Top Banner
Laporan Kasus Pembimbing : dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT, M.Kes Disusun Oleh : DM Dini Fadilla (H1A 008 043) DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA SMF PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013 Suspek Karsinoma Laring
54

Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Jan 01, 2016

Download

Documents

dhiney

Karsinoma Laring
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Laporan Kasus

Pembimbing : dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT, M.Kes

Disusun Oleh : DM Dini Fadilla (H1A 008 043)

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYASMF PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTBFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2013

Suspek Karsinoma Laring

Page 2: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pendahuluan

Karsinoma laring atau yang disebut dengan tumor ganas laring merupakan kondisi kejadian keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan di laring kondisi gangguan akibat infeksi yang sering terjadi pada bagian leher dalam khusunya laring. 1

Gejala dini karsinoma laring sama dengan gejala penyakit lain di laring, sehingga sering dikelirukan dengan penyakit lain yang jauh lebih banyak frekuensi kejadiannya. Mengenal tumor ganas laring penemuan kasus-kasus stadium awal atau deteksi dini keganasan laring sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan pengobatan keganasan laring. Untuk meningkatkan penemuan kasus-kasus dalam stadium dini keganasan laring, perlu ditingkatkan kepedulian masyarakat dan tenaga kesehatan atas gejala-gejala dini keganasan laring.1

Page 3: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Untuk menegakkan diagnosa karsinoma laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antara lain karena letaknya dan sulit untuk dicapai sehingga yang sering dijumpai adalah kondisi bukan pada stadium awal lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang diberikan kurang memuaskan. Yang terpenting pada penanggulangan tumor ganas laring ialah diagnosa dini.1

Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah dengan pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantung stadium penyakit dan keadaan umum penderita.1,2,3

Page 4: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Anatomi dan Fisiologi Laring

Laring atau kotak suara ( voice box) merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas bagian atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah batas kaudal kartilago krikoid.2

Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang rawan yang saling berhubungan satu sama lain dan diikat oleh otot intrinsik dan ekstrinsik serta dilapisi oleh mukosa.4,5,6

Page 5: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Tulang dan tulang rawan laring yaitu : 4,5,6

Os Hioid: terletak paling atas, berbentuk huruf “U”, mudah diraba pada leher bagian depan. Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus di bagian belakang dan prosesus brevis bagian depan. Permukaan bagian atas tulang ini melekat pada otot-otot lidah, mandibula dan tengkorak.

Kartilago tiroid : merupakan tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah belakang. Kartilago Krikoid : terletak di belakang kartilago tiroid dan merupakan tulang rawan paling bawah dari laring. Di setiap sisi tulang rawan krikoid melekat ligamentum krikoaritenoid, otot krikoaritenoid lateral dan di bagian belakang melekat otot krikoaritenoid posterior.

Page 6: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx
Page 7: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx
Page 8: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Laring mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi jalan napas, respirasi dan fonasi. Laring membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Saat bernapas pita suara membuka (gambar 5), sedangkan saat berbicara atau bernyanyi akan menutup (gambar 6) sehingga udara meninggalkan paru-paru, bergetar dan menghasilkan suara.8

Gambar 4. Posisi pita suara saat bernapas

Gambar 5. Posisi pita suara saat berbicara

Page 9: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Pemantauan suara dilakukan melalui umpan balik yang terdiri dari telinga manusia dan suatu sistem dalam laring sendiri. Fungsi fonasi dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis. Syarat suara nyaring yaitu anatomi korda vokalis normal dan rata, fisiologis harus normal dan harus ada aliran udara yang cukup kuat.9

Terdapat 3 fase dalam berbicara: pulmonal (paru), laringeal (lariynx), dan supraglotis/oral. Fase pulmonal menghasilkan aliran energi dengan inflasi dan ekspulsi udara. Aktivitas ini memberikan kolom udara pada laring untuk fase laringeal. Pada fase laringeal, pita suara bervibrasi pada frekuensi tertentu untuk membentuk suara yang kemudian di modifikasi pada fase supraglotik/oral. Kata (word) terbentuk sebagai aktivitas faring (tenggorok), lidah, bibir, dan gigi. Disfungsi pada setiap stadium dapat menimbulkan perubahan suara, yang mungkin saja di interpretasikan sebagai hoarseness oleh seseorang/penderita.1,2,10

Page 10: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Adapun perbedaan frekuensi suara dihasilkan oleh kombinasi kekuatan ekspirasi paru dan perubahan panjang, lebar, elastisitas, dan ketegangan pita suara. Otot adduktor laringeal adalah otot yang bertanggung jawab dalam memodifikasi panjang pita suara. Akibat aktivitas otot ini, kedua pita suara akan merapat (aproksimasi), dan tekanan dari udara yang bergerak menyebabkan vibrasi dari pita suara yang elastik. 1,2,10

Laring khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah pita suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring ke arah tengah dari glotis. Pita suara ini diregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot spesifik pada laring itu sendiri. 1,2,10

Page 11: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Karsinoma Laring

DEFINISI Karsinoma yang mengenai laring

(supraglotik, glotik, subglotik).13

Page 12: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

EPIDEMIOLOGI Menurut laporan The American Cancer Society tahun 2006 di

Amerika tercatat 12.000 kasus baru dan 4740 kasus meninggal karena tumor ganas laring. Pusat Kanker Nasional Amerika melaporkan 8,5 kasus karsinoma laring ditemukan per 100.000 penduduk laki-laki dan 1,3 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun. Di beberapa negara Eropa tumor ganas laring merupakan tumor ganas terbanyak di bidang THT-KL. Sementara laporan WHO yang mencakup 35 negara memperkirakan 1,5 orang dari 100.000 penduduk meninggal karena tumor ganas laring. "Di Indonesia angka kekerapan tumor ganas laring belum dapat didata secara pasti, tetapi dapat diperkirakan mencapai kurang lebih 1 persen dari semua keganasan dan menempati urutan ketiga tumor ganas terbanyak di bidang THT setelah tumor ganas nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal.1

Karsinoma laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan 11 : 1. Terbanyak pada usia 56-69 tahun.1,2,3

Page 13: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

ETIOLOGI Etiologi pasti sampai saat ini belum

diketahui, akan tetapi didapatkan beberapa informasi yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan pada laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radioaktif, polusi udara radiasi leher dan asbestosis.1,2,3

Page 14: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

PATOFISIOLOGI Paparan karsinogenik berulang-ulang akan menyebabkan struktur

DNA sel normal akan terganggu sehingga terjadi diferensiasi dan proliferasi abnormal. Adanya mutasi serta perubahan pada fungsi dan karakteristik sel berakibat pada buruknya sistem perbaikan sel dan terjadilah apoptosis serta kematian sel. Pro-onkogen akan terus meningkat sementara tumor supressor gene menurun, keadaan ini mengakibatkan proliferasi terus-menerus dari sel anaplastik yang akan mengambil suply oksigen, darah dan nutrien dari sel normal sehingga penderita akan mengalami penurunan berat badan. Sealin itu akan terjadi penurunan serta serta destruksi komponen darah, penurunan trombosit menyebabkan gangguan perdarahan, penurunan jumlah eritrosit menyebabkan anemia dan penurunan leukosit menyebabkan gangguan status imunologi pasien. Proliferasi sel kanker yang terus berlanjut hingga membentuk suatu masa mengakibatkan kompresi pada pembuluh darah sekitar dan saraf sehingga terjadilah odinofagi, disfagi, dan nyeri pada kartilago tiroid. Massa tersebut juga mengakibatkan hambatan pada jalan nafas. Iritasi pada nervus laringeus menyebabkan suara menjadi serak. Jika mutasi yang terjadi sangat progresif, kanker dapat bermetastasis ke jaringan sekitar dan kelenjar getah bening. 6

Page 15: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

HISTOLOGI Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 – 98% dari

semua tumor ganas laring, dengan derajat differensiasi yang berbeda-beda. Karsinoma sel skuamosa dibagi 3 tingkat diferensiasi, yaitu: 14

› Berdiferensiasi baik (Grade I)› Berdiferensiasi sedang (Grade II)› Berdiferensiasi buruk (Grade III)

Kebanyakan tumor ganas pita suara berdiferensiasi dengan baik. lesi yang mengenai hipofaring,sinus piriformis dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi baik. Jenis lain yang jarang kita jumpai adalah karsinoma anaplastik, pseudosarkoma, adenokarsinoma dan sarkoma. 14

 

Page 16: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

GEJALA KLINISGejala dan tanda yang sering dijumpai adalah :1,2,11

Suara serak Sesak nafas dan stridor Rasa nyeri di tenggorok Disfagia Batuk dan haemoptisis Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral,

halitosis, hemoptysis dan penurunan berat badan yang menandakan perluasan tumor ke luar laring atau metastasis jauh. Pembesaran kelenjar getah bening leher dapat dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang kartilago tiroid dan perikondrium. 1,2,11

Page 17: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

PENEGAKAN DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan :1,2,10,12

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Page 18: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan THT rutin dan laringoskopi Untuk melihat ke dalam laring dapat dilakukan

dengan cara tak langsung maupun langsung dengan menggunakan laringoskop untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor yang terlihat (field of cancerisation). Selain itu dapat juga menggunakan fiber-optic laryngoscope dan flexible endoscope.

   

Page 19: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan

laboratorium darah, juga pemeriksaan radiologik. Foto torak diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada

tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. Radiografi jaringan lunak leher merupakan studi survey

yang baik. Udara digunakan sebagai agen kontras alami untuk memvisualisasikan lumen laring dan trakea. Ketebalan jaringan retropharyngeal dapat dinilai. Epiglottis dan lipatan aryepiglottic dapat divisualisasikan. 15,16

Pemeriksaan CT Scan laring dapat memperlihatkan keadaan tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.15

Penentuan stadium awal pada diagnosa klinis berdasarkan pada keterlibatan beberapa tempat pada supraglotis laring dan mobilitas pita suara. Pencitraan dapat membantu dalam mengidentifikasi perluasan submukosa transglotis yang tersembunyi.

Page 20: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan radiologi khusus : politomografi, MRI MRI memiliki beberapa kelebihan daripada CT

yang mungkin membantu dalam perencanaan pre-operasi. Pencitraan koronal membantu dalam menentukan keterlibatan ventrikel laryngeal dan penyebaran transglottic. Pencitraan Midsagittal membantu untuk memperlihatkan hubungan antara tumor dengan komisura anterior. MRI juga lebih unggul daripada CT untuk karakterisasi jaringan spesifik. Namun, pencitraan yang lebih lama dapat menyebabkan degradasi gambar akibat pergerakan.1,2,11,12

Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring sebagai diagnosa pasti Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan

patologik anatomik dari bahan biopsi laring, dan biopsi jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.

Page 21: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Gambar 7: Radiografi leher lateral menunjukkan perbedaan

struktur laring: a, vallecula; b, tulang hyoid; c, epiglottis; d,

ruang pre-epiglottic; e, ventrikel (air-space diantara false and true cords); f, arytenoid; g,

cricoid; and h, kartilago thyroid12

Page 22: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Gambar 8: Laring Normal. Axial CT scan

menunjukkan tampakan laring normal selama

respirasi. Abduksi true vocal cord.16

Gambar 9: Squamous cell carcinoma pada bagian kanan

glottis. Axial CT scan menunjukkan tumor pada komisura anterior (tanda panah) saat respirasi.16

Page 23: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

KLASIFIKASI Union International Centre le Cancer (UICC) 1982,

membagi tumor gnas laring dalam klasifikasi dan stadium tumor ganas laring berdasarkan letak tumor, sebagai berikut: 14

Supraglotis › Terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglottis sampai

batas atas glottis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring. Glotis

› Mengenai pita suara asli. Batas inferior glottis adalah 10 mm dibawah tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot – otot intrinsic pita suara. Batas superior adalah ventrikel laring. Oleh karena itu, tumor glottis dapat mengenai satu atau kedua pita suara, dapat meluas ke subglotis sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior atau prosesus vokalis kartilago arytenoid.

Subglotis › Tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli

sampai batas inferior krikoid.

Page 24: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Klasifikasi Tumor Ganas Laring ( AJCC dan UICC 1988 )14

Tumor primer (T) Supra glottis :

› T is :tumor insitu › T 0 :tidak jelas adanya tumor primer l › T 1 :tumor terbatas di supra glotis dengan

pergerakan normal › T1a :tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis,

plika ariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.

› T 1b :tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita suara palsu

› T 2 :tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi › T 3 :tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan /

atau adanya infiltrasi ke dalam. › T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke

luar laring.

Page 25: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Glotis : › T is : tumor insitu › T 0 : tak jelas adanya tumor primer › T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan

posterior) dengan pergerakan normal › T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli › T 1b : tumor mengenai kedua pita suara › T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis

maupun subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu. › T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua

pita suara › T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring

3. Sub glotis : › T is : tumor insitu › T 0 : tak jelas adanya tumor primer › T 1 : tumor terbatas pada subglotis › T 1a : tumor terbatas pada satu sisi › T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi › T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua

pita suara asli dengan pergerakan normal atau terganggu › T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita

suara › T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar

laring.

Page 26: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pembesaran kelenjar getah bening leher (N) › N x :kelenjar tidak dapat dinilai › N 0 :secara klinis tidak ada kelenjar. › N 1 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter ≤ 3 cm › N 2 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 – <6 cm atau

klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm › N 2a :klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm - ≤

6cm. › N 2b :klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm › N 3 :kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra lateral › N 3 a : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm › N 3 b : klinis terdapat kelenjar bilateral › N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral

  Metastase jauh (M)

› M 0 :tidak ada metastase jauh › M 1 : terdapat metastase jauh

  Stadium :

› Stadium I : T1 N0 M0 › Stadium II : T2 N0 M0 › Stadium III : T3 N0 M0 ; T1, T2, T3, N1, M0 › Stadium IV : T4, N0, M0 ; Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1

 

Page 27: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

TERAPI Pada prinsipnya ada 3 tindakan

penatalaksanaan penanggulangan karsinoma laring yaitu pembedahan, radiasi dan sitostatika, ataupun kombinasi daripadanya.

Tergantung stadium penyakit dan keadaan umum yang dialami pasien.

Sebagai acuan tindakan bahwa dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi, stadium 2 dan 3 dikirim untuk dilakukan operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan rekonstruksi, bila masih memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.14

Page 28: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Rehabilitasi Rehabilitasi setelah operasi sangat

penting karena telah diketahui bahwa tumor ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik. rehabilitasi mencakup : “Vocal Rehabilitation, Vocational Rehabilitation dan Social Rehabilitation”.10,11,12

Page 29: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

PROGNOSIS Tergantung dari stadium tumor, pilihan

pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli. Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring stadium I 90 – 98% stadium II 75 – 85%, stadium III 60 – 70% dan stadium IV 40 – 50%. Adanya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan 5 year survival rate sebesar 50%.3,12

Page 30: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Tn. H.L.Dw Umur : 66 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan : Petani Alamat : Dasan Kuta Raja, Dalem

Lauq, Sikur, Lotim No.RM : 084600 Tanggal Pemeriksaan : 26 Juni 2013

Page 31: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

ANAMNESIS

Keluhan utama: › Suara serak.

Page 32: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke Poli THT RSUP NTB dengan diantarkan

oleh keluarga. Pasien mengeluh suara serak sejak 1 tahun yang lalu. Serak dirasakan semakin lama semakin mengganggu, suara menjadi kasar dan perlahan volume suara pasien semakin kecil. Pasien juga mengeluhkan rasa mengganjal pada leher namun tidak nyeri dan tidak susah/sakit saat menelan makanan ataupun minuman, hanya sedikit nyeri pada tenggorokan saat berbicara. Keluhan sesak (-), batuk (-) namun terasa ada dahak mengganjal di tenggorokan, pilek (-), demam (-), mengorok saat tidur (+), nyeri kepala (+), nyeri pada telinga (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-) dan penurunan berat badan (-).

Nafsu makan biasa, mual (-) dan muntah (-). BAK (+), sekitar 5 kali sehari, warna kuning jernih, tidak disertai dengan darah dan tidak terasa nyeri, riwayat keluar pasir atau batu (-). BAB (+), minimal 1 kali sehari, berwarna kuning kecoklatan dan tidak disertai dengan darah maupun lendir.

Page 33: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Riwayat penyakit dahulu: Pasien tidak pernah memiliki keluhan

serupa seperti ini sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat batuk lama, minum obat selama 6 bulan (-), kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi maupun asma. Riwayat operasi (-), riwayat sakit gigi (-) atau gigi dicabut (-).Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

Page 34: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada anggota keluarga lain yang

menderita penyakit yang serupa dengan pasien. Riwayat batuk lama, minum obat selama 6 bulan (-), kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi maupun asma pada keluarga disangkal.

Page 35: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Riwayat pengobatan: Pasien mengatakan keluhan suara

serak ini sudah sering diobati, pasien sudah mencoba berobat di puskesmas namun keluhan tetap. Pasien juga mencoba berobat alternatif dan obat herbal, namun keluhan tetap.

Page 36: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Riwayat Pribadi dan Sosial› Pasien merokok, minimal 1 bungkus sehari

(12 batang) kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu. Sehari hari pasien sering mengkonsumsi ikan asin, sate, dan makanan lauk pauk yang dibakar.

Riwayat alergi:› Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-

obatan maupun makanan.

Page 37: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tanda vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 94 x/menit Respirasi : 18 x/menit Suhu : 36,9 oC

Page 38: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Status Lokalis Pemeriksaan telingaNo. Pemeriksaan Telinga Auricula Dextra Auricula Sinistra

1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)

2. Daun telinga : aurikula,

preaurikuer, retroaurikuler.

Bentuk dan ukuran telinga dalam

batas normal, lesi pada kulit (-),

hematoma (-), massa (-), fistula

(-), nyeri tarik aurikula (-).

Bentuk dan ukuran telinga dalam

batas normal, lesi pada kulit (-),

hematoma (-), massa (-), fistula

(-), nyeri tarik aurikula (-).

3. Liang telinga (MAE) Serumen (+) sedikit, hiperemis (-),

edema (-), furunkel (-), otorhea

(-).

Serumen (+), hiperemis (-),

edema (-), furunkel (-), otorhea (-).

4.Membran timpani Retraksi (-), bulging (-), hiperemi

(-), edema (-), perforasi (-),

kolesteatom (-), cone of light (+)

MT intake

Cone of light

Retraksi (-), bulging (-), hiperemi

(-), edema (-), perforasi (-),

kolesteatom (-), cone of light (+)

MT intake

Cone of light

Page 39: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan hidung

Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri

Hidung luar Bentuk (normal), hiperemi (-),

nyeri tekan (-), deformitas (-)

Bentuk (normal), hiperemi (-),

nyeri tekan (-), deformitas (-)

Rinoskopi anterior

Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)

Cavum nasi Bentuk (normal), mukosa pucat (-),

hiperemia (-)

Bentuk (normal), mukosa pucat (-),

hiperemia (-)

Meatus nasi media Mukosa normal, sekret (-), massa

berwara putih mengkilat (-).

Mukosa normal, sekret (-), massa

berwara putih mengkilat (-).

Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-) Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-)

Page 40: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan Tenggorokan

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)

Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda

Geligi Tumbuh normal, jumlah lengkap

Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)

Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), pseudomembran (-)

Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)

Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-), sekret (-)

Tonsila palatine Kanan Kiri

T1 T1

Fossa Tonsillaris dan Arkus

Faringeus

hiperemi (-) hiperemi (-)

Page 41: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Pemeriksaan Leher

•Simetris (-).•Kaku kuduk (-).•Scrofuloderma (-), limfadenopati colli dextra (+) menonjol keluar•Pembesaran KGB (-).•JVP : 5 + 1 cm, tidak meningkat.•Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-).•Otot bantu nafas SCM tidak aktif.•Pembesaran kelenjar tiroid (-).

Page 42: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Foto Pasien

Gambar 11. Limfadenopati colli dextra 

Page 43: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

DIAGNOSIS Suspek Karsinoma Laring Limfadenopati colli

DIAGNOSIS BANDING : Tumor jinak laring. TBC laring

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium

› Darah Lengkap› Kimia Darah› BT, CT, HbsAg› Urinalisa

Radiologis› Foto thoraks› CT scan leher

Biopsi Patologi Anatomi

Page 44: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

RENCANA TERAPI Untuk keluhan pasien saat ini dapat

diberikan Ambroxol 3 dd 1 Ranitidin 2 dd 1 Metilprednisolon 4 mg 3 dd 1 Paracetamol 500 mg 3 dd 1 (bila

perlu saat nyeri) Rawat luka limfadenopati colli setiap hari

Page 45: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

KIE PASIEN Menganjurkan pada pasien untuk istirahat terutama istirahat

berbicara Menganjurkan pada pasien untuk menjaga makanan yang

diasup harian, tidak makan makanan berminyak, terlalu pedas, asam dan asin

Menjelaskan pada pasien tentang penyakit dan prosedur pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan terutama tentang biopsi, yang bila perlu dapat dilakukan pula trakeostomi.

Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri dan rawat luka pada leher setiap harinya.

Menjelaskan pada pasien bahwa dapat menjalani rawat jalan, terutama bila tidak dilakukan trakeostomi, namun bila sewaktu-waktu pasien sesak dan batuk mengeluarkan darah segera ke IGD dan disarankan rutin kontrol.

Page 46: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

PROGNOSIS Dubia ad malam

Page 47: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Hasil pemeriksaan Penunjang: Hasil laboratoriumHasil pemeriksaan darah lengkap, kimia darah dan urinalisa

ParameterTanggal Pemeriksaan

ParameterTanggal Pemeriksaan

27/0713 27/0713

HGB 13,1 BJ 1.015

RBC 4,59 pH 5

HCT 39,1 Leukosit Negatif

MCV 85,2 Nitrit Negatif

MCH 28,5 Protein Negatif

MCHC 33,5 Glukosa Normal

WBC 8,65 Keton Negatif

PLT 439 Urobilinogen Normal

Jumlah Eosinofil 60 Bilirubin Negatif

Bleeding time 2’00” Eritrosit Negatif

Clotting time 4’50” Warna Amber

Prothrombin time 14,2 Lekosit 0 – 3

Kontrol 13,9 Epitel 0 – 1

APTT 31,8 Eritrosit Negatif

Kontrol 34,0 Bakteri Negatif

GDP 103 Jamur Negatif

GDP 2 jam post prandial 124 Kristal Negatif

Kreatinin 0,7 HbsAg Negatif

Ureum 18  

SGOT 38  

SGPT 36  

Page 48: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Hasil foto thoraksDeskripsi hasil rontgen:Foto thoraks proyeksi PATak nampak deviasi trakeaCor : bentuk tampak boot shape dan letak nampak normal, CTR < 50%.Pulmo :

Corakan bronkovaskuler dalam batas normal.

Iga dan sela iga simetris, tak nampak kelainan.Sudut costofrenikus normalJaringan lunak dinding toraks tak nampak kelainan.Diafragma inspirasi maksimal Kesan :Cor tampak boot shapePulmo normal

Page 49: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Hasil CT scan

Page 50: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Deskripsi hasil CT scan: Ca Laring Infraglotis Limfadenopati colli dextra multiple uk.

2,1 x 4,2 x 4 cm Penyempitan airway VC 5 – 6

Page 51: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Hasil biopsi PA Pengambilan biopsi telah dilaksanakan

pada tanggal 2 Juli 2013, pasien di general anestesi, dilakukan LD, tampak pendesakan plica vokalis dan edema, biopsi dilakukan dan tidak memerlukan trakeostomi karena keadaan pasien stabil dan tidak mengganggu jalan napas. Saat ini masih menunggu hasil PA, sekitar 1 bulan.

Page 52: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

Diagnosis Kerja Suspek Karsinoma Laring

Diagnosis Banding Tumor jinak Laring

Terapi Pasien dapat rawat jalan dan diingatkan kembali

KIE diatas Medikamentosa : Cefadroxil 500 mg 2 dd 1 Ambroxol 3 dd 1 Ranitidin 2 dd 1 Metilprednisolon 4 mg 3 dd 1 Rawat luka setiap hari

Page 53: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

DAFTAR PUSTAKA Prof. dr. Bambang Hermani, Sp. THT-KL(K), ASPEK PENCEGAHAN KANGKER LARING. Ilmu Penyakit THT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI

RSCM).1990.   Hermani B, Kartosoediro S. Suara Parau. Dalam: Soepardi EA, Iskandar HN (editors). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

Leher Edisi ke V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003. 190-9   Hermans R. Laryngeal Neoplasms. Dalam Hermans R. Head and Neck Cancer Image. Germany; Springer: 2006; h 43-77.   Becker W, Naumann HH, Pfaltz CR. Ear Nose and Throat diseases, A. Pocket Reference. Edisi ke-2. New York. Thieme Med. 1994. h. 423-32.   Bailey BJ. Early Glottic Carcinoma. Dalam : Bailey BJ. Ed. Head and Neck Surgery Otolaringology. Vol. 2. ed Philadelphia. JB Lippincot. h. 1313-60.   Lawson W, Biller HFM, Suen JY. Cancer of the Larynx. Dalam Myers EN, Suem JY. Ed. Cancer of the Head and Neck. Churchill Livingstone. h. 533-60.   Rosen CA, Anderson D, Murry. Evaluating Hoarseness: Keeping Your Patient's Voice Healthy nhttp://www.aafp.org/afp/980600ap/rosen.html [diakses 7 Juli

2013]   Sulica L. Normal Voice Function http://www.voicemedicine.com/ normal_voice_functioning.htm [diakses 7 Juli 2013]   Cohen JI. Anatomi dan fisiologi laring dalam BOIES buku ajar penyakit THT edisi .Jakarta: EGC, 1994.   Spector, Ogura JH. Tumor Laring dan Laringofaring. Dalam. Ballenger JJ, Ed. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Jilid I. Edisi ke-13. Jakarta

: Binarupa Aksara. 1997. h. 621-77.   Kadriyan H. Aspek Fisiologis dan Biomekanis Kelelahan Bersuara serta Penatalaksanaannya. Cermin Dunia Kedokteran 2007;155: 93   Iskandar HN. Pemakaian Mikroskop Pada Diagnostik dan Bedah Laring. Cermin Dunia Kedokteran 1987; 43: 21-22   Mulyarjo, Kentjono, W., Kusuma, H., Soerarso, B., Karsinoma Laring. Dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan

Tenggorok, edisi III. RSUD Soetomo, Surabaya. 2005. h. 68-70   Hermani, B., Abdurrachman, H., Tumor Laring. Dalam: Soepardi EA, Iskandar HN (editors). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

Leher Edisi ke VI. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010. 194-198   Haryuna Sh, Tumor Ganas Laring. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diunduh dari www.repository.usu.ac.id

tanggal 7 Juli 2013   Iqbal N. Laryngeal Carcinoma. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/875436-overview tanggal 7 Juli 2013  

Page 54: Laporan Kasus Ca Laring_Dini Fadilla ^^.pptx

TERIMA KASIH