1. TujuanMahasiswa mampu memanipulasi material cetak silikon
dengan cara hand mxing dan static automixing.2. Cara Kerja2.1 Alat
dan Bahan Material cetak silikon, 2 tube pasta Material cetak
silikon putty, 2 toples Material cetak silikon light body dalam
catridge Paper pad dan spatula Mixing gun Catridge dan mixing tips
Sendok cetak sebagian Model kerja
2.2 Cara Kerja2.2.1 Hand mixinga. Model diletakkan diatas plat
kacab. Pasta dasar dan pasta katalis dikeluarkan diatas paper pad
dengan panjang 2 cmc. Campur pasta dasar dan katalis menggunakan
spatula dengan gerakan memutar selama 20 detikd. Lanjutkan
pencampuran dengan gerakan melipat, area lebih luas selama 25
detike. Masukkan adonan material ke dalam sendok cetak sebagian,
kemudian dicetakkan ke modelf. Biarkan material cetak hingga
settingg. Lepaskan material cetak dari modelh. Amati kehalusan
permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil
cetakan2.2.2 Static auto mixing untuk cetakan double impressiona.
Material cetak silikon putty disiapkan. Pasang catridge silikon
light body pada mixing gunb. Ambil satu takar base dan satu takar
katalis silikon putty. Campur kedua bahan dengan cara dilipat
hingga warna homogen, letakkan kedalam sendok cetak sebagian
kemudian dicetakkan pada model hingga setting. Cetakan putty
dikeluarkan dari model.c. Untuk mendapatkan cetakan lebih akurat,
tambahkan material cetak silikon light body. Keluarkan material
cetak silikon light body dari dalam catridge ke arah gigi geligi
yang akan dicetak, kemudian sendok cetak diletakkan kembali ke
model. Setelah setting, cetakan dilepas dari modeld. Amati
kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil
cetakan
3. HASIL PRAKTIKUMTabel Percobaaan 1Hand Mixing
SilikonSetting time
Putty4 menit 20 detik
Medium/regular body6 menit
Tabel Percobaan 2Static Auto Mixing
SilikonSetting time
Putty4 menit 12 detik
light body4 menit 15 detik
Keterangan : Pada pencampuran base dan katalis silicon putty
dilakukan teknik memijat hingga homogeny (warna bercampur) untuk
kedua percobaan. Base dan katalis silicon putty menggunakan takaran
sendok pabrik pada tiap percobaan.
Gambar 1. Hasil cetakan double impression dengan teknik hand
mixing (medium/regular body)
Gambar 2. Hasil cetakan double impression dengan teknik static
auto mixing (light body)
4. Pembahasan Pada bidang kedokteran gigi terdapat empat jenis
elastomer yang digunakan sebagai material cetak, yaitu polisulfida,
silikon kondensasi, silikon adisi, dan polieter (Anusavice, 2003.
Hal. 210).Material Cetak Silikon KondensasiKomposisi : Bahan-bahan
ini mungkin diberikan sebagai dua pasta atau sebagai pasta dan
cair. Apapun metode dispensasi digunakan prinsip reaksi pengaturan
serupa dan tergantung pada cross-linking rantai
polydimethylsiloxane hidroksil-diakhiri, dibawa oleh alkil silikat
cross-linking agent dan senyawa timah sebagai katalis. Bahan-bahan
yang diperlukan untuk reaksi ini terjadi tercermin dalam komposisi
bahan pasta / cair khas. Bahan-bahan ini sangat mirip dengan suhu
kamar polimerisasi silikon digunakan sebagai gigi tiruan liners
lembut. Viskositas pasta dikendalikan oleh jumlah pengisi inert,
seperti dalam kasus polyshulphides. (Mac Cabe & Walls, 2008,
hal : )Reaksi setting :Eksotermik : 1C kenaikan
temperature.(Stannous octate)
Dimethyl siloxane + Orthoethyl silicate silicone rubber + ethyl
alcohol Etil alkohol sebagai produk sampingan secara bertahap
menguap menyebabkan penyusutan material.(Hal: 39)Material Cetak
Silikon AdisiKomposisi : Bahan-bahan ini diberikan sebagai dua
pasta. Setiap pasta mengandung silikon cair pra polimer dan filler
dan salah satu pasta mengandung katalis. Salah satu pasta
mengandung prepolymer polydimethylsiloxane di mana beberapa
kelompok metil diganti oleh hidrogen. Pasta lain berisi polimer pra
di mana beberapa kelompok metil digantikan oleh kelompok-kelompok
vinil. Salah satu pasta berisi katalis yang biasanya platinum
mengandung senyawa seperti asam kloroplatinat. Empat viskositas
yang tersedia tergantung pada jumlah filler dimasukkan oleh
produsen. (Mac Cabe & Walls, 2008)Reaksi setting
:Choloroplatinic acid
Vinyl terminated siloxane + silane silicone rubber Jenis
Penambahan reaksi tanpa produk sampingan, jika gas hidrogen
terbentuk akan diserap oleh paladium(Hal: 42)
Saat ini, dua jenis silikon yang dibedakan menurut reaksi
pengaturan mereka: Selain menghubungkan-silikon (A-silikon, vinyl
polysiloxane, atau VPS) dan kondensasi-linking silikon (C-silikon).
Pasta dasar C-silikon terdiri dari polydimethylsiloxanes molekul
rendah dengan kelompok terminal hidroksil, pengisi (misalnya
diatomite, ZnO, atau TiO2), dan aditif lainnya (misalnya pigmen
pewarna). Pasta katalis mengandung, antara lain, alkoxysilanes
tetrafungsional dan katalis, seperti seng oktoat atau dibutiltin
dilaurat. Polisiloksana Vinyl secara intrinsik hidrofobik, yang
dapat mengakibatkan adaptasi cukup untuk gigi dan gelembung pada
gypsum cor. Untuk meningkatkan hidrofilisitas (keterbasahan),
surfaktan intrinsik (misalnya Silwet) telah ditambahkan, informasi
yang diberikan oleh produsen jarang. (Schmalz & Bindslev, 2009,
Hal : 11)Silikon adisi tersedia dalam berbagai tingkat viskositas
dari yang rendah sampai yang tinggi. Pertama light body, bahan yang
digunakan untuk membuat permukaan yang akurat dan detail pada
permukaan gigi yang akan dicetak. Lalu medium body, yang biasa
digunakan sebagai bahan monophase untuk mahkota dan gigi palsu atau
gigi tiruan. Kemudian heavy body digunakan untuk mendukung light
body dalam sendok cetak untuk mahkota dan jembatan, dan putty yang
sekarang tersedia dalam bentuk lembut dan keras (McCabe& Walls,
2008. Hal. 137).Bahan cetak silikon ini menghasilkan deformasi
permanen yang sangat rendah, cetakan yang dihasilkan keras. Jika
dalam penggunaannya kliniknya, jenis viskositas tinggi yang dipilih
maka hasil cetakan akan mengeras sebelum mengalir mengisi bentuk
detailnya (Anusavice, 2003. Hal. 210).Bahan cetak yang memiliki
flow yang tinggi mengalir dengan baik dan dapat mencetak detail
yang baik. Jenis putty nilai viskositasnya lebih tinggi dari jenis
lainnya yaitu heavy body, reguler body dan viskositas paling rendah
adalah light body (Gladwin, 2009).Light body dapat mencetak sangat
akurat detail permukaan preparasi gigi dan memiliki stabilitas
dimensi yang memadai untuk mempertahankan bentuk selama produksi
working cast. Kombinasi material cetak putty dan light-bodied
memungkinkan untuk membuat cetakan yang akurat (McCabe& Walls,
2008)Perbedaan flow antaralight body, medium/regular body, heavy
body, puttyFlowadalah sifat bahan yang memungkinkan untuk berubah
bentuknya bila diberikan suatuloadwalaupunloadtersebut tidak
diperbesar lagi (konstan). Bahan cetak yang memilikiflowyang tinggi
mengalir dengan baik dan dapat mencetak detail yang baik. Jadi
jenisputtynilai viskositasnya lebih tinggi dari jenis lainnya
yaituheavy body, reguler bodydan viskositas paling rendah
adalahlight body.(Gladwin A, 2009, hal. 117).
Tabel 1. Nilai daya alir bahan cetakpolyvinyl siloxane(Gladwin
A, 2009, hal.117).ViskositasUkuran nilai viskositas (Nsm-2)
Putty400-700
Heavy body200-300
Reguler40-150
Light body10-70
Keterangan: Nsm-2= poise, 1 poise = 0,1 N s/m2. 1 Ns/m2=
0,102Bahan cetaksilikonmemiliki empat macam konsistensiyaitulow
viscosity (light body), medium viscosity (regular), high viscosity
(heavy body), dan very high body (putty).Bahan cetak silikon ini
menghasilkan deformasi permanen yang sangat rendah, cetakan yang
dihasilkan keras. Jika dalam penggunaannya kliniknya, jenis
viskositas tinggi yang dipilih maka hasil cetakan akan mengeras
sebelum mengalir mengisi bentuk detailnya. (Anusavice, 2003, hal.
211).Terdapat tiga jenis sistem untuk mencampur katalis dan base
secara menyeluruh sebelum pencetakan, yaitu hand mixing, static
automixing, dandynamic mechanical mixing (Craig & Powers,
2002). Dalam percobaan ini dynamic mechanical mixing tidak
dilakukan. 1. Static AutomixingBase dan katalis dalam silinder
terpisah dari cartridge plastik. Cartridge ditempatkan di mixing
gun yang mengandung dua piston yang terdorong oleh ratchet sebuah
mekanisme untuk mendorong base dan katalis dalam jumlah yang sama.
Base dan katalis didorong melewati ujung-static mixing yang
mengandung plastik stasioner spiral; dua komponen yang berada pada
masing-masing piston akan tercampur rata karena terdorong sampai
keujung spiral, menghasilkan campuran yang seragam pada ujung gun
(R.L. Sakaguchi et al, hal. 286-287).2. Hand mixingSalah satu
variasi dalam pencampuran dengan silicon. Selain itu dua dempul
sistem dicampur dengan tangan. Sendok diberikan oleh produsen
mengenai penetapan, dan putties diremas dengan jari sampai bebas
dari goresan. Bahan dempul yang memiliki cairan katalis pada
awalnya dicampur dengan spatula sampai katalis cukup dimasukkan,
dan pencampuran selesai dengan tangan. Perlu dicatat bahwa lateks
sarung tangan dapat mengganggu pengaturan silicon bahan impression.
(R.L. Sakaguchi et al, hal. 286-287).
Pada percobaan yang pertama, dilakukan manipulasi menggunakan
silicone putty dengan mencampur base dan katalis masing-masing
sebanyak setengah sendok takar. Pencampuran terbaik dengan cara
meremas bahan tersebut menggunakan tangan selama 30 detik hingga
warnanya homogen. Setelah homogen, adonan tersebut diletakkan
kedalam sendok cetak sebagian lalu dicetakkan pada model hingga
setting selama 4 menit 20 detik.Kemudian cetakan elastomer diambil
dan dibagian yang telah tercetak ditambahkan material cetak
elastomer tipe medium body dengan cara hand mixing. Kedua pasta
yang berbeda warna, terdiri dari base dan katalis dikeluarkan dalam
panjang yang sama pada paper pad dan diaduk dengan menggunakan
spatula sampai terbentuk warna homogen. Apabila hasil pengadukan
tidak bersifat homogen, proses curing tidak dapat dilakukan dan
dapat menimbulkan distorsi. Dari hasil praktikum kami, pengadukan
dengan gerakan melipat lebih lama setting yaitu 6 menit
dibandingkan pengadukan dengan gerakan memutar yaitu 4 menit 20
detik. Hasil cetakan material cetak elastomer tipe medium body
dengan cara hand mixing tidak dapat mencapai seluruh bagian
daripada cetakan elastomer tipe putty sehingga ada beberapa gigi
dalam model yang tidak mendapatkan detail secara jelas. Hal ini
diakibatkan karena untuk memasukan material cetak elastomer tipe
medium kedalam hasil cetakan material cetak elastomer tipe putty
ini sangatlah sulit karena dalam memasukkannya kami menggunakan
spatula sehingga tidak dapat menjangkau bagian cetakan tertentu.
Pada percobaan kedua, yakni dengan menggunakan kombinasi putty
dengan light body, menggunakan teknik static automixing.
Pertama-tama dibuatlah cetakan menggunakan silicon putty dengan
mencampurkanbase dan katalis masing-masing sebanyak setengah sendok
takar. Adonan tersebut dicampur dengan cara meremas hingga warnanya
homogen selama 30 detik, lalu diletakkan dalam sendok cetak
sebagian. Kemudian dicetakkan pada model, lalu ditunggu hingga
setting sekitar 4 menit 12 detik. Setelah setting, ditambahkan
material cetak light body dengan cara static automixing menggunakan
mixing gun. Pada teknik ini, base dan katalis dari material cetak
silikon light body terdapat di dalam dua catridge berbeda yang
dipasangkan pada mixing gun. Saat handle mixing gun ditarik
kebelakang, base dan katalis akan keluar dan bercampur didalam
tube. Pada percobaan dengan menggunakan teknik static automixing
menunjukkan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan percobaan
yang menggunakan teknik hand mixing. Kedua pasta tidak boleh
dicampur ketika menggunakan sarung tangan karet lateks karena
komponen dalam karet lateks akan menghambat atau mencegah setting
oleh karena kontaminasi pada katalis platinum. Sarung tangan vinyl
atau dengan tangan kosong diperbolehkan dalam pencampurannya. Jika
sarung tangan karet lateks dipakai, sarung tangan tersebut harus
dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dan dikeringkan sebelum
kedua pasta tersebut dicampur(Powers & Wataha, 2008).
5. Kesimpulan Viskositas dan flow dari bahan cetak elastomer
dapat mempengaruhi hasilcetakan. Bahan dengan viskositas rendah
atau flow yang tinggi menghasilkan cetakan yang lebih akurat. Cara
pencampuran bahan juga mempengaruhi hasil cetakan dan dapat
disimpulkan bahwa hasil campuran kedua pasta menggunakan cara auto
static mixing lebih homogen dan menghasilkan kehalusan permukaan
yang lebih halus dibandingkan dengan pencampuran hand mixing.
DAFTAR PUSTAKAAnusavice, 2003. Philips Science of Dental
Materials. 11th ed. St. Louis. Saunders. pp. 210, 216, 218.
Gladwin, Marcia A. 2009. Clinical apect of Dental Materials. 3rd
Ed.Philadelphia.pp. 116-7.
Koudi MS and Patil S.B. 2007. Dental Material : Prep manual for
Undergraduates.New Delhi. Pp: 39,42
McCabe J.F and Walls W.G. 2008. Applied Dental Material. 9th ed.
United Kingdom : Blackwell Munksgaard. pp. 137, 170-71.
Powers, JM & Wataha, JC. 2008. Dental Materials Properties
and Manipulation. 9th ed. St. Louis: Mosby Elsevier. p. 190.
Powers J.M. 2002. Restorative Dental Materials 11th ed. St
Louis. The C.V. Mosby Co. pp 348, 351.
R.L., Sakaguchi, et al. 2006. Craig's Restorative Dental
Materials 13th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier; Page 286-287,
293-295
Schmalz G. and Bindslev D.A. 2009. Biocompability of Denal
Material. Germany. Pp: 294)
Van noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Materials. 3rd
Ed. British Elsevier. pp. 197-198.
10