LAPORAN PRAKTIKUM 1KIMIA FARMASI ANALITIK IIPenetapan Kadar
Natrium Benzoat dengan Metode Titrasi Asam Basa(Rabu, 8 Februari
2012)
Disusun oleh :Ai Romlah( 31109037 )Amir( 31109038 )Anisa
Pebiansyah(31109041 )Susilawati( 31109063 )Teni Istianah( 31109056
)
PROGRAM STUDI S-1 FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANBAKTI
TUNAS HUSADATASIKMALAYA2012BAB IPENDAHULUANA. Tujuan
PraktikumMengetahui kadar Natrium Benzoat menggunakan metode
titrasi asam basa.B. Dasar Teori DefinisiTitrasi adalah pengukuran
suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi
sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam
basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam disebut
asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut
alkalimetri.Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya
dibahas tentang titrasi asam basa)Keasaman atau kebasaan suatu
larutan merupakan factor yang penting dalam reaksi-reaksi kimia
Kesetimbangan asam basa pun sangat penting dalam pemahaman titrasi
asam basa. Ada beberapa teori asam basa yang digunkan dalam
penjelasan mengenai suasana asam dan basa dari suatu zat
(Christian,1994).Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa
atau aside alkalimetri, titrasi redoks untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain
sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam
basa).titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah
asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana
titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator
disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini
mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi
melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi
sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.(Day dan
Underwood,1999:129)Indikator asam basa merupakan asam organik lemah
dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan
yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang
digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah
dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil.Pada titrasi
asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa
sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan
basa sebagai penitrasi.Pada saat titik ekuivalen ini maka proses
titrasi dihentikan Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer
tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut
sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama
dengan konsentrasi basa atau, kemudian catat volume titer yang
diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung
konsentrasi titran
tersebut.(http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/)Teori
asam basa Arrhenius emperkenalkan istilah asam sebagai zat-zat yang
terionisasi (secara parsial atau sempurna) dalam air untuk
memberikan ion hydrogen (hidronium), sedangkan suatu basa
terionisasi dalam air menghasilkan ion hidroksil. Teori Arrhenius
ini hanya berlaku dalam keadaan air yang digunakan sebagai pelarut
(Christian,1994).Teori asam basa berikutnya adalah Teori
Brownsted-Lowry. Teori menyatakan bahwa asam adalah semua zat yang
dapat memberikan atau mendonorkan proton, sedangkan basa adalah
semua zat yang dapat menerima proton. Jadi, dapat dituliskan
sebagai setengah reaksi :Asam = H+ + BasaAsam dan basa dari
setengah reaksi disebut pasangan konjugat. Proton-proton bebas
tidak terdapat dalam larutan, dan pasti ada penerima proton (basa)
sebelum pendonor proton (asam) menghasilkan protonnya. Selain itu,
ada teori Lewis yang menyatakan bahwa asam adlah zat yang menerima
pasangan electron dan basa adalah zat yang mendaonorkan pasangan
electron. teori Lewis ini membuktikan bahwa tidak hanya ion H+ yang
menyatakan keberadaan suatu asam atau OH untuk basa
(Christian,1994).Reaksi yang paling penting antara asam dan basa
disebut reaksi netralisasi. Dalam larutan air, netralisasi yang
terjadi antara suatu asam kuat dan basa kuat akan menghasilkan
hasil akhir persamaan ion sebgai berikut :
H3O+(aq) + OH- > 2H2OH+(aq) + HCl(aq) > NaCl(aq) + H2Oakan
didapat suatu kesimpulan bahwa hasil akhir dari reaksi netralisasi
dalam larutan tersebbut adalah suatu garam dan air (Brady,1999).
Rumus Umum TitrasiPada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent
asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita
tulis sebagai berikut:mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen
basaMol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas
dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:NxV asam =
NxV basaNormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas
(M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa,
sehingga rumus diatas menjadi:nxMxV asam = nxVxM basaKeterangan:N =
NormalitasV = VolumeM = Molaritasn = jumlah ion H+ (pada asam) atau
OH (pada basa) Titrasi Asam BasaTitrasi asam basa mencakup dua
metode titrasi, yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah
pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa,
sedangkan alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam (Rifai,2008).Larutan baku adalah
suatu larutan yang konsentrsinya diketahui dengantepat, dapat
digunakn untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum
diketahui konsentrasinya. Larutan baku dapat dibedakan dalam
larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer
mengandung zat padat murni yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain
ayng belum diketahui. Larutan baku sekunder adalah larutan suatu
zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karean
berasal dari zat yang tidak pernah murni (bersifat higroskopis atau
sangat mudah bereaksi dengan udara). Karakteristik dari larutan
baku primer adalah harus tersedia dengan mudah dalam bentuk murni,
zatharus stabil, tidak boleh higroskopis, dan memiliki massa
molekul atau berat molekul yang cukup besar. Karakteristik dari
larutan baku sekunder adalah kebalikan dari larutan baku primer.
Oleh sebab itu, sebelum digunakan, larutan baku sekunder harus
dibakukan atau distandardisasi dengan larutan baku primer
(Suhana,2002).Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika
larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya
basa disebut alkalimetri (Ratisah, 2009). Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, misalnya titrasi asam basa artinya melibatkan reaksi
larutan asam dan basa. Titrasi asam basa terbagi dua : Asidimetri
Penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku
asam. Alkalimetri Penentuan konsentrasi larutan asam dengan
menggunakan larutan baku basaJenis - Jenis Titrasi Asam-Basa :1).
Asam Kuat Basa KuatContoh: HCl (asam kuat) & NaOH (basa kuat).
Dengan persamaan Reaksi: HCl + NaOH NaCl + H2OReaksi ionnya: H+ +
OH- H2O2). Asam Kuat Basa LemahContoh: HCl (asam kuat) & NH4OH
(basa lemah)Persamaan Reaksi: HCl + NH4OH NH4Cl + H2OReaksi ionnya:
H+ + NH4OH H2O + NH4+3). Asam Lemah Basa Kuat Contoh: CH3COOH (asam
lemah) & NaOH (basa kuat)Persamaan Reaksi: CH3COOH + NaOH
NaCH3COO + H2OReaksi ionnya: H+ + OH- H2O4). Asam Kuat Garam dari
Asam LemahContoh: HCl (asam kuat) & NH4BO2 (garam dari asam
lemah)Persamaan Reaksi: HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4ClReaksi ionnya: H+
+ BO2- HBO25) Basa Kuat Garam dari Basa Lemah Contoh: NaOH (basa
kuat) & CH3COONH4 (garam dari basa lemah)Persamaan Reaksi: NaOH
+ CH3COONH4 CH3COONa + NH4OHReaksi ionnya: OH- + NH4-
NH4OH(http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/)Cara
Mengetahui Titik EkuivalenAda dua cara umum untuk menentukan titik
ekuivalen pada titrasi asam basa.1. Memakai pH meter untuk
memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat
plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva
titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik
ekuivalent.2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan
pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah
titrasi kita hentikan.Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan
kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat
praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah
indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan
indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua
hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka
titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik
equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang
tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana
titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator
disebut sebagai titik akhir titrasi. Indikator Asam Basa Indikator
asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang
dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna
ion-ionnya. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut,
stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator
asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH.Beberapa
indikator asam basaIndikator Perubahan warnaPelarut
AsamBasa
Thimol biruMerahKuningAir
Metil kuningMerahKuningEtanol 90%
Metil jinggaMerahKuning-jinggaAir
Metil merahMerahKuningAir
Bromtimol biruKuningBiruAir
FenolftaleinTak berwarnaMerah-unguEtanol 70%
ThimolftaleinTak berwarnaBiruEtanol 90%
C. Monograri Natrium BenzoatSinonim: Natrii Benzoas Rumus Kimia:
C7H5NaO2Struktur: BM = 144,11Pemerian: Butiran atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau hamper tidak berbau.Kelarutan: Larut dalam
2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) p. (F I, edisi III :
395) Asam BenzoatSinonim: Acidum BenzoicumRumus Kimia:
C7H6O2Struktur : Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak
berwarna, tidak berbau.Kelarutan: Larut dalam lebih kurang 350
bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) p, dalam
bagian kloroform p dan dalam 3 bagian eter p. ( F I, edisi III :
49)D. Metode UmumMetode yang digunakan pada praktikum asambasa ini
adalah metode Alkalimetri yaitu penentuan konsentrasi larutan
(C7H6O3 sampel) yang dilarutkan dengan etanol 95% kemudian di
titrasi dengan menggunakan larutan baku NaOH yang sebelumnya telah
distandarisasi dengan menggunakan larutan asam oksalat. Reaksi :
H2C2O4 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2OE. Prinsip Titrasi Asam basaTitrasi
asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan
titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen.Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi
dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan
untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume
titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung
kadar titrant.
F. Mekanisme Reaksi Rekasi-reaksi kimia yang dapat diterima
sebagai dasar penentuan titrimetrik asam-basa adalah sebagai
berikut :a. Jika HA merupakan asam yang akan ditentukan dan BOH
sebagai basa, maka reksinya adalah : HA + OH A- + H2O b. Jika BOH
merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka
reaksinya adalah : BOH + H+ B+ + H2O Dari kedua reaksi di atas
dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi asam basa adalah
reaksi penetralan, yaitu: H+ + OH- H2O dan terdiri dari beberapa
kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara asam kuat dengan basa kuat,
asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam
lemah dan basa lemah. Berikut reaksi Titrasi langsung penentuan
kadar natrium benzoat :
BAB IICARA KERJA DAN HASIL PENGAMATANA. Alat dan Bahan Alat :1.
Buret Statif 2. Erlenmeyer3. Pipet tetes4. Pipet volume5. Bulb6.
Labu ukur 50 mL7. Gelas ukur8. Corong9. Gelas kimiaBahan :1. Asam
oksalat2. NaOH 0,1 N3. NHCl 0,1 N4. Indikator penolftalein
B. Cara Kerja1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 NSiapkan 1000 mL
aquadest menggunakan gelas ukur yang telah didihkan sebelumnya
Timbang 4 gram NaOH
Dimasukkan Tambahkan 50 mL aquadest Gelas kimia 1000 mL
Aduk sampai larutTambahkan sisa aquadest
Aduk Masukan dalam botol
1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 NSiapkan 1000 mL aquadest
menggunakan gelas ukur yang telah didihkan sebelumnya
Timbang 8,3 mL HCl
Dimasukkan Tambahkan sedikit demi sedikit aquadest Gelas kimia
1000 mL
Aduk Masukan dalam botol
2. Pembuatan Indikator FenolftaleinTimbang 200 mg
Fenolftalein
DimasukkanGelas kimia 100 mLYang telah berisi etanol 90%
sebanyak 60 mL
Aduk sampai larutTambahkan aquadest ad 100 mL
Aduk sampai larutSaring bila ada endapan
Masukan dalam botol
3. Pembakuan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat70 mg Asam
Oksalat
DimasukkanErlenmeyer 250 mL
Tambahkan 25 mL aquadestKocok Ad homogen, tambahkan 3 tetes
indicator PP
Kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 NHentikan titrasi setelah
mencapai titik ekivalen (berwarna merah muda)
CatatV NaOH yang diperlukan
Lakukan titrasi triplo
4. Titrasi Blanko10 mL etanol
DimasukkanErlenmeyer 250 mL
Tambahkan 3 tetes indicator PP Erlenmeyer berisi etanol 10
mL
Titrasi dengan NaOH 0,1 N Hentikan titrasi setelah mencapai
titik ekivalen (berwarna merah muda)
V NaOH yang diperlukan
Catat
5. Penetapan Kadar Natrium BenzoatTimbang 730 mg Natrium Benzoat
pada tabung sentrifuse
Tambahkan aquadest 10 mLLakukan sentrifuse
Hasil sentrifuse kemudian disaringErlenmeyer 250 mLBilas tabung
sentrifuse dengan aquadest
Tambahkan HCl berlebih (15 mL) Cek pH menggunakan pH
universalErlenmeyer
Tambahkan eter 20 mL MasukkanCorong pisah
Pisahkan eter dengan aquadest (Eter diatas dan aquadest
dibawah)Ambil bagian atas (residu),Tampung residu dengan Erlenmeyer
250 mL
Uapkan Menggunakan hot plate
Hasil diuapkan, serbuk Asam Benzoat Tambahkan Etanol 10 mL+3 tts
Indk. PPErlenmeyer 250 mL
Titrasi dengan NaOH 0,1 NHentikan titrasi setelah mencapai titik
ekivalen (berwarna merah muda)
Catat
V NaOH yang diperlukan
Ulangi Titrasi Triplo
C. Hasil Pngamatan dan Perhitungan1. Pembakuan NaOH
Asam OksalatVolume NaOH
70 mg11 ml
70 mg8,8 ml
70 mg10,8 ml
PerhitunganN NaOH = 70 mg = 0,101 ml 63,04 x 11 mlN NaOH = 70 mg
= 0,126 ml 63,04 x 8,8 mlN NaOH = 70 mg = 0,103 ml 63,04 x 10,8
mlRata rata= 0,101 ml + 0,126 ml + 10,8 = 0,11 N
32. Titrasi Blanko Etanol 96%
Etanol 96 %Volume NaOH
10 ml0,4 ml
10 ml0,4 ml
10 ml0,4 ml
3. Penentuan SampelSampelVolume NaOH
730 mg8,7 ml
730 mg8,2 ml
730 mg8,3 ml
Perhitungan% Na Benzoat= (8,7 0,4) x 0,11 N x 144,11 x 100 % =
18,023% 730 mg% Na Benzoat= (8,2 0,4) x 0,11 N x 144,11 x 100 % =
16,938 % 730 mg% Na Benzoat= (8,3 0,4) x 0,11 N x 144,11 x 100 % =
17,155 % 730 mgRata rata= 18,023% + 16,983% + 17,155% = 17,387 %
3
BAB IIIPEMBAHASANPada praktikum ini dilakukan penetapan kadar
natrium benzoate menggunakan metode titrasi asam basa. Sebelum
dilakukan penetapan kadar natrium benzoate, dilakukan terlebih
dahulu pembakuan NaOH menggunakan asam oksalat. Tujuan pembakuan
ini yaitu untuk mengetahui Normalitas NaOH yang sebenarnya setelah
dibakukan. Indicator yang digunakan pada pembakuan ini yaitu
menggunakan indicator fenoftalein. Pemilihan indicator ini
didasarkan pada titik ekuivalen dan titik akhir titrasi berada pada
rentang pH lebih dari 7. Pada proses titrasi akan terjadi reaksi
antara NaOH dengan asam oksalat sampai mencapai titk ekuivalen dan
setelah habis reaksi dengan asam oksalat, pada titik akhir ditandai
dengan adanya perubahan warna dari warna bening menjadi warna pink
yang berasal dari indicator fenoftalein. Jadi indicator fenoftalein
ini berfungsi sebagai petunjuk dalam penentuan titik akhir titrasi.
Titrasi ini dilakukan sebanyak 3 kali. Reaksi yang dihasilkan
antara NaOH dengan asam oksalat membentuk garam natrium okasalat
sebagai hasil netralisasi antara asam dan basa dengan persamaan
reaksi :H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H2OSetelah dilakukan pembakuan
NaOH langsung dilakukan penetapan kadar Natrium benzoate. Digunakan
metode titrasi asam basa karena natrium benzoate merupakan bentuk
garam dari asam lemah yaitu asam benzoate. Seperti yang tertera
pada literature, titrasi asam basa merupakan titrasi yang
melibatkan reaksi antara asam dan basa sehingga akan terjadi
perubahan pH larutan yang dititrasi. Pada praktikum ini terjadi
reaksi antara asam lemah yaitu asam benzoate yang merupakan bentuk
asam dari natrium benzoate dengan basa kuat yaitu Natrium
hidroksida. Menurut literature reaksi antara asam dan basa dapat
berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah.Sampel yang
akan ditentukan kadarnya berupa serbuk. Sapel dibagi menjadi 4
bagian dimana berat dari masing masing bagian sebesar 730 mg.
Sampel serbuk ini merupakan campuran dari Natrium benzoate dengan
Amylum oleh karena itu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan
cara disentrifuse selama 10 menit. Menurut Farmakope Indonesia
edisi 3, natrium benzoate mudah larut dalam air dan amylum tidak
larut dalam air sehingga pada pemisahan dengan prose sentrifuse
menggunakan pelarut air sebanyak 10 ml. setelah dilakukan
sentrifuse, natrium benzoate larut dalam air sedangkan amylum tidak
larut kemudian dipisahkan menggunakan kertas saring dimana
filtratnya ditampung pada Erlenmeyer. Karena Natrium benzoate
berbentuk garam sehingga tidak bisa langsung dititrasi oleh karena
itu dilakukan pengubahan terlebih dahulu dari natrium benzoate
menjadi asam benzoate dengan menggunakan HCl 0,1 N secara berlebih.
Dengan adanya penambahan HCl maka akan mendesak natrium benzoate
sehingga berubah menjadi asam benzoate. HCl merupakan asam yang
cocok dan stabil dalam proses pengasaman karena jika menggunakan
H2SO4 atau HNO3 maka akan mengubah pH sehingga tidak stabil karena
HNO3 akan berubah menjadi HNO2. Keasaman dalam Erlenmeyer dapat
diketahui dengan mengetestnya dengan indicator universal. Jika
telah asam maka HCl yang dimasukan telah berlebih dan asam benzoate
telah terbentuk. Persamaan reaksinya:
Setelah terbentuk asam benzoate maka ditambah eter sebanyak 20
ml. menurut Farmakope Indonesia edisi 3, asam benzoate tidak larut
dalam air tapi larut dalam eter dan etanol. Karena etanol masih
dapat bersatu dengan air maka tidak bisa digunakan sebagai pelarut
asam benzoate dan memisahkannya dari air. Oleh karena itu digunakan
eter karena eter dapat melarutkan asam benzoate dan memisahkannya
dari air. Setelah terpisah menjadi 2 lapisan, maka eter dipisahkan
dari air pada corong pisah. Karena eter mempunyai BJ lebih rendah
daripada air maka eter berada pada bagian atas. Setelah eter
dipisahkan kemudian diuapkan sampai eternya menguap dan tinggal
tersisa serbuk asam benzoate pada Erlenmeyer. Serbuk asam benzoate
yang tersisa dilarutkan dengan 10 ml etanol karena tidak larut
dalam air. Setelah itu sampel dititrasi dengan NaOH 0.1 N
menggunakan indicator fenoftalein. Menurut literatir, asam lemah
dengan basa kuat titik ekuivalennya berada pada rentang pH lebih
dari 7. Digunakan indicator ini karena asam benzoate merupakan asam
lemah dan NaOH basa kuat sehingga ketika direaksikan, titik
ekuivalen dan titik akhir berada pada rentan pH lebih dari 7.
Indicator fenoftalein terdapat pada rentang pH 8 9,8 sehingga
ketika titik akhir akan terlihat warna pink karena titik akhirnya
sudah bersifat basa.Pada proses titrasi terjadi reaksi antara asam
benzoate dengan NaOH sampai habis, setelah itu karena etanol
merupakan asam lemah maka sebelum menunjukan titik ekuivalen, NaOH
bereaksi terlebih dahulu dengan etanol. Oleh karena itu harus
dibuat titrasi blanko etanol sebagai selisih NaOH yang bereaksi
dengan etanol. Reaksi yang terjadi yaitu proses netralisasi kembali
lagi membentuk natrium benzoate. Persamaan reaksinya :
Pada percobaan kami kadar yang diperoleh dari hasil titrasi asam
basa setelah dilakukan perhitungan yaitu sebesar 17,37 %. Ternyata
setelah diperiksa kadar sebenarnya yang benar itu adalah sebesar 30
% sehingga presentase kesalahannya sebesar 42,1 %. Hal ini
disebabkan karena berbagai factor diantaranya banyaknya langkah
kerja yang dilakukan sehingga sampel dipindah-pindah dari satu alat
kea lat lain. Dari pemindahan tersebut ada kemungkinan banyak
sampel yang tersisa pada alat alat sehingga dapat mengurangi kadar
natrium benzoate sebenarnya. Selain itu pada proses pengasaman, ada
kemungkinan tidak semua natrium benzoate berubah menjadi asam semua
dan ada kemungkinan juga asam benzoate yang terbentuk tidak
tertarik oleh eter semua.
BAB IVKESIMPULANBerdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa dalam penetapan kadar natrium benzoate dapat ditentukan
dengan menggunakan titrasi asam basa. Pada natrium benzoate ini
dilakukan pengubahan bentuk terlebih dahulu menjadi asam benzoate
dan setelah itu baru bisa dititrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan
indicator fenoftalein. Kadar natrium benzoate yang diperoleh dari
hasil titrasi pada praktikum yaitu 17,37 % dengan presentasi
kesalahan sebesar 42,1 %. Kesalahan tersebut terjadi karena
disebabkan oleh berbagai factor seperti yang tertera pada
pembahasan diatas.
DAFTAR PUSTAKABrady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur.Edisi Kelima.Jilid I.Binarupa Aksara.Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia ed
3.Jakarta: Kopri Sub Unit Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan Rohman, Abdul., Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Day, R.A., Underwood, A.L.
1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.Gandjar, Ibnu
Gholib., Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.http://www.geocitis.com/nana_suhana2002/http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/http://arifbio.multiply.com.journal/item/7?&item_id=7&view:respires:threaded