BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam ilmu farmasi sangat penting bagi seorang farmasist untuk mengetahui dan mempelajari tentang tonisitas. Tonisitas ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh berbagai larutan obat yang diperiksa berdasarkan efek yang timbul ketika disuspensikan dengan darah. Sangat penting untuk mengetahui bahwa membrane sel darah merah tidak permeable terhadap hampir semua obat. Jadi bukan bersifat semipermeabel sempurna. Pada percobaan ini kami membahas tentang tonisitas dimana pengertian tonisitas itu sendiri adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan oleh membrane semipermeabel. Membran semipermeabel adalah suatu membran yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati oleh partikel pelarut, tetapi tidak dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam ilmu farmasi sangat penting bagi seorang farmasist
untuk mengetahui dan mempelajari tentang tonisitas. Tonisitas ini
diperlukan untuk mengetahui pengaruh berbagai larutan obat yang
diperiksa berdasarkan efek yang timbul ketika disuspensikan
dengan darah. Sangat penting untuk mengetahui bahwa membrane
sel darah merah tidak permeable terhadap hampir semua obat.
Jadi bukan bersifat semipermeabel sempurna.
Pada percobaan ini kami membahas tentang tonisitas
dimana pengertian tonisitas itu sendiri adalah membandingkan
tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan oleh
membrane semipermeabel. Membran semipermeabel adalah suatu
membran yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati oleh partikel
pelarut, tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel zat terlarut. Pada
pembahasan tentang tonisitas, dikenal berbagai istilah diantaranya
isotonis, hipertonis, hipotonis dan osmosis atau tekanan osmosis.
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul
zat pelarut (air) dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju ke
tempat yang berkonsentrasi tinggi dengan melewati membran
semipermeabel. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran
Dekstrossa 15% dan dekstrosa 3%, kemudian didiamkan selama
30 menit. Setelah itu dikeluarkan larutan tersebut kemudian
diletakkan di atas tissue lalu kemudian ditimbang lalu diamati.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang
mengalami perubahan. Dari hasil pengamatan dapat kita ketahui
bahwa sel – sel kentang mengalami perubahan ukuran. Ada yang
mengalami pertambahan ukuran maupun pengurangan ukuran
sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjdi kerena sifat larutan
yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang.
Kentang I yang direndam pada larutan NaCl 0,9%
mengalami penurunan berat namun tidak secara signifikan berat
kentang sebelum di timbang adalahg 4,88 gr setelah di celupkan
pada Nacl bobot kentang sedikit berkurang namun hanya sdikit saja
yaitu 4,87 gr ,keadaan kentang setelah direndam dengan larutan
NaCl 0,9% tidak mengalami perubahan bentuk, hal tersebut terjadi
karena tekanan cairan di luar dan di dalam sel kentang sama
sehingga cairan yang ada di dalam kentang tidak perlu
menyeimbangkan diri dengan keadaan di luar,hal ini di sebut
dengan isotonis.
Kentang II yang direndam dalam larutan Destrosa 3 %
mengalami pertambahan berat yakni dari 4,86 gram menjadi
5,03gram.Hal ini disebabkan Keadaan kentang setelah direndam
menjadi mengembang, karena air akan masuk kembali ke dalam
sel sehingga menjadi mengembang atau hemolisis ,hal itu terjadi
karena tekanan cairan dalam sel kentang lebih tinggi dari
konsentrasi di luar kentang, sehingga untuk menyeimbangkan
dirinya kentang menyerap aquades ke dalam selnya sehingga
terjadilah pengembangan sel dan berat kentang menjadi
bertambah. Peristiwa tersebut dinamakan hipotonis.
kentang III yang direndam didalam larutan destrosa 15 %
mengalami glukosa mengalami perubahan bentuk dan
pengurangan berat pada kentang, berat kentang sebelum direndam
ke dalam larutan glukosa adalah 4,88 gr namun setelah di rendam
beratnya menjadi 4,35 gr ,bentuk kentang menjadi mengkerut
sehingga mengurangi beratnya, kentang mengeluarkan cairan dari
dalam sel sehingga plasma akan mengkerut (krenasi) dan
menyebabkan berat kentang menjadi berkurang , proses
pengkerutan yang terjadi pada kentang di sebabkan karena
pengaruh tekanan osmotik ,tekanan yang terus menurun sehingga
sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terlepas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis – plasma pada seluruh dinding sel
terlepas .Peristiwa tersebut di namakan hipertonis namun, hal itu
tidak bersifat permanen,karena sel yang mengkerut akan kembali
menyesuaikan dirinyadan kembali ke bentuk semula.
Pada praktikum ini digunakan kentang karena pada kentang
terdapat selaput mirip membran semipermeabel yang hanya dapat
dilewati oleh partikel pelarut ,kentang memiliki pori yang besar
sehingga air dapat keluar masuk dengan mudah .Kentang di beri 3
perlakuan dengan merendam kentang pada larutan NaCl 0,9 %
yang digunakan sebagai larutan isotonis dimana larutan tersebut
digunakan sebagai larutan isotonis karena NaCl 0,9% sama
dengan cairan tubuh. Kemudian kentang di rendam pada larutan
glukosa 30% sebagai larutan hipertonis ,glukosa 30% di gunakan
karena memiliki konsentrasi yang lebih tinggi sehingga lebih
mudah melihat perubahan yang terjadi pada kentang,kemudian
kentang direndam pada aquadest yang digunakan sebagai larutan
hipotonis,aquades di gunakan sebagai larutan hipotonis karena
agar lebih mudah terlihat perubahan yang terjadi apabila
konsentrasi larutan yang digunakan lebih rendah dari pada
konsentrasi yang di miliki sel kentang.
Berdasarkan hasil praktikum sesuai dengan literatur
(yazid,2006) yang ada yaitu apabila isotonis berarti tidak
mengalami perubahan bentuk, jika mengalami penambahan berat
maka tidak signifikan. Apabila hipotonis mengalami penambahan
berat dan perubahan bentuk menjadi mengembang atau hemolisis.
Apabila hipertonis maka mengalami pengurangan berat dan terjadi
perubahan bentuk yaitu mengkerut atau krenasi.
Sangat penting seorang farmasist mengetahui tentang
isotonis suatu larutan. Ini disebabkan karena dalam membuat suatu
larutan haruslah isotonis terhadap konsentrasi darah dalam tubuh.
Apabila larutan yang dibuat tidak isotonis akan menimbulkan
bahaya bagi tubuh.
Manfaat tonisitas dalam bidang farmasi yaitu untuk
mengetahui bahwa membrane sel darah merah tidak permeable
terhadap hampir semua obat. Jadi bukan bersifat semipermeabel
sempurna. Sifat tersebut memungkinkan membrane sel darah
merah dapat dilalui bukan saja oleh molekul-molekul air tetapi juga
oleh larutan-larutan lain, misalnya Urea, ammonium klorida, alkohol
dan asam borat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Larutan NaCl 0,9 % merupakan larutan yang bersifat
isotonis.hal ini ditandai dengan tidak adanya perubahan berat
kentang sebelum dan sesudah direndam didalam kentang,yaitu
tetap 2,9482 gram
2. Larutan Destrosa 3% merupakan larutan yang bersifat
hipotonis.hal ini ditandai dengan adanya pertambahan berat
kentang sebelum dan sesudah direndam didalam kentang,yaitu
dari 2,3440 gram menjadi 2,4772 gram.
3. Larutan destrosa 15 % merupakan larutan yang bersifat
hipertonis. hal ini ditandai dengan adanya penyusutan berat
kentang sebelum dan sesudah direndam didalam kentang,yaitu
dari 2,7720 gram menjadi 2,2746 gram.
B. SARAN
Sebaiknya para praktikan mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan praktikum (alat, bahan, dan atribut) dengan baik
dan tidak membuat keributan saat berada di dalam laboratorium.
Diharapkan kepada asisten agar selalu mendampingi praktikan dalam
praktikum untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam melakukan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Ditjen POM.1979. Farmakope Indonesiaedisi III. Jakarta; Depkes RI.
Martin,Alfred.1990.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Martin, Alfred, dkk. 1993 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid II. Jakarta; penerbit UI.
Oxtoby, dkk.Prinsip – prinsip Kimia Modern.Erlangga: Jakarta. 2001
Petrucci, Ralp Suminar. 1985. Kimia Dasar . Erlangga: Jakarta.
Scoville’s.1895.The art of compounding:united state of america.Tim penerbit UNHAS
Yazid, Estein, 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis.Penerbit Andi : Yogyakarta.