Top Banner
Laporan Praktikum Manajemen Informasi Pertanahan “Transformasi Koordinat & Membangun Geodatabase” Dibuat Oleh: Muamar Mujab 12/330042/TK/39234 JURUSAN TEKNIK GEODESI
29

Laporan Minggu 3

Dec 10, 2015

Download

Documents

Muamar Mujab

qwee
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Minggu 3

Laporan Praktikum

Manajemen Informasi Pertanahan“Transformasi Koordinat & Membangun Geodatabase”

Dibuat Oleh:

Muamar Mujab

12/330042/TK/39234

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

Page 2: Laporan Minggu 3

I. MateriTransformasi Koordinat & Membangun Geodatabase.

II. TujuanMahasiswa dapat mengingat dan melakukan kembali proses yang pernah dilakukan

pada mata kuliah Sistem Informasi Geografik, yaitu Transformasi koordinat berupa Spatial Adjustment dan Transformasi dari suatu sistem ke sistem lain. Kemudian membangun Geodatabase.

III.Waktu dan Tempathari, tanggal : Jumat, 11 September 2015waktu : Pukul 13.00 – 15.30 WIBtempat : Lab. Komputer

IV. Alat dan Bahan1. Laptop dan Software AutoCad Land Dekstop 2009, ArcGIS 10.2.22. Data (format *.dwg dan .shp)

V. Langkah Kerja dan Pembahasan

Materi II Transformasi Koordinat

A. Spatial Adjustment1. Langkah awal untuk Melakukan Spatial adjustment yaitu dengan mengaktifkan Tools Spatial

Adjustment dengan cara klik View →Toolbars →Spatial Adjustment

2. Pada menu Editor klik Start Editing →View Link Table. Muncul jendela Link Table sebagai berikut:

3. Klik New Displacement Link, Pilih titik TDT hingga muncul keterangan pada jendela Link Table. Kemudian masukkan koordinat X dan Y tujuan (X Destination dan Y Destination) berdasarkan koordinat yang tertera pada file AutoCAD

Page 3: Laporan Minggu 3

4. Klik Spatial Adjustment →Set Adjust Data… hingga muncul jendela Choose Input For Adjustment. Pilih All features in these layers untuk memilih layer-layer yang akan disesuaikan koordinatnya.

Kemudian Melakukan proses Adjust (klik Spatial Adjustment →Adjust)

Hasil koordinat masih belum terdefinisi

Mendefinisikan sistem koordinat pada jendela kerja di Arc GIS dengan cara klik View →Data Frame Properties

Mendefinisikan Coordinate System pada Jendela Data Frame Properties, lalu Pilih New →Projected Coordinate System

Page 4: Laporan Minggu 3

Mengubah poin-poin berikut sesuai sistem koordinat yang didefinisikan

Kemudian pilih Select… untuk memilih sistem acuan yang akan digunakan. Sebagai contoh memilih World →WGS 1984.prj →Add →Finish

Page 5: Laporan Minggu 3

Maka sistem koordinat pada jendela kerja di ArcGIS sudah terdefinisi

Jawaban: Koordinat TDT sama dengan koordinat peta asal

Koordinat TDT Peta Asal

Koordinat TDT Peta di ArcGis

Page 6: Laporan Minggu 3

Mendefinisikan layer-layer data geospasial ke dalam sistem koordinat, diMelakukan dengan klik Data Management Tools pada Arctoolbox Projection →Projection and Transformations →Define

Pada jendela Define Projection, tentukan layer yang akan didefinisikan sistem koordinatnya pada opsi Input Dataset or Feature Class. Pada opsi Coordinate System, klik

5. Pilih New →Projected…

Melakukan proses yang sama seperti pada poin sebelumnya

Page 7: Laporan Minggu 3

Klik Save As… untuk menyimpan sistem proyeksi yang telah dibuat tersebut (TM 3 49.1.prj)

9. Melakukan proses yang sama pada setiap layer, dengan cara Select… pada jendela Spatial Reference Properties, kemudian pilih sistem proyeksi yang telah disimpan tersebut (TM 3 49.1.prj)

B. Transformasi kordinat dari satu sistem ke sistem yang lain

Melakukan transformasi koordinat dari TM 3° (BPN RI) ke sistem koordinat UTM

Pada Arctoolbox → Data management Tools Projection and Transformation →Feature→ Project

Pada jendela Project isikan input data, output data, output sistem koordinat, kemudian klik OK

Page 8: Laporan Minggu 3

Pada jendela Project, Melakukan input :

Input Dataset or Feature Class: input dengan layer yang akan ditransformasi yang telah dibuka sebelumnya dengan mengklik tanda panah lalu dipilih layer yang diinginkan

Input Coordinate System, akan secara otomatis terdeteksi sistem koordinat yang digunakan ketika memasukan layer yang dibuka sebelumnya, namun bila tidak tampil sistem koordinatnya maka dapat dipilih secara manual dengan cara klik (pilih sistem koordinat TM3° zona 49.1) yang telah didefisikan pada layer tersebut sebelumnya

Output Dataset or Feature Class: tentukan letak/folder penyimpanan data hasil transformasi koordinat dan namanya.

Output Coordinate System: memilih Sistem koordinat target untuk hasil transformasinya dengan klik Select… →Projected Coordinate System →UTM →WGS 1984 →WGS 1984 UTM Zone 49S.prj →klik OK

Page 9: Laporan Minggu 3
Page 10: Laporan Minggu 3

Melakukan langkah 1 untuk semua layer yang akan ditransformasikan koordinatnya menjadi sistem koordinat UTM.

Agar koordinat jendela kerja ArcGIS (koordinat di kanan bawah) berubah menjadi koordinat sistem koordinat UTM maka sistem koordinat pada Layers harus diubah dari sistem koordinat TM 3° BPN ke sistem koordinat UTM. Caranya : klik View →Data Frame Properties →Coordinate System pada jendela jendela Data Frame Properties → Pilih Predefined pada pilihan Select a coordinate system →Projected Coordinate Systems →UTM →WGS 1984 →WGS 1984 UTM Zone 49S.prj →OK

Page 11: Laporan Minggu 3

MEMBANGUN GEODATABASE

Dalam ArcGIS, Geodatabase merupakan sebuah basisdata relasional yang memuat informasi geografis meliputi feature class, tabel-tabel dan raster dataset. Geodatabase digunakan untuk mengelola data-data dalam informasi geospasial agar tertata dan mudah digunakan kembali untuk aplikasi yang lebih luas.

A. Membuat Geodatabase1. Membuka Arc Catalog

2. Membuat Geodatabase dengan klik kanan New →File Geodatabase.

3. Mengganti nama (rename) newe geodatabase dengan nama baru sesuai kebutuhan pengguna dengan memilih (klik) kanan pada geodatabase →rename. Hasilnya:

4. Membuat feature dataset pada geodatabase yang telah dibuat sebelumnya. Feature dataset merupakan semacam tempat untuk feature class (kumpulan dari objek spasial berupa titik, polyline, polygon) dan feature anotasi yang memiliki referensi spasial sama. Tahapan pembuatan feature dataset adalah sebagai berikut:

Klik kanan pada geodatabase →New →Feature Dataset

Page 12: Laporan Minggu 3

Muncul kotak dialog New Feature Dataset, ketikkan nama untuk dataset tersebut, lalu klik Next

Menentukan system koordinat dataset, yaitu Projected →UTM →Indonesia →DGN 1995 UTM Zone 49S, lalu klik Next

Pada Vertical Coordinate System, pilih None, kecuali apabila akan dibuat peta 3D

dengan geodatabase, lalu klik Next.

Page 13: Laporan Minggu 3

XY Tolerance diisi sesuai default saja, lalu klik Finish.

Membuat Feature Class Baru berupa Point, Polyline, dan Polygon1. Klik kanan pada Feature Dataset →New →Feature Class.

2. Menentukkan nama dan alias, serta tipe data (polygon, line, point, dan sebagainya). Apabila output yang diinginkan berupa peta 3D dan rute, atau akan dilakukan analisa jaringan (network), maka berikan tanda centang pada M values dan Z values. Pada contoh berikut ini hanya diberikan tanda centang pada M values karena kemungkinan akan dilakukan analisis jaringan. Kemudian klik Next.

Page 14: Laporan Minggu 3

3. Pada kotak dialog M Tolerance diisi sesuai dengan default, lalu klik Next untuk kotak dialog selanjutnya sampai terakhir klik Finish.

Page 15: Laporan Minggu 3

4. Mengulangi tahapan a-c untuk membuat feature class yang lain, tetapi untuk setiap

class Geometry Typenya berbeda sebagai berikut:Jalan, Sungai = PolylineBangunan, bidang = PolygonTDT = PointHasilnya

Import Feature Class yang sudah Tersedia ke dalam GeodatabaseDalam geodatabase dapat dimasukkan dengan cara meng-import feature class shapefile, tabel, atau data lain. Ada dua cara dalam meng-import feature class tersebut, sebagai berikut:1. Meng-import melalui Arc Catalog.

Page 16: Laporan Minggu 3

Pada jendela Arc Catalog, klik kanan geodatabase (nama geodatabase anda.gdb) →Import →Feature Class Single (apabila data yang akan di-import hanya satu) atau Feature Class Multiple (apabila data yang akan di-import lebih dari satu).

Menentukan input feature (shapefile) yang akan di-import dengan klik open Muncul kotak dialog Input Feature, pilih shapefile yang akan di-import →klik

Add.

Setelah semua shapefile telah dipilih →klik OK, lalu tunggu proses selesai. Hasilnya, ketika geodatabase dibuka pada Arc Catalog terdapat shapefile yang

telah di- import di atas.

2. Dengan Export Data melalui Arc Map. Membuka (Add Data) shapefile yang akan dimasukkan ke geodatabase. Memilih data yang akan di-export apabila ada kriteria atau ketentuan tertentu.

Page 17: Laporan Minggu 3

Melakukan Export Data dengan klik kanan pada Layer →Data →export Data.

Muncul jendela Export Data, pilih jenis data yang di-export berupa All Features, kemudian menentukan lokasi penyimpanan pada Geodatabase ANDA dengan terlebih dahulu mengganti tipe penyimpanan menjadi File and Personal Geodatabase feature classes →klik Save →OK, kemudian tunggu proses selesai.

Apabila dibuka pada Arc Catalog, data tersebut sudah masuk ke dalam file

geodatabase desa_baleraksa.

B. Membuat TopologyB.1. Membuat Topologi dan Aturan Topology di Geodatabase

Page 18: Laporan Minggu 3

Untuk membuat topology, format data yang digunakan bukan data shapefile, namun harus format geodatabase, sehingga apabila data masih dalam format shapefile harus dikonversi terlebih dahulu ke format geodatabase. Serta semua data harus berada dalam feature dataset, sehingga apabila data (feature class) masih di luar feature dataset maka feature class harus dipindah terlebih dahulu.

Selanjutnya, tahapan pembuatan topologi adalah sebagai berikut:1. Membuka jendela Arc Catalog, klik kanan pada Feature Dataset →New →Topology.

2. Muncul kotak dialog New Topology →ketikkan nama topology →Next.

3. Memilih feature class yang akan dibuat topology-nya →klik Next.

Page 19: Laporan Minggu 3

4. Muncul kotak dialog selanjutnya →ketikkan nilai rank →Next. Nilai rank berkisar antara 1-50. Semakin tinggi rank-nya semakin kecil pergeseran feature ketika topologi divalidasi. Rang tertinggi adalah 1 dan terendah adalah 50.

5. Pada kotak dialog yang brikutnya terdapat pilihan pengaturan topology. Klik Add Rule untuk membuat atau menambahkan topology baru.

Page 20: Laporan Minggu 3

Pada jendela Add Rule:a. Pilih feature yang akan dibuat topologynya pada Features of feature classb. Pilih aturan topology pada Rule sesuai dengan kondisi topology yang dikehendaki.c. Klik OK.d. Mengulangi lagkah a-c untuk feature class yang lain.

Hasil penentuan topology untuk setiap feature class adalah seperti pada gambar di bawah ini, kemudian klik Next.

6. Setelah muncul kotak dialog yang menyajikan ringkasan (summary topology) dan semua topology yang dibuat sudah diyakini kesesuaian dan kebenarannya, maka klik Finish.

Page 21: Laporan Minggu 3

7. Muncul kotak dialog yang menanyakan apakah topologi yang baru ingin divalidasi →klik Yes

B.2. Melakukan Editing Terhadap Data Geospaial yang salah (Error) hasil Checking

1. Membuka program aplikasi Arc Map, kemudian melakukan Add Data Feature Dataset yang telah dibuat topology-nya (misalnya : peta_tanah) →klik Add

2. Tampil feature classes pada feature dataset peta tanah, meliputi jalan, bidang pada lembar kerja ArcMap, beserta peta tanah_Topology yang menyajikan kesalahan-kesalahan (data eror) yang ada pada feature datasets tersebut dengan warna merah.

Page 22: Laporan Minggu 3

3. Untuk melakukan editing topology, maka terlebih dahulu aktifkan toolbar Topology dan klik Start Editing pada toolbar Editor.

4. Klik toolbar Error Inspector, kemudian klik Search Now pada kotak dialog Error

Inspector sehingga data yang error dapat ditampilkan pada satu table

5. Pilih (select) semua data error yang tampak pada jendela Error Inspector →klik kanan muncul beberapa pilihan (opsi) untuk mengedit data yang error, antara lain snap, extend, trim →memilih satu opsi untuk mengedit data error sesuai dengan kondisi error, misalnya extend.

Page 23: Laporan Minggu 3

6. Menentukan nilai maximum distance. Sebaiknya nilai maximum distance diisi dengan nilai yang tidak terlalu besar karena nilai yang terlalu besar dapat mengakibatkan garis-garis yang diedit menjadi berubah bentuk atau arah.

7. Melihat hasil dengan membandingkan jumlah data error setelah dilakukan editing. Apabila data error masih cukup banyak, maka perlu dilakukan pengecekan pada data yang error dengan klik kanan pada data error dalam kotak Error Inspector →klik Zoom To →sehingga lokasi eror akan terlihat jelas. Sebab kesalahan atau error pada aturan “must not have dangle” tidak semua point error merupakan dangle, namun ujung vertex atau ujung jalan juga akan dianggap sebagai dangle, dengan kata lain tidak semua error yang muncul harus diselesaikan, contohnya pada gambar di bawah ini:

8. Melakukan pengecekan ulang untuk melihat terjadinya kesalahan, peubahan arah garis atau bentuk garis akibat koreksi topology.