HIPOLIPIDEMIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimana dalam kehidupan kita sehari-hari tidak dipungkiri bahwa cara atau pola makan yang tidak sehat biasanya dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang tidak diinginkan seperti kolesterol. Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting. Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma. Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Suci Noviyanah Ansary 150 2011 0180
laporan hipolipidemik Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi I
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HIPOLIPIDEMIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimana dalam kehidupan kita sehari-hari tidak
dipungkiri bahwa cara atau pola makan yang tidak sehat
biasanya dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit
yang tidak diinginkan seperti kolesterol.
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa
lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa
alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun
esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting.
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipid plasma. Lipid plasma yang utama
yaitu kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan asam lemak bebas
yang tidak larut dalam cairan plasma.
Untuk mengetahui bagaimanakah kerja obat-obat
hiperlipidemik itu bekerja sehingga dapat menurunkan kadar
lipid plasma, maka akan dilakukan uji obat-obat
hiperlipidemik pada hewan coba Tikus yang dilakukan selama
7 hari perlakuan.
B. Maksud Percobaan
Suci Noviyanah Ansary 150 2011 0180
HIPOLIPIDEMIK
Mengetahui dan memahami efek farmakologis
obat-obatan hipolipidemik pada hewan coba tikus
(Rattus norvegicus).
C. Tujuan Percobaan
Adapun Tujuan dilakukannya percobaan ini
adalah Menentukan efek dari obat Hiperlipidemik, yaitu
Simvastatin® pada ewan coba tikus (Rattus
norvegicus).
D. Prinsip Percobaan
Penentuan efek dari obat hipolipidemik yaitu
Simvastatin, terhadap hewan coba tikus (Rattus norvegicus)
yang pra perlakuannya yaitu ukur kadar kolseterol awal pada
tikus, tikus di induksi dengan PTU dan diberikan lemak
kambing selama 3 hari, diukur kadar kolesterol pada hari
keempat setelah itu di diagnosa tikus hiperlipidemia.
Selanjutnya pada pasca perlakuan tikus diberi simvastatin
selama 4 hari , dan ukur kadar kolesterol tikus tersebut
menggunakan nesko.
BAB II
Suci Noviyanah Ansary 150 2011 0180
HIPOLIPIDEMIK
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipid plasma. Tindakan menurunkan
kadar plasma merupakan salah satu tindakan yang
ditujukan untuk menurunkan resiko penyulit
enterosklerosis (mardjono,2007).
Hiperlipidemia dan lingkia merupakan kelompok
penyakit yang dapat bersifat primer dan sekunder
tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia berasal dari
kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering
disebabkan kombinasi factor genetik dan lingkungan.
Sedangkan hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit
yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan alcohol
yang berlebih, hipotirodisme atau sirosis biliar primer.
Strategi pengobatan hiperlipidemia akibat salah satu
gangguan ini termasuk pengaturan diet serta jumlah obat-
obat untuk penyebab hiperlipidemia (mycek,2002).
Salah satu factor resikonya adalah peningkatan
kadar lipid darah, terutama peningkatan kadar kolesterol
karena itu salah satu titik tolak untuk profilaksis dan
kadang-kadang juga untuk terapi penyakit ini maupun
Suci Noviyanah Ansary 150 2011 0180
HIPOLIPIDEMIK
akibat yang ditimbulkannya (hipertensi infark jantung dll)
adalah menurunkan kadar lipid plasma yang naik. Lipid
Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.
.: INDIKASI :.
Terapi dengan “lipid-altering agents” dapat dipertimbangkan penggunaannya pada individu yang mengalami peningkatan resiko “artherosclerosis” vaskuler yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
Terapi dengan “lipid-altering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai.
Penyakit jantung koroner.Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk :
o Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat
penyakit jantung koroner.o Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.o Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi
miokardial. Hiperkolesterolemia.
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer (Tipe IIa dan IIb).
Rekomendasi umum :Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi dengan obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida (TG).
Suci Noviyanah Ansary 150 2011 0180
C. Etiket Brosur
HIPOLIPIDEMIK
.: KONTRA INDIKASI :.
Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat. Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang
tidak jelas penyebabnya. Wanita hamil dan menyusui.
.: DOSIS :.
Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan dengan simvastatin.
Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari. Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg sehari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis disesuaikan dengan respon penderita.
Pasien yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-A reduktase inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.
Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis simvastatin.
Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian, hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus dipantau ketat.
Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau bersamaan dengan “bile-acid sequestrants”.
.: EFEK SAMPING :.
Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema.
Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini :o Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo,
Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transaminase, perhatian khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus dilakukan jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas) pengobatan segera dihentikan.
Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya secara semianual).
Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai riwayat penyakit hati.
Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium secara periodik tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya.
Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan pada penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan resiko kegagalan ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan “creatinin phosphokinase” (CPK).
Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terjadi nyeri otot yang tidak jelas, otot terasa lemas dan lemah.
Simvastatin tidak diindikasikan dimana hipertrigliseridemia merupakan kelainan utama (misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V).
Keamanan dan efektivitas pada anak-anak dan remaja belum pasti.
.: INTERAKSI OBAT :.
Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan miopati).
Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin. Antipirin, propanolol, digoksin
.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering, pada suhu 15-30°C