Top Banner
BAB I IDENTITAS BUKU Berikut ini disampaikan identitas buku yang dijadikan sebagai sumber untuk tugas laporan buku pada matakuliah Konsep Dasar PKn, antara lain: 1. Pengarang buku : Drs. H. Isjoni, M.Si. 2. Jumlah halaman : 146 halaman 3. Edisi/Tahun terbit : Edisi 1/ 2006 4. Penerbit : Yayasan Obor Indonesia 5. Kota terbit : Jakarta 6. Riwayat singkat penulis : Drs. H. Isjoni, M. Si adalah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (MP) Universitas Riau dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau. Tokoh yang satu ini tidak asing lagi bagi masyarakat Riau, karena hampir sebagian besar daerah Riau sudah dikunjunginya, terutama di dalam mengamati isu dan masalah pendidikan. Kreativitas tulis menulis sudah digelutinya sejak menjadi mahasiswa di jurusan Sejarah FKIP Universitas Riau. Setelah berhasil menggondol gelar SI tahun 1983, selanjutnya ia juga berhasil menyelesaikan S2 pada Bidaang Ilmu Sosiologi-Antropologi Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1997 dengan konsentrasi Antropologi Ekonomi Tradisional. Dan menyelesaikan program doktor (Ph.D) bidang Falsafah Pendidikan pada Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Kuala Lumpur. Sejak tahun 2003 dipercaya menjadi Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Riau. Sosok yang hampir 10 tahun pemah menjadi Kepala SLTP/SMU/SMK Nurul Falah ini sedikitnya 30 buah karya ilmiah di bidang pendidikan, dan menjadi pemakalah berbagai seminar, baik tingkat lokal, nasionai, maupun intemasional. Aktif melakukan penelitian tentang sejarah, biografi Para pejuang, dan komunitas adat terpencil di daerah Riau. Sebagai tokoh intelektual, Isjoni telah berperan penting dalam berbagai organisasi keilmiahan. Di antaranya Ketua Forum Intelektual Kampus Peduli. 1
24

Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

Apr 12, 2016

Download

Documents

Nash Rull

tugas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

BAB I

IDENTITAS BUKU

Berikut ini disampaikan identitas buku yang dijadikan sebagai sumber untuk

tugas laporan buku pada matakuliah Konsep Dasar PKn, antara lain:

1. Pengarang buku : Drs. H. Isjoni, M.Si.

2. Jumlah halaman : 146 halaman

3. Edisi/Tahun terbit : Edisi 1/ 2006

4. Penerbit : Yayasan Obor Indonesia

5. Kota terbit : Jakarta

6. Riwayat singkat penulis : Drs. H. Isjoni, M. Si adalah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(MP) Universitas Riau dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Provinsi Riau. Tokoh yang satu ini tidak asing lagi bagi masyarakat Riau, karena

hampir sebagian besar daerah Riau sudah dikunjunginya, terutama di dalam

mengamati isu dan masalah pendidikan. Kreativitas tulis menulis sudah

digelutinya sejak menjadi mahasiswa di jurusan Sejarah FKIP Universitas Riau.

Setelah berhasil menggondol gelar SI tahun 1983, selanjutnya ia juga berhasil

menyelesaikan S2 pada Bidaang Ilmu Sosiologi-Antropologi Universitas

Padjadjaran Bandung tahun 1997 dengan konsentrasi Antropologi Ekonomi

Tradisional. Dan menyelesaikan program doktor (Ph.D) bidang Falsafah

Pendidikan pada Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Kuala Lumpur.

Sejak tahun 2003 dipercaya menjadi Ketua Lembaga Pengabdian kepada

Masyarakat (LPM) Universitas Riau. Sosok yang hampir 10 tahun pemah menjadi

Kepala SLTP/SMU/SMK Nurul Falah ini sedikitnya 30 buah karya ilmiah di

bidang pendidikan, dan menjadi pemakalah berbagai seminar, baik tingkat lokal,

nasionai, maupun intemasional. Aktif melakukan penelitian tentang sejarah,

biografi Para pejuang, dan komunitas adat terpencil di daerah Riau. Sebagai tokoh

intelektual, Isjoni telah berperan penting dalam berbagai organisasi keilmiahan. Di

antaranya Ketua Forum Intelektual Kampus Peduli.

1

Page 2: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

2

BAB II

RANGKUMAN BUKU

2.1 Meningkatkan Kualitas Pendidikan

a. Indeks Kepedulian PemerintahPendidikan adalah ujung tombak suatu negara, tertinggal atau majunya

sebuah negara, sangat tergantung kondisi pendidikannya. Semakin berkembang

pendidikan suatu negara, maka semakin besar dan majulah negara tersebut.

Negara makin maju dan berkembang bila sektor pendidikan sebagai kunci

pembangunan menjadi Skala prioritas. Negara besar dan berkembang menyadari

bahwa pembangunan sektor pendidikan amat perlu dinomorsatukan. Pemerintah

mereka tidak segan-segan menargetkan 30-40 persen dari anggaran belanja negara

untuk sektor pendidikan.

Tentunya kita bertanya untuk negeri ini, apakah mungkin pemerintah

memberikan persentase sebesar itu? Akan tetapi undang-undang sudah

memberikan rambu-rambu yang merupakan kesepakatan bersama, bahwa alokasi

untuk sektor pembangunan pendidikan 20 persen dari anggaran pendapatan

belanja, baik. untuk pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota. Besar anggaran

pendidikan tersebut sebagai salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan di republik ini memang sedang diuji.

Dari masa ke rasa kebijakan pemerintah selalu mengotak-atik dan menguji coba

sistem pendidikan. Itulah kebijakan turun-temurun dari satu pemerintahan ke

pemerintahan berikutnya.

Angin segar bertiup kencang, yakni diberlakukannya kebijakan pemerintah

melalui sistem desentralisasi. Dampak dari desentralisasi adalah pelimpahan

wewenang dan otoritas pemerintah pusat kepada daerah. Selama ini pemerintahan

pusat dengan sikap arogannya selalu bersikap pilih kasih dan diskriminatif. Hal ini

terlihat dari tidak meratanya semua sektor pembangunan, terutama pembangunan

di kawasan Pulau Jawa dengan luar Jawa. Menjadi tugas kita agar dengan otonomi

daerah berupaya mengejar ketertinggalan di semua sektor, terutama pembangunan

Page 3: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

3

sektor pendidikan, Semangat otonomi daerah berdampak pula kepada otonomi

pendidikan yang merupakan implementasi dari Manajemen Berbasis Sekolah. Hal

ini merupakan kebijakan baru pemerintah di sektor pendidikan yang mesti

didukung semua pihak.

Kondisi riil pendidikan di negeri ini sungguh sangat memprihatinkan, dapat

dirasakan di setiap jenjang dan jenis pendidikan. Apalagi kalau kita melihat

kondisi pendidikan di berbagai daerah terpencil, pedalaman, pesisir, bagaimana

anak-anak usia sekolah yang seharusnya memiliki hak untuk mengecap

pendidikan yang layak, ternyata jauh dari harapan. Banyak anak didik bekerja

membantu orang tuanya untuk memenuhi hidup dan kehidupan keluarga daripada

belajar di sekolah. Sebagian lagi terlihat bermain, seolah-olah itu pengetahuan

bukan menjadi beban bagi mereka, pendidikan bukan menjadi impian yang harus

diraih. Akan tetapi pikiran mereka seolah-olah pendidikan tidak memberikan nilai

tambah dan tidak menjanjikan.

Pembangunan pendidikan hendaknya diarahkan kepada beberapa sektor

yang merupakan kebutuhan mendasar, karena langsung memberikan dampak

terhadap peningkatan mutu pendidikan. Pertama sarana dan prasarana pendidikan,

meliputi pembangunan ruang belaiar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar

beserta perangkat pendukungnya, ruang laboratorium, perpustakaan, komputer,

pusat sumber belajar, dan termasuk rumah guru, kepala sekolah, peniaga sekolah,

WC guru dan murid. Kedua, sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan dengan

pengadaan alat dan media pembelajaran, untuk bidang IPA, IPS, Bahasa, dan

bidang lainnya. Selanjutnya seperangkat alat praktek laboratorium (IPA,

Matematika, IPS, Bahasa), buku-buku pegangan guru dan siswa di semua jenjang

dan jenis pendidikan serta buku-buku untuk perpustakaan. Mungkin perlu pula

seperangkat peralatan IT, penggunaan teknologi pembelajaran berbasis web, dan

sebagainya.

Ketiga, pembangunan SDM. Kondisi SDM kita masih rendah, karena itu

perlu ditingkatkan. Program Wajib Belajar lebih cepat diharapkan tahun 2008

tuntas, demikian pula SDM guru perlu pula ditingkatkan kualifikasi

pendidikannya, mulai dari guru SD, SMP, sampai SMA/SMK. Keempat,

pembangunan sektor Pendidikan Luar Sekolah, mengingat jumlah anak-anak

Page 4: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

4

putus sekolah cukup tinggi. Bagi mereka yang tidak ingin melanjutkan pendidikan

untuk Wajib Belajar, diberikan kesempatan untuk mengikuti kursus keterampilan

yang diselenggarakan melalui PLS.

Kelima., pembangunan life skill, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal

ini sebagai modal awal bagi mereka yang karena faktor ekonomi, sosial budaya

tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, maka dengan berbekal life

skill yang dikembangkan di sekolah akan menjadi modal awal bagi mereka untuk

membuka usaha sendiri. Banyak hal sebenarnya yang perlu menjadi perhatian

pemerintah daerah dalam pembangunan sektor pendidikan. Kita tidak ingin

kemelut ini berlarut-larut, perlu gerak cepat sehingga kita mampu dengan

kekuatan bersama untuk membangun SDM melalui pembangunan pendidikan.

b. Pokok-pokok BahasanBerbicara tentang pelaku pendidikan, maka beberapa pihak secara langsung

terlibat dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran, Ada yang langsung

sebagai pelaku dan ada pula yang tidak secara langsung. Namun, semuanya

merupakan titik sentral dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran.

Pelaku langsung, misalnya para guru, di sernua dan tingkat pendidikan dan bidang

studi, dan kepala sekolah, baik umum maupun agama. Sedangkan pelaku tidak

langsung pendidikan yang tidak kalah pentingnya berkenaan dengan tanggung

jawabnya dalam mewujudkan pendidikan bermutu adalah komite sekolah, orang

tua, maupun masyarakat, atau dengan kata lain disebut dengan stakeholder.

Ada tujuh aspek yang dijadikan pertimbangan dalam pembangunan

pendidikan, yakni: (1) pengadaan guru, (2) pengadaan dan peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan, (3) pengembangan kurikulum, (4) peningkatan kualitas

pendidikan, (5) peningkatan profesionalisme dan tanggung jawab terhadap

profesi, (6) peningkatan kesejahteraan guru, dan (7) pemberdayaan masyarakat.

Misalnya, pengadaan tenaga guru, secara logika bagaimana kita dapat

mewujudkan pendidikan bermutu, kalau tenaga guru sangat kurang. Sangat

mustahil pendidikan kita baik, kalau gerbng terdepan dalam pendidikan masih

sedikit dan kualitasnya sangat kurang. Oleh karena itu, upaya untuk mencetak dan

meningkatkan kualitas guru haruslah menjadi program prioritas pemerintah.

Page 5: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

5

Begitu pun dengan maju dan mundurnya pendidikan, bahwa pendidikan

bermutu tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

dalam rnewujudkan pendidikan bermutu perlu didukung, masyarakat diberikan

kesempatan dan peluang dalam penyelenggaraan pendidikan, dan. inilah yang

disebut dengan pendidikan berbasis masyarakat (community based education).

Beberapa pokok persoalan menjadi persoalan pendidikan di negeri kita, dan

ini akan selalu menjadi bahan diskusi yang tidak akan pernah selesai. Ini menjadi

perhatian pengambil keputusan untuk menentukan langkah-langkah strategis

untuk kemajuan pendidikan di masa depan.

c. Menata Perencanaan StrategisMengapa diperlukan perencanaan dalam pembangunan pendidikan?

Perencanaan itu sendiri terrnasuk dalam proses suatu organisasi, dan secara hakiki

merupakan proses administrasi pendidikan. Perencanaan merupakan suatu

langkah persiapan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan

tertentu. Proses penyusunan suatu rencana yang harus diperhatikan ialah

menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan, yaitu dengan

mengumpulkan data, rnencatat, dan menganalisis data serta merurnuskan suatu

program kerja. Kalau demikian halnya, maka perencanaan merupakan salah satu

cara hakiki suatu kelembagaan. Tanpa suatu perencanaan, maka pelaksanaan

program, atau suatu kegiatan akan mengalami kesulitan, bahkan tidak mustahil

akan menemui kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, Selanjutnya,

perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan selama

kegiatan administrasi itu berlangsung. Dalam perencanaan pendidikan, ada dua

hal yang perlu menjadi perhatian kita,.yakni tujuan dan sarana.

Setiap organisasi memerlukan suatu perencanaan. Tanpa perencanaan

tentunya apa yang dilakukan akan tidak optimal. Mungkin saja hasil yang

diharapkan tidak sesuai dengan yang diinginkan dan tidak mustahil berakibat

amburadul. Demikian pula dengan perencanaan pendidikan. Kondisi pendidikan

tidak dapat direka-reka dan diterka dengan suatu perkiraan. Pembangunan sektor

pendidikan harus melalui mekanisme yang jelas, karena kondisi pendidikan penuh

dengan carut marut, kusut masai, ibarat benang kusut, buah simalakama, ada lagi

Page 6: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

6

dikatakan pendidikan rusak-rusakan. Sungguh ironi kondisi pendidikan di negeri

kita ini.

Oleh karena itu, tanpa perencanaan strategis, maka mustahil kita akan dapat

meningkatkan mutu pendidikan kita. Kita akan tetap terpuruk dan tertinggal

dengan dunia global, berada pada posisi terendah di berbagai belahan dunia. Hal

ini tidak mungkin kita biarkan, kita harus mencari solusi dan berbagai alternatif

pemecahan dilakukan. Perlu perencanaan strategis dalam pembangunan

pendidikan dilakukan, di mana harus dimulai. Sekurang-kurangnya ada empat hal

yang menjadi perhatian kita.

Pertama, dimulai dari alokasi dana, Mana rnungkin kita mampu

meningkatkan mutu pendidikan dengan baik, bila tidak ditunjang oleh alokasi

dana memadai. Selama ini alokasi dana untuk sektor pendidikan sangat tidak

memadai, yakni tidak 1ebih dari 7 persen dan APBN maupun, APBD. Hanya

beberapa daerah saja yang melebihi target, itu pun bisa dihitung dengan jari.

Bagaimana dengan minimnya alokasi dana kita dapat meningkatkan kualitas guru,

mengangkat guru, membangun sarana dan prasarana pendidikan dan

pembelajaran, apalagi untuk menaikkan kesejahteraan guru? Oleh sebab itu, solusi

pertama ini adalah meningkatkan alokasi dana untuk sektor pendidikan seperti

diamanatkan UU sebanyak 20 persen, baik APBN maupun APBD.

Kedua, dari manusianya, lebih ditekankan pada SDM-nya, kalau di sekolah

tidak lain guru dan kepala sekolah. Guru adalah orang pertama dan utama dalam

pencerdasan anak bangsa, Di tangan gurulah terletak arah dan tujuan masa depan

anak bangsa. Guru yang berkualitas akan memberikan yang terbaik kepada murid-

muridnya, demikian pula sebaliknya. Maju dan mundurnya mutu pendidikan juga

menjadi salah satu tanggung jawab guru.

Selain itu, aparat atau birokrat pendidikan juga ikut memberi warna

terhadap gelapnya nuansa pendidikan kita. Karena masih banyak birokrat

pendidikan yang salah kaprah, lebih mementingkan kepentingan pribadi

dibandingkan untuk masyarakat luas, lebih berorientasi kepada rnateri atau

proyek. Tidak menjadi rahasia umurn lagi bahwa birokrat pendidikan telah ikut

rnenodai mutu pendidikan kita. Solusi yang dilakukan ialah dengan memberikan

stressing kepada guru agar dapat meningkatkan mutu pembelajarannya. Upaya

Page 7: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

7

yang dilakukan ialah dengan memberikan berbagai diklat/workshop secara terus-

rnenerus dan memberikan kesempatan kepadanya untuk melanjutkan pendidikan

guna meningkatkan kualifikasi pendidikan. Bagi birokrat pendidikan, kiranya

perlu ditingkat kan kepengawasan atau pengendalian secara bertanggung jawab,

baik bersifat eksternal rnaupun internal.

Ketiga, sarana dan prasarana. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kondisi

sarana dan prasarana pendidikan dan pembelaiaran di negeri kita sungguh sangat

memprihatinkan. Banyak ruang belajar yang sudah rentan tidak layak untuk

digunakan dalam proses pendidikan dan pembelajaran, Banyak ruang belajar yang

tidak memenuhi persyaratan, sehingga bila kita melihat di berbagai desa, maka

terlihat oleh kita kondisi bangunan sekolah yang amat rnemilukan hati kita. Belum

lagi kondisi sarana dan prasarana pernbelajaran seperti laboratoriurn dan

perpustakaan sekolah. Solusi yang dilakukan adalah membangun ruang belajar

baru atau merenovasi ruang belajar lama, dan pengadaan sarana laboratorium dan

perpustakaan, karena dua hal ini mendukung peningkatan mutu hasil belajar

murid.

Keempat, adalah manajerial. Hal ini lebih fokus menjadi tanggung jawab

sernua komponen persekolahan. Orang pertama yang bertanggung jawab adalah

kepala sekolah, karena kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi. Bila kepala

sekolah mampu memainkan posisinya sebagaimana mestinya, maka jalannya

organisasi sekolah akan lancar dan tidak akan terjadi ketidakpuasan di antara

komponen sekolah. Manajerial dalam konteks ini dapat pula diidentikan dengan

manajernen pendidikan dan manajemen sekolah. Mengapa terjadi unjukrasa,

ketidaksenangan komponen sekolah dengan kepala sekolah, salah satu disebabkan

tersendatnya pilarisasi manajerial tersebut. Oleh sebab itu, solusi yang dapat

dilakukan adalah melakukan sosialisasi apa yang disebut dengan Manajemen

Mutu Terpadu (Total Quality Management) yang diikuti oleh semua komponen

sekolah, mereka harus tabu peran dan fungsi mereka masing, agar administrasi

dan manajemen sekolah dapat lebih efektif. Hal-hal tersebut kiranya menjadi

perhatian dalarn perencanaan strategis pendidikan, di samping faktor lainnya

seperti controlling, coordinating, dan lain sebagainva.

Page 8: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

8

d. Standarisasi Pendidikan KitaNegeri kita baru saja rnelaksanakan Ujian Akhir Nasional (UNAS) bagi

pendidikan SLTP dan SLTA dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) bagi SD. Hampir di

semua daerah dan lingkup nasional hasil UAN dan UAS menjadi pembicaraan

hangat karena rendahnya prestasi yang diraih. Akibatnya, Menteri Pendidikan

Nasional di tingkat pusat dan Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten/kota,

dituding sebagal pihak yang bertanggung jawah atas hasil UAN dan UAS yang

melorot, Hasil UAN dan UAS pun menjadi penilaian terhadap mutu pendidikan

yang disebut terperosok mendekati jurang kehancuran.

Guru merupakan komponen pertama yang dituding sebagai pihak yang

bertanggung jawab secara moral terhadap basil UAN dan UAS yang merosot

tersebut. Banyaknya siswa yang tidak lulus disebabkan oleh ketidakrnampuan dan

etos kerja guru yang rendah. Guru dianggap lebih mementingkan tugas sampingan

daripada togas pokoknya. Di sisi lain, nilai UAN seperti sudah menjadi standar

nasional. Semua sekolah di Indonesia ditetapkan dengan standar yang sama, yakni

4,26. Bila hasil capaian siswa melebih dari standar tersebut, maka siswa

dinyatakan lulus, dan berhak mendapatkan ijazah. Bagi mereka yang belurn

mencapainya diharuskan untuk mengulang, jadi masih ada kesempatan bagi

mereka.

Hakiki dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional ini sebenarnya, setidak-

tidaknya menurut Benyarnin Bloom apa yang disebut dengan domain kognitif,

domain afektif, dan domain psikomotor. Ketiga domain inilah sebenarnya kunci

dari keberhasilan pendidikan seperti apa yang tersirat dan tersurat dalam sistem

pendidikan nasional. Domain "kognitif" identik dengan fungsi pendidikan dalam

kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan tujuan pendidikan seperti berilmu

dan cakap. Karena kognitif itu diartikan sebagai "pengetahuan", maka bila siswa

telah rnenyelesaikan suatu proses permbelajaran, ia akan memiliki kemampuan,

murid pandai cerdas. dan memiliki wawasan intelektual.

Domain, "afektif" seperti tersirat dalam fungsi pendidikan nasional,

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan tujuan

Page 9: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

9

pendidikan nasional menjadikan peserta didik manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Mahn Esa, berakhlak mulia, demokratis dan

bertanggung jawab. Bila si murid telah menyelesaikan suatu proses pembelajaran,

maka ada perubahan perilaku si murid. Murid akan melakukan sesuatu didasarkan

atas pikiran dan perilaku mulia, sehingga ia memiliki kepribadian luhur, etika

moral, dan rasa tanggung jawab.

Domain "psikomotor" seperti tersirat rnelalui fungsi dan tujuan pendidikan,

ialah mampu mengernbangkan kemampuan, kreatif dan mandiri. Ini berarti bahwa

bilamana murid sudah menyelesaikan suatu proses pembelajaran, maka ia mampu

melakukan sesuatu, menunjukan sesuatu atas prestasinya dan unjuk kemampuan.

Psikomotor itu sendiri diartikan "keterampilan", dan mernbentuk murid-murid

yang memiliki jiwa mandiri, kreatif, sehingga tercipta jiwa kemandirian dan tidak

tergantung semata-mata kepada orang lain. Dari penjelasan di atas dapat

disimpulkan. bahwa dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran yang

dilakukan guru, maka murid mampu memahami dan rnengetahui, apa yang

sebelumnya tidak dipahami dan diketahui. Selanjutnya akan terjadi perubahan

perilaku, kemudian penuh kreatif dan inovatif serta mampu melakukan sesuatu,

dan hasil inilah sebenarnya hakiki dari keberhasilan pendidikan. Jadi, bukan

hanya domain kognitif saja sebagai (dasar untuk menentukan indikator

keberhasilan pendidikan, sebagai yang kita pahami selama ini.

Kita ingin agar hasil UAN dan UAS meningkat, dan sebagai guru tentu

mereka sudah melakukan yang terbaik kepada murid-muridnya. Sekolah juga

memiliki strategi bagaimana hasil UAN dan UAS meningkat, demikian pula

orang tua juga tak kalah sengitnya melakukan hal yang sama. Namun, sebenarnya

banyak faktor penentu dalam keberhasilan UAN dan UAS tersebut. Faktor-faktor

tersebut meliputi pernahaman tentang kurikulurn, kualitas dan kuantitas guru,

kesejahteraan guru, sarana media pembelajaran, laboratorium, perpustakaan, buku

paket, orang tua, masyarakat, lingkungan sekolah, dana, ruang belajar, rumah

guru, dan lain sebagainya

Page 10: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

10

2.2 Saatnya Meninggalkan Pola Lama

a. Kemitraan Dengan Pihak LuarSekolah merupakan tempat menuntut ilmu pengetahuan dan wadah untuk

mengernbangkan keterampilan dan insitusi cialarn proses perubahan sikap dan

perilaku Para peserta didik. Sekolah juga merupakan lembaga pembudayaan

menuju inanusia berbudaya, berkarya dan karsa, sehingga output lembaga sekolah

adalah SDI yang berkualitas, dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah.

Pengembangan sekolah tidak dapat dilakukan secara sendiri, rnustahil suatu

sekolah akan berkembang bila tidak didukung lembaga atau pihak-pihak lain.

Pihak lain yang dimaksud itu adalah mitra sekolah berupa dunia usaha, persatuan

orang tua murid, LSM, bahkan sekarang lebih dikenal apa yang disebut komite

sekolah. Kemitraan antara sekolah dengan pihak-pihak yang disebutkan di atas,

sangat perlu dilakukan, karena mengembangkan sekolah tidak hanya cukup atas

kekuatan sendiri. Tidak mungkin pengembangan sekolah hanya didasarkan dari

dana yang diperoleh melalui masyarakat, berdasarkan uang sekolah dari anak

murid mereka saja, karena hal ini tidak akan bertahan lama. Selagi murid-

muridnya banyak dan proses pembelajaran efektif, dan masyarakat masih percaya

akan kualitas sekolah yang bersangkutan, tentunya umur sekolah bisa langgeng.

b. Peran Pengawas SekolahPeningkatan mutu pendidikan tidak akan terlepas dan efektif atau tanpa

peran pengawas. Tugas pengawas adalah melakukan supervisi, yakni suatu cara

untuk menstimulasi, mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinu

pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun kolektif agar

lebih mengerti dalam rnewujudkan seluruh fungsi pengajarana. Supervisi juga

dapat diartikan suatu bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar

mengajar di sekolah akan lebih baik. Kondisi belajar rnengaiar akan sangat

tergantung pada keterampilan dan pembinaan yang dilakukan kepada guru-guru

dan seorang pengawas. Siapa yang disupervisi, tidak lain adalah guru-guru di

sekolah, termasuk di dalamnva semua komponen yang ada di sekolah. Siapa

pengawas, tidak lain adalah petugas yang melakukan supervisi di sekolah, Apa

yang perlu dilakukannya? Memberikan pembinaan, bimbingan serta solusi iika

Page 11: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

11

ada kelemahan dan kejanggalan yang terdapat pada guru di kala melakukan proses

pembelajaran, kelengkapan perencanaan pengajaran misalnya Program Semester,

Program Satuan Pelajaran, Rencana Pelajaran, dan evaluasi, dan lain sebagainya.

Tidak hanyaa terhadap guru, para pengawas iuga memiliki tanggung jawab moral

memberikan masukan untuk evaluasi saja, padahal ada hal-hal yang tidak sesuai

dengan kaedah yang berlaku. Dampaknya, semua pengawas dianggap tidak

mampu, dan karena itu dengan sendirinya mengurangi wibawa dan karisma sang

pengawas secara makro, walaupun dilakukan oleh oknum pengawas.

Apa yang menjadi kewajiban pengawas tidak lain adalah tugas vang harus

diembannya. Pengawas menjadi salah satu penentu dalam mewujudkan

pendidikan bermutu. Keria sama antar pengawas dengan sekolah sangat

diharapkan. Kedua belah pihak diharapkan memiliki semangat kerja yang tinggi

dan menjadi suatu tim yang solid, saling bekerja sama dalam

menumbuhkembangkan nuansa sekolah. Banyak tuntutan yang dibebankan

kepada pengawas, akan tetapi perlu diingat, bahwa secara struktur keberadaan

pengawas tidak jelas. Alur dan garis lininya dengan Dimas Pendidikan Kabupaten

dan Kota setakat koordinasi. Tugas pokok dan fungsi perlu didudukkan. Perlu

dikaji ulang tentang Strktur Organisasi Tatalaksana Dinas Pendidikan. sehingga

jelas tanggung jawab .pengawas tersebut. Pada tingkat provinsi jabatan pengawas

setara Kasubdin/kabag, lingkup kegiatan sebagai koordinasi dengan pegawas yang

ada di tingkat kabupaten dan kota. Otonomi daerah lebih ditekan pada kabupaten

dan kota, maka tentunya struktur pengawas sejalan dengan jabatan struktural yang

berlaku di tingkat kabupaten dan kota. Pemerintah juga rnemberlakukan sama

akan hak yang mesti diterima oleh pengawas dengan guru, misalnya biaya untuk

transportasi, baju seragam, tunjangan hari raya, dan insentif lainnya. Karena tugas

pengawas cukup berat dan beban moral yang diembannva, maka wajar kiranya

secara bertahap mereka disediakan transportasi berupa sepeda motor. Apalagi para

pengawas yang melakukan pembinaan terhadap sekolah-sekolah di desa-desa

terpencil, maka kendaraan dinas ini diperlukan untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagai pengawas

Page 12: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

12

c. Penelitian Tindakan KelasMelakukan penelitian atau pengkajian sebagai salah satu syarat untuk

kenaikan pangkat, maka tidak mustahil lembaga ini ada di setiap sekolah. Kalau di

Departemen Pendidikan Nasional kita mendengar Badan Penelitian dan

Pengembangan P'endidikan (Balitbang), maka tentunya di tingkat sekolah

mestinya ada. Untuk mendukung pelaksanaan paradigma baru dalam sistem

pendidikan dan pengembangan SDM, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan

penelitian dan pengembangan terutama dalam hal model-model kurikulurn dan

pembelajaran yang mendukung pendidikan akademik dan keterampilan,

penggunaan media elektronik dan komunikasi dalam pendidikan, sistem penilaian

dan pengendalian mutu pendidikan, sistem pelatihan dan pengembangan staf

(SDM), manajemen pendidikan berbasis sekolah, sistem pembiayaan pendidikan,

dan inovasi lain yang relevan. Program rekapitulisasi mencakup penyediaan dana

penunjang kegiatan penelitian dan pengembangan termasuk penyelenggaraan

program rintisan (pilot project) tentang inovasi pendidikan, atau pengembangan

sekolah model unggulan, dan sebagainya. Program ini untuk dilaksanakun oleh

lembaga pendidikan (sekolah) maupun perguruan tinggi (LPTK). Program

rekapitulisasi untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan

pendidikan mencakup:

a. Penyediaan dana bagi LPTK untuk memberikan bantuan konsultasi dalam

pengembangan program pendidikan yang inovatif bagi sekolah-sekolah dan

madrasah terutarna dalam melaksanakan desentralisasi pendidikan: menyusun

kurikulum, evaluasi hasil belajar, dan manajemen berbasis sekolah (school

based management).

b. Menyediakan dana penelitian tindakan (action research) dalam bidang

pembelajaran (KBM) bagi guru dan dosen

Tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek

yang diteliti. Subjek penelitian tindakan ini dapat dilakukan di kelas, sehingga

dikenal dengan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan

penelitian terpakai (applied research), artinya penelitian yang dilakukan guru

dapat rnemberikan nilai tambah. dan rnasukan untuk perbaikan. Perbaikan

menyangkut proses pembelajaran, kurikulum yang berlaku, pendekatan dan sistem

Page 13: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

13

penilaian, dan sebagainya. Beberapa kern tau penelitian ini anima lain: (1) peneliti

atau guru tidak perlu meninggalkan tugas atau ternpat mengajar; (2) dapat

dilakukan kapan saja dan tidak memerlukan biaya tinggi; (3) dapat dirasakan hasil

penelitian yang telah direncanakan; dan (4) bila treatment (perlakuan) dilakukan

pada responden, maka responden dapat merasakan hasil treatment dari penelitian

tersebut.

Penelitian tindakan kelas sebenarnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari tugas dan kewajiban seorang guru. Melalui pengarnatan atas beberapa

fenomena di lapangan, baik menyangkut tentang diri anak didik, guru, kepala

sekolah, sarana dan prasarana pembelajaran, strategi belajar mengajar, evaluasi,

perencanaan pembelajaran, kondisi laboratorium dan perpustakaan sekolah, minat

membaca siswa, disiplin sekolah, dan sebagainya. Guru sebagai peneliti dalam

tindakan kelas dapat memberikan kontribusi langsung kepada subjek didik dan

perbaikan dunia pendidikan. Karena melalui perlakuan yang berupa tindakan

langsung dan terencana untuk memecahkan persoalan dunia pendidikan dan

pembelajaran, maka akan berdampak terhadap anak didik itu sendiri dan dunia

pendidikan umumnya. Penelitian tindakan kelas secara hakiki adalah mewujudkan

proses penelitian yang memiliki daya guna dan bermanfaat untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah.

d. Mendongkrak Kualitas GuruDalam pengamatan saya, salah satu fenomena rendahnya pendidikan kita

dengan rendahnya SDM para guru. Kondisi tersebut ditambah pula dengan

terbatasnya sarana dan letak geografis yang sangat tidak mendukung. Jujur saia

kita melihat kebanyakan mahasiswa yang masuk ke Fakultas Keguruan dan ilmu

Pendidikan (FKIP) misalnya, bukanlah menempatkan itu pada pilihan pertama.

Rata-rata mahasiswa masih memilih FKIP pada pilihan kedua sebagai jawaban

"daripada-daripada", Bahkan, bagi yang mengambil pilihan ilmu Pengetahuan

Campuran (IPC) pada saat Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan

tiga pilihan, maka FKIP pasti meniadi. pilihan ketiga.

Sedikit .sekali yang menyebut FKIP sebagai pilihan pertama. ini bisa

dibayangkan, bahwa menjadi guru bukanlah pilihan pertarna mereka. Oleh

Page 14: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

14

karenanya, tidak aneh dalam belajar pun tampak efek dominonya. Mungkin saja

dalam pandangan rnereka, guru bukanlah profesi yang menjanjikan masa depan.

Sehingga tidak jarang, pada akhirnya kuliah menjadi ajang mendapatkan prestise

saja. Pengaruh negatif itu pun akhirnya berlanjut. Setelah tamat dan memasuki era

baru, yakni menghadapi lapangan pekeriaan sangat sulit, akhirnya dengan sangat

terpaksa mereka pun melamar menjadi guru, walaupun itu hanya guru honor.

Realita ini sungguh luar biasa dampaknya pada dunia pendidikan kita, apalagi

kalau kita bicara masalah mutu. Sebab, logika dasarnya saja, untuk mendapatkan

output yang bagus, tentunya harus diawali dengan input yang bagus pula. Ke

depan menjadi tugas kita semua melakukan upaya maksimal agar hal ini tidak lagi

terjadi. Pemerintah sudah harus punya kebijakan yang jelas dalam hal ini.

e. Pembentukan Karakter AnakSistem pendidikan nasional menyisakan keterpurukan di sektor pendidikan,

membentuk SDM yang sarat dengan ilmu pengetahuan; kaya ilmu, intelektual,

bernas, berwawasan, dan menciptakan manusia superior. Dengan kata sistem

pendidikan kita selama ini lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada

penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah

dinomorduakan. Apa yang terjadi? Terbentuknya pribadi yang miskin tata krama,

sopan santun, dan etika moral. Sekolah adalah salah satu lembaga yang

bertanggung jawab terhadap pernbentukan karakter pribadi anak (karakter

building), karenanya di sini peran dan kontribusi guru sangat dominan. Sebagai

suatu lembaga, sekolah memiliki tanggung jawab moral bagaimana anak didik itu

menjadi pintar dan cerdas sebagaimana diharapkan oleh orang tuanya. Guru

berperan sebagai pemberi ilmu pengetahuan (resource knowledge), tentunva

semua kemampuan yang dimiliki disarnpaikan kepada anak didiknya. Bila anak

didik memiliki nilai bagus dan berhasil memperoleh prestasi, hal itu merupakan

suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang guru.

Hal ini menunjukkan metodologi dan keterampilan mengajar guru patut

dihargai, karena telah mampu membawa anak menginginkan keluaran sumber

daya manusia bermutu. Pendidikan budi pekerti lebih menitikberatkan kepada

watak, perangai, perilaku atau dengan kata lain tata krama dan etika. Jadi,

Page 15: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

15

pendidikan budi pekerti secara sederhana diartikan penanaman nilai-nilai akhlak,

tata krama, bagaimana berperilaku yang baik kepada seseorang. Masih segar

dalam ingatan kita pada tahun 1960-an diajarkan mata pelajaran akhlak.

Pendidikan akhlak pada waktu itu merupakan bagian dan tidak terpisahkan dan

bidang studi agama, tapi diajarkan secara terpisah. Selain itu diajarkan pula

pelajaran tauhid, dan sebagainya. Secara hakiki mata pelajaran akhlak identik

dengan pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti lebih menitikberatkan

kepada implementasi dan aplikasi huhungan dan relasi sosial anak didik dalam

hidup dan kehidupan sehari-hari. Bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan

Yang Maha Esa, hubungan manusia dengan manusia dan makhluk lainnya,

bagaimana bersikap dan berperilaku dengan orang tua, guru, dan dengan teman di

sekolah maupun dengan tetangga, serta bagairnana hubungan sesama keluarga.

Demikian pula bagaimana fungsi orang tua dalam keluarga, peran dan tugas

anak dalam keluarga, bagaimana cara berbicara dengan orang tua, guru, dengan

kawan, demikian juga cara bergaul, dan lainnya sebagainya. Yang jelas

pendidikan budi pekerti lebih memfokuskan bagaimana anak didik memiliki sikap

dan tata krama yang baik, dan memiliki nilai positif di dalam hidup dan kehidupan

sehari-hari. Kita menginginkan pendidikan budi pekerti mutlak diberikan kepada

anak dan akan lebih baik jika dijadikan sebagai salah satu bidang studi atau mata

pelajaran vang diajarkan kepada anak

2.3 Menjadi Pendidik di Era Global

Di Zaman serba global saat ini, dapat dikatakan hampir tidak ada batas yang

jelas antara bangsa satu dengan bangsa lain, peradaban satu dengan peradaban

lainnya. Budaya suatu bangsa dengan budaya bangsa lainnya. Manusia bisa

dengan mudah “berbaur” dengan manusia lain di berbagai belahan bumi ini.

Aktivitas manusia yang dilakukan di benua Amerika pada detik ini, bisa diketahui

bahkan diikuti oleh manusia lain yang ada di benua Asia, Eropa, Afrika maupun

Australlia Kenyataan ini tentu menuntut sumber daya manusia yang mampu

dengan mudah beradaptasi terhadap perubahan zaman.Sumber daya manusia-

sumber daya manusia ini merupakan “produk” dari pendidikan di suatu bangsa.

Page 16: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

16

Apa yang dituntut dari out put pendidikan di era global ini adalah lulusan-

lulusan yang mampu berpikir kritis, memiliki kompetensi dalam pemecahan

masalah, kreatif inovatif, kompeten dalam ICT, komunikatif dan menguasai

berbagai bahasa / multi lingual. Untuk menghasilkan sumber daya manusia

dengan kompetensi tersebut, lembaga pendidikan terutama guru sebagai

"sutradara lapangan" dituntut untuk ‘mengubah’ cara menyelenggarakan

pendidikan dengan cara yang berbeda dengan cara-cara yang selama ini telah

dijalankan.

Pembelajaran di era global menuntut peserta didik mampu berkompetisi

dengan menunjukkan kompetensinya agar mereka hidup sejahtera di era global

ini. Peserta didik harus lebih banyak belajar dengan cara yang berbeda baik

teknik, metoda, sarana prasarana, IT bahkan semangat dan daya juang.

Pembelajaran di era global yang diharapkan adalah pembelajaran yang lebih

berfokus pada peserta didik ( student center ), peserta didik dikondisikan untuk

mampu secara aktif mencari informasi. Pendidikan lebih memberikan rangsangan

agar peserta didik menjadi pembelajar yang aktif. bukan pembelajar yang pasif.

Jadi pembelajaran di era global saat ini sebaiknya dikelola sedemikian rupa

sehingga merangsang, mendorong dan membiasakan peserta didik bisa secara

aktif menggali informasi dari berbagai sumber yang tersedia dan disediakan oleh

guru.

Tuntutan pendidikan di era global ini tak pelak tentu menjadi tuntutan

sekaligus tantangan besar bagi para guru dalam menyelenggarakan pembelajaran.

Guru mau tidak mau, suka tidak suka, setuju tidak setuju harus mengimbangi

tuntutan ini. Guru dituntut untuk benar-benar profesional dalam dalam

mengemban tugas dan fungsinya sebagai sosok pengajar dan pendidik dengan

berbekal kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional secara utuh.

Pertanyaannya adalah? Sudah siapkah Guru-guru Indonesia ini menyelenggarakan

pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan abad 21? Mengingat,

perhatian pemerintah terhadap profesionalisme guru belum lama berjalan tentu hal

ini membutuhkan perjuangan yang sangat luar biasa agar guru-guru yang aktif

saat ini “bersegera” menjadi sosok pendidik dan pengajar yang profesional

mengikuti tuntutan abad 21.

Page 17: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

17

Dan tuntutan terbesar terhadap pemerintah Indonesia adalah bagaimana

pemerintah bisa “merekrut” guru-guru baru ( baik untuk : menggantikan guru-

guru lama yang sudah mencapai usia pensiun atau menambah kekurangan guru )

dengan strategi baru yang tentunya mengikuti perkembangan dan tuntutan abad

21. Pemerintah dituntut tidak “asal-asalan” dalam rekrutmen guru-guru baru ini.

Pilihan tentu harus jatuh kepada calon-calon guru yang mampu berpikir kritis ,

kompeten dalam memecahkan masalah, kreatif-inovatif, komunikatif, menguasai

ilmu pengetahuan, menguasai multi bahasa dan menguasai ICT. Didukung dengan

kompetensi kepribadian, emosional dan spiritual yang stabil.

a. Memenuhi Panggilan TugasSebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru

khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula

dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia

belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang

berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan

keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya. Guru

yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja,

tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki

beberapa tugas, fungsi, dan tugas guru profesional adalah : Menyerahkan

kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-

pengalaman Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan

dasar negara kita Pancasila Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik

sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.

2 Tahun 1983 Sebagai prantara dalam belajar Guru adalah sebagai pembimbing

untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan

bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar

dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan

Page 18: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

18

keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan

adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik

simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau

disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar.

Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam

dalam diri siswa.

b. Dari Mengajar ke MembantuPeran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana

belajar mengajar yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak berprestasi

secara maksimal. Sedangkan tingkat partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan

siswa dalam menyikapi,memahami,mencerna materi yang disajikan dalam proses

belajar. Bagaimanpun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan

tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang

memuaskan. Peranan dan tugas guru seharusnya dipilih dan ditetapkan sebelum

pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami betul

peranannya dalam proses belajar mengajar yang bersifat majemuk, artinya peran

guru tidak hanya satu tetapi lebih dari satu.

Guru sebagai pemimpin akan tampak nyata dalam proses belajar mengajar.

Agar perilaku guru ini berpengaruh baik terhadap proses belajar siswa-siswanya

maka guru dituntut untuk memahamidan mengayati gaya-gaya atau teori-teori

dasar kepemimpinan karena dengan hal demikian melalui cara, metode, gaya

dalam memimpin tipe kepribadiannya akan nampak. Ada bermacam-macam gaya

kepemimpinan yaitu gaya otoriter, demokratis, gaya yang menekankanpemenuhan

kebutuhan pribadi. Keberadaan guru di depan sebagai pemimpin bukan saja

penting secara ideal tetapi juga secara fisik amat menentukan

c. Tantangan Calon GuruDalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, terjadinya revolusi

teknologi informasi merupakan sebuah tantangan yang harus mampu dipecahkan

secara mendesak. Adanya perkembangan teknologi informasi yang demikian akan

mengubah pola hubungan guru-murid, teknologi instruksional dan sistem

pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru dituntut untuk menyesuaikan

Page 19: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

19

hal demikian itu. Adanya revolusi informasi harus dapat dimanfaatkan oleh

bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan bukan sebaliknya justru

menjadi penghambat. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika

yang dilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan berbagai pengalaman para

praktisi pendidikan di lapangan.

Perkembangan teknologi (terutama teknologi informasi) menyebabkan

peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak

lagi akan menjadi satu-satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak

lagi terbatasi oleh ruang dan waktu. Peran guru juga tidak akan menjadi satu-

satunya sumber belajar karena banyak sumber belajar dan sumber informasi yang

mampu memfasilitasi seseorang untuk belajar.Teknologi mempunyai gagasan

mereformasi sistem pendidikan masa depan. Apabila anak diajarkan untuk mampu

belajar sendiri, mencipta, dan menjalani kehidupannya dengan berani dan percaya

diri atas fasilitasi lingkungannya (keluarga dan masyarakat) serta peran sekolah

tidak hanya menekankan untuk mendapatkan nilai-nilai ujian yang baik saja, maka

akan jauh lebih baik dapat menghasilkan generasi masa depan.

Orientasi pendidikan yang terlupakan adalah bagaimana agar lulusan suatu

sekolah dapat cukup pengetahuannya dan kompeten dalam bidangnya, tapi juga

matang dan sehat kepribadiannya. Bahkan konsep tentang sekolah di masa yang

akan datang, menurutnya akan berubah secara drastis.Secara fisik, sekolah tidak

perlu lagi menyediakan sumber-sumber daya yang secara tradisional berisi

bangunan-bangunan besar, tenaga yang banyak dan perangkat lainnya. Sekolah

harus bekerja sama secara komplementer dengan sumber belajar lain terutama

fasilitas internet yang telah menjadi “sekolah maya”. Bagaimanapun kemajuan

teknologi informasi di masa yang akan datang, keberadaan sekolah tetap akan

diperlukan oleh masyarakat. Kita tidak dapat menghapus sekolah, karena dengan

alasan telah ada teknologi informasi yang maju.

Ada sisi-sisi tertentu dari fungsi dan peranan sekolah yang tidak dapat

tergantikan, misalnya hubungan guru-murid dalam fungsi mengembangkan

kepribadian atau membina hubungan sosial, rasa kebersamaan, kohesi sosial, dan

lain-lain. Teknologi informasi hanya mungkin menjadi pengganti fungsi

penyebaran informasi dan sumber belajar atau sumber bahan ajar. Bahan ajar yang

Page 20: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

20

semula disampaikan di sekolah secara klasikal, lalu dapat diubah menjadi

pembelajaran yang diindividualisasikan melalui jaringan internet yang dapat

diakses oleh siapapun dari manapun secara individu. Inilah tantangan profesi

guru. Apakah perannya akan digantikan oleh teknologi informasi, atau guru yang

memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang peran profesinya.

Dunia pendidikan harus menyiapkan seluruh unsur dalam sistim pendidikan

agar tidak tertinggal atau ditinggalkan oleh perkembangan teknologi informasi

tersebut. Melalui penerapan dan pemilihan teknologi informasi yang tepat

(sebagai bagian dari teknologi pendidikan), maka perbaikan mutu yang

berkelanjutan dapat diharapkan. Perbaikan yang berlangsung terus menerus secara

konsisten/konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk memperbaiki

secara terus menerus dunia pendidikan. Adanya revolusi informasi dapat menjadi

tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum siap

menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga

pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih

jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu

pendidikan. Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam

pendidikan harus dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta

bermakna bagi peningkatan mutu pendidikan kita.

d. Menjunjung Kehormatan GuruMengapa peringatan HGI dilakukan tanggal 25 November, bukannya 5

Oktober? Seorang tot oh PB PGRI menjelaskan, hal ini semata-rata karena alasan

praktis. Tanggal 5 Oktober adalah HUT ABRI, dan dalam benak bangsa

Indonesia, 5 Oktober praktis identik dengan hari ABRI. HUT ABRI biasa

diperingati dengan khidmat oleh para prajurit ABRI dan bangsa Indonesia. Jadi,

dianggap kurang tepat jika kedua peristiwa ini diperingati bersama, apalagi Hari

ABRI telah lebih dulu memasyarakat.

Tetapi tidak berarti Indonesia mengelak dari keharusannya untuk

memperingati HGI hanya karena urusan tanggal. Maka tanpa kehilangan nilai

dasarnya, diputuskan bahwa peringatan HGI dilakukan bersarna dengan Hari

Guru/HUT PGRI yang jatuh pada tanggal 25 November.

Page 21: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

21

Esensi dari penerimaan Indonesia terhadap HGI adalah karena memang

semangatnya sesuai dengan pandangan bangsa dan masyarakat kita terhadap guru

sebagai suatu jabatan yang terhomat dan sangat penting. Penggabungan

peringatan ini juga baik, demi penghematan. Memang setiap tahun banyak

peristiwa dan upacara yang berkaitan dengan guru yang dilaksanakan secara

nasional. Pengamatan selama ini memang memberikan kesan, belum semua orang

mengetahui, menyadari, dan mempunyai kornitmen untuk ikut meningkatkan

kehormatan dan mutu guru. Misalnya peranan guru masih dipandang dengan

sebelah mata, kesempatannya untuk baik pangkat dan mengernbangkan karir

dipersulit dengan tuntutan yang ada-kalanya seperti diada-adakan. Semua

kesalahan pendidikan ditimpakan kepada mereka. Guru tidak diperlakukan

sebagai profesional dalarn bidangnya, melainkan ibarat pegawai biasa.

e. Merenda Nasib GuruMeskipun bukan satu-satunya penentu kehormatan dan martabat guru,

kesejahteraan lahir dan batin, merupakan tema sentral dalam banyak pembicaraan

mengenai profesi keguruan selama ini. Para guru sendiri amat peduli dengan soal

ini. Dalam hal ini, ada yang selalu memberikan kesan mendalam setiap kali

memberikan cerarnah, seminar, kunjungan lapangan, atau apa pun dihadapkan

para guru. Betapapun kita habis-habisan berbicara tentang kebijaksanaan

pendidikan nasional, peningkatan mutu, atau yang lainnya, pertanyaan sebagian

besar guru seringkali tidak mengarah pada substansi, rnelainkan kepada apa yang

mereka sebut dengan "nasib guru". Kalau bukan soal gaji dan kesejahteraan, maka

yang muncul adalah soal kenaikan pangkat, kesempatan melanjutkan pondidikan,

bermacam-macam beban yang harus diembannya di sekolah dan di masyarakat

dan sejenisnya. Hal ini menunjukkan bahwa hal-hal tersebut menguasai benak

para guru kita.

Berkenaan dengan kesejahteraan, secara jujur kita akui bahwa guru

umumnya menggantungkan diri pada gaji dan tunjangan yang jumlahnya tidak

begitu besara. Sementara itu, tidak banyak peran serta masyarakat dan swasta

yang secara langsung ikut rneningkatkan kesejahteraan guru. Sebagian di antara

kita malah sering tergoda untuk "memanfaatkan" posisi lemah guru untuk

Page 22: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

22

berbagai macarn kepentingan melalui berbagai macarn pungutan dengan beragam

dalih, kadang kadang disertai ancaman jika guru menolaknya. Apabila karena

keterbatasan anggaran kita mentok dengan urusan gaji guru, maka pilihannya

adalah meningkatkan martabat dan kehormatan guru dengan cara-cara lain.

Cara-cara dimaksud antara lain melalui pemberian kesempatan untuk

pengembangan karir, kemudahan dalam pengurusan kenaikan pangkat,

kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan, perbaikan kondisi kerja di

sekolah, mengurangi beban-beban tambahan di luar hal-hal yang ada kaitannya

dengan tugas mengajar dan mendidik, siswa, dan apresiasi terhadap apa yang

dilakukan oleh guru bagi peserta didiknya. Dengan kata lain ialah.

"Memperlakukan guru sebagai guru" lebih dari sekadar aparat birokrasi biasa.

Terhadap pandangan di atas, mungkin sebagian guru Akan mengatakan

bahwa apa pun yang dikatakan orang tentang dirinya dan profesinya, tidak akan

mengubah status dan nasib mereka. Bagi guru yang berpikiran demikian, yang

penting adalah kesejahteraan mereka mengangkat, dan dengan itu status profesi

mereka pun akan ikut terangkat.

Dengan demikian kebanggaan mereka terhadap profesinya akan meningkat

pula. Pikiran demikian sah-sah saja, karena meskipun tidak sepenuhnya benar,

buruknya tingkat kesejahteraan merupakan ukuran penting martabat suatu profesi.

Apabila ada orang yang mengatakan bahwa pekerjaan profesional adalah "Sell

educated well trained well paid", maka dalam profesi keguruan kita dihadapkan

pada kenyataan yang sangat beragam kondisinya. Sebagian guru kita mungkin

tergolong berpendidikan baik, terlatih dengan baik, dan digaji dengan baik pula.

Sebagian lainnya tergolong guru bermutu

Page 23: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

23

BAB III

ANALISIS ISI BUKU

Buku ini merupakan salah satu buku referensi yang perlu dibaca untuk

menambah wawasan kita tentang pendidikan. Topik yang dibahas dalam buku ini

sangat menarik dan sesuai dengan konteks permasalahan pendidikan bangsa saat

ini. Dari judulnya “Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan” menggambarkan

bahwa ide penulis ingin menekankan bahwa pendidikan adalah jalan utama yang

harus dilalui untuk kemajuan suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju harus

diawali dengan memajukan dunia pendidikan. Bangsa apa dan di mana pun akan

menjadi besar diukur dari SDM-nya. Semakin tinggi peradaban suatu bangsa

maka akan berdampak pula terhadap kualitas SDM-nya. Pembangunan sektor

pendidikan mutlak dilakukan karena secara langsung akan berpengaruh terhadap

hidup dan kehidupan umat manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

semakin luas dan pola pikir berisi, pola tindak, dan pola lakunya. Pembangunan

pendidikan secara hakiki merupakan investasi masa depan. Artinya, hasil yang

diharapkan melalui proses panjang, memerlukan dimensi waktu dan perencanaan

yang matang. Selanjutnya untuk menuju pendidikan bermutu sangat diperlukan

persiapan yang terencana dan terarah.

Investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk

menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga mencakup kualitas manusia

yang berupa pengetahuan, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang.

Makna investasi ini memiliki arti yang relevan dengan pendidikan, karena dengan

adanya pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan kecakapan serta sikap

seseorang akan semakin positif dan bertambah. Siapa saja yang berinvestasi

melalui pendidikan akan merasakan atau memetik manfaatnya dikemudian hari

atau di masa depan dan seseorang itu harus rela berkorban serta menunda

kesenangannya atau keinginannya untuk beberapa saat sesuai dengan kondisi

yang ditempuhnya. Manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama

pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak

Page 24: Laporan Buku (Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan)

24

orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk

membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya ilmu pengetahuan,

teknologi dan keterampilan oleh manusianya sehingga pemerintah lebih mudah

dalam menggerakkan pembangunan nasional.

Buku ini mengupas beberapa masalah pendidikan yang perlu menjadi

perhatian bangsa ini. Mulai dari level atas yakni kaitannya dengan perhatian

pemerintah yang semakin baik terhadap pendidikan ditandai dengan 20%

anggaran bagi pendidikan, hingga ke level terbawah tentang kondisi sekolah-

sekolah di daerah terpencil yang sangat tidak layak. Namun hal itu, saaat ini

berangsur-angsur mulai mengalami perubahan. Begitu pun tentang nasib guru

yang sangat diprihatinkan oleh penulis. Memang sebelumnya profesi guru belum

mendapat perhatian yang baik dari pemerintah. Tapi, sepuluh tahun terakhir telah

menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Pemerintah sangat peduli dengan

nasib guru ditandai dengan pemberian tunjangan fungsional bagi guru. Hal ini

tentu menjadi angin segar bagi profesi guru.

Yang tidak kalah penting dalam pembahasan buku ini, yakni tentang

peningkatan kualitas dan tantangan bagi guru ke depan. Tuntutan pendidikan di

era global ini tak pelak tentu menjadi tuntutan sekaligus tantangan besar bagi para

guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Guru mau tidak mau, suka tidak

suka, setuju tidak setuju harus mengimbangi tuntutan ini. Guru dituntut untuk

benar-benar profesional dalam dalam mengemban tugas dan fungsinya sebagai

sosok pengajar dan pendidik dengan berbekal kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial dan profesional secara utuh.

Ada satu hal yang tidak disetujui dengan ide penulis buku ini, yakni tentang

pendidikan karakter yang dijadikan sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan

di sekolah. Pendidikan karakter seharusnya tidak perlu dijadikan sebagai salah

satu bidang studi di sekolah. Karakter tidak perlu diajarkan dengan buku kepada

para siswa. Tetapi pendidikan karakter diajarkan melalui suri tauladan yang baik

dari para guru kepada siswanya. Pendidikan karakter dapat dimasukan secara

terintegrasi menjadi muatan di semua bidang studi. Dalam pembelajaran berbagai

bidang studi, karakter selalu menjadi muatan, semangat, dan mewarnai proses

pembelajaran bagi siswa.