LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN IVREAKSI REAKSI LOGAM
NAMA: RESKY DWI CAHYATINIM: H311 12 015REGU/KELOMPOK: IV
(EMPAT)/IV (EMPAT)HARI/TANGGAL PERC.: SELASA/18 FEBRUARI
2014ASISTEN: SARWINA HAFID
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB
IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLogam-logam dalam golongan utama
dalam sistem periodik umumnya reduktor kuat. Sedangkan logam-logam
yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang
relatif lebih rendah dari logam golongan utama. Logam memiliki daya
reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator. Logam alkali dan
alkali tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap akuades.
Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah bersifat reaktif.
Logam alkali memiliki satu elektron valensi sehingga sangat mudah
melepaskan elektron (energi ionisasinya kecil) sedangkan logam
alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga energi
ionisasi yang kecil, sehingga unsur-unsur golongan alkali tanah
mudah melepaskan elektron.Reaksi yang terjadi pada logam sebagian
besar adalah reaksi reduksi-oksidasi, yakni terjadinya penurunan
atau peningkatan bilangan oksidasi. Logam sangat mudah bereaksi
dengan unsur yang memiliki muatan -1 seperti halogen karena logam
bermuatan positif. Dalam kehidupan sehari-hari, perlu diketahui
bagaimana kereaktifan suatu logam dengan unsur lain. Oleh karena
itu, perlu untuk melakukan praktikum ini untuk mengetahui sifat
oksidasi-reduksi logam serta kereaktifan logam alkali dan alkali
tanah terhadap akuades. Untuk lebih memahami karakteristik maupun
sifat-sifat dari logam termasuk logam alkali dan alkali tanah, maka
dilakukan percobaan ini sehingga dapat membuktikan teori di
atas.1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan Maksud
dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui sifat
oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam alkali tanah.
1.2.1 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah:1.
Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, Cu dan Zn
terhadap iodin. 2. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah
(magnesium dan kalsium).
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan sifat reduksi logam
terhadap iodin ditentukan dengan mereaksikan serbuk logam Al, Fe,
Cu dan Zn dengan serbuk iodin menggunakan akuades. Kereaktifan
logam alkali tanah ditentukan dengan mereaksikan logam magnesium
dan logam kalsium dengan akuades melalui proses pemanasan. Untuk
melihat hasil reaksi dari logam alkali tanah maka ditambahkan
indikator PP.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron sedang reduksi adalah
reaksi pengikatan elektron Bila logam Zn dimasukkan dalam larutan
yang berisi Zn2+ terdapat beda potensial antara larutan dan
elektroda (Sukardjo, 1984).
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila
suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah menjadi lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat
yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu
direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku
juga untuk proses zat padat, lelehan, maupun gas (Svehla,
1985).[Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya
satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila
suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi menjadi lebih negatif
(kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi
adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat
tersebut dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan
berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan, maupun gas
(Svehla, 1985).[Oksidasi berarti pembentukan oksida dari unsurnya
atau pembentukan senyawa dengan mereaksikannya dengan oksigen dan
reduksi adalah kebalikan oksidasi. Definisi reduksi saat ini adalah
reaksi yang menangkap elektron dan oksidasi adalah reaksi yang
membebaskan elektron. Oleh karena itu, suatu pereaksi yang
memberikan elektron disebut reduktor dan yang menangkap elektron
oksidator.
Akibat reaksi redoks, reduktor mengalami oksidasi dan oksidator
mengalami reduksi (Saito, 2004).
Aluminium sangat berlimpah terdapat di alam dan merupakan logam
terbanyak di kerak bumi (8,3 % berat kerak bumi) dan terbanyak
ketiga setelah oksigen (45,5 %) dan silicon (25,7 %). Karena
aluminium sangat reaktif khususnya dengan oksigen, unsur aluminium
tidak pernah dijumpai dalam keadaan bebas dialam, melainkan sebagai
senyawa yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang bijih
bauksit yang berupa campuran oksida dan hidroksida aluminium.
Bauksit adalah batuan aluminium yang terjadi karena iklim alam
setempat, pada mulanya ditemukan oleh P. Berthier pada tahun 1821
di daerah dekat Les Baux, Provence (Sugiyarto dan Suyanti,
2010).
Unsur aluminium sangat reaktif dan hanya mempunyai satu macam
tingkat oksidasi yaitu +3. Dengan demikian, hanya ada satu macam
senyawa oksidanya yaitu Al2O3 dan satu macam hidroksidanya yaitu
Al(OH)3 yang berwarna putih dan sukar
larut dalam air. Oleh karena itu, bila ke dalam larutan garam
aluminium ditambahkan suatu basa maka akan terbentuk endapan putih
gelatin menurut persamaan reaksi (Sugiyarto dan Suyanti, 2010)
:
Al3+ (aq) + 3 OH- (aq) Al(OH)3
Ion Al3+ relatif kecil ukurannya, namun karena muatan ionnya
tinggi (+3) sehingga densitas muatannya juga tinggi, maka dalam
larutan kation ini mampu mengakomodasi enam molekul H2O yang
bersifat polar. Oksida aluminium dapat diperoleh dari pemanasan
hidroksidanya. Pemanasan hidroksida ini di atas 850 oC menghasilkan
oksida yang tak larut dalam asam maupun basa, tetapi pada pemanasan
di bawah 600 oC diperoleh oksida yang larut dalam asam [ maupun
basa (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Larutan garam aluminium bersifat asam dengan tetapan ionisasi
asam hampir sama dengan ionisasi asam asetat. Campuran dalam
antiperspirant (antipeluh) yang
biasa disebut aluminium hidrat terdiri atas garam-garam klorida
dari kedua ion kompleks hidrokso (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Aluminium merupakan konduktor panas dan konduktor listrik yang
baik, namun sifat ini lebih rendah dibandingkan dengan sifat
kondutor tembaga. Atas dasar sifat-sifat tersebut, logam aluminium
sangat banyak manfaatnya. Dalam indutri
rumah tangga misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam
industri makanan misalnya untuk pembungkus makanan dan kaleng
minuman (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Aluminum (Al) merupakan anggota golongan 13 berada sebagai
aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi.
Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah
bauksit, AlOx(OH)3. Logam aluminum
melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat pekat dan dalam
larutan hidroksida akan menghasilkan gas hidrogen. Aluminum
membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam dan
menunjukkan sifat kimia yang beragam (Saito, 1996).
Semakin tinggi temperatur peleburan akan meningkatkan kehalusan
struktur butir -Al dan fasa eutectoid -Al3Mg2. Semakin lama waktu
peleburan akan [menurunkan kehalusan struktur butir -Al dan fasa
eutektoid -Al3Mg2 (Siswanto, 2011).
Besi di alam sangat melimpah sehingga dapat pula merugikan bagi
kehidupan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengurangi
limbah besi di alam. Hal yang dilakukan adalah mengunakan pelet
berikat. Pelet yang [ dihasilkan oleh metode ini bisa langsung
dibebankan pada tanur tiup. Teknik lain adalah
produksi spons besi dari limbah. Perilaku pengurangan pelet
berikat mengandung Reduktor padat dipertimbangkan dalam penelitian
ini untuk memahami kemungkinan menggunakan pelet langsung di tanur
tiup atau dalam produksi besi spons (Camci, 2000).
Golongan IA disebut juga logam alkali. Logam alkali melimpah
dalam mineral dan di air laut. Khususnya natrium (Na) di kerak bumi
merupakan urutan
keempat setelah Al, Fe dan Ca. Walaupun keberadaan ion natrium
dan kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah usaha untuk
mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal sebab
kereaktifannya yang tinggi terhadap air (Saito, 2004).
Unsur-unsur golongan IIA lebih kecil daripada unsur-unsur
golongan IA. Hal tersebut dikarenakan muatan inti golongan IIA
lebih besar daripada golongan IA. Hasil yang diamati dari penurunan
ini dalam ukuran adalah unsur golongan IIA lebih
padat dan atom kesatuan golongan ini bersama-sama lebih kuat
daripada elemen golongan IA. Oleh karena itu, golongan IIA memiliki
titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi serta entalpi
peleburan dan penguapannya (Miessler dan Tarr, 1991).
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Mg melebur
pada 650 oC. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen
dengan mengeluarkan
cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa
nitrida Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu
biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung dengan cepat
(Svehla, 1985).
Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang penting dalam
pembentukan ester dan dalam industri senyawa organik. Logam alkali
ini juga merupakan komponen dari natrium klorida (NaCl) yang
penting bagi kehidupan. Kegunaan yang lainnya yaitu dalam sabun
sebagai campuran dengan asam lemak tertentu, untuk descale logam
(membuat permukaan logam lebih halus), dan untuk memurnikan lelehan
logam. Natrium juga sangat diperlukan untuk regulasi darah dan
cairan-cairan tubuh, transmisi impuls saraf, aktivitas jantung, dan
beberapa fungsi metabolisme tertentu (Hapsari, 2008).Kalsium adalah
logam putih perak yang agak lunak. Kalsium melebur pada 845 oC.
Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab. Pada
reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen
(Svehla, 1985).Magnesium dipasivasi dan dikinetis secara inert
dengan O2 dan H2O pada suhu kamar. Namun, Mg amalgam melepaskan H2
dari air karena tidak ada lapisan bentuk oksida pada permukaannya,
logam Mg bereaksi dengan uap atau air panas (Housecroft dan Sharpe,
2005):Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2Logam Ca memiliki sifat kimia yang
mirip dengan Sr dan Ba. Pada umumnya sama, tetapi sedikit kurang
reaktif daripada Na. Ca, Sr, dan Ba bereaksi dengan air dan asam
membebaskan H2 (Housecroft dan Sharpe, 2005).Kalsium memiliki
potensial reduksi yang sama dengan logam golongan I dan cukup
tinggi dalam seri elektrokimia. Kalsium mudah bereaksi dengan air
dingin, membebaskan hidrogen dan membentuk hidroksida logam (Lee,
1991):Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2Mg membentuk lapisan pelindung oksida
sehingga meskipun potensial reduksi yang baik tidak bereaksi mudah
kecuali lapisan oksida dihapus oleh amalgam dengan merkuri. Dalam
pembentukan oksida menyerupai aluminium (Lee, 1991).
BAB IIIMETODE PERCOBAAN
3.1 Bahan PercobaanBahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah akuades, tissue roll, serbuk logam Fe, serbuk logam Cu,
serbuk logam Zn, serbuk logam Al, serbuk iodin, logam Mg, logam Ca
dan indikator fenolftalein (PP).
3.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes,
kaca arloji, batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi
(gegep), rak tabung, gelas kimia, lampu spiritus, sendok tanduk dan
korek api.
3.3 Prosedur Percobaan3.3.1 Percobaan daya reduksi logam
terhadap iodine
Empat buah kaca arloji masing-masing dimasukkan serbuk Al, Fe,
Zn dan Cu sebanyak 1:2 dengan serbuk iodin. Masing-masing campuran
tersebut diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering sampai
campuran merata. Kemudian ditambahkan air secukupnya pada
masing-masing campuran tersebut dengan menggunakan pipet tetes.
Setelah itu, diamati perubahan yang terjadi.
3.3.2 Percobaan sifat reaksi logam alkali tanah dengan airDua
buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan serbuk Mg dan Ca.
Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan akuades dua kali volume
logam dan diamati apa yang terjadi pada masing-masing tabung.
Selanjutnya, kedua tabung dipanaskan secara perlahan di atas nyala
lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar panas merata, kemudian
diamati lagi yang terjadi pada tabung reaksi. Selanjutnya,
ditambahkan larutan indikator PP pada masing-masing tabung reaksi.
Lalu diamati warna yang terbentuk.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Data PengamatanTabel 1. Daya
Reduksi Logam Terhadap IodinLogamSetelah dicampurkanSetelah
ditambah airReaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)Warna uap
AluminiumTidak bereaksi (tetap berwarna aluminium)Bereaksi
(berwarna ungu)HUngu kemerahan
Seng Tidak bereaksiBereaksi SUngu
BesiTidak bereaksi (berwarna cokelat)Bereaksi dan larut
(berwarna ungu)SUngu
TembagaTidak bereaksi (tetap berwarna merah bata)Bereaksi
(berwarna biru keunguan)L-
Tabel 2. Kereaktifan Logam Alkali TanahLogamTimbul gelembung
gasSetelah dipanaskan timbul gasReaksi hebat (H), sedang (S), lemah
(L)Warna larutan
Kalsium-YaH Merah Muda
Magnesium-YaSUngu
4.2 Reaksi1. Fe(s)+ 2I2(s)FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g)E0 = +
0,98Anoda : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44Katoda: I2(s)+ 2e
2I-(aq)E0 = + 0,54Fe(s) + I2(s)Fe2+(aq) + 2I-(aq)E0 = + 0,98
2. Cu(s)+ 2I2(s)CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g)E0 = + 0,20Anoda :
Cu(s) Cu2+(aq) + 2e E0 = -0,34Katoda : I2+ 2e 2I-(aq)E0 = +
0,54Cu(s) +I2 Cu2+(aq) + 2I-(aq)E0 = + 0,203. 2Al(s) + 4I2(S)
2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g)E0 = + 2,20Anoda : Al(s) Al3+(aq) + 3e x
2 E0 = + 1,66Katoda : I2(s)+ 2e 2I-(aq) x 3 E0 = + 0,542Al(s) +
3I2(s) 2Al3+(aq) + 6I-(aq)E0 = + 2,204. Zn(s)+ 2I2(s)ZnI2(aq) +
H2O(l) + I2(g)E0 = + 1,30Anoda : Zn(s)Zn2+ + 2e-E0 = + 0,76Katoda :
I2(s)+ 2e 2I-(aq)E0 = + 0,54Zn(s) +I2(s) Zn2+ + 2I-(aq)E0 = +
1,305. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)+ H2(g) E0 = + 1,53Anoda
: Mg(s) Mg2+ (aq)+ 2e-E0 = + 2,36Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 +
2OH-(aq)E0 = - 0,83Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+ (aq) + H2 + 2OH-(aq)E0 = +
1,536. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)+ H2(g) E0 = + 2,04Anoda
: Ca(s) Ca2+ (aq)+ 2e-E0 = + 2,87Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 +
2OH-(aq)E0 = - 0,83Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+ (aq)+ H2 + 2OH-(aq)E0 = +
2,044.4 PembahasanReaksi redoks terdiri dari dua reaksi yaitu
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Kedua reaksi tersebut
berlangsung serentak. Reaksi reduksi merupakan reaksi yang
melibatkan pengikatan elektron oleh suatu zat, sedangkan reaksi
oksidasi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan elektron oleh
suatu zat. Dalam percobaan ini dilakukan percobaan daya reduksi
logam terhadap iodin dengan mencampurkan serbuk logam Al, Fe, Cu,
dan Zn dengan iodin padat untuk melihat daya reduksinya. Logam dan
iodin diaduk merata dengan batang pengaduk dalam keadaan kering
hingga campuran merata. Pada saat pencampuran ini, logam dan iodin
belum bereaksi. Namun, setelah dicampur merata, campuran logam dan
iodin ditetesi dengan akuades sedikit demi sedikit hingga 5 tetes
dengan menggunakan pipet tetes. Setelah ditambahkan akuades,
terjadi reaksi antara logam dengan iodin. Reaksi baru terjadi
setelah penambahan air karena air yang ditambahkan dalam campuran
logam dan iodin bertindak sebagai katalis reaksi. Setelah
ditambahkan air, campuran iodin dengan Zn bereaksi dan memberikan
warna uap ungu. Demikian pula campuran dengan logam Fe bereaksi
serta memberikan warna uap ungu. Berbeda pada campuran Cu dengan
akuades, tidak ada sama sekali reaksi yang terjadi. Sedangkan
campuran iodin dan Al dengan beberapa tetes akuades yang terjadi
yaitu reaksi yang sangat hebat, tetapi butuh waktu beberapa menit
untuk bereaksi dan menghasilkan uap yang sangat banyak berwarna
ungu kemerahan serta menghasilkan larutan berwarna ungu. Urutan
kecepatan reaksinya dari yang paling cepat ke yang paling lambat
yaitu Al > Zn > Fe > Cu. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyataka bahwa daya reduksi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap
iodin yaitu Al > Zn > Fe > Cu.Unsur logam alkali tanah
merupakan unsur logam yang reaktif sehingga unsur-unsur logam
alkali di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas tetapi berikatan
dengan unsur-unsur lain. Namun bila dibandingkan, logam alkali
lebih reaktif daripada logam alkali tanah karena pada logam alkali
hanya memiliki satu elektron valensi yang dengan mudah dapat
mengikat atom lain untuk bereaksi dengannya. Berbeda dengan
golongan alkali tanah yang memiliki elektron valensi 2 yang
memerlukan energi yang lebih besar untuk melepas elektronnya dan
bereaksi dengan atom lain.Dalam percobaan ini logam magnesium dan
kalsium yang merupakan logam alkali tanah direaksikan dengan
akuades untuk melihat kereaktifannya serta membandingkan
kereaktifannya dengan logam alkali natrium. Namun, dalam percobaan
ini natrium tidak diuji kereaktifannya disebabkan bahan logam
natrium tidak tersedia.Dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan
terlebih dahulu kepingan-kepingan logam magnesium dan kalsium ke
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan akuades sebanyak 2 kali
dari volume logam magnesium dan kalsium, lalu diamati reaksi yang
terjadi. Setelah ditambahkan air, logam magnesium dan kalsium tidak
bereaksi dengan akuades, namun setelah dipanaskan dengan spritus,
baru terjadi reaksi antara logam magnesium dengan akuades dan
kalsium dengan akuades, yang ditandai timbulnya gelembung-gelembung
gas pada tabung reaksi. Gelembung-gelembung gas yang terbentuk
dalam tabung reaksi ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan dari
reaksi magnesium dan kalsium dengan air. Tabung reaksi yang berisi
akuades dan magnesium serta akuades dan kalsium ditambahkan larutan
indikator fenolftalein (PP). Fungsi penambahan indikator ini yaitu
untuk menguji apakah reaksi antara logam magnesium dan kalsium
dengan akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa atau tidak.
Setelah penambahan indikator ini, larutan dalam tabung reaksi
berwarna merah muda (pink). Ini membuktikan bahwa reaksi magnesium
dan kalsium dengan akuades atau air menghasilkan larutan yang
bersifat basa, yaitu larutan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan
kalsium hidroksida (Ca(OH)2).Menurut teori kereaktifan logam alkali
dan alkali tanah dengan air dalam sistem periodik, semakin ke bawah
dan semakin ke kiri letak unsur, maka sifafnya akan semakin
reaktif. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya, dimana
semakin besar jari-jari suatu atom, maka kereaktifannya akan
semakin besar. Sehingga jika diurutkan berdasarkan kereaktifan
logam magnesium dan kalsium, berdasarkan teori ini maka urutannya
adalah Ca > Mg.Warna larutan hasil reaksi logam Ca dengan
akuades lebih terang daripada warna larutan hasil reaksi logam Mg
dengan akuades setelah ditambahkan indikator PP. Hal ini menunjukan
basa yang terbentuk dari reaksi logam Ca dengan akuades lebih kuat
dibanding dengan basa yang terbentuk dari reaksi logam Mg dengan
akuades. Jika diurutkan tingkat kereaktifitasnya maka Ca > Mg.
Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa kalsium lebih reaktif
dari magnesium.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil
percobaan dapat disimpulkan bahwa daya reduksi logam Al, Fe, Cu,
dan Zn terhadap iodin yaitu Al > Zn > Fe > Cu. Hasil
tersebut sesuai dengan teori. Sedangkan urutan kereaktifan logam
alkali tanah terhadap air yaitu Ca > Mg. Hasil tersebut sesuai
dengan teori.
5.2 Saran5.2.1 Saran Untuk Percobaan Untuk percobaan, sebaiknya
disediakan logam natrium agar percobaan membandingkan kereaktifan
alkali dan alkali tanah dapat dipraktikkan praktikan lebih banyak
mendapat pemahaman dan pengetahuan.
52.1 Saran Untuk LaboratoriumUntuk laboratorium, sebaiknya
memperbaiki wastafel yang rusak dan tersumbat agar praktikan dapat
mencuci alat-alat percobaan dengan cepat, sehingga percobaan
dilakukan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKACamci, L., Aydin, S., dan Arslan, C., 2002,
Reduction of Iron Oxides in Solid Wastes Generated by Steelworks,
Turkish J. Eng. Env. Sci., 26: 37-44.
Hapsari, N., 2008, Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) dan
Magnesium (Mg) dalam Bittern (Buangan) Industri Garam dengan
Membran Elektrodialisis, Jurnal Teknik Kimia, 31 (1): 192-198.
Housecroft, E.C., 2005, Inorganic Chemistry Second Edition,
Prentice Hall, London.
Lee, D.L., 1991, Concise Inorganic Chemistry Fourth Edition,
Chapman & Hall, Oxford.
Miessler, L.G., dan Tarr, A.D., 1991, Inorganic Chemisrty,
Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Saito, T., 1996, Kimia Anorganik, Iwanami Shoten Publishers,
Tokyo.
Siswanto, R., 2011, Pengaruh Temperatur Dan Waktu Peleburan
Pengecoran Tuang Terhadap Struktur Mikro Paduan Al-21 % Mg, Media
Sains, 3 (1): 87-96.
Sugiyarto, K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sukardjo, 1984, Kimia Anorganik, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Svehla, G., 1979, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan
Semimikro, diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A.,
1985, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 21 Februari 2014
Asisten Praktikan
Sarwina Hafid Resky dwi CahyatiLampiran 1 BAGAN KERJAA. Daya
reduksi logam atas iodin
Logam Cu Logam AlLogam FeLogam Zn
Dimasukkan ke dalam kaca arloji yang bersih dan kering
Dicampurkan dengan 1 sendok serbuk iodin Diaduk dengan batang
pengaduk dalam keadaan kering sampai campuran merata Ditambahkan
beberapa tetes air dengan menggunakan pipet tetes Diamati reaksi
yang terjadi
Hasil
B. Sifat reaksi logam alkali tanah dengan air
HasilLogam CaLogam Mg
Dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 5 mL
akuades Diamati yang terjadi pada tabung reaksi Tabung reaksi
dipanaskan di atas nyala api spitus sambil digoyang-goyang agar
panas merata Diamati perubahan dalam tabung reaksi Ditambahkan
larutan indikator PP Diamati warna larutan yang terbentuk
Lampiran 2A. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin
Gambar 1. Logam aluminium + iodin padat bercampur
Gambar 2. Reaksi antara campuran logam aluminium + iodin padat
dengan air
Gambar 6. Logam besi + iodine padat bercampur
Gambar 3. Reaksi antara campuran logam besi + iodin padat dengan
air
Gambar 4. Logam seng + iodine padat bercampur
Gambar 3. Reaksi antara campuran logam seng + iodin padat dengan
air
B. Kereaktifan Logam Alkali Tanah
Gambar 4. Logam magnesium dengan akuades sebelum dipanaskan
Gambar 5. Logam magnesium dengan akudes setelah dipanaskan
Gambar 5. Logam magnesium dengan akudes setelah ditambah
indicator PP
Gambar 5. Logam kalsium dengan akudes sebelum dipanaskan
Gambar 5. Logam kalsium dengan akudes setelah dipanaskan
Gambar 5. Logam magnesium dengan akudes setelah dipanaskan