Top Banner
LAPORAN KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Disusun Oleh: Tjiang kelvin candiago (07120110030) Pembimbing: dr. Ashwin Kandouw, Sp KJ Kepaniteraan Klinik Ilmu Kejiwaan
30

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Feb 05, 2016

Download

Documents

jhjh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh:

Tjiang kelvin candiago (07120110030)

Pembimbing:

dr. Ashwin Kandouw, Sp KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kejiwaan

Fakultas Kedokteran – Universitas Pelita Harapan

Sanatorium Dharmawangsa

Periode: 23 Maret – 25 April 2015

Jakarta, 2015

Page 2: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Fakultas Kedokteran UPH

di Sanatorium Dharmawangsa

No. Rekam Medis : 114.xx.xx

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Februari 2014

Riwayat Perawatan : Pertama

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Bp. J

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 50 tahun

Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen

Pendidikan : Magister

Pekerjaan : Pemilik Agensi Travel

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Kelapa Puyuh V No. 33. Kelapa Gading, Jakarta.

Page 3: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Anamnesis diperoleh dari:

Autoanamnesis

Alloanamnesis

Didapat dari : Tn. S, Tn. G (perawat)

A. Keluhan Utama

Pasien dirawat atas permintaan keluarga karena emosi pasien yang sering

berubah-ubah namun lebih sering marah-marah, ribut dengan adik pasien, dan

bertindak semau-maunya sampai pernah memukul anggota keluarga.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien mulai dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dengan keluhan

serupa pada tanggal 4 Februari 2014. Pada tahun 2014, waham kebesaran pasien

sangat kuat, banyak permintaan yang harus dituruti. Pasien biasanya meminta

uang, minta dipindahkan ke kelas VIP, minta jajan makanan dari luar, dan

sebagainya. Pasien tidak mau mendengar dan tetap keras kepala walupun sudah

diberi pengertian, sering membuat keributan. Karena tidak terpenuhi seluruhnya,

moodnya naik turun dengan sangat drastis, pasien sering marah ataupun banyak

sendiri di kamar tidak mau berkomunikasi dengan orang lain. Pasien merasa benci

dengan adiknya. Saat baru datang, pasien menerima injeksi Valdimex dan Abilify

agar tenang. Berikutnya pasien menerima pengobatan Risperidone, THP, dan

Frimania untuk mengurangi gejalanya yang sangat kuat. Setelah diberi obat dan

berjalan beberapa bulan, mood pasien mulai turun, kadang hipotism dengan afek

terbatas. Pasien menceritakan usaha travelnya, uang simpanannya yang banyak,

dan kejayaannya dulu. Pasien belum bisa realistis dan memiliki preeokupasi ingin

pulang, membeli mobil Honda, dan mau jalan-jalan ke luar negeri. Ada kalanya

dimana pasien manipulatif, mengatakan ingin menelepon ke rumah menanyakan

Page 4: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

KTP/SIM namun ternyata malah meminta uang untuk DP mobil. Setelah satu

tahun, mood pasien euthym dan lebih stabil sehingga tidak pernah marah-marah

seperti dulu lagi. Waham kebesaran pasien masih ada sampai sekarang, pasien

merasa banyak wanita yang mencintainya dengan menyimpan foto pasien dan

mengguna-guna pasien agak pasien jatuh cinta dengan wanita tersebut, ditambah

dengan halusinasi auditorik, pasien suka mendengar suara-suara musik yang

menurut pasien akibat guna-guna para wanita yang mencintai pasien. Pasien

mengaku suara musik yang didengar sejak 1 bulan yang lalu, setiap hari pada

siang hari sampai malam hari. Suara musik tersebut hilang apabila pasien berdoa.

Pasien diberi injeksi Susterna setiap 6 minggu. lebih tertib dan kooperatif, ada

motivasi untuk bersosialisasi dan beraktivitas, rajin membantu, dan bisa

melakukan kegiatan sendiri. Pasien juga rajin berolahraga dengan menaiki sepeda

statis setiap sore pukul 17.00. Pada saat pemeriksaan penunjang didapatkan

bahwa kadar kolesterol dan trigliserida pasien meningkat, sehingga diberikan

Simvastatin dan Gemfibrosil. Pasien merasa dirinya tidak sakit, kecuali kolesterol

yang meningkat. Dirinya yakin bahwa ketika keluar dari sanatorium, orang- orang

masih akan menyukainya seperti dulu. Pasien ingin segera pulang, membeli

mobil, menjemput anaknya dari Pemanukan, jalan-jalan ke luar negeri, dan

mencari istri baru.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat Gangguan Psikiatri

Dari alloanamnesis didapatkan data bahwa pasien pernah berobat jalan di

RS Omni tahun 2012. Pada tahun yang sama, menurut pengakuan pasien,

dirinya pertama kali dijemput dan dibawa ke sebuah yayasan Krsiten

tempat rehabilitasi pasien sakit jiwa di Bogor karena keluarga

mengeluhkan pasien suka marah-marah sampai memukul anggota

keluarga dan ribut dengan adiknya. Pasien sendiri bercerita bahwa

kehidupannya di Bogor sangat tidak enak dan berbeda dengan di

Dharmawangsa. Semua pekerjaan rumah harus dilakukan sendiri di sana

Page 5: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

dan makanannya hanya nasi dengan lauk tanpa sayur ataupun buah.

Setelah 1 tahun 9 bulan, pasien dibawa pulang. Tidak lama, pasien dibawa

kembali ke Sanatorium Dharmawangsa dengan keluhan yang serupa dari

keluarga.

Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak memiliki gangguan medis apapun selain kadar kolesterol dan

trigliserida yang akhir-akhir ini meningkat.

Riwayat sosial

Pasien merokok rokok jenis Marlboro 8 kali sehari di sanatorium. Pasien

sesekali minum minuman beralkohol saat pergi ke klub di Taiwan.

Diceritakan bahwa saat kembali ke Indonesia, pasien masih senang ke klub

dan menghamburkan uang. Selain itu rokok dan alkohol, pasien tidak

mengkonsumsi obat-obatan terlarang apapun. Pasien setiap hari memakan

permen karet.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal & Perinatal

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasien memiliki satu adik

perempuan. Pasien lahir di Purwokerto, 9 Januari 1965, dari pasangan ayah

berkebangsaan Taiwan dan ibu berkebangsaan Indonesia.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien tinggal dan menempuh pendidikan di Purwokerto.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien tinggal dan menempuh pendidikan di Purwokerto. Pada usia 9 tahun, kelas

3 SD, pasien pindah ke Taiwan bersama keluarga.

Page 6: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

4. Riwayat Masa Kanak Akhir (pubertas) dan Remaja

Pasien tinggal dan menempuh pendidikan di Taiwan.

5. Riwayat Masa Dewasa

Riwayat Pendidikan

Kelas 1-2 SD, pasien menempuh pendidikan di Purwokerto.

Mulai dari kelas 3 SD, SMP, SMA, Sarjana sampai Magister, pasien

menempuh pendidikan di Taiwan.

Riwayat Pekerjaan

Setelah kembali ke Indonesia, pasien membuka bisnis agensi travel, namun

untuk sementara ini usahanya diambil alih oleh temannya.

Riwayat Kehidupan Beragama

Sejak kecil pasien beragama Buddha, baru 2 tahun lalu sejak direhabilitasi di

yayasan di Bogor pasien berubah agama menjadi Kristen.

Riwayat Kehidupan Sosial

Pasien mengaku dirinya tidak pernah hidup berkekurangan. Sejak muda,

pasien memang suka pergi ke klub dan sekali-sekali minum minuman

beralkohol. Olahraga yang paling disenangi ialah golf. Pasien diceritakan

sebagai orang yang suka berfoya-foya dan menghamburkan uang tanpa pikir

panjang, sehingga terkadang keluarga kesal.

Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien mengaku tidak pernah masuk penjara.

6. Riwayat Seksual

Pasien telah menikah dua kali. Pernikahan pertama tidak memiliki

Page 7: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

anak dan sudah bercerai dengan mantan istrinya. Pernikahan kedua memiliki satu

anak perempuan dan hidup terpisah dengan istri.

E. Riwayat Keluarga

PEDIGREE (SILSILAH KELUARGA)

Ayah

Ny. J (istri 1, bercerai)

Tn. P (adik ipar)

Pasien adalah anak sulung dari dua

bersaudara, memiliki seorang adik perempuan yang sudah

TTn. S Ny.L

Ny. J Ny.N

An. H

Ny. M Tn. P

Keterangan :Ibu Pasien

Ny. N (istri 2, berpisah)

Ny. M (adik pasien)

An. H (anak pasien)

Page 8: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

menikah dan punya dua anak. Ibu pasien sudah meninggal lebih dahulu dari ayah

pasien. Ayahnya meninggal sekitar tiga tahun lalu, dimana saat itu pasien merasa

sangat terpukul dan kehilangan, sampai tidak mampu bekerja lagi. Sejak kesedihan

yang mendalam itu, perilaku dan kemampuan pasien berubah, mengalami

penurunan. Maka tidak lama setelah kejadian itu pasien dibawa berobat jalan di RS

Omni dan 3 bulan kemudian pasien dibawa ke yayasan di Bogor.

Pasien pernah menikah dengan istri pertamanya, orang Taiwan, selama 7 tahun

dan kemudian bercerai. Beberapa tahun kemudian pasien menikah dengan istri

keduanya yang dipacarinya selama 5 tahun. Dari pernikahan kedua, pasien

dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang berusia 10 tahun. Namun sejak

2 tahun lalu, sejak pasien masuk ke yayasan di Bogor, istri pasien memutuskan

untuk bercerai dengan pasien dan membawa serta anak mereka untuk tinggal di

Pemanukan. Karena belum resmi bercerai, maka sekarang ini statusnya masih

dikatakan berpisah. Dikatakan bahwa pasien suka menghamburkan uang, sering

marah dan pernah memukuli anggota keluarga. Karena itu keluarga berpendapat

jika lebih baik membawanya ke sanatorium.

Pasien dinyatakan boleh pulang dalam bulan ini, namun keluarga berpendapat

kehidupan pasien lebih teratur dan terarah jika pasien tinggal di sanatorium

sehingga belum berani untuk menjemput pasien pulang kembali ke rumah dengan

memberikan alasan kepada pasien apabila ruko yang pasien miliki yang bernilai 12

M sudah terjual maka pasien akan dijemput.

F. Situasi ekonomi

Kehidupan ekonomi pasien adalah menengah ke atas, pasien sering ke luar

negeri dan berfoya-foya, senang membeli baju dan sendal. Pasien memiliki

agensi travel dengan nilai penghasilan 300juta/bulan dan hasilnya dibagi dua

dengan temannya yang membantu mengurusi usaha pasien selama pasien

berada di Sanatorium Dharmawangsa, rumah di Kelapa Gading, baju

berpuluh-puluh, dan simpanan uang di brankas pribadinya di rumah.

III. STATUS MENTAL

Page 9: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Pasien adalah seorang laki-laki berusia 50 tahun, tampak sesuai dengan usianya.

Pakaian sehari-hari pasien adalah kaos dan celana pendek. Postur tubuh ideal,

tampak sehat dengan gizi baik. Tinggi badan sekitar 170 cm. Kulitnya cukup putih

kekuningan. Rambutnya berwarna hitam, hanya ada sedikit uban di pinggir

rambut, dan tersisir dengan rapi. Tingkat kebersihan dan perawatan diri pasien

tampak baik.

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Sebelum Wawancara:

Pasien terlihat jarang mengobrol dengan pasien lain, lebih banyak diam dan tidur

siang. Namun terlihat sering membantu pasien lain dan petugas sanatorium,

misalnya membantu mengambilkan makanan dan minuman pasien lain. Selama

Wawancara:

Pasien terlihat tenang dan kooperatif. Saat sedang berbincang- bincang sambil

duduk, pasien menyilangkan kakinya dan sering mengganti posisi kaki yang

disilangkan. Pasien tenang dalam menjawab pertanyaan. Cara berdiri dan berjalan

pasien juga baik, gerakan tubuhnya normal.

Sesudah Wawancara:

Pasien akan kembali ke kamarnya, hanya sesekali keluar kamar.

3. Sikap terhadap Pemeriksa

Pasien sangat kooperatif dan bersikap terbuka terhadap pemeriksa, sehingga

pasien cukup banyak bercerita tanpa diajukan pertanyaan yang lebih spesifik.

Page 10: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

B. Pembicaraan

Kuantitas : Banyak, aktif, menjawab dengan latar belakang ceritanya,

Kualitas : Spontan, tidak terlalu cepat, tidak begitu keras karena sedang sakit gigi, lancar, intonasi cukup, artikulasi jelas, irama sesuai pembicaraan, ide cerita cukup.

C. Mood dan Afek

1. Mood : Euthym

2. Afek : Terbatas

3. Keserasian : Serasi

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Auditorik

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. ProsesPikir

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : Tidak terganggu, banyak ide

b. Kontinuitas : Tidak terganggu

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : Ingin beli mobil Honda.

b. Waham : Waham kebesaran (grandiose).

Pasien memiliki waham kebesaran karena merasa dirinya punya banyak uang.

Pasien berencana akan membeli mobil, akan menjemput anak dari Pamanukan

dan menyekolahkannya di sekolah internasional, jalan-jalan ke luar negeri, dan

Page 11: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

menikah lagi. Pasien juga yakin bahwa ketika ia pulang semua orang masih

menyukai dan mencari- cari dirinya. Waham kejar.Pasien merasa diguna-gunai

oleh teman wanitanya, dengan menggunakan foto-foto dirinya yang masih

disimpan agar tetap dicintai oleh temannya.

F. Sensorium dan kognisi

1. Kesadaran

a. Kesadaran Neurologis : Kompos Mentis

b. Kesadaran Psikiatrik : Terganggu (ada waham dan halusinasi)

2. Inteligensia : Sesuai pendidikan, rata-rata.

3. Orientasi : Tidak terganggu

4. Memori : Baik

5. Konsentrasi dan Perhatian : Tidak terganggu

6. Kemampuan Membaca dan Menulis : Tidak terganggu

7. Kemampuan Visuospasial : Tidak terganggu

8. Pikiran Abstrak : Tidak terganggu

9. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik

G. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

H. Daya Nilai dan Tilikan

1. Daya Nilai Sosial: Tidak terganggu

2. Uji Daya Nilai : Tidak terganggu

3. Penilaian Realita : Terganggu (waham kebesaran, waham kejar, dan halusinasi)

4. Derajat Tilikan : Derajat 2

Page 12: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Pasien pada saat yang bersamaan mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit.

Pasien mengakui bahwa dirinya sangat sensitif suka marah-marah karena hal

kecil, namun juga menyangkal waham kebesarannya.

I. Taraf dapat dipercaya

Dapat di percaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Interna

1. Keadaan Umum

2. Kesadaran

3. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan Darah

b. Nadi

c. Suhu Badan

d. Frekuensi Pernapasan: Tidak diukur

4. Tinggi dan Berat Badan: Tidak diukur

5. Status Generalis

a. Kepala : normal, hitam keputihan

b. Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)

c. Hidung : normal

d. Telinga : normal

e. Mulut : normal

f. Jantung : normal

g. Paru-paru : normal

h. Abdomen : normal

i. Ekstremitas atas : normal

Page 13: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

j. Ekstremitas bawah : normal

6. Kelainan Khusus lain

Pasien mengeluh sakit gigi, diakui bahwa giginya patah sampai membuatnya susah menelan.

B. Status Neurologik (Tidak diperiksa)

1. Saraf Kranialis

2. Gejala Rangsang Selaput Otak

3. Gejala Tekanan Intrakranial

4. Mata

5. Pupil

6. Pemeriksaan Oftalmoskopik

7. Motorik

8. Sensorik

9. Sistem Saraf Autonom

10. Fungsi Luhur

11. Gangguan khusus lain

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

14 Januari 2015

Kolesterol : 223 mg/dl

Trigliserida : 324 mg/dl

Kesan : Dyslipidemia

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Page 14: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Pasien adalah seorang pria berusia 50 tahun, WNI, Kristen, anak pertama dari 2

bersaudara (adik perempuan). Pendidikan terakhir pasien adalah S1 Ekonomi dan S2

Film, keduanya diambil di Taiwan. Pekerjaan terakhir pasien adalah pemilik sebuah

agensi travel. Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa sejak 4 Februari 2014.

Sebelumnya pasien mengakui pernah dirawat di yayasan Kristen di Bogor tahun 2012.

Masalah muncul pasca meninggalnya ayah pasien yang membuat fungsi pasien menurun

sampai berhenti bekerja. Pasien sempat dirawat di tempat lain sebelumnya. Selain itu

perpisahan dengan istri kedua dan anak juga ikut membuat pasien sangat kecewa dan

marah. Waktu awal dirawat, pasien sering marah-marah, banyak menuntut, dan membuat

keributan. Pasien banyak menyendiri di kamar dan tidak berkomunikasi dengan orang

lain. Pasien pernah masuk kategori resiko isolasi sosial. Setelah satu tahun dirawat dan

rutin minum obat, mood, afek, dan perilaku pasien membaik. Namun waham kebesaran

pasien belum hilang, ditambah lagi dengan waham kejar dimana pasien curiga dirinya

diguna-gunai lewat foto dirinya, dan ada halusinasi auditorik berupa musik.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Berdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna, kasus ini menurut PPDGJ-III /

DSM-V digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa Skizofrenia Paranoid karena

adanya gejala kejiwaan berupa waham kebesaran, waham kejar, dan

halusinasi.

Aksis II

Tidak ada diagnosis.

Aksis III

Pasien ini mengalami gangguan medis umum berupa dislipidemia.

Aksis IV

Problem psikososial dan lingkungan pada kasus ini berupa problem dalam

Page 15: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

hubunga dengan pasangan atau partner, serta kehilangan dan kematian dari

anggota keluarga.

Aksis V

Berdasarkan Skala Global Assessment of Functioning (GAF),

GAF sekarang : 71-80 (gejala sementara dan dapat diatasi)

GAF Highest Level Past Year : 71-80 (gejala sementara dan dapat diatasi)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 (Skizofrenia Paranoid)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III: E78 (Dislipidemia)

Aksis IV: Z63.0 (Problem dalam hubunga dengan pasangan atau

partner),Z63.4 (Kehilangan dan kematian dari anggota keluarga)

Aksis V : GAF current: 71-80, GAF Highest Level Past Year: 71-80

IX. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Pasien memiliki dislipidemia, namun telah diberi obat penurun kolesterol dan

diperiksa kembali dengan hasil kadar kolesterol dan trigliserida menurun.

Baru-baru ini pasien mengeluhkan sakit gigi.

2. Psikologik

Ada gangguan penilaian realita, yaitu waham kebesaran, waham kejar, dan

halusinasi.

Page 16: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

3. Sosial/Keluarga/Budaya

Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga, yaitu adik dan

mantan istri akibat sering marah-marah dan bertindak semaunya, suka

menghamburkan uang.

X. PROGNOSIS

A. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik :

Pasien tidak mengalami gangguan mental organik.

Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan mau minum obat secara

teratur.

Pasien sudah lebih termotivasi untuk bersosialisasi dan melakukan

aktivitas, tidak ngotot terhadap preokupasinya.

Pasien rajin berdoa dan percaya Tuhan.

B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :

Kondisi pasien yang masih memiliki waham kebesaran dan waham kejar, pasien merasa diguna-gunai dukun, walau hanya kadang- kadang

Pasien masih menganggap dirinya masih jaya seperti dulu.

Keluarga belum siap menerima pasien kembali di rumah dan menganggap pasien tinggal di sanatorium dan lebih teratur.

Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad bonam.

XI. TERAPI

A. Psikofarmaka

- Anti psikotik

Chlopromazine (typical)

25-100 mg PO 2x1

-  Hexymer

Page 17: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

a. Antiparkinson (trihexylphenidyl) untuk sindrom ekstrapiramidal

b. 2 mg PO 3x1 tab

B. Psikoterapi

- Edukasi keluarga

C. Sosioterapi

- Bersosialisasi dan mengikuti aktivitas yang ada

D. Terapi problem organobiologik

- Simvastatin

Penurun kolesterol

10 mg PO 1x1 tab

- Gemfibrosil

Penurun koleserol dan trigliserida

300 mg PO 1x2 tab

XII. DISKUSI

Diagnosis penyakit pasien ini adalah Skizofrenia Paranoid. Hal yang mendukung

ke arah diagnosis adalah adanya waham (waham kebesaran dan waham kejar),

serta disfungsi sosial dan pekerjaan, dan hal ini telah berlangsung lebih dari 6

bulan.

Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut DSM IV-TR :

A. Gejala-gejala yang khas: Dua atau lebih dari gejala berikut yang bermakna

dalam periode satu bulan (atau kurang jika berhasil diterapi), yaitu waham,

halusinasi, pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau

incohorensia),perilaku janggal atau katatonik, dan adanya gejala negatif (spt afek

Page 18: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

datar,alogia,abulia). Catatan : Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan jika

waham-nya janggal atau jika halusinasinya berupa suara yang terus menerus

mengomentari tingkah laku atau pikiran yang bersangkutan atau berisi dua (atau

lebih) suara-suara yang saling bercakap-cakap.

B. Disfungsi sosial atau pekerjaan: Satu atau lebih dari area fungsional utama

menunjukkan penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset

dalam suatu rentang waktu yang bermakna sejak onset gangguan (atau bila onset

pada masa anak-anak atau remaja terdapat kegagalan pencapaian tingkat

interpersonal, akademik atau okupasi lainnya) seperti pekerjaan, hubungan

interpersonal atau perawatan diri.

C. Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya enam

bulan. Periode enam bulan ini meliputi satu bulan gejala-gejala fase aktif yang

memenuhi kriteria A (atau kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga mencakup

fase prodromal atau residual. Selama berlangsung. fase prodormal atau residual

ini, tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala

negatif saja atau lebih dari atau dua dari gejala-gejala dalam kriteria A dalam

bentuk yang lebih ringan (seperti kepercayaan –kepercayaan ganjil, pengalaman

perseptual yang tidak biasa).

D. Penyingkiran skizofektif dan gangguan mood: Gangguan skizoafektif dan

mood dengan gambaran psikotik dikesampingkan karena: (1) tidak ada episode

depresi, mania atau campuran keduanya yang terjadi bersamaan dengan gejala-

gelala fase aktif, (2) jika episode mood terjadi intra fase aktif maka

perlangsungannya relatif singkat dibanding periode fase aktif dan residual.

E. Penyingkiran kondisi medis dan zat: Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek

fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah

gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.

F. Hubungan dengan suatu gangguan perkembangan pervasif: Jika terdapat

riwayat autistik atau gangguan pervasif lainnya maka tambahan diagnosa

Page 19: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

skizofernia hanya dibuat bila juga terdapat delusi atau halusinasi yang menonjol

dalam waktu sedikitnya satu bulan (atau kurang jika berhasil diterapi).

Skizofrenia paranoid jika preokupasi pada satu waham atau lebih atau sering

berhalusinasi auditorik. Pada pasien ini terdapat waham yang dominan.

Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III :

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau

lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a. - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam

kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun

kualitasnya berbeda; atau- “thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari

luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

- “thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum

mengetahuinya;

b. – “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar; atau

- “delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar; atau

- “delusion of passivity” = waham tentang dirinya tak berdaya dan pasrah terhadap suatu

kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan

tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);

- “delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat

khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c. halusinasi auditorik :- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri

(diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain yang berasal

Page 20: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

dari salah satu bagian tubuh.

d. waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu,

atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

- Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :

e. halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham

yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,

ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari

selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

f. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang

berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

g. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau

fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

h. gejala-gejala ‘negatif’, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri

dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

- Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu

bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi

sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri

sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Kriteria diagnostik Skizofrenia Paranoid menurut PPDGJ III :

Page 21: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

Sebagai tambahan :

- halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung, atau

bunyi tawa;

b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain

perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi,

atau ‘passivity’, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas.

- gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relatif tidak nyata/ tidak menonjol

Pada pasien ditemukan gejala positif, yaitu waham dan halusinasi, untuk lebih menekan

gejala positif yang ada, sebaiknya pasien diberikan monoterapi dengan salah satu

antipsikosis tipikal (Chlopromazine 25-100 mg 2x1 tab). Untuk meminimalkan sindrom

ekstrapiramidal yang dapat muncul akibat pemberian obat antipsikosis, maka pasien

diberikan TPH (trihexyphenidyl) dengan dosis 2mg 2x1tab.

Kadar kolesterol dan trigliserida yang meningkat diberikan obat kolesterol Simvastatin

1x10mg/hari dan Gemfibrosil 2x300 mg/hari.

XIII. TINDAK LANJUT

Subjektif : kooperatif, mood stabil, mengeluh sakit gigi.

Objektif : waham kebesaran, waham kejar merasa diguna-gunai, halusinasi

Page 22: LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Assesmen : Skizofrenia Paranoid

Perencanaan :

Antipsikotik tipikal (Chlopromazine 2x1 25-100mg)

Penurun kolesterol (Simvastatin 10 mg 1x1 tab, Gemfibrosil 300 mg 1x2)