Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 i Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini dapat disusun. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan II tahun 2015 oleh masing- masing satker terkait. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang. Jakarta, Juli 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
152
Embed
Laporan Kinerja Sekretariat - · PDF filememberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada ... dan Patin sampai dengan Triwulan ... Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
i
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan
kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun
2015 ini dapat disusun.
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini
merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Triwulan II Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan
dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini mencakup uraian
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui
serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan II tahun 2015 oleh masing-
masing satker terkait.
LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 ini diharapkan dapat
memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat
memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara
internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan II Tahun 2015 dapat dijadikan
sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu
peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui
pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan
perikanan di masa mendatang.
Jakarta, Juli 2015
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
ii
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... ix
16 Lainnya 524,500 520,800 565,800 614,100 665,800 723,800 8.58
No. KOMODITAS
Kenaikan
Per Tahun
(%)
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
21
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN
2.2.1. Indikator Kinerja
Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program
pencapaian indikator kinerja utama yaitu : (i) NTPi dengan target 102; (ii) Pertumbuhan PDB
Perikanan dengan target 7; (iii) Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dengan target 17,90
juta ton; dan (iv) Jumlah Ikan Hias dengan target 1,70 miliar ekor. Target indikator
keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi
perikanan budidaya diantaranya :
a. Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengelolaan sistem produksi pembudidayaan ikan adalah terpenuhinya
kebutuhan pakan dengan pakan yang teregistrasi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi
dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir. Unit kerja
penanggungjawab kegiatan adalah Direktorat Produksi.
Sasaran yang ingin dicapai hingga akhir tahun 2015 dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
terpenuhinya penerapan teknologi anjuran pembudidayaan ikan serta tersedianya data
statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutahir.
Komponen kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pengembangan sistem produksi antara
lain : (i) pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); (ii) pengembangan
produksi budidaya air tawar (termasuk minapadi), air payau dan laut; (iii) pengembangan
data dan statistik perikanan budidaya; dan (iv) pengembangan produksi budidaya ikan hias.
b. Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan
Tujuan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan ikan adalah Terpenuhinya kebutuhan benih
dan bibit rumput laut untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin. Unit kerja
penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan.
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem perbenihan
adalah terpenuhinya kebutuhan induk unggul dan benih bermutu.
Komponen kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem perbenihan
antara lain : (i) pelaksanaan percepatan induk unggul; (ii) pelaksanaan standarisasi dan
sertifikasi pembenihan; (iii) pengembangan unit perbenihan skala besar; (iv) pengembangan
dan pemberdayaan unit pembenihan skala kecil; (v) pengembangan kebun bibit rumput
laut; dan (vi) pengembangan informasi dan distribusi perbenihan.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
22
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
c. Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan adalah
tersedianya kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang
memadai. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Prasarana dan Sarana.
Sasaran kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana perikanan budidaya adalah
tersedianya prasarana dan sarana yang memadai di kawasan/sentra produksi perikanan
budidaya.
Komponen kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan prasarana dan
sarana budidaya antara lain : (i) pengembangan lahan dan air pembudidayaan ikan; (ii)
pengembangan prasarana dan sarana budidaya air payau; (iii) pengembangan prasarana dan
sarana budidaya air tawar; (iv) pengembangan prasarana dan sarana budidaya laut; dan (v)
pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya.
d. Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengelolaan sistem usaha pembudidayaan ikan adalah terpenuhinya
kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri. Unit
kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Usaha.
Sasaran kegiatan pengembangan sistem usaha budidaya adalah meningkatnya aksesbilitas
permodalan, fasilitasi investasi dan penguatan kelembagaan usaha perikanan budidaya.
Komponen kegiatan pengembangan sistem usaha perikanan budidaya antara lain : (i)
pengembangan investasi dan permodalan; (ii) pengembangan dan pembinaan
kewirausahaan perikanan budidaya; (iii) pengembangan pelayanan usaha; (iv)
pengembangan informasi usaha dan promosi; dan (v) penyusunan database dan sistem
informasi tenaga kerja bidang perikanan budidaya.
e. Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan
adalah terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk
perikanan budidaya yang aman dikonsumsi, Unit kerja Penanggung jawab kegiatan adalah
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
Sasaran kegiatan pengembangan sistem pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan adalah
terjaganya kondisi lingkungan yang optimal untuk menghasilkan produk perikanan budidaya
yang aman dikonsumsi.
Komponen kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan sistem pengelolaan kesehatan
ikan dan lingkungan adalah : (i) penguatan kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan; (ii) pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit ikan; (iii) pelaksanaan
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
23
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
perlindungan lingkungan pembudidayaan ikan; (iv) pelaksanaan pengendalian residu; (v)
pelaksanaan pengendalian obat ikan, bahan kimia, dan bahan biologi untuk pembudidayaan
ikan; dan (vi) pelaksanaan standarisasi kesehatan ikan dan lingkungan.
f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya
Tujuan kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Ditjen Perikanan Budidaya adalah Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB
menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi. Unit kerja
penanggung jawab kegiatan adalah Sekretaris Direktorat Jenderal.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya adalah : Peningkatan
akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP
dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dan Penataan Organisasi.
Komponen kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya Ditjen Perikanan Budidaya antara lain : (i) penyelesaian dokumen perencanaan,
monitoring evaluasi dan kerjasama program; (ii) pengembangan dan pembinaan
kepegawaian; (iii) pengembangan organisasi tata laksana, hukum, dan pelaksanaan
hubungan masyarakat; dan (iv) penyelesaian dokumen/laporan keuangan dan umum.
2.2.2. Anggaran
Ditjen Perikanan Budidaya mendapatkan pagu anggaran untuk membiayai sub-sub program
peningkatan produksi perikanan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal
Tahun 2015 sebesar Rp 1.006.691.200.000,-. Pada bulan Februari, terjadi revisi anggaran
dan penambahan anggaran (APBN-P) sehingga total anggaran berubah menjadi Rp
1.360.771.200.000,- Disusul pada bulan April, terjadi revisi
anggaran, namun tidak mengubah total anggaran karena perubahan anggaran hanya terjadi
pada alokasi anggaran per kegiatan pengembangan. Berikut perubahan nilai pagu revisi
Februari (Rp 1.360.771.200.000,-) dan nilai pagu revisi April tahun 2015 (Rp
1.360.771.200.000,-) berdasarkan sistem kegiatan :
a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan sebesar Rp 251.624.163.000,- dari
pagu awal sebesar Rp 249.240.563.000,-
b. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan sebesar Rp 148.374.953.000,- dari pagu awal
sebesar Rp 150.811.653.000,-
c. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan sebesar Rp
451.706.364.000,- dari pagu awal sebesar Rp 251.618.261.000,-
d. Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan sebesar Rp 115.480.315.000,- dari
pagu awal sebesar Rp 115.443.615.000,-
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
24
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
e. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan sebesar Rp
107.677.318.000,- dari pagu awal sebesar Rp 107.660.918.000,- dan
f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Perikanan Budidaya sebesar Rp 285.908.087.000,- dari pagu awal sebesar Rp
285.908.087.000,-. (tidak mengalami perubahan)
2.2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
Sebagai penjabaran dari Rencana Kinerja Tahunan maka disusun Perjanjian Kinerja yang
memuat mengenai perjanjian kinerja antara Eselon I dengan Menteri Kelautan dan
Perikanan sebagaimana pada gambar 4 berikut.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
25
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Gambar 4. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
26
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
2.2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja
Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015,
Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard
(BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan
sebagai berikut :
1. Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan/semesteran/tahunan);
2. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas;
3. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya;
4. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah
diverifikasi oleh Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sebagai
data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; dan juga diukur melalui
aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id”;
5. Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ada dalam aplikasi
“kinerjaku.kkp.go.id” ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di
bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi); dan (iii)
hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target).
Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan
capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi Maximize, Minimize, dan Stabilize.
1. Maximize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang
mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik.
2. Minimize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur
dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria
pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik.
3. Stabilize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin
stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
27
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan
Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh
dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan
Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU
tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process
Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Hasil pengukuran kinerja inilah yang
dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I. Berdasarkan hasil pengukuran
kinerja, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut
adalah sebesar 73,42% terhadap target sampai dengan triwulan II atau 49,21% terhadap
target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik. Sedangkan
berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id” diperoleh Nilai Pencapaian
Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 56,63% (toleransi 10%) seperti pada gambar 5. Adapun
rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya seperti pada tabel 2.
Gambar 5. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
28
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102 102 99,49 97,54 97,54 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – Juni 2015.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
7 7 8,64 123,43 123,43 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan I adalah 8,64 (123,43%), sedangkan capaian pada triwulan II belum ada karena data akan dikeluarkan oleh BPS pada bulan Agustus 2015.
Customer Perspective
2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan
3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melaui surveillance (kawasan)
3 0 0 0,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya
4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton)
17,90 8,21 6,24 * 76,00 34,86 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
5 Jumlah ikan hias (miliyar ekor)
1,70 0,425 0,62 145,88 36,47 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang)
168.000 33.600 32.568 96,93 19,39 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliyar)
23.500 23.320 23.341,81 100,09 99,33 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Milyar)
135 54 11,38 21,07 8,43 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Internal Process Perspective
4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif
9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
2 1 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen)
27 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan).
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
29
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya
5 2 13 650,00 260,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
60 52 52 100,00 86,67 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi)
69 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif)
420 310 417 134,52 99,29 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra)
22 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif)
85 80 81 101,25 95,29 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari)
100.000 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
8.200 6.200 7.392 119,23 90,15 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin
24 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri
15 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
30
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif
21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250 246 261 106,10 104,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%).
22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96%
4.200 2.090 1.942 92,92 46,24 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800 774 1.028 132,82 128,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650 615 779 126,67 119,85 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
Learning and Growth Perspective
7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian
25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%)
< 15 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses
26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%)
75 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian
27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran.
28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya
A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
8 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
1 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya
31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya
WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
32 Nilai efisiensi anggaran (%)
80 – 90 80 – 90 100 125,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Ket : * Angka Sementara
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
31
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Berdasarkan capaian yang diperoleh, dan diinput pada sistem aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id”,
maka diperoleh hasil dari masing-masing sasaran strategis seperti gambar 6 berikut.
Gambar 6. Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
Berdasarkan gambar 6, hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya masih perlu ditingkatkan pada triwulan berikutnya sehingga
dapat diperoleh kinerja yang baik pada triwulan berikutnya dan juga di akhir tahun.
Pencapaian sasaran strategis pada masing-masing perspektif dijelaskan sebagai berikut :
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
3.1.1. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat
Perikanan Budidaya
Kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama dalam pencapaian
visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, yang merupakan tolok ukur dari dampak
keberhasilan program dan kegiatan Ditjen Perikanan Budidaya. Pencapaian sasaran strategis
ini sebesar 110,48% yang diukur melalui 2 (dua) IKU yaitu : (i) NTPi dengan target 102; dan
(ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7%. Penjelasan terkait dengan realisasi IKU
dimaksud seperti pada tabel 3.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
32
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102 102 99,49 97,54 97,54 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – Juni 2015.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
7 7 8,64 123,43 123,43 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan I adalah 8,64 (123,43%), sedangkan capaian pada triwulan II belum ada karena data akan dikeluarkan oleh BPS pada bulan Agustus 2015.
A. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima
oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib).
NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara
relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk
memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula
tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya.
Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi
dari bulan Januari – Juni 2015 sebesar 99,49 atau telah tercapai 97,54% dari target tahunan
serta 96,59% dari target akhir RPJMN sebesar 103 (tabel 4). Rata-rata ini menurun
dibandingkan dengan capaian NTPi pada tahun 2014 sebesar 101,36. NTPi 99,49
menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan
kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada triwulan
selanjutnya.
Tabel 4. Capaian IKU 1 “Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – Juni 2015.
- Target Tahunan 102 102 103
- Realisasi Tahunan 101,36 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,37 - -
- Target s/d TW I 105 102 -
- Realisasi s/d TW I 101,62 99,49 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
33
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 96,78 97,54 96,59
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 96,78 97,54 96,59
- Target s/d TW II 105 102
- Realisasi s/d TW II 101,66 99,49
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,82 97,54
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 96,82 97,54
Ket: Pada tahun 2014 terdapat perubahan target pada bulan Oktober menjadi 102 berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 dikarenakan adanya penghematan anggaran serta perubahan penghitungan tahun dasar NTPi
Tabel 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
NILAI TUKAR PEMBUDIDAYAAN IKAN 99,28 99,62 99,56 99,55 99,27 99,66 0,08 99,49
Ket : BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Sumber data dari BPS
Hasil survei BPS juga menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima oleh pembudidaya
naik dikarenakan adanya kenaikan harga jual bandeng dan lele. Namun demikian, NTPi
selama Januari – Juni fluktuatif (tabel 5) sebagaimana pada gambar 6. Hal ini kemungkinan
dikarenakan inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok sebagai akibat kebijakan harga
BBM yang mengikuti harga pasar dunia serta melemahnya kurs rupiah terhadap dollar
Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat
pada semakin tingginya biaya produksi.
Gambar 7. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
34
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi
sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu,
naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan
kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya
untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai
dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi.
Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah (i) pengembangan pakan mandiri
melalui penyediaan bahan baku, uji lab, penyediaan mesin pellet, pengembangan
laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi
biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan
produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk
peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya
melalui pengembangan sentra kebun bibit. Namun demikian, pada triwulan II tahun 2015,
beberapa rencana aksi tersebut masih dalam proses persiapan dikarenakan pembiayaan
kegiatan yang sebagian besar berasal dari APBNP dimana DIPA APBNP baru disahkan pada
bulan Maret 2015 serta adanya perubahan kebijakan.
B. Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang
diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB
Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga
konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan PDB merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan termasuk
didalamnya perikanan budidaya. Pertumbuhan PDB perikanan dari tahun ke tahun selalu
meningkat, hal tersebut menggambarkan kemampuan sumberdaya perikanan dalam
pembangunan perekonomian nasional.
Target pertumbuhan PDB perikanan pada tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014
sebesar 7,00. Pencapaian pertumbuhan PDB Perikanan sampai dengan Triwulan II tahun
2015 hingga laporan ini disusun belum didapatkan datanya. Data berasal dari BPS yang
direncanakan dikeluarkan pada bulan Agustus 2015. Bila melihat pada pertumbuhan PDB
pada tahun 2014 sebesar 6,97 dan pertumbuhan PDB pada TW I tahun 2015 sebesar 6,89
maka diharapkan PDB pada TW II tahun 2015 dapat mencapai target. Berbagai upaya
dilakukan guna peningkatan PDB pada akhir tahun 2015. Upaya tersebut merupakan yang
merupakan akumulasi dari rencana aksi pencapaian setiap IKU pada seluruh customer
perspective, internal process perspective dan learn and growth perspective dalam peta
strategi yang akan diterangkan pada point selanjutnya.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
35
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 6. Capaian IKU 2 “Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen)” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Data capaian … merupakan data capaian pada triwulan I yang merupakan angka rata-rata Januari - Maret 2015. Triwulan I dan II masih menggunakan target sebelum revisi.
- Target Tahunan 7 7 7,2
- Realisasi Tahunan 6,97 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,57 - -
- Target s/d TW I 7,25 7 -
- Realisasi s/d TW I 6,89*** 8,64 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 95,03 123,43 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,43 123,43 -
- Target s/d TW II 7,25 7 -
- Realisasi s/d TW II 6,89*** 8,64 * -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 95,03 123,43 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 98,43 123,43 -
Ket: *: Data capaian sampai dengan tw II akan dikeluarkan oleh BPS bulan Agustus 2015, sehingga saat ini digunakan data capaian sampai dengan tw I ***: angka sangat-sangat sementara
Pada tahun 2014 terdapat perubahan target PDB semula 7,25 menjadi 7 sesuai dengan Revisi II Tahun 2014 berdasarkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 karena adanya penghematan anggaran (bulan Oktober).
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku triwulan I–2015 mencapai Rp 2.724,7 triliiun atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp 2.157,5 triliiun. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014
tumbuh 4,71 persen (y-on-y) melambat dibanding periode yang sama pada tahun 2014
sebesar 5,14 persen. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya
turun sebesar 0,18 persen (q-to-q). Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015 disebabkan
antara lain sektor riil yang melambat, kredit perbankan yang tidak setinggi tahun lalu, san
realisasi proyek infrastruktur yang masih minim.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi nasional diwarnai oleh faktor musiman pada
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 3,8 persen.
Perekonomian sektor perikanan berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku triwulan I-2015
mencapai Rp 67.080,8 milliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp. 48.857,0
milliar. Kontribusi perekonomian sektor perikanan triwulan I-2015 terhadap PDB atas dasar
harga berlaku sebesar 2,46 persen, kontribusi ini lebih tinggi daripada triwulan I-2014
sebesar 2,27 persen dan lebih tinggi daripada kontribusi triwulan I-IV tahun 2014 sebesar
2,34 persen. Kontribusi PDB sektor perikanan Indonesia atas dasar harga berlaku triwulan I-
2015 terhadap PDB nasional menunjukkan adanya peningkatan nilai tambah yang
mencerminkan peningkatan income para pelaku sektor kelautan dan perikanan secara rata-
rata pada triwulan I-2015 dibandingkan triwulan I-2014 dan triwulan I-IV tahun 2014.
Perekonomian sektor perikanan triwulan I-2015 tumbuh sebesar 8,64 persen, pertumbuhan
ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan lebih tinggi dari pertumbuhan
sektor perikanan triwulan I-2014 tumbuh sebesar 7,46 persen dan perumbuhan sektor
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
36
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
perikanan triwulan I-IV tahun 2014 sebesar 7,66 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan
adanya peningkatan daya beli (purchasing power) dari para pelaku sektor kelautan dan
perikanan dibandingkan sektor lain pada kelompok pertanian, kehutanan, perikanan dan
nasional. Pertumbuhan sektor perikanan triwulan I-2015 lebih tinggi dari rata-rata
pertumbuhan sejak tahun 2010 – 2014 sebesar 7,21 persen, hal ini menunjukkan bahwa
sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya menunjukkan potensi
besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan perekonomian sektor perikanan triwulan I-2015 disebabkan oleh
meningkatnya produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya triwulan I-2015.
Produksi perikanan tangkap triwulan I-2015 mencapai 1,4 juta ton dengan nilai produksi
mencapai Rp 29,3 trilliun. Produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan sebesar 4,69
persen dibandingkan triwulan I-2014. Untuk produksi perikanan budidaya triwulan I-2015
mencapai 2,92 juta ton dengan nilai produksi sebesar Rp 21 trilliun. Komoditas perikanan
budidaya dengan produksi terbesar triwulan I-2015 adalah antara lain: komoditas rumput
laut yang mencapai 2,1 juta ton dengan nilai produksi Rp 4,9 trilliun, komoditas nila yang
mencapai 149 ribu ton dengan nilai produksi Rp 2,5 trilliun dan komoditas bandeng yang
mencapai 137 ribu ton dengan nilai produksi Rp 1,9 trilliun.
Tabel 7. Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010, 2010 –
2015
Tabel Tabel Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010, 2010 - 2015
Satuan: Milliar Rupiah
Unit: Billion Rupiah
Kenaikan rata-rata (%)
2015***) Increasing average
I II III IV Jumlah I 2010 - 2014
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture, Forestry and Fisheries Group 338,017.0 361,141.3 395,259.2 316,239.6 1,410,657.1 374,626.2 10.21
Peningkatan ketersediaan produk tidak hanya dilihat dari segi volume saja, namun juga
perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety),
sehingga secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk
perikanan yang dihasilkan. Selain itu juga, sumber daya yang ada perlu dikelola secara
berkelanjutan. Pencapaian sasaran strategis ini sebesar masih 0% karena IKU dihitung di
akhir tahun, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 1 (satu) Indikator Kinerja
Utama dengan capaian tahun 2015 sebagaimana pada tabel 8.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
38
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis 2 “Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Customer Perspective
2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan
3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melaui surveillance (kawasan)
3 0 0 0,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (kawasan)
Permasalahan penyakit ikan hingga saat ini masih merupakan kendala utama dalam
pengembangan industri akuakultur. Hal tersebut disebabkan serangan penyakit ikan
seringkali menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar sehingga memerlukan upaya
pengendalian penyakit ikan secara komprehensif, salah satunya melalui surveilan penyakit
ikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya menetapkan “Jumlah
Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance
(Kawasan)” sebagai salah satu indikator kinerja prioritas yang penghitungannya dimulai
pada tahun 2015.
Indikator Kinerja tersebut didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya yang penyakit
ikan pentingnya disurveillance pada kurun waktu tertentu (minimal 2 tahun berturut-turut)
yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi. Keberhasilan
Indikator Kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada
suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan tindakan pengendalian.
Adapun kawasan yang menjadi target Indikator Kinerja Tahun 2015 adalah 3 (tiga) kawasan,
yang meliputi : (1) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, (2) Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten dan (3) Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan, target penyakit yang dilakukan surveillance adalah : IMNV (Infectious
Myonecrocis Virus/IMNV) dan WSSV (White Spot Syndrome Virus). Proses pencapaian IKU ini
dilakukan melalui beberapa tahapan pada setiap semester yang dapat digambarkan seperti
pada tabel 9.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
39
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 9. Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya
Dapat Dikendalikan Melalui Surveillance (Kawasan)
No Tahapan Pencapaian Indikator Kinerja Prosentase Triwulan Hasil
Tahap Pertama
1 Persiapan (Perencanaan kegiatan survailan, Penyiapan Pedoman Survailan, Penyiapan draft Peraturan Menteri tentang survailan, Penyiapan Keputusan Menteri Laboratorium Acuan dan Uji, Penyiapan Keputusan Menteri Daftar Penyakit Ikan Penting)
15% I Prevalensi I
2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan
40% II
Tahap Kedua
1 Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi
15% III Prevalensi II
2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan
30% IV
Sampai dengan triwulan II, capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan
Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) masih dalam proses
pencapaian dengan persentase sebesar 35%, dengan rincian sebagai berikut : i) Tahap
persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; ii) Pengambilan sampel,
pengujian, evaluasi dan Pelaporan baru dikerjakan sebesar 20%. Hal tersebut disebabkan
evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap I masih dalam proses penyelesaian
dan sampel penyakit ikan yang berasal dari Provinsi Banten (Kabupaten Serang dan
Kabupaten Tangerang) belum terambil seluruhnya yang disebabkan keterbatasan petugas
lapangan dan ketidakseragaman musim tebar di setiap unit budidaya.
Tabel 10. Capaian IKU 22 “Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan)
Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 3 10
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan ** - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW II * 0
- Realisasi s/d TW II ** 0
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
40
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Dalam rangka mengantisipasi permasalahan diatas, maka telah dilakukan koordinasi dengan
Provinsi Kelautan dan Perikanan setempat, khususnya Provinsi Banten untuk melakukan
identifikasi masa tebar udang pada unit usaha budidaya di wilayah kabupaten yang menjadi
target surveillance sekaligus melakukan pendampingan guna mengoptimalkan pelaksanaan
surveillance.
Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung capaian IKU
Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (Kawasan) adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii)
Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan
(iii) Surveillance penyakit ikan dan udang.
3.1.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi
Bidang Perikanan Budidaya
Sasaran “Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya” didukung
oleh 5 (lima) indikator kegiatan utama dengan pencapaian rata-rata sebesar 88,00%
terhadap target triwulan II atau 39,69% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel
11 berikut. Tabel 11. Capaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan
Budidaya” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Customer Perspective
3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya
4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton)
17,90 8,21 6,24 * 76,00 34,86 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
5 Jumlah ikan hias (miliyar ekor)
1,70 0,425 0,62 145,88 36,47 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang)
168.000 33.600 32.568 96,93 19,39 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliyar)
23.500 23.320 23.341,81 100,09 99,33 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Milyar)
135 54 11,38 21,07 8,43 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Ket: * : Angka sementara
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
41
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
A. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)
Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan II tahun 2015
yaitu sebesar 6.239.463 ton atau (76%) dari target TW II sebesar 8.209.664 ton dengan
capaian nilai produksi sebesar Rp 49.976,- miliar atau capaian (59,50%) dari target sebesar
Rp 80,630,- miliar. Belum tercapainya target produksi dan nilai produksi perikanan budidaya
lebih banyak disebabkan masih banyak Kabupaten/Kota yang belum memasukkan datanya
karena terbatasnya tenaga pengumpul data di lapangan sehingga penyampaian data dari
Kab/Kota ke provinsi mengalami keterlambatan. Jika dibandingkan antara nilai dan volume
produksi persentase nilai produksi masih lebih kecil hal ini disebabkan karena belum ada
komoditas yang mencapai target, sedangkan komoditas yang capaiannya mencapai 70% ke
atas mayoritas komoditas yang tidak terlalu tinggi sehingga nilai produksinya pun rendah
seperti rumput laut dan produksi ikan mas, ikan gurame, ikan tawes dan lainnya terinci pada
tabel 12 dan 13. Tabel 12. Capaian IKU 3 “Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)” sampai dengan Triwulan II Tahun
2014 dan sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Target tahunan 2014 pada TW I menggunakan angka 13,97 (target sebelum revisi)
- Target Tahunan 13,45 17,90 7,2
- Realisasi Tahunan 14,52 - -
- Persentase Capaian Tahunan 107,96 - -
- Target s/d TW I 2,86 2,99 -
- Realisasi s/d TW I 2,43 * 2,92 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 84,97 97,66 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 17,39 16,31 -
- Target s/d TW II 6,37 8,21
- Realisasi s/d TW II 6,16 6,24 **
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,66 76,00 **
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 44,06 34,86 **
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Tabel 13. Capaian IKU 4 “Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)” sampai dengan Triwulan II Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Nilai Produksi Perikanan Budidaya (miliar rupiah) Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Target Tahunan 121.758 - -
- Realisasi Tahunan 109.784 - -
- Persentase Capaian Tahunan 90,17 - -
- Target s/d TW I 25,93 28.553 -
- Realisasi s/d TW I 20,63 21.002 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 79,57 73,60 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 21,91 16,34 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
42
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Target s/d TW II 57.143,55 49.976
- Realisasi s/d TW II 51.126,37 80.630**
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 89,47 59,50
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 41,13 27,46
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya sampai dengan Triwulan II
Tahun 2014 dan Triwulan II Tahun 2015 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 14
dan 15.
Tabel 14.Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)
- Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 1,768,559 1,169,388 66.12 2,083,729 1,095,854 52.59 4,294,120 25.52
- Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 1,538,022 954,078 62.03 1,580,246 1,002,465 63.44 3,296,510 30.41
- Produksi Budidaya Laut (Ton) 3,064,854 3,551,127 115.87 4,545,689 4,141,144 91.10 10,309,370 40.17
Volume Produksi Perikanan Budidaya (Ton)
Indikator Kinerja2015 TW 2 *) 20152014 TW 2 *)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Tabel 15. Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II
Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Capaian produksi perikanan budidaya triwulan II tahun 2015 baru mencapai 76% dari target
triwulan II. Jika dilihat capaian menurut jenis budidaya capaian produksi pada triwulan II
tahun 2015 tertinggi dicapai oleh budidaya laut dengan capaian sebesar 91,10% sedangkan
capaian terendah dicapai oleh budidaya air tawar sebesar 52,59%. Sedangkan untuk nilai
produksi pencapaian tertinggi dicapai oleh budidaya air tawar dengan pencapaian sebesar
64,84% dan terendah sebesar 51,41% pada budidaya air laut. Jika dibandingkan dengan data
triwulan 2 tahun 2014 terutama untuk capaian budidaya laut terjadi penurunan yang cukup
signifikan, hal ini disebabkan karena jenis-jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
dalam budidaya laut pencapaiannya masih sangat rendah seperti ikan kakap yang baru
mencapai 2% dan ikan kerapu yang baru mencapai 23%.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
43
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 16. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan II Tahun 2014 dan Tahun 2015
Target (Ton)Realisasi
(Ton)Capaian (%)
Target
(Ton)
Realisasi
(Ton)
Capaian
(%)Target (Ton)
Capaian
thd Tahun
2015 (%)
Total 6,371,435 5,674,594 89 8,209,664 6,239,463 76 17,900,000 34.86
17 Lainnya 290,392 156,107 54 209,322 143,800 69 520,800 27.61
20152014 TW2 *) 2015 TW 2 **)
Komoditas
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Tabel 17. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan II Tahun
2014 dan Tahun 2015
Target
(Milyar)
Realisasi
(Milyar)
Capaian
(%)
Target
(Milyar)
Realisasi
(Milyar)
Capaian
(%)Target (Ton)
Capaian
thd Tahun
2015 (%)
Total 54,146 49,136 91 80,630 47,976 59.50 174,703 27.46
17 Lainnya 5,809 1,701 29 2,034 1,580 77.69 5,162 30.61
20152014 TW2 *) 2015 TW 2 **)
Komoditas
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
44
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan II tahun 2015 masih didominasi
oleh komoditas rumput laut sebesar 4.506.138 ton atau 72,2% dari total produksi dan
produksi ikan sebesar 1.507.023 ton atau 24,15 % dari total produksi, dan udang sebesar
226.302 ton atau 3,6% dari total produksi (tabel 16).
B. Jumlah Ikan Hias (miliar ekor)
Potensi ikan hias di Indonesia cukup besar baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut.
Dari kurang lebih 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global,
Indonesia memiliki 400 spesies. Namun hanya sekitar 90 spesies yang dibudidayakan
masyarakat. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibanding ikan hias air laut
dengan teknologinya sederhana dan biayanya murah, sehingga banyak dilakukan dalam
skala usaha rumahan. Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas
padat modal. Ikan hias air tawar asli Indonesia yang menjadi primadona adalah ikan arwana
dan cupang. Sedangkan ikan asal negara lain yang bisa didomestikasi dan cukup popular
dibudidayakan di Indonesia antara lain koki, koi, discus dan guppy. Dengan potensi
pengembangan budidaya ikan hias yang begitu besar maka Direktorat Jenderal merasa
perlu untuk mengembangkan budidaya ikan hias ini baik pengembangan teknologinya
maupun pengembangan usahanya, sebagaimana terlihat pada tabel 18 berikut. Tabel 18. Capaian IKU “Jumlah Ikan Hias” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Target Tahunan 1,00 1,7 2,5
- Realisasi Tahunan 1,2 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,57 - -
- Target s/d TW I 0,375 0,085 -
- Realisasi s/d TW I 0,378 0,199 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,8 234,12 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 25,2 11,71 -
- Target s/d TW II 0,38 0,425
- Realisasi s/d TW II 0,412 0,62
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 107,88 145,88
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 27,47 36,47
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
Target produksi ikan hias triwulan 2 tahun 2015 sebesar 0,425 miliar ekor sedangkan
capaian 0,62 Milyar ekor atau tercapai sebesar 145,9% dari target yang ditetapkan. Capaian
produksi perkomoditas dapat dilihat pada tabel 19. Produksi ikan hias yang terbesar adalah
ikan koi sebesar 240.377 juta ekor. Hal ini menggambarkan bahwa ikan koi merupakan ikan
hias yang paling banyak peminatnya seiring dengan semakin semaraknya kontes-kontes dan
komunitas pencinta ikan koi di Indonesia. Semaraknya kontes-kontes ikan koi ini
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
45
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
menyebabkan tumbuhnya komunitas-komunitas pencinta ikan koi. Kemudian berturut-turut
produksi ikan hias yang cukup banyak juga komet, koki dan cupang, sementara itu ikan hias
asli Indonesia yang cukup digemari di manca negara seperti arwana produksinya mencapai
47 ribu ekor. Nilai ekonomis ikan hias juga cukup baik dengan total nilai produksi sementara
sampai dengan Triwulan II tahun 2015 mencapai 2.492,18 Milyar tetapi angka ini belum
mencakup nilai produksi ikan arwana dan beberapa ikan hias lainnya karena nilai
produksinya belum tercatat sampai dengan Triwulan II tahun 2015 ini.
Tabel 19. Capaian Volume Produksi Ikan Hias Per Komoditas sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
No Jenis Ikan Target 2015 s/d
TW II (ribu ekor)
Realisasi s/d
TW II 2015
(ribu ekor)
Capaian sd
TW II 2015 (%)
Target 2015
(ribu ekor)
Capaian
Terhadap Target
Tahun 2015 %
Total 425,000 620,064 145.90 1,700,000 36.47
1 Koi 164,800 240,377 145.86 293,000 82.04
2 Koki 60,000 87,929 146.55 92,000 95.58
3 Cupang 120,000 102,983 85.82 110,000 93.62
4 Plati 13,000 15,226 117.12 58,000 26.25
5 Tetra 6,000 5,238 87.30 47,000 11.14
6 Manvis 2,000 2,886 144.30 29,000 9.95
7 Red Nose 100 150 150.00 21,000 0.71
8 Discus 2,000 1,889 94.45 12,000 15.74
9 Oscar 300 689 229.67 16,500 4.18
10 Gapi 8,000 12,557 156.96 215,000 5.84
11 Blackghost 2,000 1,079 53.95 15,000 7.19
12 Moli 600 809 134.83 245,000 0.33
13 Dolar 500 - - 7,000 -
14 Corydoras 500 - - 13,000 -
15 Arwana 30 47 156.67 6,500 0.72
16 Lainnya 45,170 148,205 328.10 520,000 28.50
Ket : * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW II Tahun 2015
Tabel 20. Capaian Nilai Produksi Ikan Hias Per Komoditas sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
No Jenis Ikan Target 2015 s/d TW II
(Rp ribu)
Realisasi s/d TW II
2015 (Rp ribu)
Capaian sd
TW II 2015 (%)
Target 2015
(Rp ribu)
Capaian Terhadap
Target Tahun
2015 %
Total 1,669,150,000.00 2,492,180,518 149.31 4,764,126,301 52.31
16 Lainnya 22,900,000.00 75,311,545 328.87 263,626,300.64 28.57
Ket : * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW II Tahun 2015
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
46
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini sama dengan IKU pencapaian volume dan
nilai produksi yaitu sering terlambatnya pengiriman data dari Kabupaten/kota, kendala lain
yang adalah kebanyakan pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan
dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga sedikit kesulitan dalam mengembangkan
usahanya sehingga perlu ada dorongan dari pemerintah untuk mengatasi hal ini.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan
Bimtek dan temu lapang yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kepada pembudidaya
ikan hias supaya dapat lebih mengoptimalkan hasil produksi ikan hiasnya. Selain itu
pengembangan model budidaya ikan hias juga akan dilakukan untuk memberikan
percontohan kepada pembudidaya ikan hias pemula agar dapat belajar lebih banyak
tentang teknologi budidaya ikan hias.
C. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang)
Tenaga kerja perikanan budidaya adalah setiap orang yang berusia antara 15 tahun sampai
dengan 65 tahun yang melakukan usaha pembudidayaan ikan yang meliputi pembudidaya,
anggota kelompok, anggota rumah tangga perikanan budidaya dan tenaga kerja di unit
usaha pembudidayaan ikan.
Kesempatan kerja bidang perikanan budidaya dinilai melalui indikator jumlah tenaga kerja
baru bidang perikanan budidaya yang dihasilkan setiap tahunnya, yang menandakan adanya
penciptaan lapangan kerja bidang perikanan budidaya bagi masyarakat. Dalam rangka
mendukung pencapaian target tersebut maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
melakukan identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya.
Berdasarkan hasil pendataan tenaga kerja bidang perikanan budidaya, penyerapan tenaga
kerja baru perikanan budidaya sampai dengan triwulan II tahun 2015 mencapai 32.568
orang atau sebesar 96,93% dari target pada triwulan II sebesar 33.600 orang atau 19,39%
jika dibandingkan dengan target tahunan yaitu sebesar 168.000 orang. Jika dibandingkan
dengan capaian pada triwulan I maka capaian pada triwulan II tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 155,08%. Capaian IKU tersebut pada triwulan II tahun 2014 dan 2015
dapat dilihat pada tabel 21 berikut. Tabel 21. Capaian IKU 5 “Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang)” sampai dengan Triwulan II
Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Target Tahunan 146.282 168.000 1.135.000
- Realisasi Tahunan 147.585 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,89 - -
- Target s/d TW I 0 16.800 -
- Realisasi s/d TW I 0 12.768 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 76,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 7,60 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
47
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Target s/d TW II 29.256 33.600
- Realisasi s/d TW II 28.910 32.568
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 98,82 96,93
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 19,76 19,39
Data dan informasi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya diperoleh dari Dinas
kepentingan lainnya yang diterima baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan
identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang telah
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU tersebut pada triwulan II tahun 2015 antara
lain adalah pendataan tenaga kerja yang telah dilakukan di beberapa lokasi yaitu Sumatera
Barat, Banten, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Rekapitulasi penyerapan
jumlah tenaga kerja baru per provinsi/kabupaten/kota triwulan II tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 22 berikut.
Tabel 22. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG)
1 Sumatera Barat
Kab. Limapuluh Kota 388
2 Banten
Kota Cilegon 104
Kota Serang 79
Kab. Serang 363
Kab. Tangerang 376
Kota Tangerang Selatan 168
Kab. Pandeglang 454
3 Jawa Tengah
Kab. Brebes 110
Kota Salatiga 41
Kab. Klaten 182
Kab. Sragen 742
Kab. Kebumen 242
4 D.I. Yogyakarta
Kab. Sleman 665
Kab. Gunung Kidul 497
Kab. Bantul 470
Kab. Kulon Progo 331
Kota Yogyakarta 194
5 Jawa Timur
Kab. Bojonegoro 426
Kab. Mojokerto 1.182
Kab. Probolinggo 118
Kab. Gresik 284
Kab. Jombang 330
Kab. Tuban 316
Kab. Lamongan 94
Kab. Kediri 443
Kab. Blitar 38
Kab. Tulungagung 300
Kab. Trenggalek 78
Kab. Nganjuk 30
Kota Blitar 47
Kota Kediri 47
Kab. Bangkalan 284
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
48
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG)
Kab. Sampang 221
Kab. Pamekasan 205
Kab. Sumenep 105
Kab. Jember 490
Kab. Bondowoso 363
Kab. Situbondo 268
Kab. Banyuwangi 535
Kab. Malang 538
Kab. Madiun 35
Kab. Ngawi 429
Kab. Magetan 140
Kab. Ponorogo 129
Kab. Pacitan 188
Kab. Lumajang 332
Kota Surabaya 79
Kota Mojokerto 323
Kab. Pasuruan 436
Kab. Sidoarjo 284
Kota Probolinggo 118
Kota Malang 79
Kota Madiun 368
6 Bali
Kota Denpasar 182
Kab. Badung 151
Kab. Bangli 1.690
Kab. Gianyar 1.466
Kab. Klungkung 2.282
Kab. Karangasem 446
Kab. Tabanan 7.283
Kab. Jembrana 1.485
Kab. Buleleng 2.495
Total 32.568
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian indikator ini pada
triwulan II antara lain pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman
tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya, pengumpulan bahan draft penyusunan
bahan peraturan tentang kelembagaan kelompok pembudidaya ikan, serta melakukan
koordinasi dengan dinas kelautan dan perikanan provinsi/kabupaten/kota/UPT dan unit
kerja lainnya.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah pengumpulan data
tenaga kerja, tenaga kerja baru dan tenaga teknis juga sangat bergantung pada kegiatan
yang dilakukan oleh instansi terkait seperti dinas kelautan dan perikanan provinsi/kab/kota,
UPT atau instansi lain dan saat ini proses tersebut sedang berjalan di masing-masing daerah.
Selain itu frekwensi pelaporan yang dilakukan oleh daerah tidak rutin dilakukan setiap
bulan.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini salah satunya yaitu
meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta
melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih
intensif.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
49
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
D. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)
Indonesia dipilih oleh banyak negara sebagai salah satu negara tujuan investasi dan tidak
dipungkiri telah memacu pertumbuhan investasi di Indonesia, meskipun diakui oleh banyak
pihak masih terdapat kendala diantaranya birokrasi yang berbelit, infrastruktur yang belum
memadai, regulasi yang masih kurang mendukung serta jaminan keamanan dan
ketersediaan pasar terbuka. Memperhatikan hal tersebut pemerintah berupaya membuat
kebijakan peningkatan investasi di Indonesia antara lain melalui penyederhanaan prosedur
perizinan investasi, penyediaan infrastruktur yang memadai, dan kebijakan tarif pajak
seperti tax holiday (pembebasan tarif) yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing
investasi.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah
investasi bidang perikanan budidaya pada tahun 2015 sebesar Rp 23.500 Milyar (kumulatif
dari tahun 2014). Pada triwulan II tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp. 23.341,81
Milyar atau 100,09% jika dibandingkan dengan target triwulan II yaitu Rp 23.320 Milyar dan
99,33% jika dibandingkan dengan target tahunan, dengan rincian yaitu nilai investasi
pemerintah sebesar Rp 3.839,80 Milyar dan investasi masyarakat sebesar Rp 19.502,02
Milyar. Capaian IKU jumlah investasi bidang perikanan budidaya triwulan II tahun 2015 dan
rincian jumlah investasi per provinsi dapat dilihat pada tabel 23 dan tabel 24.
Tabel 23. Capaian IKU 9 “Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah)” sampai dengan Triwulan
II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Miliar rupiah) Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
- Target Tahunan 23.200 23.500 25.500
- Realisasi Tahunan 23.207,07 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,03 - -
- Target s/d TW I 22.923 23.260 -
- Realisasi s/d TW I 22.888,91 23.256,86 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,85 99,99 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,66 98,97 -
- Target s/d TW II 23.028,90 23.320 -
- Realisasi s/d TW II 23.001,07 23.341,81 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 99.88 100,09 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,14 99,33 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
50
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 24. Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
(dalam Miliar Rupiah)
NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT REALISASI TRIWULAN II
TAHUN 2015
1 Nangroe Aceh Darussalam 43,53 221,10 264,64
2 Sumatera Utara 60,06 305,02 365,07
3 Sumatera Barat 71,15 361,38 432,53
4 R i a u 68,53 348,05 416,58
5 Kepulauan Riau 49,19 249,83 299,02
6 J a m b i 39,07 198,44 237,51
7 Sumatera Selatan 177,51 901,58 1.079,09
8 Bangka Belitung 39,06 198,38 237,44
9 Bengkulu 15,99 81,21 97,20
10 Lampung 90,98 462,06 553,03
11 DKI Jakarta 9,51 48,31 57,82
12 Banten 46,52 236,29 282,81
13 Jawa Barat 350,77 1.781,54 2.132,31
14 Jawa Tengah 173,44 880,89 1.054,33
15 D.I. Yogyakarta 41,90 212,79 254,69
16 Jawa Timur 243,63 1.237,38 1.481,01
17 B a l i 96,85 491,87 588,72
18 Nusa Tenggara Barat 269,85 1.370,52 1.640,37
19 Nusa Tenggara Timur 410,90 2.086,93 2.497,83
20 Kalimantan Barat 17,53 89,01 106,54
21 Kalimantan Tengah 21,24 107,89 129,13
22 Kalimantan Selatan 53,29 270,67 323,97
23 Kalimantan Timur 84,18 427,54 511,72
24 Sulawesi Utara 135,93 690,39 826,33
25 Gorontalo 98,78 501,68 600,45
26 Sulawesi Tengah 187,26 951,09 1.138,35
27 Sulawesi Barat 96,95 492,39 589,34
28 Sulawesi Selatan 358,97 1.823,16 2.182,13
29 Sulawesi Tenggara 251,95 1.279,64 1.531,59
30 Maluku 118,76 603,15 721,91
31 Maluku Utara 60,16 305,54 365,69
32 Papua 25,55 129,76 155,31
33 Papua Barat 30,82 156,53 187,35
TOTAL 3.839,80 19.502,02 23.341,81
Investasi pemerintah merupakan semua anggaran yang bersumber dari pemerintah baik
APBN dan APBD yang dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pendampingan
kepada masyarakat. Investasi masyarakat yang tersebar di semua provinsi berasal dari
semua jenis usaha budidaya baik tawar, payau dan laut. Investasi masyarakat adalah semua
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
51
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha budidaya baik berupa modal kerja yang habis
terpakai untuk satu siklus kegiatan ataupun investasi dalam jangka panjang.
Terjadinya penurunan nilai investasi pada sektor pemerintah maupun masyarakat di
beberapa provinsi pada triwulan II, secara umum disebabkan oleh adanya penyusutan pada
barang dan fasilitas yang tersedia. Pada sektor pemerintah penurunan nilai investasi
disebabkan karena beberapa proyek fisik pemerintah yang diproyeksikan berpengaruh
langsung terhadap peningkatan investasi bidang perikanan budidaya, belum dapat
direalisasikan karena mekanisme pengadaan barang dan jasa yang belum selesai. Faktor
penyebab menurunnya nilai investasi yang berasal dari sektor masyarakat adalah karena
masyarakat masih menunggu realisasi proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan II yaitu penyediaan bahan
informasi dan promosi serta promosi dan penyebarluasan informasi usaha perikanan
budidaya. Tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut salah satunya adalah untuk
mempromosikan peluang usaha perikanan budidaya di Indonesia yang diharapkan dapat
menarik minat investor untuk berinvestasi.
Salah satu kendala yang teridentifikasi terkait investasi perikanan budidaya di Indonesia
adalah belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor
untuk meningkatkan nilai investasinya. Rencana aksi dalam rangka mendukung pencapaian
IKU ini adalah akan dilaksanakan Temu Bisnis Investasi dan Permodalan Perikanan Budidaya
pada triwulan III di Jakarta yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor
dengan stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan investasi di bidang perikanan
budidaya, serta akan disusun suatu zona pengembangan investasi perikanan budidaya.
E. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)
Dalam rangka mendukung tercapainya program peningkatan produksi perikanan budidaya
maka juga dibutuhkan dukungan permodalan usaha. Permodalan menjadi salah satu
kendala umum yang dihadapi oleh pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya
ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus berupaya melakukan akselerasi dalam
memfasilitasi pembudidaya ikan agar dapat mengakses dan memanfaatkan sumber–sumber
pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan, baik dari perbankan maupun lembaga non
bank. Pemanfaatan fasilitas pembiayaan ini mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil
dan Pemberdayaan UMKM, yaitu pemerintah bekerja sama dengan lembaga penjaminan
dan lembaga pembiayaan/bank.
Pengembangan berbagai skema pembiayaan dilakukan dengan kemudahan–kemudahan
tersendiri sehingga dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan
modal usaha. Skema Kredit Program yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan budidaya
adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP–E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
52
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
a. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)
Pembiayaan bagi pembudidaya ikan melalui kredit program berupa Kredit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E) merupakan skema kredit investasi dan modal kerja yang
diberikan kepada petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan, dalam rangka
pembiayaan usaha untuk mendorong percepatan intensifikasi pengadaan pangan. Sektor
usaha pembudidayaan ikan yang dibiayai oleh KKP-E diantaranya usaha budidaya udang,
nila, mas, gurame, patin, lele, kerapu dan rumput laut.
Suku bunga KKP-E dievaluasi setiap enam bulan yaitu untuk periode 1 April-30 September
dan periode 1 Oktober-31 Maret. Evaluasi dilakukan dalam rapat antara Ditjen.
Anggaran, Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai inisiator dengan Kementerian
teknis dan para bank pelaksana kredit program. Berdasarkan hasil evaluasi, suku bunga
KKP-E untuk periode 1 April-30 September 2015 adalah sebesar 13,75% (8,25% disubsidi
oleh pemerintah dan 5,5% dibebankan kepada petani/nelayan/pembudidaya ikan).
b. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Dalam rangka memacu percepatan pertumbuhan ekonomi melalui penumbuhan usaha
kecil dan menengah, pemerintah telah membuat skema pembiayaan khusus berupa
Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang merupakan kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro
Kecil Menengah Koperasi (UMKMK) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi
yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR merupakan program yang
dicanangkan oleh pemerintah namun sumber pendanaan sepenuhnya berasal dari dana
bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko pinjaman oleh debitur KUR
sebesar 80% sementara sisanya sebesar 20% ditanggung oleh bank pelaksana.
Penjaminan KUR tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK pada
sumber pembiayaan. Bank Pelaksana yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan
KUR adalah BNI, BRI, Mandiri, BTN, Bank Bukopin dan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan
beberapa bank Pembangunan Daerah, sedangkan perusahaan penjamin yang ditunjuk
oleh pemerintah adalah PT. Jamkrindo dan PT. Askrindo. Suku bunga KUR sebesar 13%.
Tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) baru yaitu jumlah kredit program bidang perikanan budidaya, dengan target senilai Rp
135 Milyar dan target pada triwulan II adalah sebesar Rp 54,00 Milyar. Sampai dengan
triwulan II tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp 11,38 Milyar atau 21,07% jika
dibandingkan dengan target triwulan II dan 8,43% jika dibandingkan dengan target tahunan.
Capaian pada triwulan II sebesar Rp 11,38 Milyar terdiri dari KUR senilai Rp 326.617.236 dan
KKP-E sebesar Rp 11.052.935.000, capaian tersebut meningkat sebesar 337,69% dari
capaian pada triwulan I yaitu Rp 2,60 Milyar. Capaian IKU jumlah kredit program bidang
perikanan budidaya triwulan II tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 25.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
53
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 25. Capaian IKU 8 “Jumlah Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan
II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya * Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan 349 135 1.390
- Realisasi Tahunan 377,83 - -
- Persentase Capaian Tahunan 108,26 - -
- Target s/d TW I 52,35 20,25 -
- Realisasi s/d TW I 10,04 2,6 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 2,88 12,84 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 19,18 1,93 -
- Target s/d TW II 157,05 54,00
- Realisasi s/d TW II 118,26 11,38
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 75,30 21,07
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 33,89 8,43
Ket : * IKU tahun 2010-2014 tidak masuk dalam IKU Level 1 DJPB, namun masuk dalam IKU Direktorat
** Data baru diterima dari bank pelaksana sampai bulan Juni 2015
Kegiatan pendukung dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah : (i) fasilitasi akses
perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan
budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap
kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan; (ii) mendapat dukungan kebijakan
pembiayaan dari para pemangku kebijakan (Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian Keuangan, Perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan); (iii)
melakukan evaluasi pelaksanaan penyaluran kredit program 2014 dan upaya percepatan
penyaluran tahun 2015; dan (iv) menetapkan Rencana Tahunan Penyaluran (RTP) dan
kesepakatan formal pelaporan penyaluran kredit program (jumlah kredit yang tersalurkan
dari jumlah debitur yang terfasilitasi) dari bank pelaksana. Kegiatan pendukung lainnya
adalah Temu KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) dalam rangka pendampingan bagi
para pembudidaya ikan dalam hal manajemen keuangan, serta kegiatan penyiapan
sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan (SeHATKan) untuk mendukung akses
pembiayaan usaha perikanan budidaya.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan II adalah temu evaluasi
penyaluran kredit program dengan mengundang para stakeholder yang dilaksanakan pada
bulan Juni di Bandung dan penyiapan usulan peserta SeHATKan yang telah mencapai 3.904
bidang/persil.
Permasalahan yang menghambat tercapainya indikator kinerja diatas antara lain adalah
belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari
perbankan (calon debitur potensial), kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan
khususnya dalam hal sosialisasi kredit program. Selain itu kendala lainnya adalah pihak bank
lebih menghendaki agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan, namun belum
semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
54
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan antara lain
adalah berkomunikasi secara lebih intensif lagi dengan bank pelaksana dan melaksanakan
temu Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).
3.1.4. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan
Perikanan Budidaya Implementati
Sasaran “Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif”
didukung oleh 3 (tiga) indikator kegiatan utama, yaitu : (i) Jumlah rancangan standar
kompetensi kerja nasional Indonesia; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya; dan (iii)
Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya. Capaian SS ini sebesar
216,67% terhadap target triwulan II atau 86,67% terhadap target tahunan karena terdapat 2
(dua) IKU yang capaiannya masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun,
Implementatif” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif
9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
2 1 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen)
27 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan).
11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya
5 2 13 650,00 260,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan.
A. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan;
kumulatif)
Menghadapi pasar bebas ASEAN pada akhir tahun 2015 sangat diperlukan peningkatan
kualitas pada semua sektor, tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang harus
dipersiapkan agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke dalam
Wilayah Pengelolaan Perikanan RI. Menyikapi hal tersebut perlu dilakukan upaya-upaya
peningkatan kompetensi bagi tenaga kerja Indonesia, khususnya tenaga kerja di bidang
perikanan budidaya. Keberadaan sumberdaya yang berkualitas dan berkompeten mutlak
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
55
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
diperlukan, karena pada akhirnya akan berimplikasi pada daya saing dunia usaha dan
perekonomian nasional.
Dalam rangka mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan melalui peningkatan
kualitas SDM yang berkompetensi tinggi dan berkarakter serta untuk memperkuat daya
saing di pasar global serta menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) perlu
ditetapkan standar kompetensi kerja di sektor perikanan yang bersifat nasional,
menggambarkan kemampuan seseorang dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan atau
keahlian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan persyaratan jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan dapat diimplementasikan oleh semua pemangku
kepentingan. Standar kompetensi bagi dunia usaha atau industri sangat penting dan
diperlukan bagi peningkatan produktivitas dan daya saing untuk membendung masuknya
tenaga kerja asing.
IKU jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia merupakan IKU baru
pada tahun 2015. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak dua rancangan.
Pada triwulan II ditetapkan target sebesar nol karena pengukuran capaian IKU ini dihitung
pada akhir tahun. Target dan realisasi pada triwulan II tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel
27 berikut.
Tabel 27. Capaian IKU 9 “Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 2 12
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan ** - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW II * 0
- Realisasi s/d TW II ** 0
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00
Ket: *: belum dilakukan pengukuran, diukur akhir tahun
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU ini sampai dengan triwulan II
adalah finalisasi draft Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)
untuk pembenihan dan pembesaran kerapu yang dilaksanakan di Sukabumi pada bulan Juni
2015. RSKKNI tersebut disusun sebagai pedoman/acuan dalam penetapan kebijakan standar
kualifikasi tenaga kerja perikanan yang bekerja di bidang usaha perikanan budidaya. RSKKNI
dilakukan melalui tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI nomor 8 tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
56
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga
memerlukan tahapan dalam proses penyusunannya.
Rencana aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya dalam rangka pencapaian IKU ini
antara lain melakukan tahapan pra konvensi dan verifikasi terhadap draft RSKKNI (i)
pembenihan kerapu dan (ii) pembesaran ikan kerapu yang telah disusun.
B. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen)
Produk perikanan budidaya harus mempunyai standar nasional yang secara resmi diakui
secara nasional dan internasional, sehingga produk tersebut dapat berdaya saing baik di
pasar domestik maupun luar negeri. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan Standar
Nasional Indonesia (SNI) sangat mutlak diperlukan dalam rangka keberlanjutan usaha
budidaya dan memberikan jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui tahapan
penyusunan standar sesuai dengan persyaratan yang berlaku guna menghasilkan standar
yang efektif, berkualitas dan berdaya guna. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan
tersebut, maka penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) harus mengikuti rangkaian
proses perumusan standar dan kaidah - kaidah yang ditetapkan. Salah satu tahapan dalam
penyiapan menuju SNI adalah penyusunan RSNI-3 bidang perikanan budidaya yang
merupakan penjumlahan dari capaian RSNI bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan
dan lingkungan serta bidang sarana dan prasarana.
Pada tahun 2015, RSNI-3 ditargetkan sebanyak 27 RSNI-3 (non kumulatif), dengan capaian di
TW II masih “0” (nol) yang ditargetken selesai pada TW IV. Namun demikian beberapa
kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung tercapainya IKU tersebut adalah : (i) Rapat
koordinasi standarisasi perikanan budidaya; (ii) Pembinaan dan monitoring penerapan SNI;
(iii) rapat gugus kerja (bidang keskanling, bidang prasarana, bidang produksi, dan bidang
perbenihan); dan (iv) rapat teknis (bidang keskanling dan bidang perbenihan). Rakoor
standarisasi bidang perikanan budidaya tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan standarisasi antar subsistem di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang
dilakukan secara bersinergi dan harmonis sehingga diharapkan permasalahan yang sering
ditemui pada saat kegiatan perumusan maupun penerapan standar dapat diminimalisir.
Rapat gugus kerja bertujuan untuk membahas draft standar dan menghasilkan RSNI 1,
sedangkan dalam rapat teknis dihasilkan RSNI 2 yang akan dibahas lebih lanjut untuk
menjadi RSNI 3. Judul pembahasan RSNI 1 sebagaimana pada tabel 28 berikut.
Tabel 28. Capaian IKU 10 “RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Ket
RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Non Kumulatif mulai tahun
2015 (Dit. Produksi, Dit.
Perbenihan. Dit. Prasarana
dan Sarana Budidaya. dan
Dit. Kesehatan Ikan dan
Lingkungan).
RSNI 3 Bidang Perbenihan
- Target Tahunan 38 8 12
- Realisasi Tahunan 43 -
- Target s/d TW I 31 0 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
57
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
- Realisasi s/d TW I 31 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan -
- Target s/d TW II -
- Realisasi s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan -
RSNI 3 Bidang Produksi
- Target Tahunan 18 6 10
- Realisasi Tahunan 18 -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan -
- Target s/d TW II -
- Realisasi s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan -
RSNI 3 Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan
- Target Tahunan 33 5 6
- Realisasi Tahunan 36 -
- Target s/d TW I 28 0 -
- Realisasi s/d TW I 28 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan -
- Target s/d TW II -
- Realisasi s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan -
RSNI 3 Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya
- Target Tahunan 20 8 9
- Realisasi Tahunan 20 -
- Target s/d TW I 14 0 -
- Realisasi s/d TW I 14 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan -
- Target s/d TW II -
- Realisasi s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan -
Total Target s/d TW I 89 0 -
Total Realisasi s/d TW I 89 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
58
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan -
Total Target s/d TW II 0 -
Total Realisasi s/d TW II -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan -
Rencana aksi selanjutnya untuk mencapai IKU ini adalah : (i) rapat gugus kerja pembahasan
RSNI-1; (ii) rapat teknis pembahasan RSNI-2; (iii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3, serta
(iv) pembinaan dan monitoring penerapan SNI.
Tabel 29. Draft Judul RSNI 1 Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2015
NO JUDUL RSNI1 STATUS
A BIDANG KESKANLING
1 Deteksi infectious hypodermal and haematopoietic necrosis virus (IHHNV) - Bagian 2: Metode single step polymerase chain reaction (PCR)
Revisi dari 7305:2009
2 Deteksi white spot syndrome virus (WSSV) - Bagian 2: Metode nested polymerase chain reaction (PCR)
Revisi dari 7305:2009
3 Prosedur pengambilan, penanganan dan pengiriman contoh air dan ikan untuk pemeriksaan penyakit
Revisi dari 7306:2009
4 Deteksi Vibrio alginolyticus patogenik dan non patogenik dengan metode multiplex polymerase chain reaction (multiplex PCR)
Baru
5 Deteksi necrotising hepatobacterium (NHPB) Bagian 1 : Metode polymerase chain reaction (PCR)
Baru
6 Deteksi rickettsia-like bacteria pada krustasea lobster (Panulirus spp.) dengan metode polymerase chain reaction (PCR)
Baru
7 Prosedur biosekuriti pada pembenihan ikan laut Baru
8 Uji sensitivitas bakteri yang diisolasi dari ikan dan lingkungan terhadap antimikrob dengan menggunakan metode difusi cakram
Baru
9 Deteksi megalocytivirus Bagian 1 : Metode quantitative (real-time) polymerase chain reaction (qPCR)menggunakan hydrolysis probe
Baru
B BIDANG PRODUKSI
1 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 1 : Udang
Baru
2 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 2 : Rumput laut
Baru
3 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 3 : Ikan hias
Baru
4 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 4 : Ikan air tawar
Baru
5 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 5 : Ikan laut di karamba jaring apung (KJA)
Baru
6 Cara pembuatan pakan ikan yang baik (CPPIB) Baru
C BIDANG PERBENIHAN
1 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 1. induk pokok Revisi SNI :31.01.6130-1999
2 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 2. Benih Revisi SNI :31.01.6131-1999
3 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 3 Produksi Induk Revisi SNI :31.01.6132-1999
4 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI :31.01.6133-1999
5 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 1. Induk Revisi SNI:6483.1-2000
6 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 2. Benih Revisi SNI:6483.2-2000
7 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 3. Produksi Induk Revisi SNI:6483.3-2000
8 Ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI:6483.4-2000
9 Ikan Papuyu, bagian 2. Benih Baru
10 Ikan Papuyu, bagian 4. Produksi Benih Baru
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
59
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO JUDUL RSNI1 STATUS
D BIDANG PRASARANA DAN SARANA
1 Perakitan Sarana Sumber Energi Berbahan Bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk Kegiatan Budidaya Ikan
Baru
2 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 1: Skala rumah tangga
Baru
3 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 2: Skala besar Baru
4 Prasarana dan Sarana Produksi Larva Ikan Patin Baru
5 Konstruksi Kolam Pembesaran Ikan Air Tawar – Bagian 2 : Kolam terpal bulat Baru
6 Sarana Pencetak Pakan Ikan Rakitan Skala Rumah Tangga Baru
7 Konstruksi Bak Pemberokan Ikan Air Tawar Baru
8 Sarana Pengemasan Bibit Rumput Laut kotoni (Kappaphycus alvarezii) Sistem Kering Tertutup
Baru
9 Sarana Penjemuran Rumput Laut- Bagian 2 : Model Gantung Baru
C. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya
Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan. Terkait dengan bidang perikanan budidaya, peraturan
perundang-undangan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan
perundang-undangan perikanan budidaya meliputi bidang perbenihan, produksi, kesehatan
ikan dan lingkungan, sarana dan prasarana, serta usaha perikanan.
Target jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya tahun 2015 adalah
5 dokumen atau meningkat sebesar 166,67% dari target 3 dokumen pada tahun 2014.
Capaian sampai dengan triwulan II tahun 2015 sebanyak 13 yang meliputi 1 RPP tentang
Pembudidayaan ikan, 5 Rancangan Permen KP, 2 Rancangan Kepmen KP, 6 Kepmen KP, dan
1 Permen KP sebagaimana pada tabel 30. Selain itu, Ditjen Perikanan Budidaya juga
Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
12 Jumlah
laboratorium
penyakit, kualitas
air, pakan dan
residu yang
memenuhi standar
teknis (unit;
kumulatif)
60 52 52 100,00 86,67 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi)
69 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif)
420 310 417 134,52 99,29 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra)
22 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
16 Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif)
85 80 81 101,25 95,29 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari)
100.000 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
8.200 6.200 7.392 119,23 90,15 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%)
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
62
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
(Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin
24 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
20 Jumlah kelompok produsen pakn ikan mandiri
15 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
A. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi
Standar Teknis (unit; kumulatif)
Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan merupakan instrumen penting dan akurat
dalam melakukan pengujian dan menganalisa sampel untuk pemeriksaan penyakit ikan,
kualitas air, pakan dan residu. Sehubungan dengan hal tersebut, guna meningkatkan
pelayanan pemeriksaan uji di bidang kesehatan ikan dan lingkungan, maka perlu dilakukan
peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Upaya percepatan guna mendorong peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan, salah satunya dilakukan dengan cara ditetapkannya Jumlah laboratorium
penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis sebagai
indikator kinerja sejak tahun 2010. Pada tahun 2015, penetapan target indikator kinerja
tersebut adalah 60 (enam puluh) unit laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan yang
terdiri dari : 50 (lima puluh) unit laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (kumulatif)
dan 10 (sepuluh) unit Pos Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU).
Capaian terhadap Indikator Kinerja tersebut dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap
unsur dasar yang dimuat di dalam Good Laboratory Practices (GLP), yang meliputi :
(1) kelayakan bangunan, (2) terpenuhinya SDM (jumlah maupun kompetensi),
(3) ketersediaan/ kecukupan peralatan yang mendukung operasional pengujian, dan
(4) metode uji yang digunakan. Sedangkan, kriteria capaian Indikator Kinerja Pos Pelayanan
Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU) adalah mampu melakukan 2 (dua) kegiatan
pelayanan minimal, yaitu: (1) pelayanan monitoring kesehatan ikan dan lingkungan dan (2)
Pusat informasi dan konsultasi bagi masyarakat pembudidaya.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
63
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 32. Target dan Realisasi IKU 11 “Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang
Memenuhi Standar Teknis” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 (kumulatif)
No Komponen Capaian IKU Target (unit) Realisasi (unit) Keterangan
1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan 50 47 Capaian Tahun 2014: 45 unit laboratorium
2 POSIKANDU 10 5 Merupakan komponen baru,
ditetapkan tahun 2015
Jumlah (unit) 60 52
Capaian IKU Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang
memenuhi standar teknis hingga akhir triwulan II secara kumulatif telah terealisasi 52 unit
laboratorium atau sebesar 86,67% dibanding target tahunan. Capaian IKU tersebut terdiri
dari 45 unit laboratorium yang merupakan perolehan Tahun 2014 dan 7 (tujuh) unit
laboratorium sisanya merupakan capaian IKU hingga Triwulan II Tahun 2015.
Tabel 33. Capaian IKU 12 “Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang
Memenuhi Standar Teknis” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis
Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
- Target Tahunan 45 60 81
- Realisasi Tahunan 45 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,00 - -
- Target s/d TW I 43 48 -
- Realisasi s/d TW I 43 47 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 97,92 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 95,56 78,33 -
- Target s/d TW II 43 52 -
- Realisasi s/d TW II 43 52 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 100,00 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 95,56 86,67 -
Capaian IKU pada triwulan ini sama dengan capaian yang diperoleh pada tahun 2014 yaitu
sebesar 100% dari target triwulan II. Apabila realisasi IKU pada triwulan II dibandingkan
dengan target IKU yang ditetapkan tahun 2016, maka IKU ini telah mencapai 91,22% atau 52
unit laboratorium dari 57 unit laboratorium. Hal tersebut disebabkan target IKU pada tahun
berikutnya tidak menyertakan POSIKANDU sebagai komponen pencapaian.
Selanjutnya, berdasarkan realisasi triwulan II bila dibandingkan dengan rencana target pada
tahun 2019 maka IKU ini masih membutuhkan upaya sebesar 35,80% agar dapat mencapai
target yang diharapkan. Kegiatan yang mendukung tercapainya IKU pada triwulan II dan
triwulan selanjutnya adalah Pembinaan Kapasitas Laboratorium.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
64
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 34. Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar
Teknis sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 (unit)
NO Nama Laboratorium Ruang lingkup uji Triwulan
1 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
Pakan I
2 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Subang - I
3 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara
Pakan II
4 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Pati - II
5 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Gresik - II
6 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Sidoarjo - II
7 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Kota Jambi
- II
B. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket
teknologi)
Perekayasaan teknologi bidang perikanan budidaya sangat diperlukan untuk meningkatkan
daya saing, efisiensi serta produktivitas usaha perikanan budidaya. Teknologi inovatif juga
diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah serta keberlanjutan usaha dari komoditas-
komoditas unggulan, baik komoditas yang sudah dapat dibudidayakan, komoditas yang
masih perlu upaya domestikasi, maupun spesies ikan lokal yang terancam punah sebagai
upaya pelestarian plasma nutfah.
Pada tahun 2015, target untuk indikator jumlah teknologi inovatif budidaya hasil
perekayasaan sebesar 69 paket, dengan capaian masih nol dikarenakan pada TW II masih
dalam proses persiapan kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh masing-masing UPT
lingkup DJPB. Perekayasaan yang dihasilkan nantinya meliputi bidang perbenihan, produksi,
keskanling dan prasarana.
Tabel 35. Capaian IKU 13 “Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket)”
sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Ket
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) Non kumulatif, data dihitung tahunan
Bidang Perbenihan
- Target Tahunan 14 27 43
- Realisasi Tahunan 56
- Target s/d TW I 400,00 0
- Realisasi s/d TW I 0
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I
Bidang Produksi
- Target Tahunan * 14 18
- Realisasi Tahunan
- Target s/d TW I 0
- Realisasi s/d TW I 0
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I
Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan
- Target Tahunan * 16 21
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
65
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
- Realisasi Tahunan
- Target s/d TW I 0
- Realisasi s/d TW I 0
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I
Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya
- Target Tahunan * 12 13
- Realisasi Tahunan
- Target s/d TW I 0
- Realisasi s/d TW I 0
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I
Total Target Tahunan 14 69 95
Total Realisasi Tahunan 56 -
Total Persentase Capaian Tahunan 400,00 -
Total Target s/d TW I 0 0
Total Realisasi s/d TW I 0 0
- Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW I 0,00 0,00
- Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00
Total Target s/d TW II 0 0
Total Realisasi s/d TW II 0 0
- Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW II 0,00 0,00
- Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00
Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu
teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang
akan dilakukan kedepan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan
teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii)
Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii)
Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan
produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut;
(v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan
alami.
C. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang
Bersertifikat (unit; kumulatif)
Perdagangan bebas yang terjadi pada masa sekarang ini merupakan suatu yang tidak dapat
dihindari lagi. Dengan semakin banyaknya jenis produk dan teknologi perbenihan perikanan
yang berkembang pada masa ini mengharuskan pemantauan agar produk yang beredar di
masyarakat memiliki mutu yang sesuai dan tidak membahayakan keamanan pangan dan
kelestarian lingkungan. Peredaran produk benih yang tidak bermutu akan mengakibatkan
kerugian bagi usaha pembesaran yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kepercayaan
kepada unit pembenihan. Apabila hal ini terus terjadi dapat menurunkan minat pelaku
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
66
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
usaha untuk berkecimpung di bidang perikanan yang pada akhirnya menurunkan produksi
dan keberlanjutan usaha khususnya perikanan budidaya. Untuk mencegah peredaran
produk perbenihan (induk dan benih) tidak bermutu maka diperlukan sertifikasi unit-unit
pembenihan dengan cara mengenali kriteria benih yang bermutu dan persyaratan proses
produksinya yaitu dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB).
Dengan melakukan sertifikasi unit-unit pembenihan, konsumen memiliki cara yang efektif
dan efisien untuk memastikan benih yang dihasilkan suatu unit pembenihan memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan dalam SNI. Pemakaian benih ikan yang bermutu akan
meningkatkan produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dan selanjutnya menjamin
keberlanjutan usaha di bidang perikanan budidaya.
Tahun 2015 jumlah unit perbenihan yang disertifikasi lebih terfokus pada unit perbenihan
skala kecil atau UPR/HSRT hal ini dilakukan karena jumlah unit perbenihan skala kecil lebih
banyak dibandingkan jumlah unit perbenihan skala besar. Pendataan unit perbenihan
bersertifikat dilakukan terhadap unit perbenihan yang memiliki sertifikat CPIB aktif atau
masa berlakunya sertifikatnya belum habis (belum expired).
Pada triwulan II tahun 2015, jumlah unit pembenihan yang bersertifikat sebanyak 417 unit
dari target sebesar 420 unit di tahun 2015 atau sebesar 99,28%. Apabila dibandingkan
dengan target pada TW II 2015 maka Capaian IKU ini sebesar 134,51% atau terdapat
penambahan 112 unit yang melakukan sertifikasi unit pembenihannya. Peningkatan Jumlah
unit bersertifikat masih didominasi oleh unit perbenihan skala besar dimana jumlah unit
perbenihan skala besar yang bersertifikat sampai dengan TW II 2015 berjumlah 226 unit
(UPT/UPTD 194 unit, Swasta 32 unit), sedangkan jumlah unit perbenihan skala kecil yang
bersertifikat sampai dengan TW II 2015 sebesar 191 unit (182 unit UPR/HSRT, 9 unit
Kelompok).
Berdasarkan tabel 36 dapat dilihat capaian triwulan II 2015 sebesar 134,51% lebih besar
dibandingkan capaian triwulan II tahun 2014 sebesar 99,66%. hal ini terjadi karena mulai
sadarnya para unit perbenihan skala kecil mulai sadar tantang pentingnya mutu produk yang
akan dihasilkan oleh unit perbenihannya sehingga ingin untuk melakukan sertifikasi
terhadap unit pembenihannya, dan juga karena adanya dukungan anggaran yang diberikan
untuk melakukan sertifikasi terhadap unit perbenihan.
Tabel 36. Capaian IKU 14 “Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang
Bersertifikat” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat
Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Realisasi tahun 2014 masih terhitung dengan unit perbenihan bersertifikat yang expired jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan 2014 sebesar 273 unit. Target TW I 2015 merupakan jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan tahun 2014 Realisasi TW I tahun 2015 unit
- Target Tahunan 320 420 990
- Realisasi Tahunan 378 - -
- Persentase Capaian Tahunan 118,13 - -
- Target s/d TW I 290 280 -
- Realisasi s/d TW I 289 305 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
67
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,66 108,93 - perbenihan yang expired sudah tidak terhitung
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 90,31 72,62 -
- Target s/d TW II 300 310 Target TW II 2015 merupakan jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan Triwulan II tahun 2015
- Realisasi s/d TW II 317 417
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 105,67 134,51
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,06 99,28
Peningkatan jumlah unit yang bersertifikasi juga terjadi karena meningkatnya keinginan para
pelaku usaha perbenihan untuk menerapkan standar dan sertifikasi CPIB secara nasional,
sehingga sistem manajemen mutu perbenihan mampu mengantisipasi permasalahan mutu
yang ada baik secara nasional maupun internasional. Pencapaian target indikator unit
pembenihan bersertifikat didukung juga oleh beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya
adalah Kegiatan Harmonisasi Standardisasi dan Sertifikasi CPIB dan Kegiatan Rapat Tim
Teknis Sertifikasi CPIB. Rekapitulasi jumlah unit perbenihan yang bersertifikat dapat dilihat
pada tabel 37 berikut.
Tabel 37. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun 2010 sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 8 12
2 SUMATERA UTARA 5 8
3 SUMATERA BARAT 53 54
4 BENGKULU 2 2
5 R I A U 12 12
6 KEPULAUAN RIAU 1 3
7 J A M B I 1 3
8 SUMATERA SELATAN 20 21
9 BANGKA BELITUNG 3 3
10 L A M P U N G 26 27
11 B A N T E N 9 12
12 DKI JAKARTA 9 11
13 JAWA BARAT 50 61
14 JAWA TENGAH 34 40
15 DI YOGYAKARTA 12 12
16 JAWA TIMUR 41 43
17 KALIMANTAN UTARA 1 1
18 KALIMANTAN BARAT 26 31
19 KALIMANTAN TENGAH 10 14
20 KALIMANTAN TIMUR 4 4
21 KALIMANTAN SELATAN 8 12
22 B A L I 7 8
23 NUSA TENGGARA BARAT 10 10
24 NUSA TENGGARA TIMUR 1 3
25 SULAWESI UTARA 1 4
26 SULAWESI SELATAN 47 49
27 SULAWESI TENGGARA 8 8
28 M A L U K U 3 3
29 P A P U A 2 3
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
68
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat
30 PAPUA BARAT 2 4
31 SULAWESI TENGAH 1 1 TOTAL 417 479
Rencana aksi untuk peride selanjutnya untuk mendukung capaian IKU adalah melakukan
rapat tim teknis penilaian sertifikasi, melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi
auditor CPIB.
D. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra)
Indonesia merupakan salah satu Negara yang berpotensi untuk menghasilkan produksi
perikanan terbesar di dunia, dituntut untuk dapat terus meningkatkan produksinya. Pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Ke 3 peningkatan produksi dan keberlanjutan
usaha perikanan budidaya menjadi suatu hal yang menjadi perioritas utama dalam
pembangunan secara Nasional. Pengembangan sentra kebun bibit rumput laut
dimaksudkan untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya
khususnya komoditas rumput laut. Hal ini didasari dengan adanya peluang usaha dan
peluang pasar yang sangat memungkinkan. Namun minat masyarakat masih kurang jika
dibandingkan dengan ketersediaan potensi sumberdaya alam yang masih relatif sedikit
dalam pemanfaatannya.
Pada Tahun 2015 sebagai tahun pertama RPJM ke 3 Program Kementerian Kelautan dan
Perikanan, yang berkaitan langsung dengan perikanan budidaya lebih ditekankan pada
peningkatan produksi perikanan budidaya yang mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam
dan luar negeri. Serta dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya serta penghasil
sumber devisa negara.
Tabel 38. Capaian IKU 15 “Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 22 133
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
69
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kegiatan yang mendukung IKU jumlah sentra kebun bibit rumput laut diantaranya adalah (i)
Pemberian paket bantuan kebun bibit rumput laut di kawasan sentra kebun bibit rumput
laut di 22 sentra yang masing-masing terdiri dari 10 unit kebun bibit rumput laut, sehingga
total kebun bibit rumput laut adalah sebanyak 220 unit; (ii) penyusunan petunjuk
pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut; dan (iii) Pembangunan laboratorium
kultur jaringan dan green house (3 lokasi), yaitu BBPBL Lampung, BPBL Lombok dan BPBAP
Makasar.
Perkembangan kegiatan pemberian paket bantuan kebun bibit saat ini adalah (i) rekapitulasi
hasil identifikasi calon penerima paket bantuan kebun bibit rumput laut; (ii) penyusunan
juklak sentra kebun bibit rumput laut telah diselesaikan; (iii) pembangunan lab kultur
jaringan dan green house masih berada dalam proses perencanaan pembangunan yang
menghasilkan Detail Engineering Design (DED).
Rencana Aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung IKU adalah
dengan melakukan beberapa kegiatan seperti (i) persiapan lelang untuk paket bantuan
sentra kebun bibit rumput laut, peralatan dan bahan laboratorium kultur jaringan dan green
house (ii) melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kegiatan paket bantuan sentra
kebun bibit rumput laut dan pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house.
Sentra kebun bibit yang akan dibangun pada tahun 2015 sebagaimana pada tabel 39
berikut.
Tabel 39. Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun 2015
Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra
Total 22
Aceh Besar 1
Bengkalis 1
Bangka Selatan 1
Lampung Selatan 1
Tanggamus 1
Karimun Jawa 1
Lombok Barat 1
Lombok Timur 1
Bima 1
Sikka 1
Sumba Timur 1
Rote Ndao 1
Lembata 1
Kupang 1
Tarakan 1
Parigi Moutong 1
Takalar 1
Jeneponto 1
Mamuju 1
Konawe Selatan 1
Pohuwato 1
Maluku Tenggara 1
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
70
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
E. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif)
Salah satu konsep pembangunan kelautan dan perikanan guna pencapaian lompatan
produksi perikanan budidaya antara lain dilaksanakan melalui Minapolitan yang merupakan
suatu Konsep Manajemen Ekonomi Kawasan Berbasis Kelautan dan Perikanan Guna
Meningkatan Pendapatan Masyarakat. Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang berbasis
kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau sektor lain. Pengembangan
kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan
perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi
untuk dikembangkan.
Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i)
meningkatkan volume produksi, produktifitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk
perikanan budidaya, (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait
lainnya, dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan
minapoitan adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi
perikanan dengan tingkat produksi, poduktivitas dan kualitas tinggi melalui sistem
intesifikasi dan ekstensifikasi.
Realisasi Kabupaten minapolitan percontohan perikanan budidaya sampai dengan Triwulan
II Tahun 2015 adalah 81 Kabupaten dari target 80 kabupaten/kota (101,25%) atau tercapai
95,29% dari target tahunan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 40 berikut dan terinci pada
lampiran 4. Selama Triwulan II tahun 2015, capaian sebanyak 4 Kab/Kota sebagai berikut: (i)
Musi Banyuasin; (ii) OKI; (iii) Situbondo; dan (iv) Konawe Selatan.
Tabel 40. Capaian IKU 16 “Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
- Target Tahunan 70 85 145
- Realisasi Tahunan 77 - -
- Persentase Capaian Tahunan 110,00 - -
- Target s/d TW I 66 78 -
- Realisasi s/d TW I 66 77 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 98,72 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 94,29 90,59 -
- Target s/d TW II 68 80 -
- Realisasi s/d TW II 70 81 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 102,94 101,25 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 100,00 95,29 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
71
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kabupaten/kota yang dikategorikan termasuk di dalam Kawasan Minapolitan Percontohan
adalah yang telah terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen yang meliputi RPIJM dan
masterplan. Indikator keberhasilan dalam pencapaian target pengembangan kawasan
minapolitan diantaranya adalah adanya komitmen daerah dalam mendorong dan berperan
aktif demi berjalannya program sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama serta
kesiapan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan minapolitan berbasis
perikanan budidaya dan koordinasi antar POKJA Kabupaten/Kota dalam mendukung
perikanan budidaya.
Berdasarkan tabel 40 di atas, pencapaian realisasi triwulan II tahun 2015 lebih kecil
dibandingkan pada tahun 2014 sehingga target kawasan tahunan belum tercapai 100%, hal
tersebut disebabkan beberapa faktor hambatan dan kendala yaitu sebagai berikut :
1. Terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi
percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi min apolitan memiliki data dan
informasi yang terbatas;
2. Belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang
ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan;
3. Belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat
kabupaten antara pusat dan daerah.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut diatas pada triwulan
selanjutnya adalah :
1. Verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi eksisting pengembangan
kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan
kawasan budidaya di kabupaten tersebut;
2. Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi
kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan;
3. Sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara
pusat dan daerah.
F. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari)
Pelaksanaan revitalisasi prasarana untuk kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan
prioritas, karena keberhasilan pengembangan usaha budidaya sangat ditentukan oleh
dukungan ketersediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Saat ini kondisi
prasarana budidaya di kawasan budidaya sebagian besar mengalami penurunan fungsi dan
kerusakan (sedimentasi/pendangkalan/penyempitan). Kondisi tersebut terjadi karena
selama ini proses operasional dan pemeliharaan prasarana budidaya belum dilaksanakan
secara optimal. Dalam rangka mempercepat proses penyediaan prasarana yang memadai
maka Direktorat JenderalPerikananBudidaya menginisiasi suatu kegiatan strategis yaitu
PITAP (Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif).
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
72
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Pelaksanaan kegiatan PITAP difokuskan pada operasional dan pemeliharaan prasarana
sistem irigasi tambak di kawasan budidaya dengan memberdayakan Poklina (kelompok
pengelola saluran irigasi perikanan) secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan
kinerja dan kesadaran dalam pengelolaan jaringan irigasi tambak sehingga diharapkan dapat
terlaksana percepatan penyediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya.
Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif sampai dengan triwulan II tahun
2015 belum ada realisasi atau tercapai 0% dari target tahunan sebanyak 100.000 meter
sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah. Namun demikian, pada triwulan II, Ditjen
Perikanan Budidaya sudah melakukan (i) sosialisasi kegiatan terhadap stakeholder (DKP
Provinsi dan DKP Kab/Kota) di 15 propinsi calon lokasi pelaksana kegiatan PITAP; (ii)
penyusunan juklak; (iii) identifikasi CLCP yang dilakukan oleh Dinas Propinsi dan Dinas.
Pelaksanaan pekerjaan PITAP hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi atau konstruksi
sederhana seperti pengerukan saluran irigasi dan jika diperlukan bangunan silangan saluran
(gorong-gorong, tanggul penahan tanah, dan jembatan) yang dilakukan secara swakelola
oleh kelompok. Prinsip swakelola yang diterapkan dalam pekerjaan ini diharapkan mampu
melibatkan peran serta aktif Poklina mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur tambak yang memadai sesuai kebutuhan di
lapangan.
Tabel 41. Capaian IKU 17 “Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif” sampai dengan Triwulan II
Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 100.000 599.000
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran IKU sebelumnya adalah “Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif” dengan target tahunan 17 kelompok dan
tercapai 17 kelompok, dengan panjang saluran yang dikelola adalah 56.064 m.
Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter) merupakan IKU baru dari
kegiatan yang sama telah dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Pengelolaan Irigasi
Tambak Partisipatif (PITAP). Pada tahun 2014, kegiatan PITAP ini memiliki IKU “Jumlah
kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif” dengan target tahunan 17
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
73
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
kelompok, namun realisasi pada triwulan II tahun 2014 belum ada disebabkan pada fase
tersebut baru dilakukan sosialisasi kegiatan di 17 kab/kota.
Berdasarkan tabel 41 diatas, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan PITAP
dalam rangka mencapai target kinerja akan dilakukan beberapa rencana aksi sebagai
kegiatan pendukung pada fase selanjutnya yaitu : (i) Rapat Teknis Kegiatan Pitap (Tim Pokja,
Tim Pembina, Tim Teknis, Konsultan,dan Poklina); (ii) Temu Koordinasi pelaksanaan kegiatan
(Tim Pokja, Tim Pembina, Tim Teknis); dan (iii) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi
saluran irigasi tambak.
G. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
Secara keseluruhan, pembangunan perikanan budidaya diarahkan untuk peningkatan
produksi yang mendukung Prioritas RPJMN yaitu meningkatkan ketahanan dan kemandirian
pangan serta kecukupan gizi masyarakat. Salah satu kegiatan yang mendukung ketahanan
pangan dilakukan melalui penilaian sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada unit
budidaya ikan. Sertifikasi CBIB dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan jaminan
penerapan CBIB sehingga proses budidaya dapat menghasilkan produk yang aman
dikonsumsi.
Secara kumulatif kegiatan penilaian dari tahun 2004 hingga Desember 2014 adalah 10.112
unit (baru dan ulangan) baik yang sertifikatnya sudah kadaluwarsa maupun belum. Pada
tahun 2015 IKU ini sedikit berbeda dengan IKU 2014, dengan hanya menghitung jumlah
sertifikat yang masih berlaku pada kurun waktu pengukuran, yang setelah dilakukan
identifikasi terdapat hampir separuh sertifikat telah habis masa berlakunya.
Target tersebut pada triwulan II ditetapkan sebesar 6200, dengan capaian sebesar 7.392
unit atau 119,23 dari target triwulanan. Bila dibandingkan dengan target tahunan maka
tercapai sebesar 90,15 sehingga masih diperlukan kerja keras dalam pencapaian IKU ini.
Tabel 42. Capaian IKU 18 “Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif atau yang dihitung tersertifikasi). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif (masih berlaku)
- Target Tahunan 8.000 8.200 14.000
- Realisasi Tahunan 10.112 - -
- Persentase Capaian Tahunan 126,40 - -
- Target s/d TW I 7250 5.200 -
- Realisasi s/d TW I 7460 6.636 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 102,9 127,62 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 93,25 80,93 -
- Target s/d TW II 7500 6.200
- Realisasi s/d TW II 7806 7.392
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 104,08 119,23
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,58 90,15
Keterangan : * : Angka sementara ** : Belum dilakukan pengukuran
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
74
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Unit budidaya yang paling banyak mendapatkan sertifikat CBIB pada triwulan II di tahun
2015 berada di Provinsi Sulawesi Selatan (114) , Sulawesi Tenggara (100) dan Jawa Timur
(82). Ketiga provinsi ini merupakan kawasan sentra perikanan budidaya khususnya untuk
pengembangan budidaya payau. Unit usaha budidaya yang terletak di provinsi ini
didominasi oleh komoditas udang, bandeng dan rumput laut, baik budidaya secara
monokultur atau polikultur. Selain itu komitmen Dinas terkait juga mendukung sertifikasi
CBIB serta pendelegasian sertifikasi CBIB telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 43. Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit)” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
Per Provinsi
Unit % Unit %
1 Aceh 360 270 39 14.44 346 96.11
2 Sumatera Utara 240 180 0 - 135 56.25
3 Sumatera Barat 450 340 49 14.41 451 100.22
4 Riau 340 255 0 - 249 73.24
5 Kepulauan Riau 150 115 1 0.87 62 41.33
6 Jambi 240 180 0 - 118 49.17
7 Sumatera Selatan 300 225 11 4.89 308 102.67
8 Kep. Bangka Belitung 90 70 8 11.43 43 47.78
9 Bengkulu 150 115 3 2.61 119 79.33
10 Lampung 430 325 57 17.54 409 95.12
11 DKI Jakarta 60 50 1 2.00 94 156.67
12 Banten 400 300 0 - 208 52.00
13 Jawa Barat 410 308 53 17.21 510 124.39
14 Jawa Tengah 340 255 0 - 284 83.53
15 DI Yogyakarta 210 160 5 3.13 216 102.86
16 Jawa Timur 390 295 82 27.80 591 151.54
17 Bali 180 135 0 - 44 24.44
18 Nusa Tenggara Barat 190 147 35 23.81 99 52.11
19 Nusa Tenggara Timur 30 25 0 - 12 40.00
20 Kalimantan Barat 160 120 0 - 138 86.25
21 Kalimantan Tengah 200 150 44 29.33 152 76.00
22 Kalimantan Selatan 260 195 15 7.69 179 68.85
23 Kalimantan Timur 260 195 68 34.87 337 129.62
24 Kalimantan Utara 40 30 0 - 2 5.00
24 Sulawesi Utara 300 225 0 - 153 51.00
25 Gorontalo 220 165 15 9.09 187 85.00
26 Sulawesi Tengah 330 260 30 11.54 312 94.55
27 Sulawesi Barat 230 175 30 17.14 287 124.78
28 Sulawesi Selatan 510 385 114 29.61 624 122.35
29 Sulawesi Tenggara 320 240 100 41.67 298 93.13
30 Maluku 160 120 0 - 205 128.13
31 Maluku Utara 60 45 0 - 41 68.33
32 Papua Barat 100 75 0 - 103 103.00
33 Papua 90 70 0 - 76 84.44
JUMLAH 8,200 6,200 760 12.26 7,392 90.15
Realisasi Kumulatif
2015 **)
TARGET DAN REALISASI SERTIFIKASI CBIB 2015
(S/D TRIWULAN II)
No ProvinsiTarget 2015
(Unit)
Target TW II
2015 (Unit)
Realisasi TW II
2015 *)
Manfaat pelaksanaan sertifikasi CBIB adalah dapat menjamin keamanan pangan ikan untuk
dikonsumsi masyarakat. Selain itu, secara berkelanjutan, sertifikasi juga dapat membuka
kesempatan terhadap pasar baik di dalam negeri bahkan untuk ekspor produk perikanan ke
luar. Kendala utama yang dihadapi dalam pencapaian target sertifikasi CBIB dalah kurangnya
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
75
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
tenaga auditor sehingga perlu di selenggarakan kembali pelatihan untuk auditor. Tenaga
auditor diperlukan untuk menilai kelayakan unit usaha budidaya dan memberikan
rekomendasi terhadap perbaikan dan solusi permasalahan di lapangan. Selain itu diperlukan
dukungan dari instansi daerah terkait untuk ikut mensosialisasikan pentingnya unit budidaya
yang bersertifikat CBIB.
Capaian IKU TW II tersebut didukung oleh pelaksanaan : (i) sosialisasi penerapan SNI dan
CBIB; (ii) supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan; (iii) identifikasi
kebutuhan standar budidaya air payau dan laut, (iv) penilaian sertifikasi; (v) FGD
pengembangan budidaya air payau; dan (vi) pengawasan sertifikasi CBIB. Kegiatan tersebut
akan terus dilakukan pada triwulan selanjutnya.
H. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas
Budidaya Lele, Nila dan Patin
Dalam rangka mewujudkan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan (Sustainable
Aquaculture) dan berdaya saing maka perlu dikembangkan suatu teknologi budidaya yang
ramah lingkungan tetapi memiliki produktifitas tinggi. Sebagai upaya untuk menjaga daya
dukung lingkungan agar budidaya tersebut dapat berkelanjutan dan berproduktifitas tinggi
dan dapat memberikan benefit yang optimal bagi pembudidaya, maka diharapkan
perikanan budidaya dapat menjadi tulang punggung dalam menghadapi era masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA) dan dalam mengawal program ketahanpangan. Salah satu teknologi
yang akan disosialisasikan oleh Direktorat Produksi adalah teknologi Biofloc yang akan
diimplementasikan di 24 wilayah sampai dengan akhir tahun 2015.
Tabel 44. Capaian IKU 17 “Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk
Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin
Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 24 24
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
76
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Capaian IKU sampai dengan triwulan II 2015 masih nol (belum tercapai), namun demikian
beberapa upaya yang dilakukan adalah penyusunan Juklak yang merupakan petunjuk
penerapan teknologi biofloc tersebut. Koordinasi terkait teknis juga sudah dilakukan
mengidentifikasi suatu wilayah apakah sistem bioflok ini bisa diaplikasikan dan bisa terjamin
keberlanjutannya.
Tabel 45. Rekapitulasi Lokasi yang Direncanakan sebagai Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran dengan
Sistem Biofloc
NO PROVINSI KABUPATEN KOMODITAS STATUS
1. Gorontalo Gorontalo Lele Tahap pengadaan barang
2. Sulawesi Utara Minahasa Utara Lele Tahap pengadaan barang
3. Maluku Kota Ambon Lele Tahap pengadaan barang
4. Maluku Utara Kota Ternate Lele Tahap pengadaan barang
5. Sulawesi Selatan Kab Toraja, Kota Makasar Lele Tahap pengadaan barang
6 Sulawesi Tenggara Konawe Lele Tahap pengadaan barang
7. Kalimantan Selatan Tanah Laut, Tanah Bumbu,
Kota Banja
Lele Tahap pengadaan barang
8. Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya Lele Tahap pengadaan barang
9. Kalimantan Barat Kuburaya Lele Tahap pengadaan barang
10. NTB Lombok Timur Lele Tahap pengadaan barang
11. Jawa Barat Karawang, Pangandaran,
Ciami, Cirebon
Lele Tahap pengadaan barang
12. Jawa Timur Malang, Kediri, Tulung Agung Lele, Patin Tahap pengadaan barang
13. Sumatera Utara Serdang Bedagai lele Tahap pengadaan barang
14. Lampung Pringsewu Lele Tahap pengadaan barang
15. Jawa Tengah Brebes, Jepara, Pati,
Pekalongan, Purworejo,
Kendal
Nila Tahap pengadaan barang
16. Banten Pandeglang, Tangerang Lele Tahap pengadaan barang
17. DIY Bantul Nila Tahap pengadaan barang
18. Bali Bali Lele Tahap pengadaan barang
19. Jambi MuaroJambi, Jambi Lele Tahap pengadaan barang
20. Riau Kampar, Pakabaru Lele Tahap pengadaan barang
21. Kepulauan Riau Kota Batam Lele Tahap pengadaan barang
22. Sumatera Barat Kota Padang Lele Tahap pengadaan barang
23. Sumatera Selatan Ogan Komiring Ilir (OKI) Lele Tahap pengadaan barang
24. Bengkulu Kota Bengkulu Lele Tahap pengadaan barang
Lokasi – lokasi pengembangan ini akan didampingi secara teknis oleh unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang diantaranya adalah :
1. Balai Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi
2. Balai Besar Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
3. Balai Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin
4. Balai Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
77
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kendala dalam pencapaian IKU ini adalah masih berjalannya proses identifikasi dan
sosialisasi serta pendampingan awal dari UPT untuk mengawali kegiatan ini. Hal ini
bertujuan untuk memaksimalkan pelaksanaan di tingkat pembudidaya sehingga dapat
memberikakan hasil yang optimal. Saat ini sudah ada beberapa lokasi sedang melaksanakan
tahap lelang sarana.
Rencana aksi untuk pencapaian IKU adalah dengan (i) melaksanakan rapat koordinasi
dengan stakeholder terkait untuk melakukan diskusi lebih jauh tentang kondisi-kondisi yang
ada dilapangan apakah sistem biofloc ini bisa dimplementasikan diwilayah tersebut atau
tidak; (ii) temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan
ikan dengan sistem biofloc; (iii) pelaksanaan percontohan dan (iv) monitoring dan evaluasi
percontohan.
I. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri
Pengembangan kelompok pakan ikan mandiri merupakan suatu upaya Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya untuk menekan biaya produksi terutama biaya produksi pakan ikan
yang merupakan komponen biaya tertinggi dari komponen biaya produksi, diperkirakan
mencapai 60-70 % dari keseluruhan biaya produksi. Tingginya biaya produksi pakan
ditengarai merupakan faktor utama yang menentukan mahalnya harga pakan, yang
menyebabkan margin keuntungan yang diterima oleh pembudidaya terutama pembudidaya
skala kecil menjadi tidak rasional jika dibandingkan dengan modal usaha yang dikeluarkan
pada masa pemeliharaan. Oleh karena itu pengembangan kelompok pakan ikan mandiri
diharapkan dapat menekan biaya produksi yang berasal dari pakan ikan yang pada akhirnya
akan meningkatkan margin keuntungan yang akan diterima oleh pembudidaya.
Capaian IKU ini pada TW II tahun 2015 masih nol. Hal ini dikarenakan proses kebijakan yang
masih terus berubah dan proses identifikasi yang harus dilaksanakan dengan secermat
mungkin untuk mendapatkan kelompok pengelola pakan mandiri yang benar-benar dapat
diandalkan dalam memproduksi pakan. Hal ini bertujuan agar produksi pakan mandiri dapat
berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih baik kepada pembudidaya ikan
khususnya ikan air tawar. Sosialisasi ke beberapa lokasi telah dilaksanakan untuk
pencapaian IKU ini, dan kegiatan sosialisasi akan terus dilanjutkan ke kabupaten lainnya.
Tabel 46. Capaian IKU 20 “Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri” sampai dengan Triwulan II Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
- Target Tahunan * 15 15
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
78
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Kelompok produsen pakan ikan secara mandiri ini akan diberikan paket bantuan berupa
peralatan mesin pembuatan pellet dan peralatan dukung lainnya, dengan memanfaatkan
bahan baku lokal yang ada di setiap daerah sesuai potensi bahan baku yang tersedia.
Pemanfaatan bahan baku lokal ini yang akan digunakan sebagai sarana produksi kegiatan
budidaya air tawar disekitar kawasan.
Hambatan atau masalah dalam pencapaian produsen pakan mandiri ini adalah (i)
penyebaran sosialisasi mengenai pentingnya produksi pakan mandiri yang belum maksimal
ke kabupaten/kota; (ii) koordinasi dengan instansi daerah terkait yang belum dilakukan
sinkronisasi terhadap tujuan dari IKU ini yang bertujuan untuk meringankan biaya produksi
budidaya; (iii) permasalahn teknis dalam mendapatkan bahan baku pembuatan pakan
mandiri; (iv) masih kurangnya kesadaran pokdakan mengenai keuntungan – keuntungan
yang dapat diperoleh dalam memproduksi pakan secara mandiri.
Upaya yang akan dilakukan dalam mencapai target jumlah kelompok pakan ikan mandiri
adalah (i) Pemberian paket pakan ikan mandiri, (ii) Supervisi dan Monitoring penerima
bahan baku pakan (iii) Forum pakan ikan mandiri (iv) Temu lapang dan (vi) FGD pakan ikan
mandiri.
3.1.6. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya
secara Efektif
Pencapaian sasaran strategis ini rata-rata sebesar 114,62% terhadap target triwulan II atau
99,75% terhadap target tahunan, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 4
(empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 47 berikut.
Tabel 47. Capaian Sasaran Strategis 6 “Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif
21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250 246 261 106,10 104,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%).
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
79
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN II TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96%
4.200 2.090 1.942 92,92 46,24 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800 774 1.028 132,82 128,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
24 Jumlah unit usaha budiadaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650 615 779 126,67 119,85 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
Ket : * Data sementara (hasil capaian IKU triwulan I tahun 2015)
A. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif)
Penyediaan obat ikan yang diperoleh melalui produksi dalam negeri dan pemasukan dari
luar negeri (impor) harus memenuhi criteria bermutu, aman dan berkhasiat. Tujuannya
adalah untuk meminimalkan dampak negatif akibat penggunaan obat ikan tersebut bagi
ikan, lingkungan dan menjamin produk perikanan budidaya yang dihasilkan aman
dikonsumsi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan upaya pengendalian obat ikan
yang terintegrasi antara Pusat, Daerah dan stakeholder yang meliputi kegiatan penyediaan,
peredaran dan penggunaan obat ikan. Implementasi kebijakan pengendalian obat ikan
dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu :
a. Pendekatan administrasi : penerbitan surat nomor pendaftaran obat ikan, penerbitan
izin penyediaan/peredaran obat ikan, dan penerbitan surat keterangan pemasukan atau
pengeluaran obat ikan/sampel;
b. Pendekatan lapangan : pembinaan dan pemantauan obat ikan di tingkat produsen,
importir, distributor, depo/toko dan pembudidaya.
Tabel 48. Capaian IKU 21 “Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya” sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif)
Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun
- Target Tahunan 242 250 295
- Realisasi Tahunan 243 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,41 - -
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
80
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Target s/d TW I 236 244 - 2014 adalah 243 (100,41%).
- Realisasi s/d TW I 236 251 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 102,87 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 97,52 100,40 -
- Target s/d TW II 238 246 -
- Realisasi s/d TW II 237 261 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 99,58 106,10 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,93 104,40 -
Hingga akhir Triwulan II, capaian IKU telah melampaui target tahunan yaitu sebanyak 261
obat ikan atau 106% dari 250 target tahunan yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan
realisasi tahun sebelumnya pada triwulan yang sama maka capaian IKU ini mengalami
peningkatan sebesar 6,42%. Capaian Indikator Kinerja Jumlah obat ikan yang terjamin mutu,
keamanan dan khasiatnya hingga akhir triwulan II Tahun 2015 adalah sebanyak 18 (delapan
belas) merek obat yang dapat dilihat pada table 49 berikut.
Tabel 49. Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya
sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 (Non Kumulatif)
No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah
1 Farmasetik 1 1 2
2 Premiks :
a. Feed additive 1 10 11
b. Feed supplement 0 0 0
3 Biologik :
a. Vaksin 0 0 0
b. Diagnostik Kit 0 0 0
4 Probiotik 2 2 4
5 Obat Alami 0 1 1
Total 4 14 18
Terlampauinya capaian IKU terhadap target tahunan yang telah diperoleh pada triwulan II
menunjukkan bahwa tingkat ketaatan penyedia obat ikan yang semakin tinggi dalam
mendaftarkan produknya disamping itu capaian tersebut juga merupakan keberhasilan
upaya sosialisasi terkait tata cara pendaftaran obat ikan yang telah dilakukan setiap tahun
kepada penyedia obat ikan sehingga pengisian data teknis obat ikan mudah dipahami oleh
Tim Penilai Obat Ikan.
Sementara itu, penetapan target IKU tahun 2016 berdasarkan RPJMN 3 adalah 260 merek
obat ikan jika dibandingkan dengan realisasi saat ini maka IKU ini telah tercapai 100,38%
yang berarti bahwa penentuan target IKU pada tahun berikutnya harus segera dilakukan
peninjauan dan penyesuaian. Sedangkan, bila dibandingkan dengan rencana target tahun
2019 yaitu 295 merk obat maka capaian IKU triwulan II tahun 2015 telah terealisasi sebesar
88,48% sehingga IKU ini sangat optimis dapat tercapai.
Selanjutnya, capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya
Hingga Akhir Triwulan II Tahun 2015 sebanyak 261 merek obat ikan secara kumulatif
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
81
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
disajikan pada tabel 11 berikut ini. Keberhasilan capaian IKU pada triwulan ini didorong
dengan dilakukannya beberapa kegiatan berikut : a) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen
Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; b) Pemeriksaan lapang dalam rangka
penerbitan surat ijin penyediaan/ peredaran obat ikan; c) Pembinaan Pemantauan Obat
Ikan; dan d) Peningkatan Pelayanan Obat Ikan.
Tabel 50. Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
(Kumulatif)
No Jenis Sediaan Produk Dalam Negeri Impor Jumlah
1 Farmasetik 31 34 65
2 Premiks :
a. Feed additive 12 74 84
b. Feed supplement 4 9 13
3 Biologik :
a. Vaksin 6 8 14
b. Diagnostik Kit 9 19 ** 28
4 Probiotik 32 24 56
5 Obat Alami 0 1 1
Total 94 169 263
Dikeluarkan 2 (dua) merk obat ikan 2 2
Total 94 167 261
Ket : * : 2 (dua) merk feed additive merupakan produk pakan larva ikan sehingga pada saat perpanjangan nomor pendaftaran dialihkan. ** : Terdapat penyesuaian data akibat kesalahan penghitungan jumlah produk.
Tabel 51. Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
No Mrek Obat Ikan Produsen/Importir Sediaan No. Pendaftaran
1 Prima Premik PT. Central Proteina Prima, Tbk Premiks KKP RI No D 1501244 PBS, 9 Januari 2015
2 Hitavit Aquatic PT. Issu Medika Veterindo Farmasetik KKP RI No D 1501245 FBS, 20 Januari 2015
3 BaroxTM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1502246 PBC, 25 Februari 2015
4 KEM WETTM LR Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1502247 PBC, 25 Februari 2015
5 Prosatu-B4 PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D 1502248 PbBS, 25 Februari 2015
6 Proterra PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D 1502249 PbBS, 25 Februari 2015
7 Vitamin C 90% PT. Biotek Saranatama Premiks KKP RI No I 1503250 PBS, 24 Maret 2015
8 Azomite PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1503251 PBS, 24 Maret 2015
9 LYSOFORTETM ANA Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI NO I 1504252 PBS, 29 April 2015
10 Hylises PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504253 PBS, 29 April 2015
11 Immunowall PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504254 PBS, '29 April 2015
12 Next Enhance® 150 PT. Novus International Indonesia Premiks KKP RI NO I 1504255 PBS, 29 April 2015
13 Nutri Aqua PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504256 PBS, 29 April 2015
14 Antizol PT. Behn Meyer Chemicals Farmasetik KKP RI No I 1504257 FTC, 29 April 2015
15 Astaplus 10% PT. Satwa Jawa Jaya Premiks KKP RI No I 15050258 PBS, 26 Mei 2015
16 BactoGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I 15050259 PbBS, 26 Mei 2015
17 SoilGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I 15050260 PbBS, 26 Mei 2015
18 Stimuler PT. Blue Sky Biotech Herbal KKP RI No I 15050261 HBS, 26 Mei 2015
Meskipun capaian IKU telah melebihi target yang ditetapkan, akan tetapi masih diperlukan
rencana aksi yang dilakukan pada triwulan berikutnya, yaitu : a) Rapat Evaluasi Teknis
Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi, b) Pemeriksaan lapang dalam
rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
82
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Pemantauan Obat Ikan, c) Apresiasi Tim Pembinaan dan Pemantauan Obat Ikan dan
d) Pembinaan Pemantauan Obat Ikan.
B. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%
Keamanan pangan saat ini sudah merupakan tuntutan kebutuhan dalam perdagangan dan
keberlanjutan produksi perikanan budidaya yang harus segera dipenuhi. Dalam upaya
menghadapi persaingan yang cukup ketat di pasar global maka peningkatan daya saing
produk perikanan budidaya harus dapat dilakukan, salah satunya dengan mengendalikan
kandungan residu pada produk perikanan budidaya. Kegiatan pengendalian residu produk
perikanan budidaya di Indonesia diimplementasikan melalui sistem pengendalian residu
nasional sesuai dengan Rencana Monitoring Residu Nasional - National Residue Monitoring
Plan (NRMP). C.
Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimaannya 96% (sampel)
merupakan indikator untuk menjamin mutu dan keamanan produk perikanan budidaya dan
merupakan salah satu IKU prioritas Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang
penetapannya baru dimulai Tahun 2015. Jumlah sampel tersebut dihitung berdasarkan
besaran produksi tahun sebelumnya (dalam satuan ton) dibagi 100. Berdasarkan RPJMN
Tahun 2015-2019, penetapan target sampel yang memenuhi kriteria 96% bebas residu pada
tahun 2015 adalah 4200 sampel. Pengukuran Indikator Kinerja ini dihitung secara tahunan
secara non kumulatif sehingga capaiannya baru diketahui pada akhir tahun. Namun
demikian, distribusi perolehan capaian melalui pengambilan sampel dapat dilakukan setiap
triwulan.
Tabel 52. Capaian IKU 22 “Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%” sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 4.200 4.600
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 933 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 2.090
- Realisasi s/d TW II ** 1.942 ***
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 92,92
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 46,24
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran ***: Capaian IKU sementara
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
83
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Penetapan IKU ini mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sehingga capaian IKU pada
tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Untuk memperoleh capaian
sesuai dengan target minimal 96% sampel bebas residu maka sampel yang harus diambil
pada triwulan II (kumulatif) adalah minimal 2090 sampel. Akan tetapi, hingga akhir triwulan
II prosentase jumlah keseluruhan sampel yang berhasil diambil secara kumulatif sebesar
92% atau terealisasi 1952 sampel dari 2109 sampel yang ditargetkan, dengan rincian seperti
pada tabel 53 berikut.
Tabel 53. Capaian IKU Jumlah Produk Perikanan Budidaya yang keberterimaannya 96% hingga Triwulan II
(Kumulatif)
No Provinsi Komoditi Target Sampel s/d TW II
Realisasi sampel
s/d TW II
% Pengambilan sampel s/d
TW II
Sampel terdeteksi residu s/d
TW II
Sampel bebas residu
s/d TW II
% Sampel bebas residu
s/d TW II
1 Aceh Udang 23 0 0% 0 0 0%
2 Sumut Udang 167 56 34% 0 56 100,00%
PT. Aquafarm Nusantara Udang 23 0 0% 0 0 0%
3 Sumsel Udang 36 36 100% 0 36 100,00%
PT Wahyuni Mandira Udang 11 11 100% 0 11 100,00%
4 Lampung Udang 172 172 100% 0 172 100,00%
Central Pertiwi Bahari Udang 6 6 100% 0 6 100,00%
5 Banten Udang 5 5 100% 0 5 100,00%
6 Jabar Udang 366 366 100% 0 366 100,00%
7 Jateng Udang 33 33 100% 0 33 100,00%
PT. Aquafarm Nusantara Udang 10 0 0% 0 0 0%
8 Jatim Udang 294 294 100% 0 294 100,00%
Nila 89 89 100% 0 89 100,00%
Bandeng 207 207 100% 0 207 100,00%
Lele 176 176 100% 0 176 100,00%
9 NTB Udang 213 213 100% 0 213 100,00%
10 Bali Udang 0 0 0% 0 0 0%
11 Kalbar Udang 23 23 100% 0 23 100,00%
12 Kalsel Udang 17 17 100% 0 17 100,00%
13 Kaltim Udang 23 23 100% 0 23 100,00%
14 Kaltara Udang 5 5 100% 0 5 100,00%
15 Sultera Udang 78 78 100% 0 78 100,00%
16 Sulteng Udang 23 23 100% 0 23 100,00%
17 Sulsel Udang 98 98 100% 0 98 100,00%
18 Sulbar Udang 11 11 100% 0 11 100,00%
TOTAL 2109 1942 92% 0 1942 100%
Keterangan : capaian IKU merupakan kumulatif dari capaian triwulan sebelumnya
Perolehan jumlah sampel tersebut berasal dari 17 (tujuh) provinsi yang menjadi target
pengambilan sampel pada Triwulan II dengan hasil uji yang menunjukkan keseluruhan
sampel tersebut tidak terdeteksi residu (compliance). Berdasarkan data tersebut, maka
capaian IKU belum mencapai target yang seharusnya dengan kekurangan sebanyak 148
sampel atau 7,08% dari target sampel bebas residu (2.090 sampel).
Tidak terealisasinya capaian IKU diantaranya disebabkan tidak terealisasinya jumlah sampel
di beberapa lokasi, seperti : Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, PT. Aquafarm Sumut
dan PT. Central Pertiwi Bahari - Lampung. Hal tersebut disebabkan, antara lain : a) Belum
dapat dicairkannya anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dan b) Beberapa sampel
masih dalam proses pengujian. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka memenuhi
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
84
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
kekurangan jumlah sampel tersebut maka dilakukan penambahan jumlah sampel pada
triwulan berikutnya di lokasi terkait.
Selanjutnya, dalam rangka mendukung tercapainya IKU maka pada triwulan III telah
direncanakan kegiatan rutin, seperti: Pengambilan sampel/supervisi, Sosialisasi
pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan (jika ditemukan terdeteksinya
residu pada sampel di triwulan sebelumnya) serta kegiatan lainnya yaitu Pengembangan
Traceability Tahun 2015 di Provinsi Lampung dan Provinsi Jawa Timur.
D. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif)
Dalam rangka menjamin mutu pakan ikan yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
Pakan Ikan, maka berdasarkan pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.02/MEN/2010 tentang pengadaan dan peredaran pakan ikan, setiap orang yang
mengadakan dan atau mengedarkan pakan ikan di Wilayah Negara Republik Indonesia wajib
mendaftarkan kepada Direktorat jenderal Perikanan Budidaya. Pakan ikan yang memenuhi
persyaratan mutu akan diterbitkan Nomor Pendaftaran melalui proses pengujian dan
penilaian. Pengujian mutu pakan dilakukan melalui pengujian laboratorium dan atau
pengujian lapang. Pakan ikan yang telah memiliki SNI, pengujian hanya dilakukan di
laboratorium.
Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya sangat berhubungan dengan proses
pelayanan yang dilakukan oleh Direktorat Produksi khususnya subdit sertifikasi. Pelayanan
ini diberikan kepada stakeholder khususnya perusahaan pakan maupun perusahaan
pengimpor bahan baku pakan ikan. Tingginya realisasi jumlah jenis pakan ikan terdaftar
menunjukkan bahwa kinerja subdit sertifikasi sudah cukup baik dan semua proses dalam
penerbitan sertifikat pakan ikan yang terjami mutunya dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa ada kendala yang berarti.
Tabel 54. Capaian IKU 23 “Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya” sampai dengan Triwulan II Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
- Target Tahunan 800 1.000
- Realisasi Tahunan - -
- Persentase Capaian Tahunan - -
- Target s/d TW I 762 -
- Realisasi s/d TW I 829 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 108,79 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 103,63 -
- Target s/d TW II 774
- Realisasi s/d TW II 1.028
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
85
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 132,82
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 128,50
Ket: * : IKU belum ditetapkan
** : Belum dilakukan pengukuran
Sampai dengan triwulan II tahun 2015, penilaian pendaftaran pakan telah menghasilkan
sertifikat pakan ikan terdaftar sebanyak 1166 merk pakan ikan dari 68 produsen dan
importir/distributor pakan ikan. Selama tahun 2012 – 2015 sudah terdapat beberapan merk
pakan yang sudah habis masa berlakunya dan telah diperpanjang sebanyak 138 merk pakan
dari 16 produsen/importir/distributor pakan ikan sehingga jumlah pakan ikan terdaftar
sampai dengan Juni tahun 2015 sebanyak 1028 merk, seperti dapat dilihat pada tabel 55
berikut.
Tabel 55. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar 2006 – 2015 (Triwulan II)
E. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif)
Perizinan merupakan salah satu bentuk pengendalian usaha yang sangat efektif. Fungsi
perizinan usaha perikanan budidaya selain untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan juga
untuk membina usaha perikanan serta memberikan kepastian usaha dan perlindungan
terhadap kegiatan usaha. Unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan adalah
unit usaha yang memperoleh izin atau rekomendasi teknis dari pusat ataupun
provinsi/kab/kota yang selanjutnya melakukan aktifitas budidaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Target unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan tahun 2015 adalah 650
unit, dengan realisasi sampai dengan triwulan II mencapai 779 unit atau 126,67% dari target
triwulan II sebesar 615 unit dan meningkat sebesar 4,85% jika dibandingkan dengan capaian
pada triwulan I yaitu sejumlah 743 unit. Jika dibandingkan dengan target tahunan maka
telah tercapai realisasi 119,85%. Capaian ini merupakan kumulatif dari tahun 2014 yang
sudah mencapai 696 unit seperti terlihat pada tabel 57 berikut.
Tabel 57. Capaian IKU 24 “Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan” sampai dengan
Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
- Target Tahunan 600 650 850
- Realisasi Tahunan 696 - -
- Persentase Capaian Tahunan 116,00 - -
- Target s/d TW I 570 600
- Realisasi s/d TW I 609 743
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 106,84 123,83
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 101,50 114,31
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
87
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Target s/d TW II 580 615
- Realisasi s/d TW II 648 779
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 111,72 126,67
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 108,00 119,85
Capaian tersebut terdiri dari 521 unit usaha yang memperoleh layanan perizinan di pusat
(kumulatif sejak tahun 2010), dan 258 unit usaha budidaya yang masih beraktifitas sesuai
dengan ketentuan (mendapatkan izin/rekomendasi dari provinsi/kabupaten/kota)
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan seperti terlihat
pada tabel 58 berikut. Tabel 58. Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 – Juni 2015
Tahun
Jenis Perizinan
Impor SIKPI RPIPM Ekspor RPTKA Surat Keterangan
Inti Mutiara Jumlah
2010 81 20 2 2 - - 105
2011 73 27 1 - - - 101
2012 72 20 2 - 3 - 97
2013 61 20 1 - 3 - 85
2014 48 21 2 - 3 16 90
s/d Juni 2015 20 21 1 - - 1 43
Jumlah 355 129 9 2 9 17 521
Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 49/PERMEN-
KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
tidak memberikan pelayanan untuk penerbitan Rekomendasi Pengunaan Tenaga Kerja Asing
(RPTKA), karena dalam peraturan tersebut tidak diatur lagi tentang RPTKA. Rincian unit
usaha yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan dapat dilihat pada tabel 59 berikut.
Tabel 59. Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
Provinsi Tahun
2013 2014 2015
Bali 20 21 21
NTB 103 103 103
JATIM 50 56 56
MALUKU 3 3 3
SULAWESI SELATAN 0 27 57
KALIMANTAN TIMUR 0 3 3
SUMATRA UTARA 0 4 4
DKI JAKARTA 0 0 10
JUMLAH 176 218 258
Ket : Kumulatif
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini pada
triwulan II antara lain 1) Melakukan rapat koordinasi dengan eselon I lingkup KKP terkait
implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
88
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; 2) Konsultasi publik terkait revisi PERMEN KP Nomor
49/PERMEN-KP/2014; dan 3) Melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat terkait
pelayanan Direktorat Usaha Budidaya.
Permasalahan dalam pencapaian IKU unit usaha yang memperoleh layanan perizinan antara
lain adalah terkait pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah. Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di
Kabupaten/Kota belum melakukan pelaporan secara berkala kepada pusat, sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU ini adalah :
a. Koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan
ikan;
b. Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa
daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di
daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh
masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang
pembudidayaan ikan;
c. Melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan
8 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
1 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
A. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah
langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil
guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan
perikanan.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri
yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
93
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat
Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran
terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen
penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu:
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Peraturan perundang-undangan
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
4. Penataan Tatalaksana
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
6. Penguatan Akuntabilitas
7. Penguatan Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 adalah
kategori BB, sama dengan target tahun 2014 atau dalam range nilai 70-80. Capaian nilai
tersebut pada triwulan II tahun 2015 ini belum diperoleh mengingat penilaian reformasi
birokrasi dilakukan tiap semester. Untuk penilaian semester I Tahun 2015 akan dilakukan
pada bulan Juli 2015.
Tabel 65. Capaian IKU 27 “Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB” sampai dengan Triwulan II Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Non Kumulatif, dihitung semesteran. Kategori: Target Tahun 2014 adalah 80 Realisasi Tahun 2014 adalah 85,94 (setelah dilakukan penilaian final tahun 2015 oleh Itjen KKP)
- Target Tahunan BB BB AA
- Realisasi Tahunan A - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Pada triwulan I tahun 2015, Tim Reformasi Birokrasi DJPB telah melakukan pengukuran
mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2014 didampingi
tim dari Inspektorat Jenderal KKP diperoleh nilai akhir 85,77 dengan interpretasi
memuaskan atau 107,22 % dari target. Selanjutnya dari penilaian tersebut, dilakukan review
LKE PMPRB Ditjen Perikanan Budidaya oleh Itjen. Hasil review Nilai RB DJPB tahun 2014
sebesar 85,94 dari nilai semula sebesar 87,77 dengan memberikan nilai tambahan pada
indikator komponen hasil yang merupakan nilai yang diturunkan dari capaian nilai Reformasi
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
94
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Birokrasi di level KKP. Berdasarkan review tersebut, pada bulan Juli 2015 Itjen KKP telah
memberikan beberapa rekomendasi terkait beberapa kegiatan yang dapat dilengkapi untuk
meningkatkan nilai yang diperoleh di antaranya dengan melengkapi standar pelayanan
publik Ditjen Perikanan Budidaya yang meliputi maklumat pelayanan publik, kode etik
pelayan publik, melakukan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) pelayanan publik DJPB sesuai
Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2014 dan melakukan integrasi system pelayanan publik
secara online dengan website DJPB.
Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan II untuk mendukung pencapaian
target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah:
1. Melakukan rapat pembahasan kegiatan pendukung PMPRB Ditjen Perikanan Budidaya
Tahun 2015 yang diikuti oleh Tim Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya.
2. Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi untuk tahun
2015;
3. Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dengan membuat usulan struktur organisasi baru yang saat ini sedang di bahas di level
Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
4. Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap
Jumlah 152,732,814,000 21,035,048,529 Penghitungan efisiensi -------------> 80.18%
Nilai Efisiensi (NE) -------------> 100%
Efisiensi
Anggaran (%)
Pagu OutputKODE
IKUIKU UNIT KERJA
Indeks
PaguIndeks RealisasiSASARAN STRATEGIS
1
Meningkatnya kemakmuran masyarakat
perikanan budidaya
1
3
4
5
6
9
10
Meningkatnya produksi usaha dan
investasi bidang perikanan budidaya
Tersedianya kebijakan pembangunan
perikanan budidaya yang implementatif
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan
sumberdaya perikanan budidaya yang
berdaya saing dan berkelanjutan
Terselenggaranya pengendalian sistem
budidaya secara efektif
Terkelolanya anggaran pembangunan
secara efisiensi di Ditjen Perikanan
Budidaya
Terwujudnya pranata dan kelembagaan
birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang
berkepribadian
Ket: - Sumber data sekunder: OM-SPAN 8 April 2015
Rata-rata efisiensi sebesar 66,6%, dikonversikan menjadi hanya 20%, karena nilai maksimal adalah 20%. Nilai ini digunakan untuk menghitung Nilai Efisiensi.
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
105
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
3.2. Capaian Kinerja Anggaran
Pada awal tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan
produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN
sebesar Rp 1.006.691.200.000,-, alokasi tersebut berkurang sebesar Rp 28.515.022.000,-
atau turun 2,75 % dari alokasi tahun 2014 sebesar Rp 1.035.206.222.000,-. Pada bulan
Februari terjadi revisi anggaran (refocussing) dan penambahan anggaran (APBNP), sehingga
total anggaran berubah menjadi Rp 1.360.771.200.000,-. Dana yang dialokasikan tersebut,
sampai dengan triwulan II tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp 211.333.736.492,- atau
15,53%, mengalami kenaikan sebesar 18,72% dibandingkan tahun 2014 pada triwulan yang
sama yaitu sebesar Rp 178.012.539.384,- atau 17,20% dari pagu APBN 2014 sebesar Rp
1.035.206.222.000,-. Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya
triwulan II tahun 2015 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 74 berikut.
Tabel 74. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan II TA.
2015 dan 2014
TAHUN ANGGARAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) (%)
2015* 1.360.771.200.000 211.333.736.492 15,53
2014 1.035.206.222.000 178.012.539.384 17,20 Ket: Data TW II Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 1 Juli 2015
Perbandingan pagu dan realisasi anggaran per jenis belanja satker Ditjen Perikanan
Budidaya triwulan II TA. 2015 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 75 berikut.
Tabel 75. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Setditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja
sampai dengan Triwulan II Tahun 2014 dan Tahun 2015
2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif
Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang disusun (judul; non kumulatif)
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
60
Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
25.235
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket teknologi)
16
Jumlah paket diseminasi teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket)
17
Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif
Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan)
3
Jumlah data monitoring kualitas lingkungan perikanan budidaya berbasis kawasan dan komoditas strategis nasional (laporan)
35
Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250
Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat keberterimanya 96%
4.200
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem keskanling
Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Keskanling (persen)
100
3 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif
Jumlah data infomasi dan distribusi perbenihan (Laporan) 5
Jumlah RSNI 3 sub bidang perbenihan yang disusun (judul; non kumulatif)
8
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah produksi induk unggul (juta induk) 16,82
Jumlah unit pembenihan skala kecil siap disertifikasi (unit) 100
Jumlah unit pembenihan skala besar yang siap disertifikasi (unit)
45
Jumlah unit perbenihan skala besar bersertifikat (unit; kumulatif)
84
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem 27
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
118
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROGRAM/KEGIA
TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
perbenihan (paket teknologi)
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket)
34
Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan skala kecil
420
Jumlah unit perbenihan (UPR dan HSRT) yang bersertifikat (unit; kumulatif)
336
Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut
Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 22
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan
Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Perbenihan (persen)
100
4 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang implementatif
Jumlah RSNI 3 sub bidang Prasarana dan Sarana budidaya yang disusun (judul; non kumulatif)
8
Data pengembangan kawasan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif)
170
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah kawasan yang mempunyai data dukung dan pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya air tawar, payau dan laut (kawasan; kumulatif)
55
- budidaya air tawar (kawasan; kumulatif) 20
- budidaya air payau (kawasan; kumulatif) 20
- budidaya laut (kawasan; kumulatif) 15
Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif)
85
Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif (meter lari)
100.000
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem prasarana (paket teknologi)
12
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem prasarana (paket)
12
Tersedianya sarana perikanan budidaya di sentra perikanan budidaya
Jumlah kawasan yang didukung sarana perikanan budidaya (kawasan; kumulatif)
10
Jumlah kawasan yang didukung dengan sarana perikanan budidaya di daerah perbatasan
5
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Prasarana dan Sarana (persen)
100
5 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif
Jumlah RSNI3 sub bidang produksi yang disusun (judul) 6
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah kelompok budidaya yang siap untuk disertifikasi CBIB (kelompok)
200
Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 8.200
Jumlah analisis dan publikasi data statistik perikanan budidaya (laporan)
6
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem produksi (paket teknologi)
14
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem produksi (paket)
34
Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri 15
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
119
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROGRAM/KEGIA
TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Terselenggaranya sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan
Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB dengan waktu penerbitan sertifikat 50 hari (unit; kumulatif)
1.000
Berkembangnya sentra perikanan budidaya yang menerapkan teknologi anjuran
Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin
24
Terselenggaranya pengendalian sistem bidang Produksi Perikanan budidaya secara efektif
Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem produksi
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Produksi (persen)
100
6 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya
Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 168.000
Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok)
630
Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model pengembangan usaha budidaya (kelompok)
100
Jumlah tenaga teknis binaan oleh UPT Ditjen PB (orang) 2.300
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang implementatif di bidang usaha budidaya
Jumlah judul Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Judul; kumulatif)
2
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang usaha budidaya
Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan melalui fasilitasi (orang; kumulatif)
2.700
Jumlah persiapan sertifikasi atas tanah pembudidaya ikan (bidang)
8.000
Jumlah paket informasi dan promosi usaha perikanan budidaya (paket)
35
Terselenggaranya pengendalian sistem usaha budidaya secara efektif
Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem usaha
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.usaha (persen)
100
7 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan profesional
Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural dan fungsional lingkup DJPB (%)
<15%
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75%
Terselenggaranya Reformasi Birokrasi
Nilai Penerapan RB DJPB BB
Nilai SAKIP DJPB A
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien
Nilai efisiensi anggaran DJPB >95%
Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran
Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai DJPB (%)
100
Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%) 100
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
120
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Program : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya
Jumlah Anggaran Tahun 2015 : Rp. 1.360.771.200.000
NO Kegiatan Anggaran
1 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Rp. 451.706.364.000
2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Rp. 107.660.918.000
3 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Rp. 249.240.563.000
4 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Rp. 150.811.653.000
5 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Rp. 115.443.615.000
6 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 285.908.087.000
Jakarta, Maret 2015
Slamet Soebjakto
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
121
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015)
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
122
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
123
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
L aporan K iner j a ( LK j ) T r iwu l an I I TAHUN 2015
124
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Lampiran 4. Rekapitulasi Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan beserta Ruang lingkup uji yang memenuhi standar teknis Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 (unit)
No Provinsi Nama Laboratorium
Ruang lingkup Uji
Kualitas Air
Penyakit Residu Pakan
1 NAD 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Battee – NAD
√ √ - -
2 SUMATERA UTARA
2 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara
√ √ - -
3 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Langkat
√ √ - -
3 RIAU 4 UPTD Laboratorium Penyakit Ikan dan Kualitas Air Dinas Perikanan Kab. Kampar
√ √ - -
4 KEPULAUAN RIAU
5 Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Budidaya Laut (BBL) Batam
√ √ - -
5 SUMATERA BARAT
6 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Sicincin, Provinsi Sumatera Barat
√ √ - -
7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan– Bukittinggi – Provinsi Sumatera Barat
√ - - -
6 LAMPUNG 8 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBL Lampung √ √ √ -
7 JAMBI 9 Laboratorium Kesehatan Ikan dan lingkungan BBAT Jambi
√ √ √ -
10 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jambi
√ √ - -
11 POSIKANDU Kab. Kota Jambi**
8 BANTEN 12 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAT Curug Barang-Pandeglang
√ - - -
13 Laboratorium Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LPPIL) Serang
√ √ √ -
14 UPTD Laboratoriumn Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan Perikanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang
√ - - -
9 DKI JAKARTA 15 Laboratorium UPTD Pusat Perikanan Budidaya - DKI Jakarta.
√ √ - -
10 JAWA BARAT 16 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupate Indramayu
√ √ - -
17 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
√ √ √ -
18 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAT Sukabumi*
√ √ √ √*
19 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Sungai Buntu-Karawang Provinsi JawaBarat
√ √ - -
20 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD Balai Pengembangan Benih Ikan Air Payau dan Laut Pangandaran – Provinsi Jawa Barat
√ √ - -
21 POSIKANDU Kabupaten Subang* √
11 JAWA TENGAH 22 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAP Jepara**
√ √ √ √**
23 Laboratorium Balai Kesehatan dan Karantina Ikan Propinsi Jawa Tengah
√ √ - -
24 Laboratorium Kesehata Ikan Kabupaten Kendal √ - - -
25 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Pati