LAPORAN PRAKTIKUMPRODUKSI TANAMAN SAYURAN(Kultur Jaringan Jamur
Merang)
Diajukkan untuk memenuhi salah satu syaratMata Kuliah Produksi
Tanaman Sayuran pada Semester V
Disusun Oleh :NUNUNUNG KHUSNUL KHOTIMAH NPM: 1141175001029
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinggan penulis dapat
menyelesaikan laporan Produksi Tanaman Hortikultura (Sayur-sayuran)
ini dengan judul Kultur Jaringan Jamur Merang. Makalah ini disusun
untuk memenuhin salah satu syarat penilaian pada mata kuliah
Produksi Tanaman Hortikultura semester V.Dalam penyusunan makalah
ini,penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ucapakan terimakasih kepada :1. Ani
Lestari S. Si., M.Si dan tim, selaku pembimbing mata kuliah
Produksi Tanaman Hortikultura (Sayur-sayuran).2. Seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangatlah penulis harapakan untuk kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya serta menjadi inspirasi bagi pembaca pada umumnya.
Karawang, 27 Januari 2014Penyusun
DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar
Belakang11.2 Tujuan11.3 Waktu dan Tempat1BAB II TINJAUAN
PUSTAKA22.1 Biologi Jamur Merang22.2 Kultur Jaringan Jamur
Merang22.3 Kendala Kultur Jaringan Jamur Merang32.4 Prospek Usaha
Bibit Jamur Merang3BAB III BAHAN DAN METODE43.1 Waktu dan Tempat
Praktikum43.2 Bahan dan Alat43.3 Metode/Prosedur5BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN74.1 Hasil Pengamatan74.2 Pembahasan7BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN85.1 Kesimpulan85.2 Saran8DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
ii
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangJamur merang (Volvariella
volvaceae) merupakan organisme heterotropik yang tidak dapat
memebuat zat-zat makanannya sendiri sehingga kebutuhan zat makanan
harus disuplai dari substrat tanamnya yaitu jerami.Jamur merang
(Volvariella volvaceae), sangat dikenal dan diminati orang
dibandingkan jamur lainnya. Keunggulan lainnya adalah, disamping
pertumbuhan dan panennya cepat, jamur merang ini dapat diusahakan
dalam skala kecil dengan sistim bedengan maupun skala besar, dengan
sistim kubung.Jamur merang sudah lama dikenal dan dibudidayakan di
Indonesia, walaupun sejak tahun 60-an dikembangkan secara
tradisional. Awal tahun 70-an diperkenalkan sistem semi modern dan
modern. Daerah penanaman/sentra produksi jamur sepanjang pantai
utara (pantura) Jawa Barat meliputi kabupaten Bekasi, Karawang,
Purwakarta dan berkembang ke daerah Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Di Cina dikenal dengan nama Cho Ku, di Jepang Fukurotake, di
Thailand disebut Hed Fang dan di Asia Tenggara khususnya di
Indonesia jamur merang ini cukup populer dan dikelola secara
turun-temurun.1.2 Tujuan PraktikumTujuan dilaksanakannya praktikum
ini, yaitu:1. Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik aseptik di
laboratorium kultur jaringan.2. Mahasiswa mengetahui dan memahami
teknik pelaksanaan kultur jaringan jamur merang.3. Mahasiswa
memperoleh biakkan murni jamur merang.1.4 Waktu dan TempatPraktikum
dilaksanakan di Laboratorium kultur jaring Fakultas Pertanian
Jurusan Agroteknologi pada hari Sabtu 18 Januari 2014.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Biologi Jamur Merang2.1.1 Klasifikasi
Jamur MerangKerajaan: FungiDivisi: BasidiomycotaKelas:
HomobasidiomycetesOrdo: AgaricalesFamili: PluteaceaeGenus:
VolvariellaSpesies: V. volvacea2.1.2 Morfologi Jamur MerangSosok
jamur merang secara anotomi terdiri dari tudung yang berbentuk
seperti paying, di bawah tudung terdapat lamella, tangkai, serta
akar semu yang disebut rizoid. Jamur merang memiliki tudung
(pileus) dengan bilah atau lembaran tipis pada permukaan bawahnya.
Jamur yang termasuk dalam family agraceae ini berbentuk paying,
terdiri dari batang dan tudung, pangkalnya memiliki selaput yang
pada mulanya menutupi seluruh tubuh buah saat masih kecil.
Permukaan bawah tudung, terdapat lembaran-lembaran yang tersusun
seperti jari-jari paying, di tempat inilah spora jamur muncul
(Putri, 2012). Ciri-ciri lain dari jamur merang adalah bila bagian
tubuh buahnya terbentuk nampak seperti badan berbentuk bulat hingga
lonjong, sedangkan pucuknya berwarna putih, coklat hingga
kehitaman. Dari namanya, diketahui jamur merang memiliki volva atau
cawan. Pada umumnya jamur yang memiliki cawan merupakan jamur
beracun kecuali jamur merang. jamur ini memilki kebiasaan tumbuh
pada media yang mengandung sellulosa seperti jerami, limbah
penggilingan padi, limbah pabrik kertas dan limbah pengolahan
kapas(Putri, 2012).2.2 Kultur Jaringan Jamur MerangKultur jaringan
merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut
dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat
pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi
tanaman lengkap (Herry, 2010).Dalam praktek budidaya jamur
seringkali dalam pembuatannya tidak menggunakan spora secara
langsung pada media tanamnya. Hal ini karena ukuran yang sangat
kecil sehingga membuatnya sulit untuk ditangani. Selain itu,
dibutuhkan beberapa waktu untuk spora jamur tersebut tumbuh sebelum
jamur lain menyerangnya. Seperti jamur yang tumbuh berwarna hijau
dan menyebar jauh lebih cepat. Spora jamur yang diinginkan
diharapkan berkembang lebih cepat untuk dapat memenuhi media tanam
sebelum jamur atau bakteri lain mendahuluinya. Untuk mencapai hal
ini, mengapa digunakan pembuatan bibit dengan cara kultur jaringan,
dimana diharapkan memperoleh spora yang lebih banyak dan lebih
cepat berkembang. Jaringan tersebut harus diinokulasikan ke media
PDA(Potato Dextrose Agar) yang telah steril dan bebas dari
kontaminan. Setelah memperoleh bibit dari kultur jaringan (PDA),
miselium yang cukup dewasa (bebas dari segala kontaminan),
diinokulasikan pada media tanam yang steril. Bahan ini disebut
sebagai bibit induk (sering disebut F1), yang kemudian oleh para
pembudidaya besar dan ternama akan diturunkan lagi menjadi bibit
tebar (F2).2.3 Kendala Kultur Jaringan JamurTeknik kultur jaringan
jamur merang sampai saat ini memang belum biasa dilaksanakan oleh
para petani, baru beberapa kalangan pengusaha swasta saja yang
sudah mencoba melaksanakannya, karena pelaksanaan teknik kultur
jaringan jamur merang memerlukan keterampilan khusus dan harus
dilatar belakangi dengan ilmu pengetahuan dasar tentang fisiologi
tumbuhan, anatomi tumbuhan, biologi, kimia dan pertanian. Dengan
demikian jelas akan amat sulit untuk diterima oleh kalangan petani
biasa. Di samping itu, pelaksanaan teknik kultur jaringan mutlak
memerlukan laboratorium khusus, walaupun dapat di usahakan secara
sederhana (dalam ruang yang terbatas), namun tetap memerlukan
peralatan yang memadai. Kemungkinan lain petani akan merasa enggan
bekerja secara aseptik (anonim 2013).2.4 Prospek Usaha Bibit Jamur
MerangDengan mengetahui biologi jamur teknik mikrobiologi, serta
pembuatan biakkan murni dan bibit jamur maka dapat membuat bibit
jamur sendiri untuk dignakan dalam budidaya jamur merang. Kondisi
seperti ini juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis untuk
menjual bibit. Bahan media jamur merang cukup banyak tersedia di
Indonesia dan dapat menggunakan media yang murah serta mudah
didapat (Gunawan, 2008).Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya
jamur merang, maka peluang bisnis bibit jamur pun cukup menjanjikan
keuntungannya. Selain karena semakin berkembangnya usaha budidaya
jamur merang, prospek bisnis bibit jamur merang ini masih terbilang
sedikit.
BAB IIIBAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum
dilaksanakan di Laboratorium kultur jaring Fakultas Pertanian
Jurusan Agroteknologi pada hari Sabtu 18 Januari 2014.3.2 Alat dan
BahanAlat: Laminar Scapel Pinset Cawan petri Botol kultur Autoclave
Spatula Bunsen Alumunium foil Timer Kompor.Bahan: Jamur merang
stadia telur Kentang Agar-agar Dextrose Alkohol 70% dan 40% Spirtus
Air steril.
3.3 Metode 3.3.1 Pembuatan Media PDALangkah-langkah pembuatan
media PDA:1. Cuci bersih kentang dengan detergen pada air yang
mengalir, jangan sampai masih ada tanah.2. Kupas kulit kentang.3.
Potong kentang dan timbang sebanyak 200 gr.4. Masukkan kentang
dalam air aquadest 800 ml.5. Didihkan kentang dalam aquades hingga
menjadi lunak.6. Saring air rebusan kentang tersebut.7. Tambahkan
air aquadest hingga volume akhir sebanyak 1000 ml.8. Masukkan ke
dalam panci.9. Tambahkan gula putih 20 gr.10. Masukkan agar-agar 20
gr.11. Didihkan sambil diaduk.12. Setelah mendidih kemudian
tuangkan ke dalam botol kultur.13. Tutup botol kultur dengan
alumunium foil, ikat dengan karet.14. Miringkan botol kultur hingga
dingin.15. Sterilisasi di Autoclaf dengan tekanan 1,5 psi, suhu 121
C selama 15 menit.3.3.2 Prosedur Kultur Jaringan Jamur MerangHal
yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan kultur jaringan
jamur: Gunakan jas lab. Semprot kedua tangan dengan menggunakan
alkohol 70%. Semprot meja kerja laminar dengan menggunakan alkohol
70%, kemudian lap dengan kertas tissue. Semprot kedua bahan dan
peralatan dan masukkan ke dalam laminar.Langkah kerja:1. Nyalakan
bunsen.2. Ambil 1 buah jamur merang stadia telur.3. Ambil scapel
dan pinset kemudian bakar dengan api bunsen dan letakkan pada cawan
petri diamkan hingga padam.4. Ambil sepotong kecil jaringan bagian
dalam jamur merang (bagian parsial jamur).5. Masukkan kedalam botol
kultur, lakukan dekat api bunsen.6. Tutup botol kultur dengan
alumunium foil.7. Beri label keterangan.8. Inkubasi selama 3-4 hari
pada suhu ruang.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PengamatanTabel pengamatan
kultur jaringan jamur merangJenis eksplanJenis mediaPengamatan
H1H2H3H4
JamurmerangPDA- -- -- -- -
Keterangan:+ + = Hidup tidak terkontaminasi+ -= Hidup
terkontaminasi- -= Tidak tumbuh atau matiUkur luas pertumbuhan
jamur dalam cm.4.2 PembahasanPada pengamatan hari pertama pada
tanggal 20 Januari 2014, tidak tampak adanya pertumbuhan spora dari
jamur merang tersebut. Pada media tampak terlihat adanya
lendir-lendir berwarna keputih-putihan. Pengamatan ke dua tanggal
21 Januari 2014, eksplan jamur merang tidak tumbuh serta pada media
terdapat lendir-lendir dan jamur (bukan jamur merang) yang berwarna
kekuningan. Pengamatan ke tiga tanggal 22 Januari 2014, eksplan
tidak tumbuh serta pada media selain terdapat lendir dan jamur
(bukan jamur merang) juga terdapat bercak berwarna kemerahan.
Pengamatan terakhir tanggal 23 Januari 2014, eksplan mati serta
pada media terdapat lendir dan jamur (bukan jamur merang) yang
semakin menyebar pada permukaan media dan bercak kemerahan yang
semakin terlihat jelas warnanya.Eksplan tidak tumbuh disebabkan
karena sudah terkontaminasi. Adanya lendir, jamur serta bercak
kemerahan pada media, menandakan bahwa media tersebut sudah
terkontaminasi. Kontaminasi disebabkan karena lingkungan
laboratorium yang kurang steril. Keadaan praktikan yang kurang
memperhatikan kesterilan juga memicu terjadinya kontaminasi,
sehingga mengakibatkan eksplan tidak tumbuh.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan Media yang digunakan
untuk kultur jaringan jamur merang disebut PDA (Potato Dextrose
Agar) yang berasal dari air rebusan kentang. Bagian yang diambil
untuk dijadikan eksplan yaitu pada bagian parsial atau bagian bawah
tudung jamur merang. Prospek usaha pembibitan jamur merang ini
cukup menjanjikan kerana di Indonesia sendiri usaha bibit jamur
merang ini masih sedikit.5.2 Saran Jamur yang akan dijadikan
sebagai bibit sebaiknya menggunakan jamur yang berkualitas baik,
agar eksplan dapat tumbuh dengan optimal. Laboratorium harus tetap
steril, agar tingkat kontaminasinya rendah. Sebelum melakukan
kegiatan kultur jaringan, hendaknya alat dan bahan dalam keadaan
steril. Praktikan disarankan untuk tetap menjaga kebersihan serta
kesterilan laboratorium kultur jaringan sebelum atau sesudah
melaksanakan praktek. Setelah melaksanakan kultur jaringan, alat
dan bahan disterilkan kembali dengan menggunakan alkohol 70%.Kultur
Jaringan Jamur Merang 1
LAMPIRANPembuatan Media PDA
Pelaksanaan Kultur Jaringan
PengamatanPengamatan Hari Pertama
Pengamatan Hari ke dua
Pengamatan Hari ke tiga
DAFTAR PUSTAKAhttp://diperta.jabarprov.go.id. Budidaya Jamur
Merang. Diakses tanggal 26 Januari 2014.Putri. 2012. Morfologi Dan
Manfaat Jamur Merang. http://aristap.blogspot.in. Diakses tanggal
26 Januari 2014.http://jamurekangicong.blogspot.in. Kultur Jaringan
Sebagai Pilihan Dalam Pembibitan Jamur Merang. Diakses tanggal 26
Januari 2014.Herry. 2010. Kultur Jaringan.
http://herryosborn.wordpress.com. Diakses tanggal 26 Januari
2014.Anonim. 2013. Masalah Kultur Jaringan.
http://mutiakusumasanthi.blogspot.in. Diakses tanggal 29 Januari
2014.