lab IPA 1 ruang, Lab bahasa 4

ruang, Lab komputer 2 ruang, Ruang multimedia 2 ruang,

Perpustakaan 1 ruang, Serba guna 2 ruang, UKS 1 ruang,

Bengkel produktif 7 ruang besar, ruang display 1 ruang,

Koperasi sekolah 1 ruang, ruang guru 7 ruang (guru produktif

ruangan gurunya terdapat di bengkel masing-masing), ruang TU

2 ruang, Kamar mandi/WC guru laki-laki 10 ruang, 4 guru

perempuan,kamar mandi/WC siswa laki-laki 15 ruang dan 7

ruang perempuan, ruang KS 1 ruang, gudang 1 ruang, masjid 1,

unit produksi 2 ruang, GOR 1 gedung. Peralatan praktik

tersedia dengan mencukupi karena SMK Negeri 2 merupakan

sekolah mantan RSBI.

6.Stadar Pengelolaan

Page 29: Laporan OJL Erni Prasetyawati

19

Visi dan misi yang sudah ditetapkan di SMK Negeri 2

sudah disosialisasikan ke seluruh warga sekolah melalui

rapat dinas, ditempel di setiap ruang, dan wajib disertakan

di halaman awal perangkat pembelajaran setiap guru. Dengan

demikian visi dan misi sekolah sudah dipahami dan diupayakan

untuk diwujudkan oleh seluruh warga sekolah.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan

(RKT) dan rencana kerja jangka menengah (RKJM) sudah

disosialisasikan ke seluruh warga pada saat rapat dinas.

Namun untuk rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS)

disosialisasikan kepada seluruh ketua program keahlian dan

waka belum ke seluruh warga sekolah (hanya sekilas pada saat

rapat pleno).

Pengumpulan dan pengolahan data sudah menggunakan

sistem informasi berbasis data ICT. Sebagian penyampaian

materi pembelajaran menggunakan sistem on line, bahkan tahun

pelajaran 2014/2015 bagi siswa yang praktik industri

pembelajarannya menggunakan elearning. Untuk unjian nasional

tahun 2015 dilaksanakan dengan sistem ujian nasional

computer based tes (CBT).

Page 30: Laporan OJL Erni Prasetyawati

20

Untuk mendukung pengelolaan di SMK Negeri 2 juga

memberlakukan sistem ISO 9001:2008, dengan demikian sistem

yang dijalankan adalah sistem standar yang sudah ditetapkan

oleh ISO 9001:2008.

7. Standar Pembiayaan

SMK Negeri 2 Kota Probolinggo menyusun RKAS dengan

melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah ditambah

stakeholder yang terdiri dari komite sekolah dan industri

berdasarkan azas keterwakilan. Dalam penyusunan RKAS

terlebih dahulu dilakukan penjaringan daftar kebutuhan

masing-masing subunit mulai dari kebutuhan kepegawaian,

kesiswaan, humas, kurikulum, sarana prasarana, dan manajemen

ISO 9001:2008 serta pokja adiwiyata. Sehingga dengan

menjaring daftar kebutuhan dapat diketahui jumlah kebutuhan

dana yang dibutuhkan dalam jangka tahunan dan dipetakan

jangka menengah.

Sumber-sumber dana yang dapat mendukung

keberlangsungan sistem diantaranya berasal dari dana rutin

pemerintah, RBOS, RKB, BOS, CSR, kantin sekolah, koperasi

siswa, unit produksi dan jasa, komite. Pelaporan keuangan

yang dananya dari pemerintah cukup dilaporkan dengan

Page 31: Laporan OJL Erni Prasetyawati

21

mengirim laporan, sedangkan dana yang berasal dari komite

pelaporannya dilakukan secara tertulis dan dibacakan dalam

rapat dinas.

8. Standar Penilaian

Standar penilaian yang dilakukan di SMK Negeri 2

menggunakan 2 sistem. Sistem pertama menggunkan standar

penilaian untuk KTSP dan yang kedua menggunakan sistem

penilaian berdasarkan Permendiknas nomor 104 tahun 2014

untuk kurikulum 2013. Sebagian guru mata pelajaran sudah

menyusun rencana penilaian berdasarkan standar kompetensi

dan kompetensi dasar. Kriteria ketuntasan minimal yang telah

ditetapkan oleh masing-masing mata pelajaran diinformasikan

kepada siswa, sedangkan yang menggunakan Kurikulum 2013 KKM

sudah ditentukan 2,67 sesuai SNP.

Guru melakukan penilaian melalui pelaksanaan ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

kenaikan kelas, ujian sekolah, uji kompetensi keahlian dan

ujian nasional. Penilaian meliputi penilaian sikap,

pengetahuan dan keterampilan baik yang menggunakan Kurikulum

KTSP maupun Kurikulum 2013. Bagian penilaian inilah yang

banyak dikeluhkan oleh guru-guru, terutama dalam penyusunan

Page 32: Laporan OJL Erni Prasetyawati

22

instrumen penilaian. Guru merasa berat untuk melakukan

penilaian autentik, dengan alasan jumlah siswa dalam satu

kelas ada yang melebihi pagu dan masih harus melakukan

pengamatan sikap sambil mengajar. Sebagian besar guru belum

terbiasa dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan berbagai

perangkat penilaian yang harus disiapkan.

Penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan untuk

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil

belajar siswa secara berkesinambungan. Penegasan tersebut

termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil

belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk

membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran

(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar

oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh

informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan

belajar.

B. Profil SMK Negeri 1 Kota Probolinggo

SMKN 1 Probolinggo semula berstatus SMEA swasta yang

berdiri dan beroperasi sejak 1 Agustus 1960. Pemrakarsa

Page 33: Laporan OJL Erni Prasetyawati

23

berdirinya SMEA adalah guru-guru SMEP Negeri Probolinggo.

Hanya ada satu jurusan, yaitu Koperasi. Tempat

penyelenggaraan proses belajar mengajar masih menumpang pada

SMEP Negeri yang beralamat di Jl. Dr. Moh. Saleh No. 7

Probolinggo, dilaksanakan pada sore hari. Perkembangan dari

tahun ke tahun menunjukkan peningkatan serta kemajuan

diimbangi dengan respon masyarakat yang menyambut baik

keberadaan sekolah ini. Sampai pada akhirnya keberadaan

sekolah ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan masyarakat,

untuk itu beberapa tokoh masyarakat mengusulkan agar SMEA

Swasta ini dikembangkan menjadi SMEA Negeri. Kendala yang

terasa sangat besar pada waktu itu adalah belum memiliki

gedung sendiri.

SMK Negeri 1 Kota Probolinggo yang dulu dikenal dengan

nama SMEA Negeri Probolinggo merupakan sekolah kejuruan

pertama bidang bisnis dan manajemen yang berdiri di kota

Probolinggo. Saat ini memiliki lima program keahlian

diantaranya Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Pemasaran,

Perbankan, Rekayasa Perangkat Lunak Komputer. Sekolah yang

berada di Jalan Mastrip 357 Kelurahan Jrebeng Wetan

Kecamatan Kedopok sekarang terkenal dengan sebutan Sekolah

Page 34: Laporan OJL Erni Prasetyawati

24

Sahabat Bumi, nama penghargaan ini diperoleh karena

keberhasilan di sekolah Adiwiyata Mandiri berturut-turut

samapai tahun ke tiga.

Untuk meningkatkan pelayanan dan mutu SMK Negeri 1

menggunakan sistem pelayanan yang berbasis ISO 9001: 2008

sejak tahun 2008. Dengan demikian tatanan sekolah dan

pengadministrasian sudah distandarkan ISO 9001:2008. Visi

sekolah ini Teja Tampil Bagai Berlian ( mencetak tenaga

kerja trampil, aktif, mandiri, profesional, berpengetahuan

dan menguasahi teknologi, berwawasan global, beriman serta

berbudaya lingkungan).

Berdasarkan angket yang telah disebar, kinerja SMK

Negeri 1 dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Standar Isi

SMK Negeri 1 menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum

sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang

disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah,

kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta

Page 35: Laporan OJL Erni Prasetyawati

25

didik, dan kebutuhan pembelajaran (atau KTSP) dan Kurikulum

2013. Mata pelajaran bahasa Jawa dan Pendidikan Lingkungan

Hidup adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang

merupakan kebutuhan sosial masyaraka yang ingin

melestrasikan bahasa ibu dan sebagai pendukung utama sekolah

adiwiyata.

Kurikulum sekolah memuat 9 mata pelajaran muatan

nasional wajib A dan B, tiga mata pelajaran C (peminatan)

dua mata pelajaran muatan lokal dan tujuh mata pelajaran

kompetensi jurusan. Jumlah jam yang ada di struktur

kurikulum 50 jam pelajaran/minggu dengan alokasi waktu mata

pelajaran Pendidikan Agama da budi pekerti 3 jam, Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan 2 jam, Bahasa Indonesia 4 jam,

Matematika 4 jam, Sejarah Indonesia 2 jam, Bahasa Inggris 2

jam, Seni Budaya 2 jam, Prakarya dan Kewirausahaan 2 jam,

Pendidikan Jasmani ,Olahraga dan Kesehatan 3 jam, Fisika 2

jam, Kimia 2 jam, Gambar Teknik 2 jam, muatan lokal Bahasa

Daerah 2 jam, Pendidikan Lingkungan Hidup 2 jam dan mata

pelajaran kompetensi kejuruan 18 jam. Pengembangan diri

memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pelajaran.

Page 36: Laporan OJL Erni Prasetyawati

26

Satu jam pelajaran setara 45 menit. Jumlah jam pelajaran

perminggu 50 jam.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu

kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program

kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya

pembinaan kepramukaan (ekstra wajib), dan volly ball, pencak

silat, teater dan seni,PMR, pecinta alam, KIR, basket,panjat

tebing, band, tari, debat.

2. Standar Proses

SMK Negeri 1 menerapkan dua kurikulum, kelas X, XI

menggunakan kurikulum 2013 dan kelas XII menggunakan

KTSP.Untuk kelas XII silabus yang dikembangkan oleh guru-

guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan

penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara

mandiri atau berkelompok oleh guru-guru di  sekolah sendiri.

Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum

sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun

sebagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain

yang serumpun dengan beberapa perbaikan-perbaikan dan

penyesuaian dengan tuntutan dunia kerja. Kegiatan

Page 37: Laporan OJL Erni Prasetyawati

27

pembelajaran yang dirancang dalam silabus kemudian dibagi ke

dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

Sedangkan yang kelas X dan XI menggunakan silabus

yang sudah ditetepkan berdasarkan Permendiknas nomor 60

tahun 2013. Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-

prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan

nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya

dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh

guru-guru secara mandiri. RPP yang disusun guru sebagian

masih meng-copy paste RPP sekolah lain dalam satu MGMP kota

dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga

beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil

pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan

lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma

yang ada.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam

silabus dan RPP sebagian sudah menggunakan metode yang

aktif, inspiratif, kreatif, menyenangkan,   menantang dan

Page 38: Laporan OJL Erni Prasetyawati

28

memotivasi siswa. Untuk kelas X dan XI sebagian besar sudah

menggunakan metode saintifk.

Ketersediaan buku paket yang dibutuhkan siswa

(Kurikulum 2013) sebagian besar sudah terpenuhi untuk mata

pelajaran wajib A dan B, kecuali mata pelajaran Fisika yang

buku paketnya masih terbatas dan tidak sesuai dengan

kebutuhan, dan buku bahasa daerah yang sama sekali tidak ada

sehingga sebagian besar guru dan siswa merasa kurang nyaman

dalam belajar. Sedangkan buku paket mata pelajaran kejuruan

sebagian besar tidak tersedia sehingga siswa dan guru harus

mencari sumber belajar dari internet.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMK Negeri 2, 

melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya

saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan. Supervisi biasanya didelegasikan kepada guru

senior untuk meakukan supervisi, setelah itu tidak ada

tindak lanjut dari hasil supervisi kelas. Sepervisi yang

dilakukan oleh pengawas sekolah biasanya dilakukan menjelang

pencairan TPP, karena dari hasil supervisi tersebut

dijadikan bahan pertimbangan pencairan dana TPP. Supervisi

Page 39: Laporan OJL Erni Prasetyawati

29

oleh pengawas di Probolinggo dikenal dengan istilah MONEV

Pengawas.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun

pelajaran tahun 2013/2014 untuk masing-masing mata

pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,89 matematika

5.65, serta Bahasa Inggris 6,76 , mata pelajaran kompetensi

produktif 8,50. Dapat dikatakan bahwa hasil ini

menggambarkan adanya upaya pencapaian di atas rata-rata yang

ditentukan pemerintah untuk patokan kelulusan dan pencapaian

kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan

yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang mencapai 89 orang dengan ijazah S1

sebanyak 83 dan guru berijazah S2 sebanyak 6 orang. Yang

sudah bersertifikasi pendidik sebanyak 60 orang guru dan

yang sudah memiliki sertifikat assesor kompetensi produktif

dari LSP sebanyak 5 orang guru. Jumlah tenaga administrasi

sebanyak 20 orang terdiri dari 1 orang berijazah SD, 1 orang

berijazah SMP, 16 orang berijazah SLTA, dan 2 orang

berijazah S1.

Page 40: Laporan OJL Erni Prasetyawati

30

5.Standar Sarana dan Prasarana

SMK Negeri 1 Kota Probolinggo memiliki lahan sendiri

seluas 16265 M2, dengan 30 ruang kelas teori, Lab IPA 1

ruang, Lab bahasa 1 ruang, Lab komputer 4 ruang, Ruang

multimedia 1 ruang, Perpustakaan 3 ruang, Serba guna 1

ruang, UKS 1 ruang, Bengkel produktif 3 ruang besar, ruang

display 1 ruang, ruang toko 3, Koperasi sekolah 1 ruang,

ruang guru 6 ruang (guru produktif ruangan gurunya terdapat

di bengkel masing-masing), ruang TU 2 ruang,ruang OSIS 1

ruang, Kamar mandi/WC guru laki-laki 2 ruang, 3 guru

perempuan, kamar mandi/WC siswa laki-laki 2 ruang dan 5

ruang perempuan, ruang KS 1 ruang, gudang 7 ruang, masjid 1,

unit produksi 2 ruang, GOR 1 ruang Peralatan praktik

tersedia dengan mencukupi karena SMK Negeri 1 merupakan

sekolah Pertamina Foundation.

6.Stadar Pengelolaan

Visi dan misi yang sudah ditetapkan di SMK Negeri 1

sudah disosialisasikan ke seluruh warga sekolah melalui

rapat dinas, ditempel di setiap ruang, dan wajib disertakan

di halaman awal perangkat pembelajaran setiap guru. Dengan

Page 41: Laporan OJL Erni Prasetyawati

31

demikian visi dan misi sekolah sudah dipahami dan diupayakan

untuk diwujudkan oleh seluruh warga sekolah.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan

(RKT) dan rencana kerja jangka menengah (RKJM) sudah

disosialisasikan ke seluruh warga pada saat rapat dinas.

Pengumpulan dan pengolahan data sudah menggunakan sistem

informasi berbasis data ICT. Namun sebagian penyampaian

materi pembelajaran belum menggunakan sistem on line. ICT

digunakan untuk sumber informasi kepada komite dengan jalur

sms.

Untuk mendukung pengelolaan di SMK Negeri 1 juga

memberlakukan sistem ISO 9001:2008, dengan demikian sistem

yang dijalankan adalah sistem standar yang sudah ditetapkan

oleh ISO 9001:2008.

7. Standar Pembiayaan

SMK Negeri 1 Kota Probolinggo menyusun RKAS dengan

melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah ditambah

stakeholder yang terdiri dari komite sekolah, Pertamina dan

industri berdasarkan azas keterwakilan. Dalam penyususnan

RKAS terlebih dahulu dilakukan penjaringan daftar kebutuhan

masing-masing subunit mulai dari kebutuhan kepegawaian,

Page 42: Laporan OJL Erni Prasetyawati

32

kesiswaan, humas, kurikulum, sarana prasarana, dan manajemen

ISO 9001:2008 serta pokja adiwiyata dan sekolah sahabat

bumi. Sehingga dengan menjaring daftar kebutuhan dapat

diketahui jumlah kebutuhan dana yang dibutuhkan dalam jangka

tahunan dan dipetakan jangka menengah.

Sumber-sumber dana yang dapat mendukung

keberlangsungan sistem diantaranya berasal dari dana rutin

pemerintah, RBOS, RKB, BOS, CSR, kantin sekolah, koperasi

siswa, unit produksi dan jasa, komite, teaching factory dan

bisnis center. Pelaporan keuangan yang dananya dari

pemerintah cukup dilaporkan dengan mengirim laporan,

sedangkan dana yang berasal dari komite pelaporannya

dilakukan secara tertulis dan dibacakan dalam rapat dinas.

8. Standar Penilaian

Standar penilaian yang dilakukan di SMK Negeri 1

menggunakan 2 sistem. Sistem pertama menggunkan standar

penilaian untuk KTSP dan yang kedua menggunakan sistem

penilaian berdasarkan Permendiknas nomor 104 tahun 2014

untuk Kurikulum 2013. Sebagian guru mata pelajaran sudah

menyusun rencana penilaian berdasarkan standar kompetensi

dan kompetensi dasar. Kriteria ketuntasan minimal yang telah

Page 43: Laporan OJL Erni Prasetyawati

33

ditetapkan oleh masing-masing mata pelajaran diinformasikan

kepada siswa, sedangkan yang menggunakan Kurikulum 2013 KKM

sudah ditentukan 2,67 sesuai SNP.

Guru melakukan penilaian melalui pelaksanaan ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian

meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan baik

yang menggunakan Kurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013.

Bagian penilaian inilah yang banyak dikeluhkan oleh guru-

guru, terutama dalam penyusunan instrumen penilaian. Guru

merasa berat untuk melakukan penilaian autentik, dengan

alasan jumlah siswa dalam satu kelas ada yang melebihi pagu

dan masih harus melakukan pengamatan sikap sambil mengajar.

Sebagian besar guru belum terbiasa dengan tuntutan Kurikulum

2013 dengan berbagai perangkat penilaian yang harus

disiapkan.

Penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan untuk

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil

belajar siswa secara berkesinambungan. Penegasan tersebut

termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Page 44: Laporan OJL Erni Prasetyawati

34

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil

belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk

membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran

(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar

oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh

informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan

belajar.

Page 45: Laporan OJL Erni Prasetyawati

35

Page 46: Laporan OJL Erni Prasetyawati

BAB III

PELAKSANAAN TINDAK KEPEMIMPINAN

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan

Sudah tahun ke dua pemberlakuan Kurikulum 2013

sehingga menuntut guru untuk cepat membenahi dan merevisi

perangkat pembelajaran. Sosialisasi dilakukan demi suksesnya

pelaksanaan kurikulum 2013, guru-guru diikutkan dalam

pendidikan dan IHT, baik di tingkat nasional, provinsi,

maupun kabupaten / kota, bahkan ke tingkat kecamatan.

Perencanaan proses pembelajaran ( RPP) di sekolah

dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan standar isi (SI),

standar kompetensi lulusan (SKL), dan panduan penyusunan

kurikulum. Kegiatan penyusunan RPP dilakukan secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP. RPP dikembangkan

oleh guru-guru yang berasal dari pemikiran sendiri namun

sebagian masih mencontoh dari sekolah lain dengan beberapa

penyesuaian. Guru-guru di SMK Negeri 2 kota Probolinggo

memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun

berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran.

36

Page 47: Laporan OJL Erni Prasetyawati

37

Pada kenyataannya guru-guru merasa kesulitan dalam

menyusun instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 yang

menuntut penilaian sikap, pengetahuan, ketrampilan secara

autentik. Kesulitan tersebut terbukti dari tidak semua guru

melaksanakan penilaian autentik yang dirasa begitu banyak

perangkat/instrumen yang harus disiapkan. Demikian juga

guru-guru juga mengalami kesulitan untuk menentukan jenis

penilaian yang paling tepat untuk mengukur keberhasilan

belajar peserta didik pada KI 3 dan KI 4. Keterampilan dalam

memilih instrumen juga menjadi hambatan dalam melaksanakan

penilain autentik.

Dengan kondisi di atas maka selaku peserta diklat

calon kepala sekolah akan mengangkat tema “Upaya

Meningkatkan Kepemimpinan Calon Kepala Sekolah dan

Mengembangkan Kemampuan Guru dalam Membuat Instrumen

Penilaian Outentik Melalui Kegiatan MGMP”

Rencana Tindak Kepimpinan dilaksanakan dengan dua siklus

dengan tahapan siklus : (a) persiapan, (b) pelaksanaan, (c)

monitoring dan evaluasi, (d) refleksi

a. Siklus Pertama

Page 48: Laporan OJL Erni Prasetyawati

38

Sebelum pelaksanaan kegiatan MGMP maka calon kepala

sekolah membantu waka kurikulum membuat proposal kegiatan

yang kebetulan bersamaan dengan program sekolah cluster

dalam pengembangan Kurikulum 2013. Siklus pertama akan

dilakukan IHT dalam upaya meningkatkan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik . Peserta pendampingan adalah guru-

guru yang ada di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo yang belum

pernah mengikuti kegiatan pendampingan Kurikulum 2013. Tahap

yang dilakukan adalah :

a. Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan calon kepala sekolah untuk

kegiatan RTK adalah

1) Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah bahwa calon

kepala sekolah mempunyai program pengembangan kompetensi

kepemimpinan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

membuat instrumen penilaian. Bersama dengan kepala

sekolah mengadakan koordinasi dengan waka kurikulum untuk

menyelaraskan program calon kepala sekolah dengan program

sekolah yang juga akan mengadakan program pendampingan

pengembangan Kurikulum 2013 sebagai sekolah cluster.

Page 49: Laporan OJL Erni Prasetyawati

39

2) Bersama dengan waka kurikulum menyusun program

pendampingan berdasarkan petunjuk teknis pengembangan

Kurikulum 2013 , menyusun jadwal pelaksanaan siklus 1

dimulai tanggal 20 dan 21 Februari 2015 ; siklus 2

dilaksanakan tanggal 23 dan 24 Februari 2015, dan tempat/

kelas yang digunakan untuk pelaksanaan pendampingan .

Kelas yang digunakan untuk pendampingan dikoordinasikan

dengan waka sarana sehingga dalam pelaksanaan

pendampingan tidak menggangu kelas yang ditempati siswa

belajar.

3) Calon kepala sekolah menyusun buku panduan pelaksanaan

pendampingan kemudian menyerahkannya kepada Ka TAS untuk

digandakan.

4) Calon kepala sekolah membuat dan menyiapkan instrumen

kegiatan yang akan digunakan untuk pretes, pos tes dan

kemudian diserhkan kepada Ka TAS untuk digandakan

sejumlah 30 eksemplar.

5) Bersama waka kurikulum calon kepala sekolah menyiapkan

kurikulum, buku sumber dan berkoordinasi dengan

penanggung jawab ICT untuk pelaksanaan pendampingan

khusus materi erapor

Page 50: Laporan OJL Erni Prasetyawati

40

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan RTK I yaitu

melakukan pendampingan berupa IHT untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan

saintifik di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo. Pendampingan

dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pemberi

materi adalah pengawas pembina SMK . Materi yang disampaikan

masih bersifat penilaian secara umum. Calon kepala sekolah

yang juga merangkap sebagai pemateri menyampaikan materi

khusus penilaian di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lama

waktu pendampingan dua hari. Langkah ini sangat tepat

diberikan untuk merefresh dalam menghadapi pekerjaan baru,

menghadapi masalah prestasi kerja, atau yang menginginkan

pembinaan kerja untuk keberhasilan lebih lanjut. Tujuannya

adalah untuk memperkuat dan menambah kinerja yang telah

berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah dan

menambah wawasan pengetahuan tentang pendekatan saintifik

yang akan dan sedang dihadapi berkenaan dengan

diberlakukannya kurikulum 2013.

Karena peserta pendampingan merupakan guru yang belum

pernah mengikuti pendampingan Kurikulum 2013 maka calon

Page 51: Laporan OJL Erni Prasetyawati

41

kepala sekolah yang merangkap sebagai pemateri dalam

mendampingi dan membimbing guru dengan sabar, telaten, dan

harus mau diajak berdiskusi baik di dalam jam pendampingan

maupun di luar jam pendampingan. Pendampingan merupakan

sarana untuk mengoptimalkan sasaran yang telah ditetapkan

dengan memanfaatkan peluang dan menghilangkan hambatan yang

dapat mengganggu pencapaian kinerja, sehingga dalam

pendampingan diperlukan ketelatenan dan rela berbagi ilmu

demi suksesnya tujuan yang akan dicapai. Pendampingan

menjadi alat yang penting dalam proses pengembangan

kepribadian dan keprofesionalan seseorang, sehingga seorang

pemimpin diharapkan mampu menjadi pelatih dan sekaligus

memberi contoh yang baik kepada mitra kerja dan dekat dalam

pemberian materi, dengan demikian dapat menampung keluhan

guru. Pada tahap siklus 1 setelah pemberian materi secara

umum, kelas dibagi dalam tiga kelompok mata pelajaran yaitu

kelompok mata pelajara ujian nasional yang terdiri dari

Bahasa Indonesia, matematika, dan Bahasa Inggris, kelompok

kedua terdiri dari mata pelajaran sejarah, PPKN, seni

budaya, dan prakarya, sedangkan kelompok yang ketiga yaitu

mata pelajaran penjaskes, kimia, dn fisika. Dalam kegiatan

Page 52: Laporan OJL Erni Prasetyawati

42

ini calon kepala sekolah sebagai pemateri menyampaian materi

penilaian pendidik. Setelah itu yang dilakukan guru adalah

membuat instrumen penilaian kinerja. Instrumen yang dibuat

meliputi instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan. Instrumen penilaian sikap meliputi penilaian

diri sendiri (self assesment) dan penilaian antarteman (peer

assesment).

c. Monitoring dan Evaluasi

Tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan RTK I, guru

yang menjadi peserta pendampingan melakukan pengisian

instrumen monev pelaksanaan RTK I. Angket yang disebar

sejumlah 30 eksemplar masing-masing mata pelajaran diberi 3

angket. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan

penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula

apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja

mereka. Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pendampingan

yang dilakukan pada pelaksanaan RTK 1 melalui pengisian

instrumen monev 1 dan penyusunan perangkat penilaian

setelah mengikuti pendampingan siklus pertama mulai dari 40

% menjadi 73,8 %. Peningkatan kompetensi sebesar 33,8 %

menunjukkan adanya hasil upaya calon kepala sekolah sebagai

Page 53: Laporan OJL Erni Prasetyawati

43

manajer dalam melakukan pendampingan dan melakukan tugasnya

mengembangkan kompetensi guru. Sedangkan hasil dari

instrumen pelaksanaan jalannya Diklat pendampingan pembuatan

instrumen penilaian 79,1%. Hasil dari peningkatan dapat

dilihat di tabel 3.1

TABEL 3.1

RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN SIKLUS 1

PENDAMPINGAN PEMBUATAN PENILAIAN KURIKULUM 2013

SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO

Bahasa Indonesia

Matematika

Bahasa Inggris

SejarahPPKN

Penjaskes

Seni Budaya

Prakarya/KWUKimia

Fisika

0

2

4

6

8

PRETESPOSTESPELAKSANAAN

d. Refleksi

Page 54: Laporan OJL Erni Prasetyawati

44

Kegiatan RTK 1 yang dilakukan calon kepala sekolah

berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi guru dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui kegiatan

pendampingan di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo, menemukan

beberapa hal yang menjadi sesuatu yang bermakna. Guru

sebelum pendampingan belum memahami komponen penilaian

berdasarkan Permendiknas 104 tahun 2014, setelah

pendampingan guru sudah memahami komponen- komponen

penilaian yang harus tertuang dalam RPP Kurikulum 2013 dan

cara menyusunnya sehingga siap untuk mengembangkan

pembelajaran di kelasnya.

b. Siklus Kedua

Berdasarkan hasil pelaksanaan RTK 1 diperoleh bahwa guru

masih memiliki kompetensi yang kurang pada kompetensi

membuat berbagai fariasi instrumen penilaian sikap. Untuk

itu pada rancangan RTK 2 akan difokuskan pada usaha

pendampingan pembuatan berbagai farian instrumen penilaian

sikap.

a. Persiapan

Page 55: Laporan OJL Erni Prasetyawati

45

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan tindakan

siklus 2 antara lain :

1) Memilih beberapa guru/ketua program keahlian yang

memiliki kompetensi lebih dan meminta kesediaannya

untuk diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam

melakukan pendampingan terhadap rekan-rekannya

berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan, karena

ketua program keahlianlah yang mengetahui kebutuhan

instrumen penilaian sikap.

2) Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan

tindakan siklus 2. Dalam penyusunan instrumen ini

disamakan dengan instrumen siklus 1 karena calon kepala

sekolah ingin mengetahui tingkat perkembangan pemahaman

materi penilaian yang dipartikkan oleh guru peserta

pendampingan.

3) Menentukan jadwal pelaksanaan pendampingan siklus 2

yang dilaksanakan tanggal 23 dan 24 Februari 2015,

tempat pelaksanaan pendampingan menggunkan ruangan

laboratorium TIK.

Page 56: Laporan OJL Erni Prasetyawati

46

4) Bersama dengan pengelola ICT menyiapkan kebutuhan

sofware untuk mendukung berlangsungnya pelaksanaan

materi sistem pelaporan yang menggunakan erapor

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan RTK 2 yaitu

melakukan pendampingan guru berdasarkan kompetensi keahlian

di jurusan masing-masing, sehingga calon kepala sekolah

dibantu 6 ketua jurusan untuk mendampingi guru-guru.

Pembimbingan selama 6 jam dilakukan sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Pemberi materi pendamping adalah teman sejawat

(semua ketua jurusan masing-masing). Lama waktu pendampingan

ditetapkan dua hari. Materi pendampingan pembuatan instrumen

penilaian portofolio untuk penilaian keterampilan. Dalam

pendampingan siklus 2 ini difokuskan pada bagaimana cara

merangkai kumpulan nilai sehingga dapat terbentuk menjadi

penilaian portofolio. Sistem pembuatan portofolio masing-

masing guru berbeda sehingga perlu ada kesamaan persepsi dan

kesamaan format sehingga hasil format yang sudah disepakati

Page 57: Laporan OJL Erni Prasetyawati

47

nantinya dimajukan ke Top Manajemen dan Wakil Manajemen Mutu

ISO 9001:2008 untuk disahkan menjadi format baku.

Tugas guru setelah mengambil penilaian peserta didik

pastilah membuat pelaporannya dalam wujud nilai kompetensi

yang nantinya akan dimasukkan dalam rapor, untuk itu dalam

pendampingan ini juga dimasukkan materi pendampingan

pengoperasian e-rapor juga. Erapor ini sudah diberlakukan

pada saat semester satu, namun setelah dievaluasi masih

banyak guru yang sistem kerjanya memasukkan nilai dalam

erapor dilakukan sekaligus pada saat akhir semester. Dengan

demikian dalam memasukkan nilai guru merasa berat karena

begitu banyaknya data yang harus dimasukkan. Dalam

pendampingan ini calon kepala sekolah bersama dengan tem ICT

dan guru TIK memandu guru untk memasukkan nilai per KD dalam

erapor, sehingga pada akhir semester dua nanti guru tinggal

memasukkan nilai akhir dari KD yang terakhir yang belum

dimasukkan dalam data erapor.

c. Monitoring dan Evaluasi

Tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan RTK 2, guru

yang menjadi peserta pendamingan melakukan pengisian

Page 58: Laporan OJL Erni Prasetyawati

48

instrumen monev pelaksanaan RTK 2. Sebelum melakukan

pengisian instrumen perlu penjelasan cara pengisian

instrumen. Dijelaskan pula bahwa hasil instrumen monev tidak

mempengaruhi penilaian kinerja mereka. Berdasarkan analisis

hasil pelaksanaan pendampingan dalam MGMP sekolah, melalui

pengisian instrumen monev 2 dan pembelajaran setelah

mengikuti pedampingan siklus pertama dari 73,8% menjadi

87,5%.dan instrumen pelaksanaan pendampingan dari 79,1%

menjadi 85% sudah termasuk kategori kompetensi yang baik.

Peningkatan kompetensi sebesar 13,7% menunjukkan adanya

hasil upaya calon kepala sekolah sebagai manajer dalam

melakukan pendampingan dan melakukan tugasnya mengembangkan

kompetensi guru. Hasil peningkatan dapat dilihat dalam tabel

3.2.

Tabel 3.2 Siklus 2

Page 59: Laporan OJL Erni Prasetyawati

49

0246810

PretesPostesPelaksanaan

d. Refleksi

Kegiatan RTK 2 yang dilakukan calon kepala sekolah

berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi guru dalam

membuat instrumen penilaian dalam pembelajran dengan

menggunakan pendekatan saintifik melalui kegiatan

pendampingan MGMP sekolah, menjadi sangat bermakna karena

masing-masing guru merasa terbantu dengan formulasi

penyusunan instrumen yang telah dibuat bersama dibanding

tahun lalu yang instrumen penilaian dibuat oleh guru

sendiri-sendiri. Selain itu antarguru juga dapat bertukar

pendapat dan pengalaman menghadapi dan menyikapi tuntutan

penilaian autentik yang terkenal dengan banyak macam

penilaiannya.

B. Observasi Guru Yunior

Page 60: Laporan OJL Erni Prasetyawati

50

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun

2010, tentang penugasan guru sebagai kelapa sekolah,

menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala

sekolah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon

kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran

teori maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang

diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Melakukan

supervisi akademik pada kegiatan on the job learning terhadap

guru yunior merupakan implementasi pemberian pengalaman

pembelajaran praktik pengembangan kompetensi supervisi calon

kepala sekolah.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah

disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki

kepala sekolah adalah kompetensi supervisi dengan

subkompetensi sebagai berikut :

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesional guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

Page 61: Laporan OJL Erni Prasetyawati

51

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kegiatan utama pendidikan di sekolah adalah

pembelajaran, yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar

semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

perlu didukung oleh sejumlah komponen sekolah. Satu di

antara komponen yang memegang peranan penting adalah kepala

sekolah dalam konteks pembelajaran, kepala sekolah memiliki

peranan sebagai calon kepala sekolah. Karena itu, kepala

sekolah harus memiliki kompetensi supervisi, peranan calon

kepala sekolah dilaksanakan untuk menyupervisi pekerjaan

yang dilakukan oleh guru.

Supervisi pada hakikatnya dilakukan oleh kepala sekolah

yang berperan sebagai calon kepala sekolah, tetapi dalam

sistem organisasi pendidikan modern diperlukan calon kepala

sekolah khusus yang independen (seperti audit ISO

9000:2008), demi terciptanya objektivitas dalam pembinaan

dan pelaksanaan tugasnya. Setiap kepala sekolah harus

memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang

meliputi : pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip,

dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Sasaran

Page 62: Laporan OJL Erni Prasetyawati

52

supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses

pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan

strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan

teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan

hasil pembelajaran. Namun, jika supervisi dilakukan oleh

kepala sekolah, maka hasilnya harus mampu melaksanakan

berbagai pengawasan untuk meningkatkan kinerja guru.

Pengawasan merupakan sarana kontrol agar kegiatan pendidikan

di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara

lain adalah : (a) membimbing guru dalam memilih dan

menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan

yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, (b)

membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan /atau di

lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa, (c) membimbing

guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan

media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, dan (d)

memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk

pembelajaran.

Page 63: Laporan OJL Erni Prasetyawati

53

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru

dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan

kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan

pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan

mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode,

teknik) yang tepat.

Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru

yunior bagi peserta diklat calon kepala sekolah adalah :

1. Mengembangkan kompetensi supervisi akademik,

2. Melatih kemampuan melaksanakan supervisi akademik,

3. Melatih kemampuan mengidentifikasi permasalahan guru

yunior dalam mengelola pembelajaran kemudian melakukan

tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan

hasil pembelajarannya.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi

akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon

kepala sekolah adalah :

1. Mampu mengembangkan kompetensi supervisi akademik,

2. Mampu melaksanakan supervisi akademik,

Page 64: Laporan OJL Erni Prasetyawati

54

3. Mampu mengidentifikasi permasalahan guru yunior dalam

mengelola pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut

dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil

pembelajarannya.

Guru pertama yang dipilih untuk disupervisi adalah

Widya Paramita,S.Pd. Guru tersebut adalah guru berijazah

bahasa Inggris namun mengajar bahasa Indonesia. Hal ini

dikarenakan adanya perubahan struktur kurikulum sehingga

sebagian besar guru bahasa Inggris kekurangan jam mengajar.

Di samping itu guru tersebut selama dua tahun fakum tidak

mengajar dikarenakan tugas belajar. Supervisi akademik

terhadap guru yunior 1 dilaksanakan di kelas X Teknik

Kendaraan Ringan(TKR) 2. Teknik supervisi yang digunakan

adalah teknik supervisi individual yaitu melaksanakan

supervisi perseorangan terhadap guru yunior. Calon kepala

sekolah hanya berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan

supervisi ini dilaksanakan dengan cara calon kepala sekolah

datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior. Guru kedua

yang disupervisi adalah Dwi Nur Hidayati,S.Pd. Guru masih

berstatus guru tidak tetap dan berijazah matematika namun

mengajar bahasa Indonesia.

Page 65: Laporan OJL Erni Prasetyawati

55

Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap,

yaitu :

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini calon kepala sekolah merencanakan

waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan

kelas untuk guru yunior 1, sedangkan untuk guru yunior 2

dilaksanakan tanggal 25 – 31 Maret 2015. Waktu yang sudah

disepakati untuk observasi perangkat pembelajaran guru

yunior 1 tanggal 21-24 Februari 2015, observasi supervisi

kelas hari Selasa tanggal 23 Februari 2015. Untuk supervisi

kelas dilaksanakan hari Selasa tanggal 3 Maret 2015. Dan

untuk tidak lanjut hasil supervisi tanggal 10 Maret 2015.

2. Tahap pelaksanaan Observasi Guru Yunior 1

Pada tahap ini dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu :

a. Pra-Observasi

Calon kepala sekolah menghubungi guru yunior yang akan

diobservasi dan menyiapkan sejumlah instrumen yang akan

digunakan pada pelaksanaan onservasi di antaranya : (1)

instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen

observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi,

dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi. Selanjutnya

Page 66: Laporan OJL Erni Prasetyawati

56

melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan

diobservasi. Pada pertemuan pertama calon kepala sekolah

meminta perangkat pembelajaran untuk dilihat kesesuaian dan

meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses

pembelajarannya. Pra observasi ini calon kepala sekolah ikut

masuk kelas untuk orientasi dan mengamati langsung

terjadinya proses pembelajaran.

b. Observasi

. Calon kepala sekolah mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung, dengan melihat administrasi yang

telah dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan

observasi di antaranya : Silabus, RPP, bahan ajar, alat

peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan.

Supervisi dilakukan dua tahap yaitu guru kelas X TKR

2 yang menggunakan Kurikulum 2013. Pada tahap ini calon

kepala sekolah melakukan observasi langsung ke kelas XTKR2

tempat guru yunior melangsungkan proses belajar mengajar

sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Pelaksanaan

observasi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap

pertemuan 2 x 45 menit). Calon kepala sekolah melakukan

Page 67: Laporan OJL Erni Prasetyawati

57

pengamatan langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari

kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.

Observasi dilakukan pada guru yunior Widya

Paramita,S.Pd. di kelas XTKR2. Pada pertemuan pertama,

dengan mengacu pada RPP yang disusun guru. Pada kegiatan

awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk berdoa

menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru memberikan

salam, namun lupa tidak melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa. Guru memotivasi siswa dalam mengawali

kegiatan pembelajaran. Kemudian guru lupa menyampaikan

tujuan yang diharapkan pada pembelajaran hari ini.

Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan materi

pelajaran. Pada kegiatan inti di RPP dituliskan pendekatan

saintifik, namun dalam pelaksanaannya guru mendominasi

berceramah dengan dibantu slide. Pada bagian penutup guru

lupa meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari

ini. Guru kemudian menyimpulkan. Berikutnya guru

mempersilahkan siswa untuk mencatat soal PR yang ada pada

bagian latihan. Selanjutnya guru menutup pelajaran dan

memberikan salam.

Page 68: Laporan OJL Erni Prasetyawati

58

Pada saat pelakasanaan supervisi tahap kedua guru

yunior mengajar jam ke 1-2 dan 5-6 di kelas XTKR2, masih

menyampaikan tema yang sama yaitu bernegosiasi. Namun dalam

pelaksanaan pembelajaran sudah terdapat kemajuan di

kegiatan awal, yaitu sudah menyapa siswa dan mengabsen.

Karena materi yang disampaikan masih sama sehingga media

pembelajarnnya pun juga sama. Guru lebih banyak menggunakan

metode tanya jawab dengan siswa, namun jawaban siswa tidak

diumpankan ke siswa yang lain untuk menanggapi. Sampai jam

ke 6 guru belum melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan

dan ketrampilan. Padahal dalam RPP direncanakan penilaian

sikap, pengetahuan dan ketrampilan di pertemuan ini. Untuk

memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut calon

kepala sekolah mendokumentasikannya dalam bentuk foto.

b. Pasca-Observasi

Setelah melakukan observasi mengajar guru yunior 1,

setelah itu guru yunior 1 diajak untuk merefleksikan dirinya

sendiri mendeskripsikan hal-hal yang telah dilakukan guru

dalam mengajar dan yang belum dilakukan oleh guru yunior 1.

Dalam pertemuan dilakukan diskusi hal-hal yang perlu

dilakukan perbaikan-perbaikan diantaranya calon kepala

Page 69: Laporan OJL Erni Prasetyawati

59

sekolah menyarankan agar jawaban siswa direspon siswa lain

untuk ditanggapi,melakukan pengamatan dan mengambil nilai

sikap, kemudian menilai PR yang sudah dikerjakan siswa

sehingga dapat dijadikan nilai pengetahuan. Calon kepala

sekolah memberikan masukan berdasarkan instrumen pengamatan

yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari hasil

refleksi diri guru yunior tersebut.

c. Hasil

Hasil pelaksanaan supervisi guru yunior yang telah

dilaksanakan pada siklus 1 dan 2 terhadap guru yunior Widya

Paramita,S.Pd. diperoleh nilai : (i) 97% untuk kegiatan pra

observasi, (ii) 81,9% untuk kegiatan observasi, dan (iii)

93,33% untuk telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah

90,74%. Nilai tersebut mengindikasikan kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran termasuk ke dalam kategori

kemampuan baik sekali. Sedangkan pada siklus 2 diperoleh

nilai : (i) 97% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 87,5%

untuk kegiatan observasi, dan (iii) 90% untuk kegiatan

telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan kedua adalah 93,94%. Nilai

Page 70: Laporan OJL Erni Prasetyawati

60

tersebut mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran termasuk ke dalam kategori kemampuan sangat

baik. Sebagai gambaran dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

SUPERVISI GURU YUNIOR 1

WIDYA PARAMITA,S.Pd

Siklus 1 Siklus 2707580859095

100

Pra observasiObservasiTelaah RPP

d. Tahap tindak lanjut

Pada tahap ini calon kepala sekolah bersama guru yunior

merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan

kelebihan dan kekurangan, diantaranya pada kegiatan awal

agar kelas dikondisikan dan diabsen sehingga guru mengetahui

kehadiran siswa, dan pada kegiatan inti guru masih

mendominasi dengan metode berceramah. Hasil refleksi

dijadikan dasar untuk perbaikan proses pembelajaran

berikutnya. Guru yunior mengisi refleksi secara tertulis

Page 71: Laporan OJL Erni Prasetyawati

61

sehingga dapat dijadikan bukti pendampingan tindak lanjut

untuk materi pembelajaran yang berbeda.

3. Pelaksanaan Supervisi Guru Yunior kedua

Guru yunior kedua adalah Dwi Nur Hidayati,S.Pd yang

mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di tahun kedua.

Guru ini tidak sesuai dengan bidang ijazah yang dimiliki

yaitu sarjana matematika. Karena masih berstatus guru tidak

tetap dan mata pelajaran bahasa Indonesia kekurangan guru

sehingga guru ini diberi tugas mengajar Bahasa Indonesia di

kelas X. Calon kepala sekolah memilih guru ini karena ingin

membandingkan hasil belajar antara kelas yang diajar guru

bahasa Inggris dengan kelas yang diajar oleh guru matematika

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

a. Pra-Observasi

Calon kepala sekolah menghubungi guru yunior yang akan

diobservasi dan menyiapkan sejumlah instrumen yang akan

digunakan pada pelaksanaan observasi di antaranya : (1)

instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen

observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi,

dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi. Selanjutnya

melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan

Page 72: Laporan OJL Erni Prasetyawati

62

diobservasi. Pada pertemuan pertama calon kepala sekolah

meminta perangkat pembelajaran untuk dilihat kesesuaian dan

meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses

pembelajarannya. Pra observasi ini calon kepala sekolah ikut

masuk kelas untuk orientasi dan mengamati langsung

terjadinya proses pembelajaran.

b. Observasi

Calon kepala sekolah mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung, dengan melihat administrasi yang

telah dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan

observasi di antaranya : Silabus, RPP, bahan ajar, alat

peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan.

Supervisi dilakukan dua tahap di kelas X TKR 1 yang

menggunakan Kurikulum 2013. Pada tahap ini calon kepala

sekolah melakukan observasi langsung ke kelas X TKR1 tempat

guru yunior melangsungkan proses belajar mengajar sesuai

dengan jadwal yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi

dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan (setiap pertemuan

2 x 45 menit). Calon kepala sekolah melakukan pengamatan

langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal

sampai pada kegiatan penutup.

Page 73: Laporan OJL Erni Prasetyawati

63

Berdasarkan pengamatan siklus satu, guru yunior 2(Dwi

Nurhidayati) dalam membuka pelajaran tidak diawali ketua

kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar, tidak

mengajak semua siswa untuk berdoa menurut agama dan

keyakinan masing-masing. Guru langsung memberikan salam,

melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Guru langsung

mengawali kegiatan pembelajaran. Kemudian guru tidak

menyampaikan tujuan yang diharapkan pada pembelajaran hari

ini. Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan

materi pelajaran dengan metode tanya jawab. Guru terpaku

pada teks book. Pada bagian penutup guru meminta siswa

memberikan kesimpulan pelajaran hari ini. Beberapa siswa

spontan berteriak memberikan simpulan pelajaran. Guru

kemudian mengulangi dan melengkapi simpulan siswa. Namun

berikutnya guru tidak memberikan tugas untuk pertemuan

berikutnya karena waktu sudah habis. Selanjutnya guru

menutup pelajaran dan memberikan salam.

Pada pertemuan kedua (siklus kedua) guru yunior sudah

ada perubahan dalam membuka pelajaran dengan mengondisikan

siswa dan mengabsen, kemudian melakukan apersepsi dengan

tanya jawab pertemuan yang lalu. Pada kegiatan inti sudah

Page 74: Laporan OJL Erni Prasetyawati

64

nampak saintifiknya. Media yang digunakan lebih menarik

dengan menggunakan tanyangan film negosiasi. Langkah-

langkah yang dilakukan sudah menunjukkan penerapan metode

saintifik. Hanya saja guru masih terpaku pada teks book

sehingga pengembangan dan pengaitan dengan kehidupan

sehari-hari masih kurang.

Pada pertemuan kedua guru membuat perencanaan

penilaian berupa ulangan harian. Perangkat penilaian yang

disiapkan soal harian dan kisi-kisi, sedangkan kartu soal

belum dibuat sehingga pedoman penilaian dan kunci jawaban

belum ada.

c. Pasca-Observasi

Diakhir pertemuan dilakukan calon kepala sekolah

berdiskusi dengan guru yunior 2 tentang hal-hal yang perlu

dilakukan perbaikan-perbaikan diantaranya calon kepala

sekolah menyarankan agar mengondisikan siswa sebelum

pembelajaran dan melakukan apersepsi. Tujuan pembelajaran

perlu disampaian sehingga siswa mempunyai gambaran kegunaan

materi pelajaran untuk kehidupannya. Karena kondisi siswa

beragam maka guru disarankan untuk menggunakan bahasa

pengantar pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang

Page 75: Laporan OJL Erni Prasetyawati

65

baik sehingga bagi siswa yang berbahasa ibu madura bisa

paham penjelasan guru. Calon kepala sekolah memberikan

masukan berdasarkan temuan yang sifatnya melengkapi jika

terdapat kekurangan dari hasil refleksi diri guru yunior 2 .

d. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran di kelas dan

berdasarkan instrumen pengamatan, hasil pelaksanaan

supervisi guru yunior yang telah dilaksanakan pada siklus 1

dan 2 terhadap guru yunior Dwi Nurhidayati,S.Pd. diperoleh

nilai : (i) 86% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 63%

untuk kegiatan observasi, dan (iii) 93,33% untuk telaah

RPP. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran

pada pertemuan pertama adalah 80,77%. Nilai tersebut

mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran

termasuk ke dalam kategori kemampuan baik. Sedangkan pada

siklus 2 diperoleh nilai : (i) 86% untuk kegiatan pra

observasi, (ii) 69,44% untuk kegiatan observasi, dan (iii)

94% untuk kegiatan telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah

83,14%. Nilai tersebut mengindikasikan kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran termasuk ke dalam kategori

Page 76: Laporan OJL Erni Prasetyawati

66

kemampuan baik. Sebagai gambaran dapat dilihat dalam tabel

3.4

Tabel 3.4

SUPERVISI GURU YUNIOR 2

DWI NURHIDAYATI

Siklus 1 Siklus 20

20

40

60

80

100

Pra ObservasiObservasiTelaah RPP

e. Tahap tindak lanjut

Pada tahap ini calon kepala sekolah bersama guru yunior

dua merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan

kelebihan dan kekurangan, diantaranya pada kegiatan awal

agar kelas dikondisikan dan diabsen sehingga guru mengetahui

kehadiran siswa, dan pada kegiatan inti guru masih teks book

sehingga diperlukan pengembangan materi pembelajaran.

Disarankan untuk menggunakan bahasa yang baik dan tepat

sehingga siswa yang berlatar belakang Madura dan Papua bisa

memahami penjelasan guru. Pada perangkat penilaian harus

Page 77: Laporan OJL Erni Prasetyawati

67

dilengkapi dengan pedoman penilaian yang terdapat dalam

kartu soal dan kunci jawabannya. Hasil refleksi dijadikan

dasar untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Guru

yunior mengisi refleksi secara tertulis sehingga dapat

dijadikan bukti pendampingan tindak lanjut untuk materi

pembelajaran yang berbeda. Dari hasil supervisi dua guru

yunior dapat dibandingkan dengan gambaran tabel sebagai

berikut.

Tabel 3.5

REKAPITULASI SUPERVISI GURU YUNIOR 1 DAN 2

04080120

Pra observasiObservasiTelaah RPP

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan Permendiknas Nomor 103 tahun 2014 tentang

Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan

proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan

Page 78: Laporan OJL Erni Prasetyawati

68

hingga penilaian. Proses pembelajaran merupakan kegiatan

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya termasuk

dengan guru yang berlangsung secara edukatif, agar peserta

didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses

pembelajaran memerlukan suatu perencanaan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus yang

disusun dan ditetapkan secara nasional dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru mata

pelajaran.

RPP dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai KD, disusun

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kompetensi Dasar yang sudah dipilih dalam RPP harus

dijabarkan dalam bentuk indikator pencapaian kompetensi.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam

Page 79: Laporan OJL Erni Prasetyawati

69

pernyataan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan

KI-4;

Tujuan pembelajaran mengandung unsur peserta didik

(audience), perilaku (behaviour), kondisi (condition), dan kriteria

(degree). Rumusan tujuan pembelajaran harus mencerminkan

keterikatan antara KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 di dalam

pembelajaran KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. Perumusan tujuan

juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa

proses dan produk.Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran

berupa kriteria kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,

kompetensi keterampilan. Kriteria dapat berupa perilaku,

proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang

diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran. Bahan ajar ini berisi tentang

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana

yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar dapat

diartikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Page 80: Laporan OJL Erni Prasetyawati

70

di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar atau materi pembelajaraan secara garis besar

terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus

dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi

yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,

prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus

diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.

Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari

siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan

instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator

pencapaian belajar. Bahan ajar yang dipilih dalam penyusunan

perangkat pembelajaran adalah teks eksplanasi kompleks yang

berupa hasil tulisan yang sudah beredar di dunia maya

ataupun yang ada di media cetak.

Langkah-langkah pembelajaran berisikan pendekatan

pembelajaran saintifik dan model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik KD yang akan diajarkan. Langkah-langkah

Page 81: Laporan OJL Erni Prasetyawati

71

pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan

secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model

pembelajaran. Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 model

pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku

saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa

keingintahuan.

Pada penilaian hasil belajar Kurikulum 2013 peserta

didik dinyatakan kompeten bila hasil pengukuran kompetensi

pengetahuan dan keterampilan mencapai ketuntasan belajar

dengan nilai 2,67 (B-) dan untuk sikap dengan nilai B

(Baik). Penilaian pada Kurikulum 2013 juga digunakan

penilaian otentik baik terhadap ranah sikap, ranah

pengetahuan maupun terhadap ranah keterampilan. Penilaian

otentik menekankan pada penilaian proses dan hasil belajar

secara berimbang.

Berdasrkan Permendiknas Nomor 104 tahun 2014 tentang

penilaian menyebutkan bahwa penilaian ranah sikap dilakukan

melalui pengamatan, menggunakan lembar pengamatan atau

ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati.

Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator

sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan

Page 82: Laporan OJL Erni Prasetyawati

72

analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka

pengembangan nilai karakter bangsa. Oleh karena itu,

pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan

bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (spiritual

dan sosial). Guru Bahasa Indonesia perlu memetakan sikap

yang dikembangkan pada setiap materi pembelajaran sesuai

dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun

yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4. Laporan pencapaian

kompetensi sikap pada akhir semester didasarkan atas modus

perilaku sikap spiritual dan sosial yang sering terjadi dari

hasil observasi guru selama satu semester.

Kompetensi siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur

melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara

lain adalah tes tulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar

salah, dan lain-lain) dan/atau tes praktik. Sedangkan,

bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang

diberikan, baik tugas menjawab soal maupun tugas membuat

laporan dalam bentuk tulisan. Pengukuran kompetensi

pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang mulai dari

Page 83: Laporan OJL Erni Prasetyawati

73

menyusun indikator pencapaian, indikator soal dan/atau aspek

penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran.

Penilaian ranah pengetahuan melalui tugas ditekankan pada

aspek yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek

yang dinilai melalui tugas antara lain: kelengkapan isi,

kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam menilai

tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk ceklis

atau menggunakan skala penilaian. Laporan pencapaian

kompetensi pengetahuan pada akhir semester merupakan rerata

dari capaian kompetensi minimal (2,67).

Penilaian ranah keterampilan meliputi keterampilan

abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak

cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,

menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental

(berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret

cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,

mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan

alat. Penilaian ranah keterampilan diukur melalui pengamatan

pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok, berdiskusi,

memresentasikan, melakukan eksperimen atau tugas kerja

projek, dan hasil kerja/produk serta portofolio. Laporan

Page 84: Laporan OJL Erni Prasetyawati

74

pencapaian kompetensi ketrampilan pada akhir semester

merupakan capaian paling optimum (nilai tertinggi)

kompetensi dari batas minimal 2,67.

Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar

(2,67) wajib mengikuti kegiatan remedial dalam semester

berjalan sehingga mencapai ketuntasan belajar. Pengayaan

adalah pendalaman materi bagi peserta didik yang memiliki

kecepatan belajar di atas rata-rata waktu yang telah

ditetapkan.

Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran

berbasis teks, artinya pembelajaran melalui pendekatan jenis

teks. Misalnya, teks eksplanasi kompleks, teks ulasan

film/drama. Berdasarkan teks tersebut, siswa dapat memahami

struktur teks, kaidah/fitur bahasa, menganalisis teks,

menginterpretasi makna teks, mengabstrak isi teks, dan lain-

lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, proses pembelajaran

dilakukan melalui pendekatan saintifik yang berpusat pada

kegiatan peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia

berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa

(1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-

mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan

Page 85: Laporan OJL Erni Prasetyawati

75

bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan

untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional,

yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan

dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu

mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya,

dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan

berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu,

perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur,

kaidah/ciri bahasa, tujuan dan fungsi sosial tersendiri yang

satu sama lain berbeda.

Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya mengikuti

tahapan sebagai berikut: (1) tahap pembangunan konteks, (2)

tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara

bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri.

Dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini dipilih tema

teks eklspanasi kompleks kelas XI semester 2.

D. Pengkajian Aspek Managerial

Berdasarkan Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 seorang

kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan standar.

Kemampuan tersebut diantaranya kompetensi manajerial. Empat

Page 86: Laporan OJL Erni Prasetyawati

76

keterampilan manajerial kepala sekolah akan dibahas secara

detail berikut ini.

Pertama, keterampilan melakukan perencanaan. Kepala

sekolah harus mampu melakukan proses perencanaan, baik

perencanaan jangka pendek, menengah, maupun perencanaan

jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan

yang dibuat untuk kepentingan jangka pendek, misalnya untuk

satu bulan hingga satu tahun pelajaran. Perencanaan jangka

menengah adalah perencanaan untuk pekerjaan yang memerlukan

waktu 2 - 5 tahun, sedangkan perencanaan jangka panjang

meliputi perencanaan sekitar 5 – 10 tahun. Proses

perencanaan menjadi salah satu keterampilan yang penting

mengingat perencanaan yang baik merupakan setengah dari

kesuksesan suatu pekerjaan. Prinsip perencanaan yang baik,

akan selalu mengacu pada pertanyaan: “ Apa yang dilakukan,

siapa yang melakukan , kapan dilakukan , di mana dilakukan ,

dan bagaimana sesuaatu dilakukan ”. Detail perencanaan

inilah yang akan menjadi kunci kesuksesan pekerjaan.

Kedua, keterampilan melakukan pengorganisasian.

Lembaga pendidikan mempunyai sumber daya yang cukup besar

mulai sumber daya manusia yang terdiri dari guru, karyawan,

Page 87: Laporan OJL Erni Prasetyawati

77

dan siswa, sumber daya keuangan, hingga fisik mulai dari

gedung serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Salah satu

masalah yang sering melanda lembaga pendidikan adalah

keterbatasan sumber daya. Kepala sekolah harus mampu

menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

dengan sebaik-baiknya. Walaupun terbatas, namun sumber daya

yang dimiliki adalah modal awal dalam melakukan pekerjaan.

Karena itulah seni mengelola sumber daya menjadi

keterampilan manajerial yang tidak bisa ditinggalkan.

Ketiga, kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan. Tahapan ini

mengisyaratkan kepala sekolah membangun prosedur operasional

lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana bekerja,

membangun motivasi dan kerjasama, serta selalu melakukan

koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan. Tidak ada

gunanya perencanaan yang baik jika dalam implementasinya

tidak dilakukan secara sungguh-sungguh dan profesional.

Keempat, kepala sekolah harus mampu melakukan tugas-

tugas pengawasan dan pengendalian. Pengawasan (supervisi)

ini meliputi supervisi manajemen dan supervisi dalam bidang

pengajaran. Supervisi manajemen artinya melakukan manajemen

Page 88: Laporan OJL Erni Prasetyawati

78

dalam bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi

administrasi dan kelembagaan, sementara supervisi

penhgajaran adalah melakukan pengawasan dan kendali terhadap

tugas-tugas serta kemamapuan tenaga pendidik sebgai seoraang

guru. Karenanya kepala sekolah juga harus mempunyai

kompetensi dan keterampilan profesional sebagai guru,

sehingga ia mampu memberikan supervisi yang baik kepada

bawahannya.

Berdasarkan pemahaman di atas calon kepala sekolah

menuangkan kajian manajemen di sekolah sendiri (SMK Negeri 2

Kota Probolinggo) dan sekolah magang 2 (SMK Negri 1 Kota

Probolinggo), dengan hasil sebagai berikut

1. Kajian Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang standar

pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah harus

membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang terdiri dari

rencana kerja jangka menengah (RKJM) dan rencana kerja

tahunan (RKT). RKJM menggambarkan tujuan sekolah yang akan

dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan

mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang

mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai

Page 89: Laporan OJL Erni Prasetyawati

79

dalam waktu satu tahunan. Berdasakan hasil observasi calon

kepala sekolah dan pengisian angket yang telah disebar

kepada pemegang jabatan di sekolah dapat digambarakan dalam

penyusunan RKS, SMK Negeri 2 kota Probolinggo mengumpulkan

seluruh waka, kajur, komite dan perwakilan guru untuk

menganalisis EDS. Setelah EDS dianalisis barulah disusun

kepanitiaan untuk penyusunan RKS. Semua waka, kajur,

perwakilan guru, dan komite yang sebelumnya sudah membuat

program kerja yang akan dilaksanakan setahun ke depan. Dalam

pembuatan program kerja didasarkan atas RKS tahun lalu dan

melihat RKJM dan RKT tahun berjalan. Masing-masing personil

mempresentasikan program kerja sehingga akan nampak program

kerja yang tumpang tindih antar personil. Setelah itu

dirumuskan oleh tem perumus dan hasilnya merupakan draf RKS.

Draf RKS dipresentasikan dan dianalisis lagi apakah masih

ada program kerja yang belum dimasukkan. Setelah melalui

validitas draf barulah disahkan menjadi RKS dan

ditandatangani oleh pihak yang berwenang.

Sedangkan penyususnan RKS di SMK Negeri 1, berdasarkan

hasil wawancara dengan kepala sekolah dan komponen

penanggung jawab bidang dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 90: Laporan OJL Erni Prasetyawati

80

Penyusunan RKS diawali dengan pengisian EDS dan penyusunan

program kerja masing-masing bidang. Setelah itu dibentuk tem

perumus RKS, asil kerjanya dikomunikasikan dalam rapat

terbatas yang terdiri dari pemegang bidang. Apabila draf

sudah disetujui maka dikomunikasikan dalam rapat pleno

seluruh warga diundang dan dimintai masukan. Apabila sudah

disetujui oleh seluruh warga maka RKS dapat disahkan oleh

komite dan Dinas endidikan.

Kedua sekolah yaiu SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 dalam

penyusunan RKS sudah sesuai dengan kondisi ideal yang

dituntut SNP. Sedangkan untuk pengembangan tersosialisasinya

RKS ke seluruh warga maka sebaiknya RKS dapat dipublikasikan

ditempel di papan pengumuman atau di tempat strategis. Hal

ini sesuai dengan sistemISO 9001:2008 dalam azaz keterbukaan

dan pengendalian.

2. Kajian Pengelolaan Kurikulum

Kondisi ideal yang ada di SMKN 2 adalah disusun oleh Tim

Pengembang Kurikulum (TPK), kondisi nyata sudah dibentuk TPK

dalam penyusunan KTSP. Kurikulum merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Page 91: Laporan OJL Erni Prasetyawati

81

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Untuk itu kepala sekolah perlu memahami

panduan penyusunan kurikulum (KTSP dan Kurikulum 2013). Pada

kegiatan OJL ini calon kepala sekolah perlu memahami panduan

penyusunan kurikulum melalui analisis Dokumen 1, penyusunan

silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk

mengungkap pemahaman peserta tentang pengelolaan kurikulum

sekolah, kendala dalam penyusunan kurikulum di sekolah,

alternatif pemecahan yang ditempuh, visi pengembangan

kurikulum peserta sebagai calon kepala sekolah.

Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan

kurikulum, baik di sekolah sendiri maupun di sekolah magang,

pada dasarnya kurikulum telah disusun dan dibuat sesuai

prosedur. Walaupun masih terdapat silabus Program Keahlian

TEI ada yang sebagian kompetensi belum ada silbus dari

pusat, sehingga silabus membuat sendiri dengan menyadur dari

sekolah lain. Lebih lengkapnya hasil kajian pengelolaan

kurikulum terlampir dalam lampiran.

3. Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Unsur yang tidak kalah pentingnya dalam keberlangsungan

pengelolaan pendidikan adalah tenaga pendidik dan tenaga

Page 92: Laporan OJL Erni Prasetyawati

82

kependidikan. Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan

salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang proses

pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan

peningkatan dalam pendyagunaannya agar tujuan sekolah dapat

tercapai secara maksimal. Pendidik dan tenaga kependidikan

yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing

secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang mereka

miliki.

Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan

pendidik dan tenaga kependidikan baik di SMK Negeri 2

maupun di SMK Negeri 1, cukup memadai. Kondisi ideal untuk

kepala sekolah memiliki sertifikat calon kepala sekolah/

sebagai kepala sekolah dari lembaga yang resmi.

Kesenjangannya kedua kepala sekolah baik SMKN 2 maupun SMKN

1 belum memiliki sertifikat kepala sekolah (NUKS). Sehingga

disarankan untuk kedua kepala sekolah mengikuti diklat

calon/ kepala sekolah yang dilaksanakan oleh lembaga yang

ditunjuk pemerintah untuk mengeluarkan NUKS. Semua guru

telah berkualifikasi ijazah S1 dan sebagian besar telah

bersertifikat pendidik. Hal yang lebih penting yaitu usaha

kepala sekolah dalam memberikan pendampingan dan pembinaan

Page 93: Laporan OJL Erni Prasetyawati

83

kepada pendidik dan tenaga kependidikan sehingga PTK menjadi

terbina dan terarah. Dengan demikian nilai penting bagi

calon kepala sekolah adalah untuk memahami dan menguasi

kompetensi dalam mengelola pendidik dan tenaga kependidikan

sekolah. Mengkaji pengelolaan PTK bertujuan untuk melatih

calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi

manajerial dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal.

4. Kajian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 merupakan sekolah

adiwiyata mandiri sejak tahun 2008 untuk SMKN 1 dan tahun

2011 untuk SMKN 2. Hal ini merupakan buah dari hasil kerja

kepala sekolah sebagai administrator. Demikian juga dua

sekolah ini sudah bersertifikat ISO 9001:2008 diharapkan

dapat memberikan layanan secara profesional dalam bidang

perlengkapan atau fasilitas kerja bagi personil sekolah.

Dengan pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan dapat

meningkatkan kerja personil sekolah.

Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan sarana

dan prasarana sekolah, baik di SMK Negeri 2, Kecamatan

Kanigaran, maupun di SMK Negeri 1 Kecamatan Kedopok Kota

Page 94: Laporan OJL Erni Prasetyawati

84

Probolinggo pada dasarnya sarana dan prasarana dilaksanakan

sesuai kebutuhan sekolah tetapi masih terdapat beberapa

perangkat bengkel yang harus diganti untuk memenuhi tuntutan

perkembangan industri. Kondisi ideal berdasarkan acuan

Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana

memenuhi kajian : a) Persyaratan perencanaan, b) Prosedur

perencanaan sarpras, c) Perencanaan pengadaan barang

bergerak, d) Perencanaan pengadaan barang tidak bergerak.

Kondisi saat ini perencanaan dilaksanakan berdasarkan EDS,

a) Dituangkan kedalam RKS dan program kerja tahunan, b)

Rapat pertemuan pihak sekolah dengan dengan orang tua siswa

serta Stakeholder tentang kebutuhan sarpras yang prioritas.

Kesenjangannya Orang tua siswa hanya di beritahukan tentang

kebutuhan sarpras yang prioritas saja, tidak bisa dijadikan

dasar untuk sarpras untuk jangka menengah 4 tahun.

Alternatif pemecahannya Menerima saran dari Stakeholder

tentang kebutuhan sarpras yang prioritas dalam bentuk angket

dan ditindaklanjuti. Daftar kebutuhan sarana dipampang di

tepat strategis sesuai tuntutan ISO 9001:2008 dengan azaz

keterbukaan dan pengendalian

Page 95: Laporan OJL Erni Prasetyawati

85

Khusus di SMK Negeri 2 memerlukan peralatan balancing dan

spooring yang lengkap untuk melengkapi peralatan bengkel

otomotif. Hal penting yaitu usaha kepala sekolah dalam

mengadakan sarpras dan merawat sarpras sehingga menjadi

milik bersama warga sekolah. Dengan demikian nilai penting

bagi calon kepala sekolah adalah tentang bentuk upaya kepala

sekolah dalam mengadakan sarpras dan merawat sarpras bagi

warga sekolah.

5. Kajian Pengelolaan Peserta Didik

Kegiatan pengelolaan peserta didik idealnya meliputi :

perencanaan peserta didik, penerimaan peserta didik,

orientasi peserta didik baru, mengatur kehadiran peserta

didik, mengatur kenaikan tingkat peserta didik, pembinaan

ekstrakurikuler, program keagamaan dan yang lainnya.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami

pengelolaan peserta didik. Mengkaji pengelolaan peserta

didik sekolah tempat magang padaa kegiatan OJL bertujuan

untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi

kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola peserta

didik.

Page 96: Laporan OJL Erni Prasetyawati

86

Kondisi saat ini baik di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1

dalam pengelolaan peserta didik sudah bagus, hal ini

terbukti dengan lulusnya peserta ujian nasional di setiap

tahunnya. Banyak prestasi yang telah diperoleh peserta didik

baik tingkat kota maupun tingkat nasional dan tingkat

kerterserapan lulusan cukup tinggi. Sehingga dengan demikian

menunjukkan bahwa pengelolaan peserta didik sudah sesuai

dengan standar yang telah ditentukan.

Kedua sekolah ini menerima program CSR dari Pertamina

Foundation dengan program beasiswa untuk peserta didik dari

Papua. Peserta didik yang dari Papua inilah yang sekarang

menjadi fokus utama dalam peningkatan kompetensi untuk bisa

sejajar dengan peserta didik asli yang bukan CSR Pertamina.

Menurut laporan dan pengamatan dari BK dan guru pengajar,

peserta didik CSR Papua memiliki kebiasaan yang kurang

disiplin, kurang tanggung jawab, berkompetensi rendah.

Dengan demikian sekolah mengupayakan dan mengejarkan

ketertinggalan kompetensi peserta didik CSR pertamina

sehingga nantinya dapat lulus dan dapat disalurkan ke

perguruan tinggi dan perusahaan.

6. Kajian Pengelolaan Keuangan Sekolah

Page 97: Laporan OJL Erni Prasetyawati

87

Manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai

rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari

perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban keuangan sekolah. Mengkaji pengelolaan

keuangan sekolah tempat magang pada kegiatan OJL bertujuan

untuk melatih calon kepala sekolah dalam mengidentifikasi

sumber-sumber keuangan sekolah, menentukan alokasi

pembiayaan sekolah dengan baik, dan memahami mekanisme

pertanggungjawaban keuangan sekolah. Setelah melakukan

wawancara dengan kepala sekolah dan bendahara sekolah dapat

digambarkan pengelolaan keuangan di dua seolah sebagai

berikut. Sumber keuangan yang berasal dari pemerintah berupa

yang rutin yaitu BOS, BSM, dari mitra berupa CSR Pertamina,

dan dari komite sekolah. Pada dasarnya pengelolaan keuangan

sudah sesuai dengan standar pengelolaan, hal ini terbukti

dalam peneyelesaian pelaporan secara berkala baik ke komite

maupun ke SKPD tidak bermasalah.

7. Kajian Pembinaan Tenaga Administrasi Sekolah

Mengkaji pembinaan tenaga administrasi sekolah tempat

magang pada kegiatan OJL bertujuan untuk melatih calon

Page 98: Laporan OJL Erni Prasetyawati

88

kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial

khususnya kompetensi mengelola staf dalam rangka

pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Tugas-tugas administrasi dapat dilaksanakan dengan baik

apabila sekolah memiliki Tenaga Administrasi Sekolah (TAS)

yang memenuhi standar, seperti tertuang dalam Permendiknas

Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi

Sekolah. Tenaga administrasi di dua sekolah yaitu SMK Negeri

2 dan SMK Negeri 1 semua tenaga memenuhi standar SNP, hanya

saja tenaga laboran dan toolman belum bersertifikat. Jumlah

tenaga adminstrasi sudah memenuhi kebutuhan.

8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Dengan mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

sekolah tempat magang pada kegiatan OJL bertujuan untuk

melatih calon kepala mengembangkan pemahaman tentang TIK

sekaligus dapat mengidentifikasi guru-guru di sekolah magang

yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah,di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri

1 pada dasarnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran,

administrasi, dan sarana komunikasi sudah seluruhnya

Page 99: Laporan OJL Erni Prasetyawati

89

dilakukan. Sebagian besar pendidik mampu menggunakan

komputer untuk kegiatan pembelajaran, administrasi, dan

sarana komunikasi. Kedua sekolah sudah memiliki website dan

aktif. Khusus di SMK Negeri 2 pembelajaran sudah menggunakan

e-learning untuk kelas XI yang sedang partik industri. Rapor

juga menggunakan e-rapor, bahkan tahun ini menggunkan sistem

ujian nasional sistem CBT (computer based test). Layanan

internet terbuka 24 jam. Di SMK Negeri 2 juga memiliki ICT,

sehingga dijadikan tempat rujukan sekolah lain untuk

pengisian Dapodikmen, padamunegri, dan EDS.

9. Kajian Sistem Monitoring dan Evaluasi

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama dalam

suatu sekolah harus memahami fungsi perencanaan,

pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi,

dan pelaporan yang menjadi salah satu kegiatan program untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

Hasil kajian calon kepala sekolah di dua sekolah ini

sudah menerapkan ISO 9001:2008 tentang sistem manajemen mutu

sehingga dalam pengelolaan sistem monitoring dan evaluasi

pada dasarnya telah dilakukan dengan baik, walaupun masih

ada program yang belum direncanakan teratur. Sistem

Page 100: Laporan OJL Erni Prasetyawati

90

monitoring dan evaluasinya dilakukan bersamaan dengan

kegiatan audit internal maupun eksternal ISO 9001:2008.

Pelaksanaan supervisi sudah dilaksanakan secara rutin sesuai

perencanaan. Namun kurang ditindaklanjuti sehingga kurang

memotivasi guru untuk perbaikan hal-hal yang kurang.

Sebenarnya hal yang penting yaitu usaha kepala sekolah dalam

mengarahkan pendidik untuk dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan ada upaya penjadwalan bagi setiap guru yang akan

disupervisi.

E.Peningkatan Kompetensi AKPK Kewirausahaan di SMK Negeri 1

Kota Probolinggo

1.Persiapan

Berdasarkan penilaian AKPK yang terendah yang diperoleh

oleh calon kepala sekolah adalah kewirausahaan dengan nilai

67. Untuk itu dalam melakukan magang kedua, calon kepala

sekolah menggali informasi keunggulan sekolah magang dengan

cara wawancara dan penyebaran angket. Dari hasil wawancara,

observasi di lapangan dan angket maka calon kepala sekolah

menemukan satu keunggulan dari sekolah magang dua berupa

program teaching factory dan bisnis center. Dengan kondisi

yang seperti itu maka calon kepala sekolah mendekati

Page 101: Laporan OJL Erni Prasetyawati

91

penanggung jawab teaching factory dan pengelola bisnis

center untuk digali informasi dan tukar pengalaman di

bidangnya. Selain itu calon kepala sekolah juga menyebar

instrumen yang ditujukan kepada tenaga kerja/ karyawan yang

membantu dalam pelaksanaan teaching factory dan siswa

sebagai pelaksana dari teaching factory.

2.Pelaksanaan

Setelah melakukan observasi lapangan maka calon kepala

sekolah melakukan wawancara dan menyebar angket kepada

pihak-pihak yang berhubungan dengan pengelolaan dan pelaku

teaching factory dan bisnis center. Hasil wawancara dan

pengolahan angket sebagai berikut.

a)Sejarah Berdirinya Teaching Faktory dan Bisnis Center di

SMK Negeri 1

SMK Negeri 1 adalah sekolah kelompok Bisnis dan

Manajemen yang didalamnya terdapat program keahlian

pemasaran. Untuk meningkatkan kualitas lulusannya maka

program keahlian pemasaran membuat program marketing yang

tujuan utamanya adalah memberi bekal kepada siswa agar

menjadi pemasar yang tangguh dan mampu bersaing. Setelah

dilakukan evaluasi beberapa tahun maka untuk menunjang

Page 102: Laporan OJL Erni Prasetyawati

92

kompetensi pemasaran dibutuhkan suatu praktik nyata yang

lebih banyak. Bersamaan dengan itu Direktur Pendidikan

Menengah Kejuruan meluncurkan program teaching factory.

Seperti gayung bersambut. Maka dibuatlah proposal yang

diujukan kepada Dikmenjur melalui Kanwil Jawa Timur untuk

mendapat bantuan dana atau modal awal pendirian teaching

factory dan bisnis center. Hal ini juga sesuai dengan

Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3

yang mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran

dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani

kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan

pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif

dan praktik produktif merupakan konsep metode pendidikan

yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam

Page 103: Laporan OJL Erni Prasetyawati

93

pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri.

Dengan sederhana dapat dipahami bahwa teaching factory adaah

pembelajaran yang berorientasi bisnis dan produksi. Proses

penerapan program teaching factory dengan memadukan konsep

bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi

keahlian yang relevan. Sesuai dengan struktur kurikulum di

SMK Negeri 1 dengan memasukkan membatik sebagai muatan

lokal, maka ini menjadi kekuatan pendukukng kompetensi dalam

melaksanakan program teaching factory.

b)Pelaksanaan Pembelajaran Teaching factory di SMK Negeri 1

Pelaksanaan pembelajaran di teaching factori dilakukan

dengan menggabungkan antara kegiatan pendidikan dengan

kegiatan produksi. Struktur organisasinya sudah mengadopsi

struktur perusahaan. Intervensi kebijakan sekolah sudah

sedikit, sehingga pihak pengelola teaching factory lebih

leluasa dalam pengembangan programnya. Tenaga pengajar

merupakan sinergi dari kelompok profesional dan pendidik.

Kelompok profesional disikapi sebagai guru tamu. Sarana dan

prasarana disediakan oleh sekolah sehingga antara workshop

dan teori bergabung jadi satu. Dalam pelaksanaan teaching

factory digambarkan sebagai berikut.

Page 104: Laporan OJL Erni Prasetyawati

94

1) Standar Kompetensi

Pemilihan standar kompetnsi yang digunakan dalam

pelaksanaan teaching factory adalah kompetensi-

kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia bisnis dalam

industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi

pada insdustri diharapkan siswa siap menghadapi

tuntutan kebutuhan industri. Kompetnsi yang dipilih

adalah membatik.

2) Peserta Didik

Peserta didik digolongkan dalam proses teaching

factory adalah berdasarkan kualitas akademis dan

bakat/ minat. Siswa dengan kualitas yang memadai yang

dipilih. Cara awal yang dilakukan dengan melatih semua

siswa kelas X untuk belajar membatik. Bahan batikan

diberi oleh sekolah kemudian didesain dan diolah

menjadi batik oleh siswa sendiri, kemudian hasil jadi

batikannya dipakai sendiri untuk seragam sekolah

setiap hari rabu. Dari praktik inilah nantinya nampak

siswa yang berbakat dan yang tidak. Siswa yang

Page 105: Laporan OJL Erni Prasetyawati

95

berbakat direkrut menjadi tenaga kerja di teaching

factory.

3) Media Belajar

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses

teaching factory menggunakan pekerjaan produksi

sebagai media langsung dalam proses pembelajaran.

4) Perlengkapan dan peralatan

Perlengkapan yang diperlukan dalam proses teaching

factory disediakan sepenuhnya oleh program Dikmenjur

yaitu peralatan membatik lengkap sejumlah siswa kelas

X. Peralatan ini sekaligus digunakan untuk

pembelajaran mata pelajaran Mulok Membatik. Perawatan

alat dilakukan oleh siswa sendiri.

5) Instruktur/guru

Instruktu/ pengajar adalah guru yang memiliki

kualifikasi akademis seni budaya dan guru program

produktif yang sudah megikuti diklat pembuatan batik

dan juga guru yang memiliki pengalam industri. Dengan

Page 106: Laporan OJL Erni Prasetyawati

96

demikian guru mampu mentransfer pengetahuan dan

sekaligus sebagai kaulifikasi kontrolnya. Selain itu

sekolah juga kerjasama dengan Dekranasda kota dalam

pelatihan membatik sebagai guru tamu.

6) Permodalan

Modal awal dari teaching factory berasal dari dana

hibah Dikmenjur melalui Kanwil Dinas Pendidikan Jawa

Timur sejumlah Rp 250.000.000. dana ini yang digunakan

dalam proses pembelajaran mulai pendiklatan guru,

belanja bahan dan peralatan.

7) Penilaian Prestasi Kerja/belajar

Dalam penilaian prestasi kerja/belajar, teaching

factory menlai siswa yang berkompeten melalui

peyelesaian produk. Standar penilaian yang digunakan

harus mengacu pada strandar Dekranasda. Apabila hasil

jadi batik diterima oleh Dekranasda maka nilai yang

diperoleh siswa optimal (4,00), namun apabila dari

Dekranasda sudah meretur/ mengembalikan dari batik

yang disetorkan maka batik tersebut harus dipasarkan

oleh siswa ke pasar bebas. Apabila batik yang

Page 107: Laporan OJL Erni Prasetyawati

97

dipasarkan laku jual maka nilai siswa juga optimal

(4,00), namun apabila batik yang dijual dibeli oleh

orang terdekatnya (keluarga) maka nilainya 3,67. Nilai

tersebut dituliskan dalam raport siswa masuk mata

diklat Pakarya dan nilai Mulok Membatik.

c)Kendala yang Dihadapi Teaching Factory di SMK Negeri 1

Kendala atau permasalahan yang dihadapi teaching factory

di SMK Negeri 1 adalah sebagai berikut

1) Manajemen operasional

Manajemen operasional mengalami sedikit kendala karena

guru sebagai penggung jawab program merangkap juga

sebagai guru pengajar mata pelajaran yang lain,

sehingga fokus dalam pengelolaan tidak selancar

apabila guru hanya bertugas sebagai penanggung jawab

seperti di perusahaan. Cara mengatasi masalah tersebut

dengan memberi beban mengajar 12 jam karena guru yang

mengelola teaching factory juga merangkap sebagai

kepala bengkel. Kemudian juga mengikutsertakan guru

kewirausahaan, seni budaya dalam pelatihan praktis

pengelolaan manajemen usaha.

Page 108: Laporan OJL Erni Prasetyawati

98

2) Kurangnya kerjasama dengan industri

Industri batik yang ada di Kota Probolingga tidak

sebanyak industri batik di Pekalongan atau di Solo,

sehingga dengan demikian terdapat kendala apabila akan

mengirimkan magang guru/ siswa untuk menambah

kompetensi bidang membatik. Terdapat tiga industri

yang menjadi mitra sekolah, sedangkan jumlah siswa

kelas X yang membutuhkan tempat magang sejumlah 9 atau

10 industri. Sebenarnya industri membatik di Kota

Probolinggo apabila mereka mau semua ditempati magang

siswa maka kekurangan tersebut tidak terlalu banyak.

Dalam mengatasi masalah di atas dilakukan MOU dengan

industri untuk bagi order apabila order yang diperoleh

sekolah banyak, dengan demikian terjalin kerjasama

dalam usaha. Selain itu sekolah juga mencari terobosan

untuk mengikuti Asosiasi Pengrajin Batik seluruh

Indonesia. Dengan demikian tempat magang bagi siswa

dapat teratasi.

3) Kompetensi siswa

Page 109: Laporan OJL Erni Prasetyawati

99

Keterampilan siswa berbeda dengan tenaga kerja pada

umumnya. Siswa sudah dilibatkan dalam pelaksanaan

produksi namun tetap terbatas bahwa siswa harus

mengikuti mata pelajaran yang lain. Dengan demikian

kompetensi siswa dalam membatik tidak bisa

dioptimalkan. Siswa secara optimal dapat menggali

pengetahuan dan menambah keterampilan membatik pada

saat pelajaran mulok membatik. Melihat hal seperti itu

maka di teaching factory ini dipilih siswa yang mau

bekerja lembur di luar jam pembelajaran untuk

menangani order yang masuk.Selain itu untuk menambah

kompetensi siswa dalam pembelajarannya ketiga mata

pelajaran berkolaborasi antara seni budaya,

kewirausahaan/prakarya, dan pemasaran. Seni budaya

membidangi desain membatik, Kewirausahaan/Prakarya

membidangi pembuatan batik, dan pemasaran membidangi

pemasarannya. Karena program teaching factory ini

wajib bagi kelas X maka seluruh kelas X wajib membuat

karya batikannya dan harus laku dijual dengan demikian

secara tidak langsung siswa dapat mempraktikkan cara

bernegosiasi, pantang menyerah apabila batiknya belum

Page 110: Laporan OJL Erni Prasetyawati

100

laku jual dan tidak berputus asa dan dapat

meningkatkan kompetensi bernegosiasi, dan memupuk jiwa

pantang menyerah. Sedangkan kekurangan waktu dapat

diatasi dengan cara membawa pulang pekerjaan membatik

untuk diselesaikan di rumah.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil batikan siswa dilakukan terbatas di

kota Probolinggo dan sebagian hasil karya siswa

dititipkan di gerai Dekranasda. Selain itu pemasaran

juga dibebankan kepada siswa untuk berhasil menjual

batikannya ke lingkungan sekitar. Moment-moment

tertentu pihak sekolah mengikuti pameran batik di

tingkat kota dan luar kota sesuai agenda Pemerintah

Kota Probolinggo. Guru sebagai penanggung jawab juga

ikut memasarkan dengan cara menggunakan kain batik

untuk sragam kerja. Namun karena batik merupakan kain

yang terbilang masih mahal dibanding jenis kain yang

lain, maka omset batik di kegiatan teaching factory

ini belum begitu besar seperti industri batik yang

lain.

Page 111: Laporan OJL Erni Prasetyawati

101

3.Hasil peningkatan AKPK di SMK Negeri 1

Setelah melakukan observasi lapangan, wawancara, dan

penyebaran angket dalam belajar kewirausahaan di SMK Negeri

1 kota Probolinggo untuk meningkatkan kemampuan calon kepala

sekolah di bidang kewirausahaan, dapat ditarik hikmah besar,

di antaranya adalah

a.Menambah wawasan tentang bagaimana cara mencari terobosan

dengan pengupayaan program baru yang belum ada di

sekolah. Pembukaan program baru seperti teaching factory

ini dapat memberi pengalaman bekerja bagi siswa dan dapat

menambah sumber pendapatan bagi sekolah. Dengan demikian

calon kepala sekolah dapat menyusun perencanaan membuka

teaching factory di sekolah sendiri sebagai bekal awal

mengembangkan program inovatif yang bisa meningkatkan

keefektifan sekolah dengan baik.

b.Menambah wawasan tentang bagaimana memanfaatkan peluang

bisnis yang ada di sekitar untuk dipotimalkan sebagai

sumber pendapatan, selalu optimis, pantang menyerah, dan

berpikir alternatif yang tinggi untuk mencapai

keberhasilan di sekolah.

Page 112: Laporan OJL Erni Prasetyawati

102

c.Menambah wawasan tentang bagaimana cara merintis usaha,

mengelola kegiatan produksi dan jasa sehingga dapat

mengetahui bangaimana cara mempertahankan agar mampu

bertahan dalam situasi apapun. Dan menambah wawasan

bagaimana cara memotivasi mitra kerja dalam menghadapi

risiko kegagalan.

d.Menambah wawasan bagaimana cara bersaing dengan pihak lain

dengan sehat agar usaha yang dirintis tetap mampu

bertahan. Dan menambah wawasan bagaimana cara

mengembangkan modal dan mengatasi resioko kerugian.

e.Menambah wawasan bagaimana cara bernegosiasi dengan pihak

lain.

Page 113: Laporan OJL Erni Prasetyawati

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan on the job learning

selama 250 jam baik di sekolah magang 1 (SMK Negeri 2)

maupun di sekolah magang 2 (SMK Negeri 1) dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan dengan mengambil

tema “Upaya Meningkatkan Kepemimpinan Calon Kepala

Sekolah dan Mengembangkan Kemampuan Guru dalam Membuat

Instrumen Penilaian Autentik Melalui Kegiatan MGMP” dapat

meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam

kompetensi kepribadian, sosial, dan kewirausahaan.

2. Kegiatan pengkajian aspek manajerial dapat meningkatkan

kompetensi calon kepala sekolah dalam menyusun,

menganlisis, dan melaksanakan sembilan aspek manajerial

di sekolah magang 1 dan 2 sehingga dapat mengetahui

faktor kekuatan dan kelemahan sekolah.

3. Mengembangkan kompetensi guru dalam menyusun perangkat

pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan

dan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi calon

103

Page 114: Laporan OJL Erni Prasetyawati

104

kepala sekolah sebagai guru dalam menyusun perangkat

pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.

4. Kegiatan pemahaman dan pelaksanaan supervisi akademik

untuk guru yunior dapat meningkatkan kompetensi guru

dalam proses pembelajaran melalui program supervisi

akademik dan kompetensi calon kepala sekolah sebagai

supervisor sehingga dapat meningkatakan kompetensi

kepemimpinan pembelajaran.

5. Kegiatan Analisis Kebutuhan Pengembangan Kepemimpinan

(AKPK) dalam bidang kewirausahaan dapat meningkatkan

kompetensi akademik calon kepala sekolah dalam hal

kepemimpinan kewirausahaan dengan cara mempelajari

teaching factory di sekolah magang 2 sehingga dapat lebih

bisa membaca peluang, mengetahui kiat pendirian usaha,

pantang menyerah, dan mengelola suau usaha.

B. Saran

Berdasarkan observasi, pengamatan, belajar langsung

dari sumber utama, dan simpulan yang dikemukakan di atas,

saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut :

1. Untuk kepala sekolah magang secara berkala sebaiknya

melakukan monitoring dan evaluasi sendiri secara sampel

Page 115: Laporan OJL Erni Prasetyawati

105

untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi guru sehingga

dapat dijadikan dasar untuk pemetaan, pengembangan dan

peningkatan kompetensi guru agar menjadi guru yang

profesional di bidangnya dan pengembangan sekolah pada

umumnya.

2. LPPKS sebagai lembaga penyelengara diklat penyiapan calon

kepala sekolah agar terus mengembangkan programnya dalam

menyiapkan calon kepala sekolah yang profesional dengan

menambah jumlah intensitas kepembimbingan tidak hanya dua

kali dalam pelaksanaan On The Job Learning

Page 116: Laporan OJL Erni Prasetyawati

106