LAPORAN MAGANG STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG Diajukan Oleh: BAGUS PURNOMO AJI 125030600111052 FARID MA’RUF 125030600111057 NITA EVIYANTI 125030607111022 ZHANDI PRANATA 125030607111043 ERVIN SATYA NUGRAHA 125030607111025 PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN MAGANG
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DINAS KEBUDAYAAN
DAN PARIWISATA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG
Diajukan Oleh:
BAGUS PURNOMO AJI 125030600111052
FARID MA’RUF 125030600111057
NITA EVIYANTI 125030607111022
ZHANDI PRANATA 125030607111043
ERVIN SATYA NUGRAHA 125030607111025
PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem pemerintahan negara yang semula sentralistik mulai bergeser ke
arah desentralisasi. Pemerintah pusat memberikan kewenangan dan
keleluasaan yang cukup besar kepada pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah yang nyata, lugas dan bertanggung jawab.
lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah terjadi perubahan kebijakan di tingkat
nasional di mana.
Fenomena tersebut sedikit banyak mempunyai dampak yang cukup
besar terhadap sumber-sumber penerimaan daerah, khususnya yang berkaitan
dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Disadari atau tidak akibat langsung
yang akan timbul dari pemberian otonomi daerah ini adalah pasti adanya
daerah basah dan daerah kering. Hal ini disebabkan potensi dan kondisi
masing-masing daerah di Indonesia tidak sama. Daerah yang kaya akan
sumber daya alam otomatis menjadi daerah basah seiring dengan
bertambahnya perolehan PAD-nya dari sektor migas misalnya, sedangkan
daerah yang minus sumber daya alam otomatis menjadi daerah kering.
Namun demikian tidak berarti daerah yang miskin dengan sumber daya alam
tidak dapat meningkatkan PAD-nya, karena jika dicermati ada beberapa
potensi daerah yang dapat digali dan dikembangkan dari sektor lain seperti
sektor pariwisata.
Dalam lingkup nasional, sector pariwisata dianggap sebagai sektor yang
potensial di masa yang akan datang. Menurut analisis World Travel and
Tourism Council (WTTC), industri pariwisata menyumbang 9,1% dui
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada saat ini dan diperkirakan pada
tahun 2007 akan meningkat menjadi 10,1%. Analisis tersebut menunjukan
jika industri pariwisata di Indonesia dinilai sebagai sektor andalan
2
penyumbang devisa negara terbesar dalam bidang nonmigas. Terlebih ketika
pemerintah Indonesia mencanangkan program otonomi daerah, maka industri
pariwisata merupakan salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber penerimaan daerah.
Suatu peluang jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah
di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu sarana untuk
meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut
harus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap potensi-potensi
pariwisata masing-masing daerah dengan mencari dan menciptakan peluang-
peluang baru terhadap produk¬produk pariwisata yang diunggulkan. Perlu
mendapat perhatian bahwa pengembangan industri pariwisata daerah terkait
dengan berbagai faktor yang mau tidak mau berpengaruh dalam
perkembangannya. Oleh karena itu perlu diketahui dan dipahami apa saja
faktor yang sesuai faktual memegang peranan penting dalam pengembangan
industri pariwisata daerah khususnya dalam rangka penerapan otonomi
daerah, sehingga pads akhirnya pengembangan industri pariwisata daerah
diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
peningkatan PAD dan mendorong program pembangunan daerah.
Kabupaten Malang memiliki kondisi geografis yang terdiri dari wilayah
pegunungan dan dataran/ lembah serta perairan pantai membentuk bentangan-
bentangan alam yang indah dengan patahan-patahan geologi yang
menciptakan adanya air terjun hamparan pantai yang luas dan berpasir putih,
hal ini memungkinkan sekali dipacunya pertumbuhan dan pengembangan
wilayah Kabupaten Malang berbasis pada pariwisata dengan ditunjang oleh
sumber daya alam dan sektor-sektor ekonomi unggulan seperti pertanian
peternakan perikanan industri pertambangan dan pariwisata itu sendiri.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,
pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang
pariwisata seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesbilitas dengan
meningkatkan kondisi jalan dan penyediaan sarana transportasi menuju obyek
wisata.
3
Perkembangan jumlah wisatawan dalam negeri dari tahun 2001 s.d.
2006 berfluktuasi yaitu Tahun 2001 sebanyak 2.351.266 orang tahun 2002
sebanyak 2.258.639 orang tahun 2003 sebanyak 2.242.529 orang dan tahun
2004 sebanyak 2.130.403 orang tahun 2005 sejumlah 2.174.134 orang (dari
ODTW yang dikelola PD. Jasa Yasa sejumlah 322.306 orang). Untuk tahun
2006 data kunjungan wisatawan yang masuk sebanyak 1.267.948 orang, dan
untuk Januari sd. Mei 2008 sebanyak 213.339 orang. sedangkan untuk
wisatawan luar negeri tahun 2001 sebanyak 882 orang tahun 2002 sebanyak
4.084 orang, tahun 2003 sebanyak 4.186 orang tahun 2004 sebanyak 3.977
orang tahun 2005 sebanyak 4.311 orang tahun 2006 sebanyak 4.312 orang
dan tahu 2008 sampai dengan bulan Mei sebanyak 993 orang.
Melalui pengelolaan berbagai potensi secara optimal diharapkan akan
dapat menarik dunia usaha untuk melakukan kegiatan penanaman modal di
Kabupaten Malang dapat dipastikan bahwa aktivitas ekonomi akan meningkat
dan pada gilirannya akan mengangkat kesejahteraan masyarakat dampaknya
akan berpengaruh sekali terhadap peningkatan pendapatan asli daerah.
Berdasarkan salah satu penyebab tersebut, maka kami bermaksud untuk
menganalisa strategi pengembangan pariwisata dinas kebudayaan dalam
meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Malang
sebagai bentuk praktek perkuliahan jurusan Administrasi Publik dengan fokus
Perencanaan Pembangunan. Dimana perannya terhadap instansi pemerintah
sebagai pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. Untuk itu
mahasiswa Strata 1 dalam masa studinya dituntut untuk melakakukan
Kegiatan Magang. Magang sendiri merupakan Suatu sarana Bagi Mahasiswa
untuk menerapkan atau mengaplikasikan bidang keilmuannya dalam dunia
kerja baik di instansi swasta maupun instansi negeri. Kegiatan Magang pada
dasarnya adalah untuk membandingkan antara teori yang diterima di
perkuliahan dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Praktek Kerja Nyata di Dinas Pariwisata Kabupaten Malang merupakan
bentuk praktek perkuliahan pada instansi pemerintahan secara langsung atau
4
sebagai ajang pembelajaran yang nantinya akan menghadapi dunia kerja.
Pada kenyataannya, dewasa ini sering dijumpai seorang lulusan baru dari
perguruan tinggi yang mengalami kesulitan dalam menghadapi kenyataan di
lapangan. Hal ini disebabkan karena kurang siapnya lulusan tersebut dengan
kenyataan di lapangan yang ternyata jauh berbeda dengan apa yang didapat di
bangku perkuliahan. Besar kemungkinan adanya hubungan yang saling
menguntungkan ketika kami melaksanakan praktek kerja ini dan dapat
memberikan manfaat bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Malang.
1.2 TUJUAN MAGANG
Pelaksanaan kegiatan Magang ini dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak, baik bagi kami, lembaga
perguruan tinggi, maupun bagi pihak instansi selaku obyek pelaksanaan dari
kegiatan ini, adapun tujuan yang ingin kami capai tersebut adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan, dengan melaksanakan Kuliah Kerja
Magang ini mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran kerja yang
sesungguhnya dan juga mendapatkan pengalaman yang selama ini belum
dapat diperoleh selama di bangku perkuliahan.
2. Tujuan Khusus
1) Sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori dan ketrampilan
praktis yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan ke dalam
praktek di dunia kerja yang sesungguhnya.
2) Sebagai sarana untuk membandingkan antara teori yang pernah
diperoleh dengan praktek kerja yang sesungguhnya, apakah teori
yang telah diterima di bangku perkuliahan telah sesuai dengan
penerapannya, dan untuk mengetahui apakah kurikulum yang
diberikan telah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pada saat
sekarang ini.
3) Untuk dijadikan sebagai bekal dalam mempersiapkan diri terjun ke
5
dalam masyarakat dan dunia usaha yang sesungguhnya.
4) Untuk menambah wawasan praktis yang terdapat pada instansi
terkait sehingga mahasiswa mendapat gambaran realita kerja yang
sesungguhnya.
5) Dapat melakukan kritisi terhadap fenomena masyarakat yang v d
menjadi bagian tanggung jawab pemerintah dalam melestarikan
kebudayaan yang ada serta pengembangan kawasan wisata yang
berada di Kabupaten Malang.
1.3 MANFAAT MAGANG
1. Bagi Instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang
1) Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi dengan
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan perumusan strategi di periode
selanjutnya
2. Bagi Mahasiswa
1) Untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku
perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
2) Dapat menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada ilmu yang
dimiliki serta dalam tata cara hubungan dengan masyarakat
dilingkungan kerja.
3) Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri dalam dunia kerja di masa yang akan datang.
3. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
1) Sebagai bahan evaluasi atas laporan hasil Magang yang dilakukan
oleh mahasiswa untuk penyesuaian kurikulum di masa yang akan
datang agar menjadi lebih baik.
2) Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan Administrasi
Publik kepada badan usaha yang membutuhkan lulusan atau tenaga
kerja yang dihasilkan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang.
6
3) Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan instansi yang
dijadikan tempat Magang.
4) Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan.
7
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Magang
Dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang di harapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan teoritis yang diperoleh di dalam
perguruan tinggi terhadap dunia kerja. Maka kegiatan magang ini
dilaksanakan pada :
Tempat : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Jl. Raya
Singosari, Malang
Waktu : 15 Juni 2015 – 28 Agustus 2015
Jam Kerja :
Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat
Senin s/d Kamis 07.00 s/d 16.00 12.00 s/d 13.00
Jumat 07.00 s/d 15.00 11.30 s/d 13.00
2.2 Pembagian Kerja
Dalam melaksanakan KKN/Magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Jawa Timur dan menjalankan kegiatan yang merupakan bagian dari
Program Penyusunan Rencana Program Pembangunan Daerah yaitu
Evaluasi dokumen perencanaan Kab/Kota dan penyusunan Rencana Kerja-
SKPD dengan output terlaksananya evaluasi dokumen perencanaan
Kab/Kota dan tersusunnya Renja Bappeda Provinsi Jawa Timur, maka kami
membuat rencana kerja sebagai berikut:
8
Tabel 2.2.
Rencana Kerja KKN/Magang Kelompok
No
.
Kegiatan Tujuan Output Penanggung
Jawab
1.
2. Profil Kelembagaan
3.
4.
5.
6.
7.
2.3 Jadwal Kegiatan Magang
Adapun jadwal kegiatan yang ingin dilaksanakan antara lain:
No Tanggal Uraian Kegiatan Yang Direncanakan
1 15 Juni–19 Juni 2015 Pengenalan lingkungan magang.
Mempelajari aturan-aturan yang berlaku di
tempat magang sekaligus beradaptasi dengan
para pegawai yang bekerja di instansi tersebut.
Mempelajari struktur organisasi, pembagian
tugas dan fungsi sekaligus jumlah dan nama-
nama pegawai yang bekerja di Sub Direktorat
Kelembagaan, Informasi dan Regulasi, dengan
tujuan agar lebih cepat bersosialisasi dengan
para pegawai.
Mempelajari sistematika kerja pegawai di
tempat magang.
2 20 Juni – 1 Juli 2015 Meminta penjelasan pada pembimbing
mengenai tugas-tugas yang diberikan, dimana
peserta magang ditempatkan.
9
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pegawai di tempat magang.
3 1 Juli – 31 Juli 2015 Mencari data dan dokumen terkait yang
diperlukan untuk laporan. Data diperoleh dari
inventaris Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Malang ataupun
langsung dengan pegawai. Data terdiri dari
beberapa subag pada instansi bersangkutan
sesuai dengan penempatan masing-masing
peserta magang.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
pegawai ditempat magang.
Konsultasi dengan dosen pembimbing.
4 1 Agustus – 15
Agustus 2015
Mengurus surat-surat yang diperlukan sebagai
bukti telah melakukan magang.
Mencari kelengkapan data yang diperlukan
untuk penyusunan laporan magang.
Melakukan pengolahan dari data-data yang
telah diperoleh.
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pegawai di tempat magang..
5 18 Agustus – 21
Agustus 2015
Menyerahkan lembar evaluasi sekaligus
meminta penilaian pembimbing terhadap
kinerja peserta selama kegiatan magang.
Memeriksa kelengkapan data yang diperlukan
untuk penyusunan laporan magang.
Memeriksa kelengkapan surat-surat yang
dijadikan bukti telah melakukan magang.
6 24 Agustus – 28
Agustus 2015
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pembimbing.
Berpamitan dan mengucapkan terimakasih
10
pada seluruh pihak di tempat/instansi magang
yang telah membantu kelancaran pelaksanaan
kegiatan magang.
Konsultasi dengan dosen pembimbing terkait
evaluasi kegiatan magang dan penyusunan
laporan magang.
Meminta paraf laporan kegiatan magang
mahasiswa pada kabag di tempat magang.
2.4 PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan Magang ini dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
Administrasi:
1. Nama
NIM
Alamat
No Telp
Minat/Jurusan
Perguruan Tinggi
: Bagus Purnomo Aji
: 125030600111057
: Perum. Bukit Hijau Blok E No. 108, Tlogomas
Malang
: 085730768449
: Perencanaan Pembangunan / Ilmu Administrasi
Publik
: Universitas Brawijaya
2. Nama
NIM
Alamat
No Telp
Minat/Jurusan
Perguruan Tinggi
: Farid Ma’ruf
: 125030600111057
: Perum. Joyogrand Blok EE No. 20, Merjosari
Malang
: 085641854152
: Perencanaan Pembangunan/ Ilmu Administrasi
Publik
: Universitas Brawijaya
11
3. Nama
NIM
Alamat
No Telp
Minat/Jurusan
Perguruan Tinggi
: Nita Eviyanti
: 125030607111022
: Jl. Lahor Gg. I No. 18B, Kel. Bunul Kec.
Blimbing, Malang
: 081944800263
: Perencanaan Pembangunan / Ilmu Administrasi
Publik
: Universitas Brawijaya
4. Nama
NIM
Alamat
No Telp
Minat/Jurusan
Perguruan Tinggi
: Zandhi Pranata
: 125030607111043
: Jl. Ahmad Yani No. 23 Ngajum, Kab. Malang
: 085604494657
: Perencanaan Pembangunan / Ilmu Administrasi
Publik
: Universitas Brawijaya
5. Nama
NIM
Alamat
No Telp
Minat/Jurusan
Perguruan Tinggi
: Ervin Satya Nugraha
: 125030607111025
: Jl. Sulerejo Blok B No. 20 Lowokwaru, Kec.
Blimbing Malang
: 081249727261
: Perencanaan Pembangunan / Ilmu Administrasi
Publik
: Universitas Brawijaya
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang
12
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang yang berkantor di Jalan
Raya Singosari No. 275 Singosari – Malang. Peta kantor DISBUDPAR
Kabupaten Malang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1.
Peta Kantor DISBUDPAR Kabupaten Malang
Sumber: Google Map
Pada tahun 1989 sampai dengan 1996 waktu itu masih berstatus Cabang
Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur di Malang yang berkantor di Jalan
Kawi 41 Malang menjadi satu dengan komplek Gedung APDN Malang,
Kepala Cabang Dinas Pariwisata saat itu dipimpin oleh Bapak SUNARDI
(almarhum).
Pada tahun 1996 sampai dengan 2004 terjadi perubahan dari Cabang Dinas
Pariwisata Provinsi Jawa Timur di Malang menjadi Dinas Pariwisata Daerah
13
Kabupaten Malang dengan alamat kantor Jalan Gede No. 6 Malang.
Pada tahun 2004 sampai 2008 terjadi perubahan lagi sesuai dengan
Peraturan Bupati Malang dengan Nomor: 90 Tahun 2004 dari Dinas
Pariwisata Daerah Kabupaten Malang menjadi Dinas Perhubungan dan
Pariwisata Kabupaten Malang dengan alamat kantor Jalan KH. Agus Salim
No. 7 Malang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Perhubungan dan
Pariwisata Kabupaten Malang yaitu Bapak PURNADI, SH. MSi.
Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2013 terjadi perubahan lagi sesuai
dengan Peraturan Bupati Malang Nomor: 11 Tahun 2008 dari Dinas
Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Malang menjadi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Malang yang berkantor di Jalan Raya Singosari
No. 275 Singosari – Malang.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kebudayaan dan
pariwisata merupakan unsur pelaksana otonomi Daerah di bidang
Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
DIBUDPAR Kabupaten Malang merupakan salah satu SKPD Kabupaten
Malang yang diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan
dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. DISBUDPAR Kabupaten Malang
harus dapat memainkan peran sebagai dinas daerah yang mendukung
pencapaian visi BUPATI Kabupaten Malang, sebagaimana yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Malang Tahun 2011-2015, pada bidang urusan kebudayaan dan
pariwisata.
Gambar 3.2.
Muka Depan Kantor DISBUDPAR Kabupaten Malang
14
Sumber:
1) Visi Misi DISBUDPAR Kabupaten Malang
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pada Pasal 1
ayat (12) dinyatakan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, maka visi harus
menggambarkan wujud akhir yang diinginkan oleh suatu daerah, lembaga
atau organisasi pada akhir periode perencanaan. Dengan demikian visi
memegang peranan penting dalam menentukan arah yang akan dituju oleh
suatu daerah/organisasi pada masa mendatang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai unsur pelaksana otonomi
daerah di bidang Kebudayaan dan Pariwisata dan salah satu pelaku
pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata daerah merumuskan Visi
sebagai berikut
“TERWUJUDNYA KEPARIWISATAAN KABUPATEN
MALANG YANG BERBASIS MASYARAKAT“
Selanjutnya untuk mewujudkan Visi tersebut guna memberikan arah
dan tujuan ingin dicapai, maka ditetapkan Misi sebagai berikut :
a. Membangun jati diri dan citra kepariwisataan Kabupaten Malang yang
berbasis masyarakat;
b. Mendorong perkembangan kepariwisataan Kabupaten Malang yang
berkualitas dan memiliki daya saing melalui :
1. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata yang berdasarkan
kearifan lokal;
2. Membangun sarana dan prasarana dalam keselarasan dan
keharmonisan lingkungan;
3. Mewujudkan kualitas pelayanan yang baik pada masyarakat;
4. Mengoptimalkan sarana informasi dan menyelenggarakan promosi
yang lebih berkualitas;
c. Meningkatkan peran serta masyarakat.
15
2) Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan Visi Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2011 -
2015 maka diterapkan tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatnya dukungan untuk mewujudkan citra kepariwisataan
Kabupaten Malang yang berbasis masyarakat
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat atas nilai-nilai budaya daerah
c. Meningkatnya peran serta masyarakat dan dukungan Pemerintah
Daerah dalam pengelolaan kekayaan budaya dan pengelolaan
keragaman budaya
d. Meningkatkan pengembangan distinasi wisata melalui pengembangan
aksesibilitas, produk wisata, kelompok sadar wisata dan pembentukan
desa wisata
e. Meningkatkan jumlah masyarakat Kabupaten Malang yang
melek/faham pariwisata melalui promosi dan informasi yang
berkualitas
f. Meningkatkan pembinaan usaha sarana pariwisata dan usaha jasa
pariwisata
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DISBUDPAR Kabupaten
Malang
a) Tujuan
1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan dan
pengembangan seni budaya lokal di Kabupaten Malang;
2. Meningkatnya pengembangan kualitas dan kuantitas destinasi
wisata;
3. Meningkatnya kualitas dan efektivitas promosi pariwisata
daerah.
b) Sasaran
1. Terlaksananya pemberdayaan seniman, kelompok kesenian,
budayawan lokal Kabupaten Malang;
16
2. Meningkatnya pengembangan obyek wisatasecara kualitas dan
kuantitas;
3. Terlaksananya peningkatan program kunjungan wisatawan di
Kabupaten Malang.
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN SERTA PROGRAM1. VISI
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata dan salah satu pelaku pembangunan kebudayaan dan pariwisata daerah merumuskan Visi sebagai berikut ” TERWUJUDNYA KABUPATEN MALANG SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA SESUNGGUHNYA”
2. MISISelanjutnya utnuk mewujudkan Visi tersebut guna memberikan arah dan tujuan ingin dicapai, guna memberikan fokus terhadap program yang dilaksanakan maupun untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak, maka ditetapkan misi sebagai berikut : ”
A. Membangun jati diri dan citra kabupaten yang berwawasan pariwisata;
B. Mendorong perkembangan pariwisata yang berkualitas dan memiliki daya saing.
3. TUJUANBerdasarkan Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2008 – 2010 maka ditetapkan tujuan sebagai berikut :
A. Meningkatnya dukungan penyelenggaraan kebudayaan dan kepariwisataan.
B. Meningkatnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan
17
pembangunan kebudayaan dan kepariwstaan.
3.2 Bidang-Bidang Kegiatan
3.3 Dukungan
3.4 Hambatan
3.5 Peluang
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Pariwisata
Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-
komponennya terdiri dari : “Pari” yang berarti penuh, lengkap, berkeliling;
“Wis(man)” yang berarti rumah, properti, kampung, komunitas; dan “ata”
berarti pergi terus-menerus, mengembara (roaming about) yang bila dirangkai
menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti : pergi secara lengkap
meningggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus dan tidak
bermaksud untuk menetap di tempat yang menjadi tujuan perjalanan (Pendit,
2002 : 3) Konsep pariwisata menurut Burkart dan Medlik (1981 : 4).
Wisatawan memiliki empat ciri, diantaranya adalah :
a. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dan tinggal
diberbagai tempat tujuan.
b. Tempat tujuan wisatawan berbeda dari tempat tinggal dan tempat
kerjanya sehari-hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama dengan
kegiatan penduduk yang berdiam dan bekerja di tempat tujuan wisata.
c. Wisatawan bermaksud pulang kembali dalam beberapa hari atau bulan-
bulanan, karena perjalanan itu bersifat sementara dan berjangka panjang.
18
d. Wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat tinggal
untuk menetap di tempat tujuan atau bekerja untuk mencari nafkah.
Menurut Cohen (1974:533) seorang wisatawan adalah seorang
pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk waktu
sementara dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan
perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak
berulang. Menurut Cohen (1974:533), konsep pariwisata adalah sebuah
konsep yang jernih, garis-garis batas antara peran wisatawan dan bukan peran
wisatawan sangat kabur, dan banyak mengandung kategori antara. Ada tujuh
ciri perjalanan wisata, menurut pendapatnya yang membedakan wisatawan
dari orang-orang lain yang juga bepergian adalah sebagai berikut :
a. Sementara, untuk membedakan perjalanan tiada henti yang dilakukan
petualang (Tramp) dan pengembara (Nomad)
b. Sukarela atau atas kemauan sendiri, untuk membedakan perjalanan yang
harus dilakukan orang yang diasingkan dan pengungsi.
c. Perjalanan pulang pergi, untuk membedakan dari perjalanan satu arah
yang dilakukan orang yang pindah ke negara lain (Migran)
d. Relatif lama, untuk membedakan dari perjalanan pesiar (excursion)
bepergian (Tripper)
e. Tidak berulang-ulang, untuk membedakan perjalanan berkali-kali yang
dilakukan orang yang memiliki rumah istirahat (Holiday house owner)
f. Tidak sebagai alat, untuk membedakan dari perjalanan sebagai cara untuk
mencapai tujuan lain, seperti perjalanan dalam rangka usaha, perjalanan
yang dilakukan pedagang dan orang yang berziarah
g. Untuk sesuatu yang baru dan berubah, untuk membedakan dari perjalanan
untuk tujuan-tujuan lain seperti misalnya menuntut ilmu
h. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata,
yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal seseorang diluar tempat
tinggalnya karena suatu alasan untuk melakukan kegiatan yang bukan
untuk menghasilkan upah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wisata merupakan suatu
19
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain
untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ngin mengetahui
sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan
olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha lainnya.
Menurut Robinson dalam Pitana (2005:40), pariwisata berkembang karena
adanya gerakan manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya,
menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk
mendapat perjalanan baru
4.2 Pendapatan Asli Daerah
Dalam sistem atau bentuk perekonomian khususnya perekonomian
daerah, peran pemerintah daerah mutlak diperlukan tidak hanya sebagai
penyedia akan jasa dan barang publik meainkan juga memelihara kestabilan
ekonomi, mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta memperbaiki distribusi
pendapatan di wilayah-wilayah daerahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarakan
Peraturan Daerah sesuai perundang-undangan. Sampai saat ini yang termasuk
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang berasal dari daerah itu
sendiri dan di dapat melalui pajak daerah, retribusi daerah, BUMD, dan hasil
kerjasama dengan pihak ketiga.
Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004, tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
1. Hasil Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan daerah yang
dipergunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah sebagai badan
hukum publik.
Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah adalah ;
a. Pajak daerah berasal dari Pajak Negara yang dipisahkan oleh daerah
sebagai pajak daerah.
20
b. Penyerahan pajak daerah dilakukan berdasarkan peraturan daerah.
c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan undang-
undang dan peraturan hukum yang berlaku lainnya.
2. Hasil retribusi Daerah
Menurut UU No.34 Tahun 2000, retribusi daerah adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. Retribusi daerah dibagi tiga golongan yaitu ;
a. Retribusi Jasa Umum, yang merupakan pungutan yang dikenakan
oleh daerah kepada masyarakat atas pelayanan yang diberikan
b. Retribusi jasa Usaha, yang merupakan pungutan yang dikenakan oleh
daerah berkaitan dengan penyediaan layanan yang belum memadai
disediakan oleh swasta dan atau penyewaan aset/kekayaan daerah
yang belum dimanfaatkan misalnya : retribusi pasar grosir, terminal,
rumah potong hewan dan lain-lain.
c. Retribusi Perijinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, sarana, prasarana atau fasilitas terentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Perijinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan
kepada Daerah dalam rangka asas desentralsasi (Pasal 18 ayat (2) UU
No.34 Tahun 2000) Dari ketiga penggolongan retribusi tersebut
diatas, obyek wisata Waduk Gunungrowo Indah termasuk pungutan
retribusi jasa yang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pariwisata.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Adalah bagian keuntungan atau laba bersih dari perusahaan daerah atau
badan lain yang merupakan BUMD sedang perusahaaan daerah ialah
perusahaan yang modalnya sebagian atau seluruhnya merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
21
4. Lain-lain usaha daerah yang sah
Sumber pendapatan daerah lainnya adalah Dians-Dinas Daerah serat
pendapatan-pendapatan lainnya yang diperoleh secara sah oleh
pemerintah daerah (Situmorang, 1993:211). Sumber-sumber Pendapatan
Asli Daerah selain pajak, retribusi dan perusahaan daerah maka daerah
berhak mendapatkan sumber daerah itu sendiri. Lain-lain usaha daerah
yang sah merupakan usaha daerah (bukan usaha perusahaan daerah)
dapat dilakukan oleh suatu aparat Pemerintah Daerah (dinas) yang dalam
kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat dengan ganti rugi (Yuningsih, 2005:
34)12
4.3 Strategi Pengembangan Pariwisata
Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik,
yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti
kualitas dan kuantitas. Dalam konteks pariwisata secara kualitas berarti
meningkatkan objek wisata dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan
secara kuantitas berarti perluasan penganekaragaman objek wisata serta
akomodasi lainnya.
Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang
berencana secara menyeluruh, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Pengembangan kepariwisataan
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menarik jumlah wisatawan
yang semakin banyak secara terus menerus sehingga akan merupakan aset
penting dalam pembangunan, baik bagi negara dan bagi Kabupaten Tapanuli
Selatan khususnya yang bertujuan memajukan perekonomian rakyat.
Menurut Happy Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan
memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat.
Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat
melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam
perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan
22
wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan
melalui penyediaan tempat tujuan wisata.
Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah, dan
taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk
dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman
yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang
membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan
panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan
sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.
4.4
4.5 StraTegi Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Malang Terhadap Peningkatan Pendapatan Daerah
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : ANDI
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
Yuningsih, N. 2005. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui
Pengembangan Potensi Obyek Wisata Pantai Pangandaran di Kabupaten