1. factor-faktor penyebab hiperlipidemia ? Jawab : Ada 2 faktor penting yang menjadi penyebab dari kolesterol yang semakin meningkat, antara lain : A. Factor yang tidak dapat di control 1. Keturunan, apabila ada keluarga yang berkolesterol tinggi, maka besar kemungkinan anak memiliki resiko untuk mempunyai kolesterol yang tinggi, resiko adanya suatu gangguan kesehatan biasa 6 kali lebih besar menimpa anak disbanding orang tua. 2. Usia, setelah usia 20 tahun, kolesterol cenderung meningkat. Pada pria kolesterol akan mudah naik setelah usia 50 tahun. Pada wanita kolesterol akan mudah untuk naik setelah menopause. B. Factor yang tidak dapat di control 1. Kurang berolaraga 2. Merokok 3. Gaya hidup yang tidak sehat 4. Stress 5. Diabetes militus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. factor-faktor penyebab hiperlipidemia ?
Jawab :
Ada 2 faktor penting yang menjadi penyebab dari kolesterol yang semakin meningkat,
antara lain :
A. Factor yang tidak dapat di control
1. Keturunan, apabila ada keluarga yang berkolesterol tinggi, maka besar kemungkinan
anak memiliki resiko untuk mempunyai kolesterol yang tinggi, resiko adanya suatu
gangguan kesehatan biasa 6 kali lebih besar menimpa anak disbanding orang tua.
2. Usia, setelah usia 20 tahun, kolesterol cenderung meningkat. Pada pria kolesterol akan
mudah naik setelah usia 50 tahun. Pada wanita kolesterol akan mudah untuk naik
setelah menopause.
B. Factor yang tidak dapat di control
1. Kurang berolaraga
2. Merokok
3. Gaya hidup yang tidak sehat
4. Stress
5. Diabetes militus
6. Minum kopi berlebihan
7. Diet yang salah
8. Obesitas
9. Kelebihan berat badan
10. Makanan terlalu banyak lemak jenih, seperti mentega, biscuit, dan makanan siap saji
2. mekanisme kerja obat-obat hipolipidemia ?
jawab :
ada 5 golongan obat hipolipidemia, yaitu
a. penghambat HMG CoA reduktase
mekanisme kerja : menurunkan kadar kolesterol LDL yang meningkat
b. Niasin
Mekanisme kerja : menurunkan kadar LDL
Kenapa diturunkan. Karena, LDL merupakan kolesterol jahat
c. Fibrat
Mekanisme kerja : menurunkan kadar trigiserol serum dan meningkatkan kadar HDL
Kenapa ditingkatkan HDL. Karena HDL merupakan merupakan kolesterol baik dan
HDL akan mengumpulkan LDL yang berlebih pada aliran darah dan di angkut kembali
kehati untuk dibuang.
d. Resin
Mekanisme kerja : meyebabkan penurunan LDL plasma
e. Penghambat absorpsi kolesterol
Mekanisme kerja : menurunkan kolesterol LDL
3. Bagaimana bisa merokok dapat menyebabkan hiperlipidemia dan apa saja penyakit
yang ditimbukan dari hiperlipidemia ?
Jawab :
a. Merokok dapat menyebabkan hiperlipidemia
Rokok yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh yang juga
mempengaruhi system kardiovaskular dalam berbagai cara, termaksud menurunkan kadar
oksigen dan memicu kerusakan pada jantung. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Adam Gepner dari sebuah University of Wiscunsin School of Medicine and
Public Health di Madison, Amerika serikat, mengungkapkan bahwa rokok dapat
meningkatkan kolesterol jahat dalam darah dan membunuh kolesterol baik.
Merokok dapat mengurangi kadar HDL (kolesterol baik) yang bertanggung jawab
mengumpulkan kelebihan LDL ( kolesterol jahat) dalam aliran darah dan mengangkutnya
kembali ke hati untuk di buang. Bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam asap rokok,
yaitu akrolein, dapat merusak HDL sehingga menganggu tugas HDL dalam
mengumpulkan kolesterol jahat atau LDL.
b. Penyakit yang ditimbukan dari hiperlipidemia
Adapun penyakit yang ditimbukan dari hiperlipidemia, sebagai berikut :
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah keadaan pada arteri besar dan kecil yang disebabkan
oleh penimbunan endapan lemak, trombosit, makrofag, dan sel-sel darah putih lainnya
di seluruh kedalaman tunika intima (sel endotel) dan pada akhirnya ke tunika media
(lapisan otot polos). Pembuluh darah yang sering terkena aterosklerosis diantaranya
arteri koroner, aorta, dan arteri serebrum (Corwin,1996).
Mekanisme pembentukan aterosklerosis diawali dengan tingginya kadar
kolesterol dalam darah yang dibawa oleh lipoprotein berdensitas rendah (LDL). LDL
kemudian memasukan kolesterol ke dalam sel epitel lumen pembuluh darah.
Kolesterol ini dianggap sebagai benda asing sehingga menarik monosit masuk ke
dalam epitel lumen. Monosit ini kemudian akan berubah menjadi makrofag yang akan
menghasilkan senyawa superoksida yang dapat mengoksidasi LDL. LDL yang
teroksidasi ini mengeluarkan kolesterol yang kemudian difagosit oleh makrofag
menjadi sel busa.
Kolesterol yang tinggi akan terus menyebabkan sel busa terakumulasi semakin
banyak pada sel epitel pembuluh darah dengan mekanisme tersebut. Sel busa ini
menganggu elastisitas pembuluh darah dan menyebabkan kekakuan. Kekakuan ini
menyebabkan retak dan luka pada pembuluh darah. Luka ini menyebabkan aktifnya
sistem pembekuan darah sehingga terbentuk trombus.
Trombus yang terbentuk pada dinding pembuluh darah menyebabkan
permukaan lumen menjadi tidak rata atau licin (membentuk tonjolan). Trombus akan
menyebabkan ion kalsium dalam aliran darah tertimbun membentuk ateroma yang
menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Trombus ini dapat terlepas dan
terbawa hingga ke kapiler dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah kapiler.
B. Kardiovaskular
Komplikasi pada system kardiovaskuler berkaitan erat dengan terjadinya
aterosklerosis. Pada tahap awal umumnya terjadi hipertensi, kemudian dapat juga
terjadi iskemia, angina pektoris, kardiomegali, jantung koroner serta terjadinya aliran
darah balik ke paru-paru.
1. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak dalam tiga kesempatan berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia. Sehingga diagnosis hipertensi spesifik sesuai usia, namun secara umum,
seorang dianggap mengalami hipertensi bila tekanan sistolik >140 mmHg dan
tekanan diastolik >90 mmHg.
Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup, dan tahanan perifer, maka peningkatan salah satu dari tiga faktor diatas
yang tidak dikompensasi akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Peningkatan
frekuensi denyut jantung dapat terjadi karena perangsangan yang abnormal saraf
atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang
berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila
terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan
penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan.
Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron atau penurunan aliran darah ke ginjal
dapat mengubah penanganan air dan mineral oleh ginjal. Penambahan volume darah
akan meningkatkan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume
sekuncup dan tekanan darah. Selain itu pada penderita DM diamana darah menjadi
kental akibat kadar gula yang tinggi akan menambah kontraktilitas otot jantung
sehingga tekanan darah meningkat. Pada retensi elektrolit viskositas darah akan
meningkat.
Peningkatan tahanan perifer yang berlangsung lama dapat terjadi pada
peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol atau responsivitas
berlebihan dari arteriol terhadap perangsangan normal. Peningkatan tahanan perifer
juga disebabkan oleh kekakuan dinding pembuluh darah karena plak yang
menenpel pada pembuluh darah dan menurunkan laju alir darah sehingga
mencetuskan faktor lokal yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga tahanan
perifer meningkat dan terjadi tekanan darah tinggi.
Hipertensi dapat ditimbulkan akibat aterosklerosis karena pembentukan
trombus, jaringan parut, dan proliferasi sel otot polos yang menyebabkan lumen
arteri berkurang serta resistensi terhadap aliran darah yang melintasi arteri
meningkat. Ventrikel kiri harus memompa secara lebih kuat untuk menghasilkan
cukup gaya yang mendorong darah melewati sistem vaskular yang menyempit
sehingga dapat timbul hipertensi. Hipertensi juga dapat dipengaruhi oleh viskositas
darah yang meningkat.
2. Iskemia Jantung
Iskemia jantung adalah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan otot jantung. Besarnya kebutuhan otot jantung
dipengaruhi oleh frekuensi denyut jantung, tegangan ventrikel kiri serta
kontraktilitas miokard. Perubahan hemodinamik ini dapat disebabkan karena
latihan fisik yang seringkali merupakan pencetus angina pectoris pada pasien
aterosklerosis koroner. Kebutuhan oksigen yang meningkat akan dikompensasi
dengan peningkatan suplai darah dan oksigen pada miokard. Penyebab umum
terjadi iskemia jantung adalah aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah
epikardial. Hipoksemia yang terjadi pada jaringan miokard akan menggeser
metabolisme aerobik menjadi anaerobik menghasilkan penumpukan asam lakatat
dan penurunan pH intra sel serta menimbulkan nyeri angina yang khas.
Berkurangnya kontraktilitas otot jantung menurunkan kemampuan
mempertahankan homeostasis intrasel.
3. Angina Pektoris
Angina pektoris adalah rasa nyeri pada bagian dada yang dapat menyebar
ke bagian lain seperti bahu ataupun lengan. Mekanisme terjadinya angina
berhubungan dengan aterosklerosis dimana terjadinya penyempitan pembuluh
darah yang mengurangi supply oksigen ke pembuluh darah koroner sehingga
terjadi iskemia. Sebagai respon rendahnya oksigen, jantung melakukan glikolisis
anaerob untuk menghasilkan energi. Glikolisis anaerob mengakibatkan
terbentuknya asam laktat. Asam laktat akan masuk ke dalam darah dan
menurunkan pH darah. pH darah yang rendah ini menyebabkan rasa nyeri. Rasa
nyeri yang menyebar diakibatkan karena darah dengan pH rendah ini menyebar
ke bagian-bagian tertentu dan merangsang persarafan. Angina juga menyebabkan
vasokonstriksi. Kurangnya oksigen menyebabkan terhambatnya perubahan ADP
menjadi ATP. Penumpukan ADP akan merangsang faktor yang menyebabkan
vasokonstriksi.
4. Infark Miokard
Iskemia yang berlangsung dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusaklan
sel inversibel serta nekrosis atau kematian otot. Bagian miokardium yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Jaringna yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang
berpotensi dapat hidup. Ukuran infark akhir bergantung pada nasib daerah
iskemik tersebut. Bila pinggir daerah ini mengalmi nekrosis maka besar daerah
infark akan membesar,sedangkan perbaikan iskemia dan pemulihan darah koroner
dapat tercapai dengan pemberian obat trombolitik atau angiopasti koroner
transaluminal perkutaneus primer. Apabila terjadi perbaikan daerah iskemia maka
nekrosis daerah iskemik meningkatkan ukuran infark.