Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul “Ca Paru” adapun tujuan membuat makalah ini adalah untuk melengkapi tugas tutorial blok sistem respirasi. Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari buku panduan serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema makalah ini. Sesuai pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Jambi, September 2014 penulis
34

Laporan CA Paru

Jan 17, 2016

Download

Documents

Laporan/makalah kanker paru
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul Ca Paru adapun tujuan membuat makalah ini adalah untuk melengkapi tugas tutorial blok sistem respirasi.Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari buku panduan serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema makalah ini. Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Jambi,September 2014

penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Kanker parumerupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru paru yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanhyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden kanker paru umumnya terjadi antara usia 55-65 tahun.Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru dengan kasus pada tuan F. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut :1. Konsep Dasar Kanker Parua. Apa definisi dari Kanker Paru ?b. Apa etiologi dari Kanker Paru ?c. Apa saja gejala dari Kanker Paru ?d. Apa saja klaasifikasi dari Kanker Paru ?e. Bagaimana patofisiologi/WOC pada Kanker Paru ?2. Konsep Asuhan keperawatan secara teoritisa. Pengkajianb. Analisa datac. Diagnosa Keperawatand. Rencana asuhan keperawatan3. Apa saja klasifikasi istilah dan identifikasi masalah berdasarkan skenario kasus Kanker paru ?4. Bagaimana asuhan keperawatan berdasarkan skenario kasus Kanker paru ?

1.3 Tujuan Masalah1. Tujuan UmumMengetahui bagaimana penyakit kanker paru dan proses asuhan keperawatan pada pasien kanker paru.2. Tujuan khususa. Mengidentifikasi konsep Kanker Paru meliputi definisi, etiologi, gejala,, patofisiologib. Mengidentifikasi proses keperawatan pada Kanker Paru Mengetahui pengkajian pada pasien Kanker Paru Mengetahui analisa data pada pasien Kanker Paru Mengetahui diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien dengan Kanker Paru, tujuan dan kriteria hasil Mengetahui intervensi keperawatan dari pasien dengan Kanker Paru

1.4 Manfaat1. Mahasiswa mampu memahami penyakit Kanker Paru sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah sistem respirasi2. Mahasiswa mampu mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktek di rumah sakit.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiKanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena profilerasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. Istilah kanker mengacu pada lebih dari 100 bentuk penyakit. Meskipun setiap kanker memiliki ciri unik, kanker muncul melalui beberapa proses yang sama yang pada akhirnya bergantung pada perubahan genetik secara krusial. (elizabeth, 2008)Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( Suryo, 2010).

2.2 Etiologi1. MerokokKejadian kanker paru-paru sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Risiko kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-rokok yang dihisap melalui waktu; dokter-dokter merujuk risiko ini dalam hal sejarah merokok bungkus tahunan (jumlah dari bungkus-bungkus rokok yang dihisap per hari dikalikan dengan jumlah tahun-tahun penghisapan). Menghisap pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok. Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen. Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagainitrosaminesdanpolycyclic aromatic hydrocarbons.2. Merokok Pasif Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes. Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok.3. Kanker paru akibat kerja Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.4. Polusi udaraMereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru. 5. GenetikTerdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :Proton oncogen, Tumor suppressor gene,Gene encoding enzyme. Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Banyak studi-studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada saudara-saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah mempunyai kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok6. DietDilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru(Ilmu Penyakit Dalam, 2001).7. Radon gasRadon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di Amerika. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa satu dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat radon gas yang berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana.8. Penyakit-Penyakit ParuKehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan.9. Kekurangan Vitamin A dan CSuatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Pencegahan kanker. Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk mencegah berbagai kanker. Fakta bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel itu sendiri tetap normal. Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan jika kita sedang berusaha memerangi kanker namun menginginkan tubuh yang normal tidak mengalami cedera. Frie dan Lawson berdiskusi seberapa tinggi dosis vitamin C dapat meningkatkan produksi hydrogen peroksida, yang diperkirakan merupakan zat utama yang Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru

2.3 Gejala1) Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.2) Gejala umum.a. Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.b. Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum lelalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

2.4 KlasifikasiKlasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :1. Karsinoma Bronkogenik.a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.2. Karsinoma sel besar.Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat tempat yang jauh. 3. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.4. Lain-laina. Tumor karsinoid (adenoma bronkus).b. Tumor kelenjar bronchial.c. Tumor papilaris dari epitel permukaan.d. Tumor campuran dan Karsinosarkomae. Sarkomaf. Tak terklasifikasi.g. Mesotelioma.h. Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).

2.5 Patofisiologi/ WOC penunjang

2.6 Skenario kasusTn. F 60 thn, tinggal di jln H M.Yusup Nasri RT 7 Talang Banjar Jambi. Masuk rumah sakit tgl 15 desember 2011, dengan keluhan sesak napas, batuk berdarah, batuk kering dirasakn sejak 3 thn terakhir, tetapi batuk menjadi bersputum bau dan berdarah sejak 6 bulan terakhir.keluarga mengatakan klien memiliki riwayat merokok sejak usia 18 tahun, keluarga juga mengatakan Tn.F termasuk perokok berat yang mengkonsumsi 2 bungkus rokok perhari. Klien mengatakan tidak nafsu makan,klien mengatakan sejak 4 bulan terakhir berat badan menurun 4kg, klien juga mengatakan demam sejak 2 hari yang lalu, dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 140/100 mmHg, suhu : 38C, Nadi : 100X/I, RR: 30X/I, klien mengeluh nyeri sampai ketulang, klien juga mengtakan nyeri dada dan sesak. Dari hasil observasi adanya pembesran kelenjar limfe, klien tampak meringis, skla nyeri 8, pada perkusi paru kiri adanya pekak, dari hasil rontgen toraks di temukan gambaran massa padat berukuran 7x7 cm di paru kanan.

2.7 Klasifikasi istilah sulit berdasarkan kasus1. Observasi: pemantauan ketat kondisi pasien tanpa pengobatan sampai gejalanya muncul/ berubah

2. Thorak: rongga dada yang dibungkus oleh iga3. Perkusi: perbuatan mengetuk sesuatu dengan ketukan pendek dan tajam untuk mendengar suara di dalamnya.

4. Pekak: bunyi yang dihasilkan dari pemeriksaan perkusi karena adanya massa padat.

5. Kelenjar limfe: cairan bening yang terdapat didalam limfe.

6. Rontgen: salah satu uji penunjang untuk penegakan diagnose

7. Sputum: cairan kental yg keluar dari slauran pernapasan

2.8 PengkajianIdentitasTanggal masuk: 15 desember 2011Nama: Tn. FUmur: 60 thnJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: jln H M. Yusup Nasri RT 7 Talang Banjar JambiKeluhan utama: sesak napas, batuk berdarah, batuk kering, demam,nafsu makan berkurang.Riwayat KesehatanRiwayat sekarang: sesak napas, batuk kering, batuk bersputum baudan berdarah, tidak napsu makan, demam, nyeri dadaRiwayat dahulu: perokok berat ( merokok sejak usia 18 tahun, 2 bungkus rokok perhari)Riwayat keluarga: -Riwayat pengobatan: -Pola Nutrisi: nafsu makan tidak ada, 4 bulan terakhir BBmenurun 4 kg.Pengkajian FisikSistem pernapasan: sesak napas, batuk kering, batuk bersputum baudan berdarah, nyeri dada dengan skala 8, perkusi paru kiri adanya pekak, pembesaran kelenjar limfe, RR: 30x/ISistem kardiovaskuler: TD: 140/100mmHg, ND : 100x/ISistem Imun: suhu tubuh 38C

2.9 Analisa dataDataPenyebabMasalah Keperawatan

Ds :klien mengatakan batuk kering sejak 3 thn terakhir, tetapi batuk menjadi berdahak bau dan berdarah.klien mengatakan sesak napas.Do :-TD : 140/100 mmHg-ND : 100x/I-RR : 30x/I-adanya pembesaran kelenjar limfe-perkusi paru kiri adanya pekak-rontgen toraks ditemukan gambaran massa padat berukuran 7x7 cm di paru kanan.bersihan jalan napas tidak efektif

Ds :klien mengatakan demam sejak 2 hari yang lalu.Do: suhu tubuh 38C ( suhu normal 36,5 C)Demam (hipertermia)

Ds :klien mengatakan nyeri sampai ketulang.klien mengatakan nyeri dada dan sesak.Do :-skala nyeri 8-klien tampak meringis.

Nyeri

Ds :klien mengatakan tidak napsu makan.Do :Berat badan menurun 4 kg

Gangguan keseimbangan nutrisi

2.10 Diagnosa keperawatan1. Bersihan jalan napas, ketidakefektifan b/d batuk bersputum yang bau dan berdarah2. Hipertermia b/d peningkatan suhu tubuh dari keadaan normal yaitu 38C (Suhu normal 36,5C)3. Nyeri (kronik) b/d perasaan nyeri sampai ketulang dengan skala nyeri 84. Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak nafsu makan sehingga bb menurun 4 kg.

2.11 Rencana asuhan keperawatanDiagnosaTujuanKHIntervensiRasional

Bersihan jalan napas, ketidakefektifan b/d batuk bersputum yang bau dan berdarah.Dengan data :Ds :klien mengatakan batuk kering sejak 3 thn terakhir, tetapi batuk menjadi berdahak bau dan berdarah.klien mengatakan sesak napas.Do :-TD : 140/100 mmHg-ND : 100x/I-RR : 30x/I-adanya pembesaran kelenjar limfe-perkusi paru kiri adanya pekak-rontgen toraks ditemukan gambaran massa padat berukuran 7x7 cm di paru kanan.

Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif.1. Batuk berdahak berkurang/ hilang.2. Batuk berdarah bekurang/ hilang.3. Tanda- tanda vital kembali normal.4. Sesak napas berkurang/ hilang.1. Auskultasi dada untuk karakteristik bunyi nafas dan adanya sekret.

2. Bantu pasien dengan/ instruksikan untuk nafas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi.

3. Observasi jumlah dan karakter sputum/ aspirasi sekret.

4. Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam toleransi jantung.

5. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, dan/ atau analgetik sesuai indikasi.1. Pernafasan bising, ronki, dan mengi menunjukkan tertahannya sekret dan/ atau obstruiksi jalan nafas.2. Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan menmguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret. Penekanan dilakukan oleh perawat.3. Peningkatan jumlah sekret tak berwarna / berair awalnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.4. Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang/ peningkatan pengeluaran.

5. Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan menurunkan viskositas sekret

Hipertermia b/d peningkatan suhu tubuh dari keadaan normal yaitu 38C (Suhu normal 36,5C)Dengan data :Ds :klien mengatakan demam sejak 2 hari yang lalu.Do: suhu tubuh 38C ( suhu normal 36,5 C)Menunjukkan penurunan suhu tubuh, kembali kesuhu normal 36,5 C

1. Klien dapat mengetahui suhu normal tubuhnya.2. Klien Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan dengan peningkatan suhu1. Pantau suhu klien (derajat dan pola); perhatikan menggigil/ diaphoresis2. Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi.

3. Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alkohol.

4. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih5. Anjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat6. Delegatif pemberian antiperatik dan antiseptik

1. Sebagai informasi dasar untukperencanaan awal dan validasi data2. Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.3. Dapat membantu mengurangi demam. Catatan : penggunaan air es/ alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.4. Agar tidak kekurangan cairan dan eletrolit5. Agar keringat tidak mengendap dan penguapan lebih cepat6. Untuk menurunkan panas serta memperkuat pertahanantubuh klien

Nyeri (kronik) b/d perasaan nyeri sampai ketulang dengan skala nyeri 8Dengan data :Ds :klien mengatakan nyeri sampai ketulang.klien mengatakan nyeri napas dan sesak.Do :-skala nyeri 8-klien tampak meringis.

Menunjukkan hilang nya rasa nyeri.1. Klien dapat Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.2. Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik.3. Dapat Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan.1. Tanyakan klien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri. Buat rentang intensitas pada skala 0 10.

2. Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri klien.

3. Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisologi dan psikologi.

4. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.

5. Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan ajarkan penggunaan teknik relaksasiMeningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker. Penggunaan skala rentang membantu klien dalam mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi keefktifan analgesic, meningkatkan control nyeri.2. Ketidaksesuaian antar petunjuk verbal/ non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan/ keefektifan intervensi.3. Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk klien dari pada insisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan mengatasinya.4. Takut/ masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.5. Pemberian kenyaman dan pengalihan terhadap rasa nyeri yang dirasakan klien, membuat klien melupakan nyeri yang dirasakannya.

Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak nafsu makan sehingga bb menurun 4 kg.dengan data :Ds :klien mengatakan tidak napsu makan.Do :Berat badan menurun 4 kg

Menunjukkan peningktan nutrisi/ mengembalikan nutrisi klien dalam keadaan normal.1. BB meningkat2. Nafsu makan klien meningkat3. klien mampu menghabiskan makanan 1 porsi4. Bebas malnutrisi1. Kaji intake klien.

2. Tingkatkan intake makan melalui : Kurangi gangguan dari luar Jaga privasi klien Sajikan makanan dalam kondisi hangat3. Selingi makan dengan minum4. Jaga kebersihan mulut klien

5. Berikan makan sedikit tapi sering6. Kolaborasi dengan ahli gizi1. Sebagai informasi dasar untukperencanaan awal dan validasi data2. Cara khusus tingkatkan nafsu makan

3. Memudahkan makanan masuk

4. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan5. Meningkatkan intake makanan

6. Memberikan asupan diet yang tepat

BAB IIIKesimpulan dan Saran

1. Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita maupun pria, yang sering kali di sebabkan oleh merokok.

2. Setiap tipe timbul pada tempat atau tipe jaringan yang khusus, menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda, dan perbedaan dalam kecenderungan metastasis dan prognosis.

3. Karena tidak ada penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah pada pencegahan misalnya dengan berhenti merokok karena perokok mempunyai peluang 10 kali lebih besar untuk mengalami kanker paru di bandingkan bukan perokok, dan menghindari lingkungan polusi

4. Pengobatan pilihan dari kanker paru adalah tindakan bedah pengangkatan tumor. Sayangnya, sepertiga dari individu tidak dapat dioperasi ketika mereka pertama kali didiagnosa.

5. Asuhan keperawatan pascaoperasi klien setelah bedah toraks berpusat pada peningkatan ventilasi dan reekspansi paru dengan mempertahankan jalan nafas yang bersih, pemeliharaan sistem drainage tertutup, meningkatkan rasa nyaman dengan peredaran nyeri, meningkatkan masukan nutrisi, dan pemantauan insisi terhadap perdarahan dan emfisema subkutan.

SARAN.1. Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker Paru diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.

2. Informasi atau pendidikan kesehatan berguna untuk klien dengan kanker paru misalnya mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, memperhatikan lingkungan kerja terkait dengan polusinya.

3. Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta2. Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.3. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.4. Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2, EGC, Jakarta. Carpenito, L. J. 1995.Buku Saku : Diagnosis Keperawatan. Edisi ke-6.Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta5. Elizabeth, J. Corwin.2008.Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECGLong, Barbara C. 1996.Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung.Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988.Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit.Jakarta : EGC.6. Suryo, Joko. 2010.Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First, J.C.E. 1999.Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta

Laporan tutor Blok RespirasiSkenario kasus IIICa Paru

Oleh kelompok I :Febri tri harmokoVivi nopriyantiNova yuninda G.Putrinugraha wanca A.Reski yunisa M.Nurul armaliaInggar susaktiPorizonaWitraCucup pradilaMusri sofiati

Program studi Ilmu KeperawatanFakultas kedokteran dan ilmu kesehatanUniversitas jambi 2014