Ekstr aksi 201 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solut lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas (Aderson, 1991). Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam pelarut yang lain. Transfer semua – atau sama sekali semacam itu dari satu ke lain pelarut adalah langka, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ekstraksi
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik
pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta
banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar
berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solut
lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam
campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga
memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga
memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat
dapat terjadi dengan bebas (Aderson, 1991).
Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi
pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir
dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam
pelarut yang lain. Transfer semua – atau sama sekali
semacam itu dari satu ke lain pelarut adalah langka,
1
Ekstraksi
2013
dan lebih boleh jadi bahwa kita menjumpai campuran
zat-zat yang hanya berbeda sedikit dalam
kecenderungannya untuk beralih dari satu ke lain
pelarut. Jadi, satu transfer tidaklah menimbulkan
pemisahan yang bersih (Makhmud, 2001).
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa.
Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam
suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan
dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang
pada dasarnya tidak saling bercampur dan menimbulkan
perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke
dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan
dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong
pemisah selama beberapa menit (Shevla, 1985).
Ada beberapa metode sederhana yang dapat
dilakukan untuk mengambil komponen berkhasiat ini;
diantaranya dengan melakukan perendaman, mengaliri
simplisia dengan pelarut tertentu ataupun yang lebih
2
Ekstraksi
2013
umum dengan melakukan perebusan dengan tidak melakukan
proses pendidihan (Makhmud, 2001).
Adapun tujuan dilakukan ekstraksi adalah agar
kita dapat mengetahui cara penarikan zat yang dapat
larut (komponen kimia) dari bahan yang tidak dapat
larut (serbuk simplisia) dengan pelarut cair.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk
melakukan penyarian kandungan kimia dari daun Awar-
awar (Ficus septica Burm. F).
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
melakukan penyarian kandungan kimia yang terdapat
pada daun Awar-awar (Ficus septica Burm. F) dengan
metode maserasi.
BAB II
3
Ekstraksi
2013
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman Awar-awar (Ficus septica Burm. F)
Regnum : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Clas : Magnoliopsida
Order : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus septica Burm. F (www.ITIS.gov)
2. Morfologi Tanaman
Jenis perdu atau pohon kecil, tinggi antara
100-150 cm. Kulit batang berwarna abu-abu putih.
Kedudukan daun berseling, bentuknya menjorong-
melonjong-membulat telur. Permukaan daun atas
mengkilat. Ukuran daun 8-30 x 6-20 cm. Buah semu di
4
Ekstraksi
2013
ketiak daun yang luruh, bentuk buah membulat
gepeng, warna buah hijau muda atau hijau keabu-
abuan. Habitat hutan primer, hutan sekunder dan
semak belukar (Harada, 2006).
3. Aktivitas Biologi
Manfaat daun Awar-awar untuk terapi, antara
lain sebagai obat penyakit kulit, radang usus
buntu, mengatasi bisul, mengatasi gigitan ular
berbisa dan sesak nafas. Sedangkan akar digunakan
sebagai penawar racun (ikan), penanggulangan asma.
Getahnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-
bengkak dan kepala pusing. Buahnya biasa digunakan
sebagai pencahar (Kinho, 2011).
4. Kandungan Kimia
Kandungan kimia pada daun, buah, dan akar Ficus
septica adalah saponin dan flavonoid, disamping itu
5
Ekstraksi
2013
buahnya, mengandung alkaloid dan tanin, sedangkan
akarnya mengandung senyawa polifenol (Kinho, 2011).
B. Ekstraksi
1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses penarikan zat
aktif dari simplisisa nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan (Tobo, 2001).
2. Dasar pemilihan Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk
mengambil komponen berkhasiat dalam tanaman,
diantaranya dengan melakukan perendaman, mengaliri
simplisia dengan pelarut tertentu ataupun yang
lebih umum dengan melakukan perebusan dengan tidak
melakukan proses pendidihan serta dengan memanaskan
6
Ekstraksi
2013
cairan penyari bersama dengan simplisia yang akan
diambil sarinya (Adrian, 2000).
Pemilihan metode penyarian ditentukan oleh
karakteristik simplisia yang akan diambil sarinya
dan sifat komponen kimia yang dikandung oleh
simplisia tersebut. Penyarian disamping
memperhatikan sifat fisik simplisia dan sifat
komponen kimia yang dikandung (zat aktifnya), harus
juga memperhatikan zat – zat yang sering terdapat
dalam simplisia seperti protein, karbohidrat,
lemak, getah dan gula (Adrian, 2000).
3. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia dengan
menggunakan pelarut organik tertentu. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai
terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
7
Ekstraksi
2013
masuk ke dalam pelarut. Prosesnya adalah sebagai
berikut : pelarut organik akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan terelarut sehingga terjadi
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dan pelarut organik di luar sel. Maka
larutan terpekat akan berdifusi keluar sel, dan
proses ini berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam
dan diluar sel (Sudjadi, 1986).
Tujuan dari dilakukannya ekstraksi atau
penyarian adalah untuk menarik zat aktif atau
komponen kimia yang terdapat pada simplisia atau
bahan alam, baik berupa zat aktif yang dapat larut
maupun zat yang tidak larut seperti serat,
karbohidrat, protein dan lain-lain (Adrian, 2000).
Secara umum dapat dibagi empat tujuan
ekstraksi (Hostettmann,1995):
8
Ekstraksi
2013
a. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk
diekstraksi dari organisme dalam kasus ini,
prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti
dan dibuat modifikasi dan sesuai untuk
pengembangan proses atau menyesuaikannya dengan
kebutuhan pemakai.
b. Bahan dapat diperiksa untuk menemukan senyawa
kimia tertentu misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya
belum diketahui. Dalam situasi seperti ini metode
umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia
yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal
ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografi
yang sesuai untuk senyawa kimia tersebut.
c. Organisme digunakan dalam pengobatan tradisional,
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisisa nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Ekstraksi adalah suatu proses penarikan zat aktif
dari simplisisa nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan.
25
Ekstraksi
2013
Tujuan dilakukannya ekstraksi atau penyarian
adalah untuk menarik zat aktif atau komponen kimia
yang terdapat pada simplisia atau bahan alam, baik
berupa zat aktif yang dapat larut maupun zat yang
tidak larut seperti serat.
Pemilihan metode penyarian ditentukan oleh
karakteristik simplisia yang akan diambil sarinya dan
sifat komponen kimia yang dikandung oleh simplisia
tersebut. Penyarian disamping memperhatikan sifat
fisik simplisia dan sifat komponen kimia yang
dikandung (zat aktifnya),
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
yaitu, tipe persiapan sample, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut.
Prinsip Maserasi merupakan proses penyarian zat
aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga
hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya,
26
Ekstraksi
2013
cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi
akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Dimana pada percobaan ini dilakukan dengan
penyarian dengan metode maserasi, yaitu dimasukkan
simplisia Awar-awar (Ficus septica Burm. F) dengan derajat
kehalusan tertentu sebanyak 500 g ke dalam bejana
maserasi (toples), kemudian ditambah 500 mL cairan
penyari (metanol), ditutup dan dibiarkan selama 3 hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, sambil
27
Ekstraksi
2013
berulang-ulang diaduk. Digunakan metanol karena
metanol bersifat polar dengan maksud untuk menarik
senyawa baik bersifat polar maupun nonpolar. Setelah 3
hari, disaring ke dalam bejana penampung, kemudian
ampas diperas dan ditambah cairan penyari lagi
secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga
diperoleh sari yang maksimal.
Adapun hasil yang diperoleh, yaitu susut
pengeringan adalah 6 % dan jumlah ekstrak cair adalah
380 mL. Artinya dalam sampel tersebut masih terdapat
kandungan air sebanyak 6 %. Sedangkan standar kadar
air suatu simplisia adalah 10 %. Ini berarti simplisia
Awar-awar (Ficus septica Burm. F) telah memenuhi syarat
sebagai simplisia. Begitupun dengan jumlah ekstrak
cair yang diperoleh adalah 380 mL, artinya diperoleh
ekstrak cair yang cukup maksimal.
28
Ekstraksi
2013
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa % susut pengeringan dan jumlah
29
Ekstraksi
2013
ekstrak cair yang diperoleh dari simplisia Awar-awar
(Ficus septica Burm. F) adalah 6 % dan 380 mL.
B. Saran
Sebaiknya digunakan metode lain untuk
membandingkan hasil yang diperoleh dengan beberapa
macam metode lain yang digunakan untuk memperoleh
hasil ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
30
Ekstraksi
2013
Aderson, R. 1991. Sample Pretreatment and Separation. Miami :USA
Adrian. 2000. Teknik Kromatografi. Penerbit Andi :Yogyakarta.
Anonim. 2013. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI :Jakarta.
Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. TumbuhanObat Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia.PALMedia creative pro: Bandung
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun cara modernmenganalisa tumbuhan. Terbitan Kedua. TerjemahanKosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.ITB : Bandung
Hostettmann. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. ITB : Bandung.
Kinho, Julianus Dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di SulawesiUtara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan : Manado
Makhmud, AI. 2001. Metode Pemisahan. Departemen FarmasiFakultas Sains Dan tekhnologi, UniversitasHasanuddin : Makassar.
Shevla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.Cetakan Pertama. Penerbit PT Kalman Media Pustaka :Jakarta
Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. UGM Press :Yogyakarta.
31
Ekstraksi
2013
Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.Universitas Hasanuddin : Makassar.
www.ITIS.gov
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Simplisia Awar-awar (Ficus septica Burm. F)
↓
Bejana maserasi (toples)
↓
Ditambah cairan penyari
↓
Dibiarkan selama 3 hari → Diaduk secara berulang-ulang