This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN CASE 5 NBSS
KATARAK SENILE
Oleh :
1. Ireneu Lestari – 101001130052. Rima Maulina Hanniya – 10100113012
3. Nur Anisa Sukma – 101001130134. Praluki Herliawan – 101001130255. Dini Dwi Nabilah – 10100113033
Disaat keadaan gelap dan terang maka mata akan melakukan adaptasi, maka adaptasi yang dilakukan oleh mata yaitu
- Ukuran pupil yang akan berubah,dimana pupil merupakan lubang dari iris,sedangkan iris terdiri atas struktur otot polos disini ada 2 otot dari iris yang berperan yaitu:
-Otot sirkuler yang akan berkontraksi yang akan terjadi pada cahaya terang sehingga pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata
-Otot radialis yang akan berkontraksi/memendek yang terjadi pada cahaya temaram sehingga ukuran pupil akan membesar untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk
Pupil yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk,sedangkan retina secara normal akan menerima cahaya yang masuk,maka retina memiliki fotoreseptor,yaitu reseptornya untuk cahaya dimana ada dua buah yaitu:
1. Sel Batang : Lebih pipih dan lebih panjang namun tidak selalu demikian d=2-5 mikrometer terdapat fotokimia yaitu rodopsin
2. Sel Kerucut : Memiliki diameter 5-8 mikrometer terdapat fotokimia yaitu pigmen warna
Keduanya memiliki fungsi yang sama namun perbedaannya ketika kecepatan kepekaan terhadap spektrum dimana sel batang lebih peka pada cahaya gelap sedangkan sel batang pada cahaya warna
Struktur dari Sel batang maupun Kerucut:
1.Segment Luar: - Terdiri atas piringan dalam jumlah besar/disc yang merupakan susunan lipatan dari membran sel dimana jumlahnya ada 1000 baik sel kerucut maupun batang
- Rodopsin dan pigmen warna merupakan protein terkonjugasi. Keduanya bergabung dalam piringan dalam bentuk protein transmembran. Didalam piringan itu konsentrasi pigmen fotosensitif ini begitu besar yang beratnya 40% dari segmen luar
2. Segment Dalam : Mengandung sitoplasma dengan organel sitoplasmik biasa, yg terpenting adanya mitokondri yg berfungsi menyediakan energi untuk fotoreseptor terebut
3. Badan Sinaps : Yang berhubungan dengan sel neuron berikutnya, yakni sel horizintal dan sel bipolar
Fotokimia Penglihatan
Baik sel batang maupun kerucut mengandung bahan kimia yang akan terurai bila terpajan cahaya dan dalam prosesnya, akan merangsang serabut-serabut saraf yang berasal dari mata.
Bahan kimia: Rodopsin dan Pigmen kerucut atau Pigmen warna
1. Siklus Penglihatan Rodopsin- Retina, Perangsangan Sel Batang
Rodopsin merupakan kombinasi protein skotopin dengan pigmen karotenoid retinal ( disebut rettine). Retinal tersebut merupakan tipe khusus yang disebut 11-cis retinal. Bentuk cis dari retinal adalah bentuk yang penting sebab hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan skotopsin agar dapat bersintesis menjadi rodopsin
Bila sudah mengabsorbsi energi cahaya, seperti pada gambar dibawah rodopsin akan terurai dalam waktu sepersekian detik. Penyebabnya adalah fotoaktivasi elektron pada bagian retinal dari ropsin. Ropsin akan menyebabkan perubahan segera pada bentuk cis dari retinal menjadi all-trans kemudian all trans akan akan membentuk batorodopsin kemudian dalam nanodetik akan berubah menjadi lumirodopsin sekian mikrodetik akan menjadi metarodopsinI dan dalam beberapa detik menjadi metarodopsin II dimana merupakan rodopsin yg teraktivasi, yg kemudian akan merangsang perubahan elektrik dalam sel batang yang kemudian akan menghantarkan bayangan ke sistem saraf pusat.
Sedangkan ketika tidak ada cahaya maka banyak terjadi pembentukan rodopsin kembali yaitu seperti bagan diatas dimana Rodopsin akan merubah all trans retinal menjadi 11 cis retinal. Dimana proses ini dikatalisis oleh enzim retinal isomerase. Ketika 11 cis retinal terbentuk maka segera akan bergabung dengan skotopsin menjadi rodopsin lagi dimana pembentukannya stabil sampai akhirnya akan terurai ketika ada cahaya seperti yg sudah dijelaskan diatas.
Dalam proses pembentukan rodopsin dibutuhkan Vit.A
Perangsangan Sel Batang Sewaktu Rodopsin diaktivasi oleh cahaya
Dimana ketika terpajan cahaya rodopsin terurai (penguraiannya menurunkan konduktasi membran sel batang untuk ion-ion natrium di segmen luar batang sehingga banyak natrium yang keluar sehingga didalam sel lebih negatif dan terjadi
hiperpolarisasi sedangkan pada saat gelap ion natrium yang telah keluar tadi akan kembali masuk lagi ke sel batang sehingga keadaannya menjadi netral
(gambar lebih jelas ada di guyton)
1. Fotokimia Oleh sel Kerucut
Sel kerucut dengan sel batang memiliki struktur kimia yang sama yang berbeda adalahb bagian proteinnya yaitu opsin yang disebut fotopsin yang beberda dengan. Bagian retinal semua pigmen visual yang ada dalam sel kerucut sama dengan sel batang. Oleh karena itu pigmen warna meruakan kombinasi antara retinal dan fotopsin
Memiliki 3 jenis pigmen warna yatu merah,biru dan hijau sifat absorsinya juga berbeda dengan panjang gelombang yg berbeda-beda ( gambar di guyton)
Adaptasi Gelap- Terang
Bila seseorang berada ditempat yang sangat terang dalam waktu yang lama, maka banyak sekali fotokimia yg ada pada sel batang dan sel kerucut akan terurai seperti yg sudah dijelaskan diatas. Akan diubah menjadi retinal dan opsin
Retinal akan menjadi vit.A dan konsentrasi bahan kimia fotosensitif akan berkurang sehingga sensitifitas terhadap cahaya akan berkurang
Bila seseorang berada di tempat yang remang-remang maka retinal dan opsin akan menjadi pigmen yg peka cahaya vit.A kan menjadi retinal untuk menyediakan pigmen peka cahaya
Opsin akan bergabung dengan retinal
Ketika seseorang dari tempat yg terang dalam beberapa jam terus ke tempat yg gelap maka pada saat awal akan sensintifitas retina sangat rendah namun beberapa saat kemudian dalam waktu 1 menit sensitifitasnya akan meningkat sampai 10 kali lipat dan seterusnya semakin lama semakin meningkat
Differential Diagnosis Visual Impairment
A. Refraction error
Mata yang terdapat refraction error disebut ametropia. Refraction error adalah
gangguan proses refraksi sehingga focus objek yang dilihat tidak jatuh tepat di
retina.
1. Presbiopia
Kehilangan akomodasi karena aging. Terjadi di semua populasi. Orang
dengan mata emmetropia ( tidak ada refraction error) sebelumnya
mulai tidak bisa membaca tulisan kecil di usia 44-46 tahun. Keadaan
memburuk saat cahaya redup, di pagi hari dan saat lelah. Akomodasi
mata akan semakin menurun sampai di usia 55 tahun, kemudian
setelah usia 55 tahun akomodasi mata akan cenderung
stagnan.Dikoreksi dengan lensa plus.
2. Miopia
Keadaan ketika bayangan dari objek yang jauh fokusnya di depan
retina di mata yang unakomodasi. Dikoreksi dengan lensa minus
(spherical concave)
3. Hiperopia/Hipermetropia
Keadaan dimana mata yang unakomodasi focus imagenya jatuh di
belakang retina. Dikoreksi dengan lensa plus.
4. Latent Hiperopia
5. Astigmatism
Mata menghasilkan bayangan yang multifocal point or line karena
focus cahaya yang diterima tidak di satu tempat.
6. Anisometropia
Perbedaan refraction error diantara 2 mata. Bisa menyebabkan
amblyopia atau mata malas sehingga menjadi factor resiko terjadi
scrabismus.
B. Opacity pada refraction media
1. Glaukoma
Adalah keadaan chronic optic neuropathy yang dikarakteristikan dengan
kehilangan lapang pandang yang biasanya berhubungan dengan
meningkatnya tekanan intraocular.
2. Katarak
Suatu keadaan dimana terjadi opacity pada lensa yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan penglihatan.
C. Proses degenerative
Contoh : diabetic retinopathy
D. Anatomical abnormalities
Contoh : terjadi defek saat embriologi mata
Indikasi surgery katarak
1. Subjektif
- Penilaian dari pasien sendiri tentang ketidakmampuannya untuk
melihat
- Persepsi pasien terhadap dampak kataraknya di life-style dan aktivitas
sehari-hari
- Komplain pasien tentang disabling glare
2. Objektif
Biasanya berdasarkan visual acuity dari Snellen chart. Dimana jika visual
acuity <20/50 sebaiknya dilakukan operasi.
3. Edukasi
Pasien harus sudah diedukasi tentang resiko dan manfaar dari operasinya
serta pengobatan alternative lain selain operasi.
Kontraindikasi operasi katarak
1. Pasien tidak mau dioperasi
2. Kacamata atau visual aid memberi fungsional vision yang cukup baik
3. Operasi dinilai tidak akan memperbaiki fungsional vision.
4. Lifestyle pasien tidak terganggu
5. Pasien secara media ‘unfit’
Ketika kedua mata yang terkena katarak harus dioperasi, maka
operasi dianjurkan dilakukan di satu mata terlebih dahulu untuk
berjaga-jaga jika terjadi komplikasi.
Jenis operasi katarak
1. Intracapsular cataract extraction (IKEK)
Prinsip : membuang keseluruhan lensa, termasuk kapsul lensa.
2. Eksracapsular cataract extraction (EKEK)
Prinsip : kapsul lensa tidak dibuang, tetapi digunakan untuk IOL
( Intraokular lens)
a. Small incision cataract surgery
Bagian dari EKEK tetapi dengan insisi yang lebih kecil.
b. Phacoemulsification
Bagian dari EKEK tetapi menggunakan gelombang ultrasonic
untuk memecah nucleus lensa dan kemudian diaspirasi.
Cataract Surgery
Cataract surgery adalah proses pelepasan lensa pada mata (yang juga disebut
dengan "crystalline") yang telah mengalami opasifikasi karena katarak. Perubahan
metabolic pada fiber lensa crystalline dapat berkelanjutan menjadi katarak dan
menyebabkan hilang transparansi dari lensa tersebut sehingga bermanifestasi pada
ganguan atau hilangnya penglihatan. Selama operasi katarak ini, lensa natural dari
pasien yang ‘cloudy’ akan digantikan oleh lensa sintetik untuk memulihkan transparansi
lensa.
Setelah pelepasan dari lensa, kemudian lensa intraocular (IOL) artificial
ditanamkan atau diletakan pada mata. Operasi katarak ini dilakukan oleh
opthalmologist .
Type
Terdapat dua tipe utama dari cataract surgery extraction yang sering digunakan,
yaitu phacoemulsifikasi dan conventional extracapsular cataract extraction (ECCE).
Implantasi IOL pada kedua tipe surgery ini tetap dilakukan. Adapaun beberapa
perbedaannya adalah sebagai berikut :
Phacoemulsifikasi ECCE
Foldable lenses Non-foldable lenses
Ukuran insisi 2-3 mm Ukuran insisi 10-12 mm
Pada kasus ini telah dilakukan cataract surgery tipe phacoemulasifikasi. Berikut
akan dijelaskan lebih dalam mengenai phacoemulsifikasi.
Phacoemulsifikasi
Phacoemulsifikasi adalah prosedur surgery yang menggunakan alat ultrasonic
untuk memecah atau menghilangkan lensa yang “cloudy” (katarak) dan kemudian
menggantinya dengan lensa intraocular artificial. Tujuan nya tentu saja untuk
memperbaiki proses penglihatan pada pasien katarak.
Phacoemulsifikasi merupakan variasi dari extracapsular cataract extraction
dimana lensa dan bagian depan (anterior) capsule dihilangkan. Dalam prosedurnya,
phaco mengunakan alat ultrasonic yang terdapat dua bagian. Terdapat handpiece yang
bagian ujungnya terbuat dari titanium dan terdapat bagian lain yang disebut dengan
‘cracker’ atau ‘chopper’. Alat ini dapat menyalurkan getaran ultrasonic pada frekuensi
40 000 Hz.
Prosedur
1. Persiapan pasien, bagian di sekeliling mata diberikan disinfektan, lalu muka
ditutup mengunakan plastik surgery dan hanya bagian matanya saja yang
terexpose
2. Selama proses operasi, pasien dapat bernapas mengunakan tabung oksigen bila
terjadi kesulitan dalam bernapas. Tekanan darah dan heart rate tetap harus
selalu dipantau.
3. Lakukan anasthesi, biasanya topical (eyedrop) atau via peribulbar atau
retrobulbar dari mata
4. Buka kelopak mata dengan menggunakan lid speculum
5. Dengan menggunakan mikroskop, buat insisi sekitar 3 mm pada daerah limbus
atau periher dari mata, biasanya dari arah temporal
6. Injeksikan viscoelastic (steril eyedrops/methylcellulose viscoelastic) untuk
menjaga agar permukaan ocular tetap moist dan juga untuk menjaga tekanan
intraoccular mata.
7. Lakukan capsulorhexis, yaitu insisi circular pada membran di sekeliling katarak.
Insisi biasanya dimulai pada limbus atau di bagian peripheral kornea baik,
superior maupun temporal
8. Anterior capsule diangkat
9. Dengan menggunakan alat phaco yang pada bagian ujungnya terbuat dari
titanium (phaco tip) diarahkan ke kornea, kemudian dengan getaran ultrasonic
tersebut nantinya dapat mengemulsifikasi lensa katarak dan kemudian
dihilangkan dengan proses suction (aspirasi). Posterior capsule tetap
dipertahankan untuk menyokong IOL artificial
10. Kemudian, nukleus dan kortex dari lensa dihilangkan
11. Folded intraocular lens kemudian dimasukan dengan menggunakan injector.
Folded ocular brarti menunjukan bahwa insisi yang dibuat tidak perlu terlalu
besar. Setelah dimasukan kemudian diletakan pada “capsular bag” yang telah
kosong dengan juga di sokong oleh posterior capsule yang masih utuh.
12. Viscoelastic fluid kemudian di sedot kembali.
Hal-hal yang harus diperhatikan pre operasi katarak untuk pasien: 2 minggu sebelum operasi
- Melaksanakan pertemuan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan
fisik termasuk tekanan darah. Pemeriksaan EKG dan x-ray bila belum
pernah dilakukan selama 1 tahun terakhir.
- Pemeriksaan blood count.
- Jika pasien penderita DM, dilaksanakan pembahasan pengonsumsian
insulin sampai hari operasi.
4 hari sebelum operasi
- Menggunakan tetes mata sebagai antiinflamasi dan antibiotik yang telah
diresepkan. Tidak mengkonsumsi aspirin.
1 hari sebelum operasi
- Tidak makan atau minum lewat tengah malam untuk mengosongkan
bladder
- Mempersiapkan orang dewasa yang dapat mengantar pergi dan pulang dari
lokasi operasi.
- Tidak mengkonsumsi alkohol 24 jam sebelum operasi untuk menghindari
pasien mengalami reaksi negatif terhadap anestesi atau obat-obatan lain.
- Melaporkan perubahan kesehatan pada dokter bedah segera, bahkan
perubahan kecil seperti demam, batuk, ruam, merasa dingin, muntah atau
diare. Juga memberitahu jika ada kemungkinan bahwa pasien sedang
hamil.
Hari operasi dan sebelum masuk kamar operasi
- Mandi dan mencuci rambut di pagi untuk meminimalkan resiko infeksi.
Tidak menggunakan lotion ataupun make up dan perhiasan. Kenakan
pakaian longgar, lengan pendek dengan kancing di depan.
- Pasien harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai:
1. Persetujuan tindakan operasi (informed consent)
2. Menganjurkan kepada pasien untuk:
a. Meneruskan / melanjutkan pengobatan sebelumnya, kecuali
obat antikoagulan harus dihentikan selama minimal 3 hari.
b. Mengosongkan kandung kemih dengan tidak minum apapun.
c. Dapat meminum obat anti cemas resep dokter, sedikit minum
air.
d. Jika penderita DM, tidak menguunakan insulin terlebih dahulu.
Jika penderita astma, dapat menggunakan inhaler.
A. Hal-hal yang harus diperhatikan setelah operasi
Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk
bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda
berat selama sekitar satu bulan, olahraga tidak dilakukan selama 3 minggu
(jogging, aerobik, berkebun, berenang).
Tidak mengendarai sepeda motor atau mengenakan make up mata selama 1
minggu.
Tidak mengonsumsi alkohol selama 24 jam pasca operasi.
Diperbolehkan untuk mandi dan mencuci wajah dengan mata tertutup.
Memakai kacamata pelindung ketika tidur. Juga ketika keluar ruangan untuk
mengurangi sensitivitas terhadap cahaya.
Tidak menggosok atau menekan mata.
Tidak membungkuk terlalu dalam .
Tidak menggendong yang berat.
Tidak membaca yang berlebihan.
Tidak mengedan keras sewaktu buang air besar.
Tidak berbaring ke sisi mata yang baru dibedah.
Aktivitas seksual dapat dilakukan 2-3 minggu pasca operasi.
Bepergian dapat dilakukan 1 minggu setelah operasi.
Dapat menggunakan kacamata baca karena dioptri pasca operasi telah berbeda.
Selain itu juga akan diberikan obat untuk :
- Mengurangi rasa sakit pasca anestesi menghilang.
- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu
diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak
sempurna
- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk
mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.
- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.
Hal yang boleh dilakukan antara lain :
o Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan
o Melakukan pekerjaan yang tidak berat
o Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat
kaki keatas.
Komplikasi yang dapat terjadi pasca operasi katarak:
1. Corneal swelling
Merupakan komplikasi yang paling umum terjadi. Hal ini mungkin terjadi jika
kornea memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya disebut Fuchs distrofi,
atau jika katarak itu sangat padat dan sulit untuk dihilangkan. Steroid dan tetes
anti-inflamasi diresepkan setelah operasi katarak biasanya membantu
peradangan ini untuk menyelesaikan tanpa masalah. Obat tetes mata biasanya
dapat ditentukan, meskipun kadang-kadang suntikan steroid atau operasi
diperlukan untuk membantu memperbaiki kondisi.
2. Tekanan intraokular tinggi
Komplikasi lain yang relatif umum pasca operasi adalah tekanan intraokular
tinggi. Selama operasi katarak, ahli bedah menggunakan gel bedah khusus,
yang disebut viscoelastics, untuk membantu melindungi struktur penting dari
mata selama operasi. Kadang-kadang, jumlah kecil dari gel ini dipertahankan
dalam mata setelah operasi. Ketika ini terjadi, sistem drainase mata bisa
menjadi tersumbat, menyebabkan tekanan mata meningkat secara dramatis.
Pengobatan dengan tekanan menurunkan tetes mata biasanya bisa mengatasi
masalah ini, meskipun kadang-kadang sejumlah kecil cairan akan dilepaskan
dari mata oleh dokter bedah untuk membantu dengan cepat menurunkan
tekanan mata. Masalah tekanan mata tinggi seperti ini biasanya sembuh dalam
beberapa hari pertama setelah operasi, kecuali ada masalah lain tekanan mata
yang mendasari untuk menyalahkan, seperti glaukoma, yang mungkin
memerlukan pengobatan yang lebih lama
3. Endophthalmitis
Pada 1 dalam 1000 kasus operasi katarak, infeksi bakteri yang parah mata
dapat terjadi dalam beberapa hari pertama sampai beberapa minggu setelah
operasi dilakukan. Infeksi ini disebut endophthalmitis.
Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah
yang terperangkap dalam kantong kapsuler. Jika tidak ditangani dengan cepat,
hal ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau jarang, bahkan
kehilangan mata.
Pasien operasi katarak biasanya menerima tetes antibiotik yang sangat kuat
pada minggu pertama atau kedua setelah operasi untuk membantu menjaga
terhadap infeksi berat pasca operasi. Jika endophthalmitis terjadi, antibiotik
tambahan biasanya disuntikkan ke mata untuk membantu membersihkan
infeksi.
Penyebab endophthalmitis mungkin berbeda dengan geografi. Di Eropa,
Staphylococcus epidermidis adalah mikroorganisme yang paling umum
menginfeksi. Bakteri ini ditemukan pada kulit kelopak mata normal dan
konjungtiva, dan memasuki mata selama operasi. Namun, di India Selatan,
spesies Nocardia adalah penyebab paling umum dari infeksi. Di Inggris,
sepertiga dari pasien yang menderita komplikasi ini memiliki ketajaman visual
akhir (VA) kurang dari 6/60, dan 13% telah kehilangan semua persepsinya.
4. Inflamasi dan uveitis.
Uveitis mengacu peradangan pada lapisan jaringan mata yang mencakup iris.
5. Retinal swelling / Cystoid macular edema
Pembengkakan retina, yang disebut edema makula, kadang-kadang dapat
terjadi setelah operasi katarak karena peradangan intraokular. Proses bedah
menyebabkan peradangan di dalam mata.
Bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral, makula,
kadang-kadang dapat menjadi bengkak setelah operasi katarak karena
peradangan intraokular.
6. Ablatio retinal / Retinal detachment
Komplikasi yang jarang di mana retina (lapisan sel-sel saraf di dalam bagian
belakang mata) menjadi terpisah dari dinding bagian dalam. Selama operasi
katarak, perubahan tekanan dalam mata kadang-kadang dapat mengakibatkan
air mata kecil terdapat di tepi retina. Jika air mata yang berada di retina itu
berlangsung, ablasi retina dapat terjadi, di mana retina mengelupas dari
dinding di dalam mata. Ablasi retina dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan, dan perbaikan bedah khas diperlukan untuk menyelesaikan
kondisi tersebut.
7. Capsular rupture with or without vitreous loss
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kejadian capsular
ruptue dan kehilangan vitreous tampaknya tinggi. Ha ini terjadi karena
kompleksitas yang lebih besar dari banyak operasi katarak di negara-negara
berkembang, kekurangan spesifik pelatihan, keahlian, atau peralatan yang
digunakan.
8. Posterior vitreous Detachement or Floating (Kekeruhan kapsul posterior)
Bagian belakang mata diisi dengan jelly yang disebut humor vitreous. Pada
usia muda, jelly melekat pada dinding belakang mata. Dengan penambahan
usia, jelly ini menjadi lebih cair dan bisa mulai menjadi terlepas dari dinding
belakang mata.. Operasi katarak kadang-kadang dapat mempercepat proses ini
atau posterior vitreous detachment. Dengan demikian, floaters lebih dapat
dilihat setelah operasi katarak.
9. Pupillary abnormality
Adalah komplikasi pasca operasi katarak yang berhubungan dengan
komplikasi lain misalnya uveitis anterior, glaucoma sekunder, iris prolaps dan
malposisi lensa.
10. Atonic pupil
Keadaan ini terjadi setelah 2 minggu pasca operasi, dan pada hari pertama
pasca operasi biasanya pasien secara normal memiliki pupil yang reaktif.
Etiologi tidak diketahui, tetapi yang paling mungkin adalah berasal dari
sodium hyaluronate yang digunakan pada semua pasien ini menyebabkan
penurunan sementara pasokan darah ke iris oleh faktor mekanis atau oleh
vasokonstriksi yang disebabkan oleh beberapa toksisitas bahan yang
menghasilkan lesi pada sfingter iris.
11. Prolaps iris
Umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang
dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak
sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.
12. Toxic anterior segment syndrome (TASS)
Adalah peradangan intraokular akut disertai dengan menyebar edema kornea
dalam waktu 1-2 hari operasi segmen anterior yang paling sering dikaitkan
dengan operasi katarak.
Interpretasi lab
Visual Acuity
Tajam penglihatan (Visual Acuity) : Untuk menguji ketajaman sentral, sebaiknya
diperiksa dengan optotip Snellen agar teliti. Tetapi bisa juga dengan menghitung jari,
menggerakan tangan atau persepsi sinar. Untuk penggunaan Snellen, tempatkan
pasien pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari chart . Pasien yang menggunakan
kacamata selain jenis kacamata baca harus menggunakan kacamatanya, minta pasien
untuk menutup salah satu matanya, dan mencoba sedapat mungkin membaca baris
huruf yang paling kecil dengan menggunakan mata yang lain.
Catat ketajaman visus seperti yang tercantum di samping baris huruf, ketajaman visus
ditulis dengan 2 angka, misalnya 20/30 bila jarak diukur dengan satuan feet (6/6 jika
jarak diukur dengan satuan meter).
Angka pertama menunjukan jarak antara pasien dan kartu Snellen dan angka kedua
menunjukan jarak mata yang normal dapat melihat baris huruf – huruf tersebut
dengan jelas.
Faktor yang mempengaruhi tajam penglihatan :
a. Sifat fisis mata
Yang meliputi ada tidaknya aberasi, besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi
objek, mekanisme akomodasi.
b. Faktor stimulus
Meliputi kontras / terbentuknya bayangan benda yang berwarna
komplemennya, besar kecilnya stimulus, lamanya melihat , intensitas cahaya.
c. Faktor retina
d. Faktor sistemik
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, TBC.
SynechiaKondisi mata dimana iris melekat pada cornea (anterior synechia) atau iris
dengan capsul mmata (posterior synechia)
Descemet cornea folds
Merupakann hasil dari cornea edema selepas post – operasi katarak
Injection ciliary dan conjunctiva
Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.
- Injeksi/ kongesti adalah terbendungnya pembuluh darah, sehingga terjadi akumulasi eritrosit dalam darah yang diakibatkan adanya gangguan sirkulasi pada pembuluh darah.
- Timbul jika dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan kapiler dengan terbukanya kapiler – kapiler yang tidak aktif. Dilatasi pembuluh darah ini disebabkan oleh lepasan zat – zat vasoaktif
Opaque
Lensa mata tidak transparan
Occular Motility
Pergerakan bola mata oleh otot – otot mata
IOL (IntraOcular Lens) Pseudophakia
Lensa implan pada mata untuk menyembuhkan katrak atau myopia sedangkan
pseudophakia merupakan substitusi dari natural crystalline lens
Jadi pseudophakic IOL’s merupakan squantial step setelah membuang lensa
yang terkena katarak dan tujuannyaa untuk menyembuhkan atau mengganti
lensa yang sudah terkena katarak
Flare cell”s
Merupakan tanda dari proses inflamasi aktif pada cairan aquous humor yang
seharusnya tidak terdapat pada mata orang normal, biasanya flare cell’s ini
merupakan molekul protein yang keluar dari pembuluh darah
Pemeriksaan Pupil
Yang diperhatikan ialah bentuk yang bundar, tepi rata, diameter 2 – 4 mm,
isokor (ukuran kiri dan kanan sama). Perbedaan ukuran pupil 0,25 mm
biasanya sudah bisa dapat dideteksi namun tidak signifikan, perbedaan yang
dianggap signifikan jika lebih atau sama dengan 2 mm.
a. Refleks cahaya langsung : dipakai penlight yang terang, mata disinari
langsung maka pupil akan kontriksi cepat.
b. Refleks cahaya tak langsung : mata yang satu disinari, pupil mata lain
kontriksi.
c. Refleks konvergensi : pasien melihat jauh, jari pemeriksa diletakkan kira
– kira 30 cm didepan mata pasien, lalu pasien disuruh melihat jari
pemeriksa, maka tampak kedua mata akan konvergensi, akomodasi dan
kedua pupil kontriksi.
Mr. Andy, 57 Tahun
Faktor Resiko : Usia
Densitas Epitel Lensa Yellow Pigmen Densitas Fiber Central Nucleus