KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan Kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile MERR IIC. Kami
berterima kasih pula kepada Bapak Haryo Dwito Armono, ST., M.Eng.,
Ph.D. selaku dosen matakuliah Mekanika Tanah dan Sistem Pondasi
yang memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai mekanika tanah dan
sistem pondasi, secara khusus mengenai sistem pondasi dangkal. Kami
tak lupa juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut
serta membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan kunjungan ini, kami menyajikan hasil kunjungan
lapangan di lokasi proyek sheet pile di sekitar bantaran sungai di
area MERR (Middle East Ring Road) IIC yang di gunakan sebagai
penahan tanggul lama agar tidak longsor ataupun terjadi retakan
tanah akibat resapan air dari aliran sungai.
Kami menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan, sehingga
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan laporan ini untuk kedepannya.
Surabaya, Mei 2014
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Proses pendangkalan sungai di sekitar areal MERR IIC dipengaruhi
oleh erosi yang terjadi di sekitar tepian sungai yang menyebabkan
pendangkalan sungai, dilain sisi pula erosi yang terjadi juga akan
mempercepat penipisan lapisan tanggul yang menghadap sisi aliran
sungai, apabila hal itu terjadi terus menerus kemudian arus sungai
deras maka tanggul bisa jebol. Hal tersebut juga didukung oleh
kondisi tanah disekitar sungai tersebut yang berjenis lempung atau
clay, yang memudahkan aliran fluida dari sungai menggerus tepian
sungai. Selain itu faktor kondisi lingkungan, yaitu letak sungai
yang berdekatan dengan jalan raya yang menimbulkan beberapa hal
yang menyebabkan pendangkalan sungai yang diantaranya : debu yang
jatuh ke sungai yang menyebabkan tambahan endapan. Aktivitas sehari
hari dijalan raya yang dilalui kendaraan berat dengan bobot yang
berat menggerakan tanah kearah sungai dan tanah tanggul terdorong
kearah sungai karena tidak ada penahan. sebab itu diperlukan
sesuatu untuk menanggulangi dan memperkecil terjadinya erosi,
sedimentasi, dan pergerakan tanah.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan wewenang kepada Dinas
PU Pengairan untuk melakukan langkah untuk menanggulani permasalah
tersebut, langkah yang dilakukan adalah memasang sheet pile atau
dinding turap pada sisi dalam bendungan sungai. Pemilihan Sheet
pile untuk solusi permasalahn diatas di karenakan dalam konstruksi
penahan tanah terdapat 2 macam yaitu konstruksi dinding penahan
tanah kaku (gravity walls, dinding penahan tanah beton/counterfort
walls, dll) dan konstruksi dinding penahan tanah lentur atau biasa
di sebut konstruksi dinding turap atau sheet pile. Sheet pile
dipilih karena kontur daerah dan karakteristik tanah yang basah dan
lentur. Maka dilaksanakanlah proyek pemancangan sheet pile dan
pembangunan kostruksi pelindung struktur.Dan pada laporan ini akan
dibahas mengenai konstruksi pemasangan sheet pile di dekat jembatan
MERR II C Surabaya. 1.2. Rumusan masalah
Dari Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di
tarik beberapa permasalahan, antara lain;
1. Apa yang dimaksud dengan sheet pile atau dinding turap?
2. Apa saja jenis-jenis sheet pile yang biasa digunakan?
3. Apa fungsi sheet pile?
4. Bagaimana cara instalasi sheet pile?
1.3. Tujuan
Tujuan dari kunjungan ke lapangan proyek sheet pile di areal
jembatan MERR IIC surabaya antara lain1. Mampu mendefinisikan sheet
pile secara luas2. Mampu mendeskripsikan jenis-jenis sheet pile
yang biasa di gunakan
3. Dapat mengetahui fungsi sheet pile
4. Dapat mengetahui cara instalasi sheet pile
1.4 ManfaatTujuan dari kunjungan ke lapangan proyek sheet pile
di areal jembatan MERR IIC surabaya antara lain1. Mengetahui bentuk
nyata sheet pile2. Mengetahui bagaimana proses pemancangan sheet
pile secara langsung mulai dari awal sampai akhir. 3. Mengetahui
prosedur keamanan pemancangan sheet pileBAB II HASIL KUNJUNGAN2.1.
Definisi Sheet PileSheet pile adalah dinding vertical relative
tipis yang berfungsi untuk menahan tanah di tepian sungai dari
erosi yang disebabkan arus sungai. Fungsi lain dari sheet pile
adalah untuk menahan agar air tidak masuk ke dalam lubang galian
atau daerah proyek yang dikerjakan di tepian sungai.
Konstruksi sheet pile adalah satu konstruksi yang banyak
digunakan dalam rekayasa sipil,yang bisa berupa konstruksi
sederhana hingga konstruksi sangat berat. Modul ini berisi
uraian tentang jenis-jenis turap yang biasa digunakan dan
perhitungan untukperencanaan turap dalam jenis cantilever. Turap
cantilever merupakan jenis turap yangpaling sederhana dalam metode
pelaksanaannya
2.2. Jenis-Jenis Sheet PilePada umumnya, sheet pile yang biasa
digunakan terbagi menjadi beberapa jenis material yaitu:
1. Turap kayu (wakefield piles)Sheet pile kayu digunakan untuk
dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena tidak kuat
menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak
cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile
cenderung retak bila dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan
untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu
diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu
banyak digunakn pada pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk
penahan tebing galian.
Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa
papan yang digabung (wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan
ukuran penampang 50 mm x 300 mm dengan takik pada aujung-ujungnya .
Tiang wakefield dibuat dengan memakukan tiga papan seca
bersama-samadimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm. Papan
kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah seperti pada.
Diasatukan dengan menggunakan besi yang ditanamkan pada
masing-masing papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah seperti
pada gambar.
Penggunaan material kayu untuk sheet pile memiliki keuntungan
yaitu pencarian bahan yang relative mudah namun di sisi lain
material ini memiliki kerugian yaitu umur material relative
penddek, pekerjaan pemancangan yang cukup sulit, dan panjang
material yang terbatas.
2. Beton
Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak
sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile
dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali
dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja pada waktu
pengangkatannya.Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk
konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban
permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang
dihasilkan selama konstruksi. Material ini sering digunakan di area
pesisir pantai karena tahan dari efek korosi yang disebabkan air
laut. Penampang tiang-tiang ini adalahsekitar 500-800 mm lebar dan
tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing
untuk memudahkan pemancangan. Keuntungan dari penggunaan material
ini adalah lebih efisien waktu karena bahan dapat dicetak di lokasi
pengerjaan proyek. Sedangkan untuk kerugiannya adalah sulitnya
pemasangan karena membutuhkan alat-alat berat serta sering
terjadinya kebocoran pada saat terjadinya instalasi. Pada proyek
yang dilakukan di jembatan merr menggunakan material dengan jenis
ini.
(Jenis Pile yang digunakan pada proyek shee Pile di daerah
Jembatan merr)
3. Baja
Sheet pilebaja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk
bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan
mudah penanganannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
konstruksinya lebih ringan dan lebih mudah dalam penginstalasian
serta mudah di sambung dan dapat digunakan berulangkali.
Kerugiannya antara lain: sulitnya pemesanan serta bahaya
korosi.
Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet
pile bisa berbentuk Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah
(low arch) atau sayap lurus (straight web). Interlok pada sheet
pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang bisa
dihubungkan sehingga dapat menahan air.
2.3. FungsiFungsi dari sheet pile antara lain:
1. Untuk mempertahankan perbedaan tinggi permukaan tanah agar
tetap stabil
(Gambar Diperoleh dari Kawasan Proyek Merr)
2. Penahan tanah dan atau penahan air
3. Sistem penahan pada galian
2.4 Metode instalasi turap
1. Eksplorasi lokasi pemancangan
Pada tahap ini dilakukan pemetaan dan pengidentifikasi data
tanah pada lokasi tempat penginstalan sheet pile. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui koordinat atau titik-titik pemancangan sehingga
diketahui berapa luas serta banyaknya pile yang di butuhkan dan
jenis pile yang digunakan.2. Peletakan
Setelah lokasi ditentukan, pile sudah di pilih dan pile sudah
dibawa ke lokasi, selanjutnya pile di pancang pada titik koordinat
yang telah ditentukan menggunakan Vibro Hammer ( jenis vibro pada
proyek : vibro hammer tommen 90 Kw) dan alat berat lainnya. Pada
tahap ini sebelum pile ditanam diadakan pemerikasaan
kelurusan(verticality) dengan menggunakan pengarah guide wales.
Untuk metode peletakan pile terbagi beberapa jenis yaitu secara
urutan, echelon, dan panel. Pada proyek pembangunan sheet pile di
jembatan merr menggunakan metode peletakan secara urutan.
(Foto pembangunan Sheet Pile di daerah jembatan Merr)
3. Pemancangan
Setelah dinyatakan telah lurus selanjutnya piles,tiang-tiang
pancang buatan pabrik dipancang ke dalam tanah dengan mesin
pemancang.Pileyang digunakan bisa dari kayu, beton ataupun baja.
Tiang kayu diperoleh dari batang pohon yangtinggi. Tiang beton
sekarang tersedia dalam bentuk persegi, oktagonal, dan lingkaran.
Biasanya diperkuat dengan tulangan atau sistem pratekan. Tiang baja
dapat berupapipabaja atauprofilbalok baja semisal H atau C.Dahulu
bila kita memancang dengan tiang pancang kayu, saat tiang
mencapaibatasketinggiannya dan belum mencapai kedalamanyang
dibutuhkan, tiang pancang kayu akan disambung lagi hingga mencapai
batas yang dibutuhkan. Sekarang tiang yang sering di sambung
apabila kasus seperti ini terjadi adalah tiang baja, tiang beton
punbisa namun lebih sulit.Memancang tiang memiliki keunggulan
tersendiri ketimbang bila kita memakai sistem bor, yaitu tanah yang
tergeser akibat pemancangan tiang memadatkan tanh di sekitarnya,
sehingga tahanan gesek tanah terhadap tiang semakin besar dan
meningkatkan kapasitas dukung tiang.Pondasi yang bergantung pada
tiang pancang seringkali memiliki kelompok tiang (bebrapa tiang
yang dipancang dengan jarak antar tiang yang beraturan), yang
dipersatukan denganpur/pile capyang berupa blok beton besar yang
mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok, sehinggga
kelompok taiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih besar
daripada yang dapat dithan oleh satu tiang saja.Pondasi tiang
pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah
tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Jenis-Jenis Alat
Pemancang dan Sistemnya
Vibro Hammer
Terdiri dari sepasang pembangkit yang bekerja berlawanan arah,
dimana pada saat pemasangan sheet piles alat ini dipasang pada
pegangan di kepala sheet piles. Kombinasi berat dan energi getaran
akan mendorong sheet piles ke dalam tanah. Untuk memilih penggunaan
type vibro hammer yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
berat dan panjang sheet piles yang akan digunakan. Peralatan ini
efektif digunakan pada tanah lepas hingga tanah granular yang
padat, namun tidak begitu efektif pada tanah lempung yang keras dan
tanah lempung yang kaku.
Water Jetting
Pemancangan sheet piles dengan semprotan air (water jet)
dilakukan jika penggunaan vibro hammer tidak mungkin dilakukan.
Pipa water jet yang dilengkapi dengan lubang pipa dari pangkal
hingga ujung telah dipasang ke dalam pile di pabrik. Water jet
dapat digunakan pada tanah granular yang mana pemancangan sheet
piles dengan menggunakan alat ini akan masuk ke dalam tanah pada
lubang tanah yang dibuat oleh tekanan air, cara penyemprotan ini
sangat efektif digunakan pada tanah lempung padat hingga tanah
lempung yang kaku. Apabila digunakan pada tanah granular yang
mengandung kerikil dan berbutir kasar yang tidak dapat ditembus
oleh air masih dapat dilakukan dengan pemancangan dengan kombinasi
jetting dan hammering.
Diesel Hammer
Biasa digunakan untuk pemancangan normal pada tanah lempung yang
kaku, dimana tumbukan dari vibro hammer akan menjadi sangat efektif
jika berat hammer disesuaikan dengan ukuran sheet piles yang akan
dipasang. Metode diesel hammer ini juga dapat digantikan dengan
cara menumbukkan sheetpile dari ketinggian tertentu agar masuk ke
lapisan tanah, khususnya agar dapat menembus lapisan tanah lempung
yang mendominasi di daerah bantaran sungai.
4. Pemotongan
Hal ini dilakukan pada saat pile telah mencapai batas
tanah(bagian tanah keras) maka dilakukan pemotongan pada sisa pile
yang tersisa. Pile tersebut dipotong agar ketinggian sheet pile
antara satu dengan yang lain memiliki ketinggian yang sama.
Pemotongan pile dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan
pemotongan pada ujung harus rata supaya pada saat penyambungan
dengan bangunan yang akan disanggah tidak sulit. Pile yang muncul
diatas tanah harus sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan awal
struktur. Sebenarnya pemotongan ini tidak lagi dibutuhkan apabila
perhitungan daya dukung tanah sudah tepat dan pile bisa dipesan
sesuai dengan ukuran hal ini akan lebih menghemat biaya.
5. Inspeksi
Seandainya ditemukan pile yang terpancang pada lokasi yang salah
serta terdapat kerusakan atau kebocoran pada pile maka pihak
kontraktor harus mengangkat dan menggantikan pile tersebut dengan
pile yang baru.
BAB III PENUTUP
3.1. KesimpulanPenanggulangan longsoran atau erosi dengan
menggunakan sheet piles biasanya digunakan pada lereng yang
memiliki stabilitas cukup aman dan tanah yang lekat. Secara umum
fungsi sheet piles adalah untuk mempertahankan perbedaan tinggi
permukaan tanah agar tetap stabil. Sheet piles merupakan deretan
lembaran papan baik dari kayu, baja, maupun beton yang dipancang
vertical ke dalam tanah, sehingga membentuk dinding tegak. Pada
proyek pemerintah untuk menanggulangi permasalahan erosi disekitar
jembatan merr , maka digunakanlah sheet pile dengan material beton
dan dilakukan pula pemasangan sesuai dengan standard pemasangan.
Cara instalasi sheet pile antara lain : menentukan lokasi
pemasangan, peletakkan pile , pemancangan pile , pemotongan pile,
dan inspeksi secara berkala.DAFTAR PUSTAKA
http://azwaruddin.blogspot.com/2008/06/pengertian-pondasi.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_Dalam
http://infocom-hmjts-uty.blogspot.com/2012/01/turap-kayu-dinding-penahan-tanah.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-TbEsTzF5JQc/TvHgMsqxI8I/AAAAAAAAABQ/LsffOgDAOxg/s1600/g.pnghttp://eprints.undip.ac.id/34550/5/1575_chapter_II.pdf
(Foto vibro hammer pada pembangunan Sheet Pile di daerah jembatan
Merr)
(Contoh Water Jetting pada proyek sheet pile)
(Diesel Hammer pada proyek sheet pile)
(Pile yang telah dipotong pada proyek sheet pile MERR IIC)
Inspeksi proyek yang dilakukan oleh pihak terkait