-
1
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
IDENTIFIKASI ORGANISME PARSITIK PADA POPULASI IKAN
DI EKOSISTEM DANAU AIR ASIN GILI MENO KABUPATEN
LOMBOK UTARA
BIDANG KEGIATAN:
PKM - PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
Lalu Rian Mahpuz (611.12.018/ANGKATAN 2012)
Nurul Hidayah (611.12.030/ANGKATAN 2012)
Muhammad Rama Imam Saputra (611.12.026/ANGKATAN 2012)
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
2013
-
ii
-
iii
RINGKASAN
Gili Meno merupakan daerah tujuan wisata yang telah dikenal
tidak hanya di tingkat
nasional, bahkan di tingkat internasional. Keindahan alam Gili
Meno menjadi daya tarik
tersendiri yang tidak tergantikan. Salah satu keindahan yang
khas di Gili Meno adalah adanya
ekosistem danau air asin. Ekosistem tersebut sangat potensial
untuk dikembangkan, dalam
rangka mendukung pariwisata berkelanjutan (ekowisata). Salah
satu daya tarik yang sangat
potensial di eksosistem tersebut adalah pesona burung air,
termasuk burung migran. Sebagai
salah satu langkah mendukung pengembangan pariwisata
berkelanjutan tersebut, sangat
peerlu penyediaan data dan informasi yang akurat dan memadai,
salah satunya adalah
informasi penyakit zoonosis yang dibawa oleh burung migran
tersebut. Kajian penyakit
parasitik sangat penting, dikarenakan beberapa dari spesies
burung migrant dikenal
membawa cacing zonosisi yang sangat patogen. Dalam siklus
hidupnya, cacing parasit
tersebut tentunya melibatkan ikan sebagai inang intermediet
untuk dapat menginfeksi satwa
liar yang asli dari Gili Meno maupun manusia yang tinggal di
sekitar ekosistem tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies ikan
dan organisme parasit yang
ada pada tubuh ikan yang hidup di eksosistem danau air asin Gili
Meno.
Sampel ikan yang diperoleh melalui pelepasan jarring di danau
akan dibawa ke
laboratorium untuk periksa. Ikan yang ditemukan akan dibedah dan
organ yang menjadi
target dibagi menjadi 3 bagian, yaitu organ insang, daging dan
saluran pencernaan.
Pemeriksaan insang dilakukan secara langsung dengan mengamati
adanya larva atau cacing
dewasa yang menempel pada insang. Pemeriksaan sampel daging ikan
juga akan dilakukan
secara manual dengan mengamati adanya larva dan cacing dewasa.
Apabila ditemukan objek-
objek tersebut, makan akan diamati lebih detil di bawah
mikroskop stereo untuk keperluan
identifikasi spesies. Untuk sampel cairan saluran pencernaan
akan diambil 50 100 ml cairan
kemudian dicampurkan dengan 15 ml aquades dan disentrifuse
dengan kecepatan 2500 rpm.
Setelah bersih sampel ditambahkan gula jenuh sampai 2/3 tabung
reaksi dan di streifuse
dengan kecepatan 1500 rpm selama 8 menit. Sampel kemudian
ditegakkan pada rak tabung
dan ditambahkan gula jenuh sampai permukaan tabung membentuk
cembung. Permukaan
tabung kemudian ditutup dengan cover glass dan dibiarkan 3-5
menit. Setelah itu, cover glass
ditempelkan ke gelas objek dan diamati di bawah mikroskop.
Selain itu, dilakukan juga
identifikasi ikan yang merujuk pada buku identifikasi ikan
Cotelat (1997). Data hasil
penelitian akan ditampilkan dalam bentuk table, gambar dan
grafik dan akan dianalisis secara
deskriptif.
Kata Kunci : Organisme Parasitik, Ikan, Danau Air asin, dan Gili
Meno.
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.................................................................................................................
i
PENGESAHAN
........................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
............................................................................................................................
iii
RINGKASAN
...........................................................................................................................
iv
BAB I.PENDAHULUAN
.........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
.......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
.................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penelitian
....................................................................................................
2
1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
...........................................................................
3
1.5 Luaran Penelitian
..................................................................................................
3
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
................................................................................................
4
2.1 Tinjauan Geografis Gili Meno
...............................................................................
4
2.2 Deskripsi Ikan
.......................................................................................................
4
2.3 Distribusi dan Keragaman Parasit
........................................................................
5
2.4 Tipe-Tipe Parasit dan Resistensi Inang
..................................................................
5
2.5 Efek Parasit terhadap Inang
..................................................................................
6
BAB III.METODE PENELITIAN
............................................................................................
6
3.1 Tahapan-Tahapan Penelitian
..................................................................................
7
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
................................................................................
7
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
.....................................................................................
7
3.4 Metode Pengumpulan Data
....................................................................................
7
a. Penagkapan Sampel Ikan
..............................................................................
7
b. Pengumpulan Sampel Untuk Pemeriksaan Parasit
...................................... 7
c. Pembedahan Ikan
.........................................................................................
7
d. Pemeriksaan Parasit
.....................................................................................
7
3.5 Analisis Data
..........................................................................................................
8
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
...........................................................................................
8
BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
...................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................................
10
-
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Lombok adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur
Pulau Bali. Pulau
ini memiliki diameter kurang lebih 70 km dan luas pulau ini
mencapai 5.435 km. Selain itu,
Pulau Lombok banyak dikelilingi oleh pulau pulau kecil (Gili)
yang menjadi tujuan wisata
baik domestik maupun mancanegara.
Salah satu objek wisata yang terdapat di Lombok adalah Gili
Matra yang biasa
disebut Gili Indah. Daerah ini terdiri atas 3 pulau kecil (Gili)
yaitu, Gili Trawangan, Gili
Meno dan Gili Air. Secara administratif, desa Gili Indah
termasuk wilayah kecamatan
Pemanang Kabupaten Lombok Utara. Luas wilayah secara keseluruhan
meliputi 2.954 Ha
yang terdiri atas 665 Ha daratan dan selebihnya adalah daerah
perairan laut. Masing-masing
Gili tersebut memiliki keunikan masing-masing khususnya keunikan
flora dan fauna
termasuk burung liar (Rachman, 2004).
Gili meno adalah salah satu dari 3 pulau kecil (Gili) selain
Gili terawangan dan Gili
air,yang menjadi kawasan wisata bahari Indonesia. Gili Meno
merupakan salah satu dari
ketiga Gili Indah yang menjadi daerah Taman Wisat Laut melalui
Keputusan Menteri
Kehutanan No.85/kpts-11/1993 pada tanggal 16 Februari dengan
luas kawasan 150 hektar
(Abdurrakhman, 2002). Adanya keputusan Menteri Kehutanan
tersebut menyebabkan
berdampak pada lebih dominannya program pengelolaan dan
penelitian kearah ekosistem
akuatik dibandingkan tersetrial, padahal ekosistem tersestrial
di Gili Meno juga memiliki
potensi yang sangat tinggi dan sangat memungkinkan untuk
dikembangkan dalam
meningkatkan tarap hidup masyarakat di Gili Meno.
Salah satu potensi yang sangat tinggi dan terdapat di Gili Meno
adalah ekosistem
danau air asin. Danau air asin tersebut merupakan habitat yang
unik dan menjadi karakter
khas Gili Meno. Danau air asin yang ada di Gili Meno merupakan
habitat yang dikelilingi
oleh ekosistem mangrove yang sangat indah sehingga menjadi daya
tarik wisata yang sangat
tinggi. Habitat danau air asin juga menjadi tempat singgah
berbagai burung migrant,
khususnya burung air dari Famili Ardeidae (Setiawan, 2008).
Keberadaan burung burung
migran berpotensi menyebarkan berbagai penyakit seperti flu
burung, meningitis, malaria
unggas, dan bebagai penyakit parasitik. Penyakit parasitik yang
dikeluarkan burung migran
juga banyak yang bersifat zoonosis seperti Clinostonum,
Balantidium dan Haemosporidia.
Keberadaan habitat danau menyediakan ruang untuk berbagai
organisme parasitik
tersebut berkembang dan menginfeksi hewan lainnya. Ikan sering
menjadi inang parateni
-
2
(pembawa) berbagai organisme parasit yang pathogen tersebut
(Bonet et al, 2011).
Keberadaan berbagai burung air dari kelompok bangau dan belekok,
dapat mengindikasikan
adanya beberapa spesies cacing trematoda khas salah satunya
adalah Clinostomum. Cacing
ini merupakan cacing zoonosis yang sangat pathogen bagi hewan
dan manusia. Selain itu,
banyaknya spesies burung migran yang singgah di Gili Meno
sepanjang tahun, sangat
memungkinkan menjadi habitat yang sangat menarik untuk
dipelajari untuk melihat adanya
transmisi infeksi dari hewan pendatang ke hewan asli di habitat
tersebut.
Adanya kekhawatiran munculnya penyakit baru bagi hewan local
yang dibawa oleh
hewan pendatang perlu diwaspadai. Hal ini disebabkan, infeksi
baru dapat memusnahkan
atau menurunkan populasi hewan asli di habitat tersebut.
Mengingat beberapa organisme
parasitik tersebut sangat patogen dan berbahaya bagi kesehatan
manusia dan hewan asli di
Gili Meno, maka sebagai langkah awal perlu dilakukan penelitian
untuk mengidentifikasi
organisme parasitik tersebut, sebelum menimbulkan permasalahan
yang serius. Hal ini sangat
penting dilakukan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan
(ekowisata) di Gili Meno yang
menawarkan keindahan alam dan bentang alam yang sehat dan
alami.
Objek yang paling mudah untuk dijadikan sebagai bahan
investigasi adalah spesies
ikan yang dapat menjadi inang perantara di ekosistem danau air
asin Gili Meno. Penelitian
yang difokuskan pada spesies ikan menjadi pilihan utama karena,
eksistensi parasit dihabitat
tersebut dalam melangsungkan siklus hidupnya dapat ditinjau dari
eksistensinya dalam inang
perantara. Oleh karena itu, deteksi dan identifikasi
keanekaragaman parasit pada spesies ikan
yang ada di Gili Meno dapat mereferesentasikan parasit yang
eksis dan mampu bertahan
untuk menyebar ke hewan lokal yang hidup di Gili Meno dan
ekosistem danau air asin pada
khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang coba untuk dijawab melalui penelitian ini
adalah :
1. Apakah spesies ikan yang hidup di ekosistem danau air asin
Gili Meno?
2. Bagaimanakan keanekaragaman organisme parasitik pada ikan
yang hidup di ekosistem
danau air asin Gili Meno?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di danau air asin
Gili Meno.
2. Mengidentifikasi keanekaragaman organisme parasit pada
populasi ikan pada
ekosistem danau air asin Gili Meno.
-
3
1.4 Urgensi Penelitian
Berkembangnya pariwisata, khususnya ekowisata di Gili Meno
sangat menjanjikan
bagi peningkatan perekonomian masyarakat Gili Meno pada
khususnya dan Lombok Utara
pada umumnya. Upaya perbaikan di semua sector tentu sangat
dibutuhkan dalam mendukung
pengembangan ekowisata tersebut, salah satunya tersedianya
lingkungan yang sehat dan
bebas dari penyakit menular asal hewan liar. Mengingat Gili Meno
merupakan tujuan wisata
yang telah mendunia (sekala internasional), maka keberadaan
ekosistem danau asin di Gili
Meno perlu dipersiapkan sebagai lokasi wisata yang sehat dan
aman. Kehadiran burung
migrant di danau tersebut dapat menjadi nilai tambah apabila di
rawat dengan baik.
Demikian pula, dapat menjadi ancaman sumber penularan penyakit
zoonosis apabila tidak
dilakukan tindakan pengamanan sejak dini. Sebagai salah satu
langkah nyata adalah
meakukan investigasi organisme parasitic pada ikan yang menjadi
iang intermediet berbagai
parasit zoonosis yang dibawa oleh populasi burung migrant
tersebut.
1.5 Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut ;
1. Dengan diketahuinya spesies Ikan di Gili Meno tersebut
diharapkan dapat menambah
data keanekaragaman spesies ikan (pisces) di pulau Lombok.
2. Artikel ilmiah tentang keanekaragaman organisme parasit pada
ikan yang hidup di
danau asin Gili Meno, yang dapat memberikan gambaran awal
keanekaragaman jenis
organisme parasit yang dibawa oleh burung migran dari daerah
lain dan singgah di Gili
Meno.
-
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Geografis Gili Meno
Secara geografis Gili Meno terletak pada 8020 - 8
023 LS dan 116
000 - 116
008
BT.
Secara administratif dalam kawasan dusun Gili Meno, desa Gili
Indah, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Bara.
Adapun batas-batas
administarsi kawasan ini adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Lombok
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Gili Trawangan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Gili Air
Topografi Gili Meno adalah datar dengan ketinggian hampir
sejajar dengan
permukaan laut dan beriklim tropis dengan suhu berkisar antara
200
300
C
(Abdurrakhman, 2002).
Vegetasi daratan yang sering dijumpai merupakan vegetasi yang
dianggap tumbuhan
alami seperti Asam Laut (Tamanrindus indica), Waru Laut
(Hibiscus tiliaceus), Ketapang
(Terminalia catapa), serta vegetasi yang telah diusahakan oleh
masyarakat setempat seperti
Kelapa (Cocos nucufera), Bambu (Bambusa sp), Pisang (Musa
paradisiacal) dan tanaman
pertanian lainnya (Rachman, 2004).
Habitat danau air asin yang terletak di sebelah barat dari Gili
Meno memiliki
karakteristik habitat yang khas berupa hutan mangrove dan
vegetasi kelapa di bagian utara
danau. Jenis mangrove yang dominan ditemukan di danau air asin
ini adalah dari spesies
Avicenia opicinalis dan Brugueria sp. Hal inilah yang menjadikan
habitat danau banyak
dihuni oleh burung-burung, khusunya kelompok burung air.
Beberapa di antara burung air
tersebut adalah kelompok burung migran yang pada waktu-waktu
tertentu ditemukan di
habitat ini. Penelitian terakhir yang dilakukan antara bulan
Juli- Agustus menyebutkan
bahwa tidak kurang dari 11 spesies burung tersebut adalah burung
migran (Setiawan, 2008).
2.2 Deksripsi Ikan
Ikan adalah kelompok hewan vertebrate yang hanya dapat hidup
pada habitat akuatik
(perairan). Ciri khas pada ikan adalah bernafas menggunakan
insang dan memiliki sisik.
Selain itu, ikan dikenal sebagai hewan berdarah dingin atau
homeotermal, yang selalu
mengikuti perubahan suhu lingkungan sebagai bentuk adaptasi
hidupnya.
Hampir semua tipe perairan memiliki jenis dan karakter ikan yang
berbeda, mulai dari
habitat tawar, payau hingga air asin. Ada beberapa spesies ikan
yang memiliki kemampuan
adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi yang dikenal dengan
kelompok ikan Eurihaline
-
5
dan kelompok yang rentan terhadap perubahan salinitas atau
stenohaline.
2.3 Distribusi dan Keragaman parasit
Dogiel et al. (1961) menyatakan bahwa parasit memiliki dua
habitat dan dua tipe
distribusi. Habitat parasit tersebut adalah mikrohabitat dan
makrohabitat. Mikrohabitat adalah
lokasi penempelan parasit sedangkan makrohabitat adalah
lingkungan di luar lokasi
penempelan. Dua tipe distribusi parasit terdiri dari distribusi
mikro yaitu penyebaran parasit
dan distribusi makro atau penyebaran parasit pada
makrohabitat.
Parasit ikan akan memilih lokasi penempelan sebaik mungkin di
tubuh ikan. Usaha
pemilihan ini bertujuan untuk mendapatkan kebebasan mencari
makanan dan kesempatan
bereproduksi secara maksimal. Adanya persaingan antara parasit
untuk mendapatkan
makanan dan ruang mengakibatkan parasit berusaha untuk mencapai
hampir seluruh jaringan
inang. Parasit menemukan organ target berdasarkan rangsangan
dari inang (Noble & Noble
1989).
Distribusi makro parasit di perairan bergantung pada banyak
faktor seperti keberadaan
inang antara, komposisi kimia air, zonasi laut, salinitas dan
suhu (Dogiel et al. 1961). Pola
migrasi ikan juga berpengaruh terhadap distribusi makro.
Ikan-ikan yang hidup di dua
wilayah perairan yang berbeda cenderung mendapat parasit lebih
banyak dibandingkan ikan-
ikan yang hanya hidup di satu wilayah perairan (Noble &
Noble 1989).
2.4 Tipe-tipe Parasitisme dan Resistensi Inang
Berdasarkan lokasi penempelannya, parasit dapat dibedakan
menjadi ektoparasit, mesoparasit
dan endoparasit. Berdasarkan sifat ketergantungannya terhadap
inang parasit dibedakan
menjadi fakultatif dan obligat. Menurut Grabda (1991),
ektoparasit adalah parasit yang hidup
di kulit, insang, dan bagian permukaan luar tubuh dan
endoparasit adalah parasit yang hidup
di dalam sel organ. Menurut Kabata (1985), mesoparasit adalah
parasit yang hidupnya di
antara ektoparasit dan endoparasit. Mesoparasit dapat ditemukan
di kolon usus atau rongga
tubuh lainnya. Brown (1979) menyatakan parasit fakultatif adalah
parasit yang tidak mutlak
tergantung pada inang sedangkan parasit obligat adalah parasit
yang mutlak bergantung pada
inang. Parasit fakultatif hidup sementara (temporer) di tubuh
inang sedangkan parasit obligat
hidup permanen di dalam tubuh inang. Menurut Dogiel et al.
(1961) ada tiga ketentuan utama
hubungan antara keberadaan parasit dengan umur atau ukuran ikan,
diantaranya:
1. Semakin bertambah ukuran dan meningkatnya umur ikan infestasi
parasit juga
bertambah.
2. Perubahan kualitatif dari komposisi parasit dapat merupakan
gambaran dari
perubahan yang terjadi pada ekologi inang.
-
6
3. Infestasi parasit pada ikan kecil adalah parasit yang
mempunyai daur hidup langsung
atau penempelan secara aktif.
2.5 Efek Parasit Terhadap Inang
Efek parasit terhadap inang dapat berupa kerusakan mekanik,
pengambilan nutrien,
serta efek toksik dan litik (Cheng 1973). Kerusakan mekanik
umumnya disebabkan oleh alat
penempel yang ada pada parasit (kait, jangkar, dan capit). Batil
hisap dari digenea dapat
merusak lapisan mukosa pada usus ikan. Serkaria digenea dapat
menembus kulit dan masuk
ke jaringan sehingga menyebabkan kerusakan pada organ inang.
Efek toksik dan litik parasit
terhadap inang dicontohkan oleh nematoda. Hasil metabolisme
nematoda dapat menimbulkan
alergi pada inang. Nematoda yang menginfeksi urat daging ikan
dapat merugikan industri
perikanan sebab dapat menurunkan kualitas daging ikan (Grabda
1991).
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan-Tahapan Penelitian
Perijinan ke Aparat Desa dan
Dusun
Pengumpulan data sekunder
(salinitas danau, suhu dan
lain-lain)
Sampling Ikan yang akan
diperiksa
Pengolahan dan analisis data
Pembahasan data dan
penyusunan laporan
Penyerahan dan Pemgiriman
Laporan Pengiriman Naskah Publikasi ke Jurnal
-
7
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilakukan mulai Bulan Maret dan berakhir
pada Bulan Juli 2014
bertempat di Ekosistem danau air asin Dusun Gili Meno, Desa Gili
Indah, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah box sampel,
botol sampel, alat
bedah, hands glove, tabung reaksi, cover glass, gelas objek,
serok ikan, masker dan pancing.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol
70%, pewarna giemsa dan
iodine (disediakan di laboratorium), akuades dan gula jenuh.
3.4 Metode Pengumpulan Data
a. Penangkapan Sampel ikan
Untuk mengumpulkan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan
metode pancing.
Penentuan titik sampling dilakukan secara purpyyosive dan akan
ditandai pada saat sampling di
lapangan.
b. Pengumpulan sampel untuk pemeriksaan parasit.
Sampel ikan yang tertangkap dikumpulkan dan dimasukkan dalam box
ice yang berisi
es batu. Sampel ikan kemudian akan diidentifikasi dengan mengacu
pada buku identifikasi
ikan Kottelat (1993).
c. Pembedahan Sampel Ikan.
Ikan yang telah diamabil dari lapangan kemudian dibedah di
laboratorium. Bagian tubuh
ikan di pisahkan menjadi 3 bagian yaitu, daging, usus, dan
insang. Masing-masing bagian
ikan direndam dalam alkohol 70% sebelum diperiksa lebih lanjut
serta diberikan label.
d. Pemeriksaan Parasit.
1) Pemeriksaan sampel ektoparasit
Pemeriksaan ektoparasit dilakukan dengan pemeriksaan manual.
Sampel insang ikan
yang telah dipisahkan sebelumnya diperiksa secara manual yaitu
dengan mengamati
setiap lamela insang. ektoparasit yang terlihat dikoleksi dalam
botol sampel yang telah
diisi dengan NaCl fisiologis. Sampel yang diperoleh di atas
kemudian diperiksa
dengan menggunakan metode direct microscopic. Sampel direndam
dalam larutan
iodine dan giemsa selama 5 menit. Setelah itu, sampel diamati di
bawah
mikroskop dengan menggunakan mikroskop stereo perbesaran sedang
(10 x 10 dan 40 x
10).
-
8
a. Pemeriksaan sampel endoparasit
Sampel usus dibedah dan cairan usus dipisahkan ke dalam tabung
reaksi dan
diperiksa dengan menggunakan metode sentrifuse.
Metode sentrifuse. Sebanyak 50 sampai 100 ml sampel ditambahkan
aquades
sampai tabung reaksi. Sampel kemudian disentrifus selama 5 menit
dengan
kecepatan 3000 rpm, cairan jernih di atas endapan dibuang.
Larutan gula jenuh
kemudian dituangkan di atas endapan sampai tabung dan diaduk
hingga tercampur
rata atau homogen. Sampel disentrifus kembali selama 5 menit
dengan kecepatan 2500
rpm. Tabung kemudian diletakkan di atas rak dengan posisi tegak
lurus, kemudian gula
jenuh diteteskan sampai permukaan cairan menjadi cembung.
Setelah itu kaca penutup
(cover glass) ditempelkan pada permukaan tabung reaksi dan
ditunggu selama 3 menit,
hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan telur cacing untuk
naik ke permukaan
cairan. Kaca penutup kemudian dipindahkan ke gelas obyek (object
glass) dan segera
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 dan 10 x 40
serta
didokumentasikan (Thienpont et al., 1986).
Untuk sampel daging, akan dilakukan pemeriksaan secara langsung,
adanya
larva atau cacing dewasa. Apabila pada daging ditemukan adanya
larva dan atau
cacing dewasa, maka pemeriksaan akan dilanjutkan dengan
menggunakan mikroskop
stereo. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi spesies cacing
tersebut.
3.5 Analisis data
Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini dianalisis
secara deskriptif dengan
menghubungkan data dan fakta dilapangan serta interpretasi data
akan disajikan dalam
bentuk table, gambar dan grafik. Kesimpulan ditarik secara
deduktif dengan memaparkan hal-hal
yang bersifat umum ke khusus.
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI
Penelitian ini dimulai dari bulan Maret dan berlangsung hingga
sekarang. Dalam penelitian
ini terdapat 3 tahap yaitu pengumpulan sampel, pemeriksaan
sampel, dan identifikasi sampel.
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah pengumpulan sampel
yang dimana kegiatan ini
berlangsung pada tanggal 12 13 April 2014 bertempat di Danau Air
Asin , Gili Meno. Sampel ikan
yang dikumpulkan sebanyak 26 ekor . Ikan tersebut dikumpulkan
didalam coolbox yang berisi air
Danau dan es batu.
-
9
Tahap Kedua dalam penelitian ini adalah pemeriksaan sampel.
Dalam pemeriksaan sampel
yang bertempat di Laboratorium Puskeswan Selagalas dilakukan
pada tanggal 14 18 April 2014.
Sampel ikan dipisah menjadi 4 kantong, dimana dalam 1 kantong
berisi 6 ekor ikan. Hasilnya
ditemukan beberapa telur cacing yang berbeda serta cacing
dewasa.
BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana yang akan dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini
adalah melanjutkan tahap
terakhir untuk mengidentifikasi semua jenis parasit yang
ditemukan pada saat pemeriksaan sampel
dilakukan. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 20
Juni 2014 di Kampus Kedokteran
Hewan Universitas Nusa Tenggara Barat.
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdurakhman. 2002. Stratifikasi Penggunaan Habitat Berbagai
Jenis Burung Di Sekitar
Danau Gili Meno-Lombok Barat. SKRIPSI FKIP Jurusan Biologi
Universitas Mataram. Mataram.
Bonett et.al. 2011.Distribution,Abudanse and Genetic Diversity
of Clinostomum spp.
Metacercariae(Trematoda:Dignea) ini Modified Ozark stream
system.J.
Parasitol. 97(2) pp;177-184.
Cheng TC. 1973.General Parasitology. Orlando, Florida: Academic
Press Inc.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S.
Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of
Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited, Hong
Kong.
Rachman, R. 2004. Identifikasi Potensi Wilayah Nusa Tenggara
Barat. Percetakan Sahabat.
Mataram.
Setiawan, A. 2008. Karakteristik Habitat Burung Di Gili Meno
Desa Gili Indah Kecamatan
Pemanang Kabupaten Lombok Barat. SKRIPSI MIPA Jurusan Biologi
Universitas
Mataram. Mataram.
Dogiel V. A, G. K Petrushevski and Y.I. Polyanski. 1961.
Parasitology of Fishes. London:
Oliver and Byod Ltd.
Brown ME. 1957. Experimental Study on Growth. New York: Academic
Press.
Grabda J. 1991. Marine Fish Parasitology. New York: Polish
Scientific Publisher.
Kabata Z. 1985. Parasites and Diseases Of Fish Cultured In The
Tropics. London: Taylor
and Prancis.
Noble ER and GA Noble. 1989. Parasitologi Biologi Parasit Hewan.
Terjemahan drh.
Widiarto. Gajah Mada Press. Ed 5. 1102 h.
Thienpont, D., F.Rochette, and O. F. J. Vanparijs. 1986.
Diagnosing Helminthiasis by
Coprological Exemination. Janssen Research Foundation.
Beerse.Belgia.
pp: 31-41.