Top Banner
Ekstr aksi 201 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solut lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas (Aderson, 1991). Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam pelarut yang lain. Transfer semua – atau sama sekali semacam itu dari satu ke lain pelarut adalah langka, 1
35

Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Jan 28, 2023

Download

Documents

Randi Yusuf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik

pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta

banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar

berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solut

lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam

campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga

memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga

memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat

dapat terjadi dengan bebas (Aderson, 1991).

Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi

pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir

dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam

pelarut yang lain. Transfer semua – atau sama sekali

semacam itu dari satu ke lain pelarut adalah langka,

1

Page 2: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

dan lebih boleh jadi bahwa kita menjumpai campuran

zat-zat yang hanya berbeda sedikit dalam

kecenderungannya untuk beralih dari satu ke lain

pelarut. Jadi, satu transfer tidaklah menimbulkan

pemisahan yang bersih (Makhmud, 2001).

Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa.

Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam

suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan

dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang

pada dasarnya tidak saling bercampur dan menimbulkan

perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke

dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan

dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong

pemisah selama beberapa menit (Shevla, 1985).

Ada beberapa metode sederhana yang dapat

dilakukan untuk mengambil komponen berkhasiat ini;

diantaranya dengan melakukan perendaman, mengaliri

simplisia dengan pelarut tertentu ataupun yang lebih

2

Page 3: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

umum dengan melakukan perebusan dengan tidak melakukan

proses pendidihan (Makhmud, 2001).

Adapun tujuan dilakukan ekstraksi adalah agar

kita dapat mengetahui cara penarikan zat yang dapat

larut (komponen kimia) dari bahan yang tidak dapat

larut (serbuk simplisia) dengan pelarut cair.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk

melakukan penyarian kandungan kimia dari daun Awar-

awar (Ficus septica Burm. F).

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk

melakukan penyarian kandungan kimia yang terdapat

pada daun Awar-awar (Ficus septica Burm. F) dengan

metode maserasi.

BAB II

3

Page 4: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

Regnum : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Subdivisi : Spermatophytina

Clas : Magnoliopsida

Order : Rosales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus septica Burm. F (www.ITIS.gov)

2. Morfologi Tanaman

Jenis perdu atau pohon kecil, tinggi antara

100-150 cm. Kulit batang berwarna abu-abu putih.

Kedudukan daun berseling, bentuknya menjorong-

melonjong-membulat telur. Permukaan daun atas

mengkilat. Ukuran daun 8-30 x 6-20 cm. Buah semu di

4

Page 5: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

ketiak daun yang luruh, bentuk buah membulat

gepeng, warna buah hijau muda atau hijau keabu-

abuan. Habitat hutan primer, hutan sekunder dan

semak belukar (Harada, 2006).

3. Aktivitas Biologi

Manfaat daun Awar-awar untuk terapi, antara

lain sebagai obat penyakit kulit, radang usus

buntu, mengatasi bisul, mengatasi gigitan ular

berbisa dan sesak nafas. Sedangkan akar digunakan

sebagai penawar racun (ikan), penanggulangan asma.

Getahnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-

bengkak dan kepala pusing. Buahnya biasa digunakan

sebagai pencahar (Kinho, 2011).

4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada daun, buah, dan akar Ficus

septica adalah saponin dan flavonoid, disamping itu

5

Page 6: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

buahnya, mengandung alkaloid dan tanin, sedangkan

akarnya mengandung senyawa polifenol (Kinho, 2011).

B. Ekstraksi

1. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penarikan zat

aktif dari simplisisa nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua

atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan (Tobo, 2001).

2. Dasar pemilihan Metode Ekstraksi

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk

mengambil komponen berkhasiat dalam tanaman,

diantaranya dengan melakukan perendaman, mengaliri

simplisia dengan pelarut tertentu ataupun yang

lebih umum dengan melakukan perebusan dengan tidak

melakukan proses pendidihan serta dengan memanaskan

6

Page 7: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

cairan penyari bersama dengan simplisia yang akan

diambil sarinya (Adrian, 2000).

Pemilihan metode penyarian ditentukan oleh

karakteristik simplisia yang akan diambil sarinya

dan sifat komponen kimia yang dikandung oleh

simplisia tersebut. Penyarian disamping

memperhatikan sifat fisik simplisia dan sifat

komponen kimia yang dikandung (zat aktifnya), harus

juga memperhatikan zat – zat yang sering terdapat

dalam simplisia seperti protein, karbohidrat,

lemak, getah dan gula (Adrian, 2000).

3. Tujuan Ekstraksi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua

komponen kimia yang terdapat dalam simplisia dengan

menggunakan pelarut organik tertentu. Ekstraksi ini

didasarkan pada perpindahan massa komponen zat

padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai

terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi

7

Page 8: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

masuk ke dalam pelarut. Prosesnya adalah sebagai

berikut : pelarut organik akan menembus dinding sel

dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan terelarut sehingga terjadi

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dan pelarut organik di luar sel. Maka

larutan terpekat akan berdifusi keluar sel, dan

proses ini berulang terus sampai terjadi

keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam

dan diluar sel (Sudjadi, 1986).

Tujuan dari dilakukannya ekstraksi atau

penyarian adalah untuk menarik zat aktif atau

komponen kimia yang terdapat pada simplisia atau

bahan alam, baik berupa zat aktif yang dapat larut

maupun zat yang tidak larut seperti serat,

karbohidrat, protein dan lain-lain (Adrian, 2000).

Secara umum dapat dibagi empat tujuan

ekstraksi (Hostettmann,1995):

8

Page 9: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

a. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk

diekstraksi dari organisme dalam kasus ini,

prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti

dan dibuat modifikasi dan sesuai untuk

pengembangan proses atau menyesuaikannya dengan

kebutuhan pemakai.

b. Bahan dapat diperiksa untuk menemukan senyawa

kimia tertentu misalnya alkaloid,

flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia

sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya

belum diketahui. Dalam situasi seperti ini metode

umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia

yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal

ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografi

yang sesuai untuk senyawa kimia tersebut.

c. Organisme digunakan dalam pengobatan tradisional,

dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya

Traditional Chinese Medicine (TCM) seringkali

9

Page 10: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan

dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat.

d. Sifat senyawa kimia yang akan diisolasi belum

ditemukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi

ini (utamanya dalam program screening) dapat

timbul jika tujuannya adalah untuk menguji

organisme, baik yang dipilih secara acak atau

didasarkan pada penggunaan tradisional untuk

mengetahui senyawa dengan aktivitas khusus. Oleh

karena itu perlu pemilihan metode ekstraksi yang

sesuai untuk bioassay yang juga mencoba

mengekstraksi sebanyak mungkin tipe senyawa

kimia.

4. Jenis-jenis ekstraksi

Pembagian metode ekstraksi (Anonim, 2013)

a. Berdasarkan perbedaan suhu

1. Penyarian panas : Destilasi uap air, Reflux

10

Page 11: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

2. Penyarian dingin : Maserasi, Perkolasi, dan

Soxhlet

b. Didasarkan proses tersarinya Senyawa aktif

1. Berkesinambungan : Perkolasi, Soxhletasi, dan

Refluks

2. Tidak berkesinambungan : Maserasi, destilasi

uap air

5. Cara-Cara Ekstraksi

a. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang

sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari

(Ditjen POM, 1986).

10 bagian simplisia dengan derajat halus

yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian

dituangi dengan 75 bagian cairan penyari,

11

Page 12: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung

dari cahaya, sembil berulang-ulang diaduk.

Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas.

Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk

dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari

sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan

ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2

hari. Kemudian endapan dipisahkan (Ditjen POM,

1986).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang

dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi

(Ditjen POM, 1986).

Dibasahi 10 bagian simplisia atau campuran

simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan

2.5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, lalu

dimasukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-

12

Page 13: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

kurangnya selama 3 jam. Kemudian massa

dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam

percolator sambil tiap kali ditekan hati-hati.

Selanjutnya dituangi dengan cairan penyari

secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di

atas simplisia masih terdapat selapis cairan

penyari. Kemudian percolator ditutup dan

dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya cairan

dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per

menit dan ditambahkan berulang-ulang cairan

penyari secukupnya sehingga selalu terdapat

selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga

jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir

diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat

kemudian disuling atau diuapkan dengan tekanan

rendah pada suhu tidak lebih dari 50oC hingga

konsistensi yang dikehendaki. Pada pembuatan

ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama

13

Page 14: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

dipisahkan, perkolat selanjutnya dicampurkan ke

dalam perklolat pertama (Ditjen POM, 1986).

c. Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia

secara berkesinambungan, cairan penyari

dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari

terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh

pendingin balik dan turun menyari simplisia

dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke

dalam labu alas bulat setelah melewati pipa

sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian

zat aktif sempurna yang ditandai dengan

beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon

atau jika diidentifikasi dengan kromatografi

lapis tipis tidak memberikan noda lagi (Tobo,

2001).

Sampel atau bahan yang akan diekstraksi

terlebih dahulu diserbukkan dan ditimbang

14

Page 15: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

kemudian dimasukkan ke dalam klongsong yang

telah dilapisi dengan kertas saring sedemikian

rupa (tinggi sample dalam klongsong tidak boleh

melebihi pipa sifon). Selanjutnya labu alas

bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai

kemudian ditempatkan di atas water bath atau

hiting mantel dan diklem dengan kuat kemudian

klongsong yang telah diisi sample dipasang pada

labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem dan

cairan penyari ditambahkan untuk membasahkan

sample yang ada dalam klongsong. Setelah itu

kondensor dipasang tegak lurus dan diklem pada

statif dengan kuat. Aliran air dan pemanas

dijalankan hingga terjadi proses ekstraksi zat

aktif sampai sempurna (biasanya 20-25 kali

sirkulasi). Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan

dan dipekatkan dengan rotavapor (Ditjen POM,

1986).

15

Page 16: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Proses sokletasi berguna untuk ekstraksi

sempurna dari sampel tanaman dengan pelarut

khusus, contohnya untuk membebaslemakkan atau

jika diinginkan koponen khusus 100 %. Proses

soklet ini juga berguna untuk jika diinginkan

ekstraksi sempurna yang berkelanjutan

menggunakan suatu seri pelarut yang kepolaran

meningkat, misalnya heksana, kloroform,

methanol, air. Namun, perlu untuk mengeringkan

sampel tanaman pada saat pergantian pelarut

untuk mencegah terbawanya sisa-sisa pelarut ke

pelarut selanjutnya (Ditjen POM, 1986).

d. Refluks

Cara ini termasuk cara ekstraksi

berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi

direndam dalam cairan penyari dalam labu alas

bulat yang dilengkapi dengan pendingin tegak,

kemudian dipanaskan sampai mendidih cairan

16

Page 17: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

penyari akan menguap, uap tersebut diembunkan

oleh pendingin tegak dan turun kembali menyari

zat aktif dalam simplisia demikian seterusnya.

Ekstraksi secara refluks biasanya dilakukan

selama 3 x 4 jam (Tobo, 2001).

Sampel yang biasa diekstraksi dengan

metode refluks adalah yang mempunyai komponen

kimia yang tahan terhadap pemanasan dan

mempunyai tekstur yang keras seperti akar,

batang, buah/biji dan herba (Ditjen POM, 1986).

Sampel atau bahan yang akan diekstraksi

ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu alas

bulat dan diisi dengan cairan penyari yang

sesuai misalnya methanol sampai serbuk simplisia

terendam kurang lebih 2 cm di atas permukaan

simplisia, atau 2/3 volume labu, kemudia labu

ala bulat dipasang kuat pada statif dan

ditempatkan di atas water bath atau heating

17

Page 18: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

mantel lalu dipasang kondensor pada labu alas

bulat yang dikuatkan dengan klem dan statif.

Aliran air dan pemanas dijalankan sesuai dengan

suhu pelarut yang digunakan. Setelah 4 jam

dilakukan penyaringan, filtrate ditampung dalam

wadah penampung dan ampasnya ditambah lagi

dengan pelarut dan dikerjakan seperti semula.

Ekstraksi dilakukan 3- 4 jam. Filtrat yang

diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan

rotavapor (Ditjen POM, 1986).

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan

untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai

tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..

Kerugiannya adalah membutuhkan volume total

pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari

operator (Ditjen POM, 1986).

e. Destilasi uap air

18

Page 19: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Destilasi uap adalah metode yang popular

untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial)

dari sampel tanaman. Inin dilakukan beberapa

cara. Salah satu metodenya adalah mencampur

bahan dengan air lalu dipanaskan hingga mendidih

(destilasi dengan air). Uap yang timbul

dikumpulkan dan dibiarkan mengembun dan minyak

terpisah dari air. Tetapi jika minyak tersebut

harus dihindarkan dari pemanasan yang

berlebihan, maka uap dari generator yang

terpisah dapat dibuat dengan melewati sampel

tanaman, yang disuspensikan dalam air tetapi

tidak dipanaskan (destilasi uap air) atau

langsung melewati sampel tanaman yang diletakkan

dalam jarak yang diatur antara pintu masuk uap

dan kondensor (destilasi uap langsung) (Ditjen

POM, 1986).

19

Page 20: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Destilasi uap berpegang pada prinsip

fisika, yaitu jika 2 cairan tidak saling

bercampur digabungkan, tiap cairan bertindak

seolah-olah pelarut itu hanya sendiri, dan

menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari

campuran yang mendidih sama dengan jumlah

tekanan uap parsial, yaitu tekanan yang

digunakan oleh komponen tunggal. Karena

pendidihan yang dimaksud yaitu tekanan uap total

sama dengamtekana atmosfer, titik didih dicapai

pada temperature yang lebih rendah daripada jika

tiap-tiap cairan berada dalam keadaaan murni

(Ditjen POM, 1986).

Metode destilasi uap air diperuntukkan

untuk menyari simplisia yang mengandung minyak

menguap atau mengandung komponen kimia yang

mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara

normal. Pada metode ini uap air digunakan untuk

20

Page 21: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil

uap air tersebut menguap kembali bersama minyak

mengaup dan dikondensasikan oleh kondensor

sehingga terbentuk molekul-molekul air yang

menetes ke dalam corong pisah penampung yang

telah diisi air. Penyulingan dilakukan hingga

sempurna (Tobo, 2001).

Sampel yang akan diekstraksi direndam dalam

gelas kimia selama 2 jam setelah itu dimasukkan

ke dalam bejana B, bejana A diisi air dan pipa-

pipa penyambung serta kondensor dan penampung

corong pisah dipasang dengan kuat. Api Bunsen

bejana A dinyalakan sehingga airnya mendidih dan

diperleh uap air yang selanjutnya masuk ke dalam

bejana B melalui pipa penghubung untuk menyari

sample dengan adanya bantuan api kecil pada

bejana B, minyak menguap yang terlah tersari

selanjutnya mengaup menuju kondensor, karena

21

Page 22: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

adanya pendinginan balik uap dari minyak menguap

ini mengalami yang menetes ke dalam corong pisah

penampung yang telah berisi air (Tobo, 2001).

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: batang pengaduk, corong, gelas kimia, gelas

ukur, kertas saring, labu alas bulat, sendok tanduk,

timbangan, dan toples.

B. Bahan

22

Page 23: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: daun Awar-awar (Ficus septica Burm. F), label,

metanol, dan tissue.

C. Cara Kerja

Metode Maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan

simplisia Awar-awar (Ficus septica Burm. F) dengan derajat

kehalusan tertentu sebanyak 500 g ke dalam bejana

maserasi (toples), kemudian ditambah 500 mL cairan

penyari, ditutup dan dibiarkan selama 3 hari pada

temperatur kamar terlindung dari cahaya, sambil

berulang-ulang diaduk. Setelah 3 hari, disaring ke

dalam bejana penampung, kemudian ampas diperas dan

ditambah cairan penyari lagi secukupnya dan diaduk

kemudian disaring lagi sehingga diperoleh sari yang

maksimal.

23

Page 24: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

No Pengamatan

Sampel

Daun Awar-awar

(Ficus septica Burm. F)

1. Metode ekstraksi Maserasi

2. Bobot sebelum diekstraksi

(g)500 g

3. Bobot ekstrak kering (g) 30 g

4. Susut pengeringan 6 %

5. Jumlah cairan penyari (mL) 500 mL

6. Jumlah ekstrak cair (mL) 380 mL

2. Perhitungan

% Susut Pengeringan = BobotkeringBobotbasahx 100 %

24

Page 25: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

= 40g500g

x100 %

= 6 %

B. Pembahasan

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh

dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisisa nabati

atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan

massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian

hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Ekstraksi adalah suatu proses penarikan zat aktif

dari simplisisa nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi

baku yang telah ditetapkan.

25

Page 26: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Tujuan dilakukannya ekstraksi atau penyarian

adalah untuk menarik zat aktif atau komponen kimia

yang terdapat pada simplisia atau bahan alam, baik

berupa zat aktif yang dapat larut maupun zat yang

tidak larut seperti serat.

Pemilihan metode penyarian ditentukan oleh

karakteristik simplisia yang akan diambil sarinya dan

sifat komponen kimia yang dikandung oleh simplisia

tersebut. Penyarian disamping memperhatikan sifat

fisik simplisia dan sifat komponen kimia yang

dikandung (zat aktifnya),

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi

yaitu, tipe persiapan sample, waktu ekstraksi,

kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut.

Prinsip Maserasi merupakan proses penyarian zat

aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga

hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya,

26

Page 27: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati

dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel

dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi

akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari

dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa

tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam

sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan

penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang

diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Dimana pada percobaan ini dilakukan dengan

penyarian dengan metode maserasi, yaitu dimasukkan

simplisia Awar-awar (Ficus septica Burm. F) dengan derajat

kehalusan tertentu sebanyak 500 g ke dalam bejana

maserasi (toples), kemudian ditambah 500 mL cairan

penyari (metanol), ditutup dan dibiarkan selama 3 hari

pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, sambil

27

Page 28: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

berulang-ulang diaduk. Digunakan metanol karena

metanol bersifat polar dengan maksud untuk menarik

senyawa baik bersifat polar maupun nonpolar. Setelah 3

hari, disaring ke dalam bejana penampung, kemudian

ampas diperas dan ditambah cairan penyari lagi

secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga

diperoleh sari yang maksimal.

Adapun hasil yang diperoleh, yaitu susut

pengeringan adalah 6 % dan jumlah ekstrak cair adalah

380 mL. Artinya dalam sampel tersebut masih terdapat

kandungan air sebanyak 6 %. Sedangkan standar kadar

air suatu simplisia adalah 10 %. Ini berarti simplisia

Awar-awar (Ficus septica Burm. F) telah memenuhi syarat

sebagai simplisia. Begitupun dengan jumlah ekstrak

cair yang diperoleh adalah 380 mL, artinya diperoleh

ekstrak cair yang cukup maksimal.

28

Page 29: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa % susut pengeringan dan jumlah

29

Page 30: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

ekstrak cair yang diperoleh dari simplisia Awar-awar

(Ficus septica Burm. F) adalah 6 % dan 380 mL.

B. Saran

Sebaiknya digunakan metode lain untuk

membandingkan hasil yang diperoleh dengan beberapa

macam metode lain yang digunakan untuk memperoleh

hasil ekstraksi.

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Aderson, R. 1991. Sample Pretreatment and Separation. Miami :USA

Adrian. 2000. Teknik Kromatografi. Penerbit Andi :Yogyakarta.

Anonim. 2013. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI :Jakarta.

Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. TumbuhanObat Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia.PALMedia creative pro: Bandung

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun cara modernmenganalisa tumbuhan. Terbitan Kedua. TerjemahanKosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.ITB : Bandung

Hostettmann. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. ITB : Bandung.

Kinho, Julianus Dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di SulawesiUtara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan : Manado

Makhmud, AI. 2001. Metode Pemisahan. Departemen FarmasiFakultas Sains Dan tekhnologi, UniversitasHasanuddin : Makassar.

Shevla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.Cetakan Pertama. Penerbit PT Kalman Media Pustaka :Jakarta

Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. UGM Press :Yogyakarta.

31

Page 32: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.Universitas Hasanuddin : Makassar.

www.ITIS.gov

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Simplisia Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

Bejana maserasi (toples)

Ditambah cairan penyari

Dibiarkan selama 3 hari → Diaduk secara berulang-ulang

Disaring ke dalam bejana penampung

32

Page 33: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

Ampas diperas

Ditambah cairan penyari lagi secukupnya

Diaduk → Disaring lagi

Diperoleh sari yang maksimal

Dipekatkan dengan rotavapor

B. Gambar Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

1. Daun

33

Page 34: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

2. Simplisia

3. Ekstrak cair

34

Page 35: Laporan Estraksi Daun Awar-Awar

Ekstraksi

2013

35