Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Acara : I Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran Disusun oleh : Nama : Yunisha Febriani No. Mhs : 140801460 Hari/Tanggal : …………………………………………………. Asisten : ……………........………………………………. LABORATORIUM TEKNOBIO PANGAN FAKULTAS TEKNOBIOLOGI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2014
22

Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Mar 28, 2023

Download

Documents

hendy adhitya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR

Acara : I

Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Disusun oleh :

Nama : Yunisha Febriani

No. Mhs : 140801460

Hari/Tanggal : ………………………………………………….

Asisten : ……………........……………………………….

LABORATORIUM TEKNOBIO PANGANFAKULTAS TEKNOBIOLOGI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA2014

Page 2: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

PENGESAHAN

Acara : ……

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Disusun oleh :

Nama : …………………………………......

No. Mhs : …………………………………......

Hari/Tanggal : …………………………………......

Asisten : …………...................................

Page 3: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Padatanggal .................................

........................

Disahkan oleh :

Asisten praktikum

(..........................................................)

KREDIT NILAI LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Acara : ……………………………………………….

NO KRITERIANILAI

STANDART

NILAIREVISI I

NILAI

ACC

I PENDAHULUAN

JUDUL PERCOBAAN 1

TUJUAN PRAKTIKUM 4

II METODE

ALAT DAN BAHAN 5

Page 4: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

CARA KERJA 5

III HASIL DAN PEMBAHASAN 50

IV KESIMPULAN 10

V DAFTAR PUSTAKA 5

JUMLAH 80

Nama Mahasiswa :……….………....

No Mhs :.…………………

Mengetahui,Asisten

(………………………………) (…………….…………………)

Page 5: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

I. PENDAHULUAN

A. JUDUL PERCOBAAN

I. Pengenalan Gas dengan Kertas Lakmus

II. Pengenceran Suatu Larutan

B. TUJUAN

I. Untuk mengetahui adanya suatu gas dan

mampu mengenali sifat asam / basa dari gas

tertentu dengan menggunakan kertas lakmus.

II. Melatih cara menggunakan labu ukur dalam

mengencerkan suatu larutan

III. Menghitung nornalitas HCl dan H2SO4 yang

telah diencerkan.

Page 6: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

II. METODE

I. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

A. Alat dan Bahan

Alat

- Pipet Pro

- Tabung Reaksi

- Rak Tabung Reaksi

- Pipet Tetes

- Bunsen

- Pipet Ukur

- Pemantik Api

- Penjepit Tabung Reaksi

Bahan

- Aquades

- 2 ml NH4Cl

- 2 ml NaOH 1%

Page 7: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

- Kertas Lakmus

- Bunsen

B. Cara Kerja

Sebanyak 2 ml NH4Cl dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Sebanyak 2 ml NaOH 1%

ditambahkan larutan 2 ml NH4Cl yang ada di dalam

tabung reaksi sebelumnya. Kertas lakmus ditaruh

di permukaan tabung reaksi, lalu diamati

perubahan warna, pH, dan bau. Tabung reaksi

dipegang dengan penjenpit tabung reaksi,

kemudian dipanaskan diatas bunsen. Setelah

selesai, diamati kembali perubuahan warna

lakmus, pH, dan baunya.

II. Pengenceran Suatu Larutan

A. Alat dan Bahan

Alat

- Pro Pipet

- Pipet Tetes

- Bunsen

- Pipet Ukur

- Labu Ukur

- Tabung Reaksi

- Rak Tabung Reaksi

Page 8: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Bahan

- Aquades

- 3 ml H2SO4 pekat 96%

- 10 ml HCl 0,1N

B. Cara Kerja

Sebanyak 10 ml larutan HCl 0,1 N dimasukkan

ke dalam labu ukur. Larutan HCl 0,1 N yang ada

di dalam labu ukur sebelumnya ditambahkan

dengan aquades, hingga meniskusnya mencapai

tepat di atas garis batas labu ukur. Setelah

selesai, normalitas akhirnya dihitung dengan

menggunakan rumus pengenceran. Untuk

pengenceran H2SO4 pekat, sebanyak 10 ml aquades

dimasukkan ke tabung reaksi dan diamati suhu

awalnya. Lalu, sebanyak 3 ml larutan H2SO4 pekat

96% dimasukkan ke tabung reaksi secara perlahan

melalui dinding tabung. Setelah selesai,

dicatat perubahan warna dan normalitas akhirnya

dihitung.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Page 9: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Setelah dilakukan percobaan, berikut disajikan

tabel pengenalan gas dengan kertas lakmus

I. Tabel 1. PENGENALAN GAS DENGAN KERTAS

LAKMUS

Sebelum pemanasanSesudah

pemanasanWarna

larutan

Bening (tidak

berwarna)Bening

Bau Tidak berbau

Sedikit

menyengat,

pesingWarna kertas

lakmusHijau Biru

pH 8 (basa) 10 basa)

Setelah dilakukan percobaan, berikut disajikan

tabel pengenceran dari HCl 0,1N dan pengenceran

H2SO4 pekat

II. Tabel 2. PENGENCERAN HCl 0,1N

Sebelum SesudahVolume HCl 10 ml 100 mlKonsentrasi 0,1 N 0,01 N

Page 10: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

III. Tabel 3. PENGENCERAN H2SO4 PEKAT

Sebelum Sesudah

Pengamatan

Suhu

Biasa

(Suhu

ruangan)

Panas

Konsentrasi 0,96 N 0,22 N

B. PEMBAHASAN

I. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

Gas menurut Chang (2009) adalah suatu

zat yang berada pada keadaan gas pada suhu

dan tekanan yang normal. Menurut Saidi

(2010), kertas lakmus ialah indikator

penunjuk asam dan basanya suatu larutan.

Kertas lakmus biasanya berwarna biru atau

merah. Kertas lakmus akan menunjukkan

perubahan warna sesuai dengan pH zat

tersebut. Biasanya zat yang bersifat asam

akan memerahkan lakmus biru, dan zat yang

bersifat basa akan membirukan lakmus

merah.

Semua gas mempunyai beberapa sifat

fisik, seperti: mengikuti volume dan

bentuk dari wadahnya, gas merupakan zat

yang paling kompresibel (dapat ditekan)

Page 11: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

dari ketiga jenis materi, gas-gas akan

bercampur merata dan sepenuhnya bila

ditempatkan pada suatu wadah yang sama,

serta gas mempunyai tingkat kerapatan

paling rendah dibandingkan dengan zat

padat dan cair (Chang, 2009).

Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa

tidak ada partikel gas yang dapat dilihat.

Beberapa gas berwarna, seperti misalnya :

gas klor (kuning kehijau-hijauan), brom

(merah kecoklat-coklatan) dan iod (ungu),

beberapa diantaranya mudah meledak seperti

misalnya hidrogen; dan beberapa

diantaranya secara kimiawi bersifat lembab

(inert), seperti misalnya helium dan neon

(Petrucci, 1987).

Empat sifat dasar gas yang menentukan

tingkah laku fisis dari gas adalah

banyaknya molekul gas, volume gas, suhu

dan tekanan. Dari nilai-nilai numeris tiga

besaran yang diketahui, tentunya dapat

dihitung nilai besaran keempat.

Perhitungan ini bisa diselesaikan melaluli

persamaan matematis yang disebut persamaan

keadaan (equitation of state) Pada

prinsipnya semua, atau paling tidak

Page 12: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

beberapa sifat gas lainnya dapat dihitung

melalui persamaan keadaan (Petrucci,

1987).

Reaksi kimia yang terbentuk sebelum

dilakukan pemanasan adalah :

NH4Cl + NaOH NaCl + NH4OH. Zat

NH4OH (amonium hidroksida) tidak pernah

ada, zat tersebut tidak dapat diisolasi

dalam bentuk murni seperti NaOH (natrium

hidroksida). (Petrucci, 1987) Ketika

dipanaskan, maka akan terjadi perubahan

reaksi menjadi:

NH4OH + NaOH NH3 + NaCl + H2O.

Pemanasan yang dilakukan berfungsi

untuk memaksimalkan kerja reaksi dan

mempercepat terbentuknya gas NH3. Gas NH3

bersifat mudah bereaksi dengan air dan

membentuk larutan amonium hidroksida yang

bersifat basa. Untuk mendapatkan gas NH3,

dilakukan pemanasan untuk merombak larutan

NH4OH menjadi NH3 dan H2O. (Manan, 2005)

Setelah dihasilkan gas NH3 dari pembakaran,

maka terjadi perubahan pH kearah lebih

basa (pH = 10) karena NH3 merupakan zat

yang bersifat basa di dalam air, biasanya

berbentuk NH4OH (Petrucci, 2011).

Page 13: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Saat percobaan, gas NH3 (amonia) yang

dihasilkan dari persamaan diatas dapat

kita deteksi dari karakteristik baunya

yang menyengat atau dengan meletakkan

kertas lakmus merah di permukaan tabung

reaksi yang akan berubah menjadi berwarna

biru (Chang, 2009).

Berdasarkan percobaan yang sudah

dilakukan, campuran larutan NH4Cl dan NaOH

setelah dipanaskan akan menghasilkan gas

NH3. Seperti yang kita ketahui, NH3

(amonia) memiliki ciri-ciri berbau

menyengat, tidak berwarna, mudah menguap

(volatile), dapat membirukan lakmus merah

(bersifat basa), dan merupakan gas yang

reaktif (Chang, 2009).

Setelah dilakukan percobaan, tidak

ada perubahan pada warna larutan. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya indikator

yang ditambahkan ke dalam larutan

tersebut. Adanya perubahan pH pada larutan

disebabkan karena terbentuknya gas NH3 yang

sifatnya basa serta larut dalam larutan

tersebut. Akibat dari pemanasan yang

menghasilkan persamaan reaksi baru: NH4OH +

NaOH NH3 + NaCl + H2O, maka

Page 14: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

sebagian akan terurai menjadi uap air dan

menghasilkan NH3 yang menyebabkan kertas

lakmus berubah warna dan menunjukkan pH

dari larutan tersebut.

II. Pengenceran

Pengenceran adalah mencampur larutan

pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan

senyawa kimia yang pekat diencerkan,

kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.

Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat (Khopkar,

1990).

Pengenceran dari asam dan basa kuat

biasanya bersifat eksotermik. Jadi, jangan

pernah menambahkan air ke dalam larutan

asam dan basa kuat (terutama asam sulfat)

karena panas yang dihasilkan dari proses

pengenceran tersebut akan mendidihkan air

sehingga dapat memercikkan asam tersebut

(Petrucci, 2011).

Teknik pengenceran dari cairan pekat

melibatkan tiga tahap. Pada tahap awal

hitung volume aquades dan volume cairan

Page 15: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

pekat yang akan diencerkan. Tahap kedua

teknik pengukuran volume cairan pekat

karena sifat zat cair pekat, maka

pengukuran volumenya harus dilakukan di

ruang asam dan pembacaan skala volumenya

harus sesegera mungkin. Jika tidak ada

ruang asam, pengkuran dapat dilakukan di

tempat terbuka, di dekat bak atau di dekat

kran air dan arahkan wajah searah dengan

arah angin (Manan, 2005).

Tahap ketiga adalah pencampuran atau

pelarutan dengan cara mengalirkan larutan

pekat melewati gelas pengaduk ke dalam

gelas kimia yang berisi aquades (Manan,

2005). Cara mengencerkan larutan adalah

dengan menambahkan pelarut, yang dapat

berupa air (aquades) ke dalam larutan

tersebut.

Untuk mencari normalitas larutan, kita

dapat menggunakan rumus:

V1 . N1 = V2 . N2

Dengan V1 sebagai volume awal,

normalitas awal adalah N1 dan V2 adalah

volume akhir dengan nomalitasnya adalah N2.

Page 16: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Setelah dilakukan percobaan pengenceran

pada larutan HCl, dapat dilihat pada tabel

hasil pengamatan terjadi perubahan

normalitas akhir dari larutan tersebut.

Normalitas awalnya adalah 0,1N, namun

setelah dilakukan pengenceran berubah

normalitasnya menjadi 0,01N dan tidak ada

perubahan suhu pada larutan sesudah

diencerkan. Nilai normalitas akhir (N2)

berubah karena saat pengenceran,

ditambahkan aquades ke dalam larutan HCl

tersebut yang menyebabkan volume akhir (V2)

makin bertambah, sehingga normalitas

akhirnya menjadi lebih kecil dari

normalitas awal.

Pada percobaan pengenceran larutan H2SO4

pekat terjadi perubahan volume, suhu dan

normalitas. Larutan H2SO4 pada awalnya

memiliki volume 3ml setelah ditambahkan

dengan aquades berubah menjadi 13ml. Lalu

terjadi perubahan normalitas larutan yang

awalnya 0,96 berubah menjadi 0,22N setelah

diencerkan. Saat awal sebelum pengenceran,

suhu dari larutan masih biasa (suhu

ruangan), namun setelah ditambahkan dengan

aquades, suhu larutan bertambah panas. Hal

Page 17: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

ini disebabkan karena pengenceran dari

asam dan basa kuat biasanya bersifat

eksotermik (Petrucci, 2011). Pada reaksi

eksotermis, terjadi perpindahan panas dari

sistem ke lingkungan. Dengan kata lain,

reaktan harus memiliki lebih banyak energi

panas daripada produk. Kelebihan panas

inilah yang dikeluarkan ke lingkungan

(Kamilati, 2006). Maka dari itu saat

dilakukan percobaan, H2SO4 yang ditambahkan

ke aquades dan bukan sebaliknya agar panas

dapat dihilangkan dengan aman.

Pada saat percobaan, larutan H2SO4

dimasukkan ke dalam tabung secara perlahan

dengan melewati dinding tabung. Fungsinya

adalah agar tidak membahayakan praktikan,

karena larutan yang digunakan merupakan

H2SO4 pekat.

Page 18: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

IV. KESIMPULAN

I. Pengenalan Gas dengan Kertas Lakmus

1. Gas NH3 dapat dikenali dari baunya yang

menyengat dan termasuk basa lemah karena pH-

nya mencapai 10. Kertas lakmus merupakan

indikator asam-basa yang dapat ditunjukkan

melalui perubahan warna.

II. Pengenceran Suatu Larutan

1. Untuk menggunakan labu ukur saat pengenceran,

pelarut ditambahkan hingga ke garis batas

yang tertera.

2. Normalitas akhir larutan HCl adalah 0,01N.

Normalitas akhir larutan H2SO4 adalah 0,22N

Page 19: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2009. Chemistry 10th Edition. McGraw-Hill,

New York.

Kamilati, N. 2006. Mengenal Kimia. Ghalia Indonesia,

Bogor.

Khopkar, S.M . 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.

Universitas Indonesia

(UI-Press), Jakarta.

Page 20: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Liliandari, Putri dan Aunurohim. 2013. Kecepatan

Filtrasi Kerang Hijau

Perna viridis terhadap Chaetoceros sp dalam Media

Logam Tercemar Kadmium. Jurnal Sains dan Seni Pomits

Vol. 2, No. 2.Manan, M. 2005. Membuat Reagen Kimia di Labolatorium. Bumi

Aksara, Jakarta

Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan Modern.

PT. Gelora

Akasara Pratama, Jakarta.

Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan Modern.

PT Midas Surya

Grafindo, Jakarta.

Petrucci, Ralph H., Herring, F. Geoffrey, Madura,

Jeffry D., dan

Bissonette, Carey. 2011. General Chemistry

Principles and Modern Applications Tenth Edition.

Pearson Canada Inc., Toronto.Saidi, M. 2010. Jeli Marlupi (Mutiara dibalik Kulit Jeruk). Ganeca

Exact,

Sidoarjo.

Page 21: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

LAMPIRAN

Perhitungan Pengenceran HCl 0,1 N

Diketahui: Keterangan:

V1 = 10 ml V1 = Volume larutan HCl sebelum

pengenceran

N1 = 0,1 N N1 = Normalitas larutan HCl

sebelum pengenceran

V2 = 100 ml V2 = Volume larutan HCl

setelah pengenceran

N2 = ? N2 = Normalitas larutan HCl

setelah pengenceran

Penyelesaian:

V1 . N1 = V2 . N2

10 . 0,1 = 100 . N2

N2 = 1100

N2 = 0,01 N

Page 22: Laporan Kimia Dasar - Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus & Pengenceran

Perhitungan Pengenceran H2SO4

Diketahui: Keterangan:

V1 = 3 ml V1 = Volume larutan H2SO4 sebelum

pengenceran

N1 = 96 % = 0,96 N N1 = Normalitas larutan H2SO4

sebelum pengenceran

V2 = 13 ml V2 = Volume larutan H2SO4 setelah

pengenceran

N2 = ? N2 = Normalitas larutan H2SO4

setelah pengenceran

Penyelesaian:

V1. N1 = V2 . N2

3 . 0,96 = 13 . N2

N2 = 2,8813 = 0,221 N

= 0,22 N