LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK
EPISODE DEPRESIF SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK (F 32.11)I.
IDENTITAS PASIEN
No.Status
: 197927Nama : Tn. ITempat/tgl lahir: Toraja, 24 Oktober 1962
(51 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Kristen ProtestanWarga Negara : Indonesia
Suku bangsa : TorajaPendidikan : S1 Jurusan HukumPekerjaan :
Anggota DPRAlamat : Jl. Alang-alang no.36LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2014.II.
RIWAYAT PENYAKITa. Keluhan utama dan alasan MRSJ/terapi:Merasa
sedih.b. Riwayat gangguan sekarang:
Keluhan dan gejala:
Pasien merasa sedih sejak bulan Mei 2014. Perasaan tersebut
dirasakan terus-menerus. Perasaan tersebut muncul saat pasien tidak
terpilih dalam pemilihan anggota DPR. Pasien dulunya merupakan
anggota DPR dan telah menjalani dua kali masa jabatan, tetapi tidak
terpilih lagi pada pemilihan anggota DPR yang ketiga kalinya.
Pasien merasa menyesal mencalonkan dirinya untuk ketiga kalinya dan
tidak terpilih, padahal telah menggunakan banyak biaya. Pasien
memikirkan bahwa kalau saja tidak mencalonkan diri, biaya yang
digunakan untuk mencalonkan dirinya tersebut dapat digunakan untuk
melakukan hal yang lain. Awalnya pasien merasa bahwa dirinya pasti
menang karena lawannya dalam pemilihan masih muda dan masih kurang
pengalamannya sehingga pasien tidak mungkin dikalahkan. Pasien juga
mengkhawatirkan ketiga orang anaknya karena anak-anaknya telah
terbiasa dengan kehidupan berada dan ketiga orang anaknya tersebut
masih duduk di bangku sekolah. Pasien merasa takut menceritakan
masalahnya kepada anak-anaknya. Pasien menyalahkan dirinya terlalu
serakah karena sering berdoa kepada Tuhan untuk memenangkannya
dalam pemilihan caleg untuk ketiga kalinya dan mungkin hal yang
dialaminya sekarang merupakan teguran terhadap dirinya. Pasien juga
sering terbangun saat tidur dan bangun lebih cepat dari biasanyanya
(pukul 03.00 atau pukul 04.00 subuh). Saat terbangun tersebut
pasien kembali memikirkan kegagalannya menjadi anggota DPR dan
menyalahkan dirinya dan bingung harus berbuat apa. Pasien merasa
malu ketika bertemu dengan orang-orang di sekitarnya. Nafsu makan
pasien menurun sehingga berat badan pasien turun dari 80 kg menjadi
77 kg. Pasien juga sadar bahwa tidak baik terus berlarut-larut
terhadap kegagalannya tersebut, tetapi pasien terus memikirkannya.
Oleh karena itu sekarang pasien lebih sering pergi berdoa untuk
menenangkan dirinya agar tidak terus-menerus berlarut dalam
kesedihannya. Pasien masih dapat merawat dirinya dengan baik.
Pasien tidak pernah mendengar suara-suara ataupun melihat
bayangan-bayangan aneh yang menyuruhnya melakukan sesuatu. Ada
sempat terlintas keinginan bunuh diri tetapi pasien masih dapat
mengendalikan pikirannya tersebut.
Hendaya /disfungsi:
Hendaya pekerjaan (-)
Hendaya sosial (+)
Hendaya waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial :
Selalu memikirkan tentang kegagalannya dipilih menjadi anggota
DPR untuk ketiga kalinya.
Selalu memikirkan anak-anaknya yang sudah terbiasa hidup beradan
dan belum menyelesaikan pendidikannya. Hubungan gangguan, sekarang
dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:
Tidak ditemukanc. Riwayat gangguan sebelumnya:Riwayat penyakit
terdahulu: Trauma (-), Infeksi (-), Kejang (-), Riwayat penggunaan
zat psikoaktif : Merokok (-), Alkohol (-), NAPZA (-), Riwayat
hipertensi (+) dan hiperurisemia (+) dan berobat teratur.d. Riwayat
kehidupan pribadi:
Pasien lahir normal di rumah, cukup bulan dan dibantu oleh
bidan. Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik. Karakter pasien
dari kecil ramah dan mudah bergaul. Pasien saat muda adalah
organisatoris. Pasien menyelesaikan pendidikan sampai tamat S1
jurusan hukum.
e. Riwayat kehidupan keluarga :
Pasien merupakan anak ke-9 dari 11 bersaudara (,,,,,,,,,,).
Saudara kedua dan kesepuluh sudah meninggal. Riwayat saudara kedua
memiliki gangguan jiwa suka mengamuk dan berbicara sendiri.
Hubungan saudara-saudara baik. Pasien sudah menikah dan memiliki 4
orang anak (,,,). Anak ketiga sudah meninggal. Ketiga anaknya masih
duduk di bangku sekolah. Hubungan dengan istri serta anak-anak
baik. f. Situasi sekarang:Pasien tinggal bersama isteri dan ketiga
anaknya (semuanya masih sekolah). Istri pasien bekerja sebagai
pegawai negeri sipil dan ibu rumah tangga.
g. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupanya:Pasien menyadari
bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat 6)
AUTOANAMNESIS
Dokter Muda (DM): Selamat Pagi Pak. Perkenalkan nama saya
Godeberta, dokter muda yang bertugas di sini. Nama bapak siapa?
Pasien (P)
: Selamat Pagi dok. Nama saya I.
DM: Maaf sebelumnya, umur bapak sekarang berapa?
P: Saya lahir tahun 62 dok, jadi umur saya 51 tahun dok.DM :
Bapak tinggal dimana?
P: Di Toraja dok.DM: Ooo.. Dimana alamatnya bapak di Toraja?
P: Jalan Alang-alang no.36 dok.DM: Ooo.. Bapak ke sini ditemani
oleh siapa?
P : Sama kakak saya dok.DM: Kalau boleh tahu, apa pekerjaan
bapak?P: Anggota DPR tapi berakhir bulan sembilan ini dok.DM :
Ooo... Apa keluhan bapak sehingga membuat bapak datang ke sini?
P: Begini dok. Tidak tahu kenapa akhir-akhir ini saya sering
kepikiran dan menjadi sedih tentang saya yang tidak terpilih lagi
menjadi anggota DPR pada pemilihan baru-baru ini, padahal awalnya
saya yakin menang karena lawan saya lebih muda dan saya juga sudah
menjabat dua periode sebelumnya.DM : Sejak kapan bapak merasa
seperti demikian?P: Kira-kira sejak bulan Mei baru-baru ini dok.DM
: Apakah bapak terus-menerus merasa sedih seperti demikian?
P: Iya dok, sampai saya sering terbangun kalau sedang tidur
mungkin karena saya kepikiran.DM : Ooo.. jadi tidur bapak
terputus-putus begitu?P : Iya dok, saya juga jadi lebih cepat
bangun, biasa subuh-subuh sudah bangun dan kembali ingat masalah
saya itu.
DM: Sekitar jam berapa bapak sering terbangun?
P: Mungkin sekitar jam 3 atau jam 4 begitu dok.DM: Jadi kalau
terbangun seperti begitu, apa yang kemudian bapak lakukan?
P: Biasa saya duduk-duduk dok kemudian mulai berpikir lagi
kenapa bisa saya tidak terpilih padahal saya sudah mengeluarkan
biaya yang banyak untuk kampanye itu.
DM: Jadi bapak merasa menyesal seperti begitu?
P: Iya dok, kadang saya juga berpikir kenapa mencalonkan diri
lagi dan mengeluarkan biaya sebanyak itu padahal mungkin dengan
uang sebegitu saya bisa gunakan untuk hal lain.
DM: Ooo iya, terus saat kepikiran begitu apakah ada yang bapak
lakukan untuk menenangkan diri bapak?
P: Iya dok, saya biasanya berdoa dok meminta diberikan
keikhlasan dok, saya sadar tidak baik terus berlarut-larut seperti
ini. Saya juga biasa berpikir mungkin ini teguran Tuhan buat saya
dok karena saya terlalu serakah dan mulai menyesal kenapa ikut
pemilihan itu lagi.DM: Serakah bagaimana maksudnya pak?
P: Serakah dok, kan saya sudah pernah menjabat dua periode terus
pas pemilihan barusan ini saya berambisi sekali untuk menang sampai
keluarkan biaya sebanyak itu dan setiap hari saya berdoa minta sama
Tuhan supaya dimenangkan.
DM : Jadi kalau sudah berdoa begitu bapak merasa lebih
tenang?
P: Lumayan dok, tapi saya tetap merasa ada yang mengganjal dan
tetap memikirkan tentang pemilihan itu.DM: Jadi pak sejak kejadian
itu bapak lebih sering beribadah begitu untuk menenagkan diri
bapak?
P: Iya dok saya lebih sering berdoa sekarang, mungkin dengan
begitu saya bisa merasa lebih ikhlas.
DM: Ooo iya yang sabar ya pak, apakah bapak tidak pernah cerita
ke keluarganya bapak tentang masalah pemilihan itu? P: Saya
sebenarnya pernah cerita ke istri saya dok. Istri saya sempat hibur
saya dok dia bilang sabar saja mungkin itu memang sudah jalan
terbaik jadi diikhlaskan saja jangan dijadikan beban pikiran. Tapi
kalau sama anak-anak saya, saya tidak berani cerita dok.DM: Berapa
orang anaknya bapak? Kenapa tidak berani cerita sama anak-anaknya
pak?
P: Sebenarnya ada empat dok, tetapi yang ketiga sudah meninggal.
Saya takut mereka kepikiran juga dok. Anak saya itu semuanya tidak
pernah hidup susah dari kecil jadi saya takut mereka juga jadi
kepikiran sama seperti saya ini.
DM: Ooo iya.. Apakah anak-anak bapak tidak pernah bertanya
kenapa bapak tiba-tiba berubah seperti sekarang?P: Pernah juga dok,
tetapi saya mengakunya tidak terjadi apa-apa dok. Sebenarnya saya
juga kepikiran tentang anak-anak saya karena mereka semua masih
sekolah dok, saya khawatir apakah saya mampu tidak membiayai mereka
semua sampai selesai.DM: Ooo iya pak. Sejak bapak mulai sering
merasa sedih karena masalah pemilihan tersebut, apakah bapak merasa
ada yang berubah dari diri bapak?
P: Saya merasa berat badan saya menurun dok, dulunya berat badan
saya 80 kg sekarang pas saya timbang sisa 77 kg, mungkin karena
saya juga malas makan sejak sering memikirkan masalah itu dok.DM:
Tetapi bapak masih bisa merawat diri dengan baik seperti mandi
begitu pak?
P: Iya dok, kalau soal membersihkan badan masih saya lakukan
seperti biasa.
DM: Selain itu apakah ada perubahan lain yang bapak rasakan?
P: Saya juga merasa malu sebenarnya kalau bertemu dengan orang
orang di sekitar saya, rasanya saya seperti orang yang sangat gagal
dok.DM: Ooo iya pak, apakah saat sedang kepikiran tersebut bapak
pernah mendengar suara-suara seperti bisikan begitu yang menyuruh
bapak melakukan sesuatu atau mengajak bapak bicara?
P: Tidak ada dok.DM: Apakah pernah melihat bayangan-bayangan
yang mengajak bapak berbicara?
P: Tidak juga dok.DM: Maaf pak sebelumnya apakah sebelum ini
sempat terlintas di pikiran bapak untuk bunuh diri?
P: Kalau pikiran seperti begitu pasti pernah dok, tetapi saya
masih dapat mengendalikan diri saya sendiri bahwa tidak ada gunanya
melakukan hal tersebut karena tidak menyelesaikan masalah.DM: Ooo
iya, saat bapak merasa kepikiran apakah bapak merasa jantung
berdebar-debar atau merasa tiba-tiba berkeringat banyak?
P: Tidak dok.DM: Apakah bapak datang berobat untuk pertama
kalinya?
P: Iya dok, saya berharap saya bisa tidak murung lagi, saya
tidak ingin terus merasa terbebani seperti ini.DM: Iya pak. Bapak
ada berapa bersaudara pak?P: Sebelas dok. Tetapi kakak saya yang
kedua dan adik yang pas dibawah saya sudah meninggal.DM: Ooo, bapak
anak keberapa? Meninggal karena apa saudara bapak?P: Saya anak ke
sembilan dok. Kalau kakak saya tiba-tiba dok tapi dia ada riwayat
gangguan jiwa dari sejak muda, kalau adik saya memang sejak kecil
sudah sering sakit-sakitan.
DM: Gangguan jiwa seperti apa yang kakak bapak alami?
P: Dia suka bicara sendiri dan kadang-kadang mengamuk.DM: Maaf
pak boleh bapak sebutkan jenis kelamin saudara bapak dari yang
tertua sampai yang paling muda?
P: Perempuan, laki-laki, laki-laki, laki-laki, laki-laki,
laki-laki, perempuan, laki-laki, laki-laki, laki-laki, laki-laki.
DM: Apakah hubungan bapak dan keluarga baik sejak dulu?
P: Iya dok baik-baik.
DM: Bapak dulu lahir normal?P: Iya dok.DM: Lahir di rumah?
P: Iya dok.DM: Dibantu siapa proses kelahirannya?
P: Kayaknya bidan dok.DM: Bapak dulu sejak kecil orangnya
seperti bagaimana?P: Saya orangnya gampang bergaul dengan
teman-teman.DM: Apa hobi bapak saat muda?
P: Saya suka membaca buku dok.DM: Buku seperti apa yang suka
bapak baca?
P: Kebanyakan buku-buku tentang politik dok.
DM: Kegiatan apa yang bapak sering lakukan saat muda?
P: Saya sering ikut organisasi-organisasi di sekolah dok dari
SMP hingga saya kuliah.DM: Ooo, bapak kuliah jurusan apa pak?
P: Jurusan hukum dok.DM: Jadi pendidikan terakhir bapak S1
jurusan hukum ya pak?
P: Iya dok.DM: Istri bapak pekerjaannya apa?
P: PNS dok.DM: Ooo iya, bagaimana hubungan bapak dengan istri
dan anak-anak?P: Baik ji dok.
DM: Apakah bapak ada riwayat pernah trauma seperti jatuh
kemudian terbentur mungkin?
P: Tidak ada dok.
DM: Apakah dulu bapak sering demam?
P: Tidak dok.
DM: Kalau kejang-kejang?
P: Tidak pernah dok.
DM: Kalau sekarang bapak ada sakit apa?
P: Saya ada hipertensi dan asam urat saya biasa tinggi kalau
diperiksa.DM: Bapak berobat teratur ji untuk sakitnya bapak
itu?
P: Iya dok saya minum obat teratur di rumah, biasa juga saya
kontrol di poli penyakit dalam di sini.
DM: Iya pak, apakah bapak merokok?
P: Tidak dok.DM: Kalau minum alkohol begitu pak?
P: Tidak juga dok.DM: Maaf sebelumnya pak, apakah bapak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang pak?
P: Tidak pernah dok.
DM: Apakah ada keluhan lain yang bapak ingin ceritakan?
P: Saya rasa sudah cukup dok.
DM: Ooo iya pak, terima kasih waktunya pak, semoga cepat sembuh
pak. Rajin minum obatnya dan banyak berdoa ya pak. Kalau bisa bapak
tidak usah terlalu banyak berpikir dulu atau cari ki kesibukan
supaya bapak tidak terlalu memikirkan masalah-masalah bapak.
Mungkin bapak juga bisa pergi berekreasi bersama keluarga.P: Iya
dok, mungkin yang dokter katakan itu ada benarnya juga. Terima
kasih banyak atas sarannya dok.III. STATUS MENTAL
a. Deskripsi umum
Penampilan umum : seorang laki-laki, perawakan sesuai umur,
warna kulit sawo matang, rambut ikal rapi, memakai kemeja putih dan
celana jeans berwarna biru. Kesadaran : Baik
Perilaku dan aktivitas psikomotor : cukup tenang, sedih.
Pembicaraan: spontan, lancar, intonasi biasa Sikap terhadap
pemeriksa : kooperatif
b. Keadaan afektif ( mood), perasaan, dan empati:
Mood : sedih Afek : hipotimia Empati : dapat dirabarasakan
c. Fungsi intelektual ( kognitif) :
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai
dengan taraf pendidikan.
Daya konsentrasi : baik
Orientasi ( waktu, tempat dan orang) : baik
Daya ingat : baik
Pikiran abstrak : baik
Bakat kreatif : tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri :
baik
d. Ganguan persepsi :
Halusinasi: tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi: tidak ada
Derealisasi : tidak ada
e. Proses berpikir :
1. Arus pikiran
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : relevan, koheren Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran :
Preokupasi : pasien sering memikirkan kegagalannya terpilih
menjadi anggota DPR Ganguan isi pikiran : tidak ada
f. Pengenalian impuls : baik
g. Daya nilai :
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian realitas : baik
h. Tilikan (insight): derajat 6 (pasien sadar dirinya sakit dan
perlu pengobatan)
i. Taraf dapat dipercaya: dapat dipercayaIV. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT Pemeriksaan Fisik:
Status internus : TD=110/80mmHg, N=84x/i, P=18x/i, S=36,5C.
Pemeriksaan fisik : tidak dilakukan pemeriksaan.V. IKHTISAR
PENEMUAN BERMAKNA
Tampak seorang laki-laki, 51 tahun, datang dengan keluhan merasa
sedih sejak 1 bulan sebelum datang ke poliklinik jiwa RSWS yang
dirasakan setiap hari. Perasaan tersebut muncul saat pasien tidak
terpilih dalam pemilihan anggota DPR untuk yang ketiga kalinya,
padahal telah menggunakan banyak biaya. Pasien terus menyalahkan
dirinya karena merasa terlalu serakah terus mencalonkan dirinya
sebagai anggota DPR. Pasien juga sering terbangun saat tidur dan
bangun lebih cepat dari biasanyanya. Pasien merasa malu ketika
bertemu dengan orang-orang di sekitarnya. Pasien hanya menceritakan
masalahnya pada istrinya dan tidak menceritakannya kepada
anak-anaknya. Nafsu makan pasien menurun sehingga berat badan
pasien turun dari 80 kg menjadi 77 kg. Ada sempat terlintas
keinginan bunuh diri tetapi pasien masih dapat mengendalikan
pikirannya tersebut.
Dalam pemeriksaan status mental, didapatkan penampilan seorang
laki-laki, perawakan sesuai umur, warna kulit sawo matang, rambut
ikal rapi, memakai kemeja putih dengan celana jeans berwarna biru.
Perilaku dan aktivitas psikomotor saat wawacara, pasien tampak
sedih, afek hipotimia, empati dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif
(intelektual) baik, gangguan persepsi tidak ada. Terdapat
preokupasi dimana pasien sering memikirkan tentang kegagalannya
terpilih menjadi anggota DPR. Pengendalian impuls dan daya nilai
baik, tilikan (insight) derajat 6 dengan taraf dapat dipercaya.VI.
EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I :Berdasarkan autoanamnesis serta
pemeriksaan status mental,ditemukan gejala klinis yang bermakna
berupa keluhan sering mengalami gangguan saat tidur dan nafsu makan
yang menurun sehingga menimbulkan penderitaan dan hendaya dalam
fungsi waktu senggang dan sosial sehingga dikategorikan mengalami
ganguan jiwa. Dalam pemeriksaan mental tidak ditemukan adanya
hendaya berat dalam menilai realita sehingga pasien dikatakan
mengalami ganguan jiwa non psikotik. Tidak ditemukan kelainan pada
pemeriksaan interna dan neurologis sehingga kemungkinan adanya
ganguan mental organik dapat disingkirkan.Dari autoanamnesis
didapatkan suatu gangguan cemas yang diawali dengan pemikiran
tentang kegagalannya terpilih menjadi anggota DPR untuk yang ketiga
kalinya yang diungkapkan langsung oleh pasien sendiri. Pada pasien
ditemukan afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, serta
ditemukan juga gejala lain berupa harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, tidur yang
terganggu, dan nafsu makan berkurang, sehingga memenuhi kriteria
untuk dikategorikan kedalam Episode Depresif Sedang (F32.1).
Ditemukan juga gejala somatik pada pasien seperti anhedonia,
penurunan berat badan >5% dari berat badan sebelumnya, pasien
lebih cepat bangun 2 jam dari biasanya, dan mengalami penurunan
nafsu makan sehingga pasien dapat dikategorikan kedalam Episode
Depresif Sedang dengan Gejala Somatik ( F 32.11). Aksis II :Pasien
memiliki ciri kepribadian yang tidak khas. Aksis III :Hipertensi
(+) dan hiperurisemia (+).
Aksis IV :Stresor berupa gagal terpilih lagi menjadi anggota
DPR. Aksis V :GAF Scale 60-51: beberapa gejala sedang dan menetap,
disabilitas sedang dalam fungsi, secara umum masih baik.VII. DAFTAR
PROBLEM : Organobiologik: ditemukan ketidakseimbangan
neurotransmitter sehingga paien memerlukan psikofarmaka. Psikologik
: Tidak ditemukan hendaya dalam menilai realita tapi tampak adanya
gejala depresi sehingga pasien membutuhkan psikoterapi. Sosiologik
: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dan hendaya waktu
senggang sehingga pasien butuh sosioterapi.VIII. PROGNOSISFaktor
Pendukung : Tidak adanya kelainan organik Stresor psikologik jelas
Adanya dukungan dari istri Pasien sadar kalau dirinya sakit dan
butuh pengobatanFaktor Penghambat : Pasien tidak terbuka terhadap
anaknyaJadi dapat disimpulkan prognosis pasien tersebut adalah
baik.IX. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
Fluoxetin 20 mg 2x1 Alprazolam 0,5 mg 0-1/2-1 Psikoterapi :
psikiatri suportif Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang sekitar tentang
penyakit pasien sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan
yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan.X. FOLLOW-UP
Pasien diminta untuk rutin datang kontrol dan pastikan pasien
meminum obatnya. Selain itu, memantau keadaan umum pasien dan
perkembangan penyakit serta efektivitas terapi dan efek samping
dari obat yang diberikan.XI. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKAEPISODE
DEPRESIF (F 32)
Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) : Afek
depresif. Kehilangan minat dan kegembiraan, Berkurangnya energi
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.Gejala lainnya
:a. Konsentrasi dan perhatian berkurangb. Harga diri dan
kepercayaan diri berkurangc. Gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak bergunad. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistise.
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dirif. Tidur
terganggug. Nafsu makan berkurangUntuk episode depresif dari ketiga
tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2
minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung
cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F 32.0), sedang (F
32.1), dan berat (F 32.2) hanya digunakan untuk episode depresi
tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus
diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif
berulang (F 33)EPISODE DEPRESIF SEDANG (F32.1)Sekurang-kurangnya
harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut
diatas : Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya (a) sampai
(g)
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu
Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan
kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga Pemeriksaan
Status Mental pada pasien ditemukan afek depresif. Ditemukan pula
kehilangan minat dan kegembiraan, nafsu makan berkurang, tidur
terganggu, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan
tentang rasa bersalah dan tidak berguna, dan pandangan masa depan
yang suram dan pesimistis. Dari gejala di atas, pasien telah
memenuhi 2 dari 3 gejala utama depresi dan ditambah lebih dari 3
dari gejala lainnya sehingga dapat digolongkan ke dalamEpisode
Depresif Sedang (F32.1).Pada pasien ini diberikan pengobatan
farmakoterapi fluoxetin karena obat ini merupakan obat anti depresi
yang termasuk dalam golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI). Obat ini menghambat reuptake dari serotonin, sehingga
terjadi peningkatan jumlah serotonin pada celah sinaps neuron
tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor terhadap
serotonin sehingga dapat mengurangi depresi yang muncul. Sesuai
dengan keluhan utama pada pasien ini yaitu tidurnya sering
terganggu, obat ini juga memiliki efek samping sedatif dan
diberikan pada pasien muda yang lebih besar toleransi terhadap efek
samping tersebut sehingga pada malam hari pasien dapat tidur dengan
baik. Pasien juga diberikan obat alprazolam yang merupakan obat
anti anxietas yang efektif untuk mengatasi anxietas antisipatorik,
onset of action lebih cepat dan memiliki komponen anti
depresif.
Prognosis pada pasien ini baik karena faktor pendukung :tidak
adanya kelainan organik, stresor psikologik jelas, adanya dukungan
dari istri, pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan
sedangkan faktor penghambatnya hanya pasien tidak mau terbuka
kepada anak-anaknya.13