DIURETIKAI. TujuanMelihat sediaan uji yang mempunyai aktivitas
diuretik dengan melihat volume urin yang diekskresikan oleh tikus
setelah diberi Lasix (Furosemide) dan Aquabidest.II. Dasar
TeoriDiuretika merupakan suatu jenis obat yang berfungsi untuk
menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis memiliki dua
pengertian, yang pertama diuresis menunjukkan adanya penambahan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua diuresis menunjukkan
jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi
utama dari diuretika adalah untuk memobilisasi cairan oedema, yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga
volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal (Permadi, 2009).Obat
diuretika bekerja pada segmen tubulus ginjal yang berbeda-beda,
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tempat Kerja Berbagai Obat Diuretika Pada Tubulus
Ginjal (Katzung, dkk., 2009)
Berdasarkan tempat kerjanya, diuretik dibagi menjadi 5 golongan,
yaitu
1. Diuretika osmotik
Tubulus proksimal dan loop Henle descending adalah bebas
permeabel ke air. Agen osmotik aktif yang disaring oleh glomerulus
tetapi tidak diserap menyebabkan air harus dipertahankan pada
bagian ini dan mempromosikan diuresis air dan dapat digunakan untuk
mengurangi tekanan intrakranial dan untuk mempromosikan penghapusan
cepat racun pada ginjal. Salah satu jenis dari obat ini adalah
manitol. Manitol sulit diserap oleh saluran pencernaan, dan apabila
diberikan secara oral dapat menyebabkan diare osmotik. Untuk efek
sistemik, manitol harus diberikan secara parenteral. Manitol tidak
dimetabolisme dan diekskresikan oleh filtrasi glomerulus dalam
waktu 30-60 menit. Diuretika osmotik memiliki pengaruh besar pada
tubulus proksimal dan loop Henle descending. Melalui efek osmotik,
mereka juga melawan aksi ADH di tubulus pengumpul . Kehadiran zat
terlarut tetapi tidak dapat direabsorpsi seperti manitol dapat
mencegah penyerapan air. Akibatnya, volume urin meningkat (Katzung,
dkk., 2009).2. Diuretika golongan penghambat enzim karbonik
anhidrase
Karbonat anhidrase banyak terdapat pada nefron, tetapi lokasi
utama dari enzim ini adalah membran luminal PCT di mana akan
mengkatalisis dehidrasi H2CO3. Dengan menghalangi enzim karbonat
anhidrase, inhibitor akan memblok reabsorpsi NaHCO3 dan menyebabkan
diuresis.Penghambat anhidrase karbonat diserap dengan baik pada
pemberian oral. Peningkatan pH urine dari HCO3 yang jelas dalam
waktu 30 menit, dan maksimal pada 2 jam, dan berlangsung selama 12
jam setelah dosis tunggal. Salah satu contoh dari obat ini adalah
asetazolamid (Katzung, dkk., 2009).
3. Diuretika golongan tiazid
Diuretika golongan tiazid muncul dari upaya untuk mensintesis
lebih kuat dari inhibitor karbonat anhidrase. Diuretika jenis
tiazid akan menghambat transportasi NaCl terutama di tubulus
kontortus distal. Namun, beberapa anggota kelompok ini
mempertahankan aktivitas penghambatan karbonat anhidrase. Salah
satu jenis obat golongan ini adalah hydrochlorothiazide (HCT).
Semua diuretik golongan tiazid dapat diberikan secara oral, tetapi
terdapat perbedaan dalam proses metabolisme. Chlorothiazide sangat
tidak larut dalam lemak dan harus diberikan dalam dosis yang
relatif besar sehingga diberikan secara parenteral. Semua diuretika
golongan tiazid disekresikan oleh sistem sekresi asam organik dalam
tubulus proksimal dan bersaing dengan sekresi asam urat, sehingga
dapat meningkatkan kadar asam urat serum (Katzung, dkk., 2009).4.
Diuretika Hemat Kalium
Diuretika hemat kalium mencegah sekresi K+ oleh efek antagonis
aldosteron pada distal akhir dan tubulus pengumpul. Penghambatan
dapat terjadi oleh reseptor antagonis langsung mineralokortikoid
(spironolakton, eplerenone) atau dengan menghambat masuknya Na+
melalui saluran ion pada membran luminal (amilorid, triamterene).
Diuretika hemat kalium mengurangi penyerapan Na+ dalam tubulus
pengumpul dan saluran. penyerapan Na+ dan sekresi K+ di tempat ini
diatur oleh aldosteron. Antagonis aldosteron mengganggu proses ini.
Efek yang sama diamati dengan penanganan H+ oleh sel-sel yang
diselingi dari tubulus pengumpul, dan sebagian menjelaskan
terjadinya asidosis metabolik (Katzung, dkk., 2009).5. Diuretika
Loop
Diuretika loop selektif menghambat reabsorpsi NaCl di TAL.
Karena daya serap besar NaCl segmen ini dan fakta bahwa tindakan
diuretik obat ini tidak dibatasi oleh. Diuretika loop adalah agen
diuretik yang paling efektif digunakan. Jenis obat dalam kelompok
ini adalah furosemide dan asam etakrinat. Diuretika loop cepat
diserap dan dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi glomerular dan
sekresi tubular. Penyerapan torsemide secara oral lebih cepat (1
jam) dibandingkan dengan furosemide (2-3 jam) dan hampir serupa
dengan pemberian intravena. Durasi efek untuk furosemide biasanya
2-3 jam dan torsemide adalah 4-6 jam. Diuretika loop menghambat
NKCC2 , luminal Na+/K+/2Cl, ransporter di TAL loop Henle . Dengan
menghambat transporter ini, diuretika loop dapat mengurangi
reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensi lumen-positif yang
berasal dari reabsorpsi K+. Diuretika loop juga telah digunakan
untuk menginduksi ekspresi dari salah satu cyclooxygenases (COX-2),
yang berpartisipasi dalam sintesis prostaglandin dari asam
arakidonat. Furosemide dapat meningkatkan aliran darah ginjal.
(Katzung, dkk., 2009).Furosemida termasuk golongan diuretik loop
(Kee dan Hayes, 1996). Obat-obat dalam golongan diuretik loop
sangat poten dan menyebabkan penurunan jumlah air dan elektrolit
dalam jumlah besar. Efek dari diuretik kuat berkorelasi dengan
dosis, yaitu dengan meningkatnya dosis, efek diuretik kuat lebih
berpotensi daripada tiazid dan respon obat ini juga meningkat (Kee
dan Hayes, 1996).Furosemida (Lasix) dapat meningkatkan ekskresi
kalsium. Obat ini digunakan secara peroral dengan dosis 20-80
mg/hari dan secara intravena 20-40 mg, disuntikkan perlahan-lahan
selama 1-2 menit. Dosis maksimum dari furosemida adalah 600mg/hari.
Pemakaian Furosemida adalah untuk edema paru-paru dan perifer
akibat penyakit jantung koroner, hipertensi, payah ginjal tanpa
anuria dan hiperkalsemia (Kee dan Hayes, 1996).
Gambar 2. Struktur Kimia Furosemide (Katzung, dkk., 2009)III.
Alat dan Bahan3.1 Alat
1. Timbangan tikus atau mencit
2. Gelas ukur
3. Kandang metabolism untuk tikus atau mencit
4. Alat sonde
5. Jarum suntik
6. Alat-alat gelas lain sesuai kebutuhan
3.2 Bahan1. Lasix (furosemida). 2. Aquabidest3.3 Hewan CobaTikus
putih jantan galur Wistar sehat (bobot tubuh 150-200 g) atau mencit
putih jantan galur Webster sehat (bobot 18-22 g).
IV. Prosedur Percobaan1. Sebelum percobaan dimulai, tikus
dipuasakan makan dan minum selama 18 jam. Pada hari percobaan,
tikus diberi air sebanyak 3 mL secara oral.
2. Tikus erlakuan diinjeksikan furosemida dan tikus kontrol
tidak diberikan apa-apa. p
3. Tikus diobservasi dalam kadang metabolism individual dan
volume urin yang diekskresikan dicatat setiap 15 menit selama 1
jam.
V. Data Pengamatan5.1 Tabel Pengamatan Kelompok Satu
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Aquabidest----
5.2 Tabel Pengamatan Kelompok Dua
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Furosemid 0,2 mL2 tetes311
5.3 Tabel Pengamatan Kelompok Tiga
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Furosemid 0,4 mL1,51,71,40,5
5.4 Tabel Pengamatan Kelompok Empat
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Furosemid 0,6 mL3451,6
5.5 Tabel Pengamatan Kelompok Lima
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Furosemid 0,8 mL11,510,50,5
5.6 Tabel Pengamatan Kelompok Enam
ObatVolume urine yang dikeluarkan (mL)
15304560
Furosemid 0,8 mL22,12,22,52
VI. Perhitungan
6.1 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Aquabidest
(Sebagai control, tidak ada aktivitas diuretika)
6.2 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Furosemid 0,2
mL
Menit ke 15
Diketahui:
VUT = 2 tetes ~ 0,5 mL
VCB = 0,2 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 30
Diketahui:
VUT = 3 mL
VCB = 0,2 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 45
Diketahui:
VUT = 1 mL
VCB = 0,2 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 60
Diketahui:
VUT = 1 mL
VCB = 0,2 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Tabel Hubungan Aktivitas Diuretik terhadap Waktu
Waktu (menit)Aktivitas Diuretik
15250%
301500%
45500%
60500%
6.3 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Furosemid 0,4
mL
Menit ke 15
Diketahui:
VUT = 1,5 mL
VCB = 0,4 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 30
Diketahui:
VUT = 1,7 mL
VCB = 0,4 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 45
Diketahui:
VUT = 1,4 mL
VCB = 0,4 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 60
Diketahui:
VUT = 0,5 mL
VCB = 0,4 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Tabel Hubungan Aktivitas Diuretik terhadap Waktu
Waktu (menit)Aktivitas Diuretik
15375%
30425%
45350%
60125%
6.4 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Furosemid 0,6
mL
Menit ke 15
Diketahui:
VUT = 3 mL
VCB = 0,6 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 30
Diketahui:
VUT = 4 mL
VCB = 0,6 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 45
Diketahui:
VUT = 5 mL
VCB = 0,6 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 60
Diketahui:
VUT = 1,6 mL
VCB = 0,6 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Tabel Hubungan Aktivitas Diuretik terhadap Waktu
Waktu (menit)Aktivitas Diuretik
15500%
30666,67%
45833,33%
60266,67%
6.5 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Furosemid 0,8
mL1 Menit ke 15
Diketahui:
VUT = 1,5 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 30
Diketahui:
VUT = 1 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 45
Diketahui:
VUT = 0,5 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 60
Diketahui:
VUT = 0,5 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Tabel Hubungan Aktivitas Diuretik terhadap Waktu
Waktu (menit)Aktivitas Diuretik
15187,5%
30125%
4562,5%
6062,5%
6.6 Perhitungan Aktivitas Diuretik pada pemberian Furosemid 0,8
mL2 Menit ke 15
Diketahui:
VUT = 2,1 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 30
Diketahui:
VUT = 2,2 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 45
Diketahui:
VUT = 2,5 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Menit ke 60
Diketahui:
VUT = 2 mL
VCB = 0,8 mL
Ditanyakan:
Aktivitas diuretik = ?
Jawab:
Tabel Hubungan Aktivitas Diuretik terhadap Waktu
Waktu (menit)Aktivitas Diuretik
15262,5%
30275%
45312,5%
60250%
6.7 Kurva Hubungan Aktivitas Diuretika Terhadap Waktu
VII. Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
untuk menguji aktivitas diuretik dengan melihat volume urin yang
dieksresikan oleh hewan uji (tikus) setelah diberi lasix
(furosemida). Sesaat sebelum disuntikkan dengan furosemid. Tujuan
diberikannya air pada tikus adalah agar tikus memiliki cairan yang
dapat dikeluarkan ketika diberi obat diuretik, dan untuk mencegah
tikus mengalami dehidrasi setelah kehilangan cairan. Tikus
perlakuan diinjeksikan furosemide dengan dosis yang bervariasi
secara intraperitoneal. Volume urin yang diekskresikan oleh tikus
diobservasi kemudian dicatat setiap 15 menit selama 1 jam (60
menit). Percobaan ini dilakukan pada 6 kelompok yang diberikan
jenis obat sama dengan kadar yang berbeda. Pada kelompok I, tikus
yang diinjeksikan aquabidest sebanyak 5 ml yang digunakan sebagai
kontrol secara intraperitoneal tidak menghasilkan volume urine
selama 1 jam. Jadi volume urine yang dikeluarkan adalah 0 ml.
Aquabidest termasuk obat diuretik yang lemah sehingga tidak mampu
mengeluarkan cairan pada tikus dalam waktu 1 jam. Percobaan yang
dilakukan pada kelompok II, setelah tikus diinjeksikan dengan obat
furosemide dengan konsentrasi 0,2 ml menghasilkan volume urine pada
menit ke-15 sebanyak beberapa tetes, pada menit ke-30 menit
sebanyak 3 ml, dan pada menit ke-45 dan ke-60 sebanyak 1 ml. Hal
ini menunjukkan bahwa obat furosemid bekerja paling efektif sebagai
obat diuretik pada menit ke-30. Percobaan yang dilakukan pada
kelompok III, obat yang diinjeksikan pada tikus percobaan adalah
furosemide dengan volume 0,4 ml menghasilkan volume urine pada
menit ke-15 sebanyak 1,5 ml, pada menit ke-30 menit sebanyak 1,6
ml, dan pada menit ke-45 sebanyak 1,4 ml dan menit ke-60 sebanyak 5
ml. Jadi obat dengan volume 0,4 ml mempunyai keefektifan kerja pada
menit ke-60 atau obat ini efektif dalam mengekskresikan cairan dari
tikus setelah 60 menit.Pada kelompok IV, tikus yang diinjeksikan
dengan 0,4 mL furosemid, pada 15 menit pertama urin yang
diekskresikan sebanyak 1,5 mL, 15 menit berikutnya (30 menit) urin
yang diekskresikan sebanyak 1,7 mL, 15 menit berikutnya (45 menit)
urin yang diekskresikan sebanyak 1,4 mL, 15 menit berikutnya (60
menit) urin yang diekskresikan sebanyak 0,5 mL. Total jumlah urin
yang diekskresikan setelah 60 menit pada injeksi furosemid sebesar
5,1 mL. Berdasarkan data pengamatan, urin yang dikeluarkan paling
banyak setelah 30 menit adalah pada pemberian injeksi furosemid.
Hal ini menunjukkan bahwa obat furosemid bekerja paling efektif
sebagai obat diuretik setelah 30 menit, karena furosemida termasuk
golongan diuretik kuat yang bekerja pada lengkung Henle (Kee dan
Hayes, 1996). Pada percobaan kelompok V, tikus yang diinjeksikan
dengan furosemid dengan volume 0,8 mL (I), pada 15 menit pertama
urin yang diekskresikan sebanyak 1,5 mL, 15 menit berikutnya (30
menit) urin yang diekskresikan sebanyak 1,0 mL, 15 menit berikutnya
(45 menit) urin yang diekskresikan sebanyak 0,5 mL, 15 menit
berikutnya (60 menit) urin yang diekskresikan sebanyak 0,5 mL.
Total jumlah urin yang diekskresikan setelah 60 menit pada injeksi
furosemid 0,8 mL (I) sebesar 3,5 mL. Pada percobaan kelompok VI,
tikus yang diinjeksikan dengan furosemid dengan kadar 0,8 mL (II),
pada 15 menit pertama urin yang diekskresikan sebanyak 2,1 mL, 15
menit berikutnya (30 menit) urin yang diekskresikan sebanyak 2,2
mL, 15 menit berikutnya (45 menit) urin yang diekskresikan sebanyak
2,5 mL, 15 menit berikutnya (60 menit) urin yang diekskresikan
sebanyak 2 mL. Total jumlah urin yang diekskresikan setelah 60
menit pada injeksi furosemid 0,8 mL (II) sebesar 8,8 mL.Furosemid
termasuk obat diuretik kuat karena mengandung furosemida yang
termasuk golongan obat yang memberikan efek diuresis kuat.
Furosemida memiliki 3 target kerja, yaitu pada Loop Henle Ascendens
Medula, Loop Henle Ascendens Cortex, dan Tubulus Distal Proksimal.
Diuretik kuat bekerja dengan menghambat transport klorida terhadap
natrium ke dalam sirkulasi (menghambat absorbsi natrium pasif).
Garam natrium dan air akan keluar bersama dengan kalium, kalsium
dan magnesium. Obat-obat ini hanya memiliki efek sedikit terhadap
gula darah, tetapi kadar asam urat meningkat. Selain itu, obat ini
karena bekerja di tubulus proksimal, maka tidak terjadi absorbsi
air dari urin. Sehingga lebih banyak volume cairan yang dikeluarkan
(Kee dan Hayes, 1996).Obat-obat dalam golongan diuretik kuat sangat
poten dan menyebabkan penurunan jumlah air dan elektrolit dalam
jumlah besar. Efek dari diuretik kuat berkorelasi dengan dosis,
yaitu dengan meningkatnya dosis. Pemakaian Furosemida adalah untuk
oedema paru-paru dan perifer akibat penyakit jantung koroner,
hipertensi, payah ginjal tanpa anuria, dan hiperkalasemia. Dimana
furosemida juga dapat meningkatkan ekskresi kalsium (Kee dan Hayes,
1996). Obat diuretik diberikan pada pasien oedema paru-paru karena
cairan tubuhnya berlebih sehingga perlu diekskresikan agar cairan
dalam tubuh homeostatis dan menghindari gagal jantung. Selain itu,
obat diuretik diberikan pada pasien hipertensi karena kandungan
natrium dalam tubuh menjadi berlebihan. Maka dengan penggunaan obat
diuretik, natrium yang berlebih dapat dikeluarkan melalui ekskresi
urin. VIII. KesimpulanFurosemida merupakan salah satu diuretik kuat
dengan aktivitas diuretik besar dilihat dari volume urin pada tikus
yang diekskresikan setelah 1 jam (60 menit) adalah sebanyak 5,1
mL.DAFTAR PUSTAKAKatzung, Bertram G., Susan B. Masters dan Anthony
J. Trevor. 2009. Basic and Clinical Pharmacology, 11th Edition.
United States: McGraw-Hill.
Kee, Joyce L. dan Hayes, Evelin. 1996. Farmakologi Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Permadi,
Harnowo. 2009. Petunjuk Praktikum Farmakologi Veteriner II. Bogor:
Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor.
4