LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS “KASTRASI” Oleh : Mohan Ari 105130101111076 Yusvani Nur R 105130101111082 Wisdiani Putri 105130101111083 Dwi Tintus G.C.P.S 105130101111084 Bayu Noviaji 105130101111085 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJYA MALANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS
“KASTRASI”
Oleh :
Mohan Ari 105130101111076
Yusvani Nur R 105130101111082
Wisdiani Putri 105130101111083
Dwi Tintus G.C.P.S 105130101111084
Bayu Noviaji 105130101111085
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan
spermatozoa dan hormone-hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa kelamin
testis turun dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis inguinalis. Contoh tindakan
bedah yang dilakukan terhadap testis adalah kastrasi.
Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa
pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi
(mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan
terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.Mengetahui pengertian kastrasi
2.Mengetahui macam – macam metode kastrasi
3.Mengetahui tekhnik operasi kastrasi
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian kastrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Orchiectomi atau kastrasi adalah sebuah prosedur operasi / bedah dengan tujuan
membuang testis hewan. Kastrasi ini dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar
(anastesi umum)
Metode kastrasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Metode terbuka
Sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi
terbungkus.
2. Metode tertutup
Sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika
vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan pada funiculus spermaticus. Kucing yang akan
dikebiri harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar kucing dikebiri ketika berumur 5 – 8 bulan.
Para ahli perilaku hewan menyarankan mengkebiri kucing sebelum memasuki masa puber,
karena dapat mencegah munculnya sifat / perilaku kucing yang tidak diinginkan.
Keuntungan kastrasi, antara lain :
1. Mencegah Kelahiran Anak Kucing Yang Tidak Diinginkan
Salah satu keuntungan mengkebiri kucing adalah mencegah kelahiran anak kucing yang tidak
diinginkan. Selain menjaga populasi kucing tetap terkendalikan, tindakan ini juga
memungkinkan pemilik kucing bisa merawat kucing-kucingnya dengan maksimal.
2. Kurang Agresif Terhadap Kucing Lain.
Testosteron adalah hormon kelamin jantan. Hormon ini mempengaruhi banyak pola-pola
perilaku pada kucing jantan. Salah satu perilaku yang banyak dipengaruhi hormon testosteron
adalah perilaku agresi. Setelah kebiri, perilaku ini cenderung berkurang banyak. Spraying/Urine
marking Spraying/urine marking adalah salah satu perilaku alami kucing jantan yang tidak di
kebiri. Sebagian besar perilaku ini hilang setelah kucing di kebiri.
3. Tidak Suka Berkeliaran
Kucing betina yang sedang birahi mengeluarkan feromon yang dapat menyebar melalui udara.
Feromon ini dapat mencapai daerah yang cukup jauh. Kucing jantan dapat mengetahui dimana
letak kucing betina yang sedang birahi melalui feromon ini, lalu kemudian mencari dan
mendatangi sang betina meskipun jaraknya cukup jauh. Kucing jantan yang telah dikebiri
cenderung tidak bereaksi terhadap feromon ini dan lebih suka diam di dalam rumah.
4. Lebih Jarang Terluka
Keuntungan medis lain dari kebiri adalah jarangnya kucing terluka akibat berkelahi dengan
kucing lain. Semakin jarang terluka semakin kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang
dapat menular melalui luka/kontak.
5. Peningkatan Genetik
Beberapa kucing dikebiri karena mempunyai/membawa cacat genetik. Diharapkan kucing-
kucing cacat tersebut tidak dapat lagi berkembang biak, sehingga jumlah kucing-kucing cacat
dapat dikurangi.
6. Mengurangi Resiko Tumor & Gangguan Prostat
Tumor dan gangguan prostat lebih sering terjadi pada anjing, pada kucing jarang sekali terjadi.
Sebagian besar gangguan pada prostat berhubungan dengan hormon testosteron yang dihasilkan
oleh testis. Tindakan kebiri menyebabkan hewan tidak lagi menghasilkan hormon tersebut,
sehingga resiko tumor dan gangguan pada prostat dapat dikurangi.
7. Cenderung Lebih Manja
Sebagian besar perilaku agresif pada kucing jantan dipengaruhi hormon testosteron. Kucing yang
dikebiri cenderung tidak agresif dan lebih manja.
Kelemahan dari kucing yang dikastrasi antara lain:
1. Kegemukan atau obesitas. Rata-rata seekor kucing jantan yang dikastrasi membutuhkan
asupan kalori sebanyak 25% untuk menjaga berat badannya dank arena kucing yang dikastrasi
memiliki rata2 proses metabolisme makanan yang rendah maka asupan nutrisi tersebut akan
disimpan menjadi lemak, sehingga menimbulkan kegemukan.
2. Kehilangan untuk memperoleh keturunan yang potensial /berharga terutama untuk para
breeder.
3. Penurunan kadar testosterone mengakibatkan kehilangan sifat maskulinasi dan penurunan
fungsi otot-otot badan. Penurunan kadar testosteron juga mengakibatkan penundaan penutupan
pertumbuhan tulang panjang, sehingga kucing yang dikastrasi pertumbuhan tulang-tulang
ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak dikastrasi.
Tehnik Kastrasi Terbuka
Dengan jari tangan dinding skrotum dipejet/ditekan secara halus dan hati-hati di atas
salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum. Setelah dilakukan insisi pada kulit
skrotum, dan fascia spermatika lalu dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis
pada daerah raphe median (Gambar 3. A. Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian
belakangnya menyembul keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar
(gambar 3.B dan 3.C). Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai
dari spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi (gambar
3.D) dan spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie (gambar
3.D-Ia, 3.D-Ib dan 3.D-Ic). Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan
ligamen pada ekor epididymis kemudian dipotong. Kadang-kadang perdarahan kecil pada
ligament yang dipotong bila perlu diligasi (gambar 3D-Iia dan 3D-Iib). Testis lainnya dibuang
dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama. Bila diinginkan jaringan subkutan dijahit
dengan benang catgut 3-0. Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan
benang non absorbable.
Terdapat metode lain tempat insisi skrotum untuk mengeluarkan testis yaitu :
Melalui insisi kulit yang dibuat diatas skrotum bagian ventral dan melalui tunica vaginalis
parietalis untuk mengekspose testis. Yang penting disini adalah drainage bebas dari insisi pada
tunica vaginalis dan kulit skrotum. Testis lainnya diambil dengan cara yang sama melalui insisi
terpisah. Jadi pada metode ini testis dikeluarkan melalui dua insisi masing-masing di atas testis.
Preanastesi
Obat-obatan preanastesi digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum pemberian
agen anestesi baik itu anastesi local, regional ataupun umum. Tujuan pemberian agen preanestesi
tersebut adalah untuk mengurangi sekresi kelenjar ludah, meningkatkan keamanan pada saat