LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGANMODUL 1SAMPLING DAN
ANALISA SAMPAH
KELOMPOK 4
Harry Rialdi1006773875Revana Octiviani Agustin1006773925Sesaria
Marina Raisa1006680985
Tanggal Praktikum: 18 September 2012Asisten Praktikum: Prihutami
Rista H.Tanggal Disetujui:Nilai:Paraf Asisten:
LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN DAN LINGKUNGANPROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGANDEPARTEMEN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS
TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIA2012
MODUL 1SAMPLING DAN ANALISA SAMPAH
I. PENDAHULUAN DAN LANDASAN TEORIPraktikum sampling dan analisa
sampah ini dilakukan di Kantin FKM UI yang memiliki luas 16x5 meter
persegi. Kantin FKM UI memiliki 16 warung, jenis-jenis warungnya
adalah warung makanan dan minuman. Berikut ini adalah landasan
teori mengenai sampah.1.1Sumber SampahSumber sampah dalam suatu
komunitas biasanya digolongkan berdasarkan kegunaan lahannya:
residensial, komersial, institusi, konstruksi dan pembongkaran,
municipal services, lahan instalasi pengolahan, industri, dan
pertanian.1.2Jenis SampahJenis sampah dapat diklasifikasikan
berdasarkan sumbernya, walau dasar klasifikasinya dapat berbeda
pula dalam berbagai literatur. Residensial dan KomersialBiasanya
terdiri dari sampah organik (combustible) dan anorganik
(noncombustible) yang berasal dari daerah tempat tinggal dan
komersial. Ada pun limbah khusus yang berasal dari sampah
residensial dan komersial adalah bulky items (perabot, lampu, rak),
barang elektronik, white goods (lemari es, mesin cuci), sampah
kebun, baterai, minyak, dan ban. Di dalam sumber residensial dan
komersial juga terdapat hazardous waste yang menyebabkan atau
berpotensi menjadi penyebab gangguan kesehatan manusia atau
organisme lain. InstitusiYang termasuk sumber sampah institusi
adalah pemerintahan, sekolah, penjara, dan rumah sakit. Sampah yang
dihasilkan oleh sumber ini (dengan pengecualian akan sampah
produksi penjara dan limbah medis rumah sakit) relative serupa
dengan limbah domestik. Konstruksi dan PembongkaranMerupakan sampah
yang berasal konstruksi, permodelan ulang, dan perbaikan dari
tempat tinggal individual, gedung komersial, dan struktur lainnya.
Sedangkan yang berasal dari bangunan runtuh, jalan, trotoar, dan
jembatan yang rusak disebut limbah pembongkaran (demolition waste)
Municipal ServicesLimbah lain yang merupakan hasil operasi dan
perawatan dari fasilitas perkotaan dan lainnya: penyapuan jalan,
sampah tepi jalan, sampah pemotongan tanaman, dan lainnya.
Instalasi Pengolahan Limbah dan Residu LainInstalasi pengolahan
limbah merupakan limbah padat dan semisolid dari fasilitas
pengolahan air, air limbah, dan limbah industri. Lumpur dari hasil
pengolahan air limbah biasanya dibuang bersamaan dengan MSW pada
municipal landfills. Sedangkan residu dan abu adalah material yang
tersisa setelah pembakaran kayu, batubara, kokas dan lainnya.
Limbah Padat Industrial (kecuali limbah hasil proses) Limbah
PertanianLimbah dan residu yang berasal dari aktivitas pertanian:
penanaman dan pemanenan, produksi susu, pemotongan hewan disebut
sebagai limbah pertanian.1.3Komposisi SampahKomposisi adalah
istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan komponen individual
yang membentuk aliran limbah padat dan distribusinya yang biasanya
berdasarkan persen berat. Pada komposisi dari MSW, 50-75% merupakan
limbah residensial dan komersial. Persentase distribusi sampah yang
sebenarnya bergantung pada faktor lama aktivitas konstruksi dan
pembongkaran, lama pelayanan perkotaan, serta tipe pemrosesan air
dan air limbah yang digunakan.Distribusi komponen limbah individual
pada umumnya bervariasi namun ada perbedaan yang cukup signifikan
antara distribusi komponen pada negara maju dan berkembang. Negara
maju cenderung menghasilkan banyak limbah kemasan (packaging),
sedangkan negara berkembang lebih banyak sisa makanan. Hal ini
kemungkinan besar pada negara maju adanya perkembangan teknologi
dan meningkatnya penggunaan penggiling sisa makanan. 1.4 Properti
Fisik dari MSWBerikut merupakan property atau sifat fisik yang
penting dalam mengkarakterisasi MSW: Specific Weight atau Berat
Jenis (massa/volume, kg/L, g/mL, lb/ft3, dan sebagainya) Moisture
Content atau Kelembapan, dapat diekspresikan menggunakan dry-weight
method ataupun wet-weight method Particle size and size
distribution (ukuran partikel dan distribusinya) Field capacity
(kapasitas lapangan), yaitu jumlah kelembapan yang dapat ditampung
subjek terhadap dorongan gravitasi. Permeability of Compacted Waste
(permeabilitas limbah padat), kemampuan limbah untuk menyerap
air1.5 Properti Kimia dari MSWJika limbah padat akan digunakan
sebagai bahan bakar, empat sifat kimiawi yang penting untuk
diketahui adalah : Proximate Analysis, yang untuk melakukannya
dilakukan beberapa tes berikut : Moisture (kehilangan air ketika
dipanaskan hingga 105 C selama 1 jam) Volatile combustible matter
(tambahan pengurangan berat ketika diignisi pada suhu 950 C di
wadah tertutup) Fixed carbon (residu combustible yang tersisa
setelah materi volatile dihilangkan) Ash (berat residu setelah
pembakaran di wadah terbuka) Fusing Point of Ash, adalah
temperature di mana abu yang dihasilkan dari pembakaran membentuk
padatan dengan cara penggabungan dan aglomerasi. (Tipikal 1000
hingga 1200 C) Ultimate Analysis of Solid Waste Components,
menentukan persentase C, H, O, N, S, dan abu Energy Content of
Solid Waste Components, dapat menggunakan full scale boiler, atau
laboratory bomb calorimeter, ataupun penghitungan jika komposisi
kimianya diketahui.1.6 Properti Biologis dari MSWFraksi organik
dari kebanyakan MSW dapat diklasifikasikan seperti berikut :
Water-soluble constituen (dapat larut di air), seperti gula, asam
amino, dan berbagai jenis asam organik Hemicellulose, kondensasi
produk dari gula lima- dan enam-karbon Cellulose, kondensansi
produk dari glukosa gula enam-karbon Fats, oils, dan waxes, ester
dari alcohol dan rantai asam lemak yang panjang Lignin, material
polimerik mengandung cincin aromatic dengan kelompok methoxyl
(-OCH3) Lignocellulose, kombinasi lignin dan cellulose Proteins,
dibentuk oleh rantai asam aminoSifat biologis paling penting dari
fraksi organik dari MSW tersebut adalah kemampuan komponen organik
tersebut dikonversi secara biologis ke bentuk gas dan padatan
organik dan inorganic, serta kemampuan produksi bau dan
perkembangan biakan dari lalat yang menandakan sifat
mampu-diuraikan dari MSW tersebut.Transformasi fisik yang mungkin
terjadi pada operasi pengelolaan limbah padat diantara lain adalah
: Pemisahan komponen, mengubah limbah heterogen menjadi kurang
lebih komponen komponen yang lebih homogen. Pengurangan volume
mekanis, untuk mengurangi volume pemakaian ruang buangan.
Pengurangan ukuran mekanisTransformasi kimia yang paling umum
terjadi pada saat pengelolaan limbah padat adalah : Combustion atau
Pembakaran (oksidasi kimiawi) Pyrolisis GasificationTransformasi
biologis yang paling umum terjadi pada saat operasi pengolaan
limbah padat adalah : Aerobic Composing Anaerobic Digestion
II. MINDMAP
III.TUJUAN PRAKTIKUMPraktikum ini bertujuan untuk:- Mengetahui
komposisi sampah harian- Mengetahui jumlah timbulan sampah
IV.ALAT DAN BAHAN4.1 Peralatana) Trash bagb) Kotak kayuc)
Kantong plastik sedangd) Timbangan 2 kg dan 20 kge) Sarung tanganf)
Masker4.2 Bahana) Sampah kantin FKM UI
V.PROSEDURa) masukkan ke dalam inkubator, T = 20Menimbang kotak
kayu dengan timbangan 20 kgb) Mengukur volume kotak kayuc)
Mengambil sampel sampah yang ada di kantin FKM UId) Menuangkan
sampel sampah tersebut menjadi satue) Menghentak-hentakkan kotak
kayu sebanyak tiga kalif) Mengukur dan mencatat volume sampahg)
Menimbang berat sampel sampah dengan timbangan 20 kgh) Menuangkan
sampel sampah ke atas alasi) Memilah sampel sampah berdasarkan
komponen komposisi sampahj) Memasukkan sampel sampah ke dalam
kantong plastikk) Menimbang sampel sampah pada tiap kantong dan
mencatat beratnya
VI.DATA PENGAMATANTabel 1: Komposisi sampah dan
beratnyaNoKomposisiBobot Sampah (gram)
IPlastik
Gelas plastik230
Botol kemasan1050
Plastik emberan100
Plastik kantong kresek1100
Plastik lainnya285
Plastik sachet200
IILogam
Besi110
Alumunium5
IIIKaret
Lainnya10
IVKaca
Botol kaca140
VKertas
Kertas FC110
Duplex230
Kardus80
Tisu150
Kertas koran5
Tetrapak20
VIKayu
Kayu5
VIITekstil
Karung120
VIIISampah makanan
Sampah makanan10080
IXLain-lain
Sterofoam25
TOTAL14055
Sumber: Hasil Praktikum, 2012
VII.PENGOLAHAN DATA7.1 Berat Jenis SampahBerat jenis 5 liter =
Berat jenis 10 liter =
7.2 Berat Total Sampah & Komposisi SampahBerat total sampah
awal = 13985 gramBerat total sampah akhir = 14055 gramKomposisi
sampah: lihat tabel 17.3 Persentase SampahTabel 2: Persentase Jenis
SampahNoKomposisiPersentase Sampah (%)
IPlastik
Gelas plastik1.64
Botol kemasan7.47
Plastik emberan0.71
Plastik kantong kresek7.83
Plastik lainnya2.03
Plastik sachet1.42
IILogam
Besi0.78
Alumunium0.04
IIIKaret
Lainnya0.07
IVKaca
Botol kaca1.00
VKertas
Kertas FC0.78
Duplex1.64
Kardus0.57
Tisu1.07
Kertas koran0.04
Tetrapak0.14
VIKayu
Kayu0.04
VIITekstil
Karung0.85
VIIISampah makanan
Sampah makanan71.72
IXLain-lain
Sterofoam0.18
7.4 Data KantinLuas Kantin= 16 x 5 meter persegiJumlah warung=
16 warungJenis warung = warung minuman dan makananLayanan= 100
orang/hariJam operasional= 08.00-17.00 WIBVIII.ANALISA8.1 Analisa
PercobaanSampling dan analisa sampah yang bertempat di kantin FKM
UI ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 September 2012, sekitar
pukul 13.30 WIB. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kantin
FKM UI memiliki 16 warung yang menjual makanan dan minuman, dan
luasnya sebesar 16x5 meter persegi. Masing-masing warung di kantin
ini melayani sekitar 100 orang/hari nya. Kantin FKM UI beroperasi
dari jam 08.00-17.00 WIB. Pada mulanya, praktikan mengumpulkan data
mengenai kantin tersebut ke penjual-penjual di kantin. Kemudian,
praktikan mengumpulkan kantong plastik sampah yang ada di kantin
tersebut. Praktikan mengambil 3 kantong plastik sampah, 2 berasal
dari warung makanan, 1 berasal dari warung minuman. Setelah kantong
plastik sampah terkumpul, praktikan lalu mengukur berat dari
masing-masing kantong plastik sampah tersebut. Kemudian praktikan
mengumpulkan sampah dari masing-masing kantong plastik tersebut
sampai memenuhi kotak kayu (dalam percobaan ini, praktikan
menggunakan baskom yang telah dihitung beratnya) bervolume 5 liter.
Pengisian sampah ke dalam baskom tersebut dilakukan secara acak.
Setelah baskom 5 liter terisi sampah, praktikan pun menghitung
berat baskom beserta sampah tersebut. Sebelum diukur beratnya,
praktikan menghentak-hentakkan baskom 3 kali ke tanah supaya sampah
homogen. Hal yang sama dilakukan untuk baskom bervolume 10
liter.Setelah itu, praktikan mengumpulkan isi sampah dari ketiga
kantong plastik tersebut menjadi satu di atas alas plastik. Barulah
praktikan memilah-milah sampah dan mengelompokkannya sesuai dengan
jenis sampah. Terdapat 20 jenis sampah yang berasal dari kantin FKM
UI. Masing-masing jenis sampah ini kemudian praktikan timbang dan
dicatat beratnya. Dari data inilah, nantinya praktikan dapat
mengetahui komposisi dan persentase sampah yang ada di kantin FKM
UI.8.2 Analisa HasilSetelah melaksanakan praktikum, praktikan
mendapatkan data berat masing-masing jenis sampah, dan berat sampah
dalam kotak kayu bervolume 5 liter dan 10 liter. Dari data berat
masing-masing jenis sampah, praktikan dapat mengetahui komposisi
sampah dan persentasi masing-masing jenis sampah tersebut.
sementara dari berat sampah dalam kotak kayu bervolume 5 liter dan
10 liter, praktikan dapat mengetahui berat jenis sampah untuk 5
liter dan juga berat jenis sampah untuk 10 liter, yang kemudian
akan dibandingkan. Berat jenis merupakan data yang penting untuk
diketahui saat kita ingin membuat sistem pengolahan
sampah.Jenis-jenis sampah yang ditemukan dari sampah kantin FKM UI
adalah gelas pastik, botol kemasan, plastik emberan, plastik
kresek, plastik sachet, plastik jenis lain, besi, aluminium, karet,
botol kaca, kertas, duplex, kertas koran, kardus, tisu, tetrapak,
kayu, karung, sampah makanan, dan sterofoam. Di kantin FKM UI,
terdapat warung makanan dan minuman, dan tempat makan. Aktivitas
yang ada di kantin tersebut tentu saja memengaruhi jenis sampah
yang dihasilkan. Oleh karena aktivitas di kantin tersebut
berhubungan dengan makanan dan minuman, jenis sampah yang
dihasilkan merupakan makanan, bahan-bahan pembungkus makanan, botol
minuman, gelas plastik, tisu, dan plastik.
NoKomposisiBobot Sampah (gram)
IPlastik
Gelas plastik230
Botol kemasan1050
Plastik emberan100
Plastik kantong kresek1100
Plastik lainnya285
Plastik sachet200
IILogam
Besi110
Alumunium5
IIIKaret
Lainnya10
IVKaca
Botol kaca140
VKertas
Kertas FC110
Duplex230
Kardus80
Tisu150
Kertas koran5
Tetrapak20
VIKayu
Kayu5
VIITekstil
Karung120
VIIISampah makanan
Sampah makanan10080
IXLain-lain
Sterofoam25
TOTAL14055
Dalam tabel 1 diatas, dapat dilihat komposisi sampah yang
terdapat di kantin FKM UI. Jenis sampah yang paling banyak di
kantin FKM UI adalah sampah makanan, yang masuk dalam golongan
sampah organik. Praktikan mengambil 3 kantong plastik sampah dari
warung yang berada di kantin tersebut, dan berat totalnya mencapai
14 kg. Hal ini disebabkan oleh komposisi sampah tersebut. Karena
sampel sampah yang diambil berasal dari kantin, maka yang paling
banyak tentu saja jenis sampah makanan. Sampah makanan merupakan
sampah yang tergolong berat dan memiliki berat jenis yang lebih
besar dibandingkan jenis sampah lainnya. Sehingga, meskipun yang
diambil hanya 3 kantong plastik, sampah yang diambil tergolong
berat karena kebanyakan berupa makanan. Jenis sampah yang paling
sedikit di kantin FKM UI adalah kayu, aluminium, dan kertas koran.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan barang-barang tersebut untuk
makanan dan minuman termasuk sedikit. Dalam membungkus makanan,
jarang menggunakan ketiga bahan tersebut. Biasanya yang digunakan
adalah kertas bungkus atau plastik. Sampah jenis sterofoam juga
termasuk sedikit, hanya sebanyak 20 gram. Berarti, bisa kita anggap
bahwa warung-warung di kantin FKM UI sudah cukup baik, karena
penggunaan sterofoamnya sedikit. Persentase masing-masing jenis
sampah dapat dilihat di tabel 2. Hasil persentase jenis sampah yang
paling banyak dan paling sedikit sama saja dengan komposisi
sampah.Berat total sampah yang praktikan ambil saat awal praktikum
dengan berat total sampah setelah dipilah-pilah sesuai jenisnya
berbeda. Berat total sampah awal sebesar 14050 gram, sementara
berat total sampah akhir sebesar 14055 gram. Hal ini mungkin
disebabkan oleh kurang telitinya praktikan saat menimbang sampah
awal. Setelah praktikan mengelompokkan sampah sesuai dengan
jenisnya, setiap jenis sampah tersebut dimasukkan ke dalam plastik.
Saat menimbang setiap jenis sampah, praktikan ikut menimbang
bersama plastiknya. Hal ini bisa juga menjadi penyebab adanya
selisih berat tersebut.Berat jenis yang didapatkan oleh praktikan
untuk 5 liter adalah sebesar 256 gram/liter, sementara berat jenis
yang didapatkan untuk 10 liter adalah sebesar 178 gram/liter. Nilai
berat jenis tersebut berbeda, padahal seharusnya sama. Berat jenis
sampah domestik literatur adalah sebesar 500 lb/yard3, atau sekitar
296,67 gram/liter (sumber: Integrated Solid Waste Management
(Engineering Prinsiples and Management Issues, oleh George
Tchobanoglous). Nilai berat jenis yang praktikan dapat yang paling
mendekati berat jenis sampah literatur adalah berat jenis 5 liter.
Berarti, bisa dianggap kesalahan yang terjadi pada percobaan
dilakukan saat mengukur berat jenis sampah 10 liter. Oleh sebab
itu, nilai kedua berat jenis tersebut berbeda. Sebelum menghitung
berat jenis sampah 10 liter, praktikan sudah lebih dulu
mengumpulkan sampah ke dalam baskom 5 liter dan menghitung
beratnya. Saat mengumpulkan sampah ke dalam baskom 10 liter,
praktikan tidak mengumpulkan sampah dari awal lagi, melainkan hanya
menambahkan sampah sampai baskom terisi 10 liter. Hal ini bisa
menjadi penyebab perbedaan nilai berat jenis tersebut. Berat jenis
10 liter seharusnya bisa lebih akurat jika praktikan mengumpulkan
sampah ke dalam baskom yang kosong sampai terisi 10 liter. Untuk
nilai timbulan sampah, tidak dapat diketahui dari praktikum ini,
karena sampel sampah yang diambil dianggap tidak representatif.
Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan
elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain: Pemilihan peralatan,
misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan, kemudian
perencanaan rute pengangkutan, fasilitas untuk daur ulang, dan luas
dan jenis TPA. Selain itu, untuk mendapatkan nilai timbulan sampah,
praktikan harus melakukan percobaan ini dengan jangka waktu
tertentu. Padahal praktikan hanya melakukan percobaan ini sekali
dalam satu hari. Oleh sebab itu, nilai timbulan tidak bisa
didapatkan.8.3 Analisa KesalahanKesalahan-kesalahan saat percobaan
yang bisa memicu kurang akuratnya data percobaan adalah sebagai
berikut: Praktikan tidak mengumpulkan sampah ke dalam baskom kosong
sampai terisi 10 liter, melainkan hanya menambahkan sampah ke dalam
baskom yang sudah terisi sampah 5 liter dan dihitung beratnya
Kurang telitinya saat pembacaan nilai di timbangan
IX.KESIMPULANSetelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat
mengambil kesimpulan: Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui
komposisi sampah harian tercapai, sementara tujuan untuk mengetahui
nilai timbulan sampah tidak tercapai Sampah makanan memiliki berat
jenis lebih besar dibanding jenis sampah lainnya Nilai timbulan
tidak bisa dihitung hanya dengan sekali percobaan yang dilakukan
dalam satu hari Jenis sampah yang paling banyak berada di kantin
FKM UI adalah sampah makanan Jenis sampah yang paling sedikit
berada di kantin FKM UI adalah kayu, karung, dan aluminium Berat
jenis sampah, baik dihitung dalam volume 5 liter ataupun 10 liter,
seharusnya sama
X.REFERENSIhttp://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatsampah-2010-bag-1-3.pdfTchobanoglous,
George. 1993. Integrated Solid Waste Management (Engineering
Prinsiples and Management Issues). McGraw-Hill, Inc.
XI.LAMPIRANGbr 1: Kantin FKM UI Gbr 2: Sampah yang akan dipilah
sesuai jenisnya
Gbr 3: Saat menimbang Gbr 4: Saat menimbang sampah untuk
menghitung sampah sesuai jenisnya berat jenis 5 liter