UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LAPORAN KASUS Karsinoma Sel Basal Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK Disusun Oleh : Ghariza Pramitaningrum H2A009021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
LAPORAN KASUSKarsinoma Sel Basal
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan KlinikDi Bagian Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK
Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021
Kepaniteraan Klinik Departemen Kulit dan KelaminFAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
PERIODE 10 JUNI – 9 JULI 2013
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KULIT DAN KELAMIN
Presentasi kasus dengan judul :
Karsinoma Sel Basal
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan KlinikDi Bagian Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021
Telah disetujui oleh Pembimbing :Nama Pembimbing Tanda Tangan Tanggal
dr. Hiendarto, Sp.KK .................................. .................................
Mengesahkan :Koordinator Kepaniteraan Kulit dan Kelamin
dr. Hiendarto, Sp.KK
NIP. 197308042009091001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit berasal dari sel yang tidak
mengalami keratinisasi dan terdapat pada lapisan basal sel di epidermis.1
Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit tersering pada manusia, pada
umumnya tumbuh lambat dan jarang metastasis tetapi dapat terjadi kerusakan
lokal yang berat jika diabaikan atau tidak mendapat perawatan yang adekuat.2,3
Karsinoma sel basal paling sering di usia tua, tetapi sekarang frekuensinya
meningkat pada usia yang lebih muda yaitu kurang dari 50 tahun. Di Amerika
Serikat, diperkirakan 1 juta kasus baru terjadi tiap tahunnya. Frekuensi antara
laki-laki dan wanita hampir sama, tetapi lelaki lebih sering dari wanita dengan
UKK :Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Status Venerologi : Tidak dilakukan
Status Internus :
Thorax :
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC VI 2 cm LMCS, tak kuat angkat
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS III Linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah jantung : ICS VI 2 cm medial Linea mid
clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung : ICS IV Linea sternalis dextra
Auskultasi: BJ I & II normal & murni, bising (-), gallop (-)
Pulmo
Dextra SinistraInspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Simetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+), suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)
Simetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+),suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)
Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen datar, massa (-), warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar
Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),
ascites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba
Ekstremitas
Superior InferiorAkral dingin -/- -/-Oedem -/- -/-Sianosis -/- -/-Ikterik -/- -/-Spider nevi -/- -/-Ptekie -/- -/-Varises -/- -/-Gerakan Bebas/Bebas Bebas/BebasKekuatan 5/5/5 5/5/5Tonus Normotoni NormotoniRefleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukanRefleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hemoglobin 12.0 14.0-18.0 g/dl
Leukosit 7.0 4.0-10 Ribu
Eritrosit 3.92 4.0-6.2 Juta
Hematokrit 35.0 40-58 %
Trombosit 227 200-400 Ribu
MCV 89.3 80-90 Mikro m3
MCH 30.6 27-34 Pg
MCHC 34.3 32-36 g/dl
RDW 11.5 10-16 %
MPV 7.2 7-11 Mikro m3
Limfosit 2.4 1.7-3.5 10^3/mikroL
Monosit 0.4 0.2-0.6 10^3/mikroL
Granulosit 4.3 2.5-7.0 10^3/mikroL
Limfosit% 33.8 25-35 %
Monosit% 5.1 4-6 %
Granulosit% 61.1 50-80 %
Globulin 2.64 2.0-4.0 g/dl
Uric Acid 4.40 2-7 mg/dl
Cholesterol 244 < 200 dianjurkan
200-240 Risiko
sedang
>240 Risiko tinggi
mg/dl
HDL cholesterol 43 40-75 mg/dl
LDL cholesterol 180.2 < 130 dianjurkan
130-159 Risiko
sedang
≥160 Risiko tinggi
mg/dl
Trigliserid Acid 104 70-140 mg/dl
2. Serologi
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HBsAg Non-reaktif Non-reaktif
PCT 0.163 0.2-0.5 %
PTT 11.5 9.7-13.1 detik
APTT 29.9 23.9-39.8 detik
3. Kimia Klinik
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Gula Darah Puasa 169 92-115 mg/dl
Gula darah 2 jam PP 170 < 120 mg/dl
Ureum 33.0 10-50 mg/dl
Creatinin 1.36 0.62-1.1 mg/dl
Bilirubin total 0.62 0.2-1.1 mg/dl
Bilirubin direct 0.20 < 0.2 mg/dl
Bilirubin indirect 0.42 0.0-0.8 mg/dl
SGOT 25 0-50 U/L
SGPT 55 0-50 IU/L
Protein Total 6.8 6-8 g/dl
Albumin 4.17 3.4-4.8 g/dl
4. Histopatologi
Sudah dilakukan pengambilan sampel jaringan tetapi untuk hasil belum ada.
RESUME
Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan keluhan ulkus
ekskoriatum pada pelipis sinistra. ± 1 tahun yang lalu terdapat massa menyerupai
nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa gatal dan membesar. ± 4 bulan yang lalu
massa yang digaruk menjadi ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati
menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri. Pasien sering
mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan sistematis tidak ada. Pasien
mempunyai riwayat DM dan darah tinggi sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang
perokok aktif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80
mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.
Status dermatologik pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan
UKK berupa Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.
Bentuknya numular dan lokasinya soliter.
DIAGNOSIS BANDING
- Karsinoma Sel Skuamosa
- Melanositic naevi
- Melanoma Malignan
DIAGNOSIS
- Suspect Karsinoma Sel Basal
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologis
a. Inj. Inj. cefotaxim 3x1 amp
b. Diamicron 80mg 1x1 tab.
c. Bio 1x1 tab.
d. Eclid 50mg 3x1.
e. Pembukaan jalur iv (cairan RL 20 tpm)
2. Bedah
a. Dilakukan bedah scalpel pada tanggal 26 Juni 2013 pada pukul 10.30 WIB
Bedah yang dilakukan selain untuk mengangkat jaringan, digunakan pula
untuk tes histopatologis untuk mengetahui ada atau tidaknya keganasan.
3. Non-farmakologis
a. Diet rendah gula dan rendah garam
b. Melakukan balut pada luka dang anti balut tiap 3 hari sekali
EDUKASI
Untuk edukasi diberikan pada pasien dan keluarganya:
1. Motivasi pada pasien dan keluarga untuk rajin melakukan ganti balut sesuai
dengan anjuran yang diberikan.
2. Melakukan diet rendah gula dan garam untuk menstabilkankan gula darah dan
tekanan darah.
3. Rutin untuk meminum obat yang telah diberikan untuk tindakan preventif
kedepannya.
PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : ad bonam.
2. Quo ad Sanam : dubia ad bonam.
3. Quo ad Cosmeticam : dubia ad bonam
FOLLOW-UP
1. Tanggal 18 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C secara aksiler
GD : 103 mg/dl
Keluhan:
Gatal dan nyeri pada luka
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
2. Tanggal 19 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 90x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 18x/menit
Suhu : 370C secara aksiler
GD : 132 mg/dl
Keluhan:
Gatal dan nyeri pada luka
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Dilakukan ganti balut
- Inj. cefotaxim 3x1
- Diamicron 80mg 1x1
- Bio 1x1
3. Tanggal 20 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 78x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 36,80C secara aksiler
GD : 130 mg/dl
Keluhan:
Gatal pada luka, sakit kepala hingga ke leher
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab
- Bio 1x1
4. Tanggal 21 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 16x/menit
Suhu : 360C secara aksiler
GD : 151 mg/dl
Keluhan:
Gatal pada luka
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
5. Tanggal 22-23 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 16x/menit
Suhu : 360C secara aksiler
GDP : 151 mg/dl
Keluhan:
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab
- Bio 1x1
- Persiapan tindakan operasi
- Ganti balut
6. Tanggal 24 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 170/80 mmHg
Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 18x/menit
Suhu : 37,10C secara aksiler
GD : 125 mg/dl
Keluhan:
Keluhan berkurang
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
7. Tanggal 25 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 18x/menit
Suhu : 37,10C secara aksiler
GD : 212 mg/dl
Keluhan:
Keluhan berkurang
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
- Eclid 50 mg 3x1
8. Tanggal 26 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 18x/menit
Suhu : 37,10C secara aksiler
GD : 154 mg/dl
Keluhan:
Keluhan berkurang
Lokasi : pelipis kiri
UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,
d = 5cm
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
- Eclid 50 mg 3x1
- Dilakukan operasi pukul 10.30 WIB
- Ketorolac 2x1 amp.
9. Tanggal 27 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 150/80 mmHg
Nadi : 82x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 370C secara aksiler
GD : 180 mg/dl
Keluhan:
Keluhan berkurang
Lokasi : pelipis kiri
Tindakan:
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
- Eclid 50 mg 3x1
10. Tanggal 28 Juni 2013 pada bangsal anyelir
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 18x/menit
Suhu : 37,10C secara aksiler
GD : 154 mg/dl
Keluhan:
Keluhan tidak ada
Lokasi : pelipis kiri
Tindakan:
- ganti balut
- Inj. cefotaxim 3x1 amp
- Diamicron 80mg 1x1 tab.
- Bio 1x1
- Eclid 50 mg 3x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
KARSINOMA SEL BASAL
A. Definisi
Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada
kulit yang berambut.
B. Epidemiologi
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-
melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar
lebih tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya.
Berdasarkan hasil statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan
mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya.
Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit
sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis
kanker lainnya.
Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1
dari 105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada
kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang
menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika serikat
adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur). Selain adanya
peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk kanker yang paling
dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap tahunnya
dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900 meninggal per tahun
karena kanker kulit melanoma.
C. Etiologi
Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:
1. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-produk
terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
2. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik melalui
kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan tidak
langsung.
3. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar.
4. Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.
5. Paparan arsenik.
6. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit.
D. Patofisiologi
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik
yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling
efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu
sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang
akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik
ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan
diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan
terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer
atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA
yang abnormal.
Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan
cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul
hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan
cytosine yang lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV
muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan
tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang
merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari
BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel
bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel
tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara
komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa
aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak
bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini
sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma
sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel
dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar
dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik
ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan
melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering
mengadakan metastase.
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi
sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel
ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin.
Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut,
khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea.
Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang
terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada
lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan
autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi
pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel
basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan
CC → TT pada susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang
mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-
akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan
peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum
diketahui.
E. Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak
berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan
seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.
F. Stadium Klinis
Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :