Peredaran Darah Tepi
Tujuan :
Untuk mengetahui peredaran darah vena
Untuk mengetahui peredaran darah kulit
Alat dan Bahan :
1. Sfigmomanometer
2. 2 buah Waskom:
Berisi air panas (42- 45C)
Berisi air es
3. Jarum suntik yang steril (suci hama)
4. Mistar Cara Kerja :
I. Peredaran Darah Vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh
vena lengan bawah yang terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di
permukaan lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah
vena- vena yang mengembang.
4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah
vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong
darah di dalamnya ke arah perifer dengan perlahan-perlahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah
sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas
terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagaian vena yang mengembang tersebut dengan
cara mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan
perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh
darah yang lain di lengan bawah bagian voler orang percobaan
tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler
dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.B.
Pengaruh daya berat pada pengedaran darah vena
1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara
setinggi-tingginya dengan siku lurus ke atas sedangkan lengan kiri
dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap
lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna
kulit kedua telapak tangan saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang
pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.C. Waktu pengisian pembuluh
darah vena
1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang
percobaan yang berbaring telentang.
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi
dari jatung dan pompalah manset dnegan cepat sehingga tekanan di
dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolic ( 50- 60 mmHg)
untuk membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan
manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada
punggung tangan orang percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan,
gerakkanlah otot- otot lengan bawah dengan jalan membuka dan
mengepalkan tangan sekuat- kuatnya sebanyak 10 atau 20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat
pengembangan vena seperti pada sub 3.D. Pengukuran tekanan darah
vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan
menggantungkn salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di
punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.
2. Angkatlah tangan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus
perlahan- lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tepat
mengosong.
3. Ukurlah jarak vertical ( dalam cm ) antara vena yang
mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak
ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm
darah.
Letak katup trikuspidalis jantung:
Pada orang yang berbaring terlentang: kira- kira dipertengahan
jarak antara meja dan sternum.
Pada orang yang berdiri: pada sternum di ruang interkostal ke-
4
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan
diangkat setinggi- tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan
melakukan tindakan Valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang
sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke
bawah.
7. Terangkan hal- hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai
pengukuran tekanan darah vena di atas.
II. Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi aktif kapiler.
1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45C.
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang
percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba- tiba aliran darah (oklusi) dalam
lengan prang percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-
cepatnya sampai 150- 175 mmHg dan masukkanlah tangan serta setengah
bagian lengan bawah ke dalam air panas 45C selama 3 menit.
4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan
bawah.
5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut
dengan menghilangkan tekanan dalam manset.
6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan
lengan bawah.
B. Vasodilatasi pasif kapiler
1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan
pompalah sampai 50- 60 mmHg sehingga terjadi pembendungan
(obstruksi).
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan
bawah itu ke dalam air panas 45 C selama 3 menit. Kemudian
keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan perhatikanlah
perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan
yang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah
perubahan warna kulit.
Hasil Percobaan :I. Peredaran Darah Vena
A. Pembuluh Darah Vena Lengan BawahWaktu ditekan di daerah siku,
pembuluh vena di voler mengalami pengembangan. Sebaliknya ketika
menekan pembuluh vena di bagian voler, pembuluh vena yang tadinya
mengembang menjadi menghilang.
B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
Warna kulit kedua telapak tangan :
a. Telapak tangan kanan berwarna lebih putihb. Telapak tangan
kiri berwarna kemerah-merahan
dan hasil pengembangan vena pada kedua punggung tangan ini juga
berbeda :
a. vena pada punggung tangan kanan mengempes
b. vena pada punggung tangan kiri lebih mengembang
C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah VenaKeadaan OPWaktu yang
diperlukan untuk Pengembangan Vena
Pada saat Akhir Pemompaan20 detik
Pada saat Akhir Pemompaan dan OP Membuka dan Mengepalkan Tangan
Sekuat-kuatnya9 detik
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara tak Langsung (Cara
Gartner)
Keadaan Tubuh OPTinggi Tangan OP Terangkat (cm)
Berbaring tanpa angkat kaki25
Berbaring dengan angkat kaki30
Valsava40
Berdiri35
II. Peredaran Darah KulitA. Vasodilatasi Aktif KapilerKeadaan
Tangan OPWarna LenganWarna Jari-jari
Sebelum Oklusi dan direndamPutihPutih
Saat Oklusi dan direndamPucat kebiruanKemerahan
Setelah OklusiMerah kebiruanKemerahan
B. Vasodilatasi Pasif Kapiler
Sebelum percobaan warna lengan OP putihSaat dilakukan obstruksi,
warna lengan OP sama seperti semula. Namun ketika direndam ke air
panas, jari dan telapak OP berwarna kemerahan dan pucat. Dan ketika
di angkat warna jari dan telapak OP keunguan. Bagian yang tidak
direndam air panas tidak mengalami perubahan warna. Pembahasan
:
I. Peredaran Darah Vena
A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya
mendorong darah kearah jantung. Namun, apabila anda memeras suatu
selang berisi cairan di bagian tengah, cairan akan terdorong kedua
arah dari titik penekanan( gambar 1). Darah hanya dapat terdorong
ke arah depan kerena vena-vena besar dilengkapi dengan katup satu
arah yang terdapat pada jarak 2 sampai 4 cm; katup katup ini
memungkinkan darah bergerak ke depan kearah jantung tetapi
mencegahnya balik ke jaringan. Katup katup vena ini juga berperan
melawan gaya gravitasi yang ditimbulkan dari posisi berdiri dengan
membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi
sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang
bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.
Pada percobaan dengan OP, pengembangan vena disebabkan penekanan
di daerah siku . Hal itu terjadi karena di dekat siku terdapat
suatu katup yang mengarah ke arah jantung. Dengan ditekan, maka
aliran balik vena tersumbat, sehingga vena vena yang mengembang
terlihat jelas. Pendorongan darah ke arah perifer, tidak bisa
menghilangkan pengembangan kapiler karena kapiler hanya bergerak
satu arah yaitu ke arah jantung tidak balik ke jaringan. Penekanan
salah satu vena di dekat pergelangan tangan , dan pengosongan
sebagian vena menuju sentral berjalan dengan lancar karena yang
kita membantu darah kea rah sentral yang sesuai dengan katupnya
sendiri yang menghadap sentral.B. Pengaruh Gaya Berat pada
Peredaran Darah Vena
Saat lengan kanan diangkat setinggi-tinggi maka tekanan balik
vena sentral meningkat dan semua darah mengalir menuju jantung,
sehingga pada punggung tangan terjadi pengosongan vena. Aliran
menjadi lambat karena darah yang dipompa berlawanan gravitasi yang
lebih besar dan telapak tangan terlihat pucat karena tak ada darah
yang mengalir akibat semua darah mengalir ke jantung. Telapak
tangan kanan terlihat pucat sehingga jaringan kekurangan oksigen
daripada tangan kiri, sedangkan lengan kiri yang mengantung lurus
ke bawah berwarna merah. Pada lengan kiri, mengalami penumpukan
darah dari vena karena darah sulit mengalir ke atas sehingga
terjadi pembendungan darah, dan pada tangan kanan yang diangkat
tinggi tidak terjadi pembendungan darah karena darah berjalan
lancar ke sentral.C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena
Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot otot
rangka sehingga pada saat otot-otot berkontraksi, vena-vena
tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini menurunkan
kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan yang
terdapat di dalam vena terperas ke arah jantung. Efek pemompaan
ini, yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara
untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu
olahraga. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah
keluar dari vena dan masuk ke jantung. Peningkatan aktivitas
simpatis dan vasokontriksi vena yang menyertai olahraga juga
meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga melawan
gravitasi pada system vena. Tekanan rata-rata yang sejauh ini
disajikan untuk berbagai bagian pohon vaskuler adalah untuk
individu pada posisi horizontal. Sewaktu seseorang berbaring, gaya
gravitasi bekerja secara merata sehingga tidak dipertimbangkan,
Namun, sewaktu seseorang berdiri, efek grafitasi tidak merata.
Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung, pembuluh
darah yang terletak di bawah jantung juga mendapat tekanan yang
ditimbulkan oleh berat kolom darah dari jantung ke ketinggian
pembuluh yang bersangkutan.
Percobaan pada OP mengenai waktu pengisian dari akhir percobaan
sampai terjadi pengembangan adalah 1 menit 6 detik sedangkan dengan
kontraksi otot rangka 20,5 detik. Dari data di atas, kami melakukan
kesalahan, karena seharusnya kontraksi otot rangka akan memicu
darah vena untuk lebih cepat masuk ke jantung sehingga pengembangan
vena harusnya terjadi lebih lama. Hal ini disebabkan kontraksi otot
rangka menurunkan kapasitas dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
cairan di dalam vena terperas ke arah jantung. Ini yang menyebabkan
pengisian pembuluh darah vena lebih cepat.D. Pengukuran Tekanan
Darah Vena dengan Cara tak Langsung (Cara Gartner)
Karena darah dari vena sistemik mengalir ke dalam atrium kanan,
segala sesuatu yang memengaruhi tekanan atrium kanan biasanya
memengaruhi tekanan vena dimana saja di tubuh. Tekanan atrium kanan
diatur oleh keseimbangan antara kemampuan jantung memompa darah
keluar atrium kanan dan kecendrungan darah untuk mengalir dari
pembuluh perifer kembali ke atrium kanan. Tekanan atrium kanan
normal adalah sekitar 0 mmHg tetapi tekanan ini dapat meningkat
hingga setinggi 20 sampai 30 mmHg pada keadaan abnormal misalnya
gagal jantung serius atau setelah transfuse massif.
Meningkatnya resistensi vena dapat meningkatkan tekanan vena
perifer. Jika teregang, vena besar tidak banyak menimbulkan
resistensi terhadap aliran darah. Namun banyak dari vena besar yang
masuk ke dalam thorax mengalami penekanan oleh jaringan sekitar
sehingga vena-vena ini kolaps atau setengah kolaps menjadi bentuk
ovoid. Karena itu, vena-vena besar biasanya menimbulkan resistensi
yang signifikan terhadap aliran darah dan tekanan perifer biasanya
4 sampai 7 mmHg lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan.
Obstruksi parsial suatu vena besar sangat meningkatkan tekanan vena
perifer di sebelah distal obstruksi.
Meningkatnya tekanan atrium kanan meningkatnya tekanan vena
perifer. Jika tekanan atrium kanan meningkat melebihi besar
normalnya yang 0 mmHg, darah mulai terbendung di vena-vena besar
dan menyebabkan vena-vena ini membuka. Tekanan di vena perifer
tidak meningkat sampai titik-titik kolaps antara vena perifer dan
vena sentral telah membuka yang biasanya terjadi pada tekanan
atrium kanan sebesar 4-6 mmHg. Jika tekanan atrium kanan terus
meninggi seperti terjadi pada gagal jantung berat, tekanan vena
perifer juga akan meningkat.
Tekanan gravitasi memengaruhi tekanan vena. Tekanan dipermukaan
tubuh yang terpajan ke udara sama dengan tekanan atmosfer tetapi
tekanan meningkat 1 mmHg untuk setiap jarak 13,6 mmHg dibawah
permukaan. Tekanan ini terjadi akibat berat air sehingga dinamai
tekanan hidrostatik gravitasional
Katup vena memengaruhi tekanan vena. Katup-katup vena tersusun
sedemikian rupa sehingga arah aliran darah hanya menuju jantung.
Karena itu, setiap kali seseorang menggerakkan tungkainya atau
mengencangkan ototnya, darah dalam jumlah tertentu terdorong kearah
jantung dan tekanan di vena menurun. Jika seseorang sedang berdiri
tegak tidak ada gerakan maka pompa vena tidak bekerja dan tekanan
vena meningkat cepat sebesar 90 mmHg. Jika katup system vena rusak
, efektivitas pompa vena juga menurun. Jika terjadi inkompetensi
katup terjadi peningkatan tekanan di vena tungkai yang semakin
memperbesar ukuran vena dan merusak fungsi katup. Apabila tekanan
vena dan kapiler meningkat menyebabkan bocornya cairan dari kapiler
dan edema di tungkai ketika berdiri.
Berdasarkan hasil percobaan diatas bahwa tekanan darah vena saat
valsava lebih tinggi daripada OP hanya berbaring tanpa pengangkatan
kedua kaki, berbaring dengan pengangkatan kedua kaki, dan saat
berdiri. Disebabkan karena saat OP melakukan tindakan valsava atau
seperti mengedan, glottis tertutup dan tekanan intrathorax akan
sangat tinggi, sehingga menghalangi arah balik vena. Selain itu,
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih berat dan daya
pengumpulan darah dari tangan lebih tinggi, sehingga tekanan vena
perifer meningkat daripada tekanan vena sentral. Saat OP berbaring
dengan mengangkat kaki, arah balik vena lebih tinggi dikarenakan
darah di vena kaki lebih mudah mengalir ke jantung pada saat kaki
berada di atas jantung dan menyebabkan penurunan tekanan vena
perifer, sehingga pengosongan vena menjadi lebih cepat. Dan saat OP
berdiri terjadi peningkatan tekanan perifer karena efek gravitasi
terjadi penimbunan darah di vena tungkai dan tidak kembali ke
jantung sehingga aliran balik vena berkurang.
II. Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi Aktif Kapiler
Vasodilatasi mengacu pada pelebaran pembuluh darah yang
dihasilkan dari relaksasi sel otot polos dalam dinding pembuluh
darah, terutama di arteri-arteri besar, arteriol kecil dan vena
besar. Proses ini pada dasarnya kebalikan dari vasokonstriksi atau
penyempitan pembuluh darah. Ketika pembuluh melebar, aliran darah
meningkat karena penurunan resistensi vaskular. Oleh karena itu,
pelebaran pembuluh kapiler, termasuk arteriol, menyebabkan
penurunan tekanan darah. Kapasitas jaringan untuk mengatur aliran
darahnya sendiri dikenal sebagai pengaturan mandiri. Kebanyakan
pembuluh darah mempunyai kapasitas intrinsic untuk mengkompesasi
tekanan perfusi dengan mengubah tahanan pembuluh sehingga biasanya
merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap reaksi
panas.
Pada percobaan vasodilatasi aktif, orang percobaan memasukkan
tangan dan setengah lengan bawahnya setelah bagian lengan atasnya
dioklusi terlebih dahulu. Oklusi yang dilakukan sampai 150-170 mmHg
menghambat aliran darah sehingga warna kulit orang percobaan yang
semula putih, berubah putih pucat, nyaris kebiruan dan tangannya
yang semula putih kemerahan berubah putih kebiruan. Setelah tangan
dan setengah lengan bawah tersebut dimasukkan ke dalam air panas
bersuhu 450C, warna tangan mulai berubah menjadi merah muda,
sedangkan lengan semakin berwarna biru nyaris ungu.
Tangan berubah warna menjadi merah bahkan ketika lengan atas
sedang dioklusi adalah bentuk dari vasodilatasi. Suhu tangan dan
lengan terpengaruh oleh suhu air yang berkisar sekitar 450C,
sehingga sesuai dengan efek dari vasodilatasi kapiler adalah untuk
mengurangi panas tubuh yang berlebihan. Panas yang berlebihan
tersebut akan dikeluarkan lewat melebarnya kapiler tubuh yang
kemudian akan dilepaskan ke atmosfer (udara luar), reaksi dari
pelepasan panas tersebut adalah kulit yang berubah kemerahan. Pada
saat vasodilatasi kapiler, pembuluh darah akan mengalami
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Karena itu, tekanan
darah akan berkurang, sehingga warna kulit lengan bawah cenderung
semakin biru. Tekanan darah yang berkurang menyebabkan terjadinya
hipotensi dan penyempitan pembuluh darah akan menimbulkan rasa
nyeri.
Setelah 3 menit, tangan diangkat dari rendaman air panas dan
oklusi dilepaskan. Proses itu akan menimbulkan hyperemia reaktif
yang merupakan peningkatan jumlah darah dalam suatu daerah sewaktu
sirkulasinya pulih setelah periode oklusi. Apabila pasokan darah ke
suatu ekstremitas tersumbat, arteriol kulit di bawah oklusi akan
berdilatasi. Apabila sirkulasi pulih, darah yang mengalir ke dalam
pembuluh yang berdilatasi akan menyebabkan kulit tampak merah
membara.B. Vasodilatasi Pasif Kapiler
Arteri yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan ,
bercabang menjadi suatu pembuluh darah yang makin lama makin kecil.
Sewaktu arteri yang mencapai organ kemudian bercabang menjadi
arteriol. Di dalam organ arteriol bercabang lagi menjadi kapiler,
pembuluh darah kecil tempat pertukuran darah dan sel-sel
disekitarnya terjadi. Pertukaran di kapiler merupakan tujuan akhir
dari sistem sirkulasi.
Laju aliran (flow rate) darah melintasi suatu pembuluh
berbanding lurus dengan gradient konsentrasi dan berbanding
terbalik dengan resistensi vaskuler. Resitensi merupakan ukuran
hambatan terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh yang
ditimbulkan oleh suatu friksi antara cairan yang mengalir dan
dinding pembuluh yang stasioner. Resistensi terhadap aliran darah
bergantung pada 3 faktor : (1) viskositas, (2) panjang pembuluh dan
(3) jari-jari pembuluh. Faktor yang berhubungan dengan percobaan
yang dilakukan adalah mengenai jari-jari pembuluh, sebab panjang
pembuluh darah di dalam tubuh bersifat konstan.
Penggunaan manset di lengan atas yang kemudian di pompa akan
menghasilkan tekanan terhadap A. brachialis. Apabila tekanan manset
lebih besar dari tekanan di pembuluh, pembuluh terjepit dan
tertutup sehingga darah tidak bisa mengalir. Apabila tekanan darah
lebih besar dari tekanan manset, pembuluh terbuka dan darah
mengalir melaluinya. Peningkatan tekanan pada pembuluh arteri
menyebabkan perangsangan baroreseptor yang memiliki reflex
vasodilatasi. Tekanan arteri rata-rata pada tekanan darah 120/80
adalah 93 mmHg. Pada percobaan vasodilatasi pasif kapiler ini,
tekanan manset berada disekitar 50-60 mmHg. Tekanan ini berada di
bawah tekanan pembuluh darah arteri sehingga tidah mengganggu laju
aliran darah sampai ke kapiler.
Vasodilatasi mengacu pada pembesaran jari-jari pembuluh akibat
melemasnya lapisan otot polos. Vasodilatasi menyebabkan penurunan
resistensi dan peningkatan aliran melalui pembuluh yang
bersangkutan. Vasodilatasi disebabkan oleh penurunan aktivitas
miogenik, penurunan jumlah O2, peningkatan CO2, penurunan stimulasi
saraf simpatis, dan suhu panas. Sistem saraf simpatis memegang
peranan penting dalam proses vasodilatasi dan vasokonstriksi,
karena hampir seluruh arteriol (kecuali arteriol di penis dan
klitoris) dikendalikan oleh sistem simpatis. Selain itu
hypothalamus juga mempengaruhi distribusi darah ke suatu jaringan.
Seperti yag kita ketahui bahwa hypothalamus merupakan bagian otak
yang mengatur homeostasis, termasuk di dalamnya pengaturan suhu.
Perendaman tangan OP pada air panas bersuhu 45 C mengaktifkan
hypothalamus, yang menyebabkan penurunan stimulasi paraf simpatis
dan akhirnya menyebabkan vasodilatasi pembuluh (kapiler).
Kesimpulan :I. Peredaran Darah Vena
A. Vena hanya berjalan satu arah, yaitu ke arah jantung dan
tidak bisa kembali lagi ke jaringan, karena ada katup vena yang
tersusun sedemikian rupa sehingga darah tetap dalam satu arah.
B. Gaya gravitasi dapat mempercepat pengosongan vena sekaligus
melambatkannya tergantung posisinya terhadap jantung.
C. Kontraksi otot rangka menurunkan kapasitas dan meningkatkan
tekanan vena, sehingga cairan di dalam vena terperas ke arah
jantung dan pengembangan vena terjadi lebih lama.D. Kecepatan
aliran balik vena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tekanan
intrathorax, posisi bagian tubuh terhadap jantung, dan gaya
gravitasiII. Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi aktif kapiler adalah salah satu bentuk
pertahanan tubuh terhadap panas. Dengan kapiler yang berdilatasi,
panas tubuh yang berlebihan akan dilepas ke udara yang menyebabkan
kulit tampak kemerahan.B. Perendaman tangan OP pada air panas
bersuhu 45 C mengaktifkan hypothalamus, yang menyebabkan penurunan
stimulasi paraf simpatis dan akhirnya menyebabkan vasodilatasi
pembuluh (kapiler).Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2003.h. 599-600.
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2013/2014
Laporan Praktikum Fisiologi
Peredaran Darah TepiKelompok F1NamaNIMTanda TanganKeterangan
Oktaviani Dewi Ratih102013046Ketua Kelompok
Lutfi Karimah102011359Anggota
Anthony Djohary102012031Anggota
Ailen102012182Anggota
Aditya Pratama102012195Anggota
Stellon Salim102013122Anggota
Claudia Lintang Septaviori102013228Anggota
Steven Kristianto Yaputra102013231Anggota
Lydia Gloriani Lethe102013343Anggota
Anita Peronika102013418Anggota
Alberthina Sara Tirza102013454Anggota
Vena yang mengembang
Vena yang mengembang
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Fungsi katup vena