7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
1/43
LAPORAN STUDI KASUS
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
PADA PASIEN DENGANDIABETES MELITUS TIPE 2
Oleh:
Dedy Muriant !2"#$%2%$""2"&
Pe'(i'(in):
dr$ *arida Ru+nianah, M$Ke+$ !MARS&, Di-l$DK$
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
*AKULTAS KEDOKTERAN UNI.ERSITAS ISLAM MALANG
LABORATORIUM ILMU KESE/ATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS SUMBER PU0UNG KABUPATEN MALANG
2"%1
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
2/43
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Studi Kasus Ilmu Kesehatanasyarakat yang berjudul !"paya Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Pasiendengan #iabetes elitus Tipe II$ ini dapat diselesaikan sesuai dengan ren%ana yangdiharapkan&
Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugaskepaniteraan klinik madya serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalammenangani kasus kedokteran keluarga se%ara holistik dan komprehensi'&
Kami mengu%apkan terima kasih kepada dosen pembimbing pada Laboratorium
Ilmu Kesehatan asyarakat, dr& (j& )arida *usnianah, &Kes& +A*S, #iplK&sebagai pembimbing klinik dan dr&)irmina sebagai pembimbing lapangan, yangmemberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini& Tak lupa pula kamimengu%apkan terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunanlaporankasus ini dapat terselesaikan&
Penyusun menyadari baha laporan makalah ini belumlah sempurna& "ntuk itu,saran dan kritik dari para dosen dan pemba%a sangat diharapkan demi perbaikanlaporan ini& Atas saran dan kritik dosen dan pemba%a, penyusun u%apkan terima kasih&
Semoga Laporan Studi Kasus ini berman'aat bagi dosen, penyusun, pemba%a sertarekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang kedokteran&
Penyu+un
Dedy Muriant, S$Ked$
.
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
3/43
DA*TAR ISI
/udulKata Pengantar &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.#a'tar Isi &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&0
1A1 I 2 PendahuluanLatar 1elakang&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&3Tujuan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&4an'aat&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&4
1A1 II 2 Laporan KasusIdentitas Penderita&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&5Anamnesa&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&5Anamnesa Sistem&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&6Pemeriksaan )isik&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&6Pemeriksaan Penunjang&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&7*esume&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&7#iagnosis (olistik&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.8Penatalaksanaan (olistik&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.8Prognosis &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&..)ollo "p dan )lo Sheet&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.0
1A1 III 2 Pembahasan Aspek Kedokteran KeluargaIdenti'ikasi Keluarga&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.3Identi'ikasi )aktor-)aktor yang empengaruhi Kesehatan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.9#a'tar asalah&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&08
1A1 I: 2 Tinjauan PustakaDiabetes Mellitus Tipe II&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&0.
1A1 : 2 Pembahasan#asar Penegakan #iagnosa&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&06#asar *en%ana Penatalaksanaan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&07
1A1 :I 2 Penutup
Kesimpulan (olistik&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&39
.& #a'tar Pustaka&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&37
0
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
4/43
LAPORAN STUDI KASUS
LABORATORIUM ILMU KESE/ATAN MASYARAKAT
BAB I
PENDA/ULUAN
%$% LATAR BELAKANG
#iabetes melitus merupakan masalah kesehatan global yang insidennya semakin
meningkat& Sebanyak 34; juta orang di dunia menderita diabetes, dan diperkirakan
men%apai 398 juta jia pada tahun 0805& #i Amerika Serikat, berdasarkan 2011
National Diabetes Fact Sheet sebanyak 05,9 juta orang +9,3< dari populasi
menderita diabetes& Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 08.8 sebanyak .,7 jutakasus +A#A, 08..= W(>, 08..&
Pada tahun .775 Indonesia menempati urutan tertinggi ke-tujuh untuk pre?alensi
diabetes, sebagian besar merupakan diabetes tipe 0& enurut W(> tahun 0888,
Indonesia menempati peringkat ke-empat negara dengan pre?alensi diabetes
terbanyak di dunia setelah India, @ina, dan Amerika dengan jumlah penderita sebesar
9,4 juta orang& /umlah ini diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun
0838& enurut hasil *iset Kesehatan #asar +*iskesdas tahun 0886, diabetes di
Indonesia menempati urutan ke-enam penyakit penyebab kematian +5,9
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
5/43
bersi'at holistik, komprehensi', terpadu dan berkesinambungan terhadap penanganan
pasien dengan permasalahan penyakit diabetes melitus tipe-0.
%$2 TUUAN
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan klinis dan
komunikasi dalam menangani kasus penyakit dalam terutama diabetes melitus tipe-0
dengan upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersi'at holistik, komprehensi',
terpadu dan berkesinambungan&
%$3 MAN*AAT
an'aat penyusunan laporan ini adalah sebagai media pembelajaran dan e?aluasi
terhadap aspek kedokteran keluarga dalam penanganan serta pen%egahan kasus
penyakit dalam khususnya diabetes melitus tipe-0&
4
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
6/43
LAPORAN STUDI KASUS
LABORATORIUM ILMU KESE/ATAN MASYARAKAT
BAB II
LAPORAN KASUS
2$% IDENTITAS PENDERITA
Nama 2 Ny&B
"sia 2 ;; tahunStatus 2 enikah
Pekerjaan 2 Petani
Pendidikan 2 S#
Agama 2 Islam
Suku 2 /aa
Alamat 2 Sengreng *T&86 *W&83
Nama suami 2 Tn&S
"sia suami 2 ;9 tahun
Pekerjaan suami 2 Petani
Tanggal periksa 2 03-8.-08.;
Nomor * 2 0034
2$2 ANAMNESA !/eterana'ne+a&
.& Keluhan utama 2 lemas, mudah lelah serta kaki dan tangan kadang kesemutan&
(arapan 2 bisa sembuh dan penyakit tidak bertambah burukKekhaatiran 2 khaatir jika penyakitnya semakin parah*iayat penyakit sekarang 2
Ny&B diantar ke Puskesmas Sumber pu%ung oleh suaminya untuk memeriksakan
kesehatannya dan untuk kontrol penyakit ken%ing manis yang sebelumnya diderita
Ny&B& Pasien datang dengan keluhan kaki dan tangan kadang dirasa kesemutan
sejak . minggu yang lalu, hilang timbul, tidak membaik saat istirahat& Pasien juga
kadang mengeluh badannya terasa lemas dan mudah lelah& Pasien mengatakan
sudah kurang lebih 5 bulan yang lalu didiagnosa menderita sakit diabetes mellitus
5
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
7/43
oleh dokter di Puskesmas& >leh karena itu pasien datang ke Puskesmas untuk
kontrol gula darah tetapi tidak rutin&
Sejak . tahun yang lalu, pasien mengatakan sering merasa kehausan, lapar, dan
sering buang air ke%il&Tetapi, Ny&B tidak menyadari baha dirinya berpotensimenderita penyakit # dan tidak menyadari adanya gejala-gejala yang khas
tersebut sehingga Ny&B tidak memeriksakannya dan tidak mengontrol pola
makannya& Ny& B tidak mengeluh pandangan kabur ataupun sering gatal-gatal pada
kulit&
0& *iayat penyakit #ahulu Pasien tidak pernah *S sebelumnya *iayat # diketahui sejak 5 bulan yang lalu saat periksa ke Puskesmas *iayat hipertensi dan sakit jantung disangkal *iayat alergi disangkal
3& *iayat penyakit keluarga 2 # 2 C +saudara kandung Ny&B Sesak 2 - *iayat penyakit hipertensi 2 suami pasien
4& *iayat kebiasaan2 *iayat merokok 2 suami Ny&T memiliki riayat merokok tetapi
sudah berhenti sejak mengeluh sesak
*iayat minum alkohol 2 disangkal *iayat olah raga 2 Ny&T dan keluarga jarang olah raga *iayat pengisian aktu luang 2 Ny&T dan keluarga jarang berekreasi dan
berpergian5& *iayat Pengobatan2
Pasien mengaku baru 5 bulan ini periksa dan mengonsumsi obat anti diabetes
tetapi tidak rutin&;& *iayat Sosial konomi
Pasien berusia ;; tahun, seorang ibu dengan empat orang anak& Penderita sehari-
hari sebagai petani, suaminya juga seorang petani mpat anak lainnya sudahberumah tangga dan tinggal di tempat yang berbeda& Kebutuhan sehari-hari pasien
ditanggung oleh suami dibantu dengan penghasilan pasien sebagai petani dan
buruh tani&6& *iayat giDi
Penderita makan sehari-hari biasanya 0-3 kali dengan nasi, sayur, dan lauk pauk
tahu, tempe, terkadang dengan telur dan daging& 1uah kadang-kadang seperti
pepaya, dan pisang& Kesan status giDi %ukup&
9& Keadaan lingkungan
;
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
8/43
Lingkungan sekitar rumah Ny&B tergolong bersih, padat penduduk, karakter
ekonomi menengah kebaah dan hubungan sosial antar tetangga %ukup baik&
2$3 ANAMNESA SISTEM 4 Autana'ne+a
%$ Kulit 2 kulit gatal +-, luka pada kulit yang sulit sembuh +-, pu%at +-2$ Kepala 2 rambut beruban, luka +-, benjolan +-, sakit kepala +-, pusing +-3$ ata 2 merah +-E-, penglihatan berkunang-kunang +-, penglihatan kabur
+-5$ (idung 2 tersumbat +-E-, mimisan +-E-, sekretErhinorrea +-E-6$ Telinga 2 %airan +-E-, nyeri +-E-1$ ulut 2 sariaan +-, bibir pu%at +-#$ Tenggorokan2 Sakit menelan +-, serak +-7$ Perna'asan 2 Sesak na'as +-, batuk +-8$ Kardio?askuler 2 1erdebar-debar +-, nyeri dada +-
%"$ Fastrointestinal 2 ual +-, muntah +-, 1A1 +normal, na9+u 'aan'enin)at !;&
%%$ Fenitourinaria 2 1AK lan%ar, en
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
9/43
Tensi 2 .38E98 mm(g Nadi 299 HEmenit, reguler, nadi kuat ** 2 00 HEmenit, tipe thorakoabdominal Suhu 2 3; o@
4& *ambut 2 distribusi pertumbuhan rambut rata, beruban&5& Kepala dan ajah2 bentuk meso%ephal, ajah simetris, luka +-, pusing +-, sakit
kepala +-
;& ata 2 %onjungti?a anemis +-E-, radang +-E-,re'lek %ahaya +CEC, arna kelopak
+%oklat kehitaman, katarak +- E-
6& (idung 2 rhinorrhea +-E-, epistaksis +-E-, de'ormitas hidung +-E-
9& ulut 2 bibir pu%at +-E-, bibir kering +-E-
7& Telinga 2 otorrhea +-E-, kedua %uping telinga normal.8& Leher 2 lesi kulit +-, pembesaran kelenjar tiroid +-, pembesaran KF1 +-
..&ThoraH 2 normo%hest, simetris
Cor : Inspeksi 2 i%tus %ordis tidak tampakPalpasi 2 i%tus %ordis kuat angkatPerkusi 2 batas kiri atas 2 SI@ II LPSS
1atas kanan atas 2 SI@ II LPS# 1atas kiri baah 2 SI@ : . %m lateral L@S 1atas kanan baah 2 SI@ I: LPS#
1atas jantung kesantidak melebarAuskultasi 2 bunyi jantung I-II intensitas normal, regular
Pulmo :
Inspeksi 2 pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi 2 'remitus taktil kiri sama dengan kanan
Perkusi 2 sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi 2 C C - - -
- suara dasar ?esikuler C heeDing - ronkhi -
C C - - -
-
.0& Satus Lokalis +Abdomen 2
Inspeksi 2 bentuk simetris, sejajar dinding dada
Auskultasi 2 bising usus normal
Palpasi 2 nyeri tekan +-, nyeri lepas +-
Perkusi 2 timpani
9
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
10/43
.3& Sistem @ollumna :ertebralis 2
Inspeksi 2 skoliosis +-, ki'osis +-, lordosis +-
.4& kstremitas 2 palmar eritem +-, akral hangat +C, oedem +-, luka +-
L 2 de'ormitas +-, luka +-
) 2 nyeri tekan +-, krepitasi +-
2 normal
2$6 PEMERIKSAAN PENUNANG
o F#S darah kapiler 2 326 ')=dl+tanggal .7-;-08.5o F#S darah kapiler 2 277 ')=dl+tanggal 05-.-08.;o Saran pemeriksaan penunjang 2 /(A%besitas 2 pada 98< dari penderita NI## adalah obesitas atau kegemukan&
00
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
24/43
5& erokok 2 sebuah penelitian membuat suatu analisis 05 kajian yang
menyelidiki hubungan antara merokok dan diabetes yang disiarkan antara
.770 dan 088;, dengan sebanyak .,0 juta peserta yang ditelusuri selama 38
tahun& ereka mendapati resiko bahkan lebih tinggi bagi perokok berat&
ereka yang menghabiskan sedikitnya 08 batang rokok sehari memiliki resiko
terserang diabetes ;0< lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok& erokok dapat mengakibatkan kondisi yang tahan terhadap insulin,
kata para peneliti tersebut& Itu berarti merokok dapat men%ampuri %ara tubuh
meman'aatkan insulin& Kekebalan tubuh terhadap insulin biasanya mengaali
terbentuknya diabetes tipe 0&
;& (ipertensi 2 pada orang #, hipertensi berhubungan dengan resistensi insulin
dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik
yang meningkatkan morbiditas& Abnormalitas metabolik berhubungan dengan
peningkatan # pada kelainan 'ungsi tubuhEdis'ungsi endotelial& Sel
endotelial mensintesis beberapa substansi bioakti' kuat yang mengatur struktur
'ungsi pembuluh darah&5$%$5 Pat9i+il)i Dia(ete+ Mellitu+ Ti-e 2
Pada sebagian orang kepekaan jaringan terhadap kerja insulin tetap dapat
dipertahankan sedangkan pada sebagian orang lain sudah terjadi resistensi insulindalam beberapa tingkatan& Pada seorang penderita dapat terjadi respons metabolik
terhadap kerja insulin tertentu tetap normal, sementara terhadap satu atau lebih kerja
insulin yang lain sudah terjadi gangguan& *esistensi
insulin merupakan sindrom yang heterogen, dengan
'aktor genetik dan lingkungan berperan penting pada
perkembangannya& Selain resistensi insulin berkaitan
dengan kegemukan, terutama gemuk di perut,sindrom ini juga ternyata dapat terjadi pada orang
yang tidak gemuk& )aktor lain seperti kurangnya
akti'itas 'isik, makanan mengandung lemak, juga
dinyatakan berkaitan dengan perkembangan
terjadinya kegemukan dan resistensi insulin +Indrasari, 08.8&Pada # tipe 0, sekresi insulin di 'ase . +earl$ pea%&yang terjadi dalam 3-.8
menit pertama setelah makan yaitu insulin yang disekresi pada 'ase ini adalah insulin
yang disimpan dalam sel beta +siap pakai tidak dapat menurunkan glukosa darah
03
Ga'(ar 5$%$Pato'isiologi #T-0&
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
25/43
sehingga merangsang 'ase 0 yaitu sekresi insulin dimulai 08 menit setelah stimulasi
glukosa untuk menghasilkan insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu
meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang normal& Fangguan sekresi sel
beta menyebabkan sekresi insulin pada 'ase . tertekan, kadar insulin dalam darah
turun menyebabkan produksi glukosa oleh hati meningkat, sehingga kadar glukosa
darah puasa meningkat& Se%ara berangsur-angsur kemampuan 'ase 0 untuk
menghasilkan insulin akan menurunengan demikian perjalanan # tipe 0, dimulai dengan gangguan 'ase . yang
menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya gangguan 'ase 0 di mana tidak terjadi
hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta& Penelitian menunjukkan adanya
hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar insulin puasa& Pada kadar
glukosa darah puasa 98-.48 mgEdl kadar insulin puasa meningkat tajam, akan tetapijika kadar glukosa darah puasa melebihi .48 mgEdl maka kadar insulin tidak mampu
meningkat lebih tinggi lagi= pada tahap ini mulai terjadi kelelahan sel beta
menyebabkan 'ungsinya menurun& Pada saat kadar insulin puasa dalam darah mulai
menurun maka e'ek penekanan insulin terhadap produksi glukosa hati khususnya
glukoneogenesis mulai berkurang sehingga produksi glukosa hati makin meningkat
dan mengakibatkan hiperglikemi pada puasa&)aktor-'aktor yang dapat menurunkan 'ungsi sel beta diduga merupakan 'aktor
yang didapat 'ac(uire)& antara lain menurunnya massa sel beta, malnutrisi masa
kandungan dan bayi, adanya deposit amilyn dalam sel beta dan e'ek toksik glukosa
'!lucose to*icit$&+S%hteingart, 0885 dikutip oleh Indrasari, 08.8&
5$%$6 Ga'(aran Klini+
1eberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah +Agustina,
08872Keluhan Kla+i :
a& Penurunan berat badanPenurunan berat badan yang berlangsung dalam aktu relati' singkat harus
menimbulkan ke%urigaan& (al ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk
ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga&
"ntuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari %adangan lain yaitu
sel lemak dan otot& Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga
menjadi kurus&
04
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
26/43
b& 1anyak ken%ing +poliuri
Karena si'atnya, kadar glukosa darah yang
tinggi akan menyebabkan banyak ken%ing&
Ken%ing yang sering dan dalam jumlah banyak
akan sangat mengganggu penderita, terutama pada
aktu malam hari&
%& 1anyak minum +polidipsi
*asa haus sering dialami oleh penderita
karena banyaknya %airan yang keluar melalui
ken%ing& Keadaan ini sering disalah ta'sirkan&
#ikira sebab rasa haus ialah udara yang
panas atau beban kerja yang berat& "ntuk
menghilangkan rasa haus itu penderita
minum banyak&
d& 1anyak makan +poliphagi
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme menjadi glukosa dalam
darah tidak seluruhnya dapat diman'aatkan, penderita selalu merasa lapar&
Keluhan lain:
a& Fangguan Sara' Tepi E KesemutanPenderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di aktu malam,
sehingga mengganggu tidur& Fangguan penglihatan pada 'ase aal penyakit sering
dijumpai sehingga pasien sering mengganti ka%amatanya agar tetap dapat melihat
dengan baik&
b& Fatal E 1isul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketiak dan di baah payudara& Sering pula dikeluhkan timbulnyabisul dan luka yang lama sembuhnya& Luka ini dapat timbul akibat luka ringan seperti
le%et atau tertusuk jarum&
%& Fangguan reksi
Fangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak se%ara terus
terang dikemukakan penderita& (al ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih
merasa tabu membi%arakan masalah seksual&
d& Keputihan
05
Ga'(ar 5$2$Perjalanan ejala klinis #T-0&
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
27/43
Pada anita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan&
Ta(el 5$%$Perbedaan antaraInsulin Depen)ent Diabetes Mellitus+I##danNon Insulin Depen)ent Diabetes Mellitus+NI##
5$%$1 K'-lia+i Dia(ete+ Mellitu+ Ti-e 2
#iabetes mellitus bukan hanya berkaitan dengan kondisi hiperglikemi tetapi juga
oleh insiden komplikasi yang terlambat 2- ikroangipati, dide'enisikan sebagai abnormalitas pada dinding pembuluh darah
ke%il, yang si'at paling dominannya adalah penebalan membran basement&- *etinopati, dapat menimbulkan kebutaan karena pendarahaan dari pembuluh
retina proli'erasi, dan makulapti sebagai akibat eksudasi dari pembuluh atau
edema yang mempengaruhi makula&- Ne'ropati akan menimbulkan kegagalan ginjal& Pada tahap dini akan terjadi
hiper'ungsi ginjal, sehubungan dengan kenaikan F)*, meningkatnya ukuran
glomerular dan mikroalbuminuria& Pada tahap akhir, terjadi peningkatanproteinuria dan penurunan tajam 'ungsi ginjal yang menyebakan uremia&
- Neuropati dapat terbukti sebagai diarhea, hipotensi postural, impotensi, kantong
kemih neurogenik dan borok kaki neuropatik akibat mikroangiopati dari
pembuluh darah sara' dan metabolisme glukosa dalam sel-sel darah&- akroangiopati +atau accelerate) atherosclerosis akan menimbulkan penyakit
jantung koronari premature& ekanisme peningkatan kepekaan terhadap
aterosklerosis pada diabetik, tidak diketahui, akan tetapi hiperlipidemia dan
peningkatan glikasi protein dapat menjadi penyebab& (iperlipidemia yang umum
0;
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
28/43
dalam diabetik adalah hipertrigliseridemia dengan peningkatan kolesterol :L#L
plasma dan penurunan kolesterol (#L& Sekitar ;8< pasien diabetik meninggal
karena penyakit ?askular dan 3< karena penyakit jantung koronari& Kebutaan 05
kali lebih tinggi dan gagal ginjal kronis .6 kali lebih tinggi pada diabetik& Ada
bukti yang semakin luas baha kontrol glikemik yang ketat akan menunda
serangan penyakit ini&
06
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
29/43
LAPORAN STUDI KASUS
LABORATORIUM ILMU KESE/ATAN MASYARAKAT
BAB .
PEMBA/ASAN
%$% DASAR PENEGAKAN DIAGNOSA
%$%$% Dia)n+a Dia(ete+ Melitu+ Ti-e 2
#alam menegakkan diagnosis # harus diperhatikan asal bahan darah yang
diambil dan %ara pemeriksaan yang dipakai +Shahab,088;&
a$ Pe'eri+aan Penyarin)
Perlu dilakukan pada kelompok dengan salah satu 'aktor risiko untuk #, yaitu2. Kelompok usia deasa tua + 45 tahun
0 Kegemukan Q11 +kg .08< 11 idaman atau IT 06 +kgEm0R
3 Tekanan darah tinggi + .48E78 mmhg
4 *iayat keluarga #
5 *iayat kehamilan dengan 11 lahir bayi 4888 gram
; *iayat # pada kehamilan
6 #islipidemia +(#L 35 mgEdl dan atau trigliserida 058 mgEdl9 Pernah TFT +toleransi glukosa terganggu atau F#PT +glukosa darah puasa
terganggu
Ta(el 6$%2 Kadar glukosa darah seaktu dan puasa
sebagai patokan penyaring dan diagnosis # +mgEdl +Perkeni, 088;
Kadar )lu+a darah +e@atu
Buan DM Belu' -a+ti DM DM
Pla+'a .ena ..8 ..8 J .77 088
Darah Ka-iler 78 78 - .77 088Kadar )lu+a darah -ua+aBuan DM Belu' -a+ti DM DM
Pla+'a .ena ..8 ..8 J .05 .0;Darah Ka-iler
78 78 - .87 ..8
Keterangan2metode enDimatik
($ Lan)ah4lan)ah untu 'ene)aan dia)n+i+ Dia(ete+ Melitu+
#iagnosis klinis # umumnya dilakukan bila ada keluhan khas # berupa
poliuria, polidipsia, poli'agia, lemah, penurunan 11 yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya& Keluhan lain yang mungkin adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan
09
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
30/43
impotensia pada pasien pria, serta pruritus ?ul?ae pada pasien anita& /ika keluhan
khas, pemeriksaan glukosa darah seaktu 088 mgEdl sudah %ukup untuk menegakkan
diagnosis #& (asil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa .0; mgEdl juga
digunakan untuk patokan diagnosis #&Pada kelompok tanpa keluhan khas #, hasil pemeriksaan glukosa darah yang
baru satu kali saja abnormal, belum %ukup kuat untuk menegakkan diagnosis klinis
#& #iperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan sekali lagi angka
abnormal, baik kadar glukosa darah puasa .0; mgEdl, kadar glukosa darah seaktu
088 mgEdl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral +TTF> yang
abnormal&0ara -ela+anaan TTGO 'enurut ?/O %876:
. Tiga hari sebelumnya makan seperti biasa0 Kegiatan jasmani se%ukupnya, seperti yang biasa dilakukan3 Puasa semalam, selama .8-.0 jam4 Kadar glukosa darah puasa diperiksa5 #iberikan glukosa 65 gram atau .,65 gramEkgbb, dilarutkan dalam air 058 ml dan
diminum selamaEdalam aktu 5 menit; #iperiksa kadar glukosa darah 0 +dua jam sesudah beban glukosa= selama
pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok&
Kriteria dia)n+ti Dia(ete+ Melitu+C:
. Kadar glukosa darah seaktu +plasma ?ena 088 mgEdl , atau0 Kadar glukosa darah puasa +plasma ?ena .0; mgEdl +Puasa berarti tidak ada
masukan kalori sejak .8 jam terakhir atau3 Kadar glukosa plasma 088 mgEdl pada 0 jam sesudah beban glukosa 65 gram
pada TTF>
Kriteria diagnostik tersebut harus dikon'irmasi ulang pada hari yang lain, ke%uali
untuk keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti
ketoa%idosis atau berat badan yang menurun %epat&
@ara diagnosis dengan kriteria ini tidak dipakai rutin diklinik%$%$2 Kla+i9ia+i Dia(ete+ Mellitu+
Klasi'ikasi # yang dianjurkan oleh P*KNI +Perkumpulan ndokrinologi
Indonesia adalah yang sesuai dengan anjuran klasi'ikasi # menurut Ameri%an
#iabetes Asso%iation +A#A .776, sbg berikut 2
.& #iabetes elitus tipe . +destruksi sel beta, umumnya ke de'isiensi insulin
absolut2 Autoimun
Idiopatik +tidak diketahui penyebabnya
07
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
31/43
0& #T-0 +ber?ariasi mulai dari yang terutama dominan resistensi insulin disertai
de'isiensi insulin relati' sampai yang terutama de'ek sekresi insulin disertai
resistensi insulin3& #iabetes elitus tipe lain 2
#e'ek genetik 'ungsi sel beta 2 aturity >nset #iabetes o' the Boung
+>#B .,0,3& #NA mitokondria
#e'ek genetik kerja insulin Penyakit endokrin pankreas 2
Pankreatitis tumor pankreas Epankreatektomi pankreatopati 'ibrokalkulus
ndokrinopati 2 Akromegali Sindrom @ushing )eokromositoma (ipertiroidisme
Karena obatEDat kimia 2 ?a%or, pentamidin, asam nikotinat glukokortikoid, hormon tiroid tiaDid, dilantin, inter'eron al'a dan lain-lain
In'eksi 2 *ubella kongenital, @ytomegalo?irus +@:
Sebab imunologi yang jarang 2 antibodi anti insulin Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan # 2 sindrom #on, sindrom
Klein'elter, sindrom Turner, dan lain-lain& #iabetes elitus Festasional +#F
%$2 DASAR REN0ANA PENATALAKSANAAN
%$2$% Strate)i Penan))ulan)an Dia(ete+ Mellitu+ Ti-e 2
Adapun stategi penanggulangannnya sebagai berikut +oh /oeharno,08872A$Primordial Pre"ention
+rimor)ial preventionmerupakan upaya untuk men%egah terjadinya risiko atau
mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit se%ara
umum& Pada upaya penanggulangan #, upaya pen%egahan yang si'atnya primordial
adalah 2a& Inter?ensi pola makan dengan tetap mempertahankan pola makan masyarakat
yang masih tradisional dengan tidak membudayakan pola makan %epat saji
tinggi lemakb& embudayakan kebiasaan puasa senin dan kamis%& Inter?ensi terhadap akti'itas 'isik dengan mempertahankan kegiatan-kegiatan
masyarakat sehubungan dengan akti?itas 'isik berupa olahraga teratur +lebih
38
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
32/43
mengarahkan kepada masyarakat kerja dimana kegiatan-kegiatan masyarakat
yang biasanya akti' se%ara 'isik seperti kebiasaan berkebun sekalipun dalam
lingkup ke%il namun dapat berman'aat sebagai sarana olahraga 'isik&d& enanamkan kebiasaan berjalan kaki kepada masyarakat
B$#ealth $romotion,ealth promotion sehubungan dengan pemberian in'ormasi pada masyarakat
terkait masalah kesehatan dan pada upaya pen%egahan #, tindakan yang dapat
dilakukan adalah 2a& Pemberian in'ormasi tentang man'aat pemberian ASI eksklusi' khususnya kaum
perempuan untuk men%egah terjadinya pemberian susu 'ormula yang terlalu dinib& Pemberian in'ormasi akan pentingnya akti?itas olahraga rutin minimal .5 menit
sehari0$%$esi!ic $rotection
Spesi#ic protection dilakukan dalam upaya pemberian perlindungan se%ara dinikepada masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan& Pada beberapa penyakit
biasanya dilakukan dalam bentuk pemberian imunisasi namun untuk perkembangan
sekarang, diabetes mellitus dapat dilakukan melalui 2a& Pemberian penetral radikal bebas seperti nikotinamid
b& engistirahatkan sel-beta melalui pengobatan insulin se%ara dini%& Penghentian pemberian susu 'ormula pada masa neonatus dan bayi sejak dinid& Pemberian imunosupresi atau imunomodulasiD$&arly diagnosis and $rom$ treatment
-arl$ )ia!nosis an) prompt treatmen dilakukan sehubungan dengan upayapendeteksian se%ara dini terhadap indi?idu yang nantinya mengalami # dimasa
mendatang sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan sedini mungkin untuk
men%egah semakin berkembangnya risiko terhadap timbulnya penyakit tersebut&
"paya sehubungan dengan early diagnosis pada # adalah dengan melakukan 2a& elakukan skrining # di masyarakat
b& Sur?ei pola konsumsi makanan di tingkat keluarga pada kelompok masyarakatE$'isability limitation
Disabilit$ limitationadalah upaya-upaya yang dilakukan untuk men%egah dampak
lebih besar yang diakibatkan oleh # yang ditujukan kepada seorang yang telah
diangap sebagai penderita # karena risiko keterpaparan sangat tinggi& "paya yang
dapat dilakukan adalah 2a& Pemberian insulin yang tepat aktu
b& Penanganan se%ara komprehensi' oleh tenaga ahli medis di rumah sakit%& Perbaikan 'asilitas-'asilitas pelayanan yang lebih baik
*$Rehabilitation
ehabilitation ditujukan untuk mengadakan perbaikan kembali pada indi?idu
yang telah mengalami sakit& Pada penderita #, upaya rehabilitasi yang dapat
dilakukan adalah 2
3.
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
33/43
a& Pengaturan diet makanan sehari-hari yang rendah lemak dan pengkonsumsian
makanan karbohidrat tinggi yang alamib& Pemeriksaan kadar glukosa darah se%ara teratur dengan melaksanakan
pemeriksaan laboratorium komplit minimal sekali sebulan
%& Penghindaran atau penggunaan se%ara bijaksana terhadap obat-obat yangdiabetagonik
%$2$2 Penbat hipoglikemik oral hanya digunakan untuk mengobati beberapa indi?idu
dengan # tipe II& >bat ini menstimulasi pelapisan insulin dari sel beta
pankreas atau pengambilan glukosa oleh jaringan peri'er&Ta(el 6$2$Akti?itas >bat (ipoglisemik >ral
30
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
34/43
>bat Lamanya jam #osis laDimEhariKlorpropamid +diabinise ;8 .FliDipid +glu%otrol .0-04 .-0Fliburid +diabeta, mi%ronase .;-04 .-0TolaDamid +tolinase .4-.; .-0Tolbutamid +orinase ;-.0 .-3
Ada ; + enam golongan obat diabetes 2.& Sul'onylureas
@ontoh2 Flimepiride, FlypiDide, Fliburide, Tolbuta-mide, TolaDamide,@hlorpropamide,Fliuidone&
0& 1iguanides@ontoh 2 et'ormin
3& ThiaDolidinediones +TU#s@ontoh 2 PioglitaDone *osiglitaDone
4& eglitinides@ontoh 2 *epaglinide Nateglinide
5& Alpha-Flu%osidase Inhibitors@ontoh 2 A%arbose iglitol
;& #ipeptidyl Peptidase Inhibitor + #PP 4inhibitor @ontoh2 Sitagliptin, :idagliptin
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
35/43
menetap& Sebagai %ontoh aspirin dosis rendah +98-305 mgEhari dapat diberikan
se%ara rutin bagi penyandang diabetes yang sudah mempunyai penyulit
makroangiopati& Pada upaya pen%egahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada
pasien dan keluarga& ateri penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat
dilakukan untuk men%apai kualitas hidup yang optimal & Pen%egahan tersier
memerlukan pelayanan kesehatan holistik dan terintegrasi antar disiplin yang
terkait, terutama di rumah sakit rujukan& Kolaborasi yang baik antar para ahli di
berbagai disiplin +jantung dan ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah ?askular,
radiologi, rehabilitasi medis, giDi, dll& sangat diperlukan dalam menunjang
keberhasilan pen%egahan tersier +Konsensus,088;&Ga'(ar 6$%$Pen%egahan #iabetes ellitus Tipe 0
%$2$3 Penan))ulan)an Dia(ete+ Mellitu+ Ti-e 2
Pr)ra' -enan))ulan)an -enyait Dia(ete+ Mellitu+ di Indne+ia
Tujuan program pengendalian # di Indonesia adalah terselenggaranyapengendalian 'aktor risiko untuk menurunkan angka kesakitan, ke%a%atan dan
kematian yang disebabkan #& Pengendalian lebih diprioritaskan pada
pen%egahan dini melalui upaya pen%egahan 'aktor risiko yaitu upaya promoti'
dan pre?enti' dengan tidak mengabaikan upaya kurati' dan rehabilitati'
+*a%hmadany,08.8& Program pen%egahan primer di Indonesia telah dilaksanakan
oleh PT&er%k Indonesia Tbk bekerja sama dengan #epkes *I dan organisasi
pro'esi seperti Kon'erensi Kerja Perkumpulan ndokrinologi Indonesia+P*KNI dan organisasi kemasyarakatan seperti Persatuan #iabetes Indonesia
34
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
36/43
+P*SA#I dan Perhimpunan dukator #iabetes Indonesia +P#I yaitu
program bertajuk Pandu #iabetes& elakukan kegiatan-kegiatan antara lain
memberikan in'ormasi dan edukasi mengenai # dan pemeriksaan kadar gula
darah se%ara gratis bagi sejuta orang yang telah dilun%urkan oleh enkes pada .5
aret 0883& engingat penderita #iabetes sangat rentan untuk terkena in'eksi,
hal ini juga merupakan salah satu %ara untuk mengurangi amputasi kaki akibat
penyakit # +*a%hmadany,08.8&Pilar Pengelolaan # yaitu !Perkeni ,088;2a$ Edua+i
#iabetes tipe II umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
telah terbentuk dengan kokoh& Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri
membutuhkan partisipasi akti' pasien, keluarga, dan masyarakat& Tim
kesehatan harus mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku&
"ntuk men%apai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang
komprehensi', pengembangan keterampilan dan moti?asi& dukasi tersebut
meliputi pemahaman tentang2. Penyakit #&0 akna dan perlunya pengendalian dan pemantauan #&3 Penyulit #&4 Inter?ensi 'armakologis dan non 'armakologis&5 (ipoglikemia&; asalah khusus yang dihadapi&6 Peraatan kaki pada diabetes&9 @ara pengembangan sistem pendukung dan pengajaran keterampilan&7 @ara mempergunakan 'asilitas peraatan kesehatan&
dukasi se%ara indi?idual atau pendekatan berdasarkan penyelesaian
masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil& Perubahan Perilaku
hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian, peren%anaan,
implementasi, dokumentasi, dan e?aluasi&($ Peren
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
37/43
penting daripada sumber atau ma%am karbohidratnya& Pada keadaan glukosa
darah terkendali, masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi sukrosa +gula
pasir sampai 5 < kebutuhan kalori& Standar yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi2 karbohidrat 45 J ;5
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
38/43
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan2. ontinous3 harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa
berhenti&0h$tmical3otot-otot berkontraksi dan relaksasi se%ara teratur&3Interval3latihan dilakukan selang-seling antar gerak %epat dan lambat&4+ro!resive3
a Latihan dilakukan se%ara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas
ringan sampi sedang selama men%apai 38 J ;8 menit&b Sasaran (* G 65 J 95 < dari maksimal (*&% aksimal (* G 008 J +umur&
5& -n)urance3 latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi, seperti jalan jogging dan sebagainya& >lah raga yang teratur
memainkan peran yang sangat penting dalam menangani diabetes, man'aat
J man'aat utamanya sebagai berikut2a embakar kalori karena dapat mengurangi berat badan&b eningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat insulin melekat&% emperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung&d eningkatkan kadar kolesterol !baik$ dan mengurangi kolesterol
!jahat$&e embantu melepaskan ke%emasan stress, dan ketegangan&
Petunjuk 1erolah *aga "ntuk #iabetes Tidak 1ergantung Insulin2a Fula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak
perlu untuk memakan karbohidrat ekstrab >lah raga untuk menurunkan berat badan dengan pengurangan asupan
kalori% >lah raga sedang setiap hari& >lah raga berat dapat dilakukan 3H
seminggud Latihan ringan pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah olah
ragae Pilih olah raga yang sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup se%ara
umum' an'aat olah raga akan hilang jika berhenti selama tiga hari berturut-
turutg >lah raga bisa meningkatkan na'su makan dan asupan kalori
bertambah& Penting untuk menghindari makan makanan ekstra setelahberolah raga&
h #osis obat telan untuk diabetes perlu dikurangi selama olah raga teratur&d$ Interen+i *ar'al)i+
Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan pengaturan diet
dan gerak badan barulah diberikan obat hipoglikemik oral& #i Indonesia
umumnya >(> yang dipakai ialah et'ormin 0 J 3 V 588 mg sehari& Pada
pasien yang mempunyai berat badan sedang dipertimbangkan pemberian
sul'onilurea&Pedoman pemberian sul'onilurea pada # usia lanjut 2
36
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
39/43
. Waspada timbulnya hipoglikemia, karena metabolisme sul'onilurea lebih
lambat di usia lanjut, dan seringkali pasien kurang na'su makan, sering
adanya gangguan 'ungsi ginjal dan hati serta pengaruh interaksi
sul'onilurea dengan obat lain&0 Sebaiknya digunakan digunakan sul'onyl urea generasi II yang mempunyai
aktu paruh pendek dan metabolisme lebih %epat&3 /angan gunakan klorpropamid karena aktu paruh sangat panjang serta
sering ditemukan retensi air dan hiponatremi& 1ila ada komplikasi ginjal,
klorpropamid tidak boleh diberikan karena ekskresi berkaitan dengan
'ungsi ginjal&4 Sul'onilurea dengan kerja sedang +seperti glibenklamid, glikasid, biasanya
dosis aal setengah tablet sehari, kalau perlu dapat dinaikkan . J 0 kali
sehari&5 #osis oral bila dianggap perlu dapat dinaikkan tiap .J0 minggu& "ntuk
men%egah hipoglikemia pada pasien tua lebih baik tidak memberikan dosis
maksimum&; Kegagalan sekunder dapat terjadi setelah penggunan >(> beberapa lama,
maka dapat di%oba kombinasi >(> dengan insulin atau langsung diberikan
insulin saja&Pe'(erian In+ulin:
Indikasi2
Penurunan 11 yang %epat
(iperglikemia berat yang disertai ketosis
KA#, ((S
Fagal dengan kombinasi >(> dosis hampir maksimal
Stres berat +in'eksi sistemik, operasi besar, IA, stroke
Kehamilan dengan #Ediabetes gestasional
Fangguan 'ungsi hati ginjal yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap >(>
/enis dan lama kerja insulin
1erdasar lama kerja2
.& Insulin kerja %epat +rapi) actin! insulinlispro +(umalog*, no?o rapid *, glulisine +Apidra*
0& Insulin kerja pendek +short actin! insulin*egular +A%trapid*, (umulin* *
3& Insulin kerja menengah +interme)iate actin! insulin
NP( +Insulatard*, (umulin* N4& Insulin kerja panjang +lon! actin! insulin
39
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
40/43
glargine +lantus*, detemir + le?emir * 5& Insulin %ampuran tetap +premi4e) insulin
68< NP(E38 < regular +iHtard*, (umulin* 38E68
37
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
41/43
LAPORAN STUDI KASUS
LABORATORIUM ILMU KESE/ATAN MASYARAKAT
BAB .I
PENUTUP
KESIMPULAN /OLISTIK
Dia)n+i+ dari +e)i (il)i+ :
#iabetes ellitus Tipe II
Dia)n+i+ dari +e)i -+il)i+ :
Ny&T saat ini masih merasa sedih dan berduka karena suaminya meninggal
dunia dan harus meraat dan menjadi tulang punggung kaluarga khususnya
untuk anaknya yang ketiga yang menderita keterbelakangan mental& Sebelumnya
Ny&T juga kurang memperhatikan kondisi kesehatannya karena meraat
suaminya yang sedang sakit& (al ini membuat Ny&T tidak rutin kontrol dan
mengkonsumsi obat&
Dia)n+i+ dari +e)i ++ial dan en'i :
Aspek sosial dan ekonomi keluarga Ny&T masih dalam kondisi menengah
kebaah& Ny&T dan suami sehari-hari sebagai petani dan buruh tani, tetapi
suaminya telah meninggal 0 minggu setelah kunjungan rumah doker muda&
Setelah suaminya meninggal, kebutuhan sehari-hari ditanggung sendiri oleh Ny&T
dan sebagian dibantu oleh anaknya&
48
7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
42/43
DA*TAR PUSTAKA
A#A +Ameri%an #iabetes Asso%iation& 08..& Stan)ar)s #or Me)ical are in DiabetesDiabetes are& 34+Suppl . 2 S..-S;.&
Adhi , 1ayu&T., *odiyatul )& S& dan (ermansyah,08..&n -arl$ Detection Metho) o# T$pe52Diabetes Mellitus in +ublic ,ospital& Telkomnika, :ol&7, No&0, August 08.., pp&096074&
Agustina, Tri ,0887&6ambaran Si%ap +asien Diabetes Melitus Di +oli +en$a%it Dalam su)Dr.Moear)i Sura%arta Terha)ap 7un8un!an /lan! 7onsultasi 6i9i& KTI #3& )akultasIlmu Kesehatan "ni?ersitas uhammadiyah Surakarta, Surakarta&
Indrasari, Wii&08.8& ,ubun!an In)e%s 6li%emi% supan Ma%anan Den!an 7a)ar6lu%osa Darah +a)a +asien aat :alan Diabetes Mellitus Tipe52 Di sup Dr.
;ahi)in Su)irohuso)o& Skripsi Sarjana& Program Studi Ilmu FiDi , )akultas Kesehatanasyarakat, "ni?ersitas (asanuddin, akassar&
Isniati, 0883, ,ubun!an Tin!%at +en!etahuan +en)erita Diabetes Militus Den!an7eter%en)alian 6ula Darah Di +oli%lini% s +er8an Dr. M. D8amil +a)an! Tahun./urnalKesehatan asyarakat, September 0886, I +0&
Konsensus Pengelolaan dan Pen%egahan #iabetes elitus Tipe 0 di Indonesia 088; &088;&http2EEpenyakitdalam&'iles&ordpress&%omE0887E..Ekonsensus-pengelolaaln-dan-
pen%egahan-diabets-melitus-tipe-0-di-indonesia-088;&pd'
ohjuarno&0887& Ma%alah 7ontenporer 7onsentrasi -pi)emiolo!i +asca Sar8ana3+enan!!ulan!an Diabetes Melitus.akassar 2"ni?ersitas (asanuddin&
urray, *obert K& (arpers bio%hemistry, d& 05, Appleton and Lange, 08882;83- ;87& AllanFra, et&al, linical 5200=& #epartment >' Publi% (ealth And@ommunity edi%ine, edi%al )a%ulty, Sriijaya "ni?ersity, Palembang 38.0;,
Indonesia&Ma%ara 7esehatan "ol. 11 No. 2 Desember 200=3 ?@5>0 ,al [email protected], Sarono dkk&, 0887&+e)oman Diet Diabetes Melitus& /akarta2 )K"I&
4.
http://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensus-pengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdfhttp://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensus-pengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdfhttp://www.smallcrab.com/http://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensus-pengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdfhttp://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensus-pengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdfhttp://www.smallcrab.com/7/25/2019 Laporan Kasus 2 Dm
43/43
W(>, .777& De#enition Dia!nosis an) lassi#ication o# Diabetes Melitus an) Itsomplication&
World (ealth >rganiDation, 08..& Diabetes Mellitus. A?ailable 'rom2http2EE&ho&intEmedia%entreE'a%tsheetsE's3.0EenEindeH&html XA%%esed 09 Aug 08.5Y