LAPORAN PRAKTIKUMKLINIK TANAMANACARA I. SURVEI HAMA DAN
PENYAKIT
Oleh:Nina MaryanaA1L008004Septia Linda NurvitaA1L008016Indit
Agus SetiawanA1L008022Ayu Oktaviana T A1L008024Kevin Andre
HA1L008027
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2011
PENDAHULUANA. Latar BelakangKelapa merupakan tanaman perkebunan
atau industri berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman
kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi. seluruh bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering
disebut sebagai pohon kehidupan, karena hampir seluruh dari bagian
dari pohon seperti akar, batang, daun, dan buahnya dapat
dipergunakan untuk kebutuhan hidup manusia sehari hari.Banyaknya
manfaat yang terdapat pada pohon kelapa, membuat banyak petani yang
memilih untuk budidaya kelapa. Dalam budidaya kelapa ini, terdapat
faktor - faktor yang mengahambat budidaya. Sebagai contoh adalah
gangguan dari faktor luar atau lingkungan seperti hama dan penyakit
yang menyerang pertanaman kelapa. Adanya gangguan oleh hama dan
penyakit yang menyerang pertanaman kelapa ini dapat menurunkan
hasil produksi kelapa, sehingga untuk menekan penurunan produksi
kelapa oleh serangan hama dan penyakit ini harus dilakukan suatu
upaya guna mengendalikan populasi hama dan penyakit yang menyerang
pertanaman kelapa.Usaha untuk mengendalikan hama dan penyakit ini
dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama adalah survei
hama dan penyakit. Survei hama dan penyakit bertujuan untuk
menemukenali berbagai jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman, supaya tepat dalam penanganan dan pengendalian hama dan
penyakit yang menyerang tanaman kelapa tersebut.
B. Tujuan Survei hama dan penyakit tanaman1. Untuk monitoring2.
Untuk pengelolaan organism pengganggu tanaman3. Untuk mengembangkan
daftar hama, penyakit, dan inang di suatu daerah 4. Untuk
mendeteksi awal OPT eksotik 5. Untuk menunjukkan daerah bebas hama
dan penyakit atau tempat yang mempunyai prevalensi OPT rendah
C.
I. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sering terlihat dalam kondisi
yang baik, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kemunculan hama dan penyakit di lapang, antara lain adalah:1. iklim
mempunyai peranan yang penting terhadap perkembangan hama dan
penyakit kelapa. Contoh: serangan hama kelapa ulat siput umumnya
terjadi pada musim kemarau. Penyakit kelapa yang disebabkan oleh
cendawan umumnya terjadi selama musim hujan sampai permulaan musim
kemarau.2. Tidak cukup tersedia musuh alamiSetiap hama mempunyai
musuh alami yang dapat berupa parasit, predator (pemangsa)3. Musuh
alami yang handal (potensial) tidak terdapat di suatu daerah
serangan hama, sebagai contoh hama Plesispa reichci pada pembibitan
kelapa di Sulawesi Utara, terjadi karena tidak dikendalikan oleh
musuh alami yang potensial. Akan tetapi di Jawa hama ini tidak
menimbulkan masalah karena memang ada musuh alaminya Kerusakan yang
ditimbulkan oleh hama dan penyakit di lapang yang disebabkan oleh
hama dan penyakit cukup berarti, oleh karena itu populasi hama dan
penyakit tanaman kelapa harus dikendalikan sampai tingkat dibawah
toleransi.Untuk mengetahui perkembangan hama dan penyakit, perlu
dilakukan pengamatan atau survey hama dan penyakit yang dilakukan
secara sistematis dan teratur serta siklus pengamatan yang
intensif.Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama dan penyakit
yang menyerang pertanaman kelapa sangat berarti. Serangan hama dan
penyakit dapat menurunkan hasil produksi. Oleh karena itu
pengamatan atau survey hama dan penyakit harus dilakukan secara
intensif. Terdapat 2 macam pengamatan yaitu pengamatan rutin dalam
rangka pengendalian hama. Pengamatan rutin dalam rangka
pengendalian hama. Pengamatan rutin dalam rangka monitoring
dilakukan pada baris - baris pengamatan yang ditetapkan
Surveillance and Early Warning system (Sistem pengamatan dan
peringatan dini). Pengamatan dalam rangka pengendalian hama
dilakukan terhadap seluruh tanaman di dalam blok yang terserang
hama dan penyakit untuk segera dilakukan langkah - langkah
pengendalianya (Suhardiyono, 1988).
II. METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat PelaksanaanPraktikum
Survei hama dan penyakit pada tanaman kelapa dilaksanakan di desa
Karang Nangka, kecamatan Kedung Banteng, kabupaten Banyumas. Selama
1 hari, pada tanggal 4 Mei 2011.B. Alat dan BahanAlat yang
digunakan untuk acara survey hama dan penyakit adalah plastik
putih, karet gelang, gunting, kamera, pisau, alat tulis antara
lain: kertas, bulpoint, pensil.Bahan yang digunakan untuk acara
survey hama dan penyakit adalah areal lahan pertanaman kelapa, buah
kelapa, daun kelapa, batang kelapa.
C. Prosedur Kerja
1. Menentukan komoditas yang akan dilakukan survey dan hama
penyakit.2. Menetukan lokasi areal pertanaman yang akan dilakukan
survey hama dan penyakit.3. Mempelajari morfologi atau jenis hama
dan penyakit beserta gejala dan ciri yang ditimbulkan pada tanaman
yang akan dilakukan survey hama dan penyakit, atau identifikasi
hama dan penyakit target.4. Kunjungan lapang ke lokasi yang telah
ditentukan.5. Survei hama dan penyakit yang ada di lokasi
tersebut.6. Pengambilan sampel bagian tanaman yang sakitIII. HASIL
PENGAMATAN1. Kunjungan ke kantor desa Karang Nangka, kecamatan
Kedun2. \g Banteng, kabupaten Banyumas.
Gambar 1. Peta desa KarangNangka3. Survey Hama dan penyakit di
lapang Gambar 2. terinfeksi fusarium sp. Gambar 3. Terinfeksi
penyakit busuk daun
IV. PEMBAHASAN Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit
pada tanaman kelapa membuat penurunan hasil produksi kelapa. Oleh
karena itu populasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa
harus dikendalikan sampai tingkat dibawah toleransi. Untuk
mengetahui perkembangan hama dan penyakit, perlu dilakukanya
pengamatan di lapang atau survey terlebih dahulu. Pengamatan yang
dilakukan secara sistematis dan teratur serta siklus pengamatan
dilakukan disesuaikan dengan daur hidup hama atau penyakit yang
diamati. Sebagai contoh pengamatan hama yang daur hidupnya pendek,
daya berbiaknya tinggi dan perkembangan kerusakan yang
ditimbulkanya tinggi, maka siklus pengamatan yang harus dilakukan
adalah pendek, begitu pula sebaliknya. Pelaksanaan survey hama dan
penyakit tanaman oleh kelompok kami, dimulai dengan beberapa
tahap:1. Tahap pertama adalah menentukan tujuan survey hama dan
penyakit tanaman, yaitu:a) Untuk monitoringb) Untuk pengelolaan
organism pengganggu tanamanc) Untuk mengembangkan daftar hama,
penyakit, dan inang di suatu daerah d) Untuk mendeteksi awal OPT
eksotik e) Untuk menunjukkan daerah bebas hama dan penyakit atau
tempat yang mempunyai prevalensi OPT rendah
2. Tahap kedua adalah Penentuan tempat lokasi dan tanaman yang
akan dilakukan pengamatan survey hama dan penyakit tanaman.
Pengamatan atau survey yang dilakukan oleh kelompok kami adalah
survey hama dan penyakit pada tanaman kelapa, di lahan milik petani
desa Karang Nangka, kecamatan Baturaden, kabupaten Banyumas, dengan
Luas perkebunan kelapa milik petani desa Karang Nangka adalah 0,5
ha, dan hasil produksi 50 kw/ha. Setelah komoditas dan letak lokasi
telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah kunjungan lapang ke
lokasi untuk tujuan survey hama dan penyakit.3. Identifikasi Hama
dan Patogen target. Identifikasi hama dan patogen target dalam hal
ini adalah mengetahui gejala - gejala yang ditimbulkan oleh hama
dan penyakit yang menyerang pertanaman kelapa. Identifikasi hama
dan pathogen target yang menyerang tanaman kelapa, didapatkan dari
beberapa sumber informasi, antara lain menggunakan sumber informasi
dari internet, jurnal ilmiah tentang hama dan penyakit pada tanaman
kelapa, studi pustaka, koleksi referensi specimen, handout
praktikum dapat digunakan untuk identifikasi. Sumber lainya dari
kumpulan Informasi OPT antara lain nama umum dan ilmiah, kisaran
inang, gejala dan morfologi, foto berwarna ttg OPT, habitat. Dalam
mengidentifikasi hama dan patogen target, harus memperhatikan
kualitas dari sumber informasi yang didapat. Tujuan dilakukanya
identifikasi hama dan patogen target adalah untuk mengetahui gejala
serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa. Sebelum
pengamatan hama dan penyakit di lapang, kita harus mengetahui nama
organisme pengganggu tanaman (sinonim, nama umum dan ilmiah), dan
vector. Hal lainya adalah untuk mengetahui karakteristik OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman) seperti gejala serangan pada akar,
daun, batang, umbi, mahkota, buah. 4. kunjungan lapang ke lokasi
untuk tujuan survey hama dan penyakit. Survey hama dan penyakit di
lapang yang dilakukan kelompok kami adalah dengan kunjungan ke
kantor desa Karang Nangka, kecamatan Kedung Banteng, kabupaten
Banyumas, dan lokasi pertanaman kelapa di desa tersebut. Kunjungan
ke kantor desa bertujuan untuk mendapatkan ijin mengunjungi lokasi
pertanaman kelapa milik warga setempat, selain itu untuk mengetahui
data iklim dan tanah yang merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Data tersebut didapat
sebagai berikut :A. IKLIM Iklim mempunyai peranan yang penting
terhadap perkembangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa.
Kondisi lingkungan di desa Karang Nangka adalah sebagai berikut:
curah hujan 3300 mm, jumlah bulan hujan 4 bulan, suhu rata rata
harian 32 C, tinggi tempat 245 m dpl, bentang wilayah lereng
gunung. B. TANAH Warna tanah (sebagian besar) hitam, tekstur
lempungan, kedalaman 0, 50 m. Dari data diatas dapat diketahui
bahwa desa Karang Nangka kecamatan Baturaden, kabupaten Banyumas
adalah daerah dengan curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang
tinggi dengan kelembapan yang relative tinggi juga di daerah
pertanaman kelapa ini, secara tidak langsung dapat mengganggu
tanaman kelapa karena kelembapan relative yang tinggi akan sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan penyakit. Sebagai contoh adalah
penyakit bud rot. Setelah pencatatan data tentang data terperinci
(tanggal survey, data iklim dan data tanah), dilanjutkan dengan
pengamatan atau survey hama dan penyakit di lokasi pertanaman
kelapa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hama dan penyakit yang
menyerang pertanaman kelapa secara langsung di lokasi yang
terserang. Langkah yang dilakukan kelompok kami dilapang adalah
mendokumentasikan gejala serangan hama dan penyakit. Dari gejala -
gejala yang ditemukan dilapang di identifikasi beberapa gejala
tanaman yang terserang hama dan penyakit. Hama yang ada di lahan
dan menyerang pertanaman kelapa di desa Karang Nangka adalah hama
Tupai dan Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) atau Kumbang
Kelapa.
Gambar 1. Hama kumbang kelapa
Tempat - tempat untuk mengetahui serangan oleh hama Kumbang
nyiur (Oryctes rhinoceros) atau Kumbang Kelapa dapat dilihat pada
pangkal batang dekat dengan permukaan tanah, sedangkan pada tanaman
yang lebih tua dilihat pada janurnya. Pada tempat lubang masuknya
kumbang yang dapat dilihat bahan - bahan yang berserat. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh hama Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) atau
Kumbang Kelapa adalah pada tanaman yang berumur antara 0 - 1 tahun,
kumbang dewasa (baik jantan maupun betina) melubangi bagian pangkal
batang yang dapat mengakibatkan kematian titik tumbuh atau
terpuntirnya pelepah daun yang rusak. Pada tanaman dewasa kumbang
dewasa akan melubangi pelepah termuda yang belum terbuka. Jika yang
dirusak adalah pelepah daun termuda (janur) maka ciri khas bekas
kerusakanya adalah janur seperti digunting berbentuk segi tiga.
Saat survey di lahan pertanaman kelapa, kelompok kami menemukan
gejala serangan hama Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) atau
Kumbang Kelapa. Gejala serangan hama ini menyerang tanaman kelapa
dewasa dengan cirri khas bekas kerusakanya adalah janur seperti
digunting berbentuk segi tiga. Hama lainya adalah Tupai. Tupai
merupakan hama yang sering di jumpai pada lahan pertanaman kelapa
desa Karang Nangka. Hama ini menyerang dengan memakan buah kelapa.
Pada saat survey di lapang, kelompok kami menemukan bekas gigitan
Tupai pada buah kelapa yang telah jatuh.
Gambar 2. Hama Tupai
Penyakit yang menyerang pertanaman kelapa di lahan adalah
penyakit busuk daun (leaf rot) dan fusarium sp. Pada saat survey di
lapang kelompok kami menemukan gejala serangan penyakit busuk daun.
Dengan gejala menyerang bagian daun kelapa. Tempat untuk mengetahui
seranganya adalah pada ujung - ujung daun yag masih muda menjadi
busuk. Untuk memastikanya kelompok kami membawa sampel bagian
tanaman yang sakit dengan palstik untuk selanjutnya di teliti di
laboratorium klinik tanaman guna memastikan tanaman yang sakit
diakibatkan oleh patogen cendawan Thielaviopsis paradoxa Hoechen
penyebab penyakit busuk daun pada tanaman kelapa.
Gambar 3. Daun kelapa terserang penyakit busuk daun Selain
gejala serangan penyakit busuk daun pada tanaman kelapa, kelompok
kami menemukan gejala serangan fusarium sp. Kelompok kami menemukan
beberapa buah kelapa yang berubah warna. Untuk memastikanya
kelompok kami membawa sampel buah kelapa yang berubah warna dengan
plastik untuk kemudian di teliti di laboratorium klinik tanaman.
Gambar 4. Buah kelapa terserang penyakit Fusarium5. Pengambilan
Sampel Setelah pengamatan di lapang, kemudian kelompok kami membawa
sampel bagian tanaman yang sakit untuk lebih memastikan gejala yang
didapat di lapang dengan hama dan penyakit yang menyerang tanaman
sakit tersebut. Pengambilan sampel tanaman yang sakit dibawa dengan
kantong plastik, untuk selanjutnya di identifikasi di laboratorium
klinik tanaman. Namun jika penyebab tanaman yang sakit telah
teridentifikasi di lapang, tidak perlu di identifikasi lanjut.
V. KESIMPULAN1. Hama yang menyerang tanaman kelapa di desa
Kedung Nangka, kecamatan Kedung Banteng, kabupaten Banyumas adalah
hama tupai dan kumbang kelapa.2. Penyakit yang menyerang tanaman
kelapa di desa Kedung Nangka, kecamatan Kedung Banteng, kabupaten
Banyumas adalah penyakit busuk daun busuk daun.3. Pengambilan
sampel dengan membawa bagian tanaman yang sakit dengan kantong
plastik, dan dokumentasi dengan kamera digital.4. Sampel diteliti
selanjutnya untuk memastikan dengan identifikasi awal di
laboratorium klinik tanaman Universitas Jenderal Soedirman.