1 PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLANDTujuanSetelah melakukan
percobaan ini, diharapkan Mahasiswa dapat :a. Menentukan kehalusan
semen Portland dengan menggunakan saringan no.100 dan no.200b.
Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen Portland.c.
Mempergunakan alat pengujian dengan terampil
Dasar TeoriKehalusan semen Portland merupakan suatu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel
semen dengan air. Dengan semakin halus butiran semen Portland, maka
reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai
dari permukaan butir.
Peralatan Pengujiana. Saringan no.100, saringan no.200, dan PAN
sesuai menurut standar ASTM. b. Neraca analitik kapasitas maksimum
2000 gram dengan ketelitian 0,1 c. Kuas dengan ukuran tangkai dan
bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.
Bahan UjiContoh Semen Portland sebanyak 50 gram.
Prosedur Pelaksanaana. Benda uji semen dimasukkan ke dalam
saringan no.100 yang terletak di atas saringan no.200 dan dipasang
PAN di bawahnya.b. Saringan digoyangkan perlahan-lahan, sehingga
bagian benda uji yang tertahan kelihatan bebas dari
partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4
menit).c. Kemudian saringan ditutup dan PAN dilepaskan, saringan
diketok perlahan-lahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel
terlepas dari saringan.d. Sisi bagian bawah saringan dibersihkan
dengan kuas, PAN dikosongkan dan dibersihkan dengan kain kemudian
dipasang kembali.e. Kemudian saringan ditutup dengan hati-hati,
bila ada partikel kasar yang menempel pada tutup maka dikembalikan
ke saringan.f. Dilanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan
saringan perlahan-lahan selama 9 menit.g. Saringan ditutup,
penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakkan
saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit
dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit, setiap
25 kali gerakan putar saringan kira-kira 60. Pekerjaan ini
dilakukan di atas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari
saringan atau PAN maka akan tertampung di atas kertas, kembalikan
ke dalam saringan. Pekerjaan dihentikan setelah banda uji tidak
lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama
1 menit.h. Timbanglah Benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan No. 100 dan No. 200 kemudian hitung dan nyatakan dalam
prosentase berat terhadap benda uji semula.
PerhitunganKehalusan ( F ) = A : B x 100 %
Dimana :F = Kehalusan Semen PortlandA = Berat Benda uji yang
tertahan di atas masing-masing saringan No.100 dan No.200B = Berat
Benda uji semula.
Saringan no.100F = 0,00 : 50,00 x 100,0 % = 0,00 %
Saringan no.200F = 4,30 : 50,00 x 100,00 % = 8,60 % PANF =
100,00 %
2.1.7 Pelaporan Hasil PengujianTabel 1. Data Pengujian Kehalusan
Semen Portland
Nomor SaringanTertahan (gram)Kehalusan
IndividuKomulatif%
No. 1000,000,000,00
No. 2004,304,308,60
Pan45,750,00100.00
Jumlah50,00
2.1.8 KesimpulanDari hasil percobaan di atas didapat data-data
yang telah memenuhi syarat yang sesuai dengan standart ketetapan
kehalusan semen portland. Benda uji memenuhi syarat kehalusan 0%
tertahan diatas saringan No. 100 dan pada saringan no. 200
menunjukkan kehalusan sebesar 8,60 % (maksimal 22% yang tertahan
diatas saringan no. 200)
2 PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan Mahasiswa
dapat :a. Menentukan nilai Berat Jenis semen portlandb.
Mempergunakan alat pengujian dengan terampilDasar TeoriBerat Jenis
Semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu
kamar dengan berat isi kering air suling pada 4 C yang isinya sama
dengan isi semen.
Peralatan Pengujiana. Botol Le Chatelier: Digunakan sebagai
wadah benda uji yang akan digunakan dalampengujian berat jenis
semen portland.b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram
dengan ketelitian 0,1 % : Digunakanuntuk menentukan berat benda uji
yang akan digunakan untuk pengujian.c. Thermometer : Digunakan
untuk mengukur suhu dalam bejana gelas.d. Corong : Sebagai sarana
untuk memasukkan benda uji kedalam tabung Le Chatelier.e. Nampan :
Digunakan sebagai tempat untuk merendam benda uji agar suhunya
samaantara benda uji satu dengan benda uji lainnya.
Bahan Ujia. Semen Portland sebanyak 64 gram.b. Kerosin bebas air
atau naptha dengan berat jenis 62 API (American Petrolium
Institute).c. Air sulingProsedur Pelaksanaana. Botol Le Chatelier
diisi dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1 bagian
dalam botol di atas permukaan cairan dikeringkan.b. Masukkan botol
ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama
untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2 C.c.
Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, kemudian
membaca skala pada botol (V1)d. Masukkan benda uji sedikit demi
sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai terjadi ada semen
yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.e. Setelah
semua benda uji di masukkan, botol diputar dengan posisi miring
secara perlahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada
permukaan cairan.f. Ulangi pekerjaan pada poin b. Setelah suhu air
sama dengan suhu cairan dalam botol, kemudian baca skala pada botol
(V2).
Perhitungan Berat jenis semen = Berat semen : (V2 - V1) x d
Dimana :V1= Pembacaan pertama pada skala botolV2= Pembacaan
kedua pada skala botol(V2 - V1)= Isi cairan yang dipindahkan oleh
semen dengan berat tertentud= Berat jenis air pada suhu 4 C ( 1
gr/cm3 )
Benda uji ISuhu I: 29 CSuhu II: 30 CBJ semen = 64 : (21,10 0,50)
x 1 = 3,106 Benda uji IISuhu I: 30,5 CSuhu II: 30,5 CBJ semen = 64
: (21,20 0,50) x 1 = 3,091
Berat rata-rata = ( Benda uji I + Benda uji II ) : 2= (3,106 +
3,091) : 2= 3,098 ~ 3,1
Pelaporan Hasil PengujianTabel 2. Data Pengujian Berat Jenis
Semen Portland PemeriksaanBenda uji
III
Berat Semen uji64.0064.00
Pembacaan pertama pada skala botolV10,500,50
Pembacaan kedua pada skala botolV221,1021,20
Isi cairan yang dipindahkanV2 - V120,6020,70
BJ semen = berat semen : (V2 - V1) x dgr/cm33,1063,091
BJ rata-rata3,098 ~ 3,1
KesimpulanDari hasil percobaan di atas didapat data-data yang
telah memenuhi syarat, sesuai dengan standart ketetapan berat jenis
semen portland. Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa Berat
rata-rata BJ semen adalah 3,1 memenuhi syarat dimana selisih kedua
hasil percobaan yang diujikan tidak boleh lebih dari 0,01 dari
standar yang berlaku.
KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND
TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan Mahasiswa
dapat :a. Menentukan konsistensi normal semen portland dengan alat
vicatb. Menggunakan peralatan uji dengan terampil
Dasar TeoriKonsistensi normal semen Portland adalah suatu
kondisi standar ynag menunjukkan kebasahan pasta. Konsistensi
dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu pasta semen
dalam kondisi plastis.
Peralatan Pengujiana. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat
contoh yang ditimbang.b. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
c. 1 set alat Vicat yang terdiri dari alat Vicat d. Stopwatch. e.
Sendok perata (spatulaf. Alat pengaduk (mixerg. Sarung tangan
kareth. Air suling sebanyak 300 cm3
2.3.4 Bahan UjiSemen Portland sebanyak 300 gram.
2.3.5 Prosedur Pelaksanaana. Masukkan Air pencampur berupa air
suling sebanyak 29 % dari berat benda uji ke dalam mangkok alat
pengaduk.b. Lalu benda uji dimasukkan ke dalam mangkok pengaduk dan
didiamkan selama 30 detik.c. Jalankan mesin pengaduk dengan
kecepatan (140 5) rpm selama 30 detik.d. Hentikan mesin pengaduk
selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang menempel di
pinggir mangkoke. Lalu mesin pengaduk dijalankan kembali dengan
kecepatan (285 10) rpm selama 1 menit.f. Hasil adukan yang berupa
pasta kemudian dibentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan
sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke
tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.g. Pegang bola pasta
dengan satu tangan, kemudian ditekankan ke dalam cincin konik yang
dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin
konik penuh dengan pasta.h. Kelebihan pasta pada cincin konik
diratakan dengan sendok perata yang digerakkan dalam posisi miring
terhadap permukaan cincin.i. Lalu letakkan pelat kaca pada lobang
besar cincin konik, kemudian dibalik, diratakan dan licinkan
kelebihan pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok
perata.j. Letakkan cincin konik di bawah jarum besar Vicat, dan
kontakkan jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta.k.
Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30
detik.
2.3.6 Perhitungan
Konsistensi = berat air : berat semen x 100 %
2.3.6.1 Perhitungan air
5
Benda uji 28% x 300 gram = 84 gram
2.3.6.2 Perhitungan konsistensi Benda uji I84 : 300 x 100 =
28
2.3.7 Pelaporan Hasil PengujianTabel 3. Data Pengujian
Konsistensi Normal Semen Portland
PemeriksaanBenda uji
I
Berat air (A)gram84,00
Berat semen (B)gram300,00
Konsistensi = A : B x 100%28,00
Penetrasi Penurunanmm9
2.3.7.1 Grafik Hubungan antara Konsistensi dengan Penurunan
Konsistensi (x)
Cara membuat grafik:1. Buat garis untuk Penurunan (sumbu Y) dan
buat garis untuk Konsistensi (sumbu X).2. Buatlah batasan angka
tiap sumbu dan letakkan titik-titik yang bersangkutan sesuai tabel
data-data perhitungan.3. Beri penanda dengan titik-titik sesuai
data-data perhitungan.4. Hubungkan titik-titik yang bersangkutan.5.
Dari grafik di atas mulai terlihat data-data yang dipakai. Dari
data konsistensi normal diatas menunjukkan konsistensi normal pada
semen yang diuji adalah 28% dengan berat air 84 gram.
2.3.7.2 Penentuan KonsistensiKonsistensi semen portland umumnya
tercapai pada pasta yang menunjukkan penurunan 10 1 mm. Sehingga
dari grafik hasil pengujian, kita dapat menentukan kadar air yang
tepat untuk mendapatkan suatu pasta dalam kondisi plastis, yaitu
pada penurunan 9 mm
2.3.8 Kesimpulan
PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND
TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan Mahasiswa
dapat :a. Menentukan waktu pengikatan semen portland dengan alat
vicatb. Menggunakan peralatan uji dengan terampil Dasar TeoriSemen
jika dicampur dengan air akan membentuk bubur/pasta yang secara
bertahap akan menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi
kaku/keras. Pada proses ini, tahap pertama dicapai ketika pasta
semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.Waktu untuk mencapai
tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan, waktu tersebut dihitung
sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran air dan
semen sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu
pengikatan awal, dan waktu sampai sampai mencapai pasta masa yang
keras disebut waktu pengikat akhir. Pengertian waktu pengikatan
awal adalah penting pada pekerjaan beton. Waktu pengikatan awal
yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton yaitu waktu
transportassi, penuangan, pemadatan dan perataan permukaan. 2.4.3
Peralatan Pengujiana. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat
contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur isi 500ml atau 1000ml, dengan
ketelitian 1(satu) ml c. 1(satu) set alat Vicat yang dilengkapi
dengan : Batang/ jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 0,5 mm,
untuk menentukan konsistensi normal. Berat batang + plunyer = 400
0,5 gr. Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 0,05 mm
Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76 0,5
mm, dan tinggi 40 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata
dan licin. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm. Alat pemadat atau
penumbuk, ukuran 13 x 25 x 120 mm.d. Stopwatch. e. Sendok perata
(spatula). f. Alat pengaduk. Sarung tangan karet g. Air suling
sebanyak 300cm3h. Cawan. 2.4.4 Bahan UjiSemen portland sebanyak 300
gram.
2.4.5 Prosedur Pelaksaan a. Masukkan air pencampur berupa air
suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai
konsistensi normal ke dalam alat pengaduk.b. Masukkan benda uji ke
dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik.c. Jalankan
mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5 ) rpm, selama 30 detik.d.
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan
pasta yang menempel di pinggir mangkok.e. Jalankan mesin pengaduk
dengan kecepatan (285 10) rpm selama 1(satu) menit.f. Buatlah pasta
berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung
tangan, kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan
ketangan yang lain dengan jarak kira kira 15 cm.g. Pegang bola
pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga
cincin konik penuh dengan pasta.h. Kelebihan pasta pada cincin
konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan dalam posisi
miring terhadap permukaan cincin.i. Letakkan pelat kaca pada lobang
besar cincin konik, kemudian balikkan, ratakan dan licinkan
kelebihan pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok
perata.j. Letakkan Cincin konik dibawah jarum kecil alat Vicat, dan
kontakkan jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta.k.
Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan di bawah
35 mm, setiap menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung
selama 30 detik. Jarak antara titik titik setiap menjatuhkan jarum
adalah cm dan jarak titik dari pinggir cincin konik tidak boleh
kurang dari 1 cm.
2.4.6 Pelaporan hasil pengujianTabel 4. Data Pengujian Waktu
Pengikatan Semen PortlandWaktu penetrasi (menit)Penurunan (mm)
040
1540
3038
4536
6033
2.4.6.1 PerhitunganWaktu pengikatan awal paling cepat adalah 45
menit dengan penurunan 35 menit, dan paling lambat adalah 10
jamInterval Time = 15 menit x 15'
X =
= 0,5 x 15 = 7,5 menit
Setting Time = 45 + 7,5 = 52,5 menit
2.4.6.2 Grafik hubungan antara Waktu Pengikatan Semen Portland
dengan Penurunan
Waktu Penurunan (mm)
Grafik 2. Hubungan antara Waktu Penetrasi dengan Penurunan
Cara membuat grafik:1. Buat garis untuk Penurunan (sumbu Y) dan
buat garis untuk Waktu penetrasi (sumbu X).2. Buatlah batasan angka
tiap sumbu dan letakkan titik-titik yang bersangkutan sesuai tabel
data-data perhitungan.3. Beri penanda dengan titik-titik sesuai
data-data perhitungan.4. Hubungkan titik-titik yang bersangkutan.5.
Dari grafik di atas mulai terlihat data-data yang dipakai.6. Beri
batasan atau standar pada data tersebut.7. Tarik garis dan beri
warna berbeda pada garis yang memotong antara Penurunan dengan
Waktu Penetrasi. 8. Untuk menunjukkan hasil dari grafik di atas
maka beri warna berbeda pada data yang memenuhi syarat.
Dari data di atas garis yang berpotongan dengan waktu permulaan
(standar) menunjukkan waktu 52,5 menit.
2.4.7 Kesimpulan
PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN KUE REBUS
TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan Mahasiswa
dapat :a. Menentukan kekekalan semen portland dengan kue rebusb.
Menggunakan peralatan uji dengan terampil
2 Dasar TeoriKekekalan pasta semen atau disebut sebagai
kemulusan pasta semen adalah merupakan suatu ukuran dari kemampuan
pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk
mempertahankan volumenya setelah mengikat.Ketidakmulusan suatu
pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur bebas
yang pembakarannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat
dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian
menimbulkan gaya-gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan
pada permukaan pasta semen.
2.5.3 Peralatan Pengujiana. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari
berat contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml,
dengan ketelitian 1 ml c. Kaca datar, tebal 3 mm dengan ukuran
15x15 cm.d. Stopwatch. Sendok perata (spatulae. Alat pengaduk. f.
Sarung tangan karet. g. Air suling sebanyak 300 cm3h. Cawan. i.
Cerakan/ringj. k. l. m. . 2.5.4 Bahan ujiSemen Portland sebanyak
650 gram.
2.5.5 Prosedur Pelaksanaana. Masukkan air pencampur berupa air
suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai
konsistensi normal ke dalam alat pengaduk.b. Masukkan benda uji ke
dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik.c. Jalankan
mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) rpm selama 30 detik.d.
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan
pasta yang menempel di pinggir mangkok.e. Mesin pengaduk dijalankan
kembali dengan kecepatan (285 10) rpm selama 1 menit.f. Ambil pasta
sekepal tangan dan diletakkan di atas pelat kaca.g. Bentuk pasta
tersebut seperti kue dengan diameter 12 cm dan tinggi dibagian
tengahnya 13 mm dengan mengecil tebalnya ke bagian pinggir.h.
Kemudian kue tersebut didiamkan di ruang lembab selama 24 jam.i.
Kue tersebut dimasukkan ke dalam air, kemudian air tersebut
dididihkan (waktu pendidihan 30 menit), lalu direbus selama 3
jam.j. Setelah itu angkat kue tersebut dan perhatikan keadaan
fisiknya, apakah terjadi perubahan suatu bentuk misalnya retak,
pecah atau perubahan bentuk lainnya.
2.5.6 Pelaporan Hasil Pengujian
Kue kekekalan setelah dicetak
Retak = 5
2.5.7 PerhitunganDari percobaan di atas didapati 4 cetakan kue
dari 650 gram semen.Persentase Keretakan = retak : cetakan x 100
%
Benda uji kering setelah didiamkan 24 jam dan hasilnya retak 1
dari 4 cetakan.Persentase Keretakan = 1 : 4 x 100 % = 25 %
2.5.8 KesimpulanDari data diatas menurut prosedur pengujian
dapat disimpulkan bahwa kualitas semen kurang begitu baik
2.6 PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND
TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan Mahasiswa
dapat :a. Menentukan kekuatan tekan mortar semen portlandb.
Menggunakan peralatan uji dengan terampil
2.6.2 Dasar TeoriKekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan
luas permukaan yang menyebabkan mortar hancur. Kekuatan tekan
mortar ini diperoleh dari benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5
x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan menggunakan contoh semen dan
mencampurnya dengan pasir silika seragam dan air dalam
perbandingan-perbandingan tertentu.
2.6.3 Peralatana. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat
contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml,
dengan ketelitian 1 (satu) ml.c. Stopwatch.d. Sendok perata
(spatula)e. Alat Pengadukf. Sarung tangan karet.g. Air suling
sebanyak 500 cm3. h. Cawan.i. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm, dan Alat
penumbuk/ pemadat.j. Pasir Silika / Ottawak. Meja Leleh ( Flow
Table )
2.6.4 Bahan Ujia. Semen portland sebanyak 500 gram.b. Pasir
Silika / Ottawa sebanyak 1375 gram.
2.6.5 Prosedur Pelaksanaana. Masukkan air pencampur berupa air
suling sebanyak 30 % dari berat semen ke dalam mangkok alat
pengaduk.b. Masukkan benda uji semen sebanyak 500 gram ke dalam
mangkok pengaduk.c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 140
5 ) rpm, selama 30 detik.d. Masukkan pasir silika / ottawa sebanyak
1375 gram secara perlahan-lahan sambil mesin pengaduk dijalankan
dengan kecepatan ( 145 5 ) rpm selama 30 detik.e. Hentikan mesin
pengaduk, kemudian naikkan kecepatan putaran menjadi ( 285 10 ) rpm
dan jalankan selama 30 detik.f. Hentikan mesin pengaduk, dan segera
bersihkan mortar yang menempel pada pinggiran mangkok selama 15
detik, kemudian biarkan mortar selama 75 detik.g. Aduklah mortar
dalam mesin pengaduk dengan kecepatan pengaduk (285 10 ) rpm,
selama 1 ( satu ) menit. h. Lakukan percobaan leleh dengan
mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak di atas meja leleh,
cincin diisi dalam 2 ( dua ) lapis, dimana setiap lapis dipadatkan
dengan cara menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan permukaan mortar
dengan sendok perata dan angkatlah cincin kemudian getarkan meja
leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik.i. Ukurlah diameter leleh,
sekurang-kurangnya pada 4 ( empat ) tempat dan ambil harga
rata-rata. Diameter leleh harus antara 100 115 % dari diameter
semula. Apabila diameter leleh yang disyaratkan belum di dapat,
ulangi langkah-langkah di atas ( dari butir a sampai dengan i )
dengan merubah kadar air.j. Setelah diameter leleh yang disyaratkan
didapat, mortar dimasukkan ke dalam mangkok pengaduk dan jalankan
mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10 ) rpm selama 15 detik.k. 30
detik setelah selesai pengadukan, cetaklah mortar dengan cetakan
kubus 5 x 5 x 5 cm, cetakan diisi dalam 2 lapis dimana setiap lapis
dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 32 kali dalam 4 putaran.
Keseluruhan waktu yang diperlukan untuk mencetak mortar tidak boleh
lebih dari 2 menit.l. Ratakan permukaan mortar dengn sendok perata,
kemudian simpan di dalam Moist Cabinet selama 24 jam.m. Bukalah
cetakan dan rendam mortar di dalam air bersih, kemudian periksalah
kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan sesuai dengan umur yang
diinginkan, biasanya pada umur 3 ,7 dan 28 hari.2.6.6
PerhitunganKuat tekan Mortar = P : A (kg/cm2)
Dimana : P = Beban Maksimum (kg) A = Luas permukaan benda uji
(cm2) A= 5cm x 5cm = 25 cm2 bi= 626 kg/cm2bm= bi : benda uji= 626 :
3= 208,67 kg/cm2
2.6.7 Pelaporan Hasil PengujianTabel 5. Data uji FasJumlah Semen
: 500 gramBenda Uji% AirJumlah Air (gram)Diameter Leleh (cm)Fas (
Jumlah Air : Jumlah Semen)
I3015013 0,3
II31,215612,60,312
III32,4152110,324
Tabel 6. Data uji kuat tekan mortarBenda Uji Berat (gram)Umur
(hari)P (kN)P (Kg)bi (kg/cm2)
1262,614
484800192
2282,8535300212
3275,955,55550222
156,515.650626
Dibuat : 1 April 2014Diuji Kuat Tekan : 15 April 2014
2.6.8 Kesimpulan Dari data kuat tekan mortar di atas
menghasilkan bi = 626 kg/cm2 dan bm = 208,67 kg/cm2 yang telah
didiamkan selama 14 hari.
10