Universitas Indonesia LAPORAN KERJA PRAKTIK LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. KALTIM PRIMA COAL “Gambaran Sistem Manajemen K3 (SMK3) PT. Kaltim Prima Coal (Prima Nirbhaya) berdasarkan OHSAS 18001:2007” Oleh: FIRMANSYAH 0906628464 DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Universitas Indonesia
LAPORAN KERJA PRAKTIK
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. KALTIM PRIMA COAL
“Gambaran Sistem Manajemen K3 (SMK3) PT. Kaltim Prima Coal (Prima Nirbhaya)
berdasarkan OHSAS 18001:2007”
Oleh:
FIRMANSYAH
0906628464
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Universitas Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan kerja praktik/praktikum kesehatan masyarakat ini telah
dipresentasikan, diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Kegiatan Kerja
Praktik/Praktikum kesehatan masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Pembimbing Akademik
Drs. (Psi.) Ridwan Zahdi Sjaaf MPH
Pembimbing Lapangan
Nurwahidin Hasan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayatnya penulis dapat
menyelesaikan praktik kerja lapangan dan menyelesaikan penulisan laporan kerja
2
Universitas Indonesia
praktik dengan judul “Gambaran Sistem Manajemen K3 (Prima Nirbhaya) PT. Kaltim
Prima Coal berdasarkan OHSAS 18001:2007”. Penulis berharap laporan ini dapat
menambahkan referensi dan informasi tentang aspek penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) bagi mahasiswa khususnya di bidang pertambangan batubara.
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan penulisan laporan ini, penulis
dihadapkan berbagai macam kendala. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan
dukungan dari keluarga serta teman-teman, penulis dapat menyelesaikan laporan ini
tepat waktu. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik bagi
penulis dalam menjalani pendidikan selama ini dan terima kasih juga atas kasih
sayangnya.
2. Drs. (Psi.) Ridwan Zahdi Sjaaf, MPH selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing praktikum kesehatan masyarakat yang telah memberikan arahan
kepada penulis.
3. Bapak Nurwahidin Hasan selaku pembimbing lapangan yang menyempatkan
waktu memberikan bimbingan dan arahan dilapangan serta koreksi pada
penulis.
4. Pak Imanuel Manage selaku General Manager Divisi HSES yang memberikan
kesempatan penulis untuk Kerja Praktik di Divisi HSES.
5. Pak gunawan selaku Manager HSES System dan Pak Haryadi selaku Manager
OHS Operation.
6. Ibu puty selaku Superitendent Occ. Health monitoring yang selalu memberikan
kesempatan penulis untuk ikut monitoring OH.
7. Pak samali selaku superitendent HSES Monitoring and commisioning yang
mengijinkan penulis ikut staffnya turun kelapangan.
8. Pak johnry selaku superitendent Safety Training and Services.
9. Pak adrianus darmawan selaku superitendent HSES audit
10. Staff Section HSES Information & Management system, mas aji, mas riki, mas
salman dan mbak nana sebagai partner dalam section ini.
11. Seluruh staff Divisi HSES, mas Ihsan, Pak sawarta, Pak nova, Pak widayat, Pak
sadri, mas redy, mas adi, mas dias, kang wito, kang evri, Pak pram, mbak enci.
3
Universitas Indonesia
Terimakasih telah memberikan penulis akan pengetahuan tentang K3
dilapangan yang tidak didapatkan dibangku kuliah.
12. Kang duki yang selalu mengajak penulis untuk melihat proses kerjanya
dilapangan. Makasih banyak kang buat sharing pengalamannya.
13. Mas ulik selaku stiker men yang selalu meminjamkan sepatu futsalnya.
14. Duo speedgun, pak nasrum dan pak jibra yang memberikan kesempatan untuk
melihat proses kerjanya.
15. Staff LD mbak bunga dan mbak anita yang memberikan kesempatan praktik
kerja lapangan.
16. Dua ibu-ibu kuat mbak ika dan mbak sulfi yang mau berbagi tentang
pengalaman mengendarai Heavy equipment.
17. Pak mus yang selalu membelikan makan siang untuk penulis
18. Mbak eris yang selalu merelakan makan siangnya untuk penulis.
19. Mas irfan yang menyempatkan waktu untuk sharing pengalaman kerjanya
diberbagai perusahaan.
20. Seluruh karyawan PT Kaltim Prima Coal yang telah bersedia berbagi informasi
untuk kebutuhan penulisan laporan
21. Alvira Nurul H. sebagai partner berbagi dan penyemangat dikala penulis
melaksanakan kerja praktik.
22. Serta seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktik kerja lapangan ini masih
banyak kekurangan, maka dari itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan laporan ini. Penulis juga berharap laporan praktik kerja lapangan ini
dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada para pembaca terutama di
5.1Gambaran Sistem Manajemen K3 PT Kaltim Prima Coal (Prima Nirbhaya) berdasarkan OHSAS 18001:2007...................................................................................47
5.1.1Kebijakan PT Kaltim Prima Coal..........................................................................47
Tabel 2.1 Kegiatan kerja praktik harian PT Kaltim Prima
Coal………………………………………..7
Tabel 5.1 Matriks Risiko K3 PT Kaltim Prima
Coal………………………………………………………...57
Tabel 5.2 Sistem Klasifikasi Ketika Terjadi
Insiden…………………………………………………….….63
8
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Letak Wilayah Kerja PT Kaltim Prima
Coal……………………………………………………..13
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Kaltim Prima
Coal………………………………………………………18
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Health, Safety, Environment & Security
Division……………..21
Gambar 3.4 Kebijakan K3L, Pembangunan Berkesinambungan dan
Security…………………….22
Gambar 3.5 Area yang ditandai untuk lokasi
peledakan……………………………………………………24
Gambar 3.6 Pengangkutan batubara menggunakan Heavy
dump…………………………………….25
Gambar 3.7 Mesin pemisah dan pencucian
batubara……………………………………………………….25
Gambar 3.8 Proses produksi PT Kaltim Prima
Coal……………………………………………………………27
Gambar 3.9 Alat Pelindung dari kebisingan (ear plug)
………………………………………………………28
Gambar 3.10 Pengendalian bahaya
tersandung………………………………………………………………….29
9
Universitas Indonesia
Gambar 3.11 Alat Pelindung Diri untuk bahaya
debu………………………………………………………….30
Gambar 3.12 Emergency eye wash diletakan diarea workshop…………..
……………………………..30
Gambar 3.13 Unit penyiraman jalan tambang………………………………………………………..
………….31
Gambar 4.1 Safety induction di Tanggo
Delta……………………………………………………………………33
Gambar 4.2 Safety talk di hari jumat
pagi…………………………………………………………………………33
Gambar 4.3 Pelatihan Prinasa…………………………………………………………………………………….
…....35
Gambar 4.4 Praktek Prinasa di workshop
UT…………………………………………………………………….35
Gambar 4.5 Spanduk kampanye don’t walk
past………………………………………………………………36
Gambar 4.6 Traffic monitoring menggunakan alat speed
gun…………………………………………..37
Gambar 4.7 On Spot Monitoring pada area reparasi ban heavy
equipment……………………..37
Gambar 4.8 Pengukuran kandungan gas pada confined
space………………………………………….40
Gambar 4.9 Pengecekan lembar JSA sebagai syarat work
permit……………………………………..40
Gambar 4.10 Petugas On Call sedang memeriksa kondisi
kendaraan……………………………….…41
Gambar 4.11 Tim audit sedang memeriksa
ambulance………………………………………………………42
Gambar 4.12 Pelatihan Job Safety
Analysis…………………………………………………………………………43
10
Universitas Indonesia
Gambar 4.13 Job evaluation pada operator oleh
dokter……………………………………………………44
Gambar 5.1 Matriks penilaian tindakan tanggap kritikal…………………………………………..
……..64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Formulir PrinasaLampiran 2 – Lembar Job Safety Analysis PT Kaltim Prima CoalLampiran 3 − Ijin Bekerja Di Tempat BerbahayaLampiran 3 − Kartu Risk Rank PT Kaltim Prima Coal
11
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sumberdaya batubara di Indonesia merupakan salah satu penyumbang energi
terbesar selain minyak dan panas bumi. Pengembangan industri pada sektor
pertambangan batubara sangat diperlukan untuk memenuhi segala kebutuhan
manusia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kebutuhan manusia terbesar yang
berasal dari energi batubara adalah sebagai pembangkit listrik. Terhitung pada tahun
2013 PLN membutuhkan sekitar 49.29 juta ton batubara untuk menghidupkan
generator listrik. Selain itu total keseluruhan kebutuhan sumber energi batubara pada
tahun 2013 adalah mencapai 366.042.287 ton, yang berasal dari 45 perusahaan
pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), 1 BUMN,
dan 28 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan batubara (detikfinance, 2012)
. Kebutuhan ini menuntut berkembangnya tehnologi untuk lebih dapat menghasilkan
batubara secara efektif dan efisien. Tentu saja pertumbuhan industri batubara dan
pengembangan tehnologi ini akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Hal ini
tentu harus diikuti dengan pengembangan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek penting dalam suatu kegiatan
industri baik kecil , menengah, maupun industri besar. Mengesampingkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sama saja dengan melanggar hak asasi manusia dan
melanggar hukum. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Untuk itu perusahaan wajib
menjamin keselamatan pekerjanya dalam melaksanakan tugas dilapangan.
Terjaminnya keselamatan bagi tenaga kerja akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
sehingga dapat menambah pundi-pundi uang bagi perusahaan.
Terjadinya kecelakaan disuatu perusahaan dapat mencoreng nama baik
perusahaan tersebut. Apalagi kecelakaan tersebut menyebabkan tenaga kerja yang
12
Universitas Indonesia
bersangkutan meninggal dunia. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan kerugian baik
dari segi materi ataupun non materi. Kerugian materi yang ditimbulkan contohnya
adalah pembiayaan obat-obatan, pembiayaan rehabilitasi, bahkan jika meninggal
dunia perusahaan harus mengeluarkan dana kompensasi. Kerugian non materi
misalnya jam kerja yang hilang, produksi terhenti, memburuknya nama baik
perusahaan dimata publik dll.
Kejadian kecelakaan kerja dapat dicegah dengan menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ( SMK3), Mengembangkan organisasi yang efektif,
dan mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya manajemen
tingkat atas (Ramli, 2010). Menurut UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
pasal 87, setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Diharapkan dengan penerapan
sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan dapat
membentuk susatu tatanan perusahaan yang tidak hanya baik segi kualitas produk
dan sumberdaya manusianya tetapi juga keselamatan dan kesehatan kerja yang
terjamin.
PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai perusahaan tambang terkemuka dan terbesar
di Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan batubara memiliki puluhan ribu
tenaga kerja dalam menyokong produksi batubaranya. Puluhan ribu tenaga kerja ini
terpajan risiko bahaya dari lingkungan kerja, alat kerja, material, metode kerja dll.
Risiko bahaya tersebut jika tidak dilakukan pengendalian maka akan menyebabkan
kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Maka dari itu PT
Kaltim Prima Coal menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang bertujuan untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut. Sistem manajemen
K3 di PT Kaltim Prima Coal didasarkan pada OHSAS 18001:2007 dan disebut sebagai
sistem manajemen “Prima Nirbhaya” yang terintegrasi dengan sistem manajemen
lainnya.
Oleh karena itu penulis ingin melihat gambaran penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Prima Nirbhaya) di PT kaltim Prima Coal dan
bagaimana cara pemenuhan klausul-klausul yang terdapat pada OHSAS 18001:2007.
13
Universitas Indonesia
1.2Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung (hands on experience) dalam
implementasi program K3 dalam suatu kerangka sistem.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan informasi dan mampu menjelaskan mengenai overall line
process PT Kaltim Prima Coal.
2. Mahasiswa mampu mengenali potensi bahaya dan risiko K3 pada overall
line process di PT Kaltim Prima Coal.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan terlibat dalam
kegiatan perumusan program untuk meminimalkan dan mengeliminasi
risiko.
4. Mendapatkan pengalaman langsung dalam mengimplementasikan
program K3 di PT Kaltim Prima Coal.
5. Mahasiswa mampu memahami proses pelaksanaan Sistem Manajemen
K3 PT Kaltim Prima Coal
6. Mahasiswa mampu menganalisa implementasi K3 dibandingkan dengan
materi perkuliahan yang didapat sehingga mampu memberikan
masukan baik terhadap kesesuaian dan kebaharuan materi perkuliahan
maupun pengimplementasiaannyadi tempat kerja
1.3Manfaat
1.3.1 Bagi PT Kaltim Prima Coal
1. Memanfaatkan pengetahuan mahasiswa, baik dalam kegiatan
manajemen maupun kegiatan operasional.
14
Universitas Indonesia
2. Memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas perusahaan terkait dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Memanfaatkan tenaga pembimbing akademik untuk memberikan
asupan yang relevan dengan kegiatan manajemen maupun operasional
di institusi tempat magang, sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Mengembangkan kemitraan dengan FKM UI dan institusi lain yang
terlibat dalam kegiatan magang baik untuk kegiatan penelitian maupun
pengembangan.
1.3.2Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa terpapar dengan berbagai masalah nyata di lapangan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih
aplikatif dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah.
4. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menggunakan metode
relevan untuk melakukan analisis situasi, mengidentifikasi masalah,
menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program
intervensi/pengendalian serta memonitor dan mengevaluasi
keberhasilan suatu program intervensi/pengendalian.
5. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan
memobilisasi sumber daya intervensi.
6. Mahasiswa menjalin hubungan langsung dengan personal di dunia kerja
dan dunia usaha sebagai bekal jejaring sosial dikemudian hari
1.3.3Bagi Departemen K3 FKM UI
1. Terbinanya suatu jaringan kerja sama antara institusi tempat magang
dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara
subtansi akademik dengan kompetensi yang dibutuhkan ditempat kerja.
15
Universitas Indonesia
2. Tersusunnya kurikulumyang sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
3. Meningkatkan kapasitasdan kualitas pendidikan dengan menghasilkan
peserta didik yang terampil.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Topik
Topik yang diangkat oleh penulis adalah gambaran pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Kaltim Prima Coal dalam rangka
mengendalikan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk meminimalkan
kejadian kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Penulis juga mengangkat topik khusus yaitu gambaran pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilaksanakan di PT Kaltim
Prima Coal (Prima Nirbhaya) berdasarkan OHSAS 18001:2007. Penulis
menganalisa pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berdasarkan tahapan manajemen yaitu Plan-Do-Check-Action untuk mengetahui
bagaimana implementasinya di PT Kaltim Prima Coal pada setiap tahapan
tersebut.
1.4.2 Lokasi dan Waktu
Kegiatan praktikum kesehatan masyarakat dilaksanakan di Divisi HSES
(Health, Safety, Environment and Security) PT Kaltim Prima Coal pada tanggal 14
januari 2013 sampai dengan tanggal 15 maret 2013. Area kerja yang ditempati
yaitu di Tanggo Delta Building D1 dan beberapa kali mengunjungi area Pit
penambangan batubara serta workshop di area PT Kaltim Prima Coal.
1.4.3 Metode Penulisan
Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan laporan ini
adalah observasi lapangan, wawancara pada pihak yang terkait, dan studi
dokumen (data sekunder) yang berhubungan dengan implementasi Keselamatan
16
Universitas Indonesia
dan Kesehatan Kerja dan Sistem Manajemen K3 PT Kaltim Prima Coal (Prima
Nirbhaya).
17
Universitas Indonesia
BAB II
KEGIATAN LAPANGAN
2.1 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Praktik kerja lapangan dilaksanakan di Divisi HSES (Health, Safety,
environment and Security) Section HSES Information & Management System, dengan
alamat kantor di Building D1 Tanggo Delta, Sangatta 75611, Kutai Timur, Kalimantan
Timur. Lokasi kerja yang dikunjungi oleh penulis adalah beberapa lokasi penambangan
batubara di area Sangatta seperti pit J, pit hatari, pit melawan dan area workshop PT
Kaltim Prima Coal.
2.2 Waktu Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 9 minggu terhitung dari
tanggal 14 Januari 2013 dan berakhir pada tanggal 15 Maret 2013. Waktu kegiatan
disesuaikan dengan waktu kerja karyawan PT Kaltim Prima Coal yaitu pukul 07.30 WITA
– 16.30 WITA (8 jam kerja+ 1 jam istirahat) dengan hari kerja Senin hingga Jumat.
2.3 Pembimbing Kegiatan
Selama kegiatan Praktik Kerja lapangan, penulis mendapatkan arahan maupun
masukan dari 2 orang pembimbing yaitu:
a. Bapak Drs. (Psi.) Ridwan Z. Sjaaf, MPH selaku Pembimbing Akademik sekaligus
staff pengajar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
b. Bapak Nurwahidin Hasan selaku Pembimbing Lapangan sekaligus Superitendent
section HSES Information and Management System PT Kaltim Prima Coal
18
Universitas Indonesia
2.4 Uraian Kegiatan Harian
Berikut ini adalah uraian kegiatan harian ketika praktik kerja lapangan di PT kaltim
Prima Coal selama 2 bulan terhitung tanggal 14 januari 2013 sampai dengan 15
maret 2013.
Tabel 2.1 Kegiatan kerja praktik harian PT Kaltim Prima Coal
Kegiatan minggu ke-1
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 14 Januari 2013
Datang di Learning Development untuk melaporkan kesiapan magang
2. Selasa, 15 Januari 2013
Briefing tentang schedule untuk hari rabu dan kamis dengan Learning Development
3. Rabu, 16 Januari 2013
Safety induction di Tanggo Delta Foto untuk pengambilan ID Card
4. Kamis, 17 Januari 2013
Bertemu dengan Pembimbing Lapangan dan mendiskusikan tentang rencana magang.
Membuka HSE info dan membaca tentang Sistem Manajemen K3 PT Kaltim Prima Coal (Prima Nirbhaya)
5. Jumat,18 Januari 2013
Mengikuti Safety Talk pagi dengan tema “identifikasi bahaya ditempat kerja”
Mengikuti meeting untuk peringatan bulan K3 (sosialisai tentang safety riding dengan cara pembagian stiker)
6. Sabtu,19 Januari 2013
Mengikuti sosialisasi safety riding ke masyarakat dengan pembagian stiker di lampu merah
Kegiatan Minggu ke-2
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 21 Januari 2013
Input data survei don’t walk past Mengikuti pemasangan informasi tentang LTI di safety
board area M2, check point tanggo delta dan check point ulin
2. Selasa, 22 Januari 2013
Mengikuti pelatihan PRINASA (Prima Nirbhaya Advanced Safety Auditing)
Ikut langsung praktik PRINASA di lapangan di area workshop United Tractors
3. Rabu, 23 Januari 2013
Membaca dan memahami sistem manajemen K3 PT Kaltim Prima Coal (Prima Nirbhaya)
Input data survey don’t walk past
19
Universitas Indonesia
4. Kamis, 24 Januari 2013
LIBUR NASIONAL
5. Jumat, 25 Januari 2013
Mengikuti safety talk pagi dengan tema “identifikasi bahaya ditempat kerja”
Mengikuti traffic monitoring dengan menggunakan alat speed gun
Kegiatan Minggu ke-3
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 28 Januari 2013
Mengikuti traffic monitoring dengan menggunakan speed gun
2. Selasa, 29 Januari 2013
Mengikuti program kesehatan kerja “menuju sehat” dengan responden mempunyai BMI >35
3. Rabu, 30 Januari 2013
Mengikuti On Spot Monitoring (OSM) ke divisi Expansion Project Division (EPD) yaitu ke kontraktor Truba
4. Kamis, 31 Januari 2013
Mengikuti program Kesehatan Kerja “menuju sehat”
5. Jumat, 1 Februari 2013
Mengikuti safety talk dengan tema “ikuti aturan SOP dan JSA yang berlaku”
Mengikuti monitoring pengukuran gas pada confined space di Trakindo
Prinasa pada Rentokil (kontraktor pembasmi hama nyamuk)
Kegiatan Minggu ke-4
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 4 Februari 2013
Mengikuti monitoring pengukuran gas dan pemberian izin melakukan pekerjaan pada confined space yaitu pekerjaan pengangkatan pompa di dasar sebuah septic tank di Trakindo.
2. Selasa, 5 Februari 2013
Mengikuti On Spot Monitoring (OSM) pada area workshop PAMA, yaitu pada spot reparasi ban dump truck dan pada service point
3. Rabu, 6 Februari2013 Mengikuti tim safety audit pada kontraktor international SOS yaitu penyedia jasa Klinik perusahaan
4. Kamis, 7 Februari 2013
Mengerjakan laporan Praktik Kerja Lapangan BAB I
5. Jumat, 8 Februari 2013
Mengikuti safety talk dengan tema “ikuti aturan SOP dan JSA yang berlaku”
Melakukan pengukuran suhu pada area generator pembangkit listrik PT kaltim Prima Coal
20
Universitas Indonesia
Kegiatan Minggu ke-5
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 11 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan
2. Selasa, 12 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Mengikuti program kesehatan kerja “Menuju Sehat”
dengan responden mempunyai BMI >353. Rabu, 13 Februari
2013Mengerjakan Laporan Praktik Kerja Lapangan
4. Kamis, 14 Februari 2013
Mengikuti pertemuan safcon membahas tentang Objektif target program tahun 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan5. Jumat, 15 Februari
2013 Mengikuti safety talk dengan tema “ikuti aturan SOP
dan JSA yang berlaku” Mengikuti On Spot Monitoring pada area CPP (coal
Processing Plant) Membuat laporan praktik kerja lapangan
Kegiatan Minggu ke-6
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 18 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Mengikuti kegiatan job evaluation pada operator
dump truck yang telah menjalani operasi lutut2. Selasa, 19 Februari
2013Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan
3. Rabu, 20 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Mengikuti safety on call pada kejadian insiden di CPP
dengan melakukan investigasi awal.4. Kamis, 21 Februari
2013Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan.
5. Jumat, 22 Februari 2013
Mengikuti safety talk dengan tema “ikuti aturan SOP dan JSA yang berlaku”
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Mengikuti prinasa ke area loading point pit Hatari
Kegiatan Minggu ke-7
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 25 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan
21
Universitas Indonesia
2. Selasa, 26 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Wawancara dengan mas salman tentang sistem
manajemen K3 PT Kaltim Prima Coal3. Rabu, 27 Februari
2013 Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Melihat proses pelatihan Job Safety Analysis
4. Kamis, 28 Februari 2013
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan Mengikuti proses pemberian hot work permit
5. Jumat, 1 Maret 2013 Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan
Kegiatan Minggu Ke-8
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 4 Maret 2013 Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan2. Selasa, 5 Maret 2013 Melihat proses pelatihan basic incident investigation
Mengerjakan laporan praktik kerja lapangan3. Rabu, 6 Maret 2013 Wawancara dengan mas aji terkait pelaksanaan prinasa4. Kamis, 7 Maret 2013 Mengumpulkan draft laporan kerja praktik ke
pembimbing lapangan5. Jumat, 8 Maret 2013 Mengikuti safety on call pada kejadian dump truck
terbalik di pit hatari
Kegiatan Minggu Ke-9
No.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 11 Maret 2013 Pembuatan powerpoint untuk presentasi laporan praktik kerja lapangan
2. Selasa, 12 Maret 2013 LIBUR NASIONAL3. Rabu, 13 Maret 2013 Presentasi Laporan Praktik Kerja Lapangan4. Kamis, 14 Maret 2013 Revisi Laporan Praktik Kerja Lapangan5. Jumat, 15 Maret 2013 Menyerahkan laporan praktik kerja lapangan ke
Learning Development
22
Universitas Indonesia
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil PT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pertambangan batubara yang memiliki area konsesi sebesar 90.938 ha dan sampai
tahun 2009 baru 40% (43.927 ha) dari total keseluruhan area telah di eksplorasi.
Hingga akhir desember 2012 KPC memiliki total 21.936 karyawan dimana diantaranya
5.135 adalah karyawan KPC, 924 labour supply termasuk 7 orang expatriat dan 15.773
adalah karyawan kontraktor termasuk 31 orang expatriat (materi induksi,2013). Cara
yang dilakukan PT Kaltim Prima Coal dalam menambang batubara adalah dengan
metode multipit open-cut
Awal mula ditemukannya kandungan batubara di area PT Kaltim Prima Coal adalah
pada tahun 1930. Saat itu seorang ahli geologi berkebangsaan belanda sedang
melakukan survey pemetaan yang menghasilkan informasi tentang struktur geologi dan
cadangan batubara. Baru setelah tahun 1970 dilakukan percobaan produksi oleh PT.
Rio Tinto Indonesia. Pada tahun 1978 pemerintah indonesia mengundang beberapa
perusahaan asing untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan sumber daya
batubara di area sangatta. Hasilnya BP/CRA memenangkan tender untuk area sebesar
7.900 km² di dua blok memanjang 300 km dipesisir pantai kalimantan timur. Pada
tahun 1982 PT Kaltim Prima Coal baru mendapatkan izin untuk melakukan eksplorasi
dan penambangan berdasarkan Coal Contract of Works (CCOW) dengan area konsesi
sebesar 90.706 ha dan PT Kaltim Prima Coal harus membayar royalti sebesar 13.5%
kepada PT Bukit Asam. Masa habis perjanjian kontrak penambangan batubara ini
adalah pada tahun 2021.
Pada tahun 1988 PT Kaltim Prima Coal membuat keputusan untuk melanjutkan
pengembangan sebuah tambang ekspor dengan kapasitas rancangan 7 juta ton per
tahun berdasarkan eksplorasi lebih detail dan studi kelayakan pada area tambang
sangatta. Hasilnya, studi tersebut memberikan harapan bahwa di area tersebut
memiliki kuantitas dan kualitas cadangan batubara yang tinggi dan letaknya dekat
23
Universitas Indonesia
dengan garis pantai yang mempunyai air laut dalam sehingga dapat memberikan
prospek pertumbuhan pasar yang menjanjikan. Pada tahun 1989 PT Kaltim Prima Coal
melakukan pembangunan sarana-prasarana dengan dana untuk proyek tersebut
menghabiskan sekitar USD 570 M. Saran-prasarana vital tersebut baru dilakukan uji
kelayakan pada akhir tahun 1991 dan PT Kaltim Prima Coal mulai melakukan penjualan
batubara ke pasar ekspor tahun 1992.
Pada 16 juli 2003, PT Bumi Resources Tbk. Menandatangani perjanjian jual beli
dengan BP dan CRA untuk akuisisi PT Kaltim Prima Coal dan baru pada tanggal 10
oktober 2003 perjanjian jual beli selesai. PT Bumi Resources Tbk sendiri merupakan
perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta dan
didirikan pada tahun 1973. PT Bumi Resources Tbk telah melakukan akuisisi pada 3
peusahaan inti yaitu PT. Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia dan Gallo Oil (Jersey)
Ltd.
3.2 Wilayah Kerja PT Kaltim Prima Coal
Wilayah kerja PT Kaltim Prima Coal terletak di Sangatta, ibu kota Kabupaten Kutai
Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak 50 Km sebelah
utara Khatulistiwa dan berada disebelah pesisir timur Kalimantan. Letak kota ini juga
berada 180 Km sebelah utara dari ibukota provinsi Kaltim, yaitu Samarinda dan 310 Km
dari pusat kota Balikpapan. Pada Juni 2005, PT Kaltim Prima Coal baru memulai
penambangan batubara di daerah Bengalon, 25 Km sebelah utara kota Sangatta. Total
luas area konsesi yang dimilik PT Kaltim Prima Coal hingga saat ini adalah sebesar
90.938 ha.
24
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Letak wilayah kerja PT Kaltim Prima Coal
3.3 Visi, Misi dan Tata Nilai PT Kaltim Prima Coal
3.3.1 Visi Perusahaan
Produsen batubara terkemuka Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia
yang memberikan nilai optimal bagi semua pemangku kepentingan
3.3.2 Misi Perusahaan
1. Memupuk budaya yang mengutamakan kesehatan, keselamatan dan
lingkungan dalam segala tindakan.
- Mematuhi peraturan perundangan kesehatan, keselamatan dan
lingkungan yang berlaku
- Berupaya tanpa henti mempromosikan budaya praktik terbaik dalam
pengelolaan kesehatan, keselamatan dan lingkungan
2. Memelihara tatakelola perusahaan yang baik dan mempromosikan
perusahaan sebagai warga yang baik
- Mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip transparansi, tanggung-gugat,
tanggung jawab, integritas dan keadilan
- Peka terhadap falsafah bangsa dalam kehidupan sehari-hari
3. Menyediakan lingkungan belajar untuk mencapai keunggulan dan
meningkatkan kesejahteraan.
- Mendorong pemberdayaan karyawan
- Memberikan pengakuan dan penghargaan atas kinerja yang unggul
- Mendorong terciptanya hubungan yang harmonis dan dinamis
4. Mengoptimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan
Melaporkan kinerja SMK3L kepada manajemen senior untuk dikaji
ulang
Merencanakan, menyetujui dan mengkomunikasikan K3L dan
kebijakan pembangunan berkesinambungan, tujuan sasaran K3L,
standar dan program perbaikan K3L kepada seluruh karyawan
Implementasi operasional SMK3L dikelola dan dikoordinir oleh para
manager OHS dan manajer environment yang dibantu oleh HSE
Superitendent dan HSE coordinator masing-masing Divisi.
76
Universitas Indonesia
5.1.3.2 Dokumentasi dan Pengendalian Dokumen
Prima Nirbhaya mensyaratkan agar semua dokumen harus dikontrol
sehingga semua dokumen dapat dengan mudah diidentifikasi, tersedia dan
terpelihara dengan baik. Semua dokumen inti Prima Nirbhaya dibawah
tanggung jawab Divisi HSES harus ditulis dalam 2 bahasa yaitu inggris dan
indonesia. untuk Divisi, bisa memilih apakah dokumen operasional akan
ditulis dengan bahasa indonesia atau bahasa inggris. Setiap dokumen yang
diterbitkan harus menggunakan template standar yang ditentukan, salah
satu contoh template yang disediakan PT Kaltim Prima Coal adalah:
(HSE_KPC KPC MSE2.02_DOC_TMPb_001.doc).
Template dokumen harus mencakup:
Judul dokumen, Nomor, dan versi
Disetujui oleh (persetujuan pembuat, tidak disetujui diterbitkan)
Tanggal diterbitkan, dan tanggal dikaji ulang
Nomor halaman/ jumlah halaman
Semua dokumen harus ditinjau ulang secara teratur untuk
memastikan bahwa dokumen masih akurat, lengkap dan relevan
5.1.3.3 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
PT Kaltim Prima Coal telah menetapkan beberapa pelatihan yang
berjumlah 49 pelatihan. Informasi tentang program dan jadwal pelatihan di
informasikan kepada setiap departemen dan kontraktor. Setiap karyawan
harus mendapatkan pelatihan yang berkesesuaian dengan peran/tanggung
jawab atau jabatannya. Setelah karyawan mengikuti pelatihan barulah saat
itu karyawan bisa dikatakan kompeten terhadap peran/tanggung jawabnya.
Sistem ID/Kimper adalah sebagai rujukan untuk kompetensi karyawan. Di
dalamnya tersedia informasi tentang kompetensi yang dimiliki, misalnya dia
sudah mendapatkan training mengendarai Heavy dump Cat 789D dan
77
Universitas Indonesia
dinyatakan telah kompeten maka di ID/Kimper kompetensi tersebut
dituliskan.
Semua orang yang memasuki wilayah kerja PT Kaltim Prima Coal
harus diberikan induksi tentang K3LH atau induksi untuk area-area tertentu
sebelum dia mendapatkan identity card. Untuk beberapa contoh misalnya
tamu (termasuk konsultan yang bekerja untuk KPC dalam jangka pendek
yaitu kurang dari 2 minggu) tidak dipersyaratkan untuk ikut induksi. Tetapi
mereka harus ditemani oleh karyawan PT Kaltim Prima Coal yang
bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Karyawan PT Kaltim Prima
Coal ini harus memberikan induksi area-area tertentu termasuk gambaran
bahaya diarea tersebut serta prosedur evakuasi apabila terjadi keadaan
darurat. Materi induksi minimal:
KPC HSES and Sustainable Development Policy
KPC Management System
Golden Rule dan FPE (Fatality Prevention Element)
Tinjauan umum OHSAS 18001 dan ISO 14001
Standar lingkungan
Pelaporan bahaya dan insiden
Beberapa karyawan harus memiliki pemahaman tentang
persyaratan OHSAS 18001 dan ISO 14001. Contohnya Untuk GM HSES,
Manager OHS, Manager environment dan Manager HSES system harus
mendapatkan pelatihan Lead Auditor OHSAS 18001 dan ISO 14001. Untuk
beberapa karyawan yang melakukan aktifitas dengan risiko tinggi wajib
untuk mengikuti pelatihan yang sesuai dengan aktifitasnya tersebut. Semua
pelatihan dilakukan penilaian terhadap efektifitasnya yaitu dengan cara
penilaian sesudah pelatihan (post test), kuesioner, dan pemantauan kinerja.
5.1.3.4 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi
PT Kaltim Prima Coal memiliki beberapa sarana komunikasi salah
satunya adalah HSE Info. Seluruh dokumentasi Prima Nirbhaya disediakan
di HSE Info untuk memudahkan mengomunikasikan kepada seluruh
78
Universitas Indonesia
karyawan dan kontraktor. Selain itu juga ada beberapa sarana komunikasi
dengan pihak karyawan yaitu:
Pertemuan executive committee
Program induksi
Pelatihan prima nirbhaya
Sesi informasi umum
Tool box meetings
Safety Contarctor meeting
Surat elektronik
Papan pengumuman dan poster
Pertemuan tingkat departemen
Partisipasi karyawan juga dilibatkan dalam hal:
Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
Investigasi insiden
pembuatan dan kaji ulang kebijakan dan tujuan K3L
HSE meetings
Konsultasi jika ada manajemen perubahan.
5.1.3.5 Desain, pembelian, fabrikasi, instalasi dan commisionning
Tujuan dari elemen manajemen sistem ini adalah untuk mengurangi
risiko dengan mempertimbangkan peraturan K3 ketika mendesain,
membeli atau mengubah instalasi, bangunan dan peralatan. Selain itu juga
bertujuan untuk memastikan commisioning sebelum alat tersebut
digunakan. PT Kaltim prima Coal memberlakukan commisioning terhadap
alat yang baru dibeli dan akan dioperasikan diwilayah kerja PT Kaltim Prima
Coal. Alat yang telah di commisioning akan diberikan stiker lulus uji. KPC
juga telah mengembangkan dan menerapkan elemen pengendalian bahaya
dan beberapa aturan dan regulasi khusus untuk mengelola kegiatan yang
memiliki risiko K3 signifikan, misalnya aturan baku, aturan lalu lintas
tambang,
79
Universitas Indonesia
5.1.3.6 Work Method and Condition Control
PT Kaltim Prima Coal telah membuat sebuah manajemen sistem
elemen work method and condition control untuk mengatur metode kerja
dan pengendalian kondisi. Manajemen sistem elemen ini mengacu pada PN
5.50, PN 5.51 dan PN 5.52. PN 5.50 adalah tentang prosedur pengoperasian
standar tertulis (SOP). PN 5.51 adalah tentang Observasi kerja terencana
dan PN 5.52 tentang Izin Kerja.
5.1.3.7 Kesiapan tanggap darurat
Tim tanggap darurat telah dibentuk di PT Kaltim Prima Coal. Tim ini
berada pada section emergency & preparedness dan dibawah departemen
OHS monitoring and commisioning. Prioritas utama dalam menghadapi
situasi darurat di PT Kaltim Prima Coal adalah:
Memastikan keselamatan seluruh personil
Mengurangi dampak terhadap lingkungan
Mengurangi dampak pada harta benda/aset/ produksi
Mengurangi dampak terhadap citra perusahaan
PT Kaltim Prima Coal menyediakan sumberdaya untuk menangani
berbagai sifat situasi darurat K3L yang potensial yang terdiri dari:
Tim tanggap darurat (ERT)
Tim tanggap tumpahan oli (OSRT)
Tim manajemen darurat (EMT)
Tim manajemen krisis (CMT)
PT Kaltim Prima Coal juga menyediakan sistem klasifikasi yang
diterapkan setiap kejadian insiden meskipun tidak mengikat. Tabel berikut
hanya sebagai panduan ketika terjadi insiden diwilayah PT Kaltim Prima
Coal:
Tabel 5.2 Sistem Klasifikasi Ketika Terjadi Insiden
80
Universitas Indonesia
Kategori Karakteristik Tindakan
1 Insiden ringan Tumpahan hidrokarbon/bahan beracun ringan Dapat ditangani oleh sumberdaya peusahaan Tidak berpotensi menimbulkan eskalasi
Diumumkan keadaan siaga ERT dikerahkan Dilaporkan kepada manajemen KPC
2 Insiden yang mengakibatkan cedera pada personil Tumpahan hidrokarbon/bahan beracun yang serius di site Beberapa dukungan eksternal diperlukan Potensi eskalasi terbatas
Diumumkan keadaan siaga ERT dan OSRT dikerahkan EMT disiagakan Pemberitahuan kepada CEO/COO
81
Universitas Indonesia
3 Kecelakaan Fatal/ ada ancaman Tumpahan hidrokarbon/bahan beracun diluar site Ada dampak signifikan terhadap harta benda atau produksi Dukungan eksternal diperlukan Melibatkan pemerintah Memiliki potensi terjadi eskalasi
Diumumkan keadaan siaga ERT & OSRT dikerahkan EMT Diaktifkan CMT diaktifkan Dijalin kerjasama yang ekstensif dengan lembaga-lembaga eksternal Tingkat keterlibatan yang tinggi dari pemerintah
Gambar 5.1 Matriks penilaian tindakan tanggap kritikal
5.1.3.8 Pengendalian terhadap kontraktor
PT Kaltim Prima Coal mempunyai sistem pengendalian kontraktor.
Pengendalian tersebut akan dikelola dengan menggunakan Contractor
Management System (CMS). Tujuan dari CMS adalah menyelaraskan antara
aspek K3L KPC dengan kontraktor yang bersangkutan. CMS dalam
penerapannya harus memperhatikan 2 hal yaitu:
82
Universitas Indonesia
Semua kontraktor memiliki akses penuh terhadap persyaratan
K3L PT Kaltim Prima Coal
Setiap kontrak harus memenuhi peraturan pokok K3L
Kinerja kontraktor dalam memenuhi persyaratan K3L dinilai dengan
internal auditing atau dengan external auditing.
5.1.4 Pengecekan
5.1.4.1 HSE Monitoring and Evaluation
Manager OHS dan manager environment bertanggung jawab untuk
menilai efektivitas SMK3L melalui kaji ulang data hasil pemantauan. Jadwal
dan metode tindakan pemantauan K3L didokumentasikan untuk
memastikan bahwa hasil pemantauan ini dapat dipakai sebagai dasar
pengendalian atau untuk melakukan tindakan perbaikan. Hasil pemantauan
dilakukan evaluasi setiap bulan untuk memperoleh informasi kinerja SMK3L
dan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran K3L
5.1.4.2 Investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan
pencegahan
KPC telah menerapkan elemen ini sebagai panduan pelaporan,
investigasi dan langkah-langkah yang perlu diambil apabila terjadi kondisi,
tindakan, fungsi dibawah standar dan tidak mematuhi:
Kebijakan K3L, pembangunan berkesinambungan dan keamanan
standar KPC
Syarat-syarat peraturan
Tujuan dan sasaran K3L
Tujuan dari manajemen sistem elemen ini adalah mengelola
lingkungan kerja dengan suatu cara yang menjamin kesehatan karyawan .
penyelidikan atas insiden dan ketidaksesuaian tertentu akan menjadi
strategi vital yang akan memberikan pembelajaran agar bekerja dengan
aman. Selain itu untuk memastikan bahwa pelaporan kecelakaan personil,
83
Universitas Indonesia
kerusakan instalasi dan alat serta lingkungan akan membantu mencegah
insiden lebih lanjut.
5.1.4.3 Prima Nirbhaya Records Management
PT Kaltim Prima Coal telah menetapkan elemen sistem ini. Tujuan
dari elemen ini adalah untuk memastikan semua catatan K3L disimpan dan
dikelola dengan benar agar semua catatan tersebut terlindungi dari akses,
modifikasi atau penghapusan yang tidak sah. Catatan yang termasuk
catatan manajemen K3L adalah:
Laporan ( laporan insiden, penilaian risiko, audit dan hasil kaji
ulang manajemen)
Formulir dan daftar periksa (laporan bahaya, formulir CPAR),
daftar periksa inspeksi)
Data kalibrasi
Training records
Data statistik
Semua catatan tersebut disimpan dalam bentuk salinan cetak
maupun elektronik. Semua catatan tersebut disimpan baik oleh masing-
masing Divisi/Departement maupun oleh Divisi HSES. Beberapa catatan
tersebut disimpan di HSE Info.
5.1.4.4 HSE Management System Audit
Audit internal dilakukan oleh section SAS. Section ini mengaudit
keseluruhan kontraktor KPC dan juga PT Kaltim Prima Coal itu sendiri.
Berikut beberapa kriteria audit:
Persyaratan standar ISO 14001 dan OHSAS 18001
Peraturan dan persyaratan K3L lainnya
Register penilaian risiko K3L
Tujuan, sasaran dan program perbaikan K3L
Persyaratan manejemen prima nirbhaya
84
Universitas Indonesia
Lead auditor yang diangkat harus kompeten dan harus:
Mengetahui persyaratan OHSAS 18001 dan ISO 14001
Telah mengikuti kursus ISO 14001 atau OHSAS 18001 lead
auditor
Mengetahui legislasi K3L yang berlaku diKPC
Mengetahui bidang operasi tambang
Independen dan obyektif
Audit di PT Kaltim Prima Coal memiliki struktur sebagai berikut:
Peninjauan ulang dokumen misal: kebijakan, peraturan yang
berlaku, OTP perbaikan K3L
Pemeriksaan catatan K3L
Verifikasi peralatan/instrumen
Pengamatan kegiatan dan kondisi
Inspeksi tempat kerja dan wawancara dengan personil yang
relevan.
5.1.5 Tindak Lanjut
5.1.5.1 HSE Management Review
PT Kaltim Prima Coal menerapkan elemen ini dengan tujuan untuk
memastikan bahwa sistem manajemen K3L Prima Nirbhaya dikaji ulang
secara berkala untuk melihat efektivitasnya. Kaji ulang ini dilakukan
sedikitnya satu kali setahun. Kaji ulang ini dilakukan oleh seluruh General
Manager. Agenda kaji ulang meliputi:
Evaluasi terhadap kepatuhan hukum dan persyaratan lainnya.
Status dari hal yang dikaji ulang dari manajemen sebelumnya.
Kaji ulang terhadap kebijakan, tujuan, sasaran dan program
perbaikan K3L.
Hasil partisipasi dan konsultasi dengan pihak terkait
Status investigasi insiden, tindak perbaikan dan pencegahan
85
Universitas Indonesia
Perubahan aktifitas, kontraktor, produk, atau jasa yang mungkin
perlu perubahan sistem manajemen K3L
Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam persyaratan
hukum yang relevan dengan manajemen K3L
Kaji ulang kinerja K3L, termasuk hasil audit
Rekomendasi untuk perbaikan
Selain itu hal-hal tentang K3L juga dibahas dalam suatu pertemuan
executive committee bulanan. Hal-hal tersebut tentang:
Komunikasi dari pihak eksternal (luar), termasuk keluhan
masyarakat, karyawan, pemerintah yang berhubungan dengan risiko
K3L dan aspek lingkungan yang signifikan
Pelanggaran hasil temuan pemantauan lingkungan
Insiden atau pelanggaran yang signifikan terhadap aturan baku
PT Kaltim Prima Coal
86
Universitas Indonesia
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
PT Kaltim Prima Coal adalah sebuah perusahaan terbesar dan terkemuka di
Indonesia di bidang pertambangan batubara yang mempunyai wilayah operasi di
Kalimantan Timur. Dalam pelaksanaan proses produksi yang besar, PT Kaltim Prima
Coal membutuhkan tenaga kerja, sarana dan prasarana yang kompleks. Kebutuhan
tersebut juga harus diikuti dengan tanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja. Maka dari itu PT Kaltim Prima Coal menerapkan Sistem Manajemen K3
Prima Nirbhaya dalam rangka mengendalikan bahaya ditempat kerja sehingga
menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Penerapan sistem manajemen K3 Prima Nirbhaya berdasarkan OHSAS 18001:2007
dan di integrasikan dengan sistem manajemen yang lain seperti ISO 14001:2004.
Secara umum penerapan Prima Nirbhaya di PT Kaltim Prima Coal sudah baik.
Requirements yang terdapat pada OHSAS 18001:2007 telah dipenuhi berdasarkan
tahapan plan-do-check-action. Akan tetapi, perlu ditingkatkan dalam pemenuhan
manajemen operasinya. Karena dalam kenyataan dilapangan ada beberapa hal tentang
aspek operasi tidak sesuai dengan perencanaan awal. Selain itu, peningkatan aspek kaji
ulang/manajemen review juga dapat membantu perbaikan dari sistem manajemen K3
Prima Nirbhaya PT Kaltim Prima Coal.
6.2 Saran
Saran yang diberikan penulis berdasarkan hasil observasi langsung dilapangan
selama kegiatan kerja praktik. Saran berikut hanya berupa masukan yang sekiranya
dapat meningkatkan sistem manajemen K3 di PT Kaltim Prima Coal
87
Universitas Indonesia
1. Gedung perkantoran PT Kaltim Prima Coal yang rata-rata berbahan dasar kayu
sangat berisiko untuk terbakar. Jika terjadi kebakaran, keadaan gelap yang
timbul akibat asap dapat meningkatkan risiko orang terjebak di dalam gedung.
Di PT Kaltim Prima Coal terdapat beberapa gedung yang masih belum
dilengkapi lampu darurat sebagai sarana penerangan ketika listrik padam akibat
kebakaran. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk melakukan
pemasangan lampu darurat tersebut, hal ini juga sesuai dengan pesryaratan
perundangan yang ditetapkan pemerintah.
2. Lebih ditingkatkan pemenuhan On Spot Monitoring (OSM) sebagai upaya
memenuhi aspek manajemen operasi. Bila perlu, OSM dilakukan oleh Cross
Division dan pelaksanaannya sebaiknya dengan sistem reward bagi Divisi yang
menemukan hal yang signifikan melanggar peraturan K3 dan punishment bagi
Divisi yang melanggar peraturan terkait K3 tersebut. Selain itu, lebih
ditingkatkan pemenuhan SOP OSM yang setidaknya membawa checklist untuk
lebih memudahkan ketika inspeksi berlangsung.
3. Pekerjaan panas (hot work) adalah salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi jika
dilakukan di dekat penyimpanan bahan mudah terbakar. Oleh sebab itu penulis
menyarankan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan panas
dan pengukuran gas dilakukan sebelum pekerjaan panas tersebut dimulai.
88
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKARamli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta: Dian RakyatUU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaanPP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU No 28 Tahun 2002 tentang
bangunan gedungSuardi, Rudi,2007. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja panduan
penerapan berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996. Jakarta: PPMBrauer, Roger L. ,2006. Safety And Health For Engineers. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken
89
Universitas Indonesia
90
Universitas Indonesia
91
Universitas Indonesia
92
KARTU RISK RANK/RISK RANK CARD
HEALTH CONSEQUENCESSAFETY
CONSEQUENCESPROPERTY DAMAGE
CONSEQUENCEPRODUCTION
CONSEQUENCEENVIRONMENTAL CONSEQUENCES
AMany times
per year
BOnce ortwice per
year
COnce in 5
years
DOnce in approx.
15years
EUnlikely inlife of mine
1Long term chronic health effects to workers or public with potential for death
Fatality(Fatality, multiple
fatality; majorpermanent disability)
Property Damage / >$ US 500k
More than 1week delay production
Large-scale, long-term environmental damage offsite and / or a compliance breach that threatens continued operation
1
SIGNIFICANT
2
SIGNIFICANT
4
SIGNIFICANT
7
HIGH
11
HIGH
2
Long term chronic health effects to workers or public with major impact on body function / lifestyle
LDI(Serious injury and
hospitalization;permanent disability)
Property Damage / > $ US 100 – 500 K
3 – 6 day delay production
Large-scale, short-term environmental damage offsite and / or a compliance breach sanction
3
SIGNIFICANT
5
SIGNIFICANT
8
HIGH
12
HIGH
16
MEDIUM
3Chronic health effects causing partial impact on body function
RWDI
(Minor loss of bodypart / function; LTI)
Property Damage / > $ US 50 – 100 k
1 – 3 day delay production
Small-scale environmental damage offsite and / or a reportable compliance breach
6
HIGH
9
HIGH
13
MEDIUM
17
MEDIUM
20
LOW
4Health impact requiring medical treatment / intervention; not permanent
Medical treatment
(Treatment that mustbe given by a doctor)
Property Damage / $ US 1 – 50 k
1 – 3 shift delay production
Significant environmental damage onsite only and / or a technical compliance breach
10
HIGH
14
MEDIUM
18
LOW
21
LOW
23
LOW
5 Transitory health impactMinor impact
(First aid treatment)
Property Damage < $ US 1000
1 shift delay production
Minor environmental impact and / or a technical compliance breach
15
MEDIUM
19
LOW
22
LOW
24
LOW
25
LOW
Significant 1 to 5 High 6 to 12
Low 18 to 25 Medium 13 to 17
* Take corrective actions as considered necessary
* Stop the activity* Take corrective / preventive action immediately* Only recommence the activity when controls are in place
* Take corrective / preventive action immediately* Control measures to be reviewed or established by management
* Take corrective action within a reasonable timeframe* Control measure to be reviewed where appropriate